• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab ini merupakan kesimpulan dari hasil penelitian tentang “Peranan Ali

Moertopo Dalam Mewujudkan Stabilitas Politik Pada Masa Pemerintahan Soeharto (1966-1984)”. Kesimpulan tersebut merujuk pada jawaban atas

permasalahan penelitian yang telah dikaji oleh penulis pada bab sebelumnya. Selain kesimpulan dari hasil penelitian, penulis juga menyertakan saran atau rekomendasi hasil penelitian ini bagi kepentingan akademik, terutama sebagai bahan pengembangan isi atau materi pada pembelajaran di sekolah. Adapun kesimpulan dan saran yang diperoleh oleh penulis akan dipaparkan sebagai berikut.

5.1. Kesimpulan

Ali Moertopo merupakan salah satu tokoh yang berperan penting dalam proses pembaharuan politik pada masa pemerintahan Soeharto yang terjadi sejak tahun 1966. Pembaharuan politik tersebut mengacu pada dasar politik Pancasila yang menjadi landasan bagi pemerintahan Soeharto untuk mengkoreksi pelaksanaan kehidupan berpolitik pada pemerintahan sebelumnya di era Soekarno. Konsep dan proses pembaharuan politik tersebut berorientasi pada terwujudnya stabilitas politik yang menjadi salah satu tantangan pemerintah dalam melaksanakan pembangunan.

Pada awal kepemimpinannya, pemerintah Orde Baru yang dipimpin oleh Soeharto memposisikan pembangunan di bidang ekonomi sebagai prioritas utama. Untuk menjamin terselenggaranya pembangunan ekonomi tersebut, diperlukan stabilitas politik terlebih dahulu, karena pembangunan ekonomi akan sulit mencapai sasaran apabila dilaksanakan di tengah kondisi politik yang tidak stabil. Maka dari itu pembenahan kehidupan politik perlu dilakukan. Dalam upaya

Dwi Setiyono, 2014

Peranan Ali Moertopo dalam mewujudkan stabilitas politik pada masa pemerintahan Soeharto ( 1966 1984 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembenahan kehidupan politik inilah Ali Moertopo banyak berkiprah. Sehingga nama Ali Moertopo begitu penting dalam pembicaraan mengenai politik di era Orde Baru, setidaknya pada periode tahun 1966 hingga 1984.

Ali Moertopo memiliki hubungan dekat dengan Soeharto yang terjalin

sejak dekade 1950’an ketika sama-sama bertugas di Kodam IV/Diponegoro (Jawa Tengah). Kedekatan hubungan tersebut menjadi sarana pendukung yang penting dalam memuluskan jalan Ali Moertopo untuk ikut ambil bagian di dalam pemerintahan pasca beralihnya kepemimpinan nasional ke tangan Soeharto. Hubungan patronase tersebut kemudian menjadi landasan bagi Soeharto untuk memberi kepercayaan kepada Ali Moertopo melalui pemberian beberapa jabatan strategis, diantaranya adalah jabatan sebagai Kepala Operasi Khusus (Opsus), Staf Pribadi (Spri) Presiden, Asisten Pribadi (Aspri) Presiden, Wakil Ketua Operasi Komodo, Menteri Penerangan, dan Wakil Ketua DPA. Dengan adanya jabatan-jabatan tersebut, Ali Moertopo dapat melaksanakan perannya untuk mewujudkan stabilitas politik yang dicita-citakan oleh pemerintah Orde Baru.

Berbagai upaya pun dilakukan oleh Ali Moertopo untuk mengubah dan memperbaharui struktur politik agar sesuai dengan harapan pemerintah demi mewujudkan Trilogi Pembangunan (stabilitas nasional yang sehat dan dinamis, pembangunan di segala aspek kehidupan, serta pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya). Melalui jabatan-jabatan yang dimilikinya, Ali Moertopo mengambil langkah-langkah strategis, yakni dengan cara menangani permasalahan-permasalahan politik, baik itu di luar negeri maupun di dalam negeri. Permasalahan politik luar negeri yang ditangani adalah normalisasi hubungan Indonesia-Malaysia, dan pengintegrasian Timor Timur dengan Indonesia. Sedangkan permasalahan politik dalam negeri diantaranya adalah penyederhanaan partai politik, pembatasan aspirasi politik umat Islam, serta penataan kehidupan pers dan perfilman. Dalam upaya mewujudkan stabilitas politik, Ali Moertopo juga dibantu oleh lembaga Operasi Khusus (Opsus). Melalui

Dwi Setiyono, 2014

Peranan Ali Moertopo dalam mewujudkan stabilitas politik pada masa pemerintahan Soeharto ( 1966 1984 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lembaga tersebut, Ali melakukan intervensi terhadap urusan internal beberapa partai politik dan organisasi profesi. Selain itu, Opsus juga digunakan untuk memenangkan Sekber Golkar dalam Pemilu 1971.

Hasilnya pun dapat terlihat, pembaharuan yang dilakukan oleh Ali Moertopo berhasil menciptakan situasi dan kondisi yang stabil dalam kehidupan politik. Kondisi seperti ini memungkinkan pemerintah untuk fokus dalam melaksanakan pembangunan tanpa mendapatkan gangguan yang berarti. Dengan kata lain, Ali Moertopo berhasil menciptakan suatu sistem yang efektif bagi pelaksanaan pembangunan.

Upaya-upaya yang dilakukan oleh Ali Moertopo untuk mewujudkan stabilitas politik tentu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kelancaran jalannya pemerintahan. Apabila ditinjau secara objektif, kehidupan politik di era Soeharto berlangsung lebih stabil dibandingkan dengan era Soekarno. Konflik ideologi politik dan jatuh bangunnya kabinet yang sering terjadi selama kepemimpinan Soekarno tidak terjadi di era Soeharto. Bahkan posisi Soeharto sebagai presiden dapat bertahan lama hingga tahun 1998. Bukan hal mustahil apabila langgengnya kepemimpinan Soeharto tersebut salah satunya merupakan buah dari upaya pembaharuan politik yang diciptakan oleh Ali Moertopo di awal kepemimpinan Soeharto.

Penulis perlu menekankan satu hal dalam penelitian ini, yakni posisi dari Ali Moertopo. Ia memang bukan aktor tunggal di balik keberhasilan pemerintahan Soeharto dalam mewujudkan kehidupan politik yang stabil. Ada beberapa tokoh lain yang juga ikut serta dalam upaya tersebut. Kendati demikian, setidaknya kita bisa menyimpulkan bahwa stabilitas politik yang berhasil dicapai pemerintah Orde Baru tidak dapat dilepaskan dari peranan Ali Moertopo. Perannya dalam kehidupan politik Indonesia pada periode 1966-1984 tentu memiliki pengaruh yang signifikan bagi perkembangan politik kala itu.

Dwi Setiyono, 2014

Peranan Ali Moertopo dalam mewujudkan stabilitas politik pada masa pemerintahan Soeharto ( 1966 1984 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5.2. Saran

Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi positif terhadap pembelajaran sejarah di sekolah, terutama pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Hasil penelitian ini direkomendasikan karena sesuai dengan Kompetensi Inti (KI) pada kurikulum SMA, yakni “Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah”, khususnya pada materi tentang perkembangan bangsa Indonesia pada masa pemerintahan Orde Baru. Pembahasan dalam penelitian ini tentu sangat berkaitan dengan perkembangan Indonesia pada periode pemerintahan Soeharto atau yang lebih dikenal dengan sebutan Orde Baru. Dengan demikian, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber rujukan bagi guru sejarah untuk mengembangkan pembelajaran di sekolah sesuai dengan Kompetensi Inti tersebut.

Selain itu, penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya melalui kerangka berpikir penulis mengenai pembahasan yang belum terungkap secara jelas dalam skripsi ini. Misalnya, pembahasan tentang Ali Moertopo yang ditinjau dari segi sosial-budaya untuk memperoleh kajian yang lebih mendalam mengenai individu Ali Moertopo, sehingga dapat melengkapi pembahasan dalam skripsi ini. Pembahasan lainnya yang dapat dilakukan adalah studi komparatif terhadap tokoh yang memiliki tugas serupa dengan Ali Moertopo, yakni tugas untuk menjamin jalannya pemerintahan yang stabil, dengan demikian perannya dapat dibandingkan dengan peran Ali Moertopo.

Dwi Setiyono, 2014

Peranan Ali Moertopo dalam mewujudkan stabilitas politik pada masa pemerintahan Soeharto ( 1966 1984 )

Dwi Setiyono, 2014

Peranan Ali Moertopo dalam mewujudkan stabilitas politik pada masa pemerintahan Soeharto ( 1966 1984 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

A. Jurnal

Abdullah, A. (2009). “Upeti: Cikal Bakal Lahirnya Budaya Korupsi (Sebuah Perspektif Historis)”. Jurnal Historia. 10, (1), 1-18.

Hermawan, W. (2009). “Pengaruh Konfigurasi Politik Terhadap Hukum

Perkawinan di Indonesia (Studi Pada Masa Orde Baru)”. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial (JPIS). 17, (32), 41-52.

Layn, S.B. (2008). “Dinamika Ikatan Patron Klien: Suatu Tinjauan Sosiologis”. Jurnal Populis. 3, (1), 43-49.

B. Buku

Abdurahman, D. (2007). Metodologi Penelitian Sejarah. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Ahmadi, A. (1982). Psikologi Sosial. Surabaya: Bina Ilmu.

Aritonang, J.S. (2005). Sejarah Perjumpaan Kristen dan Islam di Indonesia. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Bhakti, I.N. dkk. (1999). Tentara Mendamba Mitra. Bandung: Mizan.

Budiardjo, M. (2004). Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Cahyono, H. (1992). Peranan Ulama dalam Golkar 1971-1980: dari Pemilu

sampai Malari. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Cahyono, H. (1998). Pangkopkamtib Jenderal Soemitro dan Peristiwa 15 Januari

’74. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Crouch, H. (1986). Militer dan Politik di Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Dwi Setiyono, 2014

Peranan Ali Moertopo dalam mewujudkan stabilitas politik pada masa pemerintahan Soeharto ( 1966 1984 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dhakidae, D. (2003). Cendekiawan dan Kekuasaan dalam Negara Orde Baru. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Dwipayana, G dan Ramadhan K.H. (1989). Soeharto: Pikiran, Ucapan, dan

Tindakan Saya. Jakarta: PT. Citra Lamtoro Gung Persada.

Effendy, B. (2011). Islam dan Negara: Transformasi Gagasan dan Praktik Politik

Islam di Indonesia. Jakarta: Democracy Project.

Elson, R.E. (2005). Suharto, Sebuah Biografi Politik. Jakarta: Minda. Gottschalk, L. (1986). Mengerti Sejarah. Jakarta: UI Press.

Hendropuspito, D. (1989). Sosiologi Sistematik. Yogyakarta: Kanisius.

International Crisis Group. (2005). Daur Ulang Militan di Indonesia: Darul Islam

dan Bom Kedutaan Australia. Singapura: International Crisis Group.

Ismaun. (2005). Pengantar Belajar Sejarah Sebagai Ilmu dan Wahana

Pendidikan. Bandung: Historia Utama Press.

Jenkins, D. (2010). Soeharto dan Barisan Jenderal Orba. Jakarta: Komunitas Bambu.

Johnson, D.P. (1988). Teori Sosiologi Klasik dan Modern (Jilid II). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Lapian, A.B dan Chaniago, J.R. (1988). Timor Timur Dalam Gerak

Pembangunan. Jakarta: Depdikbud.

Maeswara, G. (2010). Cikeas Menjawab. Yogyakarta: Narasi.

Moertopo, A. (1981). Strategi Pembangunan Nasional. Jakarta: CSIS.

Mukmin, H. (1991). TNI dalam Politik Luar Negeri: Studi Kasus Penyelesaian

Konfrontasi Indonesia-Malaysia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Omar, S.O.S. (1999). Tentera Malaysia dalam Era Konfrontasi. Selangor: Universiti Kebangsaan Malaysia.

Dwi Setiyono, 2014

Peranan Ali Moertopo dalam mewujudkan stabilitas politik pada masa pemerintahan Soeharto ( 1966 1984 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pababbari, M. (2010). “Patronase Agama Dalam Kehidupan Politik Lokal (Melemahnya Nilai-Nilai Tradisional Agama Masyarakat)”. Makalah pada

Annual Conference on Islamic Studies (ACIS) Ke-10, Banjarmasin.

Pambudi, A. (2009). Supersemar Palsu: Kesaksian Tiga Jenderal. Yogyakarta: Media Pressindo.

Piliang, I.J. (2004). “Menemukan Otentisitas: Catatan Pemikiran Ali Moertopo”,

dalam Mengenang Ali Moertopo dalam Bakti dan Karyanya. Jakarta: CSIS. Poesponegoro, M.D dan Notosusanto, N. (1993). Sejarah Nasional Indonesia VI.

Jakarta: Balai Pustaka.

Pontoh, C.H. (2008). “Konflik Nan Tak Kunjung Padam”, dalam Jurnalisme Sastrawi: Antologi Liputan Mendalam dan Memikat. Jakarta: Kepustakaan

Populer Gramedia.

Rahmat, M.A. (2011). Ali Moertopo dan Dunia Intelijen Indonesia. Yogyakarta: Narasi.

Ricklefs, M.C. (2009). Sejarah Indonesia Modern (1200-2008). Jakarta: Serambi. Ritzer, G dan Goodman, D.J. (2010). Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Kencana. Roeder, O.G. (1976). Anak Desa: Biografi Presiden Soeharto. Jakarta: PT

Gunung Agung.

Roosa, J. (2008). Dalih Pembunuhan Massal: Gerakan 30 September dan Kudeta

Suharto. Jakarta: Institut Sejarah Sosial Indonesia dan Hasta Mitra.

Sanit, A. (2010). Sistem Politik Indonesia: Kestabilan, Peta Kekuatan Politik dan

Pembangunan. Jakarta: Rajawali Pers.

Sekretariat Negara. (1981a). 30 Tahun Indonesia Merdeka (Jilid 2). Jakarta: Sekretariat Negara Republik Indonesia.

Sekretariat Negara. (1981b). 30 Tahun Indonesia Merdeka (Jilid 3). Jakarta: Sekretariat Negara Republik Indonesia.

Dwi Setiyono, 2014

Peranan Ali Moertopo dalam mewujudkan stabilitas politik pada masa pemerintahan Soeharto ( 1966 1984 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Soehoed, A.R. (1985). “Pak Ali yang Kami Kenal”, dalam Sekar Semerbak: Kenangan Untuk Ali Moertopo. Jakarta: CSIS.

Soekanto, S. (2005). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Soon, K.Y. (2007). Antara Tradisi dan Konflik: Kepolitikan Nahdlatul Ulama.

Jakarta: UI Press.

Subroto, H. (2005). Operasi Udara di Timor Timur. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Sulastomo. (2008). Hari-Hari yang Panjang, Transisi Orde Lama ke Orde Baru:

Sebuah Memoar. Jakarta: Kompas Media Nusantara.

Sundhaussen, U. (1988). Politik Militer Indonesia 1945-1967: Menuju Dwi

Fungsi ABRI. Jakarta: LP3ES.

Suryadinata, L. (1992). Golkar dan Militer: Studi Tentang Budaya Politik. Jakarta: LP3ES.

Tim CSIS. (2004). Ali Moertopo 1924-1984. Jakarta: CSIS.

Tim Narasi. (2009). 100 Tokoh yang Mengubah Indonesia: Biografi Singkat

Seratus Tokoh Paling Berpengaruh dalam Sejarah Indonesia di Abad 20. Yogyakarta: Narasi.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Usman, S. (2004). Sosiologi: Sejarah, Teori dan Metodologi. Yogyakarta: Center for Indonesian Research and Development.

Wardaya, B.T. dkk. (2008). Menguak Misteri Kekuasaan Soeharto. Yogyakarta: Galangpress.

Wiwoho, B dan Chaeruddin, B. (1991). Memori Jenderal Yoga. Jakarta: Bina Rena Pariwara.

Wiyono. dkk. (1991). Sejarah Revolusi Kemerdekaan, 1945-1949 Daerah Jawa

Dwi Setiyono, 2014

Peranan Ali Moertopo dalam mewujudkan stabilitas politik pada masa pemerintahan Soeharto ( 1966 1984 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Yogaswara, A. (2009). Dalang Peristiwa 15 Januari 1974 (Malari). Yogyakarta: Media Pressindo.

C. Internet

Afrisia, R.S. (2013). 7 Film Besar Haram Edar: Kontroversi Sejarah di Film

Indonesia. [Online]. Tersedia:

http://life.viva.co.id/news/read/446500-7-film-besar-haram-edar--kontroversi-sejarah-di-film-indonesia [18 Oktober 2013].

Indrarto, T. (2013). Ganasnya Sensor Politik Orde Baru. [Online]. Tersedia: http://beritagar.com/p/ganasnya-sensor-politik-orde-baru [18 Oktober 2013]. Santoso, A. (2008). Menciptakan Stabilitas Politik. [Online]. Tersedia:

http://www.pelita.or.id/baca.php?id=60557 [9 Juli 2013].

D. Majalah & Surat Kabar

Ishadi. (2012). “TVRI Mau keMana?”. Kompas (24 Agustus 2012).

Krissantono. (1991). “Ali Moertopo Di Atas Panggung Orde Baru”. Majalah Prisma (Edisi Khusus 20 Tahun Prisma 1971-1991).

Setiadi, P. dkk. (2013a). “Juru Terang, Teror, Lalu Terbuang”. Majalah Tempo

(14 Oktober 2013).

Setiadi, P. dkk. (2013b). “Obsesi Gagal di Timor Timur”. Majalah Tempo (14

Oktober 2013).

Tn. (1977). “PPP: Agar Komando Jihad Dibongkar Ke Akar2nya”. Pikiran Rakyat. (14 Februari 1977).

Tn. (1982a). “Menpen Ajak Film Indonesia Agar Bangun Dari Mimpi”. Pikiran Rakyat (14 Agustus 1982).

Tn. (1982b). “Menpen Ali Murtopo Mengenai Kebebasan Pers dan Kesejahteraan”. Pikiran Rakyat (6 Agustus 1982).

Triyana, B. dkk. (2013a). “Cara Makar Menangkan Golkar”. Majalah Historia

Dwi Setiyono, 2014

Peranan Ali Moertopo dalam mewujudkan stabilitas politik pada masa pemerintahan Soeharto ( 1966 1984 )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Triyana, B. dkk. (2013b). “Desas Desus Operasi Khusus”. Majalah Historia

(Januari 2013).

Triyana, B. dkk. (2013c). “Jalan Mangkyo Dekat Soeharto”. Majalah Historia

(Januari 2013).

Widiyanto, P. (1991). “Osa Maliki dan Tragedi PNI”. Majalah Prisma (Edisi

Khusus 20 Tahun Prisma 1971-1991).

E. Skripsi

Astutik, I.F. (2006). Rivalitas Soemitro dengan Ali Moertopo dalam Kancah

Perpolitikan di Indonesia 1971-1974. Skripsi pada FIS UM Malang: tidak

diterbitkan.

Winarno, H.H. (2009). Peranan A.H. Nasution Dalam Peralihan Kekuasaan Dari

Pemerintahan Soekarno ke Soeharto (1965-1968). Skripsi pada FPIPS UPI

Dokumen terkait