• Tidak ada hasil yang ditemukan

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukakan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual secara simultan berpengaruh signifikan terhadap sikap etis mahasiswa akuntansi. Adanya pengaruh kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual secara simultan terhadap sikap etis dikarenakan kecerdasan emosional diperlukan untuk mencapai sukses yang memadai. Namun kecerdasan emosional saja tidaklah cukup dalam mencapai kebahagiaan dan kebenaran yang hakiki karena masih ada nilai-nilai lain yang juga harus ada yaitu kecerdasan spiritual sehingga kecerdasan emosional akan tidak berkembang optimal pada diri seseorang apabila tidak ditunjang dengan kekuatan kecerdasan spiritualnya. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Maryani & Ludigdo (2001), Baihaqi (2002) dan Tikollah dkk (2006) yang menunjukkan kecerdasan emosional sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi sikap dan perilaku etis seseorang. Demikian pula dengan penelitian Clark & Dawson (1996); Maryani & Ludigdo (2001), dan Weaver & Agle (2002) yang menunjukkan religiusitas (sebagai salah satu bentuk pengungkapan kecerdasan spiritual) berpengaruh terhadap sikap dan perilaku etis seseorang.

2. Secara parsial hanya kecerdasan spiritual yang berpengaruh signifikan dan dominan terhadap sikap etis mahasiswa, sedangkan kecerdasan emosional secara parsial tidak berpengaruh. Pengaruh dominan kecerdasan spiritual terhadap sikap etis mahasiswa akuntansi tersebut erat kaitannya dengan struktur dan pembentukan sikap yang ada pada individu. Hal ini dikarenakan kecerdasan spiritual merupakan representasi kognitif (kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi obyek sikap). Dengan demikian sikap individu terbentuk oleh pengetahuan dan kepercayaan individu terhadap obyek sikap. Sementara pengetahuan dan kepercayaan tersebut merupakan bagian dari komponen kognitif dari struktur sikap. Kecerdasan emosional dibutuhkan untuk mengendalikan ego diri seseorang, sedangkan kecerdasan spiritual akan menunjukkan adanya rasa kepercayaan dan berketuhanan pada diri seseorang sehingga dalam segala aktivitasnya selalu terliputi dimensi berketuhanan tersebut. Hasil penelitian ini secara parsial mendukung penelitian Maryani & Ludigdo (2001), Clark & Dawson (1996), serta Weaver & Agle (2002).

3. Gender berpengaruh signifikan terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap sikap etis mahasiswa akuntansi. Pria biasanya lebih menstimulasi bagian otak kiri, dimana seperti diketahui bahwa bagian otak kiri ini lebih berkaitan kepada hal-hal yang berhubungan dengan matematika, sains, logika. Sedangkan wanita biasanya lebih banyak menstimulasi bagian otak sebelah kanan, yang lebih berfungsi pada hal-hal yang bersifat emosional, kemampuan berbicara, artistik, dan perasaan. Perbedaan stimulasi pada otak ini dapat disebabkan karena

kodrat yang berbeda dari pria dan wanita, sehingga terdapat perbedaan perlakuan antara pria dan wanita yang pada akhirnya akan membentuk peran gender. Hal ini menguatkan bahwa jenis gender dan tingkat kecerdasan memiliki satu hubungan yang erat karena pada dasarnya gender merupakan seperangkat peran yang dimainkan untuk menunjukkan kepada orang lain bahwa seseorang tersebut feminim atau maskulin. Hal ini menempatkan gender sebagai variabel moderating yang memperkuat hubungan antara kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap

sikap etis. Dalam hal ini diketahui bahwa mahasiswi akuntansi lebih memiliki kecenderungan bersikap etis dibandingkan dengan mahasiswa akuntansi. Temuan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rianto (2008).

6.2. Keterbatasan

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang dapat dijadikan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian serupa di masa yang akan datang agar memperoleh hasil yang lebih baik. Keterbatasan tersebut antara lain adalah :

1. Penelitian ini hanya melihat pada dimensi kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual sebagai bagian dari aspek individual yang mempengaruhi sikap etis mahasiswa akuntansi. Padahal sesungguhnya masih ada dimensi-dimensi lain seperti dimensi organisasi dan lingkungan yang mungkin juga memberi pengaruh pada sikap etis seseorang. Selain itu masih ada variabel lain yang diperkirakan akan dapat mempengaruhi sikap etis, misalnya umur, tingkat pendidikan, pengalaman dan

sebagainya.

2. Cara pendistribusian kuesioner ada yang dilakukan secara langsung kepada responden dan ada yang melalui ketua jurusan pada masing-masing universitas sehingga dikhawatirkan jawaban yang diberikan oleh responden kurang objektif. Hal ini menyebabkan hasil penelitian ini belum dapat mewakili kondisi yang ada dan menyebabkan penelitian ini kurang dapat digeneralisasi.

6.3. Saran

Sebagai implikasi untuk mencapai manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini, maka dikemukakan saran sebagai berikut:

1. Bagi peneliti selanjutnya, dapat mengembangkan penelitian ini pada dimensi-dimensi lain dari aspek individual, aspek organisasi dan lingkungan, karena aspek-aspek ini telah memberikan bukti empiris sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan perilaku etis seseorang. Selain itu disarankan pula untuk menambah variabel independen lainnya dan membuat pertautan antar variabel yang bersifat interaksi atau dengan menambahkan variabel tertentu sebagai variabel moderating..

2. Cara pendistribusian kuesioner sebaiknya dilakukan secara langsung kepada responden agar jawaban yang diberikan oleh responden lebih objektif dan hasil penelitian lebih dapat digeneralisir.

6.4. Implikasi

Penelitian ini mempunyai implikasi yang luas untuk berbagai pihak yang terkait dengan perguruan tinggi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rekomendasi bagi pihak perguruan tinggi pada umumnya dan praktisi di dunia pendidikan (para pendidik) pada khususnya, terutama yang berkaitan dengan pentingnya pembangunan dan pengembangan kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual secara komprehensif dan proporsional untuk membentuk sikap etis mahasiswanya sebagai calon akuntan agar memiliki sikap dan perilaku etis yang tinggi.

Penelitian ini juga diharapkan dapat memotivasi mahasiswa untuk lebih mengembangkan kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritualnya di samping menitik beratkan pada kecerdasan intelektualitasnya, karena bagaimanapun juga kesuksesan seseorang tidak semata-mata hanya ditentukan oleh kecerdasan intelektualitas saja tapi juga oleh kecerdasan emosional dan spiritualnya.

Dokumen terkait