5.1. Kesimpulan
1. Tinggi tanaman, jumlah batang per rumpun, panjang malai, jumlah gabah per malai, jumlah gabah isi per malai, GKP dan GKG padi Budidaya S.R.I lebih tinggi dibanding budidaya konvensional.
2. Dibanding budidaya konvensional perlakuan pada budidaya S.R.I anorganik menunjukkan hasil yang lebih baik karena S.R.I. anorganik secara nyata dapat meningkatkan tinggi tanaman sebesar 7.95%, jumlah gabah per malai sebesar 34% dan panjang malai sebesar 8.93%.
3. S.R.I. anorganik mampu meningkatkan 21.17% GKP dan 29.79% GKG dari budidaya konvensional, meskipun nilai tersebut secara statistik tidak berbeda nyata.
4. Budidaya S.R.I lebih menghemat waktu selama 17 hari.
5.2. Saran
1. Hasil produksi dari budidaya S.R.I di daerah yang terbiasa menggunakan pupuk organik berbeda dengan daerah yang terbiasa menggunakan pupuk kimia, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai penerapan S.R.I. organik di daerah yang terbiasa menggunakan pupuk kimia.
2. Penanaman sebaiknya dilakukkan serempak dengan lahan sekitar untuk mengurangi serangan hama yang terjadi.
Intensification) dengan cara konvensional pada sawah lama dan pengaruhnya terhadap hasil padi. Jurnal Dinamika Pertanian 22(1):1-7.
Anonim. 2007. Padi. http://id.wikipedia.org/wiki/Padi. [diakses 13 Maret 2009].
Badan Pengembangan dan Penelitian Pertanian. 2007. Keong mas. http://www.leisa.info/index.php?url=article-details.tpl&p[id]=67233. [diakses 16 Januari 2010].
_____________________________________________. 2008. Kahat kalium. http://www.pustaka-deptan.go.id/bppi/lengkap/bpp08103.pdf. [diakses 9 Februari 2010].
Badan Pusat Statistik. 2009. Statistik Indonesia. http://www.bps.go.id/tnmnpgn.php?eng=0. [diakses 4 Februari 2010].
Berkelaar, D. 2001. Sistem intensifikasi padi The System of Rice Intensification (S.R.I.) : sedikit dapat memberi lebih banyak. Indro, S. (Penerjemah). http://www.elsppat.or.id/download/file/S.R.I.-echo%20note.html.
[diakses 11 Februari 2009].
De Datta, S. K. 1981. Principles and Practice of Rice Production. John Wiley and Sons. New York.
Hakim, I. A. 2009. Populasi dan keragaman organisme tanah pada budidaya padi System of Rice Intensification (S.R.I.) di Kecamatan Tanjung Sari, Kabupaten Bogor [Skripsi]. Bogor: Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB.
Hardjowigeno, S., dan Widiatmaka. 2007. Evaluasi Kesesuaian Lahan dan Perencanaan Tata Guna Lahan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Hasan, M., and S. Sato. 2007. Water saving for paddy cultivation under the System of Rice Intensification (S.R.I.) in Eastern Indonesia. Jurnal Tanah dan Lingkungan 9(2):57-62.
Koenigs, F. R. R. 1950. A “sawah” profile near Bogor. Internasional Congr. Soil Sci 1:297-300.
38
Kusumawardhany, S. 2009. Pertumbuhan dan produksi padi (Oryza sativa l.) dengan budidaya system of rice intensification di Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi [Skripsi]. Bogor: Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB.
Masdar, B. Rusman, Helmi, N. Hakim dan M. Kasim. 2006. Tingkat hasil dan komponen hasil sistem intensifikasi padi (S.R.I.) tanpa pupuk organik di daerah curah hujan tinggi. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia 8(2):126-131.
Mutakin, J. 2008. Budidaya dan keunggulan padi organik budidaya S.R.I.. http://www.garutkab.go.id/downloadfiles/article/artikel%20S.R.I..pdf. [diakses 11 Februari 2009].
Notohadiprawiro, T. 2006. Sawah dalam tata guna lahan. http://soil.faperta. ugm.ac.id. [diakses 13 maret 2009].
Nurwitasari, E. 2009. Pertumbuhan dan produksi padi yang ditanam dengan metode System of Rice Intensification (S.R.I.) di Desa Limo, Depok, Jawa Barat [Skripsi]. Bogor: Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. 2008. Peningkatan produksi padi menuju 2020. http://www.puslittan.bogor.net/ indexphp?bawaan=download/downloaddetail&&id=35. [diakses 10 Februari 2009].
Rauf, A. W., Syamsuddin, dan S. R. Sihombing. 2000. Peranan pupuk NPK pada tanaman padi. http://www.pustaka-deptan.go.id/agritek/ppua0160.pdf. [diakses 9 Februari 2010]
Sanchez, P. A. 1993. Sifat dan pengelolaan tanah tropika jilid 2. Amir Hamzah (Penerjemah). ITB. Bandung.
Sarief, E. S. 1985. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana. Bandung.
Sato, S., and N. Uphoff. 2007. A review of on-farm evaluations of system of rice intensification methods in Eastern Indonesia. Perspectives in Agriculture, Veterinary Science, Nutrition and Natural Resources 54:1-12.
Setiajie, S., dan I. P. Wardana. 2008. Gagasan dan implementasi System of Rice Intensification (S.R.I.) dalam kegiatan Budidaya Padi Ekologis (BPE). Jurnal Analisis Kebijakan Pertanian 6(1):75-99.
Siregar, H. 1981. Budidaya Tanah Padi di Indonesia. Sastra Hudaya. Jakarta.
Situmorang, R., dan U. Sudadi. 2001. Bahan Kuliah Tanah Sawah. IPB. Bogor.
Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. IPB. Bogor.
Sudadi, U. 2002. Produksi padi dan pemanasan global: tanah sawah bukan sumber utama emisi gas metan. http://[email protected]. [diakses pada 4 Februari 2010].
Sumardi, A. Syarif, Kasli, M. Kasim dan N. Akhir. 2007. Pengaruh pengelolaan air pada fase vegetatif dan generatif terhadap pertumbuhan dan hasil padi sawah. Jurnal Tanaman Tropika 10(1):1-10.
Suprihati. 2007. Populasi mikroba dan fluks metana (CH4) serta nitrous oksida (N2O) pada tanah sawah : pengaruh pengelolaan air, bahan organik dan pupuk nitrogen [Disertasi]. Bogor: Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.
Suprihatno, B., A. A. Daradjat, Satoto, S. E. Baehaki, I. N. Widiarta, A. Setyono, S. D. Indrasari, O. S. Lesmana, dan H. Sembiring. 2007. Deskripsi Varietas Padi. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Subang.
Suwena, M. 2002. Peningkatan produktivitas lahan dalam sistem pertanian akrab lingkungan. http://[email protected]. [diakses pada 4 Februari 2009]
Syam, M., D. Wuryandari, Hermanto dan Suparyono. 2007. Masalah lapang hama penyakit hara pada padi. http://www.scribd.com/doc/14382224/ Hama.dan.Penyakit.Tanaman.Padi. [diakses pada 18 Oktober 2009].
Uphoff, N., dan E. Fernandes. 2003. Sistem intensifikasi padi tersebar pesat. http://www.docjax.com/document/view.shtml?id=820406&title=sistem 20intensifikasi%20padi%20tersebar%20pesat%. [diakses pada 17 Oktober 2009].
Uphoff, N. 2009. The System of Rice Intensification (S.R.I.) as a system of agricultural innovation. http://www.future-agricultures.org/farmerfirst/fi les/T1cUphoff.pdf. [diakses pada 17 0ktober 2009].
40
Wang, J. K., and R. E. Hagan. 1981. Irrigated Rice Production System. Westview Press. Boulder.
Yoshida, S. 1981. Fundamentals of Rice Crop Science. The International Rice Research Institute. Los Banos. Philippine.
42
Tabel Lampiran 1. Deskripsi karakteristik varietas Ciherang (Suprihatno et al., 2007) Deskripsi Penjelasan Nama varietas Nomor seleksi Asal persilangan Umur tanaman Bentuk tanaman Tinggi tanaman Anakan produktif Warna kaki Warna batang Warna telinga daun Warna lidah daun Warna daun Muka daun Posisi daun Daun bendera Bentuk gabah Warna gabah Kerontokan Kerebahan Tekstur nasi Kadar amilosa Bobot 1000 butir Rata-rata hasil Potensi hasil
Ketahanan terhadap hama Ketahanan terhadap penyakit Anjuran tanam : Ciherang : S3383-1D-PN-41-3-1 : IR18349-53-1-3-1-3/2*IR19661-131-3-1-3//4*IR64 Cere : 116-125 hari : Tegak : 107-115 cm : 14-17 batang : Hijau : Hijau : Tidak berwarna : Tidak berwarna : Hijau
: Kasar pada sebelah bawah : Tegak : Tegak : Panjang ramping : Kuning bersih : Sedang : Sedang : Pulen : 23% : 28 g : 6,0 t/ha GKG : 8,5 t/ha GKG:
: Tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan agak tahan biotipe 3
: Tahan terhadap hawar daun bakteri strain III dan IV
: Baik ditanam di lahan sawah irigasi dataran rendah sampai 500 m dpl
Tabel Lampiran 2. Analisis sifat kimia dan fisik tanah yang digunakan dalam penelitian
Keterangan : Kriteria penilaian sifat-sifat kimia tanah berdasarkan PPT, 1983 (Hardjowigeno dan Widiatmaka, 2007).
Tabel Lampiran 3. Analisis sifat kimia kompos dan pupuk anorganik
N-total P Ca Mg K Pupuk % Kompos 1.10 1.07 0.40 0.34 1.02 Urea 40.55% N SP-18 22.6% P2O5 KCl 54.45% K2O
Tabel Lampiran 4. Analisis sifat biologi pupuk organik hayati
Jenis Analisis Metode Hasil Kriteria* pH H2O (1:1) 6.7 Netral C-org Walkley & Black 1.52% Rendah
N-total Kjeldahl 0.16% Rendah P Bray I 3.2 ppm Sangat Rendah Ca N NH4OAc pH 7.0 20.06 me/100 g Sangat Tinggi Mg N NH4OAc pH 7.0 4.82 me/100 g Tinggi K N NH4OAc pH 7.0 0.22 me/100 g Rendah Na N NH4OAc pH 7.0 0.26 me/100 g Rendah KTK N NH4OAc pH 7.0 23.87 me/100 g Sedang KB Jumlah basa-basa 100% Sangat Tinggi
Al N KCl tr H N KCl 0.08 me/100 g Fe 0.05 N HCl 0.96 ppm Cu 0.05 N HCl 0.32 ppm Zn 0.05 N HCl 0.96 ppm Mn 0.05 N HCl 113.6 ppm Penyaringan Pasir 12.79% Pipet Debu 47.67% Tekstur Pipet Liat 39.59%
Lempung Liat Berdebu
Mikrob Fertismart
Azotobacter 3.52x104
44
Tabel Lampiran 5. Kadar air tanah
Kadar Air (%)* Perlakuan
Awal tanam Pertengahan tanam Akhir Tanam
Konvensional 83.38 107.52 88.13 S.R.I. Anorganik 74.76 93.72 54.58
S.R.I. Organik 85.9 93.01 52.17 S.R.I. Semi-organik 87.57 91.41 59.9
Keterangan : *Nilai kadar air merupakan nilai rata-rata dari empat ulangan
Tabel Lampiran 6. Tinggi tanaman padi (cm) pada budidaya padi secara konvensional dan S.R.I.
Umur Tanaman (MST) Sistem Budidaya
2 4 6 8 10 Konvensional 45.863b 55.125c 71.750b 88.300bc 91.250a S.R.I Anorganik 30.525a 44.275b 70.350b 89.150c 98.500b S.R.I Organik 29.325a 38.500a 62.200a 77.550a 93.500ab S.R.I Semi-organik 29.900a 42.950b 67.750b 82.250ab 95.800ab
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam satu kolom tidak menunjukkan perbedaan yang nyata menurut DMRT 5%
Tabel Lampiran 7. Jumlah batang per 100 m2 (batang) pada budidaya padi secara konvensional dan S.R.I.
Umur Tanaman (MST) Sistem Budidaya
2 4 6 8 10 Konvensional 45,625b 81,375c 78,125c 64,125c 55,875b S.R.I Anorganik 5,860a 29,219ab 46,884b 41,551b 34,107a
S.R.I Organik 4,166a 20,386a 38,051a 32,718a 27,997a S.R.I Semi-organik 4,610a 23,053ab 43,217ab 36,607ab 30,385a
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam satu kolom tidak menunjukkan perbedaan yang nyata menurut DMRT 5%
Tabel Lampiran 8. Jumlah batang per rumpun (batang) pada budidaya padi secara konvensional dan S.R.I.
Umur Tanaman (MST) Sistem Budidaya
2 4 6 8 10 Konvensional 18.3b 32.8c 31.3a 25.7a 22.4a S.R.I Anorganik 5.3a 26.3b 42.2c 37.4c 30.7b S.R.I Organik 3.8a 18.4a 34.3ab 29.5ab 25.2ab S.R.I Semi-organik 4.2a 20.8a 38.9bc 33.0bc 27.4ab
Keterangan : *angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam satu kolom tidak menunjukkan perbedaan yang nyata menurut DMRT 5%
Tabel Lampiran 9. Jumlah batang produktif per rumpun (batang) pada budidaya padi secara konvensional dan S.R.I.
Keterangan : *angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam satu kolom tidak menunjukkan perbedaan yang nyata menurut DMRT 5%
Tabel Lampiran 10. Tingkat kemasaman tanah (pH) dengan budidaya konvensional dan S.R.I.
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam satu kolom tidak menunjukkan perbedaan yang nyata menurut DMRT 5%
Sistem Budidaya Jumlah Batang Produktif per Rumpun
Konvensional 20.25a
S.R.I Anorganik 22.55a
S.R.I Organik 20.15a
S.R.I Semi-organik 21.65a
Umur Tanaman (MST) Sistem Budidaya
2 4 6 8 10
Konvensional 6.70a 6.67a 6.73a 6.35a 6.50b
S.R.I Anorganik 6.46a 6.75a 6.72a 6.35a 6.20a
S.R.I Organik 6.51a 6.59a 6.76a 6.35a 6.35b
46
Tabel Lampiran 11. Potensial redoks (Eh) dengan budidaya konvensional dan S.R.I.
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam satu kolom tidak menunjukkan perbedaan yang nyata menurut DMRT 5%
Tabel Lampiran 12. Takaran pupuk tanaman padi
Tabel Lampiran 13. Takaran benih padi
No Perlakuan Benih (kg/ha) 1 Konvensional 54
2 S.R.I. Anorganik 3 3 S.R.I. Organik 3 4 S.R.I. Semi-organik 3
Keterangan : bobot 1000 gabah = 27 gram
Umur Tanaman (MST)
2 4 6 8 10 Sistem Budidaya
…mV…
Konvensional -239.50a -167.75a -152.50a -146.00a -239.00a S.R.I Anorganik -73.00b -103.25a -145.75a -100.75a -72.50b S.R.I Organik -71.00b -99.00a -131.75a -137.25a -71.00b
S.R.I Semi-organik -75.50b -43.50a -140.25a -127.50a -75.50b
Perlakuan Pupuk Kg/ha
Konvensional Urea 250
SP-18 200
KCl 100
S.R.I. Anorganik Urea 250
SP-18 200
KCl 100
S.R.I. Organik Kompos 5000 S.R.I. Semi-organik Bio-organic fertilizer 300
Urea 125
SP-18 100
Tabel Lampiran 14. Populasi dan keragaman fauna tanah pada budidaya padi konvensional dan S.R.I. (Hakim, 2009)
Jumlah (individu/m²) Taksa Konvensional S.R.I. Anorganik S.R.I. Organik S.R.I. Semi-organik Mesofauna tanah Acari 0 0 32 0 Collembola 32 191 191 0 Total mesofauna tanah 32 191 223 0 Makrofauna tanah Aranae 32 32 0 0 Diplura 32 0 32 0 Isopoda 0 0 32 0 Coleoptera 32 96 96 191 Coleoptera (larvae) 0 159 223 32 Diptera 0 96 96 0 Ebiidina 64 0 127 32 Zoroptera 0 0 32 0 Chilopoda 0 0 0 32 Siphanoptera 0 0 32 32 Total makrofauna tanah 159 382 669 318 Oligochaeta Earthworm 223 223 350 414 Total oligochaeta 223 223 350 414
Total fauna tanah 414 796 1242 732
SDI 1.41 1.58 2.05 1.22
N1 4.09 5.98 7.76 3.38
N2 1 1 1 1
Keterangan : SDI : Shannon’s Diversity Index
N1 : Taksa dengan jumlah individu fauna tanah yang dominan N2 : Taksa dengan jumlah individu fauna tanah yang sangat dominan
48
Tabel Lampiran 15. Analisis statistik populasi fauna tanah pada budidaya padi konvensional dan S.R.I. (Hakim, 2009)
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam satu kolom tidak menunjukkan perbedaan yang nyata menurut DMRT 5%
Tabel Lampiran 16. Analisis statistik total mikrob, total fungi, Azotobacter dan Mikrob Pelarut Fosfat (MPF) pada budidaya padi konvensional dan S.R.I. (Hakim, 2009)
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam satu kolom tidak menunjukkan perbedaan yang nyata menurut DMRT 5%
Perlakuan Populasi fauna tanah (Log individu/m2)
Konvensional 2.12a S.R.I. Anorganik 2.37ab
S.R.I. Organik 2.58b S.R.I. Semi-organik 2.35ab
Total Mikrob Total Fungi Azotobacter MPF Perlakuan
Log10 (SPK/g BKM)
Konvensional 5.57a 2.46a 3.38a 4.46a S.R.I. Anorganik 5.89a 2.64a 3.42a 4.63a
S.R.I. Organik 5.99a 2.59a 3.59a 4.64a S.R.I. Semi-organik 5.91a 2.72a 3.55a 4.60a
(a) (b)
(c) (d)
Gambar Lampiran 1. Persiapan lahan: (a) Lahan siap tanam, (b) Persiapan tanam (c) Bibit S.R.I. siap tanam, (d) Bibit konvensional siap tanam
50
(a) (b)
(c) (d)
Gambar Lampiran 2. Hama dan akibatnya: (a) Hama keong mas, (b) Padi hampa terkena hama walang sangit, (c) Tanaman terkena hama lalat bibit, (d) Tanaman dimakan kambing
(a) (b)
(c) (d)
Gambar Lampiran 3. Keadaan pertumbuhan tanaman pada 8 MST: (a) Budidaya konvensional, (b) S.R.I. anorganik, (c) S.R.I. organik, (d) S.R.I. semi-organik
52 (a) (b) (c) (d) (e) (f)
Gambar Lampiran 4. Perawatan tanam dan panen: (a) Penyemprotan hama, (b) Penyiangan, (c) Panen konvensional, (d) Panen S.R.I. (e), Padi siap giling, (f) Penggilingan padi
Gambar Lampiran 5. Sketsa jadwal penelitaian