• Tidak ada hasil yang ditemukan

Terdiri dari kesimpulan saja atau ditambah saran yang diperlukan, dimana :

- Kesimpulan :berisi tentang jawaban terhadap masalah yang diajukan penulis. - Saran : ditujukan kepada pihak

sehubungan dengan penelitian penulis.

Daftar Pustaka Lampiran-Lampiran

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengendalian Kualitas Terpadu

Secara definitive yang dimaksud dengan kualitas atau mutu suatu produk atau jasa adalah derajat atau tingkatan dimana suatu produk atau jasa tersebut mampu memuaskan keinginan dari konsumen. Pengendalian kualitas yang selama ini kita sebut sebagai Quality Control sebenarnya diawali di Amerika Serikat pada tahun 1920 ketika Walter Shewart mengintroduksikan “statistical control charts” untuk mengendalikan suatu proses.

Pengendalian kualitas merupakan suatu system verifikasi dan penjagaan / perawatan dari suatu tingkatan / derajat kualitas produk atau proses yang dikehendaki dengan cara perencanaan yang seksama, pemakaian peralatan yang sesuai, inspeksi yang terus menerus, serta tindakan korektif jika memang diperlukan.

Di dalam suatu aktivitas pengendalian kualitas yang umum dilakukan akan meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

1 Pengamatan terhadap performans atau fungsional produk dan proses. 2 Membandingkan performans atau fungsional produk tersebut dengan

standar-standar yang berlaku

3 Mengambil tindakan apabila ditemukan ketidak sesuaian yang cukup signifikan (accept or reject) dan jika perlu dibuat tindakan untuk mengoreksinya.

Di dalam konsep pengendalian kualitas terpadu ini yang

diterapkan oleh PT.PI dengan menggunakan definisi metode Jepang. Dimana menurut Sritomo Wignjosoebroto didalam bukunya di Pengantar Teknik industri & Manajemen Industri didefiniskan bahwa bahwa pengendalian kualitas terpadu di Jepang adalah system yang efektif untuk mengintegrasikan kegiatan pengembangan kualitas, perawatan kualitas dan peningkatan kualitas dari kelompok disebuah organisasi, sehingga tercapai kepuasan pelanggan sepenuhnya tersedia barang dan jasa pada tingkat yang ekonomis.

Control manajemen di dalam pengendalian kualitas terpadu ini menggunakan lingkaran P-D-C-A (Plan-Do-Check-Action) atau lingkaran Deming. Serta salah satu tools yang dipakai adalah dengan menggunakan QC Seven Tools yang terdiri dari pareto diagram, cause & effect diagram, scatter diagram, control chart, flow chart, run chart dan histogram. Tools ini sudah sejak lama digunakan untuk analisa suatu masalah. Tapi dengan perkembangan kondisi dan permasalahan yang muncul , ternyata QC Seven Tools masih belum bisa menjawab nya sesuai kebutuhan. Oleh karena itu muncullah apa yang disebut New QC Seven Tools. Dan PT.PI sendiri sudah mengadopsi beberapa tools yang ada di New QC Seven Tools tersebut. Tetapi sebelum berbicara tentang New QC Seven Tools, akan penulis uraikan secara singkat QC Seven Toos.

2.2 Penjelasan QC Seven Tools

Sebelum menjelaskan dasar teory New QC Seven Tools, akan penulis uraikan tentang QC Seven Tools yang selama ini kita kenal bersama dan contoh aplikasi yang ada di PT.PI. QC Seven Tools yang menurut Foster Thomas dalam bukunya Managing Quality An Integrative Approach ,diterbitkan oleh Upper Saddle River : Prentice Hall 2001 terdiri dari pareto diagram, cause & effect diagram, scatter diagram, control chart, flow chart, run chart dan histogram.

1. Pareto Diagram

Merupakan suatu diagram atau gambar yang mengurutkan suatu klasifikasi data dari yang terbesar (terkiri) sampai yang terkecil (terkanan) sehingga akan membantu menemukan permasalahan dari yang segera harus diselesaikan sampai dengan yang tidak harus segera diselesaikan. Digram pareto ini dapat mengidentifikasikan masalah yang terpenting yang mempengaruhi usaha perbaikan kualitas dan memberikan petunjuk dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk menyelesaikan masalah.

Dalam penyusunan diagram pareto langkah-langkahnya :

1 Menentukan metode atau arti pengklarifikasian data, seperti berdasar masalah, jenis abnormal, penyebab dan sebagainya. 2 Menentukan satuan untuk karakteristik-karakteristik tersebut seperti

dimensi, frekuensi dan sebagainya.

3 Mengumpulkan data berdasarkan interval waktu yang disepakati. 4 Membuat kategori data dari yang terbesar ke terkecil.

5 Menghitung frekuensi kumulatif yang dipakai

6 Menggambar diagram batang yang menunjukkan tingkat kepentingan relative setiap masalah.

Contoh diagram pareto yang dipakai sbb :

61.58% 27.34% 8.14% 1.70% 0.62% 0.26% 0.20% 0.16% 100.00% 99.84% 99.64% 99.38% 98.76% 97.06% 88.91% 0% 20% 40% 60% 80% 100% 1GDR DR LG IR Short Contact Cp-D Sp fo Gambar 2.1 Contoh Diagram Pareto

2. Cause & Effect Diagram

Cause & Effect diagram atau diagram sebab-akibat menggambarkan garis dan symbol-symbol yang menunjukkan hubungan antara akibat dan penyebab suatu masalah. Penyebab masalah tersebut berasal dari berbagai sumber utama , seperti bahan (material), metode kerja, pengukuran (measurement), karyawan (man) 、 lingkungan dan sebagainya.

Sedangkan untuk mencari berbagai penyebab tersebut, bisa menggunakan metode brainstorming dari seluruh personel yang terlibat dalam proses yang sedang dirilis. Dan diagram ini sering disebut sebagai Fishbone Diagram karena bentuknya mirip tulang ikan. Manfaat yang bisa dipetik dari diagram sebab-akibat ini :

1 Dapat memakai kondisi actual untuk peningkatan kualitas produk atau jasa, efisien & dapat mengurangi biaya.

2 Dapat menghilangkan kondisi penyebab ketidak sesuai produk atau jasa dari client.

3 Dapat membuat standarisasi operasi yang ada atau direncanakan. 4 Dapat memberikan pendidikan bagi karyawan dalam kegiatan

pembuatan keputusan & perbaikan Berikut contoh diagram sebab-akibat :

Sub C au s e Su b C au se Su b C au s e Su b C au s e Sub C au s e Su b C au se Su b C au s e S u b C a u se Su b C au se S u b C a u se Sub C a u s e Su b C a u se S u b C a u se Sub C a u s e Su b C a u se EF F EC T / PR O B L E M CA U SE o f ME TH O D C A US E of M A TE R IAL C AU S E of MAN C A U SE o f O TH ER C A US E o f E N VIRO N MEN C AU S E of M E AS U RE M E N T

Gambar 2.2. Contoh Diagram Sebab-Akibat

3. Scatter Diagram (Diagram Penyebaran)

Diagram scatter atau penyebaran ini merupakan metode yang paling sederhana untuk menghubungkan anatara sebab dan akibatdari dua variable.Data yang diambil dalam bentuk pasangan titik (x,y).

Tujuan yang sangat bisa diambil dari metode ini adalah seberapa kuatnya hubungan dua variable tersebut, sehingga akan dapat dilihat apakah hubungan yang kuat , lemah atau tidak ada hubungan.

Langkah-langkah yang bisa di lakukan dalam pembuatan diagram scatter ini adalah sebagai berikut :

1 Mengumpulkan 20 sampai dengan 100 pasang sample data yang hubungannya akan diteliti dan semua pasangan data tersebut harus mempunyai variable sama.

2 Menggambarkan dua buah sumbu secara vertical (sumbu y) dan horizontal (sumbu x) yang idealnya sama panjang agar mudah di baca.

3 Memplotkan data yang dimiliki tersebut diatas. Titik-titik data ini diperoleh dengan memotong nilai kuantitatif yang ada di kedua sumbu vertical dan horizontal .

Dari penyebaran titik (scatter) nantinya bisa dianalisa hubungannya. Hubungan yang ada, pada umumnya akan cenderung mengikuti 5 model sebagai berikut :

X Y

KORELASI POSITIF

Nilai Y akan naik, seiring dengan kenaikan nilai X Jika X di control maka Y akan terkendali juga.

Gambar 2.3 Contoh Diagram Scatter

Sumber : Foster,Thomas, Managing Quality An Integrative Appoach .Upper Saddle River:2001

X

Y ADA GEJALA KORELASI POSITIF

Bila nilai X naik, maka Y cenderung naik, tapi dapat pula disebabkan oleh faktor selain X

X Y

TERLIHAT TIDAK ADA KORELASI

ADA GEJALA KORELASI NEGATIF Naiknya X akan menyebabkan kecenderungan menurunnya Y.

KORELASI NEGATIF

Naiknya X akan menyebabkan Y turun, sehingga jika X di control makaY akan terkontrol..

X Y

X Y

4. Control Chart (Peta Pengendali)

Control chart ini menggambarkan perbaikan kualitas. Dimana p e r b a i k a n k u a l i t a s y a n g t e r j a d i p a d a d u a s i t u a s i . a. Situasi control chart ini dibuat, kondisi proses sedang dalam kondisi

tidak stabil. Kondisi yang abnormal terjadi karena adanya sebab khusus (assignable cause), yang lalu dicari tindakan improvemen sehingga proses kembali menjadi normal.

b. Situasi berkaitan dengan pengujian, control chart ini sangat tepat bagi para pengambil keputusan karena model akan melihat yang bagus dan tidak bagus.

Control chart ini pada dasarnya merupakan alat analisa yang dibuat mengikuti metode statistic, dimana data yang berkaitan dengan kualitas produk / proses akan diplotkan dalam sebuah peta seperti ini :

U ku ra n P ro d uk ya n g di pe ri ks a BKA

(Batas Kontrol Atas)

Garis Tengah (Rata-rata) BKB

(Batas Kontrol Bawah) Out Control

Out Control

Sample Lot inspection

Gambar 2.4 Contoh Control Chart

Sumber : Foster,Thomas, Managing Quality An Integrative Appoach .Upper Saddle River:2001

Sedangkan secara umum, control chart terbagi menjadi dua kategori, yaitu :

Control chart variable adalah control chart dimana data yang dipakai atau dikumpulkan serta dianalisa adalah data variable atau data yang diperoleh dengan melakukan pengukuran menggunakan alat ukur. Control chart variable yaitu :

1. X – Chart

Peta ini menggambarkan variasi harga rata-rata (mean) dari suatu sample lot data (data yang diklasifikasikan dalam kelompok-kelompok) yang ditarik dari suatu proses kerja. 2. R – Chart

Peta ini menggambarkan variasi dari range sampai lots data yang ditarik dari suatu proses kerja

b. Control Chart Atribut

Data yang diperlukan disini hanya diklasifikasikan sebagai data kondisi baik atau jelek (cacat), jadi disini kualitas hasil kerja hanya dibedakan dalam 2 kondisi tadi dimana inspeksi bisa dilakukan secara visual tanpa perlu melakukan pengukuran.

Control Chart Atribiut terdiri dari : 1. p atau np Chart

p-chart berkaitan dengan “fraction defectives” yaitu jumlah cacat dibagi dengan jumlah item (sample) yang diinspeksi, sedangkan np-chart berkaitan dengan “number of defectives” yaitu jumlah cacat yang ditemukan dalam lot size (n) tidak sama. Dan np-chart besarnya n dari setiap lot sama

2. c atau µ Chart

Peta c digunakan untuk sample lot size (n) yang sama sedang peta µ jika harga n berlainan.. Peta c dasarnya tidak tergantung pada besarnya n (sample lot size memiliki harga n sama) tapi lebih berkepentingan dengan banyaknya cacat atau kesalahan saja.

5. Flow Chart

Flow chart atau sering di sebut sebagai diagram alur merupkan gambar menunjukkan aliran atau urutan suatu proses atau peristiwa. Diagram ini akan memudahkan dalam menggambarkan suatu system, identifikasi masalah dan melakukan tindakan perbaikan. Flow chart ini akan lebih baik jika disusun oleh sebuah tim, sehingga akan dapat diketahui serangkaian proses secara jelas & tepat.

Tindakan perbaikan ini akan dapat dicapai dengan pengurangan atau penyederhanaan tahapan proses, kombinasi proses, atau membuat frekuensi terjadinya langkah.

Contoh dari Flow Chart secara sederhana sebagai berikut :

Gambar 2.5 Contoh Flow Chart

Sumber : Foster,Thomas, Managing Quality An Integrative Appoach .Upper Saddle River:2001

Start Proses Proses Judge Finish Tidak

6. Run Chart

Run chart merupakan suatu graphic yang menggambarkan karakteristik kualitas sebagai fungsi terhadap waktu. Graphic tersebut tidak merangkum berbagai informasi , tetapi memberikan berbagai ide dari kecenderungan secara umum dan tingkat varibilitas proses

Gambar 2.6 Contoh Run Chart

Sumber : Foster,Thomas, Managing Quality An Integrative Appoach .Upper Saddle River:2001

7. Histogram

Histogram merupakan suatu grafik berbentuk balok yang melukiskan penyebaran data sebagai hasil dari satu macam pengukuran atas suatu kejadian atau proses. Namun disini belum diurutkan dari terbesar sampai terkecil seperti di pareto diagram.

Histogram juga menunjukkan kemampuan proses, dan apabila memungkinkan histogram dapat menunjukkan hubungan dengan 10 0 95 90 85 80 75 70 65 60 55 50 45 40 35 8 9 10 11 12 1 2 3 4 8 9 10 11 12 1 2 3 4 8 9 10 11 12 1 2 3 4 PM- AM PM- AM PM- AM S li ce s/ h o u r

spesifikasi proses dan angka-angka nominal, sperti rata-rata. Dalam histogram , garis vertical menunjukkan banyaknya observasi tiap-tiap kelas.

0

5

10

15

20

25

J

u

m

la

h

Histogram Lebar Resonator

5.00 5.15 5.30 5.45 5.60 5.75 5.90

Gambar 2.7 Contoh Histogram

Sumber : Defect Kerusakan Appearance, Resonator, Oct.2008,PT.PI

2.3 Penjelasan New QC Seven Tools

Pada sekitar tahun 1976 , para anggota dari Union of Japanese Scientists and Engineers (JUSE) menyatakan bahwa diperlukan suatu tools baru untuk mempromosikan innovasi, komunikasi informasi dan kesuksesan suatu rencana proyek utama. Sehingga team tersebut melakukan research dan development untuk membuat suatu aturan baru, yang akhirnya muncul apa yang dikatakan sebagai New QC Seven Tools. N e w QC S e v e n T o ol s t e r s e b ut s e p e rt i ya n g d i j e l a s k a n o l eh Nayatani,Y, The Seven QC Tools (Tokyo,3A Corporation , 1994) sebagai

1. Affinity diagram , yaitu mengorganisasikan dari banyaknya suatu ide kedalam hubungan mereka sendiri secara natural.

2. Relation Diagram yaitu menunjukkan sebab- akibat suatu hubungan dan membantu menganalisa secara link natural antara perbedaan aspek dari suatu situasi yang sangat kompleks.

3. Tree Diagram, turunan dari suatu masalah yang luas kategorinya ke dalam lebih mendetail dari setiap levelnya, yang akan membantu dalam pergerakan pikiran kita secara perlahan dari kejadian yang spesifik tersebut.

4. Matrik Diagram, menunjukkan hubungan antara dua, tiga atau empat group dari suatu informasi dan dapat memberikan informasi tentang hubungan/relationship, seperti factor kekuatan hubungan, peran yang dimainkan secara serius oleh individual atau pengukurannya.

5. Arrow Diagram, menunjukkan kebutuhan permintaan dari project atau proses, schedule terbaik saat memasuki project dan rencana yang p o t e n s i a l d a n s u m b e r m a s a l a h s e r a t s o l u s i n y a . 6. Process Decision Program Chart (PDPC) ,identifikasi sistematik

yang kemungkinan mengarah ke kesalahan pada plan disaat development

7. Matrix Data Analysis, teknik matematika yang komplek untuk analisa matrik,sering menggantikan pada list ini dengan matrik prioritas yang serupa.. Salah satu yang paling teliti,hati-hati dan

k e p u t u s a n y a n g m e m e r l u k a n w a k t u Penulis akan mencoba untuk menjelaskan secara singkat beserta data lebih jelas tentang New QC Seven Tools.

1. Affinity Diagram

Seperti yang sudah diterangkan diatas bahwa affinity diagram yaitu mengorganisasikan dari banyaknya suatu ide kedalam hubungan mereka sendiri secara natural. Untuk menunjukkan dengan tepat suatu

masalah yang dalam situasi yang kacau (semrawut) dan strategi solusi pada umumnya.

Adapun cara-cara dalam pengambilan keputusan dengan menggunakan metode affinity diagram ini adalah sebagai berikut : a. Mengumpulkan sebanyak mungkin jalinan verbal data , seperti idea,

opini atau isu yang berkembang.

b. Mengumpulkan data-data tersebut ke dalan group berdasarkan pada hubungan yang normal dengan brainstorming

c. Mendiskusikan informasi yang terkumpul sampai semua anggota mengerti secara keseluruhan.

d. Menuliskan setiap item secara terpisah dengan Data Card.

e. Mengumpulkan semua kartu yang ada untuk diinformasikan ke semua anggota.

f. Memindahkan isi data card ke dalam group yang mempunyai tema sama.

g. Mengkombinasikan pernyataan dalam data card ke pernyataan affinity terbaru

h. Membuat card baru dengan pernyataan affinity tersebut. i. Melanjutkan dengan kombinasi sampai minimal lima group.

Gambar 2.8 Contoh Affinity Diagram

Sumber :Nayatani,Y, The Seven QC Tools (Tokyo,3A Corporation , 1994)

Sedangkan keuntungan yang dapat kita peroleh jika menggunakan affinity diagram dalam memecahkan suatu problem adalah sebagai berikut :

a. Memudahkan terobosan pemikiran dan merangsang agar ide-ide baru bisa muncul.

b. Mengarahkan masalah lebih mengerucut keakurasiannya

c. Memastikan setiap anggota/orang mengenali dengan jelas permasalahan yang dihadapi.

d. Menyertakan opini group secara keseluruhan. e. Membantu perkembangan spirit team

f. Menaikkan level setiap anggota/orang ke arah tingkat kesadaran yang tinggi

g. Mendorong ke group untuk melakukan action.

Topik

Pernyataan Affinity Data Card Data Card Data Card Data Card Pernyataan Affinity Data Card Data Card Data Card Data Card Pernyataan Affinity Data Card Data Card Data Card Data Card Data Card Data Card Pernyataan Affinity Data Card Data Card Data Card Pernyataan Affinity Data Card Data Card Data Card Data Card Data Card

2. Relation Diagram

Menunjukkan sebab- akibat suatu hubungan dan membantu menganalisa secara link natural antara perbedaan aspek dari suatu situasi yang sangat kompleks.Untuk menemukan solusi permasalahn yang strategis dengan mengklarifikasikan suatu hubungan dengan menghubungkan satu sama lainnya penyebab yang sangat kompleks. Adapun cara atau metode untuk menyusun Relation diagram ini dapat dilihat sebagai berikut :

a. Disini mengekspresikan permasalahan dalam bentuk pertanyaan mengapa sesuatu tidak terjadi.

b. Masing-masing anggota me-list up penyebab-penyebab yang mempengaruhi permasalahan.

c. Masing-masing menulis item tersebut ke dalam card.

d. Mendiskusikan semua info yang masuk agar semuanya bisa mengerti. e. Mengelompokkan card tersebut kedalam group yang sama.

f. Menganalisa hubungan (relationship) dari cause-effect, dan membagi card tersebut kedalam penyebab utama, penyebab sekunder dan tersier.

g. Menghubungkan semua card sesuai dengan relationships-nya.

h. Mendiskusikan lebih lanjut sampai semua kemungkinan penyebab bisa diidentifikasi

i. Meninjau secara keseluruhan diagram yang terjadi untuk relationships penyebab-penyebabnya.

j. Menghubungkan semua group yang berhubungan.

Gambar 2.9 Contoh Relation Diagram

Sumber :Nayatani,Y, The Seven QC Tools (Tokyo,3A Corporation , 1994)

S e d a n g k a n k e u n t u n g a n y a n g d a p a t k i t a p e r o l e h j i k a menggunakan Relation Diagram dalam memecahkan suatu problem adalah sebagai berikut :

a. Berguna saat tahapan planning menghadapi perspective pada situasi keseluruhan.

b. Memfasilitasi kesepakatan diantara anggota team.

c. Membantu mengesmbangkan dan perubahan cara berpikir orang. d. Memungkinkan prioritas dapat diidentifikasi secara akurat.

e. Membuat permasalahan dapat dikenali denga mengklarifikasi relationship diantara penyebab yang terjadi.

3. Tree Diagram

Merupakan turunan dari suatu masalah yang luas kategorinya ke dalam lebih mendetail dari setiap levelnya, yang akan membantu dalam pergerakan pikiran kita secara perlahan dari kejadian yang spesifik tersebut. Mengapa "X" tidak terjadi ? Penyebab Utama Penyebab Utama Penyebab Utama Penyebab Utama Penyebab Sekunder Penyebab Sekunder Penyebab Sekunder Penyebab Sekunder Penyebab Sekunder Penyebab Tersier Penyebab Tersier Penyebab Tersier Penyebab Tersier Penyebab Tersier Penyebab Level 4 Penyebab Level 4 Penyebab Level 5 Penyebab Level6

Tree Diagram secara sistematik akan mencari strategi terbaik untuk mencapai suatu yang obyektif.

Adapun cara atau metode untuk menyusun Tree Diagram ini dapat dilihat sebagai berikut :

a. Menuliskan Relation Diagram topic yang akan dibahas.

b. Mengidentifikasikan hambatan bagaimana obyektif dapat dicapai. c. Mendiskusikan cara mencapai obyektif (primary mean, strategi level

pertama)

d. Mengambil setiap primary mean , menulis obyektif untuk mencapainya (secondary means).

e. Melanjutkan sampai level ke empat..

f. Meninjau setiap system cara tersebut dalam kedua arah. (dari obyektif ke cara, dari cara ke obyektif).

g. Jika perlu menambahkan card lebih banyak. h. Hubungkan ke semua level.

Sehingga akan didapatkan Tree diagram sebagai berikut :

Gambar 2.10 Contoh Tree Diagram.

Sumber :Nayatani,Y, The Seven QC Tools (Tokyo,3A Corporation , 1994)

S e d a n g k a n k e u n t u n g a n y a n g d a p a t k i t a p e r o l e h j i k a Menyelesaika n Masalah Primary Means Primary Means Secondary Means Secondary Means Secondary Means Secondary Means 3rd Means 3rd Means 3rd Means 3rd Means 3rd Means 3rd Means 3rd Means 3rd Means 4th Means 4th Means 4th Means 4th Means 4th Means 4th Means 4th Means 4th Means 4th Means 4th Means 4th Means 4th Means 4th Means 4th Means 4th Means 4th Means Hambatan

menggunakan Tree diagram dalam memecahkan suatu problem adalah sebagai berikut :

a. Pendekatan yang sistematik & logic dan mengurangi item-item Kemungkinan lainnya.

b. Menfasilitasi perjanjian diantara anggota team c. Akan bisa meyakinkan secara kuat dengan strategi.

4. Matrik Diagram

Menunjukkan hubungan antara dua, tiga atau empat group dari suatu informasi dan dapat memberikan informasi tentang hubungan/relationship, seperti factor kekuatan hubungan, peran yang dimainkan secara serius oleh individual atau pengukurannya. Di matrik diagram ini untuk mengklarifikasikan setiap masalah dengan berpikir secara multidensional.

Adapun cara membuat matrik diagram ini secara singkat bisa dijelaskan sebagai beriku :

a. Menuliskan kategori Evaluasi (kemanjuran/efficacy, kepraktisan/practicability, dan rank) pada posisi-horizontal.

b. Memerikas Final level mean ke identifikasi yang akan diimplementasikan

c. Menuliskan nama-nama sepanjang horizontal axis

d. Memberikan judul group di posisi kolom sebagai “Responsibility”. e. Menuliskan judul di posisi kanan ujung akhir pada horizontal axis

sebagai “Remark”

f. Memeriksa setiap cell dan masukan symbol sesuai dibawah ini : Tingkat Keberhasilan : O = good , = memuaskan , X : Tdk ada Kepraktisan : O = good , = memuaskan , X : Tdk ada g. Menentukan score setiap kombinasi symbol, simpan ke dalam rank

coloumn.

h. Memriksa cell dibawah Responsibility kolom, memasukan double circle untuk Principal dan single circle untuk Subsidiary

i. Mengisis kolom remark dan record arti dari symbol-simbol yang muncul.

Berikut gambaran Matrik Diagram secara umum:

Gambar 2.11 Contoh Matrik Diagram

Sumber :Nayatani,Y, The Seven QC Tools (Tokyo,3A Corporation , 1994)

S e d a n g k a n k e u n t u n g a n y a n g d a p a t k i t a p e r o l e h j i k a menggunakan Matrik diagram dalam memecahkan suatu problem adalah sebagai berikut :

a. Data yang memungkinkan berdasarkan ide-ide untuk memperluas pengalaman.

b. Mengklarifikasi hubungan diantara elemen yang berbeda

c. Membuat keseluruhan struktur dari permasalahan secepatnya agar menjadi lebih jelas & nyata.

d. Mengkombinasikan dari dua atau lebih type diagram, lokasi permasalahan menjadi jelas.

5. Arrow Diagram

Menunjukkan kebutuhan permintaan dari project atau proses, schedule terbaik saat memasuki project dan rencana yang potensial

O O = 1 O = 4 = Pricncipal O = 2 O X = 5 = Subsidiary = 3 X = 6 Responsibility R e m ar k

Keep sampai 4 kali perbulan. Setiap apel pagi

3 kali/ tahun/person S e c t. P ar t L e ad e r M e m b e r Evaluasi S e c . Q C C h ai rm an S e c P ar t Q C C o o rd in at o r S e c t. P ar t M an ag e r 2 X 5 O 1

Level 4th Means dari Tree Diagram

O O O O O R an k

Level 4th Means dari Tree Diagram Level 4th Means dari Tree Diagram Level 4th Means dari Tree Diagram

O 1 O 1 O 4 P ra c ti c ib ili ty E ff ic ac y

Level 4th Means dari Tree Diagram Level 4th Means dari Tree Diagram

serta sumber masalah dan solusinya. Untuk mengoptimalkan schedule dan control terhadap effektivitasnya.

Metode untuk pembuatan Arrow Diagram dapat dilihat sbb: a. Berdasarkan strategi dari Tree Diagram, pilih salah satunya

(objective dari Arrow diagram).

b. Identifikasi lebih sempit ke arah Objective.

c. List semua aktivitas yang penting untuk pencapaian Objective. d. Menulis semua aktivitas yang penting pada card yang terpisah. e. Mengumpulkan cards dalam urutan yang sesuai dengan aktivitasnya. f. Memindahkan beberapa aktifitas duplikasinya.

g. Meninjau aktivitas kembali, menemukan urutan dari aktivitas terbesar.

h. Menyusun secara parallel aktivitasnya

i. Memeriksa lintasan, nomor simpul dalam urutan dari kiri ke kanan. j. Mencatat nama-nama dan informasi penting lainnya.

Dokumen terkait