• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh setelah melakukan penelitian dan juga berisi saran yang berguna untuk perkembangan berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka berisikan literatur yang digunakan untuk menyusun laporan.

LAMPIRAN

Pada lampiran dapat dilihat beberapa literatur yang berhubungan dengan pengujian performansi.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Pompa

Pompa adalah suatu mesin / alat yang digunakan untuk menaikkan cairan dari permukaan yang rendah ke permukaan yang lebih tinggi atau memindahkan cairan dari tempat yang bertekanan yang rendah ke tempat yang bertekanan lebih tinggi. Pompa di dalam kerjanya akan mentransfer energi mekanis dari suatu sumber energi luar ke cairan yang mengalir melaluinya. Jadi, pompa menaikkan energi cairan yang melaluinya. Sehingga cairan tersebut dapat mengalir dari permukaan rendah ke permukaan yang lebih tinggi, maupun dari tempat bertekanan rendah ke tempat yang bertekanan lebih tinggi dan bersamaan dengan itu bisa juga mengatasi tahanan hidrolis sepanjang pipa yang dipakai. [12]

Secara umum pompa dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Pompa perpindahan positif (positive displacement pump)

Pompa Positive Displacement bekerja dengan cara memberikan gaya tertentu pada volume fluida tetap dari sisi inlet menuju sisi outlet pompa. Kelebihan dari penggunaan pompa jenis ini adalah dapat menghasilkan power density (gaya per satuan berat) yang lebih berat. Dan juga memberikan perpindahan fluida yang tetap atau stabil di setiap putarannya. Macam-macam pompa Positive Displacement yaitu :

a. Pompa Reciprocating

Pada pompa jenis ini, sejumlah volume fluida masuk kedalam silinder melalui valve inlet pada saat langkah masuk dan selanjutnya dipompa keluar dibawah tekanan positif melalui

valve outlet pada langkah maju.

Gambar 2.2. Pompa Reciprocating

b. Pompa Rotary

Pompa rotary adalah pompa yang menggerakkan fluida dengan menggunakan prinsip rotasi. Vakum terbentuk oleh rotasi dari pompa dan selanjutnya menghisap fluida masuk. Pompa rotary dapat diklasifikasikan kembali menjadi beberapa tipe, yaitu :

- Gear Pumps

Sebuah pompa rotary yang simpel dimana fluida ditekan dengan menggunakan dua roda gigi. Prinsip kerjanya saat antar roda gigi bertemu terjadi penghisapan fluida kemudian berputar dan diakhiri saat roda gigi akan pisah sehingga fluida terlempar keluar.

Gambar 2.3. Prinsip Gear Pump

- Screw Pumps

Pompa ini menggunakan dua ulir yang bertemu dan berputar untuk menghasilkan aliran

fluida sesuai dengan yang diinginkan. Pompa screw ini digunakan untuk menangani cairan

yang mempunyai viskositas tinggi, heterogen, sensitif terhadap geseran dan cairan yang mudah berbusa. Cara kerja screw pumps adalah zat cair masuk pada lubang isap, kemudian akan ditekan di ulir yang mempunyai bentuk khusus. Dengan bentuk ulir tersebut, zat cair akan masuk ke ruang antara ulir-ulir, ketika ulir berputar, zat cair terdorong ke arah lubang pengeluaran.

- Rotary Vane Pumps

Memiliki prinsip yang sama dengan kompresor scroll, yang menggunakan rotor silindrik yang berputar secar harmonis menghasilkan tekanan fluida tertentu. Prinsip kerjanya baling-baling menekan lubang rumah pompa oleh gaya sentrifugal bila motor diputar. Fluida yang terjebak diantara dua bolang-baling dibawa berputar dan dipaksa keluar dari sisi buang pompa.

Gambar 2.5. Prinsip rotary vane pump 2. Dynamic Pump

a. Pompa Sentrifugal(pompa rotor-dinamik)

Pompa sentrifugal merupakan peralatan dengan komponen yang paling sederhana pada pembangkit. Tujuannya adalah mengubah energi penggerak utama (motor listrik atau turbin) menjadi kecepatan atau energi kinetik dan kemudian enegi tekan pada fluida yang sedang dipompakan. Perubahan energi terjadi karena dua bagian utama pompa, impeller dan volute atau difuser. Impeller adalah bagian berputar yang mengubah energi dari penggerak menjadi energi kinetik. Volute atau difuser adalah bagian tak bergerak yang mengubah energi kinetik menjadi energi tekan.

b. Pompa Aksial

Pompa aksial adalah salah satu pompa yang berfungsi untuk mengalirkan fluida dari potensial rendah ke potensial yang lebih tinggi dengan menggunakan gerak putaran dari

blades dan mempunyai arah aliran yang sejajar dengan sumbu porosnya. Prinsip kerja pompa

aksial adalah energimekanik yang dihasilkan oleh sumber penggerak ditansmisikan melalui poros impeller untuk menggerakkan impeller pompa. Putaran impeller memberikan gaya aksial yang mendorong fluida sehingga menghasilkan energi kinetik pada fluida kerja tersebut.

Gambar 2.7. Pompa Aksial

c. Special-Effect Pump

- Pompa Jet-Eductor (injector)

Pompa Jet-Eductor (injector) adalah sebuah pompa yang menggunakan efek venturi dan

nozzle konvergen-divergen untuk mengkonversi energi tekanan dari fluida bergerak menjadi

energi gerak sehingga menciptakan area bertekanan rendah, dan dapat menghisap fluida di sisi suction. Prinsip kerja pompa Jet-Eductor menggunakan nozzel yang bekerja sesuai efek venturi sehingga mengkonversi energi tekan pada fluida menjadi energi gerak dan sisi suction (hisap) bertekanan rendah dan sehingga fluida dapat mengalir.

- Gas Lift Pump

Gas Lift Pump adalah salah satu bentuk sistem pengangkatan buatan yang lazim

digunakan untuk mengangkut fluida dari sumur-sumur minyak bumi. Sistem ini bekerja dengan cara menginjeksikan gas bertekanan tinggi kedalam anulus (ruang antara tubing dan

casing), dan kemudian kedalam tubing produksi sehingga terjadi proses aerasi (aeration)

yang mengakibatkan berkurangnya berat kolom fluida dan tubing. Sehingga tekanan

recervoir mampu mengalirkan fluida dari lubang sumur menuju fasilitas produksi

dipermukaan.

- Pompa Hydraulic Ram

Pompa Hydraulic Ram adalah pompa air siklik dengan menggunakan tenaga hidro

(hydropower). Prinsip kerja dari Hydraulic Ram adalah dengan menggunakan energi kinetik

dari cairan dan energi tersebut diubah menjadi energi tekan dengan memberikan tekanan dengan tiba-tiba.

Gambar 2.9. Pompa Hydraulic Ram

- Pompa Elektromagnetik

Pompa elektromagnetik adalah pompa yang menggerakkan fluida logam dengan jalan menggunakan gaya elektromagnetik. Prinsip kerja nya menggerakan fluida dengan gaya elektromagnetik yang disebabkan medan magnetik yang dialirkan. [4]

Gambar 2.10. Prinsip Pompa Elektromagnetik

2.2 Pompa Sentrifugal

Sebuah pompa sentrifugal tersusun atas sebuah impeller dan saluran inlet ditengah-tengahnya. Dengan desain ini maka pada saat impeller berputar, fluida mengalir menuju casing disekitar impeller sebagai akibat dari gaya sentrifugal. Casing ini berfungsi untuk menurunkan kecepatan aliran fluida sementara kecepatan putar impeller tetap tinggi. Kecepatan fluida dikonversikan menjadi tekanan oleh casing sehingga fluida dapat menuju titik outlet nya. Prinsip kerja pompa sentrifugal ada sebagai berikut, pompa digerakkan oleh motor, daya dari motor diberikan kepada poros pompa untuk memutar impeler yang dipasangkan pada poros tersebut. Zat cair yang ada dalam impeler akan ikut berputar karena dorongan sudu‐sudu. Karena timbulnya gaya sentrifugal, maka zat cair mengalir dari tengah impeler keluar melalui saluran diantara sudu dan meninggalkan impeler dengan kecepatan yang tinggi. Zat cair yang keluar dari impeler dengan kecepatan tinggi ini kemudian mengalir melalui saluran yang penampangnya makin membesar (volute/diffuser), sehingga terjadi perubahan dari head kecepatan menjadi head tekanan. Maka zat cair yang keluar dari flens keluar pompa head totalnya bertambah besar. Pengisapan terjadi karena setelah zat cair dilemparkan oleh impeler, ruang diantara sudu‐sudu menjadi vakum sehingga zat cair akan terisap masuk.

2.2.1 Terciptanya Gaya Sentrifugal

Cairan proses memasuki nosel sisi masuk menuju titik tengah impeller yang berputar. Ketika berputar, impeller akan memutar cairan yang ada dan mendorongnya keluar antara dua siripnya, serta menciptakan percepatan sentrifugal. Ketika cairan meninggalkan titik tengah impeller, menciptakan daerah bertekanan rendah sehingga cairan dibelakangnya

mengalir ke arah sisi masuk. Karena sirip impeller berbentuk kurva, cairan akan terdorong ke arah tangensial dan radial oleh gaya sentrifugal. Gaya ini terjadi di dalam pompa seperti halnya yang dialami air dalam ember yang diputar diujung seutas tali.

Energi yang diciptakan oleh gaya sentrifugal adalah energi kinetik. Jumlah energi yang diberikan ke cairan sebanding dengan kecepatan pada piringan luar impeller. Semakin cepat impeller berputar atau semakin besar energi diberikan kepada cairan. Energi kinetik cairan yang keluar dari impeller tertahan dengan penciptaan terhadap aliran. Tahanan pertama diciptakan oleh rumah pompa (volute) yang menangkap cairan dan memperlambatnya. Pada nosel keluar, cairan makin diperlambat dan kecepatannya diubah menjadi tekanan sesuai dengan prinsip bernoulli. [4]

Gambar 2.11. Lintasan cairan di dalam pompa sentrifugal

2.2.2 Kerja Pompa Sentrifugal

Pompa digerakkan oleh motor, daya dari motor diberikan kepada poros pompa untuk memutar impeler yang dipasangkan pada poros tersebut. Zat cair yang ada dalam impeller akan ikut berputar karena dorongan sudu‐sudu. Karena timbulnya gaya sentrifugal, maka zat cair mengalir dari tengah impeler keluar melalui saluran diantara sudu dan meninggalkan impeller dengan kecepatan yang tinggi. Zat cair yang keluar dari impeler dengan kecepatan tinggi ini kemudian mengalir melalui saluran yang penampangnya makin membesar (volute/diffuser), sehingga terjadi perubahan dari head kecepatan menjadi head tekanan. Maka zat cair yang keluar dari flens keluar pompa head totalnya bertambah besar. Pengisapan terjadi karena setelah zat cair dilemparkan oleh impeler, ruang diantara sudu‐sudu menjadi vakum sehingga zat cair akan terisap masuk. Selisih energi per satuan berat atau head total dari zat cair pada flens keluar (tekan) dan flens masuk (isap) disebut head total pompa. [11]

Kerja yang dilakukan atau daya yang diperlukan oleh pompa, dapat diketahui dengan cara menggambar segitiga kecepatan pada sisi masuk dan pada sisi keluar sudu pompa. Untuk jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 2.12. Segitiga kecepatan pada sisi masuk dan sisi keluar pompa [4]

Keterangan :

V = Kecepatan absolut/mutlak air masuk sudu D = Diameter sudu pada sisi masuk

v = Kecepatan tangensial sudu pada sisi masuk

Vr = Kecepatan relatif air terhadap roda sudu pada sisi masuk Vf = Kecepatan aliran pada sisi masuk

V1, D1, v1, Vr1, Vf1 = Besaran yang berlaku pada sisi keluar N = Kecepatan sudu dalam rpm

V1 Vf1 Vr1 v O Vw1 v1 R1= R= Vr V=Vf β ψ θ

θ = Sudut sudu pada sisi masuk

= Sudut pada saat air meninggalkan sudu Ø = sudut sudu pada sisi keluar

2.2.3. Kecepatan Spesifik dan Kecepatan Spesifik Suction Pompa Kecepatan spesifik dinyatakan dalam persamaan:

N

s

= n

………

(2.1) n = kecepatan putaran pompa (rpm)

Q = Kapasitas aliran pada saat BEP (gpm atau m3/s) H = Total head pada saat BEP (feet atau m)

Kecepatan spesifik dapat dihitung untuk nilai Q dan H pada saat titik efisiensi terbaik (BEP) dengan diameter impeller maksimum dan hanya untuk pompa satu langkah (single stage).

Kecepatan spesifik suction (suction specific speed, Nss) dapat dicari dengan menggunakan rumus yang sama dengan kecepatan spesifik pompa, tetapi memakai nilai NPSHR sebagai pengganti nilai Head pompa. Untuk menghitung kecepatan spesifik pompa (Ns), gunakan nilai kapasitas penuh baik untuk pompa isapan tunggal maupun pompa isapan ganda. Namun, untuk mencari nilai kecepatan spesifik suction (Nss), gunakan setengah dari nilai kapasitas untuk pompa isapan ganda (doublé suction pump).

N

ss

= n

...

(2.2)

Kecepatan spesifik adalah referensi bilangan yang akan menunjukkan jenis impeller pompa, apakah menggunakan model radial, semi-axial (tipe francis), atau model baling-baling (propeller). [15]

Gambar 2.13 .Hubungan antara harga ns dengan bentuk impeller [8]

2.2.4. Klasifikasi Pompa Sentrifugal

Pompa sentrifugal dapat diklasifikasikan menurut beberapa cara yaitu : A. Menurut jenis aliran dalam impeler

1. Pompa aliran radial

Pompa ini mempunyai konstruksi sedemikian sehingga aliran zat cair yang keluar dari impeler akan tegak lurus poros pompa (arah radial).

Gambar 2.14. Pompa sentrifugal aliran radial

2. Pompa aliran campur

Aliran zat cair didalam pompa waktu meninggalkan impeler akan bergerak sepanjang permukaan kerucut (miring) sehingga komponen kecepatannya berarah radial dan aksial.

Gambar 2.15. Pompa sentrifugal aliran campur

3. Pompa aliran aksial

Aliran zat cair yang meninggalkan impeler akan bergerak sepanjang permukaan silinder

(arah aksial).

Gambar 2.16. Pompa aliran aksial

B. Menurut jenis impeler 1. Impeler tertutup

Sudu‐sudu ditutup oleh dua buah dinding yang merupakan satu kesatuan , digunakan untuk pemompaan zat cair yang bersih atau sedikit mengandung kotoran.

2. Impeler setengah terbuka

Impeler jenis ini terbuka disebelah sisi masuk (depan) dan tertutup di sebelah belakangnya. Sesuai untuk memompa zat cair yang sedikit mengandung kotoran misalnya : air yang mengandung pasir, zat cair yang mengauskan, slurry, dll

3. Impeler terbuka

Impeler jenis ini tidak ada dindingnya di depan maupun di belakang. Bagian belakang ada sedikit dinding yang disisakan untuk memperkuat sudu. Jenis ini banyak digunakan untuk pemompaan zat cair yang banyak mengandung kotoran.

Gambar 2.17. Jenis impeller tertutup dan impeller terbuka

C. Menurut bentuk rumah 1. Pompa volut

Bentuk rumah pompanya seperti rumah keong/siput (volute), sehingga kecepatan aliran keluar bisa dikurangi dan dihasilkan kenaikan tekanan.

Gambar 2.18. Pompa volut

2. Pompa diffuser

Pada keliling luar impeler dipasang sudu diffuser sebagai pengganti rumah keong.

Gambar 2.19. Pompa diffuser

3. Pompa aliran campur jenis volut

D. Menurut jumlah tingkat 1. Pompa satu tingkat

Pompa ini hanya mempunyai satu impeler. Head total yang ditimbulkan hanya berasal dari satu impeler, jadi relatif rendah.

2. Pompa bertingkat banyak

Pompa ini menggunakan beberapa impeler yang dipasang secara berderet (seri) pada satu poros. Zat cair yang keluar dari impeler pertama dimasukkan ke impeler berikutnya dan seterusnya hingga impeler terakhir. Head total pompa ini merupakan jumlahan dari head yang ditimbulkan oleh masing‐masing impeler sehingga relatif tinggi.

Gambar 2.20. Pompa bertingkat banyak [14]

E. Menurut letak poros

Menurut letak porosnya, pompa dapat dibedakan menjadi poros horisontal dan poros vertikal seperti pada gambar berikut ini. [11]

2.2.5. Penyekat / Seal Pada Pompa Sentrifugal

Pemilihan yang tepat pada sebuah seal sangat penting bagi keberhasilan pemakaian pompa. Untuk mendapatkan kehandalan pompa yang terbaik, pilihan penyekat harus tepat antara jenis seal dan lingkungan yang dipakai. Ada dua jenis seal, yaitu statis dan dinamis.

Seal statis dipakai di mana tidak ada gerakan yang terjadi pertemuan antara kedua permukaan yang akan disekat. Gasket dan O-ring merupakan contoh yang umum dari seal statis, sedangkan seal dinamis digunakan di mana ada permukaan yang bergerak relatif terhadap satu sama lain. Seal dinamis misalnya digunakan pada poros yang berputar dan menghantarkan power melalui dinding sebuah tangki, melalui casing dari pompa, atau melalui rumah peralatan berputar lainnya seperti filter atau layar.

Gambar 2.22 Daerah yang perlu di sekat agar pompa terlindungi dari kebocoran

Contoh umum dari pemakaian alat-alat penyekat adalah penyekat untuk poros yang berputar pada pompa. Untuk mengetahui lebih banyak tentang fungsi dari penyekat ini, kita harus tahu terlebih dahulu dasar-dasar pengetahuan pompa.

Pada pompa sentrifugal, cairan masuk ke pompa melalui bagian suction pada pusat (eye) impeller yang berputar.

Gambar 2.23 Fluida masuk ke pompa melaui pusat (eye) impeller yang berputar.

Pada saat kipas impeller berputar, mereka menghantarkan gerakan untuk memasukan produk, yang kemudian meninggalkan impeller, dikumpulkan di dalam rumah pompa

(casing) dan meninggalkan pompa melalui tekanan pada sisi keluar (discharge) pompa.

Tekanan discharge akan menekan beberapa produk ke bawah di belakang impeller menuju poros, di mana ia akan mencoba keluar sepanjang poros yang berputar. Pabrik pembuat pompa menggunakan berbagai macam teknik untuk mengurangi adanya tekanan produk yang mencoba keluar. Beberapa cara yang umum dilakukan adalah:

1. Penambahan lobang penyeimbang (balance hole) melalui impeller untuk memberikan jalan bagi tekanan yang akan keluar melalui sisi isap impeller.

2. Penambahan kipas pada sisi belakang impeller (back pump-out vanes).

Bagaimanapun juga, sepanjang tidak ada jalan untuk mengurangi adanya tekanan ini seluruhnya, maka peralatan penyekat mutlak diperlukan untuk membatasi keluarnya produk. Seperti penyekat kompresi (packing )atau penyekat mekanis (mechanical seals).

- Stuffing Box Packing

Pengaturan penggunaaan „stuffing box‟ ditunjukan pada gambar di bawah, komponennya terdiri dari:

1. Lima ring packing.

2. Sebuah lantern ring yang digunakan untuk menginjeksi pelumas dan atau untuk membuang cairan

3. Sebuah penekan (gland) untuk menahan packing dan menjaga kebutuhan tekanan yang disesuaikan dengan kondisi pengencangan packing.

Gambar 2.24 Stuffing Box Packing

Fungsi dari packing adalah untuk mengontrol kebocoran, bukan untuk mencegah seluruh kebocoran. Karena packing harus selalu terlumasi dan kebocoran yang dianjurkan untuk menjaga adanya pelumasan adalah sekitar 40 sampai 60 tetes per menit.

Metode pelumasan pada packing tergantung pada kondisi cairan yang dipompa dan juga tekanan pada stuffing box. Ketika tekanan stuffing box di atas tekanan atmosfir dan cairan yang ditekan bersih dan tidak korosif, maka cairan pada pompa itulah yang berfungsi sebagai pelumas paking.

Gambar 2.25 Kebocoran yang di jaga untuk melumasi dan mendinginkan poros.

Tatkala tekanan pada stuffing box di bawah tekanan atmosfir, sebuah lantern ring di pasang dan pelumas di injeksikan ke dalam stuffing box. Sebuah pipa bypass dari sisi tekan pompa ke penghubung lantern ring umumnya dipakai untuk menyediakan aliran cairan jika cairannya bersih.

Gambar 2.26 Pelumas diinjeksikan ke dalam stuffing box jika tekanannya turun.

Manakala cairan yang dipompakan kotor atau berpartikel, perlu diinjeksikan cairan pelumas yang bersih dari luar melalui lantern ring. Aliran sebanyak 0.2 sampai 0.5 gpm diperlukan dan sebuah keran pengatur serta flowmeter perlu dipasang untuk mendapatkan aliran yang akurat. Lantern ring biasanya dipasang pada tengah stuffing box, tetapi untuk cairan yang sangat kental seperti bahan baku kertas disarankan dipasang di leher stuffing box untuk menghindari tersumbatnya lantern ring.

Gambar 2.27 Pelumas diinjeksikan dari luar melalui latern ring.

Rumah packing (gland) merupakan tipe „quench gland‟. Air, minyak atau cairan lainnya dapat diinjeksi ke dalam gland untuk mengurangi panas poros, ia dapat memperkecil perpindahan panas dari poros ke rumah bearing. Alasan inilah yang memperbolehkan temperatur kerja dari pompa lebih tinggi dari tempertur desain bearing dan pelumas. Tipe

quench gland‟ yang sama dapat digunakan untuk mencegah keluarnya racun atau cairan

mengalirkan cairan dari luar dan membawa kebocoran yang tidak diinginkan ke parit atau tangki pengumpul cairan bekas.

- Mechanical Seal

Mechanical Seal, apabila diterjemahkan secara bebas, adalah alat pengeblok mekanis. Namun penerjemahan tersebut menjadi lebih susah dimengerti dan dibayangkan bila dibandingkan pengertian teknisnya dikarenakan pengertian seal mekanis mengandung arti begitu luas. O-ring merupakan seal mekanikal, demikian juga Labyrinth Seal, namun keduanyajelas bukan Mechanical Seal.

Gambar 2.28 Mechanical Seal

Mechanical seal banyak dipakai pada pompa-pompa kelas industri, agitator, mixer, chiller dan semua rotating equipment (mesin-mesin yang berputar).

Berikut adalah beberapa bagian dari mechanical seal yang perlu untuk di pahami. a.Shaft

Shaft adalah as/bagian poros sebuah alat dan merupakan bagian utama dari

mesin-mesin yang berputar. Banyak buku yang lebih sering menggunakan kata shaft dibandingkan as.

b. Shaft Sleeve

Shaft Sleeve adalah sebuah bushing/adapter yang berbentuk selongsong yang

terpasang pada shaft dengan tujuan melindungi shaft akibat pengencangan baut/screw

c. Seal

Seal adalah suatu part/bagian dalam sebuah konstruksi alat/mesin yang berfungsi untuk sebagai penghalang/pengeblok keluar/masuknya cairan, baik itu fluida proses maupun pelumas. Pada sepeda motor atau mobil sering disebut dengan karet sil, sil-as kruk, oil-seal. Analogi lainnya adalah lem kaca pada aquarium yang akan mengeras. Bisa disepakati bahwa seal lebih merujuk pada pengertian suatu fungsi. Apapun bentuk dan materialnya, apabila berfungsi untuk mencegah kebocoran, maka dia disebut sebagai seal.

d. O-Ring

O-Ring awalnya adalah merujuk pada karet berbentuk bundar yang berfungsi sebagai Seal. Perkembangan teknologi o-ring sebagai alat pengeblok cairan sekunder (secondary

sealing device) menghasilkan berbagai tipe o-ring berdasarkan materialnya. Material o-ring,

ada dari karet alam, EPDM, Buna, Neoprene, Viton, Chemraz, Kalrez, Isolast hingga tipe Encapsulated O-Ring, dimana o-ring dibalut dengan PTFE. Ada pula yang murni dibuat dari PTFE dan disebut dengan Wedge.

e. Sealface

Sealface adalah bagian paling penting, paling utama dan paling kritis dari sebuah

Mechanical Seal dan merupakan titik pengeblok cairan utama (primary sealing device). Terbuat dari bahan Carbon atau Silicone Carbide atau Tungsten Carbide atau keramik atau Ni-resist, dengan serangkaian teknik pencampuran. Permukaan material yang saling bertemu

(contact) dibuat sedemikian halusnya hingga tingkat kehalusan / kerataan permukaan

mencapai 1 - 2 lightband.

Seringkali Sealface disebut juga dengan contact face. Seal faces berarti ada 2

sealface. Yang satu diam dan melekat pada dinding pompa, dan yang lainnya berputar,

melekat pada shaft.

Yang berputar biasanya terbuat dari bahan yang lebih lunak/soft. Kombinasinya bisa berupa carbon vs silicone carbide, carbon vs ceramic, carbon vs tungten carbide, silicone carbide vs silicone carbide, silicone carbide vs tungsten carbide.

Setelah memahami bagian-bagian yang menyusun Mechanical Seal, maka dapatlah dipahami bahwa Mechanical Seal adalah suatu sealing device yang merupakan kombinasi menyatu antara sealface yang melekat pada shaft yang berputar dan sealface yang diam dan melekat pada dinding statis casing/housing pompa/tangki/vessel/kipas.

Sealface yang ada pada shaft yang berputar seringkali disebut sebagai Rotary

Face/Primary Ring. Sedangkan Sealface yang diam atau dalam kondisi stasioner sering

disebut sebagai StationaryFace / Mating Ring / Seat.

Dokumen terkait