• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.1 Kesimpulan

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa :

1. Karies merupakan penyakit multifaktorial, bukan melibatkan satu kejadian saja tetapi yang melibatkan banyak faktor. Yaitu: Host, agen, dan mikroorganisme atau bakteri penyebabnya.

2. Plak gigi merupakan penyebab utama terjadinya karies gigi dan penyakit jaringan periodontal. Banyaknya bakteri didalam rongga mulut yang dapat menyebabkan terbentuknya plak gigi.

3. Banyaknya bakteri spesifik polimikro yang berada didalam rongga mulut tetapi hanya bakteri Streptococcus mutans dan Lactobacilli yang dianggap predominan yang dapat menyebabkan karies gigi, menginfeksi didalam saluran akar dan jaringan periodontal gigi.

4. Endodontik adalah cabang kedokteran gigi yang melakukan perawatan saluran akar, dikarenakan infeksi gigi yang telah menyebabkan kematian pada saluran akar gigi. Penyebab utama penyakit periodontal adalah bakteri pada plak yang tertimbun di permukaan gigi. Bakteri dalam plak kemudian masuk ke gusi dan dapat menginfeksi jaringan periodontal yang lebih dalam.

Tahapan penyakit periodontal yakni gingivitis, periodontitis, dan advanced periodontitis.

5. Enterococcus faecalis dan actinomyces adalah dua dari banyak bakteri yang berperan dalm terjadinya infeksi karies endodontik (saluran akar gigi)

28 3.2 Saran

Melakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan metode deteksi bakteri untuk mengetahui lebih banyak lagi jenis mikroba atau bakteri yang mendominasi pada setiap segmen gigi karies baik di dalam kavitas, jaringan pulpa yang nekrosis dan jaringan periodontal. Metode deteksi bakteri kemungkinan akan dapat menentukan pathogenesis penyakit gigi nekrosis yang lebih spesifik yang dapat dipahami dan akan dapat menentukan keberhasilan treatmen dalam setiap rencana perawatan selanjutnya yang dilakukan.

29 DAFTAR PUSTAKA

1. Abbas AK & Lichtman AH. (2003) Cellular and Molecular Immunology. 5th Ed.

Saunder. Elsevier Science USA. p. 275-297.

2. Angela, A. Pencegahan primer pada anak yang berisiko karies tinggi, Dent. J, 2005, Vol. 38. No. 3, halaman 131

3. Anonymous. Karies gigi. <http://id.wikipedia.org/wiki/Karies_gigi>. 5 Oktober 2011.

4. Anonim. Karies gigi: pengukuran risiko dan evaluasi. http://usupress.usu.ac.id.

5. Anonymous.Universitas Sumatera Utara.

<http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29159/4/Chapter%20II.pdf>. 5 Oktober 2011.

6. Bergenholtz G, Bindslev PH, Reit C. Text book of endodontology. Australia:

Blackwell Munksgaard; 2003.p. 111-26.

7. Baumgartner JC. Microbiologic aspects of endodontic infections. Can Dent Assoc J 2004; 32: 459-68

8. Banas A. Jeffrey. Virulence properties of Streptococcus mutans. Frontiers in Bioscience. 2004; 9: 1267-1277.

9. Boedi, O.R. 2002. Imunologi ral (Kelainan Didalam Rongga Mulut). Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.Edwina, A.M., Bechal, J.S. 1999. Dasar-dasar karies penyakit dan penanggulannya. EGC, Jakarta.

10. Beck JD, Offenbacher S. The association between periodontal diseases and cardiovascular diseases: a state-of-the science review. Ann Periodontol 2001; 6: 9-15.

30 11. Carranza et al. Glickman’s Clinical Periodontology. 10th ed. Philadelphia : WB.

Saunders co. 2008.p. 495-9.

12. Eley BM, Manson JD. Periodontics. New Delhi: Wright; 2004

13. Ercan E, Dalli M, Yavuz I, Ozekinci T. Investigation ofmicroorganisme in infected dental root canals. Biotechnol Eq 2006; 20(2):166-72

14. Evan M, Davies JK, Sundqvist G, Fidgor D. Mechanisms involved in the resistence of the Enteococcus faecalis to calcium hydroxide. Int Endod J 2002;35: 221-8.

15. Fisher K, Phillips C. The ecology, epidemiology and virulence of Enterococcus.

Inggris: University of Northampton; 2009; 155: 1749–1757.

16. Grossman LI. Ilmu endodontic dalam praktek. Edisi 11. (Rafiah Abyono). Jakarta:

EGC;1995.p220-45.

17. Guentsch A, Puklo M, Preshaw PM, Glockmann E, Pfister W, Potempa J, et al.

Neutrophils in chronic and aggressive periodontitis in interaction with porphyromonas gingivalis and aggregatibacter actinomycetemcomitans. J Periodontal Res 2009; 44 (3): 368-77

18. Ireland, R. Clinical textbook of dental hygiene and therapy. Singapura : Blackwell Munksgaard. 2006.p. 57-8

19. JF Siqueira JR, HP Lopes. Chemomechanical 2000.

20. Kidd EA, Joyston S. Dasar-dasar Karies Penyakit dan Penanggulangannya. In:

Sumawita S, ed. Jakarta: EGC, 1991: 3.

21. Kalchinov V, Dimitrov SI, Belcheva M.In vitro of bactericidal effect of antimicrobial agents used in modern endodotics, vol. 2. Bulgaria: medical university; 2009: p; 79-83.

22. Kumala P, dkk. 2006. Kamus Saku Kedokteran Dorland. Jakarta; EGC.

31 23. Loos BG., Craandijk J., Hoek FJ., Wertheim-van Dillen. (2000) Elevation of Systemic Markers Related to Cardiovascular Diseases in the Peripheral Blood of Periodontitis Patients. J. Periodontol. 71:1528-1534.

24. Lewerissa M. Perbandingan populasi Strepotococcus mutans dalam saliva antara penderita gingivitis dan penderita periodontitis. Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis FKG UI 1998.

25. Morinushi, Lopatin DE, van Poperin N, Yasuhiro U. The relationship between gingivitis and colonization by Porphyromonas gingivalis and Actinobacillus actinomycetemcomitans in children Takanobu. J Periodontol 2000. Kazuyuki Ishihara, Kazuyuki I. Significance of detection of Porphyromonas gingivalis, Bacteroides forsythus and Treponema denticola in periodontal pockets. Bull Tokyo Dent Coll 2000; 41(3):109-17.

26. Muhleman HR. Introduction to oral preventive medicine. Berlin Die Quintessenz 1976: 368-71.

27. Nasution M. Pengantar mikrobiologi. Medan: USU Press, 2010: 103;175-6

28. Narayanan L, Vaishnavi C. Endodontic microbiology. J Conserv Dent 2010; 13(4):

233-9

29. Nemoto YO, Shigenobu K, Takayuki K. NVS and Staphylococci in the oral cavity – a cause of infective endocarditis. Department of Oral Molecular Biology, Course of Medical and Dental Sciences, Nagasaki University Graduate School of Biomedical Sciences 2Division of Molecular Microbiology, Department of Microbiology, Iwate Medical University Japan

30. Pratiwi D. Gigi sehat dan cantik. In: Suhanda I, ed. Jakarta: Kompas, 2009: 31.

32 31. Putri, M.H., Herijulianti, E., Nurjannah, N. Ilmu Pencegahan Penyakit Jaringan Keras dan Jaringan Pendukung Gigi. Penerbit buku kedokteran EGC, Jakarta, 2010.

halaman 56-58, 71

32. Roberson, Theodore MH, Harald O, Edward J. Sturdevant's art & science of operative dentistry. 4th Ed. Missouri: Mosby; 2002. p. 74

33. Rani A, Chopra A. Isolation and identification of root canal bacteri from sympomatic nonvital teeth with periapical pathosis. J Endod 2006: 12-7

34. Rahmadhan AG. Serba serbi kesehatan gigi dan mulut. In: Handayani NP, ed.

Jakarta: Bukune, 2010: 101-4.

35. Suwondo, S. 2007. Skrining Tumbuhan Obat yang Mempunyai Aktivitas Antibakteri Penyebab Karies Gigi dan Pembentukan Plak (Screening of Medicinal Plant on Antimicrobial Caused Caries and Plaque Forming Activity). Jurnal Bahan Alam Indonesia ISSN 1412-2855. Vol. 6, No. 2.

36. Tanner ACR, Jacques I. Periodontol 2000 2006; 42: 88-113

37. Torabinejad M, Walton RE. Principles and practice of endodontics. 4th Ed.

Philadelphia: Saunders Company; 2009. p. 1,7,21, 28, 38-40, 49-56.

38. Tarigan R. Perawatan pulpa gigi (endodonti). 2nded. In: Juwono L,ed. Jakarta:

Penerbit buku kedokteran EGC, 2006: 12.

39. Vojdani A. (2000) The Role of Periodontal Disease and other Infections in the Patothogenesis of Atherosclerosis and Systemic Diseases. Immunosciences Lab, Inc. Beverly Hills, Ca 90211Walton RE, Torabinejad M. Prinsip dan praktik ilmu endodonsia 3rd ed. Alih bahasa. Sumawinata N. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC, 2008: 317Jawetz E, Melnick JL, Adelberg E.A. Mikrobiologi kedokteran.

Hartanto H. Edisi ke-23. Jakarta: EGC; 2007. hal. 238,245,311-3

33 40. Zehnender M. Root canal irrigants. J Endod 2006; 32: 389-98.

Dokumen terkait