• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan New QC Seven Tools Untuk Perbaikan Kerusakan Produk Resonator di PT. PI TUGAS AKHIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penerapan New QC Seven Tools Untuk Perbaikan Kerusakan Produk Resonator di PT. PI TUGAS AKHIR"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

Diajukan Guna Memenuhi Syarat

Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1)

TUGAS AKHIR

Disusun Oleh :

Nama

: Heru Kristianto

NIM

: 41607120005

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS MERCU BUANA

JAKARTA

(2)

Nama : Heru Kristianto N.I.M : 41607120005 Program Studi : Teknik Industri Fakultas : Teknologi Industri

Judul : Penerapan New QC Seven Tools Untuk Perbaikan Kerusakan Produk Resonator di PT.PI

Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan Tugas Akhir yang telah saya buat ini merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya, kecuali pada bagian yang disebutkan sumbernya.

Demikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dipaksakan.

Penulis

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Heru Kristianto N.I.M : 41607120005 Program Studi : Teknik Industri Fakultas : Teknologi Industri

Judul : Penerapan New QC Seven Tools Untuk Perbaikan Kerusakan Produk Resonator di PT.PI

Menyatakan bahwa Tugas Akhir ini telah diterima dan diujikan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Jenjang Pendidikan Strata-1 Program Studi Teknik Industri, Universitas Mercu Buana.

Jakarta, 15 Juli 2009

Mengetahui

Pembimbing Koordinator TA / KaProdi

(4)

ABSTRAK

PT. PI merupakan Perusahaan Manufacture electronika yang bergerak dalam bidang pembuatan komponen elektronik untuk memenuhi kebutuhan pangsa pasar domestik dan dunia

Didalam perusahaan, salah satu produk unggulan yang sedang diproduksi adalah Resonator yang dipakai sebagai komponen clock pulse generator pada micro processor dan carrier gelombang peralatan telekomunikasi.

Didalam perkembangan proses produksi, kerusakan yang muncul di proses Appearance Tapping Chip masih merupakan problema yang sering muncul setiap bulannya dengan kerusakan yang sangat tinggi. Hal ini dikarenakan selama ini , perbaikan yang dilakukan tidak dilakukan secara terkonsep dan terencana.

Perusahaan memutuskan untuk melakukan perbaikan secara terintegrasi dengan menggunakan konsep New QC Seven Tools ,yang ternyata di induk perusahaan PT.PI di Jepang telah berhasil menyelesaikan masalah quality.

Dengan langkah-langkah yang sudah terkonsep melalui pemilahan data, analisa dengan Affinity Diagram untuk menentukan tema jenis kerusakan , analisa dengan Relation Diagram untuk menginvestigasi agar kerusakan tidak terjadi, kemudian analisa dengan Matrix Diagram untuk menentukan dimana proses sebelumnya yang bisa menimbulkan kerusakan tersebut.

Dilanjutkan dengan Tree Diagram untuk investigasi lanjutan terhadap proses penyebab kerusakan, kemudia Arrow Diagram menentukan point strategis dari Tree Diagram, lalu dengan Process Decision Program Chart sebagai penyelesaian akhir dari point strategis sebelumnya dan diakhiri dengan Matrix Data Analysis sebagai penentu perbaikan mana dulu yang akan dilakukan secepatnya.

Proses perbaikan diakhiri dengan standarisasi perbaikan agar nantinya tidak ada perubahan lagi kembali ke konsep atau metode sebelum perbaikan. Sehingga setelah perbaikan ,kerusakan yang timbul bisa turun menjadi lebih rendah. Dan follow up perbaikan tetap di lakukan oleh semua pihak.

(5)

ABSTRACT

PT. PI is an Electronic manufacturing company in Indonesia to produce the electronic components to fulfil for local and global market/demand.

One of the competitive products from PT.PI is named “resonator”. It is used for clock pulse generator on micro processor and carrier the frequency wave of telecommunication appliances.

Problem that often found during manufacturing process is Appearance Tapping Chip issue with high defective rate each month. The reason due to there is no systematic approach and conceptual problem solution for making improvement.

The company is making decision to improve the problem using “New QC Seven Tools” which has been proven successful used at their Japan head quarter as a tool to effectively resolve the quality problem.

Steps to improve the problem based on the recent valid data: Analyze the data using Affinity Diagram to determine the type of defectives, using Relation Diagram to find the problem from reoccurrence, using Matrix Diagram to determine where the previous process produce the defective parts,

Using Tree Diagram to investigate further the defective caused, Arrow Diagram is used to prioritize strategically based on result from Tree diagram, then use Process Decision Program Chart as a tool to finalize the previous solution and end up with Matrix Data Analysis as the decision to prioritize for making steps of improvement.

Standardization process is made after improvement to prevent problem from re-occurrence. As a result shows reduction of defective to down, and this is still required continues improvement efforts done by all function in the company.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Alloh Tuhan Semesta Alam yang telah memberikan kasih karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Tugas Akhir yang berjudul ” Penerapan New QC Seven Tools Untuk Perbaikan Kerusakan Produk Resonator di PT.PI”

Penyusunan dan pelaporan Tugas Akhir ini ditujukan untuk memenuhi persyaratan program S1 pada Program Studi Teknik Industri di Universitas Mercu Buana.

Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya pada semua pihak yang telah banyak memberikan bantuan & bimbingan, baik selama masa penelitian maupun dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, yaitu kepada :

1. Bapak Ir. M. Kholil, MT selaku KaProdi Teknik Industri yang telah banyak memberikan bimbingan hingga tersusunnya laporan ini

2. Bapak Ir. Fajar Kurniawan ,MSc selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak membantu dalam memberikan masukan & bimbingannya sehingga tersusunnya laporan ini

3. Seluruh Dosen Program Studi Teknik Industri yang telah banyak memberikan bimbingan selama masa perkuliahan.

4. PT .PI yang telah memberikan kesempatan dalam analisa tugas akhir ini 5. Istriku tercinta dan anakku Ayumi Nabighah Kristianti yang selama ini

(7)

6. Bapak dan Ibu tercinta, atas segala doa, perjuangan dan persembahan terbaik dalam membimbing serta mendidik saya selama ini.

7. Rekan-rekan kerja di PT.PI , mas Agus (QC) , pak Saeranto (Maintenance), pak Budi I (Production), mba Yuni (Engineering) ,mas Toto (Product Development) dan rekan lainnya yang telah membantu dalam team perbaikan ini.

8. Seluruh rekan-rekan Program Studi Teknik Industri angkatan XII PKSM Universitas Mercu Buana.

Semoga Alloh swt. selalu memberikan berkat dan rahmat yang melimpah atas segala bentuk kebaikan tersebut.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini. Oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan dari berbagai pihak. Besar harapan penulis semoga hasil penelitian ini dapat berguna bagi pembaca.

Jakarta, 1 Juli 2009

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...i

LEMBAR PERNYATAAN...ii

LEMBAR PENGESAHAN...iii

ABSTRAK...iv

KATA PENGANTAR... ...vi

DAFTAR ISI... ...viii

DAFTAR GAMBAR ...xii

DAFTAR TABEL... ...xiii

DAFTAR LAMPIRAN... ...xv BAB I PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang ...1 1.2 Perumusan Masalah ...3 1.3 Pembatasan Masalah...4 1.4 Tujuan... ... 4 1.5 Metodologi Penulisan ...5 1.6 Sistematika Penulisan...5

BAB II LANDASAN TEORI...8

2.1 Pengendalian Kualitas Terpadu... ...8

(9)

1. Pareto Diagram...10

2. Cause & Effect Diagram...11

3. Scatter Digram...12

4. Control Chart (Peta Kendali)...14

5. Flow Chart...16

6. Run Chart...17

7. Histogram...17

2.3 Penjelasan New QC Seven Tools...18

1. Affinity Diagram...19

2. Relation Diagram...22

3. Tree Diagram ...23

4. Matrix Diagram...25

5. Arrow Diagram...26

6. Process Decision Program Chart ...28

7. Matrix Data Analysis...29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN...32

3.1 Metodologi Penelitian Terpakai...32

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian...32

3.2.1 Tempat Penelitian...32

3.2.2 Waktu Penelitian...33

3.3 Studi Kepustakaan dan Pemahaman New QC Seven Tools...33

(10)

3.5 Tahapan Pengolahan Data ...34

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA...35

4.1 Data Umum Perusahaan ...35

4.1.1 Sejarah dan Perkembangan ...35

4.1.2 Hasil Produksi...35

4.1.3 Distribusi dan Pemasaran...35

4.2 Tentang Produk Resonator...36

4.2.1 Sekilas tentang Resonator...37

4.2.2 Proses Produksi Resonator...40

4.3 Tahap Pengolahan Data...43

4.3.1 Pengumpulan Data Appearance Tapping Chip...44

4.4 Tahap Pencarian Sebab...47

4.4.1 Penggunaan Affinity Diagram...47

4.4.2 Penggunaan Relation Diagram ...50

4.4.3 Penggunaan Matrix Diagram ...52

4.4.4 Penggunaan Tree Diagram ...55

4.4.5 Penggunaan Arrow Diagram ...59

4.4.5.1 Kerusakan Electrod Chipping di proses FIM ...60

4.4.5.2 Kerusakan Electrod Tipis di proses Sputtering...61

4.4.5.3 Kerusakan Electrod Gelembung di proses Damproff...62

4.4.6 Penggunaan Process Decision Program Chart...63

(11)

BAB V ANALISIA PEMBAHASAN ...70

5.1 Tahap Analisis...70

5.1.1 Tahap Pengelompokan Hasil Investigasi...70

5.1.2 Tahap Penjelasan Kondisi Penyebab Kerusakan...72

5.1.2.1 Penyebab Electrod Chipping ...72

5.1.2.2 Penyebab Electrod Tipis...73

5.1.2.3 Penyebab Electrod Gelembung ...74

5.2 Tahap Penjelasan Critical to Quality dan Implementasi Perbaikan ...75

5.2.1 Critical to Quality ...75

5.2.2 Implementasi Perbaikan ...76

5.2.2.1 Perbaikan Spring Pin Contact untuk Kerusakan Electrod Chipping..76

5.2.2.2 Perbaikan control Temperatue Drying Sputtering untuk Kerusakan Electrod Tipis...77

5.2.2.3 Perbaikan Kontrol Kompoisi Cairan Silicon Damproff untuk Kerusakan Electrod Gelembung ...77

5.3 Tahap Evaluasi Hasil .... ...78

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... ...81

6.1 Kesimpulan ...81

6.2 Saran ...83 DAFTAR PUSTAKA

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Contoh Diagram Pareto...10

Gambar 2.2. Contoh Diagram Sebab Akibat...11

Gambar 2.3 Contoh Diagram Scatter...13

Gambar 2.4 Contoh Control Chart...14

Gambar 2.5 Contoh Flow Chart………...16

Gambar 2.6 Contoh Run Chart...17

Gambar 2.7 Contoh Histogram...18

Gambar 2.8 Contoh Affinity Diagram...21

Gambar 2.9 Contoh Relation Digram...23

Gambar 2.10 Contoh Tree Diagram...24

Gambar 2.11 Contoh Matrix Diagram...26

Gambar 2.12 Contoh Arrow Diagram...27

Gambar 2.13 Contoh PDPC ...29

Gambar 2.14 Contoh Matrix Data Analysis...31

Gambar 4.1 Ilustrasi Produk Resonator...38

Gambar 4.2 Structure Component Resonator...39

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Flow Perbaikan dgn New QC Seven Tools...35

Tabel 4.1.1 Proses Flow Chart Resonator...40

Tabel 4.1.2 Proses Flow Chart Resonator...41

Tabel 4.1.3 Proses Flow Chart Resonator...42

Tabel 4.2 Kerusakan Appearance Tapping Chip Feb 09...44

Tabel 4.3 Kerusakan di Bulan Feb 09...45

Tabel 4.4 Pareto Kerusakan Apppearance Tapping Chip Feb 09 ...46

Tabel 4.5 Affinity diagram Appearance Tapping... ...48

Tabel 4.6 Tabel Relation Diagram Defect Electrod Chipping.... ...50

Tabel 4.7 Tabel Relation Diagram Defect Electrod Tipis...51

Tabel 4.8 Tabel Relation Diagram Defect Electrod Gelembung.. ...51

Tabel 4.9 Matrix Diagram Electrod Chipping,Tipis & Gelembung...54

Tabel 4.10 Tree Diagram Analysisi Electrod Chipping...56

Tabel 4.11 Tree Diagram Analysisi Electrod Tipis...57

Tabel 4.12 Tree Diagram Analysisi Electrod Gelembung...58

Tabel 4.13 Tabel Arrow Diagram Electrod Chipping...60

Tabel 4.14 Tabel Arrow Diagram Electrod Tipis...61

Tabel 4.15 Tabel Arrow Diagram Electrod Gelembung...62

Tabel 4.16 Tabel PDPC Electrod Chipping...63

Tabel 4.17 Tabel PDPC Electrod Tipis...64

(14)

Tabel 4.19 Tabel Matrix Data Analysis...68

Tabel 4.20 Tabel Diagram Batang Kesimpulan Nilai Point...69

Tabel 5.1 Analisa Kesimpulan Penyebab Defect...71

Tabel 5.2 Kerusakan di Bulan May 09 setelah Perbaikan...79

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Mieruka Sheet

Lampiran 2 Standard Limit Sample. Lampiran 3 Checksheet Temperatur . Lampiran 4 Perubahan Petunjuk Kerja

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kondisi persaingan bisnis saat ini yang sangat ketat dengan para pesaing khususnya yang memproduksi barang sejenis tentu sudah bukan menjadi rahasia umum lagi. Masing-masing produsen atau pembuat produk ingin memberikan yang terbaik bagi para konsumen atau customernya. Baik itu secara fungsional produk,quality,price dan service after sales dari produk tersebut.

Peranan dari pihak produsen yang langsung bisa membuat hal tersebut diatas secara internal manufacturing adalah membuat produk yang berkualitas tinggi dan sesuai dengan permintaan konsumen. Pada proses produksi atau manufacturing, disuatu industri tentunya membutuhkan metode penanganan perbaikan kualitas yang bisa tepat guna dan akhirnya bisa mencapai sasaran atau target yang diinginkan.

Produk elektronik dengan merek P, (di Indonesia di produksi oleh PT.PI ) sebagai salah satu brand produk elektronik yang berasal dari Jepang sangat berkepentingan dengan kualitas produk dengan cara pengembangan metode perbaikan kualitas. Berbagai metode yang telah diciptakan oleh para ahlinya atau mengadopsi dari berbagai teori yang ada, kemudian disesuaikan dengan kondisi aktual di lapangan manufacturing. Sehingga diharapkan peningkatan mutu kualitas produk bisa ditingktkan.

Pada saat ini konsep pengendalian mutu berkembang sangat cepat, dimana mutu suatu produk tidak hanya ditentukan pada saat

(17)

inspeksi saja, tetpai juga oleh berbagia aktivitas yang ada didalamnya. Pengendalian ,mutu tidak terbatas pada aspek teknis saja tetapi juga kegiatan non teknis seperti manajemen dan administrasi.

Selama ini salah satu alat pengendalian mutu yang sering digunakan oleh berbagai industri adalah menggunakan teory QC Seven Tools. Yang terdiri dari :

1. Pareto Diagram

2. Cause & Efect Diagram 3. Scatter Diagram

4. Control Chart 5. Flow Chart 6. Run Chart 7. Histogram

Tentunya semua aplikasi tersebut diatas sudah sering digunakan oleh praktisi indutri. Tetapi di beberapa kasus yang ada di proses manufacturing ternayata QC Seven Tools masih belum cukup untuk menganalisa dan memberikan solusi terhadap masalah kualitas yang terjadi.

Salah satu yang melatar belakangi pembuatan tugas akhir ini adalah aplikasi dari New QC Seven Tools (terdiri dari affinity diagram, relation diagram,tree diagram, matrix diagram, arrow diagram, process decision chart dan matrix data) di perusahaan industri Indonesia masih sangat kurang.

PT. PI, yang merupakan perusahaan internasional anak cabang perusahaan P yang berbasis di Jepang berupaya agar menjalankan kebijaksanaan dari pusat dalam hal pengendalian mutu. New QC Seven Tools yang di Indonesia masih sangat terbatas (kurang) digunakan , tentunya perlu adanya sosialisasi dan praktek terhadap kasus yang ada di proses manufacturing.

(18)

1.2 Perumusan Masalah

Rumusan masalah yang diangkat dalam tugas akhir ini adalah bagaimana tools yang tersedia di New QC Seven Tools disesuaikan dengan kondisi perbaikan kualitas.Tentunya tidak semua variable hasil analisa akan di aplikasikan ke semua tools yang ada di New QC Seven Tools.

Didalam penulisan tugas akhir ini, penulis akan mendefinisakan secara jelas dari berbagai sudut pandang beberapa sumber secara jelas satu persatu tentang New QC Seven Tools beserta aplikasinya dan diharapkan nantinya perbaikan atau pengendalian mutu ini bisa mencapai sasaran yang diharapkan.

1.3 Pembatasan Masalah

Dalam pembuatan tugas akhir ini penulis hanya membatasi pada permasalahan yang bisa dianalisa dengan menggunakan salah satu atau lebih dari tools dalam New QC Seven Tools ini.

Salah satu produk yang di produksi di PT.PI adalah Resonator yang dengan permasalahan kualitas atau quality problem yang akan diangkat dalam tema tugas akhir ini. Dengan tetap menggunakan beberapa tools analisis yang disebutkan diatas.

1.4 Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dari penulisan tugas akhir ini adalah mengaplikasikan ilmu pengendalian kualitas yang didapat dari bangku kuliah dengan aplikasi manufacturing serta ditambah dengan dari berbagai sumber yang berkompetensi dibidangnya .

Secara terperinci penulis mencoba untuk mendefinisi tujuan yang akan dicapai :

(19)

 Mengaplikasikan ilmu yang didapat dari mata kuliah pengendalian kualitas terhadap kondisi aktual dilapangan..

 Menurunkan tingkat kecacatan produk Resonator didalam proses produksi dengan menggunakan salah satu tools New QC Seven Tools.  Memberikan informasi dan mensosialisasiakan penggunaan New QC

Seven Tools ini di lingkungan kerja penulis agar bisa diaplikasikan secara nyata untuk perbaikan .

Selain daripada itu, tujuan umum lainnya adalah agar praktisi industri baik manufacturing, jasa atau service dan praktisi dunia pendidikan khususnya di bidang teknik industri di Indonesia lebih bisa untuk mempelajari New QC Seven Tools dan mengaplikasikannya secara tepat.

1.5 Metodologi Penelitian

Untuk mendukung penulisan tugas akhir ini, penulis dalam melakukan kegiatan penelitian, cara-cara dalam pengumpulan data dan alat yang digunakan serta analisa data terdiri dari :

a. Studi Pustaka, data yang diperoleh berdasarkan referensi buku dan atau jurnal.

b. Studi Lapangan, data yang langsung diambil dari lokasi penelitian c. Gabungan, menggunakan kedua metode diatas.

Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis menggunakan metode gabungan yaitu antara data yang diambil dari proses manufacturing produk Resonator yang diproduksi PT. PI dan referensi buku serta referensi jurnal dari Quality Centre Section yang diselenggarakan oleh PT.PI.

1.6 Sistematika Penulisan

Penelitian ini disusun dalam struktur yang diuraikan dalam kerangka pembahasan sebagai berikut

(20)

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan dikemukakan apa latar belakang, perumusan masalah,tujuan dan sistematika penulisan. BAB II : LANDASAN TEORI

Konsep dan teori yang menunjang penulisan / penelitian yang bisa bisa didapat dari referensi perpustakaan ataupun dari perusahaan.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Dalam penyelesaian suatu permasalahan, langkah – langkah dan metode yang ditempuh untuk membahas dan menyelesaikan permasalahan.

BAB IV :PENGUMPULAN & PENGOLAHAN DATA

Pengumpulan dan pengolahan data diambil oleh penulis dari data atau record di proses produksi Resonator di PT.PI

BAB V : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Menganalisa tentang keterkaitan antar faktor-faktor dari data – data yang telah diadapat dari masalah yang diajukan, kemudian penyelesaian masalah tersebut dengan metode yang telah diajukan dalam proses analisa .

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN

Terdiri dari kesimpulan saja atau ditambah saran yang diperlukan, dimana :

- Kesimpulan :berisi tentang jawaban terhadap masalah yang diajukan penulis. - Saran : ditujukan kepada pihak

sehubungan dengan penelitian penulis.

Daftar Pustaka Lampiran-Lampiran

(21)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengendalian Kualitas Terpadu

Secara definitive yang dimaksud dengan kualitas atau mutu suatu produk atau jasa adalah derajat atau tingkatan dimana suatu produk atau jasa tersebut mampu memuaskan keinginan dari konsumen. Pengendalian kualitas yang selama ini kita sebut sebagai Quality Control sebenarnya diawali di Amerika Serikat pada tahun 1920 ketika Walter Shewart mengintroduksikan “statistical control charts” untuk mengendalikan suatu proses.

Pengendalian kualitas merupakan suatu system verifikasi dan penjagaan / perawatan dari suatu tingkatan / derajat kualitas produk atau proses yang dikehendaki dengan cara perencanaan yang seksama, pemakaian peralatan yang sesuai, inspeksi yang terus menerus, serta tindakan korektif jika memang diperlukan.

Di dalam suatu aktivitas pengendalian kualitas yang umum dilakukan akan meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

1 Pengamatan terhadap performans atau fungsional produk dan proses. 2 Membandingkan performans atau fungsional produk tersebut dengan

standar-standar yang berlaku

3 Mengambil tindakan apabila ditemukan ketidak sesuaian yang cukup signifikan (accept or reject) dan jika perlu dibuat tindakan untuk mengoreksinya.

(22)

Di dalam konsep pengendalian kualitas terpadu ini yang

diterapkan oleh PT.PI dengan menggunakan definisi metode Jepang. Dimana menurut Sritomo Wignjosoebroto didalam bukunya di Pengantar Teknik industri & Manajemen Industri didefiniskan bahwa bahwa pengendalian kualitas terpadu di Jepang adalah system yang efektif untuk mengintegrasikan kegiatan pengembangan kualitas, perawatan kualitas dan peningkatan kualitas dari kelompok disebuah organisasi, sehingga tercapai kepuasan pelanggan sepenuhnya tersedia barang dan jasa pada tingkat yang ekonomis.

Control manajemen di dalam pengendalian kualitas terpadu ini menggunakan lingkaran P-D-C-A (Plan-Do-Check-Action) atau lingkaran Deming. Serta salah satu tools yang dipakai adalah dengan menggunakan QC Seven Tools yang terdiri dari pareto diagram, cause & effect diagram, scatter diagram, control chart, flow chart, run chart dan histogram. Tools ini sudah sejak lama digunakan untuk analisa suatu masalah. Tapi dengan perkembangan kondisi dan permasalahan yang muncul , ternyata QC Seven Tools masih belum bisa menjawab nya sesuai kebutuhan. Oleh karena itu muncullah apa yang disebut New QC Seven Tools. Dan PT.PI sendiri sudah mengadopsi beberapa tools yang ada di New QC Seven Tools tersebut. Tetapi sebelum berbicara tentang New QC Seven Tools, akan penulis uraikan secara singkat QC Seven Toos.

2.2 Penjelasan QC Seven Tools

Sebelum menjelaskan dasar teory New QC Seven Tools, akan penulis uraikan tentang QC Seven Tools yang selama ini kita kenal bersama dan contoh aplikasi yang ada di PT.PI. QC Seven Tools yang menurut Foster Thomas dalam bukunya Managing Quality An Integrative Approach ,diterbitkan oleh Upper Saddle River : Prentice Hall 2001 terdiri dari pareto diagram, cause & effect diagram, scatter diagram, control chart, flow chart, run chart dan histogram.

(23)

1. Pareto Diagram

Merupakan suatu diagram atau gambar yang mengurutkan suatu klasifikasi data dari yang terbesar (terkiri) sampai yang terkecil (terkanan) sehingga akan membantu menemukan permasalahan dari yang segera harus diselesaikan sampai dengan yang tidak harus segera diselesaikan. Digram pareto ini dapat mengidentifikasikan masalah yang terpenting yang mempengaruhi usaha perbaikan kualitas dan memberikan petunjuk dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk menyelesaikan masalah.

Dalam penyusunan diagram pareto langkah-langkahnya :

1 Menentukan metode atau arti pengklarifikasian data, seperti berdasar masalah, jenis abnormal, penyebab dan sebagainya. 2 Menentukan satuan untuk karakteristik-karakteristik tersebut seperti

dimensi, frekuensi dan sebagainya.

3 Mengumpulkan data berdasarkan interval waktu yang disepakati. 4 Membuat kategori data dari yang terbesar ke terkecil.

5 Menghitung frekuensi kumulatif yang dipakai

6 Menggambar diagram batang yang menunjukkan tingkat kepentingan relative setiap masalah.

Contoh diagram pareto yang dipakai sbb :

61.58% 27.34% 8.14% 1.70% 0.62% 0.26% 0.20% 0.16% 100.00% 99.84% 99.64% 99.38% 98.76% 97.06% 88.91% 0% 20% 40% 60% 80% 100% 1GDR DR LG IR Short Contact Cp-D Sp fo Gambar 2.1 Contoh Diagram Pareto

(24)

2. Cause & Effect Diagram

Cause & Effect diagram atau diagram sebab-akibat menggambarkan garis dan symbol-symbol yang menunjukkan hubungan antara akibat dan penyebab suatu masalah. Penyebab masalah tersebut berasal dari berbagai sumber utama , seperti bahan (material), metode kerja, pengukuran (measurement), karyawan (man) 、 lingkungan dan sebagainya.

Sedangkan untuk mencari berbagai penyebab tersebut, bisa menggunakan metode brainstorming dari seluruh personel yang terlibat dalam proses yang sedang dirilis. Dan diagram ini sering disebut sebagai Fishbone Diagram karena bentuknya mirip tulang ikan. Manfaat yang bisa dipetik dari diagram sebab-akibat ini :

1 Dapat memakai kondisi actual untuk peningkatan kualitas produk atau jasa, efisien & dapat mengurangi biaya.

2 Dapat menghilangkan kondisi penyebab ketidak sesuai produk atau jasa dari client.

3 Dapat membuat standarisasi operasi yang ada atau direncanakan. 4 Dapat memberikan pendidikan bagi karyawan dalam kegiatan

pembuatan keputusan & perbaikan Berikut contoh diagram sebab-akibat :

Sub C au s e Su b C au se Su b C au s e Su b C au s e Sub C au s e Su b C au se Su b C au s e S u b C a u se Su b C au se S u b C a u se Sub C a u s e Su b C a u se S u b C a u se Sub C a u s e Su b C a u se EF F EC T / PR O B L E M CA U SE o f ME TH O D C A US E of M A TE R IAL C AU S E of MAN C A U SE o f O TH ER C A US E o f E N VIRO N MEN C AU S E of M E AS U RE M E N T

Gambar 2.2. Contoh Diagram Sebab-Akibat

(25)

3. Scatter Diagram (Diagram Penyebaran)

Diagram scatter atau penyebaran ini merupakan metode yang paling sederhana untuk menghubungkan anatara sebab dan akibatdari dua variable.Data yang diambil dalam bentuk pasangan titik (x,y).

Tujuan yang sangat bisa diambil dari metode ini adalah seberapa kuatnya hubungan dua variable tersebut, sehingga akan dapat dilihat apakah hubungan yang kuat , lemah atau tidak ada hubungan.

Langkah-langkah yang bisa di lakukan dalam pembuatan diagram scatter ini adalah sebagai berikut :

1 Mengumpulkan 20 sampai dengan 100 pasang sample data yang hubungannya akan diteliti dan semua pasangan data tersebut harus mempunyai variable sama.

2 Menggambarkan dua buah sumbu secara vertical (sumbu y) dan horizontal (sumbu x) yang idealnya sama panjang agar mudah di baca.

3 Memplotkan data yang dimiliki tersebut diatas. Titik-titik data ini diperoleh dengan memotong nilai kuantitatif yang ada di kedua sumbu vertical dan horizontal .

Dari penyebaran titik (scatter) nantinya bisa dianalisa hubungannya. Hubungan yang ada, pada umumnya akan cenderung mengikuti 5 model sebagai berikut :

X Y

KORELASI POSITIF

Nilai Y akan naik, seiring dengan kenaikan nilai X Jika X di control maka Y akan terkendali juga.

(26)

Gambar 2.3 Contoh Diagram Scatter

Sumber : Foster,Thomas, Managing Quality An Integrative Appoach .Upper Saddle River:2001

X

Y ADA GEJALA KORELASI POSITIF

Bila nilai X naik, maka Y cenderung naik, tapi dapat pula disebabkan oleh faktor selain X

X Y

TERLIHAT TIDAK ADA KORELASI

ADA GEJALA KORELASI NEGATIF Naiknya X akan menyebabkan kecenderungan menurunnya Y.

KORELASI NEGATIF

Naiknya X akan menyebabkan Y turun, sehingga jika X di control makaY akan terkontrol..

X Y

X Y

(27)

4. Control Chart (Peta Pengendali)

Control chart ini menggambarkan perbaikan kualitas. Dimana p e r b a i k a n k u a l i t a s y a n g t e r j a d i p a d a d u a s i t u a s i . a. Situasi control chart ini dibuat, kondisi proses sedang dalam kondisi

tidak stabil. Kondisi yang abnormal terjadi karena adanya sebab khusus (assignable cause), yang lalu dicari tindakan improvemen sehingga proses kembali menjadi normal.

b. Situasi berkaitan dengan pengujian, control chart ini sangat tepat bagi para pengambil keputusan karena model akan melihat yang bagus dan tidak bagus.

Control chart ini pada dasarnya merupakan alat analisa yang dibuat mengikuti metode statistic, dimana data yang berkaitan dengan kualitas produk / proses akan diplotkan dalam sebuah peta seperti ini :

U ku ra n P ro d uk ya n g di pe ri ks a BKA

(Batas Kontrol Atas)

Garis Tengah (Rata-rata) BKB

(Batas Kontrol Bawah) Out Control

Out Control

Sample Lot inspection

Gambar 2.4 Contoh Control Chart

Sumber : Foster,Thomas, Managing Quality An Integrative Appoach .Upper Saddle River:2001

Sedangkan secara umum, control chart terbagi menjadi dua kategori, yaitu :

(28)

Control chart variable adalah control chart dimana data yang dipakai atau dikumpulkan serta dianalisa adalah data variable atau data yang diperoleh dengan melakukan pengukuran menggunakan alat ukur. Control chart variable yaitu :

1. X – Chart

Peta ini menggambarkan variasi harga rata-rata (mean) dari suatu sample lot data (data yang diklasifikasikan dalam kelompok-kelompok) yang ditarik dari suatu proses kerja. 2. R – Chart

Peta ini menggambarkan variasi dari range sampai lots data yang ditarik dari suatu proses kerja

b. Control Chart Atribut

Data yang diperlukan disini hanya diklasifikasikan sebagai data kondisi baik atau jelek (cacat), jadi disini kualitas hasil kerja hanya dibedakan dalam 2 kondisi tadi dimana inspeksi bisa dilakukan secara visual tanpa perlu melakukan pengukuran.

Control Chart Atribiut terdiri dari : 1. p atau np Chart

p-chart berkaitan dengan “fraction defectives” yaitu jumlah cacat dibagi dengan jumlah item (sample) yang diinspeksi, sedangkan np-chart berkaitan dengan “number of defectives” yaitu jumlah cacat yang ditemukan dalam lot size (n) tidak sama. Dan np-chart besarnya n dari setiap lot sama

2. c atau µ Chart

Peta c digunakan untuk sample lot size (n) yang sama sedang peta µ jika harga n berlainan.. Peta c dasarnya tidak tergantung pada besarnya n (sample lot size memiliki harga n sama) tapi lebih berkepentingan dengan banyaknya cacat atau kesalahan saja.

(29)

5. Flow Chart

Flow chart atau sering di sebut sebagai diagram alur merupkan gambar menunjukkan aliran atau urutan suatu proses atau peristiwa. Diagram ini akan memudahkan dalam menggambarkan suatu system, identifikasi masalah dan melakukan tindakan perbaikan. Flow chart ini akan lebih baik jika disusun oleh sebuah tim, sehingga akan dapat diketahui serangkaian proses secara jelas & tepat.

Tindakan perbaikan ini akan dapat dicapai dengan pengurangan atau penyederhanaan tahapan proses, kombinasi proses, atau membuat frekuensi terjadinya langkah.

Contoh dari Flow Chart secara sederhana sebagai berikut :

Gambar 2.5 Contoh Flow Chart

Sumber : Foster,Thomas, Managing Quality An Integrative Appoach .Upper Saddle River:2001

Start Proses Proses Judge Finish Tidak

(30)

6. Run Chart

Run chart merupakan suatu graphic yang menggambarkan karakteristik kualitas sebagai fungsi terhadap waktu. Graphic tersebut tidak merangkum berbagai informasi , tetapi memberikan berbagai ide dari kecenderungan secara umum dan tingkat varibilitas proses

Gambar 2.6 Contoh Run Chart

Sumber : Foster,Thomas, Managing Quality An Integrative Appoach .Upper Saddle River:2001

7. Histogram

Histogram merupakan suatu grafik berbentuk balok yang melukiskan penyebaran data sebagai hasil dari satu macam pengukuran atas suatu kejadian atau proses. Namun disini belum diurutkan dari terbesar sampai terkecil seperti di pareto diagram.

Histogram juga menunjukkan kemampuan proses, dan apabila memungkinkan histogram dapat menunjukkan hubungan dengan 10 0 95 90 85 80 75 70 65 60 55 50 45 40 35 8 9 10 11 12 1 2 3 4 8 9 10 11 12 1 2 3 4 8 9 10 11 12 1 2 3 4 PM- AM PM- AM PM- AM S li ce s/ h o u r

(31)

spesifikasi proses dan angka-angka nominal, sperti rata-rata. Dalam histogram , garis vertical menunjukkan banyaknya observasi tiap-tiap kelas.

0

5

10

15

20

25

J

u

m

la

h

Histogram Lebar Resonator

5.00 5.15 5.30 5.45 5.60 5.75 5.90

Gambar 2.7 Contoh Histogram

Sumber : Defect Kerusakan Appearance, Resonator, Oct.2008,PT.PI

2.3 Penjelasan New QC Seven Tools

Pada sekitar tahun 1976 , para anggota dari Union of Japanese Scientists and Engineers (JUSE) menyatakan bahwa diperlukan suatu tools baru untuk mempromosikan innovasi, komunikasi informasi dan kesuksesan suatu rencana proyek utama. Sehingga team tersebut melakukan research dan development untuk membuat suatu aturan baru, yang akhirnya muncul apa yang dikatakan sebagai New QC Seven Tools. N e w QC S e v e n T o ol s t e r s e b ut s e p e rt i ya n g d i j e l a s k a n o l eh Nayatani,Y, The Seven QC Tools (Tokyo,3A Corporation , 1994) sebagai

(32)

1. Affinity diagram , yaitu mengorganisasikan dari banyaknya suatu ide kedalam hubungan mereka sendiri secara natural.

2. Relation Diagram yaitu menunjukkan sebab- akibat suatu hubungan dan membantu menganalisa secara link natural antara perbedaan aspek dari suatu situasi yang sangat kompleks.

3. Tree Diagram, turunan dari suatu masalah yang luas kategorinya ke dalam lebih mendetail dari setiap levelnya, yang akan membantu dalam pergerakan pikiran kita secara perlahan dari kejadian yang spesifik tersebut.

4. Matrik Diagram, menunjukkan hubungan antara dua, tiga atau empat group dari suatu informasi dan dapat memberikan informasi tentang hubungan/relationship, seperti factor kekuatan hubungan, peran yang dimainkan secara serius oleh individual atau pengukurannya.

5. Arrow Diagram, menunjukkan kebutuhan permintaan dari project atau proses, schedule terbaik saat memasuki project dan rencana yang p o t e n s i a l d a n s u m b e r m a s a l a h s e r a t s o l u s i n y a . 6. Process Decision Program Chart (PDPC) ,identifikasi sistematik

yang kemungkinan mengarah ke kesalahan pada plan disaat development

7. Matrix Data Analysis, teknik matematika yang komplek untuk analisa matrik,sering menggantikan pada list ini dengan matrik prioritas yang serupa.. Salah satu yang paling teliti,hati-hati dan

k e p u t u s a n y a n g m e m e r l u k a n w a k t u Penulis akan mencoba untuk menjelaskan secara singkat beserta data lebih jelas tentang New QC Seven Tools.

1. Affinity Diagram

Seperti yang sudah diterangkan diatas bahwa affinity diagram yaitu mengorganisasikan dari banyaknya suatu ide kedalam hubungan mereka sendiri secara natural. Untuk menunjukkan dengan tepat suatu

(33)

masalah yang dalam situasi yang kacau (semrawut) dan strategi solusi pada umumnya.

Adapun cara-cara dalam pengambilan keputusan dengan menggunakan metode affinity diagram ini adalah sebagai berikut : a. Mengumpulkan sebanyak mungkin jalinan verbal data , seperti idea,

opini atau isu yang berkembang.

b. Mengumpulkan data-data tersebut ke dalan group berdasarkan pada hubungan yang normal dengan brainstorming

c. Mendiskusikan informasi yang terkumpul sampai semua anggota mengerti secara keseluruhan.

d. Menuliskan setiap item secara terpisah dengan Data Card.

e. Mengumpulkan semua kartu yang ada untuk diinformasikan ke semua anggota.

f. Memindahkan isi data card ke dalam group yang mempunyai tema sama.

g. Mengkombinasikan pernyataan dalam data card ke pernyataan affinity terbaru

h. Membuat card baru dengan pernyataan affinity tersebut. i. Melanjutkan dengan kombinasi sampai minimal lima group.

(34)

Gambar 2.8 Contoh Affinity Diagram

Sumber :Nayatani,Y, The Seven QC Tools (Tokyo,3A Corporation , 1994)

Sedangkan keuntungan yang dapat kita peroleh jika menggunakan affinity diagram dalam memecahkan suatu problem adalah sebagai berikut :

a. Memudahkan terobosan pemikiran dan merangsang agar ide-ide baru bisa muncul.

b. Mengarahkan masalah lebih mengerucut keakurasiannya

c. Memastikan setiap anggota/orang mengenali dengan jelas permasalahan yang dihadapi.

d. Menyertakan opini group secara keseluruhan. e. Membantu perkembangan spirit team

f. Menaikkan level setiap anggota/orang ke arah tingkat kesadaran yang tinggi

g. Mendorong ke group untuk melakukan action.

Topik

Pernyataan Affinity Data Card Data Card Data Card Data Card Pernyataan Affinity Data Card Data Card Data Card Data Card Pernyataan Affinity Data Card Data Card Data Card Data Card Data Card Data Card Pernyataan Affinity Data Card Data Card Data Card Pernyataan Affinity Data Card Data Card Data Card Data Card Data Card

(35)

2. Relation Diagram

Menunjukkan sebab- akibat suatu hubungan dan membantu menganalisa secara link natural antara perbedaan aspek dari suatu situasi yang sangat kompleks.Untuk menemukan solusi permasalahn yang strategis dengan mengklarifikasikan suatu hubungan dengan menghubungkan satu sama lainnya penyebab yang sangat kompleks. Adapun cara atau metode untuk menyusun Relation diagram ini dapat dilihat sebagai berikut :

a. Disini mengekspresikan permasalahan dalam bentuk pertanyaan mengapa sesuatu tidak terjadi.

b. Masing-masing anggota me-list up penyebab-penyebab yang mempengaruhi permasalahan.

c. Masing-masing menulis item tersebut ke dalam card.

d. Mendiskusikan semua info yang masuk agar semuanya bisa mengerti. e. Mengelompokkan card tersebut kedalam group yang sama.

f. Menganalisa hubungan (relationship) dari cause-effect, dan membagi card tersebut kedalam penyebab utama, penyebab sekunder dan tersier.

g. Menghubungkan semua card sesuai dengan relationships-nya.

h. Mendiskusikan lebih lanjut sampai semua kemungkinan penyebab bisa diidentifikasi

i. Meninjau secara keseluruhan diagram yang terjadi untuk relationships penyebab-penyebabnya.

j. Menghubungkan semua group yang berhubungan.

(36)

Gambar 2.9 Contoh Relation Diagram

Sumber :Nayatani,Y, The Seven QC Tools (Tokyo,3A Corporation , 1994)

S e d a n g k a n k e u n t u n g a n y a n g d a p a t k i t a p e r o l e h j i k a menggunakan Relation Diagram dalam memecahkan suatu problem adalah sebagai berikut :

a. Berguna saat tahapan planning menghadapi perspective pada situasi keseluruhan.

b. Memfasilitasi kesepakatan diantara anggota team.

c. Membantu mengesmbangkan dan perubahan cara berpikir orang. d. Memungkinkan prioritas dapat diidentifikasi secara akurat.

e. Membuat permasalahan dapat dikenali denga mengklarifikasi relationship diantara penyebab yang terjadi.

3. Tree Diagram

Merupakan turunan dari suatu masalah yang luas kategorinya ke dalam lebih mendetail dari setiap levelnya, yang akan membantu dalam pergerakan pikiran kita secara perlahan dari kejadian yang spesifik tersebut. Mengapa "X" tidak terjadi ? Penyebab Utama Penyebab Utama Penyebab Utama Penyebab Utama Penyebab Sekunder Penyebab Sekunder Penyebab Sekunder Penyebab Sekunder Penyebab Sekunder Penyebab Tersier Penyebab Tersier Penyebab Tersier Penyebab Tersier Penyebab Tersier Penyebab Level 4 Penyebab Level 4 Penyebab Level 5 Penyebab Level6

(37)

Tree Diagram secara sistematik akan mencari strategi terbaik untuk mencapai suatu yang obyektif.

Adapun cara atau metode untuk menyusun Tree Diagram ini dapat dilihat sebagai berikut :

a. Menuliskan Relation Diagram topic yang akan dibahas.

b. Mengidentifikasikan hambatan bagaimana obyektif dapat dicapai. c. Mendiskusikan cara mencapai obyektif (primary mean, strategi level

pertama)

d. Mengambil setiap primary mean , menulis obyektif untuk mencapainya (secondary means).

e. Melanjutkan sampai level ke empat..

f. Meninjau setiap system cara tersebut dalam kedua arah. (dari obyektif ke cara, dari cara ke obyektif).

g. Jika perlu menambahkan card lebih banyak. h. Hubungkan ke semua level.

Sehingga akan didapatkan Tree diagram sebagai berikut :

Gambar 2.10 Contoh Tree Diagram.

Sumber :Nayatani,Y, The Seven QC Tools (Tokyo,3A Corporation , 1994)

S e d a n g k a n k e u n t u n g a n y a n g d a p a t k i t a p e r o l e h j i k a Menyelesaika n Masalah Primary Means Primary Means Secondary Means Secondary Means Secondary Means Secondary Means 3rd Means 3rd Means 3rd Means 3rd Means 3rd Means 3rd Means 3rd Means 3rd Means 4th Means 4th Means 4th Means 4th Means 4th Means 4th Means 4th Means 4th Means 4th Means 4th Means 4th Means 4th Means 4th Means 4th Means 4th Means 4th Means Hambatan

(38)

menggunakan Tree diagram dalam memecahkan suatu problem adalah sebagai berikut :

a. Pendekatan yang sistematik & logic dan mengurangi item-item Kemungkinan lainnya.

b. Menfasilitasi perjanjian diantara anggota team c. Akan bisa meyakinkan secara kuat dengan strategi.

4. Matrik Diagram

Menunjukkan hubungan antara dua, tiga atau empat group dari suatu informasi dan dapat memberikan informasi tentang hubungan/relationship, seperti factor kekuatan hubungan, peran yang dimainkan secara serius oleh individual atau pengukurannya. Di matrik diagram ini untuk mengklarifikasikan setiap masalah dengan berpikir secara multidensional.

Adapun cara membuat matrik diagram ini secara singkat bisa dijelaskan sebagai beriku :

a. Menuliskan kategori Evaluasi (kemanjuran/efficacy, kepraktisan/practicability, dan rank) pada posisi-horizontal.

b. Memerikas Final level mean ke identifikasi yang akan diimplementasikan

c. Menuliskan nama-nama sepanjang horizontal axis

d. Memberikan judul group di posisi kolom sebagai “Responsibility”. e. Menuliskan judul di posisi kanan ujung akhir pada horizontal axis

sebagai “Remark”

f. Memeriksa setiap cell dan masukan symbol sesuai dibawah ini : Tingkat Keberhasilan : O = good , = memuaskan , X : Tdk ada Kepraktisan : O = good , = memuaskan , X : Tdk ada g. Menentukan score setiap kombinasi symbol, simpan ke dalam rank

coloumn.

h. Memriksa cell dibawah Responsibility kolom, memasukan double circle untuk Principal dan single circle untuk Subsidiary

(39)

i. Mengisis kolom remark dan record arti dari symbol-simbol yang muncul.

Berikut gambaran Matrik Diagram secara umum:

Gambar 2.11 Contoh Matrik Diagram

Sumber :Nayatani,Y, The Seven QC Tools (Tokyo,3A Corporation , 1994)

S e d a n g k a n k e u n t u n g a n y a n g d a p a t k i t a p e r o l e h j i k a menggunakan Matrik diagram dalam memecahkan suatu problem adalah sebagai berikut :

a. Data yang memungkinkan berdasarkan ide-ide untuk memperluas pengalaman.

b. Mengklarifikasi hubungan diantara elemen yang berbeda

c. Membuat keseluruhan struktur dari permasalahan secepatnya agar menjadi lebih jelas & nyata.

d. Mengkombinasikan dari dua atau lebih type diagram, lokasi permasalahan menjadi jelas.

5. Arrow Diagram

Menunjukkan kebutuhan permintaan dari project atau proses, schedule terbaik saat memasuki project dan rencana yang potensial

O O = 1 O = 4 = Pricncipal O = 2 O X = 5 = Subsidiary = 3 X = 6 Responsibility R e m ar k

Keep sampai 4 kali perbulan. Setiap apel pagi

3 kali/ tahun/person S e c t. P ar t L e ad e r M e m b e r Evaluasi S e c . Q C C h ai rm an S e c P ar t Q C C o o rd in at o r S e c t. P ar t M an ag e r 2 X 5 O 1

Level 4th Means dari Tree Diagram

O O O O O R an k

Level 4th Means dari Tree Diagram Level 4th Means dari Tree Diagram Level 4th Means dari Tree Diagram

O 1 O 1 O 4 P ra c ti c ib ili ty E ff ic ac y

Level 4th Means dari Tree Diagram Level 4th Means dari Tree Diagram

(40)

serta sumber masalah dan solusinya. Untuk mengoptimalkan schedule dan control terhadap effektivitasnya.

Metode untuk pembuatan Arrow Diagram dapat dilihat sbb: a. Berdasarkan strategi dari Tree Diagram, pilih salah satunya

(objective dari Arrow diagram).

b. Identifikasi lebih sempit ke arah Objective.

c. List semua aktivitas yang penting untuk pencapaian Objective. d. Menulis semua aktivitas yang penting pada card yang terpisah. e. Mengumpulkan cards dalam urutan yang sesuai dengan aktivitasnya. f. Memindahkan beberapa aktifitas duplikasinya.

g. Meninjau aktivitas kembali, menemukan urutan dari aktivitas terbesar.

h. Menyusun secara parallel aktivitasnya

i. Memeriksa lintasan, nomor simpul dalam urutan dari kiri ke kanan. j. Mencatat nama-nama dan informasi penting lainnya.

Sehingga akan bisa dilihat bentuk seperti dibawah ini :

Gambar 2.12 Contoh Arrow Diagram

Sumber :Nayatani,Y, The Seven QC Tools (Tokyo,3A Corporation , 1994)

K e u n t u n g a n y a n g b i s a d i d a p a t j i k a m e n g g u n a k a n A r r o w D i a g r a m i n i d a l a m m e n g a n a l i s a p e r m a s a l a h a n / p r o b l e m : a. Memungkinkan keseluruhan tugas untuk memantau/melihat dari

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Activity Activity Activity

Activity Activity Activity Activity Activity Activity

Activity Activity Activity Activity

(41)

halangan yang potensial untuk diidentifikasi sebelum mulai dikerjakan

b. Mengarahkan penemuan perbaikan yang mungkin dilakukan c. Membuat lebih mudah untuk memonitor progress kerja/aktivitas. d. Memperbaiki komunikasi diantara team.

e. Mempromosikan pengertian dan perjanjian diantara anggota team.

6.Process Decision Program Chart (PDPC)

Identifikasi secara sistematik yang kemungkinan terjadi pada kesalahan plan disaat development. Untuk membuat hasil yang diinginkan dari banyaknya kemungkinan hasil yang akan didapat.

Cara penyusunan Process Decision Program Chart (PDPC) dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Menyeleksi keefektifan yang tinggi, tapi strategi yang sulit dari Tree Diagram..

b. Menentukan ke arah goal.(hasil yang paling diinginkan) c. Mengidentifikasikan situasi yang ada (starting point) d. Mengidentifikasi hambatan secara obyektif.

e. Mendata aktivitas menuju ke jangkauan goal dan problem yang potensial dengan setiap aktivitasnya.

f. Meninjau list. Menambahkan extra aktivitas atau masalah yang bukan sebelumnya .

g. Menyiapkan rencana darurat untuk setiap step & me-review aktivitas apa yang diperlukan jika step tidak tercapai hasilnya. h. Memeriksa secara hati-hati untuk mengecek ketidakkonsekwenan

dan semua factor yang penting didalamnya.

i. Memeriksa untuk membuat kepastian dari semua rencana tidak terduga menjadi cukup.

Sehingga untuk hasil yang diinginkan dari methode Process Decision Program Chart (PDPC) ini sebagai berikut :

(42)

Gambar 2.13 Contoh PDPC

Sumber :Nayatani,Y, The Seven QC Tools (Tokyo,3A Corporation , 1994)

Adapun keuntungan atau kelebihan dari penggunaan metode ini adalah sebagai berikut :

a. Memudahkan peramalan.

b. Menggunakan masa lalu untuk antisipasi keadaan tidak menentu. c. Mengarah / menunjuk problem secara tepat.

d. Menggambarkan bagaimana peristiwa diarahkan ke kesimpulan yang tepat.

e. Memungkinkan dilibatkan dalam keputusan yang dimengerti oleh pembuat keputusan.

f. Membantu perkembangan hubungan dan komunikasi di dalam sebuah group.

g. Mudah untuk dimodifikasi dan mudah dimengerti.

7. Matrix Data Analysis

T e k n i k a n a l y s i s m a t e m a t i k y a n g k o m p l e k u n t u k analisa matrik,sering menggantikan pada list ini dengan matrik prioritas yang serupa.. Salah satu yang paling teliti,hati-hati dan keputusan yang memerlukan waktu. Dengan prinsip teknik pengukuran dan arrrange

START GOAL YES YES NO NO NO NO NO NO YES NO

(43)

data diperkenalkan di Matrix. Selain itu menemukan indikator yang berbeda dan mencoba mengklarifikasi informasi lebih lanjut.

Untuk membuat Matrix Data Analysis ini langkah-langkah yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :

a. Menentukan goal yang akan dicapai,alternative,dan kriteria lain untuk sebuah keputusan.

b. Menempatkan penyeleksian pada tingkat kepentingan yang ada. c. Mengaplikasikan persentase berat ke setiap pilihan (option). (semua

berat tersebut harus sampai point 1)

d. Menjumlahkan rating setiap individu untuk menentukan ranking keseluruhannya. (membagi bilangan dari option untuk rata-rata ranking)

e. Rank disetiap option dengan respect ke kriteria. (rata-rata ranking dan mengaplikasikan agar ranking menjadi lengkap).

f. Mengalikan berat dengan hubungan rank dalam sebuah Matrix (contoh, 4 terbaik, 1 paling buruk)

g. Hasilnya dalam Score Important.

h. Menjumlahkan Score Important untuk setiap option.

(44)

Berikut ini gambaran secara sederhana mengenai Matrix Data Analysis ini :

Gambar 2.14 Contoh Matrix data Analisys

Sumber :Foster,S,., Managing Quality (Upple Sadle River NJ:Prentice Hall,2001) Sedangkan keuntungan pada saat menggunakan Matrix Data Analisys bisa didapatkan antara lain :

a. Dapat digunakan untuk berbagai keperluan di lapangan. (market surveys, new product planning, process analysis).

b. Dapat digunakan pada saat Matrix diagram masih belum cukup memberikan informasi yang kita inginkan.

Importance

ImportanceImportance

Importance Option Option Option Option

Sum Score Sum Score Sum Score

Sum Score RankingRankingRankingRanking

Options Options Options Options Design A Design A Design A Design A 0.3 0.2 Rank 3 3 0.9 0.6 3.2 1 Design B Design B Design B Design B 0.4 0.1 Rank 4 1 1.6 0.1 3.0 2 Design C Design C Design C Design C 0.25 0.25 Rank 2 4 0.5 1 2.5 3 Design D Design D Design D Design D 0.1 0.2 Rank 1 3 0.1 0.6 3.2 1 1.05 0.75 0.2625 0.1875 2 4 0.2375 3 Criteria Criteria Criteria Criteria 0.4 4 1.6 0.95 0.4 0.25 3 0.75 1 0.1 0.2 2 Reliability Reliability Reliability

Reliability StrengthStrengthStrengthStrength

(Leas important)

(Leas important)(Leas important)

(Leas important) 0.1 1.25 0.3125 1 Cost CostCost Cost 0.25 0.3 3 0.9 3 0.9 0.25 1 Sum of Weight Average of Weight Criterion Ranking Customer Acceptance Customer Acceptance Customer Acceptance Customer Acceptance (most important) (most important) (most important) (most important) 0.4 4 1.6 0.3 Percentage weight Importance Score Percentage weight Importance Score Percentage weight Importance Score Percentage weight Importance Score

(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian Terpakai

Dalam dasar pembuatan laporan tugas akhir, analisa yang biasa dilakukan ada bebarapa cara. Cara tersebut adalah :

a. Studi Pustaka, data yang diperoleh berdasarkan referensi buku dan atau jurnal.

b. Studi Lapangan, data yang diambil dari lokasi penelitian,. c. Gabungan, menggunakan kedua metode diatas.

Penulis dalam membuat laporan tugas ini menggunakan metode gabungan, dengan studi pustaka dan laporan lapangan khusus di PT.PI yang memproduksi komponen elektronika.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan di PT. PI yang terletak di kawasan industri GBL Jl. Teuku Umar Bekasi Jawa-Barat, dengan produk komponen elektronika Resonator.

3.2.2 Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan pada waktu periode Desember 2008 sampai dengan April 2009 dengan menggunakan data secara primer dan secara sekunder.

(46)

3.3 Study Kepustakaan dan Pemahaman New QC Seven Tools.

Pemahaman tentang New QC Seven Tools bisa didapat dari literature-literatur yang ada dari berbagai sumber dengan cara pemakaiannya . Dari studi literature tersebut dan pemahaman tentang konsep New QC Seven Tools beserta cara pengolahan data dan analisa.

Data-data yang tersedia dan diperlukan sesuai dengan keadaan di PT.PI dengan tetap melihat waktu yang ada. Dan hasil penelitian tersebut akan menghasilkan data yang sangat relevan dan dapat dimanfaatkan oleh pihak PT.PI

3.4 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data sangat diperlukan untuk memperoleh data datapendukung dalam melakukan suatu aplikasi penelitian. Dan pengumpulan data tersebut dilakukan dengan mengumpulkan data tentang perusahaan, pengamatan atau riset langsung serta beberapa wawancara dengan pihak perusahaan. Dan pengumpulan informasi dapat dibagi dua jenis, yaitu :

1. Data Primer

Yaitu data yang diambil dari pengamatan dan riset oleh penulis. 2. Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh dari olahan data perusahaan.

Data-data yang dimaksud ini adalah data-data yang akan berhubungan langsung dengan masalah yang akan diaplikasikan secara aplikatif dari salah satu New QC Seven Tools. Data-data tersebut antara lain :

1. Data secara umum dari pihak perusahaan.

2. Data Reject Part atau kerusakan di proses produksi Resonator.

3.5 Tahapan Pengolahan Data

(47)

yang timbul, analisa penyebab, diskusi sampai dengan penarikan kesimpulan dapat digambarkan sebagai berikut :

Tabel 3.1 Flow perbaikan dengan New QC Seven Tools Pembentukan Team Perbaikan Pemilahan Data-data yang diperlukan Affinity Diagram Use Relation Diagram Use

Matrix Diagram Use

Tree Diagram Use

Arrow Diagram Use PDPC Diagram Use Matrix Data Analysis Use Perbaikan Standarisasi Evaluasi ev al u as i ev al u as i ev al u as i

(48)

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Data Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah dan Perkembangan

PT. PI merupakan suatau badan usaha yang bergerak di bidang komponen elektronika yang berdiri pada tanggal 1 Juli 1993. Yang saat ini saham 100% dimiliki oleh salah satu group raksasa elektronika dari Jepang yang mempunyai brand ”P”.

Jauh sebelum tahun 1993 tersebut, perusahaan ini adalah salah satu perusahaan multinational yang bernaung dalam bendera ”MG” yang berdiri tahun 1973 di Jakarta. Group ”MG” tersebut terdiri dari perusahaan ”M” dari Jepang dan ”G” dari Indonesia dengan masing-masing sahamnya sekitar 50% dan 50%. Tetapi pada tanggal 1 Juli 1993 semua saham dibeli oleh group “P”. Sehingga tanggal tersebut dijadikan hari kelahiran perusahaan PI ini.

4.1.2 Hasil Produksi

Sesuai dengan laporan dari pihak personalia, sampai dengan 1 January 2009, jumlah total karyawan yang ada semuanya 1557 orang. Dan PT.PI dalam organisasi yang ada terdiri dari 3 factory. Antara lain :

(49)

1. Factory Speaker

2. Factory Inductive Transformer 3. Factory Circuit Componens

Masing-masing factory tersebut memproduksi komponen elektronik yang berbeda-beda. Adapun hasil produksi masing-masing factory adalah sebagai berikut :

1.Factory Speaker memproduksi speaker yang digunakan di otomotif (mobil), audio visual dan speaker aktif.

2. Factory Inductive Transformer memproduksi berbagai jenis transformer yang dipakai di berbagai komponen elektronika.

3. Factory Circuit Components memproduksi komponen eletronika yang dibuat dari bahan dasar ceramic yang nantinya menjadi resonator,filter, buzzer dan trimmer.

Dimana semua produk tersebut mempunyai karakteritik yang sangat jauh berbeda, baik proses,material,pengontrolan dan aplikasinya.

4.1.3 Distribusi dan Pemasaran

Karena PT.PI adalah perusahaan yang bertaraf internasional dengan mengutamakan mutu, maka hampir sebagian besar produksinya dikirimkan ke berbagai belahan dunia dan juga pasar domestic. Produk-produk yang dikirimkan tersebut tetap merupakan yang terbaik di kelasnya sehingga pangsa pasar di luar negeri sangat memuji

(50)

produk hasil PT.PI, khususnya perusahaan yang memanfaatkan teknologi produk PT.PI menjadi target penjualan antara lain :

a. Panasonic yang membeli produk speaker, transformer dan circuit components produk untuk di assembly ke produk mereka. b. Sanyo yang menggunakan circuit components produk. c. Nokia yang menggunakan circuit components produk.

d. Fujitsu yang menggunakan produk speaker,transformer dan circuit componets.

d. Dan masih banyak lagi.

4.2 Tentang Produk Resonator 4.2.1 Sekilas tentang Resonator

Di dalam circuit components factory terdapat produk bernama Resonator. Resonator adalah suatu komponen yang terbuat dari lapisan beberapa ceramic yang sudah melewati berbagai macam perlakuan khusus. Dan proses pembuatan material ceramic ini masih dilakukan di Jepang karena teknologi dan peralatan yang sudah lebih maju.

Sedangkan fungsi dari resonator itu sendiri adalah sebagai clock pulse generator pada micro processor dan carrier gelombang pada peralatan telekomunikasi seperti telepon genggam, komputer dan printer.

Adapun feature dari produk resonator :

 . Lebar range oscillation frequency 2.0 sampai dengan 50 MHz  Tidak memerlukan capacitor di dalam oscillation circuit.  Akurasi yang tinggi, dengan kestabilan dari initial frequency

(51)

mempunyai toleransi ±0.3 sampai 0.5%

 Sangat aman di pakai di PC board (max. tinggi hanya 5 mm) Secara ilustrasi bentuk produk resonator tersebut adalah sbb :

Gambar 4.1 Ilustrasi Produk Resonator

U UppVViieeww B BaacckkssiiddeeVViieeww Max.25 mm Max.5 mm Max.12 mm

(52)

Gambar 4.2 Structure Componens Resonator Insulation Substrate Resin Sheet Piezo-Element Resin Sheet Capacitance

(53)

s P ro d u k si R es o n a to r

Sumber : Proses Resonator , Tabel 4.1 .1:Proses Flow Chart Resonator

(54)

Sumber : Proses Resonator , Tabel 4.1.2 :Proses Flow Chart Resonator

(55)

Sumber : Proses Resonator , Tabel 4.1.3 :Proses Flow Chart Resonator

(56)

4.3 Tahap Pengolahan Data

Dalam tahap-tahap pembuatan tugas akhir ini, diambil dari kerusakan yang dominan di beberapa proses berdasarkan dari tujuan penurunan defect/kerusakan yang dicanangkan oleh pimpinan.

Dal am t ahap i ni , disusun t eam unt uk menganal i sa dan m e l a k u k a n r e n c a n a p e r b a i k a n . A n g g o t a t e a m t e r s e b u t terdiri dari 5 orang yang diambil dari berbagai section seperti dari QC, Product Engineering, Development Engineering dan Production Data-data yang diambil adalah hasil dari analisa kerusakan selama sebulan dengan cara :

1. Analisa data kerusakan selama sebulan (February 2009)

2. Mengevaluasi kembali jenis kerusakan yang dipisahkan oleh pihak produksi untuk memastikannya kembali.

3. Melakukan diskusi dengan anggota team yang telah ditunjuk secara brainstorming agar bisa benar-benar mengena dengan dengan tema masalah dan perbaikan.dengan menggunakan salah satu tools yang ada di New QC Seven Tools.

(57)

4.3.1 Pengumpulan Data Appearance Tapping Chips

Data yang diambil adalah model EFJC1605E5B (weekly report) Item Defect Minggu

ke-1 Minggu ke-2 Minggu ke-3 Minggu ke-4 Total N (jml prod) 1200 1200 1200 1200 4800 Presentase (p) 4.1% 10.7% 10.2% 4.8% 7.4% R (Total defect) 163 107 135 169 357 Electrode Chipping 13 64 62 12 151 Electrode Tipis 15 21 21 17 74 Gelembung 11 20 19 15 65 Alumina Plate Over 3 10 12 15 33 Dimensi NG 4 9 3 8 20 Marking 2 3 3 4 10 Crack 1 0 1 2 2 Lain-lain 0 1 1 0 2

Tabel 4.2 Kerusakan Appearance Tapping Chips Feb.09, sumber PT.PI-Resonator

Berdasarkan data tersebut presentase kerusakan di appearance tapping chips :

N : 4800 pcs

R : 357 pcs =======p (%) : 357 x 100% = 7.4% 4800

(58)

Tgl 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 N 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 p ##### 3.0% 3.5% 6.5% 4.5% 2.5% 4.5%##### 7.5% 4.5% 4.5% 4.0% 4.0% 7.5%##### 4.0% 4.5% 6.5% 7.0% 4.5% 4.5% ##### 7.0% 4.0% 6.5% 3.0% 3.0% 5.5% R 6 7 13 9 5 9 15 9 9 8 8 15 8 9 13 14 9 9 14 8 13 6 6 11 Elect.Chiiping 3 2 3 2 1 2 5 3 2 2 2 7 2 3 3 7 3 3 3 1 3 1 2 2 Elect.Tipis 1 2 4 3 3 2 4 4 3 3 2 4 3 2 6 4 2 2 3 3 5 2 1 3 Elect. Gelembung 2 1 3 2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 1 3 3 2 2 4 2 3 2 1 3 Alumina Plate 0 1 1 0 0 1 3 1 1 1 1 2 1 1 0 0 0 1 3 1 1 1 2 0 Dimensi NG 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 2 Marking 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 Crack 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0.0% 3.0% 3.5% 6.5% 4.5% 2.5% 4.5% 0.0% 7.5% 4.5% 4.5% 4.0% 4.0% 7.5% 0.0% 4.0% 4.5% 6.5% 7.0% 4.5% 4.5% 0.0% 7.0% 4.0% 6.5% 3.0% 3.0% 5.5% 0% 1% 2% 3% 4% 5% 6% 7% 8% 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 BKB : 2.5% BKB : 2.5% BKB : 2.5% BKB : 2.5% BKA : 4.7% BKA : 4.7% BKA : 4.7% BKA : 4.7%

Sumber : Proses Resonator , Tabel 4.3 :Kerusakan di Bulan Feb.09 (daily Defect)

(59)

Berdasarkan pareto kerusakan yang ada, bisa dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.4 Pareto total Kerusakan Appearance Tapping ChipsFeb.09,Sumber PT.PI-Resonator

Keterangan kerusakan tersebut :

1. Electode Chipping adalah electode yang mengelupas , tidak sempurna bentuknya.

2. Electrode tipis adalah electrode penghubung antara kutub (+) dan kutub (-) yang bentuk electrodenya sangat tipis. Spesifikasi ketebalan

dari electode tersebut ( 50 µ sampai dengan 70µ)

3. Electode gelembung adalah bentuk electode yang tidak menenpel pada c e r a m i c s e h i n g g a k e m u n g k i n a n b e s a r a k a n t e r k e l u p a s 4. Alumina plate Over, ini berhubungan dengan proses platting di subcont dari perusahaan PT.PI , yaitu platting yang tebal. Ketebalan platting yang di harapkan 100µ sampai 140 µ.

5. Dimensi NG agalah ukuran dari produk yang tidak masuk ke spesifikasi panjang dan lebar yaitu 25 mm maksimum dan 12 mm

42% 63% 81% 90% 96% 99% 99% 100% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% Ele ct.C hiip ing Ele ct.T ipis Ele ct. G elem bung Alu min a P late Dim ensi NG Mar king Cra ck Lai n

(60)

6. Marking adalah jenis keruskan pada stamp marking seperti meleber, kurang, miring dan lainnya.

7. Crak adalah jenis kerusakan pecah atau crack dari ceramic

4.4 Tahap Pencarian Penyebab

Karena di dalam tahap ini akan dicari penyebab atau faktor – faktor kerusakan yang sangat dominan. Dan untuk mengaplikasilan New QC Seven Tools tersebut, penulis tentunya tidak akan membuat semua variable yang telah ditemukan dengan semua tools tersebut, tetapi akan memilih sesuai dengan kondisi yang sesuai.

4.4.1 Penggunaan Affinity Diagram

Langkah awal untuk mencari tema perbaikan dengan menggunakan Affinity Diagram dan diskusikan dengan semua anggota team.. Dan bisa dilihat pada table berikut ini :

(61)

Tabel 4.5 Affinity Diagram Appearance tapping ,Sumber PT.PI-Resonator

Dari Affinity Diagram tersebut diatas, semua anggota team setuju untuk mengangkat masalah Electrode Chippingr, Electrode Tipis dan Electrode Gelembung dengan berbagai perimbangan yang ada.

Appearance Tapping Defect

Crack Presentase Defect 0.3 % Presentase Defect 0.4 % Presentase Defect 1.5 % Presentase Defect 1.6 % Presentase Defect 1.8 % Presentase Defect 2.0 % Presentase Defect 2.4 % Presentase Defect 0.3 % Marking Dimensi NG

Alumina Plate Over Electrode

Gelembung Electrode Tipis Electrode Chipping Lain-lain Kerusakan Setelah brg jadi Kerusakan hanya stamping Kerusakan stl brg jadi Kerusakan terjadi di Sub Cont Kerusakan sebelm brg jadi Kerusakan sebelm brg jadi Kerusakan sebelm brg jadi Kerusakan Unfungsional Kerusakan Unfungsional Kerusakan Unfungsional Kerusakan fungsional Kerusakan Unfungsional Kerusakan Unfungsional Kerusakan Unfungsional Kerusakan campuran item defect mirip Electrode Tipis & Gelembung item defect mirip Electrode Chipping & Gelembung item defect mirip Electrode Tipis & Chipping control ke sub cont sedikit susah Kerusakan jrang terjadi Kerusakan

jarang Terjadi Bisa di repair,

Kerusakan Sering terjadi Kerusakan Sering terjadi Kerusakan Sering terjadi

(62)

Dan untuk 3 besar kerusakan ini adalah Electrode Chippingr, Electrode Tipis dan Electrode Gelembung. Dilihat ketiga jenis kerusakan ini, pada dasarnya mempunyai kemiripan (performance) kerusakan yang hampir mirip sama。Ketiga jenis kerusakan ini menyumbang lebih dari setengah (50%) kerusakan yang ada di Appearance Tapping Chip :

Electrode Chipping Electrode Tipis Gelembung

Ta m p ak S am p in g Ta m p ak B aw ah

Gambar 4.3 Tiga besar jenis kerusakan Appearance Tapping Chip. Jenis appearance ini sangat membutuhkan analisa yang sangat mendalam karena bisa mengakibatkan fungsi electrical nantinya akan terganggu. Karena fungsi electrical tergantung dari koneksitas kutub (+) dan kutub (-) menjadi tidak maksimal dalam bekerjanya fungsi komponen ini terhadap part yang lain.

4.4.2 Penggunaan Relation Diagram

Kemudian setelah diketahui jenis / item kerusakan yang akan dibahas, sebelumnya perlu di buat suatu statement kenapa hal itu seperti

(63)

tidak terjadi. Karena sesuai dengan prinsip pembuatan Relation Diagram, bahwa suatu permasalahan/problem terjadi pasti ada hal kebalikannya.

Hasil dari step pembuatan Relation Diagram untuk ke tiga defect tersebut sebagai berikut :

Tabel 4.6 Tabel Relation Diagram untuk Defect Electrode Chipping ,Sumber PT.PI-Resonator Machine

Control Bagus

Kenapa Electrode Chipping tidak terjadi

? Kondis Material NiCr tdk berubah Ketebalan printing Stabil Penempatan Material sdh benar Kekuatan Screen Film stabil Maintenance Jig FIM sesuai prosedure Setting detektor FIM tdk berubah Viscocity relatif stabil Kandungan isi tdk berubah. Penanganan Screen Bagus Standard PM sdh jalan Standard PM sdh jalan Operatator bekerja dg benar Pengontrolan Yg Baik Standard Method bagus Orang Yang terlatih Standard Method bagus Standard Method bagus Machine Control Bagus

(64)

Tabel 4.7 Tabel Relation Diagram untuk Defect Electrode Tipis ,Sumber PT.PI-Resonato

Tabel 4.8 Tabel Relation Diagram untuk Defect Electrode Gelembung ,Sumber PT.PI-Resonato

Kenapa Electrode Gelembung tidak terjadi ? Kondis Material NiCr Ketebalan printing Stabil Kekuatan Screen Film Temperatur Drying Stabil Pengontrolan Yg Baik Standard Method Orang Yang terlatih Viscocity relatif stabil Kandungan isi tdk berubah. Standard Method Penanganan

Screen Bagus Standard

Method Control by Operator Control by Operator Proses damprof yg stabil Komposisi Material temperatur terkontrol Control by Operator Standard Method Kenapa Electrode Tipis tidak terjadi ?

Kondis Material NiCr tdk berubah Ketebalan printing Stabil Kekuatan Screen Film stabil Temperatur Drying Stabil Pengontrolan Yg Baik Standard Method bagus Orang Yang terlatih Viscocity relatif stabil Kandungan isi tdk berubah. Standard Method bagus Penanganan

Screen Bagus Standard Method bagus Control by

Operator

Control by Operator

Gambar

Gambar 2.3 Contoh Diagram Scatter
Gambar 2.4 Contoh Control Chart
Diagram  ini  akan  memudahkan  dalam  menggambarkan  suatu  system,  identifikasi  masalah  dan  melakukan  tindakan  perbaikan
Gambar 2.6  Contoh Run Chart
+7

Referensi

Dokumen terkait

Namun akan membahas suatu metode untuk memperkecil ukuran matriks biaya yang ada pada masalah QAP simetris, yang akan memperkecil ukuran matriks arus dan matriks

Penentuan stasiun pengamatan berdasarkan perbedaan area pemanfaatan di kawasan perairan dan di daratan yaitu Teluk Kaping (Stasiun 1- 6) dan Teluk Pegametan (Stasiun 7-12)

Pendekatan yang lebih membantu adalah dengan mengasumsikan bahwa user akan membutuhkan bantuan pada suatu waktu dan merancang bantuan (help) ini ke dalam system. • Ada empat

Perilaku tersebut dapat diobservasi dengan nyata dan merupakan bukti apakah warga telah berperilaku sesuai atau tidak sesuai dengan ketentuan hukum normatif (Kodifikasi

Dari hasil penelitian secara keseluruhan persepsi atlet sepak bola PSIS Semarang terhadap pemanfaatan sport massage sebelum bertanding tahun 2009 dengan menggunakan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan umpan balik dan variasi pekerjaan perawat di unit rawat inap terhadap mutu asuhan keperawatan (standar asuhan

Saat ini tahun 2014 RSUD Kotabaru memperoleh pendapatan dari dari tarif retribusi pelayanan kesehatan yang diatur berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 03 Tahun 2012 tentang

Penyusunan sehingga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Jeneponto Tahun Anggaran 2019 ini disusun berdasarkan