• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.1 Kesimpulan

Untuk memanfaatkan plankton dan perifiton yang tinggi di Cirata, maka padat tebar yang terbaik dalam budidaya ramah lingkungan adalah 105 ekor/m3 dengan FCR sebesar 4,25 karena menghabiskan perifiton dalam jumlah banyak. Namun jika mencari keuntungan produksi yang maksimal maka kepadatan 70 ekor/m3 adalah yang optimal karena dengan perifiton yang lebih sedikit dihasilkan daging yang lebih banyak.

5.2 Saran

Pada penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah jumlah kepadatan ikan nilem untuk mengetahui kepadatan optimal bagi pertumbuhan ikan nilem (Osteochilus hasselti C.V) dengan memanfaatkan pakan alami berupa perifiton.

DAFTAR PUSTAKA

Allen KO. 1974. Effect of Stocking Density and Water Exchange Rate on Growth and Survival of Channel Cattfish (Letaheny punetatus). Incircular Tanks. Aquaculture.

Amidarhana A. 2001. Analisis Produktivitas Usaha Budidaya Ikan dalam Keramba Jaring Apung di Waduk Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Propinsi Jawa Barat. Skripsi. Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.Hal 27.

Ayu LR. 2003. Prospek Pengembangan Usaha Pembenihan Ikan Mas dan Nilem di Nagari Magek, Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam, Sumatra Barat. Skripsi. Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Hal 33.

Beveridge MCM. 1966. Cage Culture (2nd Edition). Fishing News Books. England, 346 p.

Boyd CE. 1979. Water Quality Management in Warm Water Fish Pond. Craft : Master Printer, Inc Opelika. Alabama.

Boyd C.E. 1982. Water Quality Management for Pond. Fish Culture. Auburn University. Elsevier Science Publishing Company , Inc. New York.

Boyd C.E. dan Bowman JR. 1997. Pond Bottom Soils. In Dynamics of Pond Aquaculture (ed. H.S. Egna & C.E. Boyd), pp. 135-162. CRC Press, Boca Raton, New York.

Danakusumah E. 1999. Kemungkinan Penggunaan Ikan Mola (Hypopthalmichthys molitrix) sebagai Agen Pembersih Perairan Waduk. h. XXII (1-4). Prosiding. Semiloka Nasional Pengelolaan dan Pemanfaatan Waduk. 30 November 1999, Bogor. PPLH-LP.

Effendie MI. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta.

Hardjamulia A. 1979. Budidaya Perikanan. Budidaya Ikan Mas (Cyprinus carpio L.), Ikan Tawes (Puntius javanicus), Ikan Nilem (Ostheochilus hasselti). Sekolah Ilmu Perikanan. SUPM. Bogor. Badan Pendidikan, Latihan dan Penyuluhan Pertanian. Dept. Pertanian. Hal 19.

Harris GP. 1986. Phytoplankton Ecology. Structure, Function and Fluctuation. Chapman and Hall, London. New York. 384 p.

Hendayana D. 2002. Analisis Usaha Perikanan Budidaya Perairan Waduk dengan Jaring Apung (Kasus Waduk Cirata, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat). Skripsi. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Hal 50.

Herpher B. dan Pruginin Y. 1981. Comercial fish farming : With Special Reference to Fish Culture in Israel. John Wiley & Sons New York. 88 p.

Hickling CF. 1971. Fishculture. Faber and Faber, London.

Huet M. 1970. Tex book of Fish Culture. Breeding and Cultivation. De Wyngeaut, Brussel. 425p.

Karyati T. 1987. Studi Luas Relung Asosiasi Habitat dan Makanan Serta Pola Reproduksi Ikan Nilem (Ostheochilus hasselti) dan Tawes (Puntius

javanicus) Di Situ Babakan, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta

Selatan. Skripsi. Jurusan MSP. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Hal 137.

Khairuman, Suhenda D dan Gunadi B. 2002. Budidaya Ikan Mas secara Intensif. Jakarta. Penerbit Argo Media Pustaka.

Li SF. 1994. Fish Culture in Cages and Pens. In Freshwater Fish Culture in China: Principels and Practice (ed. S.F. Li & J. Mathias), pp. 305-346. Elsevier, Amsterdam.

Lumbanbatu, D.T.F. 1979. Aspek Biologi Reproduksi Beberapa Jenis Ikan di Waduk Lahor, Jawa Timur. Karya Ilmiah. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Hal 169.

Payne AI. 1986. The Ecology of Tropical Lakes and Rivers. John Wiley & Sons, Chichester, Great Britain.

Pescod MB. 1973. Investigation of Rational Effluent and Stream Standart for Tropical Countries. AIT, Bangkok. 59 p.

Pratiwi NTM. 2003. Peran Plankton dalam Mengevaluasi Kualitas Air. Manajemen Bioregional Jabodetabek : Profil dan Strategi Pengelolaan Situ, Rawa dan Danau. Pusat Penelitian Biologi-LIPI, Bogor.

Reynold CC. 1984. The Ecology of Freshwater Fitoplankton. Cambridge University Press. London. New York, 383 p.

Ruttner F. 1974. Fundamentals of Limnology. University of Toronto Press. Toronto, 295 p.

Saanin H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Vol I dan I. Bina Cipta, Bandung. Hal 1508.

Shcmittou HR. 1993. High Density Fish Culture in Low Volume Cages. Aquaculture, American Soybean Association. Vol. AQ41 1993/7, 78 p.

Sjafei DS, Rahardjo MF, Affandi R dan Sulistiono. 1989. Ikhtiologi. Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Hal 183.

Suganda H. 2001. Arus Balik, Membuat Periuk Nasi Terbalik. Harian Kompas. Senin 16 April 2001, Jakarta. Hal 27.

Suganda H. 2001. Bom Waktu dari Saguling dan Cirata. http://www.kompas.com/kompas -cetak/01044/16/daerah/bomw25.htm. [20 Mei 2004]

Suhadi I. 2003. Pendederan Kerapu Bebek Cromileptes altivelis di Keramba Jaring Apung dengan Padat Tebar yang Berbeda. Skripsi. Jurusan Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Hal 6.

Sulastri. 2003. Karakteristik Ekosistem Perairan Danau Dangkal. Manajemen Bioregional Jabodetabek : Profil dan Strategi Pengelolaan Situ, Rawa dan Danau. Pusat Penelitian Biologi-LIPI, Bogor.

Suwignyo P. 2003. Ekosistem Perairan Pedalaman, Tipologi dan Permasalahannya. Manajemen Bioregional Jabodetabek : Profil dan Strategi Pengelolaan Situ, Rawa dan Danau. Pusat Penelitian Biologi- LIPI, Bogor.

Tacon AG dan De Saliva SS. 1983. Aquaculture. 11-20 p.

Warren CE. dan Davis GE. 1967. Laboratory Studies on The Feeding Bioenergetics and Grownd of Fishes. P:175-214 in S.D. Gerging. The Biological Basic of Freshwater Fish Production. Blackwell Scientific Publication, Oxford.

Weber M dan de Beauford LF. 1916. The Fishes of The Indo Australian Archipelago. Vol III. EJ. Brill Ltd, Leiden. 455 p.

Welch EB. 1980. The Ecological Effect of Waste Water. Cambridge University Press, Cambridge.

Wetzel RG. 2001. Limnology. Lake and River Ecosystem. Third Edition. Academic Press. San Diego. New York.

Weitzel RL. 1979. Methods and Measurements of Perifiton Communities. A Review American Society for testing and Materials, Philadelphia. 163p.

Winanto T. 1982. Aspek Biologi Kebiasaan Makanan, Hubungan Panjang, Berat dan Fekunditas Ikan Tawes (Puntius javanicus) dan Ikan Nilem (Ostheochilus hasselti) di Waduk Wonogiri, Jawa Tengah, Pada Awal Penggenangan. Karya Ilmiah. Jurusan MSP. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Hal 183.

Wood EJF. 1967. Microbiology of Ocean and Estuaries. Elsevier Publishing Company, New York. 319 p.

Zonneveld N, Huisman EA dan Boon JH. 1991. Prinsip-Prinsip Budidaya Ikan. PT. Gramedia Pustaka Utam, Jakarta. 108 p.

Lampiran 1. Bobot akhir ikan nilem (Osteochilus hasselti C.V) pada padat

tebar yang berbeda.

Padat Tebar Ulangan

35 ekor/m3 70 ekor/m3 105 ekor/m3

1 12,86 10,80* 7,78

2 11,43 9,29 7,30

3 8,57 8,81 6,98

Rata-rata 10,95 ± 2,18 9,63 ± 1,04 7,35 ± 0,40

Ket *) : Missing data

Tabel Sidik Ragam

Source of Variation SS df MS F P-value F crit

Between Groups 19,8747 2 9,937352 4,967205 0,053388 5,143253 Within Groups 12,00355 6 2,000592

Total 31,87826 8 31,87826

Lampiran 2. Panjang akhir ikan nilem (Osteochilus hasselti C.V) pada padat

tebar yang berbeda.

Padat Tebar Ulangan

35 ekor/m3 70 ekor/m3 105 ekor/m3

1 9,91 9,05* 8,28

2 9,77 8,69 7,77

3 8,47 8,21 7,96

Rata-rata 9,39 ± 0,80 8,65 ± 0,42 8, ± 0,26

Ket *) : Missing data

Tabel Sidik Ragam

Source of Variation SS df MS F P-value F crit

Between Groups 2,865079 2 1,43254 4,900294 0,054756 5,143253 Within Groups 1,754025 6 0,292337

Total 4,619104 8

Lampiran 3. Laju pertumbuhan harian ikan nilem (Osteochilus hasselti C.V)

pada padat tebar yang berbeda.

Padat Tebar Ulangan

35 ekor/m3 70 ekor/m3 105 ekor/m3

1 2,18 1,82* 1,01

2 1,62 1,36 0,98

3 1,19 1,31 0,66

Rata-rata 1,66 ± 0,50 1,50 ± 0,28 0,88 ± 0,19

Ket *) : Missing data

Tabel Sidik Ragam

Source of Variation SS df MS F P-value F crit

Between Groups 1,012356 2 0,506178 4,182135 0,072879 5,143253 Within Groups 0,7262 6 0,121033

Total 1,738556 8

Lampiran 4. Kelangsungan hidup ikan nilem (Osteochilus hasselti C.V)

pada padat tebar yang berbeda.

Padat Tebar Ulangan

35 ekor/m3 70 ekor/m3 105 ekor/m3

1 98,57 89,05* 87,14

2 100 94,29 100

3 100 97,86 99,52

Rata-rata 99,52 ± 0,83 93,73 ± 4,43 95,55 ± 7,29

Ket *) : Missing data

Tabel Sidik Ragam

Source of Variation SS df MS F P-value F crit

Between Groups 52,5974 2 26,2987 1,073945 0,399317 5,143249 Within Groups 146,9276 6 24,48793

Total 199,525 8

Lampiran 5. Konversi pakan ikan nilem (Osteochilus hasselti C.V.) pada

padat tebar yang berbeda dengan pakan perifiton.

Padat Tebar (ekor/m3) Ulangan 35 70 105 1 1,17 2,16* 4,58 2 1,55 2,35 3,31 3 2,56 2,34 4,86 Rata-rata 1,76 ± 0,72 a 2,28 ± 0,11 a 4,25 ± 0,83 b Ket *) : Missing data

Tabel Sidik Ragam

Source of Variation SS df MS F P-value F crit

Between Groups 10,3606 2 5,180299 12,79293 0,006855 5,143249 Within Groups 2,429608 6 0,404935

Total 12,79021 8

F hit. > F tabel : berbeda nyata.

Tukey HSD N Subset for alpha = .05 Kepadatan 1 2 35 ekor/m3 3 1,76 70 ekor/m3 3 2,28 105 ekor/m3 3 4,25 Sig. 0,598 1,000

Lampiran 6. Hasil analisis proksimat ikan nilem (Osteochilus hasselti C.V)

dan perifiton.

Ikan nilem pada awal penelitian :

Kepadatan

(ekor/m3) Kadar Air

Kadar

Abu Protein Lemak

Serat

Kasar BETN

35/70/105 76,77 4,09 15,40 2,34 0,21 1,19

Ikan nilem pada akhir penelitian :

Kepadatan

(ekor/m3) Kadar Air

Kadar

Abu Protein Lemak

Serat

Kasar BETN

30 77,29 4,27 15,33 1,64 0,03 1,43

70 77,21 4,60 16,16 1,48 0,06 0,48

105 77,32 5,10 15,70 1,08 0,15 0,65

Ket : Dalam % bobot basah Perifiton :

Kadar Air Kadar Abu Protein Lemak Serat Kasar BETN

97,06 1,64 0,46 0,05 0,40 0,39

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0:00 2:00 4:00 6:00 8:00 10:00 12:00 14:00 16:00 18:00 20:00 22:00 Waktu (jam) oksigen (ppm) 0,075 0,025 0,034 0,063 0,032 0,054 0,04 0,095 0,049 0,052 0,052 0,082 0,001 0,049 0,045 0,048 0,039 0,001 0 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09 0,1 1 11 21 31 41 51 Waktu (hari) Ammonia (ppm)

35 ekor/m3 70 ekor/m3 105 ekor/m3

Lampiran 7. Profil DO dan amoniak di KJA Bonafeed, waduk Cirata, Cianjur, Jawa Barat. Dissolved Oxygen (mg/l) Waktu (jam) Tanggal 00.00 02.00 04.00 06.00 08.00 10.00 12.00 14.00 16.00 18.00 20.00 22.00 10 'Des 5,43 5,17 4,31 4,75 5,63 6,15 7,51 9,24 8,5 7,63 5,88 5,03 11 'Des 4,5 4,12 3,2 4,18 5,77 6,42 5,57 7,16 6,31 5,88 4,88 4,37 12 'Des 4,01 3,37 3,25 3,25 3,89 4,2 5,81 6,8 6,47 6,13 5,42 3,94 Rata2 4,65 4,22 3,59 4,06 5,1 5,59 6,297 7,73 7,09 6,55 5,393 4,447

Gambar 7. Grafik profil DO (mg/l) dalam 24 jam di KJA Bonafeed, waduk Cirata, Cianjur Jawa Barat.

Amoniak (mg/l)

Waktu Pemeliharaan (hari ke-) Kepadatan

(ekor/m3) 1 11 21 31 41 51

35 0,032 0,054 0,075 0,04 0,063 0,025

70 0,001 0,082 0,095 0,052 0,049 0,052

105 0,001 0,048 0,034 0,039 0,049 0,045

26 27 28 29 30 31 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59 61 63

Waktu pemeliharaan (hari)

Suhu

Pagi Siang Sore

6,5 7 7,5 8 8,5 9 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59 61 63

Waktu pemeliharaan (hari)

pH

Pagi Siang Sore

Gambar 9. Grafik profil suhu (oC) selama 48 hari di KJA Bonafeed, waduk Cirata, Cianjur, Jawa Barat.

A1 70 69 4,5714 12,8571 320 887,14 4800 13307 8507 A2 70 70 5,2857 11,4286 370 800,00 5550 12000 6450 A3 70 70 4,8571 8,5714 340 600,00 5100 9000 3900 6286 B1 140 120 5,07 10,79 710 1294,80 10650 19422 8772 B2 140 132 4,8571 9,2857 680 1225,71 10200 18386 8186 B3 140 137 4,7143 8,8095 660 1206,90 9900 18104 8204 8186 C1 210 183 4,8095 7,7778 1010 1423,33 15150 21350 6200 C2 210 210 4,5714 7,3016 960 1533,33 14400 23000 8600 C3 210 209 5,0952 6,9841 1070 1459,68 16050 21895 5845 6882

Ket : *) Harga Benih Rp.15.000,-/kg

Dokumen terkait