• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada bab ini peneliti akan menyajikan kesimpulkan hasil akhir dari penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan oleh peneliti di kelas VIII – E SMP Negeri 4 Bandung. Selain kesimpulan, pada bab ini peneliti juga akan memberikan saran kepada berbagai pihak yang terkait baik bagi pihak sekolah, guru, siswa dan peneliti selanjutnya yang akan meneliti dengan tema yang mirip dengan penelitian ini. Berikut adalah kesimpulan hasil dari penenelitian serta saran yang peneliti rekomendasikan bagi pihak–pihak terkait:

A. Kesimpulan

Penerapan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) menggunakan model value clarification technique (VCT) model role playing untuk menekan perilaku bullying siswa di kelas VIII – E SMP Negeri 4 Bandung dapat disimpulkan sebagai berikut:

Pertama, Perencanaan pembelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS) menggunakan model pembelajaran value clarification technique (VCT) model role playing untuk menekan perilaku bullying siswa di kelas VIII–E SMP Negeri 4 Bandung dilakukan melalui tahapan menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar agar penerapan penelitian dapat di sesuaikan dengan materi pelajaran yang sedang berlangsung. Selanjutnya peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang tepat dan sesuai dengan permasalahan yang coba sedang di selesaikan oleh peneliti.

Peneliti menyusun lembar observasi perilaku siswa, sebagai alat yang akan memudahkan peneliti dalam mengambil data dari lapangan. Lembar observasi ini akan merekam semua tindakan atau perilaku siswa selama tindakan penelitian

Agung Wiradimadja, 2013

Penerapan Value Clarification Technique (VCT) Model Role Playing Dalam Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Untuk Menekan Perilaku Bullying Siswa Di SMP Negeri 4 Bandung (Penelitan Tindakan Kelas Di Kelas VIII-E SMPN 4 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dilaksanakan mulai dari siklus 1 sampai dengan siklus 3. Dalam mengisi lembar observasi perilaku siswa ini, peneliti dibantu oleh guru mitra di dalam kelas selama tindakan berlangsung. Hal tersebut dilakukan agar peneliti mendapatkan informasi perubahan dan perkembangan perilaku bullying siswa dalam pergaulan sehari – hari bersama temannya, setelah diterapkannya tindakan penelitian.

Kedua, penerapan model pembelajaran IPS menggunakan value clarification technique (VCT) model role playing di dalam kelas untuk menuntaskan perilaku bullying siswa kelas VIII – E SMP Negeri 4 Bandung diawali dengan memberikan materi bentuk – bentuk hubungan sosial. Siswa diperkenalkan bahwa bentuk hubungan sosial itu bisa berbentuk positif atau pun berbentuk negatif. Selanjutnya guru menugaskan beberapa orang siswa melakukan beberapa kali role playing, dalam role playing tersebut ada interaksi antar individu maupun kelompok yang menampilkan hubungan yang positif dan ada juga yang menampilkan interaksi dengan hubungan yang negatif. Dalam pelaksanaan tindakan penelitian, guru di dalam kelas membawakan materi pelajaran menggunakan model value clarification technique (VCT) model role playing. Dalam praktik pembelajarannya guru berencana menunjuk dan menugaskan beberapa orang siswa untuk melaksanakan role playing di depan kelas. Adegan role playing yang dimainkan oleh siswa berupa cerita – cerita yang biasa terjadi di lingkungan siswa. Peneliti mengangkat hal tersebut sebagai model pembelajaran agar pembelajaran lebih mudah dimengerti oleh siswa dan lebih bermakna. Setelah adegan role playing yang diperankan oleh siswa akan dibahas bersama – sama oleh guru dan siswa. Maksudnya dibahas disini adalah guru dan siswa mencoba untuk menggali nilai – nilai sosial dan pesan – pesan moral yang coba disampai dari adegan role playing tersebut, pada sesi itu lah yang menjadi inti dalam penerapan penelitian, yaitu teknik mengklarifikasi nilai.

Siswa yang tidak ditunjuk untuk melaksanakan role playing tidak hanya diam sebagai audient saja. Siswa yang menjadi audient diberikan kesempatan untuk menunjukan performanya dalam mengungkapkan pendapat dan berkomentar seputar role playing yang dilakukan oleh temannya. Setelah

147

Agung Wiradimadja, 2013

Penerapan Value Clarification Technique (VCT) Model Role Playing Dalam Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Untuk Menekan Perilaku Bullying Siswa Di SMP Negeri 4 Bandung (Penelitan Tindakan Kelas Di Kelas VIII-E SMPN 4 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dilaksanakannya role playing guru menstimulus siswa untuk berani mengungkapkan pendapatnya seputar role playing tadi, selanjutnya guru menstimulus siswa untuk berani menggali nilai – nilai sosial dan pesan – pesan moral yang terdapat pada adegan tersebut tanpa merasa takut salah. Setelah siswa mengeluarkan pendapatnya, guru memberikan penguatan seputar nilai – nilai sosial yang dipelajari. Guru memberi apresiasi kepada siswa yang mau mengeluarkan pendapatnya dan siswa yang telah mau membantu guru memperagakan adegan role playing.

Pada saat yang bersamaan diterapkannya penelitian tindakan kelas siklus 1 sampai siklus 3 ini peneliti mengambil data yang dibantu oleh guru mitra di dalam kelas. Guru mitra membantu peneliti dalam mengobservasi dan memperhatikan perilaku – perilaku bullying yang dilakukan siswa, dan mencatatnya dalam lembar observasi perilaku bullying siswa.

Ketiga, perubahan perilaku bullying siswa setelah melaksanakan pembelajaran IPS melalui value clarification technique (VCT) model role playing mulai dari siklus 1 sampai dengan siklus 3 nampak signifikan. Hasilnya menunjukan penurunan yang sangat drastis pada perilaku siswa dari siklus 1 ke siklus 2, bahkan penurunan perilaku bullying ini terjadi lagi dari siklus 2 ke siklus 3 walaupun tidak sebesar penurunan sebelumnya seperti yang terjadi pada siklus 1 ke siklus 2.

Berdasarkan hasil tersebut, peneliti menyatakan penerapan metode pembelajaran value clarification technique (VCT) model role playing dalam mata pelajaran IPS di Kelas VIII – E SMP Negeri 4 Bandung untuk menekan perilaku bullying telah mencapai target yang diharapkan oleh peneliti pada siklus 3.

Keempat, guru menghadapi beberapa kendala yang dalam menerapkan model pembelajaran IPS menggunakan metode value clarification technique (VCT) model role playing untuk menuntaskan perilaku bullying siswa kelas VIII

Agung Wiradimadja, 2013

Penerapan Value Clarification Technique (VCT) Model Role Playing Dalam Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Untuk Menekan Perilaku Bullying Siswa Di SMP Negeri 4 Bandung (Penelitan Tindakan Kelas Di Kelas VIII-E SMPN 4 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

beberapa kendala yang cukup berpengaruh dalam penerapan tindakan. Kendala yang muncul selama penerapan tindakan diantaranya; pada siklus 1 siklus 2 penerapan value clarification technique model role playing dalam pembelajaran IPS di kelas masih membuat siswa kebingungan dalam menggali nilai – nilai sosial yang terkandung dalam role playing yang dimainkan oleh siswa, siswa masih belum bisa merasakan empati dari peragaan role playing yang ia lihat, siswa belum bisa merasakan bagaimana jika cerita role playing itu nyata dan ia ada pada posisi tersebut, siswa belum terbiasa dalam melakukan reka adegan role playing, siswa membutuhkan penjelasan yang lebih dalam dan rinci dalam menggali nilai – nilai sosial dan pesan – pesan moral yang terkandung dalam role playing, siswa belum betul – betul paham dengan nilai – nilai sosial yang diangkat dalam pembelajaran, siswa membutuhkan waktu yang lebih lama dalam peragaan role playing, pada siklus ke 3 dalam menggali nilai – nilai sosial dan pesan –

pesan moral siswa selalu ingin disuapi oleh guru.

Kelima, upaya menaggulangi kendala – kendala yang dihadapi oleh peneliti tersebut dapat diatasi dengan melakukan upaya perbaikan. Berikut adalah upaya perbaikan yang dilakukan oleh guru: pada siklus 1 dan siklus 2 guru akan menstimulus siswa dalam menggali nilai – nilai sosial yang terkandung dalam adegan role playing yang dilakukan siswa, dengan cara memberikan kode – kode, guru akan menjelaskan empati secara terperici dan terus melatih siswa untuk bisa berempati (merasakan perasaan orang lain), reka adegan role playing dibuat sesederhana mungkin, seperti adegan yang sehari – hari siswa lakukan, setelah siswa mengomentari adegan role playing, guru akan menggali kembali nilai

nilai sosial yang terkandung dalam adegan tersebut dan guru akan memberikan penjelasan hingga siswa paham maksud dari dilaksanakan role playing tersebut dan dapat menangkap pesan yang tersirat, memberikan materi tentang nilai – nilai sosial dengan jelas agar siswa paham dan mempersilahkan siswa untuk bertanya tentang nilai – nilai sosial, meluangkan waktu yang lebih lama untuk melaksanakan role playing.

149

Agung Wiradimadja, 2013

Penerapan Value Clarification Technique (VCT) Model Role Playing Dalam Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Untuk Menekan Perilaku Bullying Siswa Di SMP Negeri 4 Bandung (Penelitan Tindakan Kelas Di Kelas VIII-E SMPN 4 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Kesimpulan akhir dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti, dalam penerapan pembelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS) menggunakan model pembelajaran value clarification technique (VCT) model role playing untuk menekan perilaku bullying siswa di kelas VIII – E SMP Negeri 4 Bandung ini berhasil menurunkan perilaku bullying yang dilakukan siswa pada siklus 1, sampai dengan siklus 3. Dengan demikian peneliti menyatakan penelitian tindakan kelas ini sudah mencapai hasil yang diharapkan oleh peneliti pada siklus 3, dengan skor rata – rata presentase dibawah 5% perilaku bullying yang dilakukan oleh siswa, untuk setiap kategori bullying.

B. Saran

Pada bagian ini, berisi saran dari peneliti bagi beberapa pihak yang terkait dengan penelitian ini. Berdasarkan pengalaman peneliti selama melaksanakan penelitian penerapan metode pembelajaran value clarification technique (VCT) model role playing dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS) untuk menekan perilaku bullying siswa adalah sebagai berikut:

Bagi pihak sekolah, peneliti berharap jika ada kelas yang memiliki masalah yang mirip dengan kelas VIII – E SMP Negeri 4 Bandung, dapat diterapkan penelitian dengan penerapan metode pembelajaran value clarification technique (VCT) model role playing untuk menekan perilaku bullying siswa, selain dapat diterapkan dalam dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS), menurut peneliti metode ini juga dapat diterapkan pada mata pelajaran kewarganegaraan (PKn) dan bimbingan konseling (BK). Karena kedua mata pelajaran tersebut memiliki kemiripan dengan mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial. Selain itu sekolah harus mampu membuat lingkungan sekolah yang bebas dari perilaku bullying, baik bullying yang dilakukan oleh siswa mau pun bullying yang dilakukan oleh guru. Kalau perlu setiap setahun sekali sekolah membuat acara kampanyeu atau gerakan anti bullying dengan melibatkan siswanya secara

Agung Wiradimadja, 2013

Penerapan Value Clarification Technique (VCT) Model Role Playing Dalam Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Untuk Menekan Perilaku Bullying Siswa Di SMP Negeri 4 Bandung (Penelitan Tindakan Kelas Di Kelas VIII-E SMPN 4 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

langsung. Karena sekolah adalah merupakan harapan pembentuk karakter bangsa generasi masa depan.

Bagi pihak guru, penelitian tindakan kelas merupakan sarana

meningkatkan kemampuan guru dalam menyelesaikan berbagai – macam

masalah yang terjadi di dalam kelas. PTK juga meningkatkan kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Jika di sekolah, guru menemukan masalah bullying pada siswa, guru jangan menganggap itu adalah hal yang biasa. Bila masalah ini tidak di tanggulangi, perilaku bullying ini cenderung menular atau di turunkan. Siswa yang pernah menjadi korban bullying, besar kemungkinan akan melakukan bullying kepada orang lain. Hal ini dapat diartikan sebagai ajang balas dendam atas apa yang pernah diterimanya.

Bagi siswa, perilaku bullying merupakan perilaku yang sangat tidak baik, banyak kasus yang membuat siswa harus berhadapan dengan para penegak hukum. Awalnya siswa tersebut hanya iseng menjahili temanya, lalu mem-bully temannya. Karena temannya itu tidak terima dengan apa yang dilakukan oleh siswa tersebut, akhirnya temannya itu melawan dan terjadi perkelahian. Bullying adalah perilaku yang dapat dikatakan menyimpang dari norma – norma sosial. Jadi bagi siapa saja yang melakukan bullying artinya dia telah melanggar hukum dan norma masyarakat. Bagi para siswa peneliti berharap, pikir dahulu sebelum bertindak. Jangan sampai apa yang kalian lakukan itu dapat menyakiti perasaan orang lain.

Bagi peneliti selanjutnya, peneliti berharap peneliti selanjutnya jika melakukan penelitian yang mirip dengan penelitian ini, agar merencanakan penelitian dengan matang. Agar peneliti selanjutnya tidak mengalami kendala dalam penerapan penelitiannya. Peneliti berharap penelitian ini bisa menjadi rujukan bagi penelitian yang akan diteliti oleh peneliti selanjutnya. Untuk melakukan penelitian tindakan kelas, khususnya yang meneliti masalah perilaku siswa harap agar bersabar, karena untuk merubah perilaku siswa tidaklah instan, butuh proses yang cukup lama.

Agung Wiradimadja, 2013

Penerapan Value Clarification Technique (VCT) Model Role Playing Dalam Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Untuk Menekan Perilaku Bullying Siswa Di SMP Negeri 4 Bandung (Penelitan Tindakan Kelas Di Kelas VIII-E SMPN 4 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Adinda. (2013). Effectiveness of Role-Playing Method to Improve Student’s Achievment and Attitude In Learning Psychotropic and Addictive Subtances in Junior High School. Bandung: Tidak diterbitkan

Coloroso, Barbara. (2006). Penindasan, Tertindas, dan Penonton; Resep Memutus Rantai Kekerasan Anak dari Prasekolah hingga SMU. Jakarta: Serambi. Daldjoeni, N. (1992). Dasar – dasar Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung: Penerbit

Alumni.

Darmadi, Hamid. (2007). Dasar Konsep Pendidikan Moral Landasan Konsep Dasar dan Implementasi. Bandung: Alfabeta.

Haryanto. (2012). Pengertian Kenakalan Remaja – Cara Mengatasi Kenakalan Remaja. Tersedia di: http://belajarpsikologi.com/kenakalan-remaja/ (10 April 2011).

Joyce, Bruce dkk. .(2009). Model of Teaching: Model-model Pengajaran (Edisi ke-8). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Komalasari, Kokom. (2010). Pembelajaran Kontekstual konsep dan aplikasi. Bandung: PT. Refika Aditama.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia. (2012). Basic Education Capacity – Trust Fund; Survei: Bullying Merajalela di Sekolah – sekolah lokal. Tersedia di: http://bectrustfund.wordpress.com. (31 Juli 2012).

Krahe, Barbara .(2005). The Social psychology of aggression: Perilaku Agresif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

Lamintang, P.A.F. .(1988). Hukum Panitensier Indonesia (Cetakan ke-3). Bandung: CV. Armico

Marboen, Ade.(2012). Seorang Siswi Blitar dikeroyok Teman Sekolah Hingga Terluka. Tersedia di: http://www.antaranews.com/berita/324990/seorang-siswi-blitar-dikeroyok-teman-sekolah-hingga-terluka. (1 Agustus 2012). Okezone.(2012). Kecanduan Game Online, Dua Remaja Nekat Mencuri. Tersedia

di:

http//m.okezone.com/read/2012/05/23/521/634280/kecanduan-game-online-dua-remaja-nekat-mencuri. (23 Mei 2012).

Parsons, Les.(2009). Bullied Teacher Bullied Student: Guru dan Siswa yang Terintimidasi Mengenali Budaya Kekerasan di Sekolah Anda dan Mengatasinya. Jakarta: Grasindo.

Agung Wiradimadja, 2013

Penerapan Value Clarification Technique (VCT) Model Role Playing Dalam Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Untuk Menekan Perilaku Bullying Siswa Di SMP Negeri 4 Bandung (Penelitan Tindakan Kelas Di Kelas VIII-E SMPN 4 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Rivki.(2012). Korban Bullying di SMA Don Bosco. Tersedia di: http://detik.com. (31 Juli 2012).

Saad, Hasballah M.(2008). Perkelahian Pelajar. Yogyakarta: Galang press

Sanjaya, Wina.(2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Pranada Media Group.

Sapriya, dkk,(2008). Konsep Dasar IPS: Laboratorium Pendidikan

Kewarganegaraan. Universitas Pendidikan Indonesia (Tidak diterbitkan) Sapriya.(2011). Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya Offset.

Setiyawati, Tri Murni.(2010). Efektivitas Bimbingan Kelompok Melalui Teknik Role Playing Untuk Menangani Perilaku Bullying: Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Sekolah Dasar Laboratorium Percontohan UPI Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia (Tidak diterbitkan). Shafel, Fannie dan Shafel G. .(1967). Role-Playing For Social Values:

decision making in the Social Studies. New Jersey:Prentice-Hall, INC. Englewood Cliffs.

Smith, Peter K. and Sonia Sharp.(1994). School Bullying. New York: Routledge.

Soetjiningsih, Chritiana Hari.(2012). Seri Psikologi Perkembangan Anak Sejak Pembuahan Sampai Dengan Kanak – kanak Akhir. Jakarta: PRENADA MEDIA GROUP.

Sumaatmadja, Nursid.(1984). Metodologi Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) cetakan II. Bandung: Penerbit Alumni.

Widoretno, Hayu.(2012). Teknik Role Playing Untuk Mengurangi Perilaku Bullying Siswa: Studi Pra-Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMPN 9 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012. Universitas Pendidikan Indonesia. (Tidak diterbitkan).

Wikipedia.(2007).Cliff Muntu. Tersedia di:

http://id.m.wikipedia.org/wiki/Cliff_Muntu. (April 2007).

Willis, S. Sofyan.(2010). Remaja dan Masalahnya Mengupas Berbagai bentuk Kenakalan Remaja, Narkoba, Free Sex dan Pemecahannya. Bandung: CV. Alfabeta.

Zuchdi, Darmiyati.(2009). Humanisasi Pendidikan; Menemukan Kembali Pendidikan Yang Manusiawi. Jakarta: Bumi Aksara.

Dokumen terkait