• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

Pada bagian ini, berisi saran dari peneliti bagi beberapa pihak yang terkait dengan penelitian ini. Berdasarkan pengalaman peneliti selama melaksanakan penelitian penerapan metode pembelajaran value clarification technique (VCT) model role playing dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS) untuk menekan perilaku bullying siswa adalah sebagai berikut:

Bagi pihak sekolah, peneliti berharap jika ada kelas yang memiliki masalah yang mirip dengan kelas VIII – E SMP Negeri 4 Bandung, dapat diterapkan penelitian dengan penerapan metode pembelajaran value clarification technique (VCT) model role playing untuk menekan perilaku bullying siswa, selain dapat diterapkan dalam dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS), menurut peneliti metode ini juga dapat diterapkan pada mata pelajaran kewarganegaraan (PKn) dan bimbingan konseling (BK). Karena kedua mata pelajaran tersebut memiliki kemiripan dengan mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial. Selain itu sekolah harus mampu membuat lingkungan sekolah yang bebas dari perilaku bullying, baik bullying yang dilakukan oleh siswa mau pun bullying yang dilakukan oleh guru. Kalau perlu setiap setahun sekali sekolah membuat acara kampanyeu atau gerakan anti bullying dengan melibatkan siswanya secara

Agung Wiradimadja, 2013

Penerapan Value Clarification Technique (VCT) Model Role Playing Dalam Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Untuk Menekan Perilaku Bullying Siswa Di SMP Negeri 4 Bandung (Penelitan Tindakan Kelas Di Kelas VIII-E SMPN 4 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

langsung. Karena sekolah adalah merupakan harapan pembentuk karakter bangsa generasi masa depan.

Bagi pihak guru, penelitian tindakan kelas merupakan sarana

meningkatkan kemampuan guru dalam menyelesaikan berbagai – macam

masalah yang terjadi di dalam kelas. PTK juga meningkatkan kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Jika di sekolah, guru menemukan masalah bullying pada siswa, guru jangan menganggap itu adalah hal yang biasa. Bila masalah ini tidak di tanggulangi, perilaku bullying ini cenderung menular atau di turunkan. Siswa yang pernah menjadi korban bullying, besar kemungkinan akan melakukan bullying kepada orang lain. Hal ini dapat diartikan sebagai ajang balas dendam atas apa yang pernah diterimanya.

Bagi siswa, perilaku bullying merupakan perilaku yang sangat tidak baik, banyak kasus yang membuat siswa harus berhadapan dengan para penegak hukum. Awalnya siswa tersebut hanya iseng menjahili temanya, lalu mem-bully temannya. Karena temannya itu tidak terima dengan apa yang dilakukan oleh siswa tersebut, akhirnya temannya itu melawan dan terjadi perkelahian. Bullying adalah perilaku yang dapat dikatakan menyimpang dari norma – norma sosial. Jadi bagi siapa saja yang melakukan bullying artinya dia telah melanggar hukum dan norma masyarakat. Bagi para siswa peneliti berharap, pikir dahulu sebelum bertindak. Jangan sampai apa yang kalian lakukan itu dapat menyakiti perasaan orang lain.

Bagi peneliti selanjutnya, peneliti berharap peneliti selanjutnya jika melakukan penelitian yang mirip dengan penelitian ini, agar merencanakan penelitian dengan matang. Agar peneliti selanjutnya tidak mengalami kendala dalam penerapan penelitiannya. Peneliti berharap penelitian ini bisa menjadi rujukan bagi penelitian yang akan diteliti oleh peneliti selanjutnya. Untuk melakukan penelitian tindakan kelas, khususnya yang meneliti masalah perilaku siswa harap agar bersabar, karena untuk merubah perilaku siswa tidaklah instan, butuh proses yang cukup lama.

Agung Wiradimadja, 2013

Penerapan Value Clarification Technique (VCT) Model Role Playing Dalam Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Untuk Menekan Perilaku Bullying Siswa Di SMP Negeri 4 Bandung (Penelitan Tindakan Kelas Di Kelas VIII-E SMPN 4 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Adinda. (2013). Effectiveness of Role-Playing Method to Improve Student’s Achievment and Attitude In Learning Psychotropic and Addictive Subtances in Junior High School. Bandung: Tidak diterbitkan

Coloroso, Barbara. (2006). Penindasan, Tertindas, dan Penonton; Resep Memutus Rantai Kekerasan Anak dari Prasekolah hingga SMU. Jakarta: Serambi. Daldjoeni, N. (1992). Dasar – dasar Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung: Penerbit

Alumni.

Darmadi, Hamid. (2007). Dasar Konsep Pendidikan Moral Landasan Konsep Dasar dan Implementasi. Bandung: Alfabeta.

Haryanto. (2012). Pengertian Kenakalan Remaja – Cara Mengatasi Kenakalan Remaja. Tersedia di: http://belajarpsikologi.com/kenakalan-remaja/ (10 April 2011).

Joyce, Bruce dkk. .(2009). Model of Teaching: Model-model Pengajaran (Edisi ke-8). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Komalasari, Kokom. (2010). Pembelajaran Kontekstual konsep dan aplikasi. Bandung: PT. Refika Aditama.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia. (2012). Basic Education Capacity – Trust Fund; Survei: Bullying Merajalela di Sekolah – sekolah lokal. Tersedia di: http://bectrustfund.wordpress.com. (31 Juli 2012).

Krahe, Barbara .(2005). The Social psychology of aggression: Perilaku Agresif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

Lamintang, P.A.F. .(1988). Hukum Panitensier Indonesia (Cetakan ke-3). Bandung: CV. Armico

Marboen, Ade.(2012). Seorang Siswi Blitar dikeroyok Teman Sekolah Hingga Terluka. Tersedia di: http://www.antaranews.com/berita/324990/seorang- siswi-blitar-dikeroyok-teman-sekolah-hingga-terluka. (1 Agustus 2012). Okezone.(2012). Kecanduan Game Online, Dua Remaja Nekat Mencuri. Tersedia

di: http//m.okezone.com/read/2012/05/23/521/634280/kecanduan-game-

online-dua-remaja-nekat-mencuri. (23 Mei 2012).

Parsons, Les.(2009). Bullied Teacher Bullied Student: Guru dan Siswa yang Terintimidasi Mengenali Budaya Kekerasan di Sekolah Anda dan Mengatasinya. Jakarta: Grasindo.

Agung Wiradimadja, 2013

Penerapan Value Clarification Technique (VCT) Model Role Playing Dalam Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Untuk Menekan Perilaku Bullying Siswa Di SMP Negeri 4 Bandung (Penelitan Tindakan Kelas Di Kelas VIII-E SMPN 4 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Rivki.(2012). Korban Bullying di SMA Don Bosco. Tersedia di: http://detik.com. (31 Juli 2012).

Saad, Hasballah M.(2008). Perkelahian Pelajar. Yogyakarta: Galang press

Sanjaya, Wina.(2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Pranada Media Group.

Sapriya, dkk,(2008). Konsep Dasar IPS: Laboratorium Pendidikan

Kewarganegaraan. Universitas Pendidikan Indonesia (Tidak diterbitkan) Sapriya.(2011). Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya Offset.

Setiyawati, Tri Murni.(2010). Efektivitas Bimbingan Kelompok Melalui Teknik Role Playing Untuk Menangani Perilaku Bullying: Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Sekolah Dasar Laboratorium Percontohan UPI Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia (Tidak diterbitkan). Shafel, Fannie dan Shafel G. .(1967). Role-Playing For Social Values:

decision making in the Social Studies. New Jersey:Prentice-Hall, INC. Englewood Cliffs.

Smith, Peter K. and Sonia Sharp.(1994). School Bullying. New York: Routledge.

Soetjiningsih, Chritiana Hari.(2012). Seri Psikologi Perkembangan Anak Sejak Pembuahan Sampai Dengan Kanak – kanak Akhir. Jakarta: PRENADA MEDIA GROUP.

Sumaatmadja, Nursid.(1984). Metodologi Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) cetakan II. Bandung: Penerbit Alumni.

Widoretno, Hayu.(2012). Teknik Role Playing Untuk Mengurangi Perilaku Bullying Siswa: Studi Pra-Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMPN 9 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012. Universitas Pendidikan Indonesia. (Tidak diterbitkan).

Wikipedia.(2007).Cliff Muntu. Tersedia di:

http://id.m.wikipedia.org/wiki/Cliff_Muntu. (April 2007).

Willis, S. Sofyan.(2010). Remaja dan Masalahnya Mengupas Berbagai bentuk Kenakalan Remaja, Narkoba, Free Sex dan Pemecahannya. Bandung: CV. Alfabeta.

Zuchdi, Darmiyati.(2009). Humanisasi Pendidikan; Menemukan Kembali Pendidikan Yang Manusiawi. Jakarta: Bumi Aksara.

Dokumen terkait