• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelolaan Pajak Hotel Di Dinas Pendapatan Kabupaten Karo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengelolaan Pajak Hotel Di Dinas Pendapatan Kabupaten Karo"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN KARO

Diajukan ntuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Diploma III

Administrasi Perpajakan FISIP USU Diajukan

O L E H

NAMA : YOSSI PRATIWI BR TARIGAN NIM : 08260003

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

HALAMAN PERSETUJUAN

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI INI DISETUJUI UNTUK DIPRESENTASIKAN

OLEH :

NAMA : YOSSI PRATIWI BR TARIGAN

NIM : 082600003

PROG.STUDI : DIPLOMA III ADMINISTRASI PERPAJAKAN

JUDUL : PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS

PENDAPATAN KABUPATEN KARO

Ketua Prodip III Pembimbing Supervisor Lapangan Administrasi Perpajakan

(Drs. Alwi Hashim Batubara,M.Si) ( Dra. Februati Trimurni, M.Si) (Sehati Sitepu, SH) NIP. 1956083119860111001 NIP. 196602121990092001 NIP. 196203251983032007

Diketahui Dekan Fisip USU

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas kasih dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Ini sesuai dengan waktunya.

Tugas Akhir ini adalah guna memenuhi salah satu syarat menamatkan studi pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Adapun judul yang diambil dalam penulisah Tugas Akhir ini adalah “ Pengelolaan Pajak Hotel Di Dinas Pendapatan Kabupaten Karo”

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini masih terdapat banyak kekurangan baik dari struktur bahasa maupun teknik penyajian, oleh karena itu Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan Tugas Akhir ini.

Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah banyak memberi bantuan baik berupa dorongan semangat maupun sumbangan pikiran, diantaranya :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

(4)

3. Dosen Pembimbing Ibu Dra. Februati Trimurni, M.Si yang telah membimbing saya dalam penulisan Tugas Akhir ini.

4. Seluruh Dosen / Staff Pengajar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, yang telah membekali penulis dengan berbagai Ilmu Pengetahuan sejak dari tingkat persiapan hingga selesainya Tugas Akhir ini.

5. Kepala Kantor, Kepala Seksi dan Seluruh Pegawai kantor Dinas Pendapatan Kabupaten Karo yang telah memberikan waktu dan saran bagi penulis dalam menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini.

6. Buat kedua orangtuaku S.Tarigan dan N.Br.Sembiring, terima kasih atas doa dan motivasi yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan Penulisan Tugas Akhir ini, juga buat saudara-saudaraku (Bang Wira, Kak Desi, Icha, Relly, Poppi, Marsal, Ringkas, Filla, Kak Linta, Kak Resta, Ian) terima kasih atas bantuan dan doanya selama ini .

7. Teman-teman Mahasiswa/i di Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan (Dewanti, Marta, Lusi, Lestari, Rovi, Herman, nadya, dll) yang telah membantu dan menemani dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

(5)

Akhirnya penulis mengharapkan semoga apa yang tertuang dalam tulisan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Juli 2011 Penulis,

(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 1

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 3

C. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 4

D. Uraian Teoritis ... 5

E. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 8

F. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 8

G. Metode Pengumpulan Data ... 11

H. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri 11 BAB II. GAMBARAN UMUM OBJEK DAN LOKASI PKLM A. Gambaran Umum Daerah Kabupaten Karo ... 12

B. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Karo ... 20

C. Uraian Tugas Dan Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Karo 22 D. Uraian Tugas Kepala Dinas, Bagian, Bidang, Sub Bagidan dan Seksi 23 BAB III. GAMBARAN PAJAK HOTEL ... 33

A. Defenisi ... 33

b. Pengertian Pajak Daerah ... 34

C. Objek dan Subjek Pajak Hotel ... 35

D. Dasar Hukum Pajak Hotel ... 36

(7)

F. Cara Perhitungan Pajak Hotel ... 37

G. Masa Pajak, Tahun Pajak, Saat terhutang pajak ... 37

H. Pembayaran Pajak Hotel ... 38

BAB IV. ANALISA DAN EVALUASI DATA ... 39

A. Mekanisme Pemungutan Pajak Hotel ... 39

B. Target Realisasi Penerimaan Pajak Hotel ... 40

C. Upaya-upaya yang dilakukan dalam peningkatan pajak hotel ... 44

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 47

A. Kesimpulan ... 47

B. Saran ... 48 DAFTAR PUSTAKA

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Lembaga Pendidikan adalah salah satu lembaga mempunyai pranan dalam membentuk dan menciptakan Sumber Daya Manusia yang berkualitas melalui teori-teori keahlian yang diterima dibangku kuliah dan mengaplikasikannya dilapangan melalui kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM). Univeristas Sumatera Utara khusunya Program Diploma III Administrasi Perpajakan sebagai salah satu Lembaga Pendidikan yang menekankan pada pendidikan profesionalisme untuk membentuk tenaga-tenaga ahli tingkat madya yang kompeten dalam menangani pekerjaan sesuai bidang pendidikan yang ditekuninya.

Untuk mencapai maksud tersebut, maka diadakanlah suatu kegiatan yang disebut dengan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM). Hal ini dimaksudkan agara para mahasiswa/i lebih mengetahui keadaan kerja yang sebenarnya khususnya pada bidang Perpajakan serta dapat mempraktikkan teori yang diterima selama masa perkuliahan.

(9)

Pendapatan asli daerah antara lain berupa pajak daerah dan retribusi daerah. Pajak daerah dan retribusi daerah merupakan salah satu sumber pembiayaan penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan daerah guna meningkatkan dan meratakan kesejahteraan masyarakat.

Oleh karena itu, dalam rangka peningkatkan penerimaan daerah yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) dituntut kesadaran dan kerjasama dari semua pihak khususnya masyarakat yang mempunyai andil cukup besar dalam meningkatkan pembangunan daera. Selain itu, peranan, kemampuan dan keahlian dari aparat pemerintah dalam mengelola sumber pemasukan daerah secara optimal sangat diperlukan. Dalam hal ini, salah satu lembaga pemerintah yang berperan aktif dalam mengelola pendapatan asli daerah adalah Dinas Pendapatan Daerah.

Berdasarkan UU No. 32 Tahun 2004, Pajak daerah terdiri dari Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan kendaraan di atas air, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di atas air, pajak bahan bakar kendaraan bermotor, pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan. Jenis pajak diatas merupakan pajak provinsi. Sedangkan jenis pajak kabupaten / kota terdiri dari Pajak hotel, restoran, hiburan, reklame, penerangan jalan, parkir, pengambilan bahan galian golongan C.

(10)

daerah Kabupaten Karo. Hal tersebut terjadi mengingat Kabupaten Karo khususnya Berastagi merupakan daerah wisata yang sering dikunjungi turis lokal maupun mancanegara. Perkembangan kepariwisataan akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan Industri perhotelan. Apalagi perhotelan merupakan sarana penting bagi kepariwisataan sehingga di daerah wisata banyak terdapat Hotel.

Dengan adanya penyelenggaraan dan pelayanan hotel, maka pemerintah daerah berhak untuk memungut pajak hotel sebagai balas jasa serta berkewajiban untuk menjaga stabilitas penerimaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pemerintah daerah dalam hal ini juga dituntut untuk berupaya mengatasi segala faktor yang menjadi penghambat dalam pemerintahan pajak hotel.

Berdasarkan uraian diatas penulis merasa tertarik untuk menulis laporan Praktik kerja lapangan mandiri (PKLM) ini dengan judul “ PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DI DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN KARO “.

B. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Adapun tujuan penulis dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) adalah :

1. Untuk mengetahui mekanisme pemungutan pajak hotel yang dilakukan di Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Karo.

2. Untuk mengetahui perkembangan target dan realisasi Penerimaan Pajak Hotel pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Karo.

(11)

C. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Adapun manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini adalah BAGI MAHASISWA

1. Menambah wawasan dan Ilmu Pengethuan bagi Mahasiswa dalam mengembangkan apa yang telah diperoleh dalam masa Praktik Kerja Lapangan pada suatu Instansi Pemerintah maupun swasta dalam hal ini Dispenda Kab. Karo

2. Guna mendorong Mahasiswa untuk belajar mengetahui bagaimana mahasiswa menjadi tenaga ahli yang siap pakai

3. Untuk menciptakan dan menumbuh kembangkan rasa tanggung jawab profesionalisme serta kedisiplinan yang nantinya hal tersebut sangat dibutuhkan ketika memasuki dunia kerja sebenarnya

4. Memasuki dan mengukur kemampuan yang dimiliki oleh mahasiswa dalam menghadapi situasi dunia kerja yang sebenarnya

BAGI UNIVERSITAS

1. Meningkatkan hubungan Universitas dalam hal ini Universitas Sumatera Utara dengan Instansi Pemerintah, khususnya Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Karo.

2. Memperbaiki dunia kerja untuk diuji secara nyata melalui Praktik kerja lapangan kepada mahasiswa

(12)

4. Mendapatkan umpan balik untuk evaluasi dan revisi kurikulum.

BAGI INSTANSI PEMERINTAH ( DISPENDA)

1. Sebagai sarana untuk mempererat hubungan positif antara DISPENDA Kabupaten Karo dengan Lembaga Pendidikan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan USU

2. Dengan dilaksanakannya Praktik Kerja Lapangan Mandiri bagi mahasiswa dituntut sumbangsih terhadap instansi pemerintah baik berupa saran maupun kritik yang membangun yang menjadi sumber masukan untuk meningkatkan kinerja dilingkungan instansi tersebut.

BAGI MASYARAKAT

Sebagai sumber informasi data dan keterangan tentang pengelolaan pajak hotel.

D. Uraian Teoritis

1. Defenisi Pajak Daerah

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontra prestasi) yang langsung dapat ditujukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

(13)

hotel, pajak restoran, hiburan reklame, parkir, penerangan jalan, pajak pengambilan bahan galian golongan C. (Prakoso, 2003 : 2).

2. Fungsi Pajak

a. Fungsi budgeter yang berarti pajak sebagai alat untuk mengisi kas negara yang digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintahan dan pembangunan.

b. Fungsi reguler berarti suatu alat mengatur dan melaksanakan kebijakan dalam bidang sosial dan ekonomi.

3. Defenisi Hotel

Hotel adalah suatu usaha bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial. Dengan menyediakan layanan penginapan serta makanan dan minuman. Objek pajak hotel adalah pelayanan yang disediakan hotel dengan pembayaran termasuk jasa penunjang sebagai kelengkapan hotel yang sifatnya memberikan kemudahan dan kenyamanan termasuk fasilitas olahraga dan hiburan.

4. Objek dan Subjek Hotel

a. Subjek pajak hotel adalah orang pribadi atau badan yang melakukan pembayaran kepada orang pribadi atau badan yang mengusahan hotel. b. Objek Pajak Hotel adalah

(14)

2. Pelayanan penunjang antara lain : telepon, faximilli, telex, fotocopy, pelayanan cuci, setrika, taxi dan pengangkutan lainnya yang disediakan atau dikelola hotel.

3. Fasilitas olahraga dan hiburan antara lain: pusat kebugaran, kolam renang, tennis, golf, karaoke, diskotik yang disediakan atau dikelola hotel.

4. Jasa persewaan ruangan untuk kegiatan acara atau pertemuan di hotel.

5. Penjualan makanan dan minuman di tempat yang disertai dengan fasilitas penyantapannya.

Dikecualikan dari objek pajak hotel adalah :

1. Penyewaan rumah atau kamar, apartemen, dan fasilitas tempat tinggal yang tidak menyatu dengan hotel.

2. Fasilitas olahraga dan hiburan yang disediakan di hotel yang dipergunakan oleh bukan tamu hotel dengan pembayaran. 3. Pertokoan, perkantoran, perbankan, salon yang dipakai oleh

umum di hotel.

5. Cara Penghitungan Pajak Hotel

(15)

E. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Di dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini, penulis membatasi ruang lingkup kegiatan yaitu sebagai berikut :

1. Mekanisme pemungutan pajak hotel.

2. Perkembangan target dan realisasi Penerimaan Pajak Hotel pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Karo tahun 2010.

3. Upaya-upaya yang dilakukan dalam peningkatan pajak hotel oleh Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Karo .

F. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Metode yang digunakan dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah sebagai berikut :

1. Persiapan

a. Pengajuan judul dan lokasi Praktik Kerja Lapangan Mandiri kepada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan USU

b. Mengajukan Proposal Praktik Kerja Lapangan Mandiri kepada

Pengurus Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan c. Seminar Proposal

d. Pemberian Dosen Pembimbing

e. Adanya Surat Pengantar Praktik Kerja Lapangan Mandiri f. Konsultasi Kepada Dosen Pembimbing

(16)

2. Studi Literatur

Merupakan dasar teori yang mendukung laporan ini yang menyangkut masalah yang akan dibahas dari buku undang-undang dan bahan tertulis lainnya yang berhubungan dengan Laporan ini.

3. Observasi

Yaitu dengan melakukan peninjauan atau pengamatan secara langsung terhadap objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri untuk mengetahui sistem kerja yang di Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Karo

4. Pengumpulan Data

Dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri penulis juga mengumpulkan data-data dan bahan-bahan yang diperlukan pada saat menyusun Laporan Akhir Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Adapun data tersebut adalah :

a. Data Primer, diperoleh dari Wawancara dengan informasi kunci b. Data Sekunder, diperoleh dari studi literatur / kepustakaan.

5. Analisis dan Evaluasi

(17)

G. Metode Pengumpulan Data

Dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri data yang dikumpulkan adalah

1. Wawancara / Interview

Yaitu dengan cara mengumpulkan data dan informasi yang mengajukan beberapa pertanyaan langsung kepada pegawai Instansi yang bersangkutan.

2. Observasi

Dalam melakukan observasi ini peserta langsung terjun ke lapangan dan mengadakan pengamatan kepada pegawai yang bersangkutan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi data yang diperoleh secara tidak langsung dari tempat Praktik Kerja Lapangan Mandiri misalya Pengumpulan Data secara tertulis, peraturan-peraturan daerah yang berlaku dalam Undang-undang perpajakan, “Surat-surat Keputusan, skema dan Struktur Organisasi, rencana kerja dan data” mengenai Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

H. Sistematika Praktik Kerja Lapangan Mandiri BAB I. PENDAHULUAN

(18)

pelaksanaan kegiatan, ruang lingkup kegiatan yang dibahas. Metode dari Praktik Kerja Lapangan Mandiri serta metode yang akan digunakan dalam pengumpulan data untuk menunjang kelancaran pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

BAB II. DESKRIPSI UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

Pada bab ini penulis akan menggambarkan lokasi penelitian yaitu tentang sejarah ( keadaan lokasi kegiatan ) struktur organisasi dari instansi, mekanisme kerja dan uraian tugas pokok dari instansi.

BAB III. GAMBARAN DATA PAJAK HOTEL

Pada bab ini penulis akan mencoba menguraikan secara sistematis mengenai gambaran umum pajak hotel yang menjadi pokok bahasan tama dalam penulisan laporan ini.

BAB IV. ANALISIS DAN EVALUASI

Pada bab ini penulis akan menganalisis dan mengevaluasi data-data yang telah diperoleh selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

(19)

BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM)

A. Gambaran Umum Daerah Kabupaten Karo A. 1. Geografis

A.1.1. Letak

Kabupaten Karo terletak pada path koordinat 2 50’ sampai dengan 3 19’ Lintang Utara dan 97 55’ sampai dengan 98 38 ‘ Bujur Timur serta pada ketinggian antara 140m sampai dengan 1400m di atas permukaan air laut. A.1.2.

A.1.2. Batas- batas

Kabupaten Karo merupakan salah satu kabupaten di daerah Propinsi Sumatera Utara, dengan batas wilayah sebagai berikut :

- Sebelah Utara : Kabupaten Langkat dan Deli Serdang - Sebelah Selatan : Kabupaten Dairi dan Tapanuli Utara - Sthetah Timur : Kabupaten Simalungun dan Deliserdang - Sebelah Barat : Kabupaten Aceh Tenggara

A.1.3. Luas Wilayah

(20)

A.2. Pemerintahan

Berdasarkan Undang-Undang No. 5 tahun 1974, Kabupaten Karo terdiri dari

a. Bupati, Wakil Bupati, Sekretaris Bupati b. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) c. Tiga pembantu bupati

d. Tiga belas Kecamatan dan dua ratus empat puluh delapan Desal Kelurahan Adapun nama-nama kecamatan tersebut adalah:

1. Kecamatan Kabanjahe terdiri dari 5 kelurahan dari 8 desa 2. Kecamatan Simpang Empat terdiri dari 40 desa

3. Kecarnatan Payung terdiri dari 25 desa 4. Kecamatan Kutabuluh terdiri dari 16 desa 5. Kecamatan Barusjahe terdini dari 19 desa 6. Kecamatan Tiga Panah terdiri dari 29 desa 7. Kecamatan Munthe terdiri dari 22 desa

8. Kecamatan Tiga Binanga terdri dan 1 kelurahan dan 18 desa 9. Kecamatan Juhar terdiri dari 24 desa

10. Kecamatan Mardingding terdiri dari 10 desa

11. Kecamatan Berastagi terdiri dari 4 kelurahan dan 5 desa 12. Kecamatan Merek terdiri dari 4 kelurahan dan 5 desa

(21)

ngi akan memungkinkan tercapainya laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi. secara rinci sektor-sektor perekonomian yang menunjang pertumbuhan ekonomi yang dimaksud adalah:

- Pertanian dan Pengairan - Pertambangan dan Penggalian - Industri, Listrik dan Air Iv1inum - Perhubungan dan Pariwisata - Sektor Keuangan dan Harga-harga

Dalam bidang ekonomi ini penulis hanya menggambarkan sektor pertanian karena penduduk Kabupaten Karo sebagian besar atau umumnya kurang lebih 80% hidup dalam sektor pertanian sedangkan sisanya dan sektor-sektor lainnya.

Sayur-sayuran, padi dan palawija merupakan tanaman bahan makanan yang dalam pengernbangannya mendapat perhatian dan petani di daerah mi. Hal mi terlihat dalam usaha petani di dalam mengembangkan ekstensifikasi dan inteusitikasi intik menuju peningkatan produktivitas sekaligus peningkatan produksi. Wilayah Kabupaten Karo yang memiliki luas 2.127,25 km, terdiri dari 198.680 ha tanah kering dan 14.045 ha tanah sawah.

A.4. Agama dan kepercayaan

(22)

A.5. Kehidupan Sosial

Masyarakat di daerah Kabupaten Karo sebagian besar secara langsung masih mempenlihatkan kehidupan sebagaimana lazimnya kehidupan masyarakat Karo. Masyarakat Karo sebagaimana masyarakat-masyarakat lainnya di tanah air juga mamiliki kebudayaan-kebudayaan yang bersifat tradisional serta juga memiliki ciii khas tersendiri jika dibandingkan dengan suku-suku lain di tanah air. Salah satu kebiasaan masyarakat Karo lainnya bahwa tamu bagi masyarakat Karo adalah seseorang yang harus dihormati, sebagai bentuk penghormatan itu, setiap tamu yang datang ke rumah disuguhi makanan yang istimewa danjika tamu itu menginap maka akan dilayani sebaik-baiknya.

Kebiasaan lainnya yang tidak kalah uniknya adalah apabila ada dua orang yang belum saling kenal maka kedua orang tersebut akan saling menanyakan marga masing-masing, bere-bere, serta asalnya. Hal mi biasanya dilakukan untuk mengetahui bagaimana hubungan antar keduanya apakah kerabat dekat atau jauh. Demikianjuga halnya bila ada salah satu keluarga akan mengadakan pesta adat, maka seluruh keluarga ataupun sanak famili baik yang jauh maupun dekat akan diundang untuk datang menghadiri pesta tersebut dan tidak terkecuali juga seluruh masyarakat kampung dimana yang bersangkutan tinggal.

Hal-hal yang bersifat sederhana di atas menunjukkan bahwa sifat kekeluargaan itu masih begitu kuat melekat di dalam kehidupan masyarakat Karo. A.6. Kebudayaan masyarakat

(23)

- Marga Ginting terdiri dari 16 cabang - Marga Sembiring terdiri dari 14 cabang - Marga Karo-karo terdiri dari 18 cabang - Marga Tanigan terdiri dari 13 cabang

- Marga Perangin-angin terdini dan 18 cabang

Dari tiap-tiap marga tersebut tidak ada yang boleh terdapat hubungan perkawinan. Sebagai contoh: seorang laki-laki marga Ginting tidak boleh kawin dengan perempuan yang bermarga ginting terkecuali pada marga Sembfring dan Perangin-angin.

A.7. Kesenian

Di dalam masyarakat karo juga terdapat macam-macam seni tan dan musik tradisional, beberapa diantaranya adalah:

- Tarian adat

- Tarian kepercayaan - Tanian muda-mudi

- Tarian ndikar/ pencak silat

Sedangkan alat-alat musik yang sening dipakai pada umumnya adalah Serunai, Surdam, Kulcapi, Genciang.

Serunai adalah alat musik tiup, yang bentuknya merupai serunai India. Surdam merupakan alat musik tiup, namun biasanya surdam mi digunakan untuk jenis lagu-lagu yang benirama sedih.

(24)

Semua jenis tanian atau musik tadi path umumnya dipergunakan pada waktu pesta-pesta adat tertentu yang sering dilaksanakan masyarakat Karo. Sejarah sinpkat Undan-Undan Pajak Daerah di Kabupaten Karo

Pajak daerah adalah iuran Wajib Pajak yang dilakukan oleh Orang Pribadi atau Badan kepada Daerah tanpa mendapat imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundan-undangan yang benlaku, yang digunakan untuk membiayai pemenintahan daerah dan pembangunan daerah.

Masalah pajak daerah merupakan masalah yang sangat penting karena menyangkut perkembangan suatu daerah. Tapi menurut sebagian besar masyarakat Karo tidak penting. Masyarakat menganggab bahwa pemungutan pajak daerah hanyalah cara pemerintah untuk memperkaya din sendiri. Selain itu karena rendahnya tingkat pendidikan masyarakat Karo. Kebanyakan masyarakat Karo tidak mau membayar pajak hanya sebagian kecil saja yang mau membayar. Padahal masalah pajak adalah tanggung jawab semua masyarakat Karo.

(25)

1997 No. 41, tambahan lembar negara nomor 3685) Jo. Undang-Undang No. 34 Tahun 2000 Tentang Preubahan atas Undang-Undang 18 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Kemudian Undang-Undang No. 19 Tahun 1997 Tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (Iembaran negara Tahun 1997 No. 42, tambahan lembaran negara nomor 3686). Kemudian Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 (lembaran negara Tahun 1999 No. 60, ta.mbahan lembaran negara no. 3839)Undang-Undang No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antar Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 No.72 Tambahan Lembaran Negara No. 3848). Selam Undang-Undang keluarjuga Peraturan Pemerrntah yaitu Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 5 Tahun 1997 Tentang Pengurusan dan Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah, Peraturan Pemenintah No. 19 Tahun 1997 Jo.Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2001

(26)

Menyelenggarakan Pembukuan dan Tata Cara Pembukuan, Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 173 Tahun 1997 Tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pajak Daerah. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 sebagai Penganti UndangUndang No. 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintah Daerah dan yang terakhir keluar Peraturan Daerah Kabupaten Karo No. 20 Tahun 2001. Meskipun telah keluar Peraturan Daerah tapi tetap berpedoman path Undang-Undang No. 32 Tahun 2004. Untuk mendukung perkembangan penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan daerah, perlu lebih mendayagunakan pelayanan umum, adininistrasi pemerintahan dalam rangka melaksanakan otonomi therah yang luas, nyata dan bertanggung jawab sesuai dengan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah. Untuk menyelengarakan otonomi therah berdasarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah tersebut untuk lebih berdaya guna dan berhasil guna dirasa perlu menata kembali Susunan Organisasi dan tata kerja sektariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Karo dengan berpedoman path Peraturan Pemerintah No. 84 Tahun 2000 Tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah. Maka setiap Peraturan Daerah yang telah ada sebelumnya dan dasar penertibannya berpedoman pada Undang-Undang No. 1974 Tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah, dipandang tidak sesuai lagi dan oleh karenanya perlu disempurnakan.

(27)

Undang-Undang Peraturan Pemerintah, dan Keputusan Menteri di atas semata-mata hanya menyadarkan masyarakat bahwasanya pemungutan pajak daerah itu bukan memperkaya pemerintah tapi untuk kas daerah.

B. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Kabupaten Karo

Suatu struktur organisasi akan mengambarkan secara jelas mengenai pembagian dan pembatasan antara tugas, wewenang dan tanggungjawab setiap orang dalam suatu organisasi dalam mencapai tujuan setiap bagian dan tujuan setiap bagian dan tujuan dan organisasi itu dengan cara yang paling efektif dan efisien. Struktur organisasi dapat dilihat sebagai mekanisme formal dengan mana organisasi dikelola. Slruktur itu mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja. Berikut mi penulis akan menguraikan sturktur organisasi dan kemudian menyajikannya dalam bagan.

1. Susunan organisasi Dinas Pendapatan Kabupaten Karo terdiri dari: a. Kepala Dinas

b. Bagian Tata Usaha c. Bidang

d. Sub Bagian e. Seksi

f. Jabatan Fungsional

g. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas 2. Bagian Tata Usaha membawahkan:

(28)

3. Bidang Pendataan dan Penetapan membawahkan a. Seksi Pemeriksaan, Pendataan Pajak dan Retribusi b. Seksi Penetapan, Pengawasan Pajak dan Retribusi

4. Bidang Penagthan membawahkan

a. Seksi Pemeriksaan, Penagihan dan Pelaporan Pajak dan Retribusi

b. Seksi Verifikasi, Restitusi dan Penyelesaian Keberatan Pajak dan Retribusi 5. Bidang Pasar membawahkan :

a. Seksi Penata Binaan dan Pengembangan Pasar b. Seksi Pembukuan dan Retribusi Pasar

6. Bidang Pendapatan dan Bagi Hasil membawahkan:

a. Seksi Penatausahaan Bagi Hasil Pajak dan Retribusi serta Pendapatan lain- lain b. Seksi Legalisasi, Pembukuan dan Benda Berharga

7. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Pendapatan dibentuk sebanyak 13 unit yaitu:

a. Kecamatan Kabanjahe b. Kecatnatan Berastagi c. Kecamatan Barusjahe d. Kecamatan Tigapanah e. Kecamatan Merek f. Kecamatan Munthe g. Kecamatan Tigabinanga h. Kecamatan Juhar

(29)

j. Kecamatan Laubaleng k. Kecamatan Simpangempat 1. Kecamatan Payung

m. Kecamatan Kutabuluh

C. Uraian Kedudukan Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Kabupaten Karo

Kedudukan

Dinas Pendapatan Kabupten Karo merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah Kabupaten yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah kabupaten

Tugas Pokok

Dinas Pendapatan Kabupaten Karo mempunyai tugas melaksanakan kewenangan pemerintah daerah kabupaten dalam bidang pendapatan daerah dan pelayan pasar.

Fungsi

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana diniaksud di atas Dinas Pendapatan Kabupaten Karo mempunyai fungsi:

a. Pelaksana penyusunan rencana dan program peningkatan pendapatan ash daerah, serta pengembangan, pemantauan, dan pengendalian operasional pajak pendapatan daerah, retribusi pasar daerah

(30)

c. Pelaksanaan pemeriksaan dokumen pajak dan retribusi pajak untuk penyajian data

d. Pelaksanaan penetapan, perhitungan dan penertiban sw-at ketetapan pajak dan retribusi pasar

e. Melakukan pembukuan, penerimaan dan penagihan pajak dan retribusi pasar f. Melakukan pembinaan sumber penghasllan yang tediri alas; pajak dan

retribusi, pasar dan pendapatan bagi hasil PBB-BPHTB dan pelaksanaan pengelolaan sumber-sumber lainnya.

g. Pelayanan dan bimbingan terhadap masyarakat wajib pajak dan wajib retribusi h. Pengelolaan administrasi unium yang meilputi ketatausahaan, keuangan,

kepegawaian, perlengkapan, organisasi dan ketalaksanaan dinas i. Pengelolaan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas.

D. URAIAN TUGAS KEPALA DINAS, BAGIAN, BIDANG, SUB BAGIAN, DAN SEKSI

Uraian tugas Kepala Dinas Pendapatan Daerah adalah sebagai berikut :

1. Menyusun rencana program dan pedoman teknis dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas di bidang pengelolaan pendapatan daerah baik dan sektor pajak dan retribusi maupun pengelolaan pasar

2. Menyelenggarakan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka upaya penggalian potensi yang merupakan sumber pendapata daerah.

3. Melaksanakan kezjasama dengan pihak ketiga dalam rangka pengelolaan dan pengembangan pasar.

(31)

5. Memonitor dan mengendalikan pemungutan pajak dan retribusi daerah dan sumber-sumber pendapatan lainnya yang sali.

6. Melaksanakan pembinaan dengan stafdalam rangka keberhasilan pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan.

Uraian tugas Bagian, Bidang, Sub Bagian dan Seksi pada Dinas Pendapatan Daerah adalah sebagai berikut :

1. Uraian tugas Bagian Tata Usaha adalah sebagai berikut:

a. Mengkoordinasikan penyusunan rencana program serta pembinaan organisasi dan tata laksana di lingkungan Dinas Pendapatan Daerah.

b. Mengkoordinasikan pengelolaan administrasi keuangan, administrasi kepegawaian dan pengelolaan tata usaha kearsipan.

c. Mengkoordinasikan pengelolaan urusan rumah tangga, asset bergerak dan tidak bergerak yang merupakan inventaris milk dan atau yang dikuasai Dinas Pendapatan Daerah.

d. Melakukan pembinaan terhadap pelayanan pendistribusian surat-surat dan atau naskah dinas lainnya di lingkungan Dinas Pendapatan Daerah.

e. Mengkoordinasikan pembuatan laporan pelaksanaan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawab Dinas Pendapatan Daerah.

2. Uraian tugas Sub Bagian Keuangan adalah sebagai berikut:

(32)

b. Melakukan tata cam pembukuan yang sistematis dan kronologis terhadap keuangan daerah.

c. Melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan yang meliputi penyusunan anggaran, perubahan anggaran, pertanggungjawaban keuangan dan laporan keuangan.

d. Mempersiapkan kelengkapan dokumen yang diperlukan sebagai pertanggungjawaban penggunaan keuangan daerah

e. Memberikan saran-saran dan atau pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah atau tindakan yang perlu diambil dalam penyusunan rencana program pelaksanaan tugas Dinas Pendapatan Daerah.

3. Uraian tugas Sub Bagian Umum dan Perlengkapan adalah sebagai berikut: a. Melaksanakan petunjuk dan arahan yang diberikan oleh atasan baik lisan

maupun tertulis sesuai dengan disposisi path naskah dinas dan menindak lanjutinya sesuai dengan pedoman.

b. Mempersiapkan peraturan perundang-undangan yang merupakan petunjuk tehnis dan prosedur pengelolaan administrasi kepegawaian, tata usaha kepegawaian, tata usaha kearsipan, petjalanan dinas dan pengelolaan keberadaan inventaris dan atau asset yang dimiliki dan atau dikuasai Dinas Pendapatan Daerah.

(33)

d. Memberikan saran-saran dan atau pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah dan alan tindakan yang perlu diambil dalam penyusunan rencana program pelaksanaan tugas Dinas Pendapatan Daerah.

4. Uraian tugas Bidang Pendataan dan Penetapan adalah sebagai berikut:

a. Melaksanakan petunjuk dan arahan yang diberikan oleh atasan baik lisan maupun tertulis sesuai dengan Disposisi pada naskah dinas dan menindak Ianjutinya sesuai dengan pedoman.

b. Melaksanakan Pengendalian terhadap kebijaksanaan tehnis dan seksi-seksi dalam pelaksanaan tugas pendataan, pemeriksaan dan penetapan maupun pengawasan dan retribusi pajak.

c. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait dan atau unit keija yang ada di lingkungan Dinas Pendapatan Daerah untuk kelancaran pelaksanaan tugas yang menjadi tanggungjawab Bidang Penetapan dan Pendataan.

d. Memberikan saran-saran dan atau perimbangan kepada atasan tentang Lengkah-langkah dan atau tindakan-tindakan yang perlu diambil dalam penyusunan rencana program tugas Dinas Pendapatan Daerah..

5. Uraian tugas Seksi Pemeriksaan, Pendataan Pajak Dan Retribusi adalah sebagai berikut:

(34)

b. Melakukan pencatatan keberadaan dan status wajib pajak dan wajib retribusi daerah sebagai bahan dalam menetapkan besarnya Pendapatan Ash Daerah dan sektor pajak dan retribusi daerah yang memungkinkan dapat dipungut. c. Menetapkan Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah (NPWPD).

d. Menyusun Daftar Induk Wajib Pajak Daerah.

e. Melakukan pengujian kebenaran data yang telah dibuat

f. Melaksanakan pemeriksaan keabsahan dokumen penetapan objek pajak dan retribusi sebagai bahan dalam penetapan besarnya pajak dan retribusi yang terutang

6. Uraian tugas Seksi Penetapan, Pengawasan Pajak dan Retribusi adalah sebagai berikut:

a. Melaksanakan perhitungan dan penetapanjumlah pajak dan retribusi daerah seth menatausahakanjumlah ketetapan PBB. Yang penagihannya diserahkan kepada daerah berdasarkan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT). b. Menerbitkan dan mendistribusikan Surat Ketetapan Pajak dan Retribusi

Daerah kepada wajib pajak dan wajib retribusi.

c. Melaksanakan pengawasan dan penelitian terhadap wajib pajak dan wajib retribusi daerah.

(35)

7. Uraian tugas penagihan adalah sebagai berikut :

a. Melaksanakan petunjuk dan atasan baik lisan maupun tertulis sesuai dengan disposisi pada naskah dinas dan menindak lanjutinya sesuai dengan pedoman. b. Melakukan koordinasi dengan unit keija yang ada di lingkungan Dinas

Pendapatan dalam rangka kelanearan pelaksanaan tugas yang menjadi tanggungjawab Bidang Penagihan Pajak Dan Retribusi

c. Memberikan saran-saran dan atau pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah dan atau tindakan yang perlu diambil dalam penyusunan rencana program tugas Dinas Pendapatan Daerah.

d. Melaksanakan pengendalian terhadap kebijaksanaan tehnis dan seksi-seksi dalam pelaksanaan tugas tata cara perhitungan, penagihan, pelaporan, verifikasi, dan penyelesaian keberatan pajak dan retribusi.

8. Uraian tugas Seksi Perhitungan, Pengihan dan Pelaporan Pajak dan Retribusi adalah sebagai berikut:

a. Memberikan perhitungan dan penetapan pajak maupun retribusi terutang terhadap wajib pajak atau wajib retribusi daerah.

b. Melaksanakan penagihan pajak dan retribusi kepada wajib pajak dan wajib retnibusi

(36)

e. Membuat laporan penerimaan pajak dan retribusi daerah sebagai bahan dalam rapat dan evaluasi penerirnaan pajak dan retribusi dan upaya intensilikasi pajak dan retribusi daerah

9. Uraian tugas Seksi Verifikasi, Restitusi, dan Penyelesaian Keberatan Pajak dan Retribusi adalah sebagai berikut:

a. Memberikan pelayanan kepada wajib pajak dan retribusi dalam upaya penyelesaian terhadap pemohon keberatan atas penetapan pajak dan retribusi. b. Mengadakan pengujian dan pemeriksaan lapangan terhadap objek pajak dan

retribusi sesuai dengan permohonan keberatan penetapan pajak dan retribusi. c. Melaksanakan penegakan hukum terhadap tunggakan pajak dan retribusi

daerah yang pelaksanaanya berkoordinasi dengan penyidik pegawai negeri sipil dan penyidik umum

d. Melakukan pendataan terhadap permasalahan pajak dan retribusi daerah sebagai bahan evaluasi penyelesaian masalah.

10. Uraian tugas Bidang Pasar adalah sebagai berikut:

a. Melasanakan Petunjuk dan arahan yang diberikan oleh atasan balk ilsan maupun tertulis sesuai dengan disposisi pada naskah dinas dan meninda.k Ianjutinya sesuai dengan pedoman.

(37)

c. Melakukan koordinasi dengan unit kerja yang ada di lingkungan Dinas Pendapatan Daerah dalam rangka kelancaraan pelaksanaan tugas yang menjadi tauggung jawab bidang pengelolaan pasar.

d. Memberikan saran-saran dan atau pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah dan atau tindakan yang perlu diambil dalam penyusunan rencana program pada Dinas Pendapatan Daerah.

e. Mengadakan pengujian dan pemeriksaan lapangan terhadap objek pajak dan retribusi sesuai dengan permohonan keberatan penetapan pajak dan retribusi. f. Melaksanakan penegakan hukum terhadap tunggakan pajak dan retribusi

daerah yang pelaksanaanya berkoordinasi dengan penyidik pegawai negeri sipil dan penyidik umum

g. Melakukan pendataan terhadap permasalahan pajak dan retribusi daerah sebagai bahan evaluasi penyelesaian masalah.

11. Uraian tugas Bidang Pasar adalah sebagai berikut:

a. Melasanakan Petunjuk dan arahan yang diberikan oleh atasan balk ilsan maupun tertulis sesuai dengan disposisi pada naskah dinas dan meninda.k Ianjutinya sesuai dengan pedoman.

b. Melakukan pengendalian terhadap kebijaksanaan tehnis dan seksi-seksi dalam peiaksanaan tugas penataan, pengembangan dan pembinaan para pedagang dan tata usaha pembukuan retribusi pasar.

(38)

d. Memberikan saran-saran dan atau pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah dan atau tindakan yang perlu diambil dalam penyusunan rencana program pada Dinas Pendapatan Daerah.

13. Uraian tugas Bidang Bagi Hasil Dan Pendapatan adalah:

a. Melasanakan petunjuk dan arahan yang diberikan oleh atasan baik lisan maupun tertulis dengan disposisi pada naskah dinas dan menindak lanjuitnya sesuai dengan naskah.

b. Melakukan pengendalian terhadap kebijaksanaan tehnis dan seksi-seksi dalam pelaksanaan tugas tata cara penatausahaan bagi hasil dan sektor pajak dan retribusi serta pendapatan lain-lain maupun kegiatan legelisasi terhadap keberadaan benda berharga dan sistem pernbukuannya

c. Melakukan koordinasi dengan unit kerja yang ada di Iingkungan Dinas Pendapatan Daerah dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas yang menjadi tanggung jawab Bidang Pendapatan dan Bagi Hash

d. Memberikan saran-saran dan atau pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah dan atau tindakan yang penlu diambil dalam penyusunan rencana program Dinas Pendapatan Daerah.

14. Uraian tugas Seksi Penata Usahaan Bagi Hasil Pajak dan Retribusi serta pendapatan lain-lain:

(39)

b. Menginventaris seluruh penerimaan daerah dan hasil retribusi yang dikelola oleh swasta

c. Menginventaris seluruh penerimaan daerah dan pendapatan lain-lain d. Membuat laporan secara rutin atas penerimaan daerah

e. Memantau pelaksanaan mekanisme pemungutan pajak dan retribusi yang dilakukan oleh instansi terkait

15. Uraian tugas Seksi Legalisasi, Pembukuan dan Benda Berharga adalah:

a. Menginventaris dan mendata seluruh instansi Pemerintah dan swasta selaku pengelola penerima Pendapatan Ash Daerah.

b. Mempersiapkan kebutuhan instansi pemerintah, swasta dan pengelola PAD berkaitan dengan alat-alat dokumen.

c. Mengawasi pelaksanaan pengutipan yang dilakukan oleh instansi pengelola PAD

(40)

BAB III

GAMBARAN DATA PAJAK HOTEL

A. Defenisi

Sebelum kita membahas mengenai gambaran data pajak hotel, maka kita harus terlebih dahulu mengetahui tentang defenisi Pajak. Adapun defenisi pajak menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut :

1. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH adalah iuran wajib pajak kepas kas negara berdasarkan undang-undang ( yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

2. Menurut Mr.Drs.N.J.Fldman pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan tentang kepada penguasa (menurut norma-norma yang ditetapkan secara umum), tanda adanya kontraprestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran pengeluaran umum.

Dapat dipaksakan maksudnya bahwa apabila hutang pajak tidak dibayar mata hutang itu tidak dapat ditagih dengan menggunakan kekerasan. Misalnya dengan surat paksa atau surat sita. Dari beberapa pendapat diatas dapat dijelaskan pajak secara umum yaitu iuran rakyat pada kas negara berdasarkan UU yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) secara langsung yang tujuannya untuk pembangunan dan pembayaran rutin negara.

(41)

zaman penjajahan nyata yang jelas terlihat dalam sistem dan mekanismenya. Setelah adanya UU pajak yang baru pemerintah telah memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada wajib pajak dan aktif mendaftar. Menghitung membayar dan melaporkan sendiri pajak terutang (Self Assestment).

B. Pengertian Pajak Daerah

Pajak daerah adalah Iuran wajib yang dilakukan oleh daerah kepada orang pribadi atau badan tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah. Salah satu jenis pajak daerah adalah Pajak Kabupaten/kota yang terdiri dari Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hibujran, Pajak Reklame, Pajak Parkir, Penerangan Jalan, Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C.

Yang dibahas disini Pajak Hotel pengertian Hotel adalah Suatu bentuk usaha yang merupakan suatu bangunan atau sebagian dari padanya yang khusus disediakan, dimana setiap orang dapat menginap dan makan serta memperoleh pelayanan dan fasilitas-fasilitas lainnya dengan pembayaran. Termasuk dalam pengertian hotel adalah :

1. Gubug Parwisata (cottage) 2. Motel

3. Losmen (rumah penginapan) 4. Wisma Pariwisata

5. Pesanggrahan (hostel)

(42)

7. Pondok pariwisata (Home Stay) 8. Rumah makan (restoran)

C. Objek dan Subjek Pajak Hotel 1. Objek Pajak Hotel adalah

a. Fasilitas penginapan atau fasilitas jangka pendek antara lain :

- Pondok pariwisata, motel, wisma pariwisata, losmen dan rumah penginapan, termasuk kos dengan jumlah kamar 15 atau lebih yang menyediakan fasilitas seperti rumah penginapan.

b. Pelayanan penunjang antara lain : telepon, faximili, teelx, fotocopy, pelayanan cuci, setrika, taxi dan pengangkutan lainnya yang disediakan atau dikelola hotel

c. Fasilitas olahraga dan hiburan antara lain : pusat kebugaran, kolam renang. Tennis, golf, karaoke, diskotik yang disediakan atau dikelola hotel

d. Jasa persewaan ruangan untuk kegiatan acara atau pertemuan di hotel e. Penjualan makanan dan minuman ditempat yang disertai dengan fasilitas

penyantapannya.

Diekeculikan dari objek pajak hotel adalah :

a. Penyewaan rumah atau kamar, apartemen, dan fasilitas tempat tinggal yang tidak menyatu dengan hotel

b. Fasilitas olahraga dan hiburan yang disediakan dihotel yang dipergunakan oleh bukan tamu hotel dengan pembayaran.

(43)

d. Pelayanan perjalanan wisata yang diselenggarakan oleh hotel dan dapat dimanfaatkan oleh umum

e. Pelayanan tinggal untuk kegiatan sosial dan keagamaan f. Tempat kost dengan jumlah kurang dari 10 kantor.

2. Subjek pajak Hotel adalah pribadi atau badan yang melakukan pembayaran kepada orang pribadi atau badan yang mengusahakan hotel.

D. Dasar Hukum Pajak Hotel

Dasar hukum yang digunakan dalam mengatur Pajak Hotel adalah :

1. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang daerah dan Retribusi daerah

2. udang Nomor 34 tahun 2000 tentang perubahan atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 tahun 1997 tentang Pajak dan Retribusi daerah.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 65 tahun 2011 tentang Pajak Daerah.

E. Dasar Pengenaan Pajak Hotel

Dasar Pengenaan Pajak Hotel adalah jumlah pembayaran yang dilakukan kepada Hotel.

Jumlah pembayaran yang dilakukan kepada Hotel merupakan pembayaran dari orang pribadi atau badan-badan yang memperoleh pelayanan di hotel.

(44)

dibayarkan oleh wajib pajak Hotel pada kantor Dinas Pendapatan Daerah.

F. Cara Perhitungan Pajak Hotel

Tarif Pajak Hotel adalah sebesar 10% ( Sepuluh persen). Besarnya pokok pajak hotel yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak yaitu sebesar 10% dengan dasar pengenaan pajak.

Contoh Perhitungan Pajak Hotel

Seorang subjek pajak melakukan pemabayaran atas pelayanan yang ia terima kepada Hotel sebesar Rp. 5.000.000,- maka pajak hotel yang harus dibayar adalah sebagai berikut :

Pajak Terutang : Tarif x Dasar Pengenaan Pajak : 10% x 5.000.000,-

: Rp. 500.000,-

G. Masa Pajak, Tahun pajak, Saat Terutang Pajak

Pada Pajak Hotel, masa pajak merupakan jangka waktu yang lamanya sama dengan satu bulan takwim atau jangka waktu lain yang ditetapkan dengan keputusan Bupati/Walikota. Dalam masa pajak bagian dari bulan dihitung satu bulan penuh.

(45)

menurut keadaan, yaitu pada saat terjadi pembayaran atau pelayanan jasa penginapan dihotel atau penginapan.

H. Pembayaran Pajak Hotel

Pembayaran Pajak dilakukan di kas daerah atau tempat lain yang ditunjuk oleh walikota / Bupati sesuai waktu yang ditentukan dalam Surat pemberitahuan pajak daerah (SPTPD), Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang bayar (SKPDKB), dan Surat Tagihan Pajak dae rah (STPD) Apabila pembayaran pajak dilakukan ditempat lain yang ditunjuk, hasil penerimaan pajak harus disetor ke kas daerah selambat-lambatnya 1 x 24 jam atau dalam waktu yang ditentukan oleh walikota / Bupati.

(46)

BAB IV

ANALISA DAN EVALUASI DATA

A. Mekanisme Pemungutan Pajak Hotel

Untuk meningkatkan pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Karo diperlukan usaha untuk meningkatkan penerimaan yang berasal dari pajak daerah. Pajak Hotel merupakan salah satu komponen dan pendapatan asli daerah (PAD). Pajak Hotel memberikan sumbangan yang cukup besar bagi pendapatan asli daerah Kabupaten Karo, dimana pajak hotel digunakan untuk mendukung dan membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan Kabupaten Karo.

Dengan adanya hotel akan menambah pemasukan bagi daerah. Demikian juga halnya di Kabupaten Karo yang merupakan daerah wisata mempunyai potensi pajak dari hotel :

1. Wajib pajak mengisi dan menyampaikan SPTPD yaitu Surat yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak yang terutang ke petugas Dispenda.

2. Petugas Dispenda melakukan pengawasan atas kebenaran isi dari SPTPD yang dilakukan oleh Wajib Pajak.

3. Berdasarkan SPTPD tersebut Dispenda menetapkan Pajak terutang dengan menerbitkan SKPP.

(47)

5. Uang tagihan Pajak oleh Petugas Pemungut disetorkan kebendahara khusus penerima UPTD.

6. Bendahara khusus penerima UPTD menyetorkan uang tagihan tersebut kebendahara penerima Dinas Pendapatan Kabupaten Karo paling lama 2kali 24 jam

7. Bendahara penerima Dispenda menyetorkan uang tagihan tersebut ke Kas Daerah.

8. Pengawal melakukan kegiatan meningkatkan penerimaan pajak dan mence gah terjadinya penyimpangan maka Badan Pengawas Daerah mengadakan pemeriksaan minimum 1 kali setahun.

B. Target Realisasi Penerimaan Pajak Hotel

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian target adalah sasaran atau Batas ketentuan yang telah ditetapkan untuk dicapai. Oleh karena itu, dalam melakukan suatu kegiatan atau usaha perlu dibuat suatu target yang dijadikan sebagai acuan untuk mencapainya. Namun adakalanya target tersebut tidak dapat dicapai dan bahkan ada juga yang melebihi target.

(48)

DAFTAR PAJAK HOTEL DAERAH KABUPATEN KARO No Tahun

Anggaran

Target (Rp)

Realisasi (Rp)

Persentase (%) 1 2008 1.100.000.000 975.473.500 88,68 2 2009 1.280.000.000 1.243.462.487 97,15 3 2010 15.23.000.000 1.525.470.329 100,16

Berdasarkan tabel diatas, Realisasi penerimaan dalam Tahun 2008, adalah sebesar Rp. 9t5.473, 500 dan yang ditarget kan adalah Rp. 1.100.000.000, 00 sehingga presentasinya adalah 88,68% pada tahun 2009 realisasi penerimaan adalah Rp. 1.243.462.487, 00 dan yang ditargetkan adalah 1.280.000.000,00 sehingga yang dipersentasekan adalah 97.15%. Pada tahun 2010 realisasi penerimaan adalah Rp. 1.525.470.329, dan yang ditargetkan adalah Rp. 1.523.000.000,00 sehingga persentasinya 100,16%.

(49)

Nama – nama Hotel Kabupaten Karo. 1. Hotel Bintang Lima : Hotel Mutiara 2. a. Hotel bintang empat :

1. Sinabung hotel 2. Sibayak hotel 3. Green garden 4. Mickey Holliday b. Hotel bintang dua :

1. Bukit Kubu hotel 2. Berastagi cottage 3. Danau Toba cottage c. Hotel Melati Tiga

1. Rudang hotel / horizon 2. G.M. Panggabean 3. Dien Karona 4. Binsata hotel 5. Enasti hotel 6. Bangkit nan jaya 7. Hotel pelindung atas 8. Pelindung bawah 9. Hotel Pelawi

(50)

1. Losmen Sibayak 2. Losmen Merpati 3. Losmen Ts. Lingga

4. Guest House sibanyak Multi 5. Wisma Sibayak

6. Wisma Sunrise view 7. Wisma Dieng 8. Wisma Green House 9. Wisma Alam indah 10. Wisma Kabu colia 11. Wisma Della Vista 12. Wisma Ingan Malem 13. Wisma BIB

14. Wisma West House Thatita 15. Wisma Singasina

16. Bungalow Karonhill 17. Bungalow Miranda 18. Bungalow Latensia 19. Bungalow Kaliaga 20. Bungalow Sagan

(51)

24. Villa Sigantung Sira b.Kabanjahe :

1. Penginapan Mandiri 2. Penginapan Arihta 3. Penginapan Karya 4. Losmen Segar 5. Losmen Lestari

C. UPAYA - UPAYA YANG DILAKUKAN DALAM PENINGKATAN PAJAK HOTEL

Agar penerimaan pajak hotel selalu meneapai target yang ditentukan, maka diperlukanlah upaya-upaya yang diperlukan demi peningkatan penerimaan pajak hotel tersebut. Upaya-upaya tersebut antara lain:

1. Melaksanakan pendataan ulang terhadap potensi atau omzet wajib pajak, dengan melaksanakan penjagaan.

2. Melaksanakan upaya pendekatan secara persuasif kepada wajib pajak yang melaksanakan pembayaran tidak sesuai dengan nilai yang tercantum dalam SKPD.

3. Mengarahkan dan meningkatkan kinerja petugas lapangan untuk dapat bekerja optimal melalui rapat evaluasi.

4. Menyampaikan surat teguran kepada wajib pajak yang belum menyampaikan SPTPD.

5. Mengembalikan SPTPD yang belum sepenuhnya menggambarkan potensi

(52)

6. Melaksanakan penagihan langsung kepada wajib pajak yang belum menyetorkan pajak sesuai dengan yang dilaporkan.

7. Melaksanakan pemeriksaan Iangsung terhadap wajib pajak.

LANGKAH - LANGKAH STRATEGIS

Untuk mempermudah pemerintah dalam melakukan penarikan pajak dan juga untuk membantu wajib pajak dalam memahami dan rnelaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai wajib pajak maka perlu dilakukan langkah-langkah strategis.

Langkah-langkah strategi tersebut adalah sebagai berikut : 1. Sosialisasi masalah pajak

Masalah pajak tak ubahnya seperti memberi dan menerima ( Benefit ). Sipernbayar pajak akan merasa terhutang apabila dia mendapat manfaat dan apa yang telah dibayarnya. Jadi kejujuran merupakan syarat mutlak bagi seorang pengusaha dalam memberikan laporan keuangan balk system pencatatan, cash register, maupun sistempembukuan. Agar kejujuran dapat mendekati apa yang diinginkan perlu dilakukan sosialisasi kepala pengusaha maupun konsumen bahwa sebenarnya beban pajak tersebut adalah merupakan bagian dan unit cost, dan pembayaran pajak mi akan dikembalikan bempa manfaat / benefit, jaminan keamanan, dan lain - lain.

2. Fungsi kontrol

(53)

3. Standard of service

(54)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari uraian dan masalah yang telah dikemukakan oleh penulis dari hasil data yang diperoleh pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Karo, sebagai akhir dari penulisan ini penulis menyimpulkan sebagai benikut :

2. Pajak hotel adalah pelayanan yang telah disediakan dengan pembayaran dihotel.

3. Menghitung pajak hotel dengan cara mengalikan tarif pengenaan pajak.

4. Kontribusi pajak hotel sangat besar terhadap Pendapatan Ash Daerah sehingga dalam penerimaannya sudah melebihi target yang telah ditetapkan

5. Upaya-upaya yang dilakukan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Karo dalam meningkatkan penerimaan pajak hotel antara lain.

• Menyampaiakan surat teguran pada wajib pajak yang belum

menyampaikan SPTPD

• Melakukan penagihan langsung kepada wajib pajak

• Meningkatkan kinerja petugas lapangan untuk bekerja optimal.

(55)

B. SARAN

Saran penulis untuk meningkatkan pajak hotel adalah:

1. Pemerintah Kabupaten Karo diharapkan tidak menggunakan momentum otonomi daerah untuk memungut pajak sebanyak - banyaknya tanpa memperhitungkan dampak yang ditimbulkan dengan cara mengurangi kebocoran - kebocoran.

2. Peraturan Daerah yang dibuat hams menjunjung tinggi azas keadilan.

3. Meningkatakan peran serta dan keaktifan dan aparat pengelola pajak hotel dalam melaksanakari ketentuan yang berlaku serta diharapkan aparat yang mengelola pajak hotel adalah aparat yang jujur dan bertanggung jawab terhadap tugasnya dan mensosialisasikan peraturan daerah kep&Ia masyarakat.

4. Melakukan pendekatan kepada masyarakat agar masyarakat lebih sadar akan pentingnya membayar pajak.

(56)

DAFTAR PUSTAKA

Azhari A, Samudra, 2005. Perpajakan di Indonesia Keuangan Pajak dan Retribusi, PT. Hecca Mitra Utama : Jakarta.

Siahaan, Marihot P, 2005. pajak Daerah Dan Retribusi Daerah, PT. Raja Grapindo Persada: Jakarta.

Suandy, Erly, 2008. Hukum Pajak, Edisi Keempat, Penerbit Salemba Empat : Jakarta.

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004, Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Undang-undang Nomor 34 tahun 2004, Tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah.

Referensi

Dokumen terkait

Tanaman obat yang digunakan oleh masyarakat Desa Minanga untuk mengobati penyakit diabetes melitus adalah daun sambiloto, daun sirih merah, mahkota dewa,

6) Simulasi jelas, menarik, mengena, dan dengan ilustrasi yang tepat. 7) Setting yang cermat, pemilihan materi, istilah, dan demonstrasi operasional yang sesuai. 8)

Untuk menentukan apakah produk yang dihasilkan memenuhi standar atau tidak, tentukan dapat dilakukan dengan cara mengklasifikasikan berdasarkan uji yang telah dilakukan

Berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan, yaitu pemodelan fisik tanah ekspansif yang distabilisasi dengan kolom DSM 15% fly ash dengan variabel bebas jarak

Variabel dependen dalam penelitian ini menggunakan Return Saham (RS) dan variabel independen yaitu Current Ratio (CR), Total Assets Turnover (TAT), Debt To Equity (DER), dan

Sehubungan dengan rencana Penawaran Umum Perdana Saham Perusahaan di Bursa Efek Indonesia dan untuk memenuhi ketentuan akuntansi di bidang pasar modal, Perusahaan

Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian masyarakat Kota Padang menyukai sate KMS karena rasa, bumbu, dan tempat yang nyaman.. Dan sebagiannya lagi lebih memilih sate

1 Gadai menurut Pasal 1150 KUHPerdata yaitu “Suatu hak yang diperoleh oleh kreditur atas suatu barang bergerak yang diserahkan kepadanya oleh debitur atau oleh