• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam bab ini penulis mencoba mengambil kesimpulan dan memberikan saran-saran yang bertitik tolak dari pengumpulan data dan pembahasan yang dilakukan dimana diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi PT.PLN (Persero) Medan untuk masa yang akan datang.

BAB II

PT.PLN (PERSERO) MEDAN

A. Sejarah Ringkas

PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Direktur Utama PT PLN (Persero) Nomor 193.K/010/DIR/2003. Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Utama PT PLN (Persero) Nomor 178.K/010/DIR/2004, tertanggal 24 Agustus 2004, dibentuklah unit PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara yang khusus bertugas mengelola bidang pembangkitan di wilayah Sumut, Riau, dan NAD. Tujuannya agar pengelolaan bisnis pembangkitan lebih fokus dan efisien guna meningkatkan keandalan dan keamanan pasokan listrik bagi masyarakat di wilayah Sumbagut.

Keberadaan PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara sebenarnya berawal dari pelaksanaan reorganisasi di tubuh PLN Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera bagian Utara yaitu dengan adanya pemisahan fungsi pembangkitan dan penyaluran di Sumatera sejalan dengan Surat Keputusan Direksi No. 177.K/010/DIR/2004 tanggal 24 Agustus tentang Organisasi Pembangkitan Sumatera bagian Selatan (Sumbagsel) dan Surat Keputusan Direksi PLN No. 179.K/010/DIR/2004, tanggal 24 Agustus 2004 tentang organisasi PT PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengaturan Beban (P3B) Sumatera. Artinya melalui keputusan tersebut, organisasi PLN yang bergerak dalam bidang pembangkitan di Sumatera dibuat menjadi dua bagian, yaitu pembangkitan

Sumatera bagian Utara dan pembangkitan Sumatera bagian Selatan, di bidang penyaluran tergabung dalam satu unit yaitu P3B Sumatera.

PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara memiliki bisnis utama sebagai pengelola di bidang pembangkitan sistem kelistrikan Sumatera Utara, NAD dan Riau. Untuk pembangkit yang bertenaga thermal, PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara memiliki aset mesin pembangkit sebanyak 59 unit, dengan rincian PLTG/U Belawan 10 Unit, PLTG Paya Pasir 5 Unit, PLTG Glugur 2 unit, PLTD Titi Kuning 6 Unit, PLTD Lueng Bata 14 Unit, PLTG Teluk Lembu 1 unit dan PLTD Teluk Dalam 6 unit serta PLTD Gunung Sitoli 13 unit. Pembangkit yang bertenaga hidro (air) terdiri dari 13 PLMTH dan 3 PLTA. Mikro hidro memiliki kapasitas terpasang total sebesar 7,5 MW dengan daya mampu 6 MW dan untuk tenaga air adalah PLTA Sipansipahoras, Tapanuli Tengah, yang beroperasi akhir tahun 2004 dengan jumlah pasokan sebesar 50 MW, PLTA Lau Renun Dairi berkapasitas 82 MW yang beroperasi sejak akhir 2005 lalu, dan PLTA Koto Panjang Pekanbaru Riau berkapasitas 114 MW.

B. Struktur Organisasi & Personalia

Setiap Perusahaan pasti memiliki struktur organisasi, struktur organisasi sangat penting didalam perusahaan karena berfungsi sebagai landasan bagi seluruh fungsi yang ada dalam organisasi untuk melaksanakan tugas,wewenang dan tanggung jawab dari setiap fungsi. PT PLN (Persero) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN menganut struktur organisasi garis lurus staf (line staff organization) yang sesuai dengan kondisi perusahaan tersebut karena :

a) Pembagian tugas secara jelas dapat dibedakan

b) General manajer langsung memerintah dan memberikan petunjuk-petunjuk

kepada kepala bagian untuk diteruskan kepada bawahannya yang sudah ditentukan berdasarkan spesialisasi tugas.

Wewenang dari puncak pimpinan dilimpahkan sepenuhnya kepada bawahannya dalam bidang pekerjaan sepanjang yang menyangkut bidang kerjanya.

PT PLN (Persero) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN dipimpin oleh seorang Manajer Area yang membawahi beberapa Asisten Manajer bagian yang terdiri dari :

1. Asisten Manajer Pelayanan dan Administrasi

2. Asisten Manajer Jaringan

3. Asisten Manajer Teransaksi dan Energi Listrik

Struktur organisasi PT PLN (Persero) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN dapat dilihat pada gambar II.1 berikut ini :

Gambar II.1

Struktur Organisasi PT PLN (Persero) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN

Sumber : PT. PLN (PERSERO) MEDAN

C. Job Description

Adapun uraian tugas dari PT PLN ( Persero ) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN adalah:

1. Manajer Area

Rincian tugas pokokManajer Area PT PLN ( Persero ) Wilayah Sumatera Utara Area Medan adalah :

a. Melakukan kegiatan pengusahaan pembangkit (skala kecil) secara

b. Mengusulkan Rencana Kerja dan Anggara Perusahaan (RKAP) Area Medan.

c. Memastikan program Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan

(RKAP) Area Medan, dilaksanakan sesuai penetapan direksi.

d. Menetapkan kebijakan strategis terkait pengelolaan pengusahaan

pembangkit, pendistribusian, dan penjualan tenaga listrik Area Medan.

e. Menjamin pengelolaan kegiatan pengusahaan pembangkit,

pendistribusian, dan penjualan tenaga listrik dalam jumlah dan mutu yang yang baik dalam upaya peningkatan pelayanan pelanggan.

f. Mengelola sistem manajemen kinerja unit dan manajemen mutu

termasuk menetapkan target kinerja unit-unit dibawah koordinasi, memonitoring dan mengendalikan pelaksanaannya.

g. Memastikan pelaksanaan kebijakan pokok pengembangan mekanisme

niaga dan operasi yang telah di tetapkan direksi.

h. Menetapkan kebijakan strategis penyusunan dan pemantauan

manajemen resiko Area Medan

i. Mengembangkan dan memelihara kompetensi anggota organisasi

j. Menetapkan laporan Manajemen Area Medan

2. Asisten Manajer (Asman) Jaringan

Rincian tugas Asisten Manajer (Asmen) JaringanPT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medanadalah :

a. Menyusun Program Rencana Kerja (PRK) untuk kegiatan Operasi dan

b. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Distribusi, PDKB, serta PLTMH.

c. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan anggaran Operasi dan

Pemeliharaan Jaringan Distribusi sesuai SOP.

d. Melakukan analisis dan evaluasi kinerja Operasi dan Pemeliharaan

Jaringan Distribusi termasuk PDKB.

e. Melakukan monitoring dan evaluasi jinerja produksi distribusi dan

pelayanan teknik.

f. Mengkoordinasikan penyusunan dan pengendalian pelaksanaan SOP

untuk setiap jenis pekerjaan distribusi guna tercapainya zero accident.

3. Sub. Bagian Supervisor Operasi Distribusi

Rincian tugas pokok Sub. Bagian Supervisor Operasi DistribusiPT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan adalah:

a. Menyusun Program Rencana Kerja (PRK) Operasi.

b. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan Operasi Jaringan Distribusi

sesuai SOP.

c. Melaksanakan pemuktahiran data asset distribusi secara berkala. d. Melakukan pengendalian pengoprasian jaringan distribusi.

e. Mengendalikan dan memonitoring pelaksanaan operasional pelayanan

teknik.

f. Mengkoordinasikan dengan Area, Rayon dan Instasi terkait dalam

rangka operasi jaringan distribusi. g. Mengevaluasi kinerja operasi.

4. Sub. Bagian Supervisor Pemeliharaan Distribusi

Rincian tugas Sub. Bagian Supervisor Pemeliharaan Distribusi PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan adalah:

a. Merencanakan penyusunan Program Rencana Kerja (PRK).

b. Merencanakan dan mengevaluasi kegiatan pemeliharaan jaringan

distribusi sesuai SOP dan anggaran yang ditetapkan.

c. Merencanakan kebutuhan material operasi dan pemeliharaan untuk

meningkatkan keandalan dan keamanan jaringan distribusi termasuk PRK.

d. Melaksanakan koordinasi dengan Rayon dan bagian terkait dalam

pelaksanaan pemeliharaan jaringan distribusi.

e. Menyiapkan peralatan kerja untuk operasi dan pemeliharaan jaringan

distribusi.

5. Sub Bagian Supervisor PDKB

Rincian tugas pokok Sub Bagian Supervisor PDKBPT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan adalah:

a. Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pekerjaan PDKB.

b. Mengendalikan peleksanaan pekerjaan PDKB sesuai dengan SOP.

c. Mengusulkan Surat Perintah Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan

(SP2B) dan Surat Penunjukan Pengawas Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (SP3B) kepada Kepala Operasi.

d. Melaksanakan inventarisasi dan mengusulkan peremajaan peralatan

e. Memonitor masa berlaku dan mengusulkan sertifikat/ brevet personil PDKB.

f. Mengusulkan revisi SOP untuk mengajukan SOP baru ke komisi

PDKB.

g. Melaporkan penyelesain pekerjaan kepada Kepala Operasi.

6. Asisten Manajer (Asman) Transaksi dan Energi Listrik

Rincian tugas pokok Asisten Manajer (Asmen) Transaksi dan Energi Listrik PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan adalah:

a. Mengkoordinasikan dan mengevaluasi Pelaksanaan manajeman

billing.

b. Mengkoordinasikan dengan AP2T (Aplikasi Pelayanan Pelanggan

Terpusat) terkait dengan proses billing.

c. Menyusun biaya operasi dan investasi serta data pendukung RKAP.

d. Memonitoring dan mengendalikan realisasi pengumuman anggaran

SKKI/SKKO.

e. Mengkoordinasikan kegiatan operasional dibagian transaksi energi.

f. Mengevaluasi dan mngendalikan susut, PJU, P2TL, AMR,

pemeliharaan APP, pemeliharaan meter transaksi dan hasil ukur transaksi.

g. Menyusun rencana program pemeliharaan meter transaksi.

h. Melaksanakan sttlemen antar unit pelaksana dan P3B dalam

pengelolaan transfer price energi.

j. Merencanakan dan mengevaluasi pekerjaan pemeliharaan APP dan hasil penerapan metrologi secara berkala.

k. Memonitoring dan mengevaluasi manajemen APP.

l. Mengkoordinasi kegiatan Wiring dan Setting APP.

7. Sub Bagian Supervisor Pemeliharaan Meter ( Har Meter )

Bertanggung jawab atas kegiatan pemeliharaan meter transaksi untuk akurasi pengukuran pemakaian energi listrik.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Memonitor Program Pemeliharaan Meter Transaksi yang disebabkan

oleh meter rusak, buram, macet, dan tua.

b. Memonitor pelaksanaan dan pemeliharaan AMR.

c. Merencanakan kebutuhan Kwh meter untuk pemeliharaan.

d. Memonitor pelaksanaan hasil peneraan metrologi secara berkala.

e. Menyiapkan data pendukung RKAP untuk kebutuhan pemeliharaan

meter transaksi.

f. Memonitor pekerjaan pemeliharaan dan tera ulang APP serta meter

elektronik (ME) dan sistem AMR yang dkerjakan pihak ketiga.

g. Melaksanakan pengujian alat ukur, pembatas, dan kelengkapannya

untuk material baru atau bekas andal.

h. Memastikan hal samplng peneraan APP baru hasil metrologi dan

rekondisi pihak ketiga.

8. Sub Bagian Supervisor Pengendalian Susut ( Dalsut )

Bertanggung jawab atas kegiatan pengendalian susut jaringan, menertibkan PJU/ reklame liar dan pelaksanaan P2TL.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Memonitor pelaksanaan penekanan susut dan berkoordinasi dengan

bagian atau rayon terkait.

b. Memetakan dan melaporkan perkembangan susut Area dan Rayon

secara berkala.

c. Melakukan updating data PJU secara berkala.

d. Melakukan koordinasi dan pengawasan hasil P2TL yang telah

dilakukan dengan bagian dan Rayon terkait.

e. Melakukan evaluasi kinerja pihak ketiga berdasarkan SLA.

f. Membuat target operasi serta memonitor pelaksanaan P2TL secara

rutin.

g. Memastikan kelengkapan P2TL sesuai aturan.

h. Melaksanakan komunikasi dengan bagian terkait dan Instansi

berwenang untuk pelaksanaan P2TL.

i. Melakukan analisa dan evaluasi (ANEV ) atas hasil pelaksanaan P2TL.

9. Bagian Supervisor Transaksi dan Energi

Bertanggung jawab atas kegiatan pengendalian dan keakuratan APP. Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Memastikan antara data pelanggan dan APP terpasang. b. Membuat laporan hasil berita acara pemeriksaan.

c. Berkoordinasi dengan bagian terkait tentang kelainan APP. d. Memvalidasi data kelainan APP.

e. Memeriksa pemakaian energi listrik pelanggan prabayar secara berkala.

f. Memeriksa dan mengecek pemakaian energi listrik pelanggan prabayar

secara berkala.

10. Asman Pelayanan dan Administrasi

Bertanggungjawab atas kelancaran pengelolaan dan pengendalian

kegiatan bidang administrasi dan keuangan yang meliputi sumber manusia, kesektariatan, anggaran, keuangan dan akuntansi untuk mendukung laporan keuangan yang akurat dan tepat waktu serta mencapai target kinerja sesuai tujuan perusahaan.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Mengelola peningkatan Integritas Layanan Publik (ILP)

b. Mengkoordinasikan dan mengevaluasi pengelolaan tenaga kerja.

c. Mengkoordinasikan pengelolaan kegiatan administrasi umum, SDM,

dan pelanggan.

d. Memonitor data pelanggan.

e. Memverifikasi dan validasi terhadap kelengkapan transaksi

pembayaran.

f. Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan pencatatan transaksi keuangan.

g. Mengkoordinir dan mengelola Anggaran Investasi, Anggaran Operasi,

dan Cash Budget.

i. Menyusun kebutuhan rencana diklat dan evaluasi hasil diklat.

j. Melakukan monitoring operasional kendaraan dinas, fasilitas kantor dan pemeliharaan gedung.

k. Mengkoordinasikan proses pelanggaran disiplin karyawan.

l. Mengevaluasi fasilitas/ sarana kerja, permintaan perlengkapan K3/APK, tunjangan kecelakaan kerja dan permohonan SPPD.

m.Memonitor realisasi anggaran.

11. Sub Bagian Supervisor Administrasi Umum

Bertanggung jawab atas proses administrasi SDM, kegiatan kesektariatan, proses akuntansi dan keuangan untuk menjamin terpenuhinya tertib administrasi yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Rincian tugas pokok sebagai berikut : a. Melaksanakan pengelolaan tenaga kerja.

b. Melaksanakan pengelolaan K3

c. Melaksanakan investigasi kejadian kecelakaan kerja.

d. Melaksanakan pengelolaan sarana kerja dan administrasi perkantoran. e. Melaksanakan pengelolaan fungsi akuntansi dan keuangan.

f. Melaksanakan fungsi kehumasan.

g. Melaksanakan rekonsiliasi data dengan fungsi terkait atas pendapatan, bank, hutang-piutang, persekot dinas dan PUMP-KPR/BPRP

h. Menyiapkan data pendukung untuk bagian pelayanan dan administrasi

i. Menyiapkan rincian biaya di rayon untuk rencana alokasi dan dana

12. Sub Bagian Supervisor Pelayanan Pelanggan

Bertanggungjawab atas terlaksananya kegiatan fungsipelayanan pelanggan, administrasi pelanggan, dan pengelolaan pelanggan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dan pengamanan pendapatan.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Melaksanakan dan mensupervisi fungsi pelayanan pelanggan sesuai

proses bisnis.

b. Melaksanakan kunjungan pelanggan potensial ( TM/TT).

c. Menyiapkan rencana Tingkat Mutu Pelayanan secara periodik dan

menindaklanjuti pencapaian TMP.

d. Melaksanakan kegiatan Riset Pasar dan Menyusun Data Potensi Pasar

( Captive Power ).

e. Mengolah peta segmentasi pelanggan.

f. Melaksanakan supervisi untuk penyempurnaan layanan PB/ PD di

rayon.

g. Memastikan proses PB/PD dan SPJBTL Potensial sesuai

kewenangannya.

h. Memonitor penertiban SIP/SPJBTL.

i. Memonitor Mutasi Data Induk Langganan dan Arsip Induk Langganan.

j. Memonitor laporan penagihan lain – lain ( multi guna, P2TL, BP ).

k. Memonitor dan mensupervisi pengendalian piutang pelanggan.

l. Memonitor proses pemutusan sementara, bongkar rampung, piutang

D. Jaringan Usaha

PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara adalah unit usaha PLN yang bergerak dalam kegiatan pembangkitan tenaga listrik dengan menggunakan pembangkit jenis PLTA, PLTU, PLTD, PLTG, dan PLTGU yang tersebar di tiga propinsi yaitu Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, dan Riau. Keberadaan mesin pembangkit listrik merupakan tulang punggung sektor ketenagalistrikan yang merupakan tugas PLN Pembangkitan Sumbagut, sebab dari sinilah semua rangkaian tugas penyediaan tenaga listrik diawali. Sumber energi listrik diproduksi dengan memanfaatkan berbagai energi primer seperti: minyak, gas alam, air (atau kombinasi diantara berbagai energi primer tersebut) ditransformasi menjadi energi mekanis yang selanjutnya menggerakkan generator pembangkit listrik. Energi primer: gas alam, HSD/MFO dan air ditransformasikan menjadi energi mekanis untuk memutar turbin generator. Dengan demikian produktifitas pembangkit listrik di Sumatera Utara sangat tergantung dengan ketersediaan pasokan energi primer tersebut.

E. Kinerja Usaha Terkini

Pada tahun 2015 ini PT. PLN (Persero) UPT MEDAN memiliki beberapa buah proyek yang harus dikerjakan baik proyek yang telah berjalan ataupun proyek yang baru berjalan.

Adapun proyek-proyek tersebut antara lain:

a. Pembangunan Infrastruktur

b. Pembangunan Transmisi Induk

d. Proyek Listrik 3.5000 MW

F. Rencana Usaha

Rencana usaha PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan pada tahun 2015 adalah meningkatkan jumlah pasokan listrik, menjalin kerja sama dengan instansi-instansi dan memberikan pelayanan yang lebih baik lagi kepada konsumen dan menyelesaikan semua proyek yang sedang berjalan.

BAB III

PERANAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ATAS AKTIVA TETAP PADA PT.PLN (PERSERO) MEDAN

A. Deskripsi Sistem Akuntansi Aktiva Tetap

Sistem adalah suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan yang disusun sesuai dengan suatu skema yang menyeluruh untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan. Menurut Mulyadi (2001) sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan. Sistem akuntansi aktiva tetap dirancang untuk menangani transaksi yang bersangkutan dengan aktiva tetap perusahaan.

Aktiva tetap pada PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara terdiri dari alat pembangkit, tanah, bangunan, mesin-mesin, kendaraan, dan peralatan/inventaris yang digunakan dalam proses operasi perusahaan yang tidak bertujuan untuk dijual dan mempunyai masa manfaat (umur ekonomis) lebih dari

satu tahun. Menurut Donald E. Kieso (2002) aktiva tetap adalah kekayaan

perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan operasional perusahaan, dan bukan bertujuan untuk dijual kembali, bersifat jangka panjang dan merupakan subjek penyusutan. Karena kekayaan ini mempunyai wujud, seringkali aktiva tetap disebut dengan aktiva tetap berwujud (tangible fixed

assets). Aktiva tetap meliputi aktiva yang tidak dapat disusutkan (non depreciable) dan aktiva yang dapat disusutkan (depreciable), mencakup tanah/hak atas tanah, bangunan, mesin serta peralatan lainnya ataupun sumber-sumber alam. Menurut Sofyan Syafri (1999) aktiva tetap lazimnya dicatat sejumlah harga perolehannya. Aktiva tetap dicantumkan di neraca dalam lajur assets (aktiva) dengan judul land, building & equipment atau plant & equipment, fixed assets, property and equipment atau aktiva lain-lain.

B. Faktor-Faktor Penyusun Sistem Akuntansi Aktiva Tetap

Sistem akuntansi aktiva tetap yang disusun oleh PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara diproses dengan menggunakan mesin-mesin mulai dari mesin pembukuan yang sederhana sampai dengan komputer. Menurut Zaki Baridwan (1994) penyusunan sistem akuntansi aktiva tetap untuk suatu perusahaan perlu mempertimbangkan beberapa faktor yang penting sebagai berikut:

1. Sistem akuntansi aktiva tetap yang disusun harus memenuhi prinsip cepat

yaitu bahwa sistem akuntansi harus mampu menyediakan informasi yang diperlukan tepat pada waktunya, dapat memenuhi kebutuhan, dan dengan kualitas yang sesuai.

2. Sistem akuntansi aktiva tetap yang disusun harus memenuhi prinsip aman

yang berarti bahwa sistem akuntansi harus dapat membantu menjaga keamanan harta milik perusahaan. Untuk dapat menjaga keamanan harta milik perusahaan maka sistem akuntansi harus disusun dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip pengawasan intern.

3. Sistem akuntansi yang disusun harus memenuhi prinsip murah yang berarti bahwa biaya untuk menyelenggarakan sistem akuntansi harus dapat ditekan sehingga relatif tidak mahal, dengan kata lain dipertimbangkan cost dan benefit dalam menghasilkan suatu informasi.

C. Jenis-Jenis Aktiva Tetap

Berdasarkan hasil riset (survey) yang telah dilakukan peneliti, PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara memiliki rincian aktiva tetap yang digolongkan berdasarkan fungsi dan jenis seperti disebutkan di bawah ini.

1. Rincian aktiva tetap per fungsi meliputi fungsi pembangkitan, transmisi, dan lainnya.

a. Pembangkitan:

1) PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)

2) PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap)

3) PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel)

4) PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Gas)

5) PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas)

6) PLTGU (Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap)

b. Transmisi:

1) Transmisi

2) Tele informasi data c. Lainnya:

1) Tata usaha

3) Bengkel

4) Laboratorium

5) Jasa-jasa teknik

6) Wisma dan rumah dinas

7) Rupa-rupa jasa umum

8) Pendidikan & latihan

2. Rincian aktiva tetap per jenis meliputi bangunan, perlengkapan, saluran, dan lainnya.

a. Bangunan:

1) Bangunan dan kelengkapan halaman

2) Bangunan saluran air & perlengkapannya 3) Jalan sepur samping

4) Instalasi dan mesin 5) Beaktor nuklir b. Perlengkapan:

1) Perlengkapan penyaluran tenaga listrik 2) Perlengkapan lain-lain distribusi

3) Perlengkapan pengolahan data

4) Perlengkapan transmisi data

5) Perlengkapan telekomunikasi

6) Perlengkapan umum

c. Saluran:

2) Kabel dibawah tanah 3) Jaringan distribusi 4) Gardu distribusi d. Lainnya:

1) Kendaraan bermotor dan mobil

2) Material cadang

3) Tanah & hak atas tanah

D. Dokumen dalam Sistem Akuntansi Aktiva Tetap

Dokumen yang digunakan untuk merekam data transaksi yang mengubah harga pokok aktiva tetap dan akumulasi penyusutan aktiva tetap pada PT PLN (Persero) Pemabangkitan Sumatera bagian Utara yaitu surat permintaan otorisasi investasi, bukti kas keluar, daftar akumulasi penyusutan aktiva tetap dan bukti memorial. Menurut Mulyadi (2001) dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi aktiva tetap seperti disebutkan di bawah ini.

1. Surat permintaan otorisasi investasi (expenditure authorization request atau authorization for expenditure). Karena investasi aktiva tetap biasanya meliputi jumlah rupiah yang relatif besar dan mencakup keterikatan dana dalam jangka waktu yang relatif panjang, maka pengendalian aktiva tetap dilakukan melalui perencanaan yang matang. Perencanaan pengeluaran investasi dalam aktiva tetap dimulai dengan diajukannya usulan investasi kepada manajemen puncak.

2. Surat permintaan reparasi (authorization for repair). Dokumen ini berfungsi sebagai perintah dilakukannya reparasi yang merupakan pengeluaran modal.

3. Surat permintaan transfer aktiva tetap. Dokumen ini berfungsi sebagai permintaan dan pemberian otorisasi transfer aktiva tetap.

4. Surat permintaan penghentian pemakaian aktiva tetap. Dokumen ini berfungsi sebagai permintaan dan pemberian penghentian pemakaian aktiva tetap.

5. Surat perintah kerja (work order). Dokumen ini memiliki 2 fungsi: sebagai

perintah dilaksanakannya pekerjaan tertentu mengenai aktiva tetap dan sebagai catatan untuk mengumpulkan biaya pembuatan aktiva tetap.

6. Surat order pembelian. Dokumen ini diterbitkan oleh fungsi pembelian yang

merupakan surat untuk memesan aktiva tetap kepada pemasok. Untuk pembelian aktiva tetap yang melibatkan jumlah investasi yang besar.

7. Laporan penerimaan barang. Dokumen ini diterbitkan oleh fungsi penerimaan

setelah fungsi ini melakukan pemeriksaan kuantitas, mutu, dan spesifikasi aktiva tetap yang diterima dari pemasok.

8. Faktur dari pemasok. Dokumen ini merupakan tagihan dari pemasok untuk

aktiva tetap yang dibeli.

9. Bukti kas keluar. Dokumen ini merupakan perintah pengeluaran kas yang

dibuat oleh fungsi akuntansi setelah dokumen surat permintaaan otorisasi investasi, surat order pembelian, laporan penerimaan barang, dan faktur. 10. Daftar akumulasi penyusutan aktiva tetap. Daftar ini berisis jumlah biaya

penyusutan aktiva tetap yang dibebankan dalam periode akuntansi tertentu. Dokumen ini merupakan dasar untuk pembuatan bukti memorial untuk pencatatan biaya penyusutan yang dibebankan dalam periode akuntansi tertentu.

11. Bukti memorial. Dokumen ini digunakan sebagai dokumen sumber untuk pencatatan transaksi penyusutan aktiva tetap, harga pokok aktiva tetap yang telah selesai dibangun, pemberhentian pemakaian aktiva tetap, dan pengeluaran modal.

E. Fungsi yang Terkait dalam Sistem Akuntansi Aktiva Tetap

Fungsi yang terkait dalam transaksi yang mengubah harga pokok aktiva tetap dan akumulasi penyusutan aktiva tetap pada PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara seperti disebutkan di bawah ini.

1. Fungsi pemakai. Dalam sistem akuntansi aktiva tetap, fungsi pemakai

bertanggung jawab mengajukan usulan investasi aktiva tetap dan mengajukan surat permintaan otorisasi investasi untuk merealisasikan perolehan aktiva tetap seperti yang tercantum dalam anggaran investasi yang telah disetujui oleh rapat umum pemegang saham.

2. Fungsi riset dan pengembangan. Fungsi ini bertanggung jawab mengajukan

usulan investasi aktiva tetap yang dimanfaatkan bersama oleh lebih dari satu fungsi. Di samping itu, fungsi ini betanggung jawab melakukan studi kelayakan setiap usulan investasi dari berbagai fungsi lain dalam perusahaan.

3. Deputi Manajer yang bersangkutan. Pejabat ini berfungsi memberikan

persetujuan terhadap usulan investasi dan surat permintaan otorisasi reparasi yang diajukan oleh unit organisasi yang ada dibawah wewenangnya.

4. General Manajer. Pejabat ini yang memberikan otorisasi terhadap semua

mutasi aktiva tetap. Otorisasi ini dicantumkan dalam formulir surat permintaan otorisasi investasi dan surat permintaan otorisasi reparasi.

5. Fungsi pembelian. Fungsi ini bertanggung jawab memilih pemasok dan

Dokumen terkait