• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam bab ini penulis mencoba mengambil kesimpulan dan memberikan saran-saran berdasarkan dari pengumpulan data dan pembahasan yang dilakukan dimana diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi Sentra Kredit Konsumer PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Medan.

7 BAB II

SENTRA KREDIT KONSUMER PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK MEDAN

A.Sejarah Ringkas

Pada periode setelah kemerdekaan Republik Indonesia, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa Bank Rakyat Indonesia adalah sebagai Bank Pemerintah pertama di Republik Indonesia. Dalam masa perang mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan Bank Rakyat Indonesia sempat terhenti untuk sementara waktu dan baru mulai aktif kembali setelah perjanjian Renville pada tahun 1949 dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Pada waktu itu melalui PERPU No. 41 tahun 1960 dibentuklah Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang merupakan peleburan dari Bank Rakyat Indonesia, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche Maatschappij (NHM). Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres) No. 9 tahun 1965, Bank Koperasi Tani dan Nelayan diintegrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan.

Setelah berjalan selama satu bulan, keluar Penpres No. 17 tahun 1965 tentang pembentukan bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam ketentuan baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (eks BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia unit II bidang Rural, sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit II bidang Ekspor Impor (Exim).

Berdasarkan Undang No. 14 tahun 1967 tentang Undang-undang Pokok Perbankan dan Undang-Undang-undang No. 13 tahun 1968 tentang Undang-undang Bank Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rular dan Ekspor Impor dipisahkan masing-masing menjadi dua Bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya berdasarkan Undang-undang No. 21 tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas pokok BRI sebagai bank umum.

Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi perseroan terbatas. Pada tahun 2003, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk menjual 30% saham bank ini, sehingga menjadi perusahaan publik dengan nama resmi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., yang masih digunakan sampai dengan saat ini.

Visi dan Misi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Medan

Visi BRI

Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah.

Misi BRI

1. Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat.

9

2. Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional dan teknologi informasi yang handal dengan melaksanakan manajemen risiko serta praktek Good Corporate Governance (GCG) yang sangat baik.

3. Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders).

B.Stuktur Organisasi

Struktur organisasi pada Sentra Kredit Konsumer PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Medan dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 2.1 Stuktur Organisasi

Sumber: Sentra Kredit Konsumer PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Medan

Ketentuan:

1. Regional Sales BRI dibentuk dan didirikan oleh Divisi Kredit Konsumer Kantor Pusat

2. Regional Sales BRI dipimpin oleh Regional Sales Manager dan bertanggungjawab secara langsung kepada Divisi Kredit Konsumer BRI 3. Regional Sales Manager membawahi beberapa tim sales dan

bertanggungjawab terhadap pencapaian target pemasaran kredit konsumer BRI pada wilayah yang menjadi binaannya

4. Tim sales dipimpin oleh Area Sales Manager yang membawahi beberapa Account Officer Sales dan Sales Person

5. Pengajuan permohonan kredit konsumer BRI oleh calon debitur BRI dapat dilakukan melalui Ragional Sales atau Kanca Referal.

6. Syarat dan ketentuan pengajuan kredit konsumer BRI mengikuti ketentuan yang berlaku

7. Kanca/KCP BRI (Kanca Referral) yang menerima pengajuan aplikasi kredit konsumer dan calon debitur harus meneruskan dokumen aplikasi pengajuan kredit konsumer tersebut kepada regional sales

8. Pemrosesan aplikasi kredit calon debitur mulai dari analisa kredit, putusan kredit sampai dengan akad kredit dilakukan oleh Sentra Kredit Konsumer Monoline (SKK Monoline) BRI

9. Putusan kredit konsumer dilakukan oleh pejabat pemutus minimal Manager Kredit Konsumer (MKK) yang berada di Sentra Kredit Konsumer Monoline (SKK Monoline) sesuai kewenangan limit putusan

11

yang dimiliki. Dalam hal terdapat permohonan kredit konsumer yang melebihi limit kewenangan Manager Kredit Konsumer dan/atau Kepala Sentra Kredit Konsumer Monoline (SKK Monoline), maka harus diputus oleh pejabat yang berwenang di Kanwil BRI.

10. Proses Pencairan kredit konsumer BRI yang telah mendapat putusan kredit dari pejabat yang berwenang di Sentra Kredit Konsumer Kanwil (SKK Monoline) BRI dilakukan di Unit kerja BRI yang ditujuk menjadi Kanca Booking Office.

11. Proses pencairan kredit konsumer BRI dapat dilakukan oleh Kanca Booking Office setelah menerima dokumen sumber berupa Instruksi Pencairan Kredit (IPK), surat perihal pencairan kredit yang telah ditandatangani oleh Kepala SKK dan Supevisor Administrasi Kredit SKK (SPV ADK SKK) serta dokumen pendukung lainnya.

12. Kanca Booking Office harus melakukan register dalam buku register khusus terhadap IPK, surat pencairan kredit dan dokumen pendukung lainnya yang telah diterima dari Sentra Kredit Konsumer Monoline (SKK Monoline).

13. Kewenangan sebagai maker, checker, signer dalam nota pembukuan sesuai dengan SK Wewenang fiat.

14. Pencairan kredit harus dilakukan secara overbooking ke rekening debitur oleh Kanca Booking Office.

15. Dalam hal debitur akan melakukan pelunasan atas objek yang dibiayai melalui rekening BRI/ bank lain milik penjual, maka debitur harus

membuat surat kuasa kepada Bank Rakyat Indonesia untuk melakukan pelunasan atas objek yang dibayar melalui rekening BRI/bank lain milik penjual tersebut.

16. Dalam hal Teller Kanca booking office membutuhkan dokumen IPK tersebut untuk digunakan sebagai lampiran bukti pembukuan, maka Kanca Booking Office dapat meminta copy IPK tersebut.

17. Kanca Booking Ofifice mengelola dan menyimpan berkas I pinjaman sesuai ketentuan pengelolaan berkas kredit

18. ADK SKK mengelola dan menyimpan berkas II pinjaman sesuai ketentuan pengelolaan berkas kredit.

19. Hal-hal yang belum diatur dalam Panduan Pelayanan ini, maka mengikuti ketentuan yang berlaku.

C.Job Description

Berikut ini adalah uraian pekerjaan pada alur proses bisnis Monoline Desentralisasi Sentra Kredit Konsumer PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Medan:

1. Penerimaan Pengajuan Aplikasi Kredit Konsumer Melalui Regional Sales a. Sales Person

1) Menerima permohonan kredit konsumer BRI dari calon debitur/ Kanca Referal/ developer/ dealer/ agen properti/dll.

2) Melakukan register aplikasi permohonan kredit pada Register Aplikasi pada keterangan aplikasi masuk.

13

3) Melakukan pengecekan dan review kelengkapan dokumen persyaratan kredit konsumer Bank Rakyat Indonesia.

4) Apabila dokumen persyaratan kredit belum lengkap, Sales person meminta dan melengkapi kekurangan dokumen kepada calon debitur/ developer/ dealer/ agen properti.

5) Memberikan informasi atas ketentuan kredit konsumer terhadap calon debitur, termasuk di dalamnya:

a) Ketentuan suku bunga b) Ketentuan uang muka c) Plafond kredit

d) Jangka waktu kredit e) Perhitungan angsuran

f) Perhitungan biaya provisi & administrasi

g) Perhitungan dan ketentuan asuransi jiwa dan kerugian h) Perhitungan biaya notaris

i) Ketentuan pelunasan maju j) Perhitungan denda

k) Kesediaan calon debitur untuk membuka rekening simpanan sebagai ketentuan kredit.

l) Dll.

6) Melakukan screening awal terhadap calon debitur

7) Membubuhkan paraf pada berkas aplikasi permohonan dan dokumen persyaratan kredit.

8) Menyerahkan berkas aplikasi permohonan dan dokumen persyaratan kredit lainnya yang telah dikumpulkan kepada AO Sales.

b. AO Sales

1) Menerima berkas aplikasi permohonan kredit dari Sales Person. 2) Melakukan pengecekan kelengkapan aplikasi kredit dan dokumen

persyaratan kredit.

3) Melakukan order BI Checking ke petugas ADK SKK Monoline 4) Memutuskan proses atas aplikasi kredit konsumer calon debitur

tersebut dilanjutkan atau ditolak berdasarkan BI Checking

a) Apabila proses aplikasi tersebut diputuskan untuk “ditolak”, maka harus menginformasikan kepada calon debitur/ developer/ diler/ broker property /penjual, dan mencatat dalam Register Aplikasi.

b) Namun dalam hal proses pengajuan aplikasi kredit tersebut akan “dilanjutkan”, maka dilakukan kunjungan ke rumah/ kantor/ tempat usaha calon debitur.

5) Memastikan bahwa calon debitur telah menerima informasi atas ketentuan kredit konsumer, termasuk di dalamnya tingkat suku bunga, perhitungan angsuran, perhitungan biaya-biaya kredit (provisi, administrasi, asuransi, notaries) dan sebagainya.

6) Melakukan pemeriksaan awal terhadap kemampuan angsuran atas kredit yang diajukan cadeb.

15

7) Membuat Laporan Kunjungan Nasabah (LKN) berdasarkan hasil kunjungan yang telah dilakukan ke rumah/ kantor/ tempat usaha calon debitur.

8) Memutuskan proses atas aplikasi kredit konsumer calon debitur tersebut dilanjutkan atau ditolak berdasarkan hasil LKN dan review dokumen persyaratan kredit serta ketentuan lainnya yang terkait: a) Apabila proses aplikasi tersebut diputuskan untuk “ditolak”,

maka harus menginformasikan kepada cadeb/ developer/ diler/ broker property/ penjual dan dapat diberikan surat penolakan tertulis kepada cadeb/ developer/ diler/ broker property/ penjual, dan mencatat dalam Register Aplikasi.

b) Namun dalam hal proses pengajuan aplikasi kredit tersebut akan “dilanjutkan”, maka aplikasi serta dokumen persyaratan kredit diteruskan ke atasan (Area Sales Manager).

c. Area Sales Manager (ASM)

1) Menerima aplikasi dan dokumen persyaratan kredit dari AO Sales. 2) Memeriksa semua kelengkapan aplikasi & dokumen persyaratan

kredit.

3) Melakukan pemeriksaan awal terhadap kemampuan angsuran atas kredit yang diajukan cadeb.

4) Memberikan rekomendasi atas pengajuan aplikasi kredit konsumer. a) Apabila proses pengajuan aplikasi kredit konsumer calon

“ditolak”, maka aplikasi dan dokumen diserahkan ke AO Sales untuk selanjutnya dibuatkan surat kepada calon debitur serta ditatakerjakan.

b) Dalam hal rekomendasi atas aplikasi tersebut dilanjutkan, maka membubuhkan paraf pada aplikasi kredit, dan menyerahkan pada AO Sales untuk diteruskan ke Sentra Kredit Monoline (SKK Monoline)

d. AO Sales

1) Menerima berkas aplikasi permohonan kredit yang telah direkomendasikan oleh ASM

2) Melakukan pencatatan pada Register Aplikasi.

3) Mengirimkan aplikasi permohonan kredit kepada SKK Monoline 4) Melakukan monitoring atas aplikasi permohonan kredit yang telah

diproses diserahkan ke Sntra Kredit Konsumer Monoline

2. Proses Kredit Konsumer Pada SKK Monoline a. Petugas ADK (Register dan Screening)

1) Menerima order, melaksanakan dan menyerahkan hasil BI Checking sesuai permohonan dari Regional Sales

2) Menerima berkas aplikasi permohonan kredit (PK) dari Regional Sales

3) Melakukan registrasi pada register SKPP (Surat Keterangan Penundaan Dokumen)

17

4) Memeriksa semua kelengkapan aplikasi & dokumen persyaratan kredit.

5) Melaksanakan order kepada Independent Surveyor dan Independent Appraisal (apabila diperlukan)

6) Melakukan register aplikasi dan dokumen persyaratan kredit yang telah dilengkapi hasil BI Checking dan survey/appraisal pada register aplikasi masuk SKK Monoline.

7) Menyerahkan berkas aplikasi dan dokumen persyaratan kredit yang telah diperiksa kepada AO Analis berdasarkan beban kerja AO Analis. Distribusi berkas aplikasi dan dokumen persyaratan kredit tersebut dilapporkan kepada Manager Kredit Konsumer/ Kepala SKK.

b. AO Analis

1) Menerima aplikasi permohonan kredit dari petugas ADK.

2) Melakukan verifikasi atas aplikasi dan dokumen persyaratan kredit. Dalam hal dokumen persyaratan kredit belum lengkap, AO Analis dapat meminta tim Regional Sales untuk melengkapi dokumen-dokumen yang diperlukan.

3) Melakukan investigasi atas calon debitur

a) Untuk calon debitur non fixed income wajib dilakukan surveyke tempat usaha calon debitur.

b) Untuk calon debitur fixed income, setidaknya dilakukan interview melalui telepon. Apabila belum meyakini bonafiditas calon

debitur dan tempat bekerjanya berdasarkan aplikasi dan dokumen yang diterima, maka dapat dilakukan kunjungan/survei kerumah atau ketempat usaha calon debitur.

Tabel 2.1 Matrix Kunjungan/Survey Petugas Gol. Deb AO Sales (LKN) AO Analis (Verifikasi)

Fix Income Ya Tidak

Non Fix Income Ya Ya

Sumber: Sentra Kredit Konsumer PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Medan

4) Melakukan penilaian agunan baik secara langsung ataupun berdasarkan hasil penilaian agunan Independent Appraisal sepanjang diyakini kewajarannya.

Tabel 2.2

Matrix Penilaian Agunan

Agunan Appraiser/ Penilaian Keterangan Perumahan Baru PKS - Pricellst/ Surat Pemesanan Rumah/ Unit (SPR/SPU) Non PKS Appraisal Independent - Secondary PKS AO Analis - Non PKS Appraisal Independent/AO Analis -

19 Perumahan Independent Secondary - Appraisal Independent - Mobil Baru - - Pricelist Secondary - AO Analis/ Appraisal Independent -

Sumber: Sentra Kredit Konsumer PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Medan

5) Melakukan analisis kelayakan kredit melalui Loan Approval System (LAS) atau membuat MAK-PTK manual untuk aplikasi yang tidak dapat diposes melalui LAS, baik karena gangguan pada system LAS ataupun dikarenakan adanya program khusus yang tidak memungkinkan untuk diinput dalam LAS.

6) Membuat rekomendasi putusan kredit kepada pemutus termasuk tipe/ struktur dan syarat kredit.

7) Menyerahkan paket kredit (terdiri dari dokumen persyaratan kredit, MAK-PTK, seta dokumen lainnya) kepada pejabat pemutus.

c. Manager Kredit Konsumer/Kepala SKK 1) Menerima paket kredit dari AO Analis

2) Melakukan verifikasi atas paket kredit tersebut

3) Melakukan putusan kredit berdasarkan paket kredit dari AO Analis sesuai dengan kewenangan limit putusan

4) Dalam hal terdapat aplikasi dan dokumen kredit yang ditolak, maka diserahkan kepada petugas ADK untuk dikembalikan ke Regional Sales.

5) Menyerahkan paket kredit yang telah disetujui kepada petugas Administrasi Kredit (ADK) untuk diproses lebih lanjut.

d. Petugas ADK (Akad Kredit)

1) Menerima paket kredit yang telah diputus oleh pemutus 2) Melakukan registrasi putusan dalam register SKPP

3) Melakukan verifikasi atas kelengkapan aplikasi permohonan kredit, dalam hal dokumen persyaratan akad belum lengkap. Petugas ADK meminta tim Regional Sales untuk melengkapi dokumen.

4) Membuat Offering Letter (OL) / SPKK dan Purchase Order (PO) berdasarkan putusan kredit dan memintakan tandatangan kepada pejabat yang berwenang

5) Mengirim OL/SPPK kepada calon debitur untuk ditandatangani dan menerima hasil OL/SPPK yang sudah ditandatangani oleh cadeb. 6) Mengirim PO kepada Developer/ Dealer/ Agen property/ penjual dan

menerima dokumen-dokumen dari developer/diler/penjual.

7) Menerima OL/SPPK yang telah ditandatangani dan dikembalikan oleh cadeb

8) Mengatur pelaksanaan penutupan Asuransi(jiwadan kerugian) 9) Membuat order kepada notaris

10) Melakukan pengaturan jadwal akad kredit dengan calon debitur 11) Menginformasikan jadwal serta memastikan kehadiran Pejabat

pemutus dan Supervisor ADK dalam proses akad kredit untuk menandatangani perjanjian kredit.

21

12) Melakukan pencatatan dalam register setelah proses pelaksanaan akad kredit selesai.

e. Petugas ADK (Pencairan Kredit)

1) Menerima paket kredit yang sudah dilakukan akad kredit oleh petugas akad kredit.

2) Melakukan registrasi pencairan dalam Register SKPP

3) Melakukan pengecekan kelengkapan dokumen untuk pencairan kredit termasuk standing Instruction dari diler/developer/ penjual, kelengkapan tandatangan pada dokumen kredit, aplikasi pembukuan rekening, dll

4) Mengirimkan SPPA kepada perusahaan kerugian/jiwa kredit

5) Menerima konfirmasi penutupan asuransi jiwa/ kerugian dari perusahaan asuransi.

6) Membuat Instruksi Pencairan Kredit (IPK) dan Surat Perintah Pencairan Kredit ke Booking Office.

7) Membubuhkan paraf pada Instruksi Pencairan Kredit (IPK) dan Surat Perintah Pencairan Kredit sebagai maker.

8) Menyerakan Instruksi Pencairan Kredit (IPK) dan Surat Perintah Pencairan Kredit pada (SPV ADK SKK)

f. Supervisor ADK

1) Menerima IPK dan Surat Perintah Pencairan Kredit dari petugas Administrasi Kredit (ADK)

2) Memeriksa dan mencocokkan Instruksi Pencairan Kredit (IPK) dan Surat Perintah Pencairan Kredit serta surat untuk pencairan kredit dengan dokumen lainnya.

3) Menandatangani Instruksi Pencairan Kredit (IPK) Surat Perintah Pencairan Kredit sebagai checker

4) Menyerahkan Instruksi Pencairan Kredit (IPK) dan Surat Perintah Pencairan Kredit kepada Kepala Sentra Kredit Konsumer (KA SKK) untuk ditandatangani.

g. Kepala SKK

1) Menerima Instruksi Pencairan Kredit (IPK) dan Surat Perintah Pencairan Kredit

2) Memeriksa dan menandatangani IPK dan Surat Perintah Pencairan Kredit

3) Menyerahkan Instruksi Pencairan Kredit (IPK) dan Surat Perintah Pencairan Kredit yang telah ditandatangani ke petugas Administrasi Kredit (ADK).

h. Petugas ADK

1) Menerima Instruksi Pencairan Kredit (IPK) dan Surat Perintah Pencairan Kredit yang telah ditandatangani Kepala Sentra Kredit Konsumer (KA SKK)

2) Meregister Surat Perintah Pencairan Kredit pada buku register surat keluar

23

3) Menyerahkan Surat Perintah Pencairan Kredit yang dilengkapi IPK, Standing Instruction dan dokumen lainnya yang diperlukan kepada Kanca Booking Offfice

4) Memonitor pelaksanaan pembukuan rekening dan pencairan kredit calon debitur, dailer maupun penjual.

D.Jaringan Usaha

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk merupakan Bank Pemerintah yang melakukan usaha bank umum, seperti pada bank-bank pemerintah lainnya. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk memberikan pelayanan kepada masyarakat yang ingin menggunakan jasa perbankan.

Jaringan usaha PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk diarahkan kepada perbaikan ekonomi dan pembayaran ekonomi nasional dengan cara melakukan usaha bank umum yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dananya dalam bentuk kredit.

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk juga memberikan jasa-jasa perbankan dalam negeri maupun luar negeri. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan produk-produk yang diselesaikan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, yaitu:

1. Usaha Simpanan a. Giro BRI Rupiah b. Giro BRI Valas c. Deposito BRI Rupiah d. Deposito BRI Valas

e. Deposito BRI On Call f.Tabungan Britama g. Tabungan Simpedes h. Simpedes TKI i.Tabungan Haji

j.Tabungan Britama Haji k. Tabungan Britama Junior 2. Usaha Jasa Bank

a. Dalam Negeri

1) Pengiriman Uang Dalam Negeri 2) Inkaso

3) Perantara Perdagangan Efek/Saham/Surat-surat berharga Pasar Uang 4) Jaminan BRI

5) Kliring

6) Automatic Teller Mechine (ATM) b. Luar Negeri

1) Eksport 2) Import

3) Transfer Western Union 4) Jaminan Bank

5) Letter of credit (L/C) 3. Usaha Pinjaman

25

b. KUK c. Koperasi d. Kupedes

e. Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) f.Kredit Pemilikan Rumah (KPR) 4. Jasa Bank Lainnya

a. ONH b. PLN

c. PT. Telkom d. PT. Taspen e. PT. Pos Indonesia

f.TNI Angkatan Darat/ POLRI g. Rekening Listrik

h. Rekening Telpon, telex, faximail.

E.Kinerja Usaha Terkini

Hasil pengukuran kinerja usaha digunakan sebagai bahan evaluasi dan analisis kinerja organisasi/perusahaan dengan cara mengidentifikasikan permasalahan yang menghambat peningkatan kinerja organisasi/perusahaan, memberikan solusi pemecahan masalah dan bahan penyempurnaan pilihan-pilihan dan kebijakan strategis untuk tahun berikutnya.

Hasil pengukuran kinerja PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dapat dilihat pada kinerja perkembangan simpanan masyarakat, pinjaman dan

laba PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk pasca krisis yang menunjukkan pertumbuhan yang positif. Adapun tingkat capaian kinerja pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk adalah sebagai berikut:

Tabel 2.3

Kinerja Usaha Terkini PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

Keterangan 2001 2002 Pertumbuhan Rp. % Simpanan 57,698 69,423 11,725 20.32 Pinjaman 32,358 39,300 6,942 21.45 Laba/(Rugi) 1,064 1,664 6,000 56.39

Sumber: PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, 2003 (non audited)

F. Rencana Usaha

Rencana usaha selanjutnya yang akan dilakukan Sentra Kredit Konsumer PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Medan diantaranya mempromosikan kembali produk dan jasa unggulan bank dan tetap memberikan pelayanan yang baik untuk meningkatkan jumlah nasabah dengan memiliki karakter mass product, pengembangan produk yang dinamis, dan gimmick program yang bervariasi.

27 BAB III

PENGAWASAN INTERNAL ASET TETAP PADA SENTRA KREDIT KONSUMER PT. BANK RAKYAT INDONESIA

(PERSERO) TBK MEDAN

B.Aset Tetap

1. Pengertian Aset Tetap

Aset adalah sumber daya ekonomi yang diperoleh dan dikuasai oleh suatu perusahaan sebagai hasil dari transaksi masa lalu, salah satunya adalah aset tetap yang digunakan perusahaan dalam kegiatan operasional perusahaan dalam menghasilkan produk. Untuk menghasilkan produk ini maka peranan aset tetap sangat besar, seperti lahan sebagai tempat berproduksi, bangunan sebagai tempat pabrik dan kantor, mesin dan peralatan sebagai alat untuk berproduksi dan lain-lain. Aset tetap juga merupakan bagian utama dalam penyajian posisi keuangan perusahaan.

Aset tetap merupakan aset berwujud yang digunakan dalam operasi perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan. Aset semacam ini biasanya memiliki masa pemakaian yang lama atau relatif permanen, dan diharapkan dapat memberi manfaat pada perusahaan selama bertahun-tahun seperti tanah, bangunan, mesin dan peralatan. Manfaat yang diberikan aset tetap umumnya semakin lama semakin menurun keculi tanah.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam buku Standar Akuntansi Keuangan (2012 : 16.1) “aset tetap adalah asset berwujud yang (1) dimiliki untuk disediakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk

direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan yang administratif; dan (2) diperkirakan untuk digunakan lebih dari satu periode”.

Menurut Akbar dalam buku Akuntansi Pengantar (2004 : 237) “aset tetap merupakan jenis aset yang digunakan untuk jangka panjang dan relatif permanen dalam operasi bisnis normal. Aset ini dikuasai oleh perusahaan dan tidak untuk dijual dalam operasi normal perusahaan. Aset yang dikategorikan sebagai aset tetap harus memberikan manfaat lebih dari satu tahun”.

Menurut Hery dan Widyawati dalam buku Akuntansi Keuangan Menengah 2 (2011 : 2) “aset tetap adalah aset yang secara fisik dapat dilihat keberadaannya dan sifatnya relatif permanen serta memiliki masa kegunaan yang panjang”.

Menurut Rudianto dalam buku Pengantar Akuntansi (2008 : 4) “aset tetap adalah barang berwujud milik perusahaan yang sifatnya relatif permanen dan digunakan dalam kegiatan normal perusahaan, tidak untuk diperjualbelikan”.

Menurut Sugiri dalam buku Akuntansi Pengantar 2 (2009 : 137) “aset tetap adalah asset berwujud yang tujuan pemilikannya adalah untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode”.

Sedangkan PSAK menuturkan bahwa aset tetap ialah Aset yang berwujud yang diperoleh dengan kondisi siap pakai ataupun dibangun

29

terlebih dahulu dan dipakai dalam aktivitas operasi entitas binis, tidak ditujukan dijual kembali dalam rangka aktivitas normal perusahaan serta memiliki manfaat ekonomi lebih dari satu tahun buku (lebih dari satu periode).

2. Karakteristik Aset Tetap

Jenis aset tetap disetiap perusahaan berbeda-beda, hal ini disebabkan karena perbedaan jenis kegiatan operasional yang dilakukan perusahaan. Berdasarkan klasifikasinya, aset tetap dapat dibedakan atas bebarapa sudut pandang, yaitu):

1. Sudut pandang substansi

Dokumen terkait