• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab ini merupakan bab penutup dari Tugas Akhirini yang berisi kesimpulan dan saran penulis sehubungan dengan uraian permasalahan pada bab – bab sebelumnya.

BAB 2

TINJAUAN TEORITIS

2.1 PENGERTIAN – PENGERTIAN

Kependudukan sangat erat kaitannya dengan demografi. Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah menulis. Jadi demografi adalah tulisan – tulisan atau karangan – karangan mengenai rakyat atau penduduk. Donal J. Bogues (dasar – dasar demografi, 1981) memberikan definisi demografi sebagai berikut:

Demografi adalah ilmu yang mempelajari secara statistik dan matematik tentang besar komposisi dan distribusi penduduk dan perubahan – perubahannya sepanjang masa melalui bekerjanya 5 komponen demografi yaitu kelahiran, kematian, perkawinan, migrasi dan mobilitas sosial.

Penduduk adalah orang atau individu yang tinggal atau menetap pada suatu daerah tertentu dalam jangka panjang, sedangkan pertumbuhan penduduk adalah keadaan yang dinamis antara jumlah penduduk yang bertambah dan jumlah penduduk yang berkurang. Pertumbuhan penduduk di suatu wilayah dipengaruhi oleh empat faktor yaitu kelahiran, kematian, migrasi, masuk dan migrasi keluar. Faktor dominan yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk di Indonesia adalah kelahiran dan kematian, karena migrasi masuk dan migrasi keluar sangat rendah. Faktor – faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya kelahiran dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor demografi dan non-demografi. Faktor demografi diantaranya sturuktur umur, status perkawinan, umur kawin pertama, sedangkan faktor non-demografi antara lain keadaan ekonomi penduduk, tingkat pendidikan, perbaikan status wanita, urbanisasi dan industrilisasi.

Pengetahuan tentang kependudukan adalah penting untuk lembaga – lembaga swasta maupun pemerintah baik ditingkat nasional maupun daerah, di mana masalah kependudukan saat ini telah memegang peranan penting dalam menentukan kebijaksanaan pemerintah.

Pure Demografi (Demografi murni) atau disebut juga demografi formal menghasilkan teknik – teknik untuk menghitung data kependudukan. Dengan teknik tersebut dapat diperoleh perkiraan keadaan penduduk di masa depan atau masa lampau, dimana bila seseorang ingin mengetahui seberapa banyak perkembangan di suatu daerah atau Negara. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan penduduk tahun sebelumnya, dan ada juga demografi formal yang hanya mempersoalkan hubungan antara variabel dependent.

Studi kependudukan dapat pula dilihat sebagai penelitian makro demografi yang fetdiri dari penelitian unit skala besar dan sasaran utama makro demografi adalah benua, bangsa dan kesatuan – kesatuan wilayah, sedangkan makro demografi merupakan unit penelitian kecil yang umumnya bersifat internal.

2.2 Teori – teori Kependudukan

Teori kependudukan dikembangkan oleh dua faktor yang sangat dominan yaitu yang pertama adalah meningkatnya pertumbuhan penduduk terutama di Negara – Negara yang sedang berkembang dan hal ini menyebabkan agar para ahli memahami faktor – faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan penduduk, sedangkan yang kedua adalah adanya masalah – masalah yang bersifat universal, yang menyebabkan para ahli harus lebih banyak mengembangkan dan menguasai kerangka teori untuk mengkaji lebih lanjut sejauh mana telah terjalin suatu hubungan antara penduduk dengan perkembanagn ekonomi dan sosial.

Menurut Robert Thomas Malthus (1766-1834) yang terkenal sebagai pelopor ilmu kependudukan yang lebih populer disebut dengan prinsip kependudukan (the principle of population) menyatakan bahwa penduduk apabila tidak ada pembatasan akan berkembang biak dengan cepat dan memenuhi dengan cepat beberapa bagian dari permukaan bumi ini dan dia juga menyatakan bahwa manusia untuk hidup memerlukan bahan makanan, sedangkan laju pertumbuhan bahan makanan jauh lebih lambat dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk dan apabila tidak ada pembatasan terhadap pertumbuhan penduduk, maka manusia akan mengalami kekurangan bahan makanan sehingga inilah menjadi sumber kemelaratan dan kemiskinan manusia.

2.3 Rasio Jenis Kelamin

Rasio jenis kelamin adalah perbandingan banyaknya penduduk laki – laki dengan banyaknya penduduk perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu. Biasanya dinyatakan dalam banyaknya penduduk laki – laki per 100 perempuan. Secara umum rumus rasio dapat dituliskan sebagai berikut:

di mana

k = konstanta, biasanya nilainya 100 (Ida Bagus Mantra, 2004) Besar kecilnya rasio jenis kelamin di suatu daerah dipengaruhi oleh :

1. Sex Ratio at birth

Dibeberapa Negara umumnya berkisar antara 103-105 bagi laki – laki per 100 bagi perempuan

2. Pola Mortalitas antara penduduk laki – laki dan penduduk perempuan. Jika kematian laki – laki lebih besar daripada jumlah kematian perempuan, maka rasio jenis kelamin semakin kecil.

3. Pola Migrasi antara penduduk laki – laki dan penduduk perempuan . Jika disuatu daerah sex ratio > 100 berarti di daerah tersebut lebih banyak penduduk laki – laki, sedangkan jika sex ratio < 100 berarti di daerah tersebut lebih banyak penduduk perempuan.

2.4 Angka Pertumbuhan Penduduk

Angka pertumbuhan penduduk (r) menunjukkan rata – rata pertambahan penduduk pertahun pada periode atau waktu tertentu, dan biasanya dinyatakan dengan persen. Ada beberapa macam ukuran angka pertumbuhan penduduk yaitu : 1. Pertumbuhan Geometri = . (1 + r)’ 2. Pertumbuhan Eksponensial = . r = di mana :

= Jumlah penduduk pada tahun t = Jumlah penduduk pada tahun dasar = Tingkat pertumbuhan penduduk t = Jangka waktu antara dan

BAB 3

SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET 3.1 Sejarah Singkat Kegiatan Statistik Di Indenesia

3.1.1 Masa Pemerintahan Hindia Belanda

1. Pada bulan Februari 1920, Kantor Statistik pertama kali didirikan oleh Direktur Pertanian, Kerajinan dan Perdagangan, dan Kependudukan di Bogor. Kantor ini diserahi tugas untuk mengolah dan mempublikasikan data statiatik. 2. Pada bulan Maret 1923, dibentuk suatu komisi yang bernama Komisi untuk

statistik yang anggotanya merupakan wakil dari tiap-tiap departemen. Komisi tersebut diberi tugas untuk merencanakan tindakan-tindakan yang mengarah sejauh mungkin untuk mencapai kesatuan dalam kegiatan di bidang statistik di Indonesia. Selain dari itu, komisi ini mengurus terutama bagian statistik yang dimuat di dalam laporan Indonesia yang sebelumnya disebut Laporan Kolonial.

3. Pada bulan September 1924, nama lembaga tersebut diganti dengan nama Central Kantor Voor Statistik ( CKS ) atau kantor statistik yang dipindahkan ke Jakarta. Bersama dengan itu beralih juga pekerjaan Mekanisme Statistik

Perdagangan yang semula dilakukan oleh Kantor Uitvoer en Accijnsen ( IUA ).

1. Pada bulan Juni 1944, pemerintah Jepang baru mengaktifkan kembali kegiatan Statistik yang utamanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perang dan militer.

2. Pada masa itu Central Kantor Voor Statistik (CKS) diganti menjadi Shomubu Chosasitu Gunseikanbu.

3.1.3 Masa Kemerdekaan Republik Indonesia

1. Setelah Proklamasi Kemerdekaan Repuplik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, kegiatan Statistik ditangani oleh lembaga atau instansi baru sesuai dengan suasana kemerdekaan yaitu KAPPURI (Kantor Penyelidik Perangkat Umum RI).Tahun 1946 kantor KAPPURI dipindahkan ke Yogyakarta sebagai hasil dari perjanjian Linggarjati. Sementara itu pemerintah Belanda mengaktifkan kembali CKS.

2. Berdasarkan Surat Edaran Kementrian Kemakmuran tanggal 12 Juni 1950 Nomor 219/S.C. KAPPURI dan CKS dilebur menjadi Kantor Pusat Statistik dan berada di bawah pertanggung jawaban menteri kemakmuran.

3. Dengan Surat Menteri Perekonomian tanggal 1 Maret 1952 Nomor P/44, lembaga CKS berada di bawah ini dan tanggung jawab Menteri Perekonomian. Selanjutnya keputusan Menteri Perekonomian tanggal 24 desember 1953 Nomor 18.099/MKPS dibagi menjadi 2 bagian yaitu disebut sebagai Afdeling A, dan bagian Tata Usaha yang disebut sebagai Afdeling B.

4. Dengan kepusuan Presiden RI Nomor 131 Tahun 1957, Kementrian Ekonomi dipecah menjadi Kementrian Perdagangan dan Kementrian Perindustrian.

Untuk selanjutnya keputusan Presiden RI Nomor 172 Tahun 1957, terhitung sejak tanggal 1 Juni 1957 KPS diubah menjadi Biro Pusat Statistika.

3.1.4 Masa Orde Baru Sampai Sekarang

1. Pada pemerintahan Orde Baru khususnya untuk memenuhi kebutuhan perencanaan dan evaluasi pembangunan, untuk mendapatkan Statistik yang handal, lengkap, akurat dan terpercaya mulai diadakan pembenahan organisaisi Biro Pusat Statistika.

2. Dalam masa Orde Baru ini Biro Pusat Statistika telah mengalami 4 (empat) kali perubahan struktur organisasi.

a. Peraturan Pemerintahan Nomor 16 Tahun 1968 tentang organisasi BPS b. Peraturan Pemerintahan Nomor 6 Tahun 1980 tentang organisasi BPS c. Peraturan Pemerintahan Nomor 2 Tahun 1992 tentang kedudukan,

tugas dan fungsi, susunan dan tata kerja Biro Pusat Statistik. d. Undang – undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang statistik.

e. Keputusan Presiden RI Nomor 86 Tahun 1998 tentang Biro Pusat Statistik

f. Keputusan Presiden RI Nomor 100 Tahun 1998 tentang organisasi dan tata kerja BPS

g. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1999 tentang penyelenggaraan statistik

3. Tahun 1968, ditetapkan peraturan pemerintah Nomor 16 Tahun 1968 yaitu yang mengatur organisasi dan tata kerja di pusat dan di daerah. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1980 tentang organisasi sebagai pengganti

peraturan pemerintah Nomor 6 Tahun 1980 di tiap propinsi terdapat perwakilan BPS. Pada tanggal 17 Juni 1988 dengan Keputusan Presiden Nomor 86 Tahun 1998 ditetapkan Biro Pusat Statistik sekaligus mengatur tata kerja dan struktur organisasi BPS yang baru.

3.1.5 Visi Dan Misi Biro Pusat Statistik

a. Visi Biro Pusat Statistik

Biro Pusat Statistik mempunyai visi menjadikan informasi Statistik sebagai tulang punggung informasi pembangunan nasional dan regional, didukung sumber daya manusia yang berkualitas, ilmu pengetahuan teknologi informasi yang mutakhir.

b. Misi Biro Pusat Statistik

Dalam perjuangan pembangunan nasional Biro Pusat Statistik mengembangkan misi mengarahkan pembangunan statistik pada penyajian dan statistik yang bermutu handal, efektif, dan efesien, peningkatan kesadaran masyarakat arti dan kegunaan statistik dan pengembangan ilmu statistik.

3.1.6 Program Pengembangan Statistik

Untuk mewujudkan pembangunan statistik, Biro Pusat Statistik membagi ke dalam 4 pokok, yaitu :

1. Program penyempurnaan dan pengembangan statistik 2. Program penyempurnaan sistem informasi

3. Program pendidikan dan pelatihan aparatur negara

4. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur Negara.

3.2 Ruang Lingkup Kegiatan Biro Pusat Statistik

3.2.1 Kedudukan, Tugas dan Fungsi Biro Pusat Statistik

Biro Pusat Statistik sebagai lembaga pemerintahan non departemen yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden (kepres Nomor 86 Tahun 1998), dalam melaksanakan tugasnya berdasarkan kepada beberapa ketentuan perundangan :

1. Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang statistik 2. Keputusan Presiden Nomor 86 Tahun 1998 Biro Pusat statistik

3. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1991 tentang penyelenggaraan statistik

Berdasarkan keputusan Presiden Nomor 86 tahun 1998 dalam menyelenggarakan Statistik dasar melaksanakan koordinasi dan kerja sama serta mengembangkan dan membina Statistik sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Fungsi yang diselenggarakan Biro Pusat Statistik :

1. Perumusan kebijaksanaan nasional di bidang Statistik 2. Penyelenggaraan statistik dasar

3. Menyusun rencana dan program nasional di bidang Statistik

4. Koordinasi dan kerja sama Statistik dengan instansi pemerintah, lembaga, organisasi, perorangan, dan unsur masyarakat lainnya.

5. Pelayanan data dan informasi serta hasil Statistik kepada pemerintah masyarakat secara berkala dan sewaktu-waktu baik dari hasil penyelenggara statistik

6. Pembinaan penyelenggaraan Statistik, responden dan penggunaan Statistik

7. Pembinaan sumber daya manusia di lingkungan BPS, pembinaan, pengendalian dan pengawasan administrasi dan di lingkungan BPS.

3.2.2 Tata Kerja Biro Pusat Statistik

Para deputi wajib melaksanakan koordinasi dan kerja sama teknis statistik di dalam dan di luar negeri sesuai dengan bidang dan tugas mereka masing-masing. Kemudian para deputi melaporkan kepada kepala BPS. Setiap pimpinan satuan unit organisasi kelompok jabatan fungsional lingkungan BPS dalam melaksanakan tugas wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, baik dalam lingkungan masing-masing satuan unit organisasi di lingkungan BPS, maupun dengan instansi lain dari luar BPS sesuai dengan bidang dan tugas masing-masing.

3.2.3 Alasan Pemakaian Komputer di Biro Pusat Statistik

Mengingat semakin meningkatnya jumlah data yang diolah, sehingga perlu dibantu oleh suatu alat pengolahan data yaitu komputer. BPS adalah suatu instansi pemerintah Indonesia yang menggunakan komputer sebagai alat bantu. Dengan semakin beragamnya jenis statistik yang diperlukan BPS secara lanjut harus meremajakan pengolahan data baik perangkat lunak maupun pengolahan.

3.3 Struktur Organisasi Biro Pusat Statistik

Sebagaimana dimuat dalam lampiran struktur organisasi kantor pada Biro Pusat Statistik Sumatera Utara dipimpin oleh seorang kepala yang dibantu oleh bagian tata usaha.

Di samping itu kepala dibagi oleh bagian tata usaha yang terdiri dari : 1. Sub Bagian Urusan Dalam

2. Sub Bagian Perlengkapan 3. Sub Bagian Keuangan 4. Sub Bagian Kepegawaian

Sedangkan bidang penunjang statistik dibagi menjadi 5 bagian : 1. Bidang Statistik Produksi

2. Bidang Statistik Distribusi

3. Bidang Statistik Pengolahan Data 4. Bidabg Statistik Kependudukan 5. Neraca Wilayah dan Analisa

Setiap bidang mempunyai tugas-tugas yaitu :

a. Bidang Statistik Produksi mempunyai tugas melaksanakan statistik pertanian, industri serta Statistik Kontruksi Pertambangan dan Energi

b. Bidang Statistik Kependudukan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan statistik demografi dan rumah tangga, statistik Ketenagakerjaan serta statistic kesejahteraan

c. Bidang Statistik Pengolahan Data mempunyai tugas melaksanakan kegiatan Penyediaan Data, Penyusunan sistem dan Program serta Operasi Pengolahan Data dengan Komputer

d. Sedangkan Bidang Wilayah dan Analisa mempunyai tugas melaksanakan kegiatan penyusunan Neraca Produksi, Neraca Konsumsi, dan Akuntansi Penyajian dalam Analisis serta Kegiatan Penerangan Statistik.

3.3.1 Tugas Bagian Tata Usaha

1. Menyusun program tahunan

2. Mengatur dan melaksanakan urusan keuangan yang meliputi tata usaha keuangan, perbendaharaan, verifikasi dan pembukuan

3. Mengatur dan melaksanakan urusan penyelenggaraan berbagai pelatihan teknis dan pelatihan administrasi

4. Mengatur dan melaksanakan urusan pelayanan administrasi lainnya kepada semua pihak satuan kerja di lingkungan Kantor Statistik Propinsi

5. Membantu Kepala Kantor Statistik Propinsi dalam pengendalian kegiatan dan pengendalian anggaran

6. Menyusun laporan kegiatan secara berkala

7. Menyelesaikan tugas yang diberikan secara langsung oleh atasan

3.3.2 Tugas Bidang Statistik Produksi 1. Menyusun program tahunan

2. Mengatur keikutsertaan program latihan yang diselenggarakan oleh pusat di Bidang Statistik Produksi

3. Mengatur dan melaksanakan penjatahan dokumen yang diperlukan untuk pelaksanaan lapangan

4. Mengatur dan melaksanakan penerimaan pemeriksaan dokumen hasil pengumpulan data statistik produksi

5. Mengatur dan mengkoordinasi penyelenggaraan petugas lapangan di pusat pelatihan serta mengatur penjatahan pelatihan

6. Bersama-sama dengan bidang pengolahan data mengatur menyiapkan pengolahan data statistik produksi melalui komputer sesuai dengan yang ditetapkan

3.3.3 Tugas Bidang Statistik Distribusi 1. Menyusun program kerja tahunan

2. Membantu kepala kantor statistik, propinsi atau pemimpin proyek / pimpinan bagi proyek statistik

3. Mengatur dan mengkoordinasi penyelenggaraan pelatihan petugas lapangan di pusat pelatihan serta mengatur penjatahan pelatihan

4. Melakukan pembinaan, pengamatan lanjut dan pengawasan lapangan terhadap pelaksaaan kegiatan statistik distribusi

5. Mengatur dan melaksanakan pengolahan data statistik secara sederhana sesuai dengan yang telah ditetapkan

6. Menyusun laporan kegiatan bidang secara berkala dan sewaktu-waktu

3.3.4 Tugas Bidang Pengolahan Data 1. Menyusun program kerja tahunan

2. Meneliti jenis data yang diolah melalui komputer dan bersama-sama dengan bidang yang bersangkutan serta menentukan sistem pengolahan dengan komputer

3. Mengatur pembuatan sistem program pelaksanaan penyiapan data dan operasi pengolahannya

4. Mengatur dan melaksanakan penerimaan dokumen yang diolah dengan komputer

5. Mengatur dan melaksanakan tugas yang langsung diberikan oleh atasan.

3.3.5 Tugas Bidang Statistik Kependudukan

1. Menyusun program kerja tahunan bidang kependudukan

2. Melaksanakan statistic demografi dan rumah tangga, ketenagakerjaan, kesejahteraan rakyat dan statistik kependudukan lainnya yang ditentukan

3. Mengatur dan melaksanakan penjatahan dokumen yang diperlukan untuk pelaksanaan lapangan

4. Melakukan pembinaan, pengamatan lanjut dan pengawasan lapangan terhadap pelaksanaan kegiatan statistik kependudukan

5. Mengatur dan menyiapkan dokumen dan hasil pengolahan statistik kependudukan melalui komputer sesuai dengan jadwal yang ditentukan.

3.3.6 Tugas Bidang Neraca Wilayah Dan Analisa 1. Menyusun program kerja tahunan

2. Menyusun dan melaksanakan penerangan kegiatan statistik baik kepada masyarakat, instansi lainnya maupun media massa.

BAB 4

ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Arti dan Kegunaan Analisis Data

Analisis data pada dasarnya diartikan sebagai berikut :

1. Membandingkan dua hal atau lebih variabel untuk mengetahui selisih atau rasionya, kemudian diambil kesimpulan.

2. Menguraikan atau memecahkan suatu keseluruhan menjadi bagian – bagian atau komponen yang lebih kecil agar dapat:

a. Mengetahui komponen yang menonjol.

b. Membandingkan antara komponen yang satu dengan komponen lainnya.

c. Membandingkan salah satu atau beberapa komponen dengan keseluruhan.

3. Memperkirakan atau memperhitungkan besarnya pengaruh secara kuantitas dari suatu kejadian terhadap suatu kejadian lainnya.

4.2 Model Peramalan

Pertambahan atau pertumbuhan jumlah penduduk dapat mempengaruhi kesejahteraan daerah atau Negara yang bersangkutan. Dalam pengolahan data ini penulis menggunakan model metematis yang sesuai dipergunakan untuk memperkirakan

jumlah penduduk Kota Medan sampai tahun 2011. Model tersebut adalah model eksponensial. Rumus yang dipergunakan adalah sebagai berikut:

= .

r =

Atau

r =

di mana :

= Jumlah penduduk pada tahun t = Jumlah penduduk pada tahun dasar = Tingkat pertumbuhan penduduk t = Jangka waktu antara dan

4.2.1 Keadaan Jumlah Penduduk

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Menurut jenis Kelamin dari Tahun 1998 -2008

Tahun Penduduk Jumlah Laki-Laki Perempuan 1998 944.379 956.688 1.901.067 1999 944.891 957.609 1.902.500 2000 945.847 958.426 1.904.273 2001 960.477 966.043 1.926.520 2002 979.106 984.776 1.963.882 2003 990,216 1.003.39 1.993.602 2004 995,968 1.010.174 2.006.142 2005 1.012.040 1.024.145 2.036.185 2006 1.027.607 1.039.681 2.067.288 2007 1.034.696 1.048.460 2.083.156 2008 1.039.707 1.062.398 2.102.105

PENDUDUK KOTA MEDAN

Gambar 4.1 Diagram Jumlah Penduduk Kota Medan 4.2.2 Persentase Perubahan Jumlah Penduduk

1. Analisis Persentase Perubahan Jumlah Penduduk Laki – laki Secara Manual

2. analisis Persentase Perubahan Jumlah Penduduk Laki – laki dengan Menggunakan Microsoft Excel

Tabel 4.2. Persentase Perubahan Jumlah Penduduk Laki-Laki

Bilangan Jumlah Persentase Tahun Penduduk pokok Penduduk Perubahan Jumlah

Logaritma Penduduk (%) 1998 944,379 2.718282 1999 944,891 2.718282 0.000542008 0.0542008 2000 945,847 2.718282 0.001011245 0.1011245 2001 960,477 2.718282 0.015349213 1.5349213 2002 979,106 2.718282 0.019209873 1.9209873 2003 990.216 2.718282 0.01128319 1.1283190 2004 995.968 2.718282 0.005792027 0.5792027 2005 1.012.040 2.718282 0.016008245 1.6008245 2006 1.027.607 2.718282 0.015264701 1.5264701 2007 1.034.696 2.718282 0.006874865 0.6874865 2008 1.039.707 2.718282 0.004831279 0.4831279

Gambar 4.2 Tampilan Analisis Persentase Perubahan Jumlah Penduduk Laki-laki

3. Analisis Persentase Perubahan Jumlah Penduduk Perempuan Secara Manual

84

3. Analisis Persentase Perubahan Jumlah Penduduk Perempuan dengan Menggunakan Microsof Excel

Tabel 4.3. Persentase Perubahan Jumlah Penduduk Perempuan

Bilangan Jumlah Persentase Tahun Penduduk pokok Penduduk Perubahan Jumlah

Logaritma Penduduk (%) 1998 956.688 2.718282 1999 957.609 2.718282 0.000962233 0.0962233 2000 958.426 2.718282 0.000852803 0.0852803 2001 966.043 2.718282 0.007915991 0.7915991 2002 984.776 2.718282 0.019205856 1.9205856 2003 1.003.39 2.718282 0.018721354 1.8721354 2004 1.010.174 2.718282 0.006742312 0.6742312 2005 1.024.145 2.718282 0.013735524 1.3735524 2006 1.039.681 2.718282 0.015055816 1.5055816 2007 1.048.460 2.718282 0.008408485 0.8408485 2008 1.062.398 2.718282 0.013206195 1.3206195

Gambar 4.3 Tampilan Analisis Persentase Perubahan jumlah Penduduk Perempuan

4.Analisis Persentase Perubahan Jumlah Keseluruhan Penduduk Laki – laki dan Perempuan Secara Manual

5. Analisis Persentase Perubahan Jumlah Keseluruhan Penduduk Laki – laki dan Perempuan dengan Menggunakan Microsof Exce

Tabel 4.4. Persentase Perubahan Jumlah Penduduk Laki-Laki dan Perempuan

Bilangan Jumlah Persentase Tahun Penduduk pokok Penduduk Perubahan Jumlah

Logaritma Penduduk (%) 1998 1.901.067 2.718282 1999 1.902.500 2.718282 0.000753503 0.0753503 2000 1.904.273 2.718282 0.000931498 0.0931498 2001 1.926.520 2.718282 0.011614957 1.1614957 2002 1.963.882 2.718282 0.019207859 1.9207859 2003 1.993.602 2.718282 0.015019925 1.5019925 2004 2.006.142 2.718282 0.006270421 0.6270421 2005 2.036.185 2.718282 0.014864483 1.4864483 2006 2.067.288 2.718282 0.015159643 1.5159643 2007 2.083.156 2.718282 0.007646448 0.7646448 2008 2.102.105 2.718282 0.009055172 0.9055172

Gambar 4.4 Tampilan Analisis Persentase Perubahan Jumlah Keseluruhan Penduduk Laki-laki dan Perempuan

Tabel 4.5 Persentase Perubahan Jumlah Penduduk Laki – laki, Perempuan, dan Jumlah Keseluruhan dari Penduduk Laki – laki dan Penduduk Perempuan

Tahun Jumlah Penduduk Laki – laki (%)

Jumlah Penduduk Perempuan (%)

Jumlah penduduk laki –laki dan perempuan (%) 1998 - - - 1999 0,05 0,1 0,08 2000 0,10 0,09 0,09 2001 1,53 0,79 1.16 2002 1,9 1,92 1,92 2003 1,13 1,87 1,5 2004 0,58 0,67 0,63 2005 1,6 1,37 1,49 2006 1,53 1,51 1,52 2007 0,69 0,84 0,76 2008 0,48 1,32 0,91

Tabel di atas menunjukkan bahwa persentase perubahan ( r ) jumlah penduduk perempuan mengalami peurunan pada tahun 2003 – 2004. Berkurangnya pertumbuhan penduduk laki – laki dan perempuan di kota Medan ada kemungkinan dikarenakan oleh imigrasi, mortalitas, yang terjadi dan fasilitas dari kesehatan yang kurang memadai.

Dari perubahan angka – angka tersebut di atas dapat dilihat bahwa setiap tahunnya jumlah penduduk di kota Medan selalu berubah terkadang jumlahnya meningkat dan juga menurun. Keadaan seperti ini yang akan dijelaskan di atas

mungkin ada keterkaitannya dengan program Keluarga Berencana ( KB ) yang telah disarankan pemerintah, di mana pemerintah mengambil kebijakan untuk berusaha menekan angka kelahiran serendah mungkin. Faktor – faktor lain adalah perpindahan penduduk baik untuk menetap selamanya ataupun hanya sementara waktu.

4.3 Peramalan Jumlah Penduduk

a. Rata – rata Perubahan Persentase Jumlah Penduduk Laki – laki = = = 0,959

b. Rata – rata Perubahan Persentase Jumlah Penduduk Perempuan = = = 1,048

c. Rata – rata Perubahan Persentase Jumlah Penduduk Laki – laki dan Perempuan = = = 1,006

Dari rata – rata perubahan persentase jumlah penduduk di atas di harapkan perubahan penduduk yaitu : < 1,006

Setelah diperoleh nilai dari setiap variabel rata – rata perubahan persentase penduduk kota Medan, maka dapat diramalkan jumlah penduduk kota Medan 3 Tahun mendatang yang ditentukan dengan menggunakan rumus pertumbuhan eksponensial yaitu : .

1. Ramalan Jumlah Penduduk Laki – laki Kota Medan Secara Manual.

. = 1.039.707 . = 1.049.726

. = 1.039.707 . = 1.039.707. = 1.059.841 . = 1.039.707 . = 1.039.707. = 1.070.054

Tabel 4.6 Ramalan Jumlah Penduduk Laki – laki Tahun 2009 - 2011 Tahun penduduk e r 1998 944,379 2,718282 0,00959 1999 944,891 2,718282 0,00959 2000 945,874 2,718282 0,00959 2001 960,471 2,718282 0,00959 2002 979,106 2,718282 0,00959 2003 990,216 2,718282 0,00959 2004 995,968 2,718282 0,00959 2005 1.021.040 2,718282 0,00959 2006 1.027.607 2,718282 0,00959 2007 1.034.696 2,718282 0,00959 2008 1.039.707 2,718282 0,00959 2009 1.049.726 2,718282 0,00959 2010 1.059.841 2,718282 0,00959 2011 1.070.054 2,718282 0,00959

2. Ramalan Jumlah Penduduk Kota Medan Secara Manual

. = 1.062.398 . = 1.073.590

= 1.062.398 . = 1.062.398 . = 1.084.901 . = 1.062.398 . = 1.062.398 . = 1.096.330

Tabel 4.7 Rmalan Jumlah Penduduk Perempuan Tahun 2009 – 2011

Tahun penduduk e r 1998 956.688 2,718282 0,01048 1999 957.609 2,718282 0,01048 2000 958.426 2,718282 0,01048 2001 966.043 2,718282 0,01048 2002 984.776 2,718282 0,01048 2003 1.003.386 2,718282 0,01048 2004 1.010.174 2,718282 0.01048 2005 1.024.145 2,718282 0.01048 2006 1.039.681 2,718282 0,01048 2007 1.040.460 2,718282 0,01048 2008 1.062.398 2,718282 0,01048 2009 1.073.590 2,718282 0,01048 2010 1.084.901 2,718282 0,01048 2011 1.096.330 2,718282 0,01048

3. Ramalan Jumlah Penduduk Laki – laki dan Perempuan Kota Medan Secara Manual . = 2.102.105 . = 2.123.359 . = 2.102.105. = . 2.102.105 . = 2.144.828 . = 2.102.105. = 2.102.105 . = 2.166.514

Tabel 4.8 Ramalan Jumlah Keseluruhan Penduduk Laki – laki dan Perempuan Tahun 2009 - 2011 Tahun penduduk e r 1998 1.901.067 2,718282 0,01006 1999 1.902.500 2,718282 0,01006 2000 1.904.273 2,718282 0,01006 2001 1.926.520 2,718282 0,01006 2002 1.963.882 2,718282 0,01006 2003 1.993.602 2,718282 0,01006 2004 2.006.142 2,718282 0,01006 2005 2.036.185 2,718282 0,01006 2006 2.067.288 2,718282 0,01006 2007 2.083.156 2,718282 0,01006 2008 2.102.105 2,718282 0,01006 2009 2.123.359 2,718282 0,01006 2010 2.144.828 2,718282 0,01006 2011 2.166.514 2,718282 0,01006

Untuk lebih jelasnya, hasil ramalan (perkiraan) jumlah penduduk Kota Medan dari Tahun 2009 – 2010 dapat dilihat pada table di bawah ini .

Tabel 4.9 Hasil Ramalan ( perkiraan) Jumlah Penduduk Kota Medan Tahun 2009- 2011

Tahun Jumlah Penduduk Laki - laki

Jumlah Penduduk Perempuan

Jumlah Penduduk Laki – laki dan

Perempuan 2009 1.049.726 1.073.590 2.123.359 2010 1.059.841 1.084.901 2.144.828 2011 1.007.054 1.096.330 2.166.514

Dari tabel 4.9 dapat diketahui ramalan penduduk tahun 2011 mendatang adalah sebesar 2.166.514 jiwa, dengan jumlah penduduk laki – laki sebesar 1.070.054 jiwa, dan jumlah penduduk perempuan 1.096.330 jiwa. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun – tahun sebelumnya, dapat dilihat bahwa sampai pada tahun 2011 yang akan datang jumlah penduduk kota Medan akan mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat terjadi apabila tingkat kelahiran tinggi, dan juga semakin meningkatnya jumlah penduduk yang melakukan migrasi ke Kota Medan dan sebagainya.

BAB 5

IMPLEMENTASI SISTEM 5.1 Tahap Implementasi

Tahap Implementasi merupakan tahapan penerapan hasil desain tertulis ke dalam programming (coding). Pada tahapan inilah seluruh hasil desain dituangkan ke dalam bahasa programan tertentu untuk menghasilkan sebuah sistem informasi yang sesuai dengan hasil desain tertulis.

Implementasi yang sudah selesai harus diuji coba kehandalannya sehingga dapat diketahui kehandalan dari sistem yang ada dan telah sesuai dengan apa yang diinginkan. Dalam data pengolahan jumlah penduduk implementasi yang digunakan penulis adalah dengan menggunakan software Excel. Selain berfungsi sebagai manipulasi atau pengolah angka, Microsoft Excel juga dapat digunakan untuk memanipulasi teks computer. Untuk dapat menggunakan Microsoft Excel secara maksimal harus menguasai sistem operasi Microsoft Windows.

5.2 Pengaktifan Microsoft Excel

Tahap pertama yang harus dilakukan adalah mengaktifkan Windows dan pastikan Microsoft Excel berada dalam jaringan Microsoft Windows, kemudian ikuti langkah – langkah berikut ini :

1. Dari Windows, klik start pada taskbar, lalu klik program maka item menu program aplikasi yang telah diinstalasi akan tampil.

Gambar 5.1 Tampilan Pengaktifan Jendela Microsoft Excel dari Windows.

5.3 Lembar Kerja Microsoft Excel

Sebuah pengaktifan akan tampil lembar kerja Excel yang sudah siap untuk

Dokumen terkait