• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.1 Kesimpulan

Pada bab ini penulis akan memaparkan beberapa kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dengan judul “Peranan Mahathir Mohamad sebagai Bapak Modernisasi Malaysia (1981-2003)”. Kesimpulan yang dibuat penulis merujuk kepada pertanyaan dalam rumusan masalah yang terdapat pada bab 1. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa sebagai berikut:

Pertama, kondisi Malaysia sebelum Mahathir Mohamad menjabat masih dalam suasana yang tak stabil baik dari segi keamanan, ekonomi, maupun politik. Adanya sisa-sisa anggota Partai Komunis yang bersembunyi di hutan-hutan perbatasan antara Malaysia dan Thailand memberikan ancaman kemungkinan mereka kembali ke Malaysia dan akan membuat kerusuhan. Selain itu, terjadinya kerusuhan antaretnis pada tahun 1969 semakin menimbulkan sikap permusuhan antara Etnis Melayu dan Etnis Cina yang sewaktu-waktu bisa kembali terjadi. Pemerintahan Malaysia pada masa itu (1970-an) sangat sensitif dalam menangani isu atau membuat kebijakan yang berhubungan dengan masalah antaretnis. Terlebih lagi adanya kesenjangan antara etnis Melayu yang tercipta semenjak Inggris datang belum juga terselesaikan hingga masa pemerintahan Perdana Menteri ke-3 Husein Onn (1975-1981). Oleh sebab itu ketika Mahathir Mohamad diangkat menjadi perdana menteri pada tahun 1982 banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikannya.

Kedua, berbagai permasalahan Malaysia yang diwarisi Mahathir Mohamad dari perdana menteri sebelumnya menyebabkan berbagai kebijakan yang diambilnya harus mampu mengatasi permasalahan tersebut. Contohnya dalam menanggulangi kesenjangan antaretnis di Malaysia dari segi pendidikan, Mahathir menberlakukan kurikulum dan sistem pendidikan yang sama di seluruh sekolah Malaysia. Begitu pula dalam masalah ekonomi untuk mengatasi tingginya

tingkat kemiskinan yang ada di Malaysia terutama orang Melayu, Mahathir Mohamad menekankan kepada pembangunan ekonomi nasionalis yang tidak bertumpu kepada negara Barat. Selain itu dalam menghadapi berbagai permasalahan agama khususnya agama Islam yang merupakan agama mayoritas penduduk Malaysia, Mahathir Mohamad berusaha untuk membaurkan berbagai prinsip Islam yang bersifat universal sebagai karakter yang dibangun untuk seluruh masyarakat Malaysia termasuk yang non muslim. Nilai Islam sangat ditekankan oleh Mahathir Mohamad, terlihat dari Islam dijadikan sebagai landasan masyarakat Malaysia dalam menerima budaya-budaya luar. Contoh lain adalah dalam mengatasi permasalahan keamanan baik dari ancaman para sisa anggota Partai Komunis Malaysia ataupun dari ancaman timbulnya kerusuhan antaretnis yang ada di Malaysia dibuatlah Undang Undang Keamanan Negara yang menurut Mahathir Mohamad sangat diperlukan dalam mencegah timbulnya berbagai hal yang dapat mengancam keamanan negara.

Ketiga, selama menjabat sebagai Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad banyak mengalami berbagai permasalahan yang menganggu stabilitas pemerintahannya bahkan tak jarang mengancam kedudukannya sebagai perdana menteri. Sikap Mahathir yang keras dan frontal seringkali menimbulkan pertikaian dengan berbagai pihak. Ia pernah berselisih dengan para Sultan yang ada di Malaysia maupun dengan rekannya yang berasal dari UMNO seperti Razaleigh dan Anwar Ibrahim. Pertengkarannya dengan Anwar Ibrahim merupakan yang paling sengit karena Anwar Ibrahim sampai dijebloskan ke penjara dengan alasan yang dianggap banyak pihak hanya akal-akalan pemerintahan Mahathir Mohamad saja. Bahkan pertikaiannya dengan Anwar Ibrahim mampu menciptakan aksi demontrasi yang dilakukan oleh rakyat Malaysia. Tidak hanya itu pada masa pemerintahannya, dua kali Malaysia diterpa krisis ekonomi yakni pada tahun 1983-1986 dan di tahun 1997-1999. Krisis ekonomi tersebut cukup mengguncang kondisi perekonomian Malaysia bahkan hampir menggagalkan rencana Mahathir Mohamad untuk memodernisasikan serta memajukan Malaysia yang telah dirancangnya. Salah satu rencana Mahathir Mohamad dalam memodernisasikan Malaysia adalah dengan dibangunnya

berbagai infrastruktur, diantaranya menara Petronas dan Sirkuit Sepang. Pembangunan tersebut sempat terancam gagal ketika krisis ekonomi 1997 menghantam Malaysia namun Mahathir Mohamad mampu mengatasi permasalahan tersebut.

Keempat, berbagai kebijakan yang diambil Mahathir Mohamad selama menjabat sebagai Perdana Menteri Malaysia 1981-2003 telah mampu mengubah kondisi Malaysia yang sebelumnya masih negara berkembang menjadi negara maju dan modern. Pada masanya banyak dihasilkan berbagai mega proyek salah satunya adalah keberhasilan Malaysia untuk memproduksi mobil hasil buatan sendiri yang diberi nama Proton. Selain itu, dengan dibangunnya Sirkuit formula-1 Sepang dan Bandara Internasional Kuala Lumpur semakin menarik banyak orang asing untuk datang ke Malaysia. Hal tersebut tentu saja menguntungkan Malaysia karena dapat menghasilkan devisa selain itu nama Malaysia menjadi semakin terkenal di dunia. Semakin diperhitungkannya Malaysia di dunia internasional bukan hanya sebagai tempat pariwisata tetapi juga karena berbagai pandangan Mahathir Mohamad yang mendukung negara-negera berkembang dan dunia ketiga. Sikap keras yang sering dipertunjukkan Mahathir terhadap negara Barat juga semakin membuat Malaysia selama masa pemerintahannya membuat Malaysia tidak bisa dipandang remeh atau sebelah mata. Tak hanya itu Mahathir Mohamad juga mampu mengatasi kesenjangan antaretnis khususnya dalam aspek ekonomi sehingga akan mengurangi timbulnya pertikaian atau kerusuhan antaretnis yang pernah terjadi sebelumnya.

5.2 Saran

Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi serta menjadi sumber penunjang dalam mata pelajaran sejarah khususnya di tingkat SMA. Pembahasan yang ada dalam penelitian ini sesuai dengan Standar Kompetensi (SK) kelas XII jurusan IPA yakni “Menganalisis perkembangan sejarah dunia sejak Perang Dunia II sampai dengan perkembangan mutakhir”, dengan Kompetensi Dasar-nya (KD) yaitu “Menganalisis perkembangan sejarah dunia dan posisi Indonesia di tengah perubahan politik dan ekonomi internasional setelah Perang Dunia II sampai

dengan berakhirnya Perang Dingin”. Malaysia sebagai salah satu negara tetangga Indonesia diharapkan dapat menjadi materi pembelajaran sejarah sesuai dengan SKKD tersebut. Menganalisis perkembangan Malaysia sebagai salah satu negara maju di dunia diharapkan dapat mentransfer nilai-nilai yang terkandung dalam penelitian ini.

Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam hasil penelitian ini adalah rasa cinta terhadap tanah air dan percaya dengan diri sendiri yang ditujukan dengan sikap Malaysia pada masa Mahathir Mohamad tidak bergantung kepada negara lain khusunya negara-negara Barat. Sikap berani yang diperlihatkan Mahathir Mohamad saat berseteru dengan Inggris dan Australia juga merupakan nilai terkandung dalam hasil penelitian ini. Selain itu sikap toleransi serta adil terkandung dalam hasil penelitian ini, mengingat Malaysia dihuni oleh beragam etnis yang berbeda. Akan tetapi semenjak kerusuhan 1969 tidak pernah lagi terjadi pertengakaran besar seperti saat itu. Hal tersebut tentu saja terjadi karena sikap adil pemerintah Malaysia terhadap etnis-etnis tersebut.

Daftar Pustaka A. Buku

Ahmad, S.A. (1980). Kerajaan Dan Pentadbiran Malaysia. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka Kementerian Pelajaran Malaysia. Al’Alwi, A. (1993). Dasar Pandang ke Timur. Dasar-Dasar Kerajaan Malaysia.

Kuala Lumpur: A.S. Noordeen

Anderson, A. (1984). Modernisasi Pendidikan. Dalam Weiner: Modernisasi Dinamika Pertumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Bakar, M. A. (1988). Beberapa Dimensi Pendidikan Islam di Asia Tenggara. Tradisi dan Kebangkitan Islam di Asia Tenggara. Jakarta: LP3ES Budiman, A. (1995). Teori Pembangunan Dunia Ketiga. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

Bushra. (1993). Dasar Ekonomi Baru. Dalam Dasar-DasarKerajaan Malaysia. Kuala Lumpur: A.S. Noordeen

Brabanti, R. (1984). Modernisasi Administrasi Negara. Dalam Weiner: Modernisasi Dinamika Pertumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Deplu, RI. (1985). Kebudayaan Bangsa-Bangsa ASEAN Nuansa dan Kesenjangannya (Malaysia, Filiphina, Brunei). Jakarta: Balitbang Deplu Indonesia,

Gazalba, S. (1973). Modernisasi Dalam Persoalan. Jakarta: Bulan Bintang.

Gottschalk, L. (1986). Mengerti Sejarah. Penerjemah Nugroho Notosusanto. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Hamzah, H. (1999). Suka Duka Politik Mahathir cetakan kedua. Kuala Lumpur: Media Printext

Hall, D.G.E. (1955). Sejarah Asia Tenggara. Surabaya: Usaha Nasional.

Hakim, M. dan Widjaya, T. (2003). Model Masyarakat Madani. Jakarta: Intimedia

Hanim, R. (1993). Dasar Pertanian Negara. Dalam Dasar-DasarKerajaan Malaysia. Kuala Lumpur: A.S. Noordeen

Harlina. (1993). Wawasan 2020. Dasar-Dasar Kerajaan Malaysia. Kuala Lumpur:A.S. Noordeen

Haryono. E. (2010). Dilema Mahathir. Yogyakarta: Tiara Wacana

Haryanto, A. & Mandal, S. K. (2004). Gugatan Terhadap Otoriterisme di Indonesia dan Malaysia. Menggugat Otoriterisme di Asia Tenggara Perbandingan dan Pertautan Antara Indonesia dan Malaysia. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia

Hasan, K. (1988). Beberapa Dimensi Pendidikan Islam di Asia Tenggara. Tradisi dan Kebangkitan Islam di Asia Tenggara. Jakarta: LP3ES

Hendarsah, A. (2007). 11 Macan Asia Musuh Amerika. Jakarta: Buku Kita

Ibrahim A. (1996). Renaisans Asia: Gelombang Reformasi Di Ambang Alaf Baru. Bandung: Mizan

Institut Tadbiran Awam Negara (INTAN) Malaysia. (1994). Dasar-Dasar Pembangunan Malaysia. Kuala Lumpur: Institut Tadbiran Awam Negara

Ismaun. (2005). Pengantar Belajar Sejarah Sebagai Ilmu dan Wahana Pendidikan. Bandung: Historia Utama Press

Inkeles, A. (1984). Modernisasi Manusia. Dalam Weiner: Modernisasi Dinamika Pertumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Kelly, P. (2004). Mengembangkan Daya Kritis Masyarakat di Kantong-Kantong

Industri Masyarakat Madani di Pulau Pinang dan Batam. Menggugat Otoriterisme di Asia Tenggara Perbandingan dan Pertautan Antara Indonesia dan Malaysia. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia

Kuncoro, M. (2003). Ekonomi Pembangunan : Teori, Masalah, dan Kebijakan. Yogyakarta: UPP AMP YKPN

Kuncoro, M. (1997). Masalah, Kebijakan, dan Politik Ekonomi Pembangunan. Jakarta: Erlangga

Yoshihara, K. (1990). Kapitalisme Semu Asia Tenggara. Jakarta:LP3ES

Kuo, E. C.Y. (1996). Jaringan Dagang Regional Jeruk Mandarin Bisnis Cina dan Campur Tangan Pemerintah Malaysia. Manguak Jaringan Bisnis Cina di Asia Timur dan Tenggara. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Mangandaralam S. (1987). Mengenal Dari Dekat Malaysia Negara Tetangga Kita Dalam ASEAN

Mohamad, M. (1985). Dilema Melayu. Penerjemah Gerson Pyok. Jakarta: Sinar Harapan.

Musa, K. (1988). Geografi Asia Tenggara. Jakarta: Depdikbud

Mutalib, H. (1995). Islam dan Etnisitas:Perspektif Politik Melayu. Jakarta : LP3ES

Nazsir, N. (2008). Dinamika Kelompok & Kepemimpinan. Bandung: Widya Padjadjaran.

Norliza, S. (1993). Dasar Perindustrian Negara. Dalam Dasar-Dasar Kerajaan Malaysia. Kuala Lumpur: A.S. Noordeen

Nurulaini. (1993). Dasar Kependudukan ke Arah 70 juta penduduk. Dasar-Dasar Kerajaan Malaysia. Kuala Lumpur: A.S. Noordeen

Othman, N. (2004). Islamisasi dan Demokratisasi di Malaysia Dalam Konteks Regional dan Global. Menggugat Otoritarisme di Asia Tenggara. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

Pasolong, H. (2008). Kepemimpinan Birokrasi. Bandung: Alfabeta

Rahim, A. (1985). Keamanan Dalam Negeri di Asia Tenggara Pada Tahun 1980-an. Asia Tenggara dalam Tahun 1980-1980-an. Jakarta: Centre For Strategic and International Studies.

Rahman, A. (1997). Penjajahan Malaysia: Cabaran dan Warisannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Rahman, A. (1998). Pemikiran Islam di Malaysia: Sejarah dan Aliran. Selangor: Dewan Pustaka.

Rivai, V. dan Mulyadi D. (2009). Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi.Jakarta: Rajawali Pers

Schoorl, JW. (1988). Modernisasi : Pengantar Sosiologi Pembangunan Negara-negara Sedang Berkembang. Jakarta: Gramedia

Shills, E. (1984). Modernisasi dan Pendidikan Tinggi. Dalam Weiner: Modernisasi Dinamika Pertumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Soekanto, S. (1982). Sosiologi Sebagai Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers Sjamsuddin, H. (2007). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak

Sudharmono. (2012). Sejarah Asia Tenggara Modern Dari Penjajahan Ke Kemerdekaan. Yogyakarta: Ombak

Trimo, S. (1984). Analisis Kepemimpinan. Bandung Angkasa

Thambi, A.R. (1985). Keamanan Dalam Negeri di Asia Tenggara Pada Tahun 1980 an. Jakarta: Centre For Strategic and International Studies. Todaro, M. (1999). Pembangunan Ekonomi Dunia ketiga edisi keenam.

Penerjemah Haris Munandar. Jakarta: Erlangga

Universitas Pendidikan Indonesia. (2011). Pedoman Penelitian Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press

Weiner, M. (1984). Modernisasi dan Dinamika Pertumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Yusof, S. (1993). Dasar Luar Malaysia. Dasar-Dasar Kerajaan Malaysia. Kuala Lumpur: A.S. Noordeen

Zakaria, A.A. (1987). Jentera Pentadbiran Kerajaan di Malaysia Suatu Pengenalan. Kuantan: Syarikat Percetakan Inderapura

Zamri, M. (1993) Dasar Penerapan Nilai-Nilai Islam Dalam Pentadbiran. Dalam Dasar-Dasar Kerajaan Malaysia. Kuala Lumpur: A.S. Noordeen

B. Koran dan Majalah

Prabandar, P.D. (2003). “Klimaks Sebelum Lengser”. Tempo (2 November 2003). Salam, A. (2003). “DR M” .Tempo (2 November 2003).

Salim, E.Y. ( 2003). “Teriakan Terakhir Soekarno Kecil”. Gatra (1 November 2003).

_______. (1981). “Perasaan Anti Inggris Makin Menghebat di Malaysia”. Kompas ( 5 Oktober 1981).

_______. (1981). “Suksesi Keempat Kalinya di Malaysia”. Pikiran Rakyat (26 Juli 1981).

_______. (2003). “Warisan Mahathir Keajaiban Ekonomi”. Republika (1 November 2003).

_______. (2003). “Badawi Gantikan Mahathir,”. Republika (1 November 2003).

C. Jurnal

Adam, A. 2000. “Kelembagaan Rakyat Upaya Kaum Non-Melayu dan Kelompok Kiri Melayu Membina Nasion Malaya yang Multirasial”. Jurnal of Historical Studies. Vol.2, No.7.

Azrin, K.M. 2008. “Sistem Pendidikan di Malaysia: Dasar, Cabaran dan Pelaksanaan ke arah Perpaduan Nasional”. Jurnal Pendidikan Sains Sosial dan Kemanusiaan. Vol. 4, No.1.

Suadik, M dan Karulus, Y. 2010. “Teknologi Perubahan Amalan Pertanian dan Isu Rasionaliti Masyarakat Petani di Sabah, Malaysia”. Jurnal Pendidikan Sains Sosial dan Kemanusiaan. Vol. 3, No.1,

Sulaiman, S.T.M. 2006. “Penerbitan Buku-Buku Islam dan Kecenderungan Intelektualisme di Malaysia”. Jurnal of Historical Studies. Vol. 7, No.2.

Mujani, K dan Yusuf N. 2010. “Islam dan Missionari di Sarawak: Kesan Terhadap Pendidikan pada Zaman Crown Colony 1841-1941”. Jurnal Pendidikan Sains Sosial dan Kemanusiaan. Vol. 3, No.2.

D. Skripsi

Palanisamy, K. (2004). Tun Dr. Mahathir Mohamad di Pentas Dunia 1974 - 2003: Peranan Politik dan Ekonomi. Skripsi Sarjana pada Fakulti Sains Sosial dan Kemanusiaan Universiti Kebangsaan Malaysia. Melinda, T. (2011). Peranan Abdul Aziz Ibnu Saud Dalam Memodernisasi Arab Saudi Tahun 1931-1953. Skripsi Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia.

Sudrajat, I. (2011). Politik Luar Negeri Terhadap Pembentukan Negara Federasi Malaysia dan Dampaknya bagi Hubungan Indonesia - Amerika Serikat tahun 1961 - 1963. Skripsi Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia.

Daga, D. (2001). Fear of The New Year in Malaysia. ONLINE]. Available at: http://www.asianweek.com/2001/02/02/fear-of-the-new-year-in-malaysia/. Januari 29, 2013.

Elegant, S. (2001). Just What Dr. M Ordered. ONLINE]. Available at:

http://www.time.com/time/magazine/article/0,9171,180570,00.html#ixzz2

JLNA2U1R. Januari 29, 2013.

Dokumen terkait