• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada bab ini penulis menarik kesimpulan dari uraian yang ada dan memberikan saran-saran mengenai alternatif yang dapat diambil dalam rangka pengelolaan pajak dari sektor pajak khususnya Pajak Hotel.

BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM)

A. Gambaran Umum Daerah Kabupaten Karo A. 1. Geografis

A.1.1. Letak

Kabupaten Karo terletak pada path koordinat 2 50’ sampai dengan 3 19’ Lintang Utara dan 97 55’ sampai dengan 98 38 ‘ Bujur Timur serta pada ketinggian antara 140m sampai dengan 1400m di atas permukaan air laut. A.1.2.

A.1.2. Batas- batas

Kabupaten Karo merupakan salah satu kabupaten di daerah Propinsi Sumatera Utara, dengan batas wilayah sebagai berikut :

- Sebelah Utara : Kabupaten Langkat dan Deli Serdang - Sebelah Selatan : Kabupaten Dairi dan Tapanuli Utara - Sthetah Timur : Kabupaten Simalungun dan Deliserdang - Sebelah Barat : Kabupaten Aceh Tenggara

A.1.3. Luas Wilayah

Luas wilayah Kabupaten Karo berkisar 2. 127,25 km atau 3,01% dan seluruh wilayah Propinsi Sumatera Utara.

A.2. Pemerintahan

Berdasarkan Undang-Undang No. 5 tahun 1974, Kabupaten Karo terdiri dari

a. Bupati, Wakil Bupati, Sekretaris Bupati b. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) c. Tiga pembantu bupati

d. Tiga belas Kecamatan dan dua ratus empat puluh delapan Desal Kelurahan Adapun nama-nama kecamatan tersebut adalah:

1. Kecamatan Kabanjahe terdiri dari 5 kelurahan dari 8 desa 2. Kecamatan Simpang Empat terdiri dari 40 desa

3. Kecarnatan Payung terdiri dari 25 desa 4. Kecamatan Kutabuluh terdiri dari 16 desa 5. Kecamatan Barusjahe terdini dari 19 desa 6. Kecamatan Tiga Panah terdiri dari 29 desa 7. Kecamatan Munthe terdiri dari 22 desa

8. Kecamatan Tiga Binanga terdri dan 1 kelurahan dan 18 desa 9. Kecamatan Juhar terdiri dari 24 desa

10. Kecamatan Mardingding terdiri dari 10 desa

11. Kecamatan Berastagi terdiri dari 4 kelurahan dan 5 desa 12. Kecamatan Merek terdiri dari 4 kelurahan dan 5 desa

13. Kecamatan Lau Baleng terdini dani 13 desa L3. Bidang ekonomi masyarakat Laju pertumbuhan ekonomi erat kaitannya dengan potensi sumber daya lam yang tersedia dalam arti bahwa peningkatan kualitas sumber daya alam lebih

ngi akan memungkinkan tercapainya laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi. secara rinci sektor-sektor perekonomian yang menunjang pertumbuhan ekonomi yang dimaksud adalah:

- Pertanian dan Pengairan - Pertambangan dan Penggalian - Industri, Listrik dan Air Iv1inum - Perhubungan dan Pariwisata - Sektor Keuangan dan Harga-harga

Dalam bidang ekonomi ini penulis hanya menggambarkan sektor pertanian karena penduduk Kabupaten Karo sebagian besar atau umumnya kurang lebih 80% hidup dalam sektor pertanian sedangkan sisanya dan sektor-sektor lainnya.

Sayur-sayuran, padi dan palawija merupakan tanaman bahan makanan yang dalam pengernbangannya mendapat perhatian dan petani di daerah mi. Hal mi terlihat dalam usaha petani di dalam mengembangkan ekstensifikasi dan inteusitikasi intik menuju peningkatan produktivitas sekaligus peningkatan produksi. Wilayah Kabupaten Karo yang memiliki luas 2.127,25 km, terdiri dari 198.680 ha tanah kering dan 14.045 ha tanah sawah.

A.4. Agama dan kepercayaan

Penduduk kabupaten Karo sebagian besar umumnya memeluk agama Kristen Protestan dan Khatollk dan sebagian lagi memeluk agama Islam sedangkan sisanya memeluk agama Hindu dan Budha.

A.5. Kehidupan Sosial

Masyarakat di daerah Kabupaten Karo sebagian besar secara langsung masih mempenlihatkan kehidupan sebagaimana lazimnya kehidupan masyarakat Karo. Masyarakat Karo sebagaimana masyarakat-masyarakat lainnya di tanah air juga mamiliki kebudayaan-kebudayaan yang bersifat tradisional serta juga memiliki ciii khas tersendiri jika dibandingkan dengan suku-suku lain di tanah air. Salah satu kebiasaan masyarakat Karo lainnya bahwa tamu bagi masyarakat Karo adalah seseorang yang harus dihormati, sebagai bentuk penghormatan itu, setiap tamu yang datang ke rumah disuguhi makanan yang istimewa danjika tamu itu menginap maka akan dilayani sebaik-baiknya.

Kebiasaan lainnya yang tidak kalah uniknya adalah apabila ada dua orang yang belum saling kenal maka kedua orang tersebut akan saling menanyakan marga masing-masing, bere-bere, serta asalnya. Hal mi biasanya dilakukan untuk mengetahui bagaimana hubungan antar keduanya apakah kerabat dekat atau jauh. Demikianjuga halnya bila ada salah satu keluarga akan mengadakan pesta adat, maka seluruh keluarga ataupun sanak famili baik yang jauh maupun dekat akan diundang untuk datang menghadiri pesta tersebut dan tidak terkecuali juga seluruh masyarakat kampung dimana yang bersangkutan tinggal.

Hal-hal yang bersifat sederhana di atas menunjukkan bahwa sifat kekeluargaan itu masih begitu kuat melekat di dalam kehidupan masyarakat Karo. A.6. Kebudayaan masyarakat

Seperti suku-suku lainnya di Sumatera Utara masyarakat Karo juga memiliki marga yaitu:

- Marga Ginting terdiri dari 16 cabang - Marga Sembiring terdiri dari 14 cabang - Marga Karo-karo terdiri dari 18 cabang - Marga Tanigan terdiri dari 13 cabang

- Marga Perangin-angin terdini dan 18 cabang

Dari tiap-tiap marga tersebut tidak ada yang boleh terdapat hubungan perkawinan. Sebagai contoh: seorang laki-laki marga Ginting tidak boleh kawin dengan perempuan yang bermarga ginting terkecuali pada marga Sembfring dan Perangin-angin.

A.7. Kesenian

Di dalam masyarakat karo juga terdapat macam-macam seni tan dan musik tradisional, beberapa diantaranya adalah:

- Tarian adat

- Tarian kepercayaan - Tanian muda-mudi

- Tarian ndikar/ pencak silat

Sedangkan alat-alat musik yang sening dipakai pada umumnya adalah Serunai, Surdam, Kulcapi, Genciang.

Serunai adalah alat musik tiup, yang bentuknya merupai serunai India. Surdam merupakan alat musik tiup, namun biasanya surdam mi digunakan untuk jenis lagu-lagu yang benirama sedih.

Kulcapi merupakan sejenis alat musik petik yang bentuknya menyerupai bio!a tapi hanya memiliki dua tali senar.

Semua jenis tanian atau musik tadi path umumnya dipergunakan pada waktu pesta-pesta adat tertentu yang sering dilaksanakan masyarakat Karo. Sejarah sinpkat Undan-Undan Pajak Daerah di Kabupaten Karo

Pajak daerah adalah iuran Wajib Pajak yang dilakukan oleh Orang Pribadi atau Badan kepada Daerah tanpa mendapat imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundan-undangan yang benlaku, yang digunakan untuk membiayai pemenintahan daerah dan pembangunan daerah.

Masalah pajak daerah merupakan masalah yang sangat penting karena menyangkut perkembangan suatu daerah. Tapi menurut sebagian besar masyarakat Karo tidak penting. Masyarakat menganggab bahwa pemungutan pajak daerah hanyalah cara pemerintah untuk memperkaya din sendiri. Selain itu karena rendahnya tingkat pendidikan masyarakat Karo. Kebanyakan masyarakat Karo tidak mau membayar pajak hanya sebagian kecil saja yang mau membayar. Padahal masalah pajak adalah tanggung jawab semua masyarakat Karo.

Mengingat hal tersebut di atas maka pemerintah menetapkan UndangUndang No. 7 Drt 1956 tentang pembentukan Daerah Otonom KabupatenKabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Sumatera Utara (lembaran negara Tahun 1956 Nomor 58, tambahan lembar negara Nomor 1092). Kemudian 41 tahun kemudian keluar Undang-Undang No. 17 Tahun 1997 Tentang Badan Penyelesaian Sengketa Pajak (lembaran negara Tahun 1997 No. 40, tambahan lembar negara nomor 3684). Path tahun yang sama keluar Undang-Undang No. 18 tahun 1997 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (lembar negara Tahun

1997 No. 41, tambahan lembar negara nomor 3685) Jo. Undang-Undang No. 34 Tahun 2000 Tentang Preubahan atas Undang-Undang 18 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Kemudian Undang-Undang No. 19 Tahun 1997 Tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (Iembaran negara Tahun 1997 No. 42, tambahan lembaran negara nomor 3686). Kemudian Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 (lembaran negara Tahun 1999 No. 60, ta.mbahan lembaran negara no. 3839)Undang-Undang No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antar Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 No.72 Tambahan Lembaran Negara No. 3848). Selam Undang-Undang keluarjuga Peraturan Pemerrntah yaitu Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 5 Tahun 1997 Tentang Pengurusan dan Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah, Peraturan Pemenintah No. 19 Tahun 1997 Jo.Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2001

Tentang Pajak Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 4 Tahun 1997 Tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah, Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara Yang bersih Dan Korupsi, Kolusi dan nepotisme (Lembaran Negara Tahun 1999 No.75, Tambahan Lembaran Negara No. 3851). Selain Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah ada juga Keputusan Menteri yaitu Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 84 Tahun 1993 Tentang Bentuk Peraturan Daerah dan Peraturan Daerah Perubahan, Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 170 Tahun 1997 Tentang Pedoman Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah, Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 172 Tahun 1997 Tentang Kniteria Wajib Pajak yang Wajib

Menyelenggarakan Pembukuan dan Tata Cara Pembukuan, Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 173 Tahun 1997 Tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pajak Daerah. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 sebagai Penganti UndangUndang No. 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintah Daerah dan yang terakhir keluar Peraturan Daerah Kabupaten Karo No. 20 Tahun 2001. Meskipun telah keluar Peraturan Daerah tapi tetap berpedoman path Undang-Undang No. 32 Tahun 2004. Untuk mendukung perkembangan penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan daerah, perlu lebih mendayagunakan pelayanan umum, adininistrasi pemerintahan dalam rangka melaksanakan otonomi therah yang luas, nyata dan bertanggung jawab sesuai dengan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah. Untuk menyelengarakan otonomi therah berdasarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah tersebut untuk lebih berdaya guna dan berhasil guna dirasa perlu menata kembali Susunan Organisasi dan tata kerja sektariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Karo dengan berpedoman path Peraturan Pemerintah No. 84 Tahun 2000 Tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah. Maka setiap Peraturan Daerah yang telah ada sebelumnya dan dasar penertibannya berpedoman pada Undang-Undang No. 1974 Tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah, dipandang tidak sesuai lagi dan oleh karenanya perlu disempurnakan.

Untuk mengatur hal tersebut di atas maka Peraturan Daerah yang mengatur Tentang Pajak Restoran dan Restoran perlu disempumakan dengan menerbitkan Peraturan Daerah yang berpedoman pada Undang-Undang No. 32 Tahun 2004.

Undang-Undang Peraturan Pemerintah, dan Keputusan Menteri di atas semata-mata hanya menyadarkan masyarakat bahwasanya pemungutan pajak daerah itu bukan memperkaya pemerintah tapi untuk kas daerah.

B. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Kabupaten Karo

Suatu struktur organisasi akan mengambarkan secara jelas mengenai pembagian dan pembatasan antara tugas, wewenang dan tanggungjawab setiap orang dalam suatu organisasi dalam mencapai tujuan setiap bagian dan tujuan setiap bagian dan tujuan dan organisasi itu dengan cara yang paling efektif dan efisien. Struktur organisasi dapat dilihat sebagai mekanisme formal dengan mana organisasi dikelola. Slruktur itu mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja. Berikut mi penulis akan menguraikan sturktur organisasi dan kemudian menyajikannya dalam bagan.

1. Susunan organisasi Dinas Pendapatan Kabupaten Karo terdiri dari: a. Kepala Dinas

b. Bagian Tata Usaha c. Bidang

d. Sub Bagian e. Seksi

f. Jabatan Fungsional

g. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas 2. Bagian Tata Usaha membawahkan:

3. Bidang Pendataan dan Penetapan membawahkan a. Seksi Pemeriksaan, Pendataan Pajak dan Retribusi b. Seksi Penetapan, Pengawasan Pajak dan Retribusi

4. Bidang Penagthan membawahkan

a. Seksi Pemeriksaan, Penagihan dan Pelaporan Pajak dan Retribusi

b. Seksi Verifikasi, Restitusi dan Penyelesaian Keberatan Pajak dan Retribusi 5. Bidang Pasar membawahkan :

a. Seksi Penata Binaan dan Pengembangan Pasar b. Seksi Pembukuan dan Retribusi Pasar

6. Bidang Pendapatan dan Bagi Hasil membawahkan:

a. Seksi Penatausahaan Bagi Hasil Pajak dan Retribusi serta Pendapatan lain- lain b. Seksi Legalisasi, Pembukuan dan Benda Berharga

7. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Pendapatan dibentuk sebanyak 13 unit yaitu: a. Kecamatan Kabanjahe b. Kecatnatan Berastagi c. Kecamatan Barusjahe d. Kecamatan Tigapanah e. Kecamatan Merek f. Kecamatan Munthe g. Kecamatan Tigabinanga h. Kecamatan Juhar i. Kecamatan Mardingding

j. Kecamatan Laubaleng k. Kecamatan Simpangempat 1. Kecamatan Payung

m. Kecamatan Kutabuluh

C. Uraian Kedudukan Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Kabupaten Karo

Kedudukan

Dinas Pendapatan Kabupten Karo merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah Kabupaten yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah kabupaten

Tugas Pokok

Dinas Pendapatan Kabupaten Karo mempunyai tugas melaksanakan kewenangan pemerintah daerah kabupaten dalam bidang pendapatan daerah dan pelayan pasar.

Fungsi

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana diniaksud di atas Dinas Pendapatan Kabupaten Karo mempunyai fungsi:

a. Pelaksana penyusunan rencana dan program peningkatan pendapatan ash daerah, serta pengembangan, pemantauan, dan pengendalian operasional pajak pendapatan daerah, retribusi pasar daerah

b. Pelaksanaan pendaftaran pendataan registrasi. dan pemeriksaan objek pajak retribusi pasar

c. Pelaksanaan pemeriksaan dokumen pajak dan retribusi pajak untuk penyajian data

d. Pelaksanaan penetapan, perhitungan dan penertiban sw-at ketetapan pajak dan retribusi pasar

e. Melakukan pembukuan, penerimaan dan penagihan pajak dan retribusi pasar f. Melakukan pembinaan sumber penghasllan yang tediri alas; pajak dan

retribusi, pasar dan pendapatan bagi hasil PBB-BPHTB dan pelaksanaan pengelolaan sumber-sumber lainnya.

g. Pelayanan dan bimbingan terhadap masyarakat wajib pajak dan wajib retribusi h. Pengelolaan administrasi unium yang meilputi ketatausahaan, keuangan,

kepegawaian, perlengkapan, organisasi dan ketalaksanaan dinas i. Pengelolaan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas.

D. URAIAN TUGAS KEPALA DINAS, BAGIAN, BIDANG, SUB BAGIAN, DAN SEKSI

Uraian tugas Kepala Dinas Pendapatan Daerah adalah sebagai berikut :

1. Menyusun rencana program dan pedoman teknis dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas di bidang pengelolaan pendapatan daerah baik dan sektor pajak dan retribusi maupun pengelolaan pasar

2. Menyelenggarakan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka upaya penggalian potensi yang merupakan sumber pendapata daerah.

3. Melaksanakan kezjasama dengan pihak ketiga dalam rangka pengelolaan dan pengembangan pasar.

5. Memonitor dan mengendalikan pemungutan pajak dan retribusi daerah dan sumber-sumber pendapatan lainnya yang sali.

6. Melaksanakan pembinaan dengan stafdalam rangka keberhasilan pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan.

Uraian tugas Bagian, Bidang, Sub Bagian dan Seksi pada Dinas Pendapatan Daerah adalah sebagai berikut :

1. Uraian tugas Bagian Tata Usaha adalah sebagai berikut:

a. Mengkoordinasikan penyusunan rencana program serta pembinaan organisasi dan tata laksana di lingkungan Dinas Pendapatan Daerah.

b. Mengkoordinasikan pengelolaan administrasi keuangan, administrasi kepegawaian dan pengelolaan tata usaha kearsipan.

c. Mengkoordinasikan pengelolaan urusan rumah tangga, asset bergerak dan tidak bergerak yang merupakan inventaris milk dan atau yang dikuasai Dinas Pendapatan Daerah.

d. Melakukan pembinaan terhadap pelayanan pendistribusian surat-surat dan atau naskah dinas lainnya di lingkungan Dinas Pendapatan Daerah.

e. Mengkoordinasikan pembuatan laporan pelaksanaan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawab Dinas Pendapatan Daerah.

2. Uraian tugas Sub Bagian Keuangan adalah sebagai berikut:

a. Melaksanakan petunjuk dan arahan yang diberikan oleh atasan baik lisan maupun tertulis sesuai dengan disposisi pada naskah dinas dan menindak lanjuti sesuai dengan pedoman

b. Melakukan tata cam pembukuan yang sistematis dan kronologis terhadap keuangan daerah.

c. Melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan yang meliputi penyusunan anggaran, perubahan anggaran, pertanggungjawaban keuangan dan laporan keuangan.

d. Mempersiapkan kelengkapan dokumen yang diperlukan sebagai pertanggungjawaban penggunaan keuangan daerah

e. Memberikan saran-saran dan atau pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah atau tindakan yang perlu diambil dalam penyusunan rencana program pelaksanaan tugas Dinas Pendapatan Daerah.

3. Uraian tugas Sub Bagian Umum dan Perlengkapan adalah sebagai berikut: a. Melaksanakan petunjuk dan arahan yang diberikan oleh atasan baik lisan

maupun tertulis sesuai dengan disposisi path naskah dinas dan menindak lanjutinya sesuai dengan pedoman.

b. Mempersiapkan peraturan perundang-undangan yang merupakan petunjuk tehnis dan prosedur pengelolaan administrasi kepegawaian, tata usaha kepegawaian, tata usaha kearsipan, petjalanan dinas dan pengelolaan keberadaan inventaris dan atau asset yang dimiliki dan atau dikuasai Dinas Pendapatan Daerah.

c. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait dan atau unit kerja pada Dinas Penthpatan Daerah untuk kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan tugas.

d. Memberikan saran-saran dan atau pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah dan alan tindakan yang perlu diambil dalam penyusunan rencana program pelaksanaan tugas Dinas Pendapatan Daerah.

4. Uraian tugas Bidang Pendataan dan Penetapan adalah sebagai berikut:

a. Melaksanakan petunjuk dan arahan yang diberikan oleh atasan baik lisan maupun tertulis sesuai dengan Disposisi pada naskah dinas dan menindak Ianjutinya sesuai dengan pedoman.

b. Melaksanakan Pengendalian terhadap kebijaksanaan tehnis dan seksi-seksi dalam pelaksanaan tugas pendataan, pemeriksaan dan penetapan maupun pengawasan dan retribusi pajak.

c. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait dan atau unit keija yang ada di lingkungan Dinas Pendapatan Daerah untuk kelancaran pelaksanaan tugas yang menjadi tanggungjawab Bidang Penetapan dan Pendataan.

d. Memberikan saran-saran dan atau perimbangan kepada atasan tentang Lengkah-langkah dan atau tindakan-tindakan yang perlu diambil dalam penyusunan rencana program tugas Dinas Pendapatan Daerah..

5. Uraian tugas Seksi Pemeriksaan, Pendataan Pajak Dan Retribusi adalah sebagai berikut:

a. Melaksanakan kegiatan pemeriksaan, pendataan dan pendaftaran wajib pajak dan retribusi daerah dan membantu melakukan pendataan objek dan subjek PBB.

b. Melakukan pencatatan keberadaan dan status wajib pajak dan wajib retribusi daerah sebagai bahan dalam menetapkan besarnya Pendapatan Ash Daerah dan sektor pajak dan retribusi daerah yang memungkinkan dapat dipungut. c. Menetapkan Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah (NPWPD).

d. Menyusun Daftar Induk Wajib Pajak Daerah.

e. Melakukan pengujian kebenaran data yang telah dibuat

f. Melaksanakan pemeriksaan keabsahan dokumen penetapan objek pajak dan retribusi sebagai bahan dalam penetapan besarnya pajak dan retribusi yang terutang

6. Uraian tugas Seksi Penetapan, Pengawasan Pajak dan Retribusi adalah sebagai berikut:

a. Melaksanakan perhitungan dan penetapanjumlah pajak dan retribusi daerah seth menatausahakanjumlah ketetapan PBB. Yang penagihannya diserahkan kepada daerah berdasarkan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT). b. Menerbitkan dan mendistribusikan Surat Ketetapan Pajak dan Retribusi

Daerah kepada wajib pajak dan wajib retribusi.

c. Melaksanakan pengawasan dan penelitian terhadap wajib pajak dan wajib retribusi daerah.

d. Melaksanakan pengawasan tehnis perhitungan tentang penetapan pajak dan retribusi daerah.

7. Uraian tugas penagihan adalah sebagai berikut :

a. Melaksanakan petunjuk dan atasan baik lisan maupun tertulis sesuai dengan disposisi pada naskah dinas dan menindak lanjutinya sesuai dengan pedoman. b. Melakukan koordinasi dengan unit keija yang ada di lingkungan Dinas

Pendapatan dalam rangka kelanearan pelaksanaan tugas yang menjadi tanggungjawab Bidang Penagihan Pajak Dan Retribusi

c. Memberikan saran-saran dan atau pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah dan atau tindakan yang perlu diambil dalam penyusunan rencana program tugas Dinas Pendapatan Daerah.

d. Melaksanakan pengendalian terhadap kebijaksanaan tehnis dan seksi-seksi dalam pelaksanaan tugas tata cara perhitungan, penagihan, pelaporan, verifikasi, dan penyelesaian keberatan pajak dan retribusi.

8. Uraian tugas Seksi Perhitungan, Pengihan dan Pelaporan Pajak dan Retribusi adalah sebagai berikut:

a. Memberikan perhitungan dan penetapan pajak maupun retribusi terutang terhadap wajib pajak atau wajib retribusi daerah.

b. Melaksanakan penagihan pajak dan retribusi kepada wajib pajak dan wajib retnibusi

c. Melaksanakan penagihan palak daerah yang telah melampaui batas waktu jatuh tempo pelunasannya sesuai dengan prosedur dan mekanisme penagihan. d. Melaksanakan pembinaan sistem penagihan pajak dan retribusi daerah

e. Membuat laporan penerimaan pajak dan retribusi daerah sebagai bahan dalam rapat dan evaluasi penerirnaan pajak dan retribusi dan upaya intensilikasi pajak dan retribusi daerah

9. Uraian tugas Seksi Verifikasi, Restitusi, dan Penyelesaian Keberatan Pajak dan Retribusi adalah sebagai berikut:

a. Memberikan pelayanan kepada wajib pajak dan retribusi dalam upaya penyelesaian terhadap pemohon keberatan atas penetapan pajak dan retribusi. b. Mengadakan pengujian dan pemeriksaan lapangan terhadap objek pajak dan

retribusi sesuai dengan permohonan keberatan penetapan pajak dan retribusi. c. Melaksanakan penegakan hukum terhadap tunggakan pajak dan retribusi

daerah yang pelaksanaanya berkoordinasi dengan penyidik pegawai negeri sipil dan penyidik umum

d. Melakukan pendataan terhadap permasalahan pajak dan retribusi daerah sebagai bahan evaluasi penyelesaian masalah.

10. Uraian tugas Bidang Pasar adalah sebagai berikut:

a. Melasanakan Petunjuk dan arahan yang diberikan oleh atasan balk ilsan maupun tertulis sesuai dengan disposisi pada naskah dinas dan meninda.k Ianjutinya sesuai dengan pedoman.

b. Melakukan pengendalian terhadap kebijaksanaan tehnis dan seksi-seksi dalam peiaksanaan tugas penataan, pengembangan dan pembinaan para pedagang dan tata usaha pembukuan retribusi pasar.

c. Melakukan koordinasi dengan unit kerja yang ada di lingkungan Dinas Pendapatan Daerah dalam rangka kelancaraan pelaksanaan tugas yang menjadi tauggung jawab bidang pengelolaan pasar.

d. Memberikan saran-saran dan atau pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah dan atau tindakan yang perlu diambil dalam penyusunan rencana program pada Dinas Pendapatan Daerah.

e. Mengadakan pengujian dan pemeriksaan lapangan terhadap objek pajak dan retribusi sesuai dengan permohonan keberatan penetapan pajak dan retribusi. f. Melaksanakan penegakan hukum terhadap tunggakan pajak dan retribusi

daerah yang pelaksanaanya berkoordinasi dengan penyidik pegawai negeri sipil dan penyidik umum

g. Melakukan pendataan terhadap permasalahan pajak dan retribusi daerah sebagai bahan evaluasi penyelesaian masalah.

11. Uraian tugas Bidang Pasar adalah sebagai berikut:

a. Melasanakan Petunjuk dan arahan yang diberikan oleh atasan balk ilsan maupun tertulis sesuai dengan disposisi pada naskah dinas dan meninda.k Ianjutinya sesuai dengan pedoman.

b. Melakukan pengendalian terhadap kebijaksanaan tehnis dan seksi-seksi dalam peiaksanaan tugas penataan, pengembangan dan pembinaan para pedagang dan tata usaha pembukuan retribusi pasar.

c. Melakukan koordinasi dengan unit kerja yang ada di lingkungan Dinas Pendapatan Daerah dalam rangka kelancaraan pelaksanaan tugas yang menjadi tauggung jawab bidang pengelolaan pasar.

d. Memberikan saran-saran dan atau pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah dan atau tindakan yang perlu diambil dalam penyusunan

Dokumen terkait