• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisisdatadan pengujianhipotesis yang telahdiuraikan padabab sebelumnya, bahwaBudaya Organisasi, Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Kepribadianberpengaruhpositifdansignifikan terhadapOrganizational Citizenship Behaviorpadakaryawan PT Bank SUMUT Cabang Utama Medan. Budaya Organisasi adalah variabel yang paling dominan mempengaruhi OCB yang berarti jika variabel Budaya Organisasi ditingkatkan sebesar satu-satuan maka OCB akan meningkat. Dikatakan lebih dominan dalam mempengaruhi OCB sebab tingkat signifikansinya adalah yang terkecil diantara ketiga variabel independent. Koefisiendeterminasi(R2)= 0,690 berarti hubungan antara Budaya Organisasi, Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Kepribadiandengan OCB sebesar69,0%.Artinyahubungannya erat.

AdjustedRsquare46,0% variabel OCB dapatdijelaskan olehBudaya Organisasi,

Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Kepribadian,sedangkansisanya54,0% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidakditeliti olehpeneliti.

5.2 Saran

Budaya organisasi adalah variabel yang paling signifikan dan dominan dalam mempengaruhi Organizational Citizenship Behavior oleh karena itu berikut adalah hal yang disarankan penulis agar budaya organisasi, gaya kepemimpinan

transformasional dan kepribadian di Bank Sumut semakin meningkat dalam mempengaruhi perilaku Organizational Citizenship Behavior pada karyawan. Saran dibuat berdasarkan nilai-nilai yang lemah dari setiap variabel.

a. Budaya Organisasi

1. Untuk menciptakanbudayaorganisasiyangkuat diharapkan manajemen perusahaan mengadakan kegiatan-kegiatan yang mampu meningkatkan rasa kekeluargaan dan rasa kepemilikan karyawan yang kuat akan perusahaan. Kegiatan tersebut seperti familiy gathering, liburan, dan outbound, sehingga rasa kepemilikan itu membuat karyawan menjaga nama baik dan rahasia perusahaan layaknya menjaga rahasianya pribadi.

2. Perusahaan juga harus menunjukkan rasa percaya yang tinggi akan kemampuan karyawan saat memberikan tugas, dan bersedia membimbing serta memperhatikan karyawan saat melaksanakan tugas sehingga karyawan memiliki rasa penuh tanggungjawab dalam menyelesaikan tugas.

3. Selanjutnya untuk meningkatkan perilaku sopan karyawan, perusahaan mengadakan briefing setiap minggu sehabis jam kerja untuk mengevaluasi sikap karyawan secara terbuka satu sama lain. Oleh karena itu karyawan diajak untuk saling memperhatikan dan menilai satu sama lain serta menyiapkan saran-saran yang membangun tanpa menjatuhkan karyawan lain. Selain itu perusahaan harus membiasakan sikap menyapa dengan hangat seperti “selamat pagi”, mengatakan hal-hal sopan seperti “terimakasih” dan”silahkan”, diikuti dengan senyum bersahabat diantara karyawan.

perusahaan harus melatih karyawan untuk jujur, transparan dalam bekerja dan berani mengakui kesalahan.

Gaya Kepemimpinan Transformasional

1. Pimpinan dapat merangsang karyawan untuk dapat memberikan gagasan yang lebih baik dengan mengomunikasikan ekspektasi pimpinan dengan jelas, memberikan pertanyaan-pertanyaan yang medorong mereka untuk berpikir lebih kreatif, memberikan kesempatan bagi karyawan untuk hadir dalam seminar dan pelatihan yang dapat menambah wawasan karyawan dalam mengahadapi orang-orang selain lingkungan mereka yang mendorong munculnya perspektif baru. Pimpinan juga dapat mendorong karyawan mengamati nasabah. Cara ini adalah untuk melatih karyawan untuk menganalisa nasabah.

2. Perusahaandiharapkan tetapmenjelaskan pentingnya inovasi dan dampaknya bagi perusahaan dan bagi karyawan itu sendiri, memberikan kesempatan bagi karyawan untuk eksperimen dan kesalahan, membiarkan mereka mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang “bodoh” dan memberikan kebebasan bagi karyawan untuk mengungkapkan opini tanpa rasa takut. Pimpinan sebaiknya

memberikan wewenang dan delegasi kepada karyawan agar karyawan terdorong untuk bekerja sesuai dengan cara mereka.

3. Pimpinan dapat menerapkan perilaku yang baik dengan cara memberikan

agama, dan ras (SARA) di dalam perusahaan yang dapat menyinggung perasaan karyawan, menggunakan waktu luang untuk berinteraksi lebih dekat dengan karyawan dari segala posisi seperti saat coffee break atau makan siang dengan obrolan ringan yang memancing karyawan agar nyaman mengobrol dengan pimpinan.

4. Selain dengan memberikan reward, pimpinan dapat memotivasi karyawan dengan menjelaskan kepada karyawan bahwa mereka itu penting, mengenali dan mengingat pencapaian-pencapaian serta kelebihan karyawan masing-masing, melakukan coaching dan mentoring, membangun kepercayaan diri karyawan, menginformasikan dengan jelas promosi atau jenjang karir yang dapat dicapai dan syarat yang harus dipenuhi karyawan, berjabat tangan atau memberi sebuah tepukan kecil di punggung karyawan akan membuat karyawan merasa termotivasi.

5. Pimpinan dapat membantu mewujudkan harapan karyawan dengan menanyakan langsung apa yang menjadi harapan karyawan tersebut, dan tentu saja pimpinan harus memastikan bahwa seluruh hak karyawan diberikan dengan adil seperti kompensasi yang layak, suasana kerja yang nyaman, komunikasi yang baik dengan rekan dan atasan, pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan karyawan serta promosi.

Kepribadian

1. Perusahaan diharapkan memperbanyak tugas-tugas yang harus dikerjakan secara tim sehingga karyawan boleh berinteraksi lebih sering untuk

meningkatkan kekompakan, kerjasama dan keterbukaan antaranggota, mengadakan pelatihan dan pengembangan kepribadian, mendengarkanapayangmenjadikeluhan danapayang ingindidapatkanoleh karyawan, dan belajar menetapkan sasaran tim berdasarkan kesepakatan. 2. Agar karyawan taat pada aturan, maka sebaiknya perusahaan melibatkan

karyawan dalam proses pembuatan peraturan perusahaan. Keterlibatan mereka akan menimbulkan rasa memiliki yang berujung pada tingkat kepatuhan peraturan tersebut. Perusahaan harus tegas dalam memberikan

reward and punishment, dan pimpinan harus menjadi teladan termasuk dalam

mematuhi peraturan yang telah disepakati. Perusahaan harus memastikan karyawan memahami pentingnya peraturan bagi peningkatan performa perusahaan dan pada kesejahteraan karyawan itu sendiri.

3. Agar karyawan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, perusahaan harus mendorong karyawan untuk berusaha menjawab pertanyaan 5W+1H dan tidak cepat puas hasil yang diperoleh serta mendorong karyawan untuk belajar memandang situasi dari perspektif yang berbeda.

4. Agar karyawan mudah beradaptasi dengan kebijakan yang baru, perusahaan harus melibatkan karyawan dalam pembuatan kebijakan, membuat pelatihan dan pengembangan untuk menambah wawasan karyawan tentang cara beradaptasi dengan kebijakan yang baru.

Bagipenelitiselanjutnyadiharapkandapatterusmengembangkanpenelitian ini.Penelitianini hanya menggunakantigavariabelbebasuntukmengukurOCB

sehinggamasihbanyak faktor-faktorlain karyawan

sepertikomitmenorganisasi,kepuasankerja,dan suasanahatipegawai, persepsi terhadap interaksi antaraatasan dan bawahan (Novliadi, 2007).yangmasihdapatdijadikansebagai variabel penelitian untuk mengukur OCB karyawan di dalamtim.

BAB II

Dokumen terkait