Bagian ini merupakan penutup yang meliputi tentang
kesimpulan dari pembahasan yang dilakukan dari laporan
proyek ini serta saran yang diberikan demi kesempurnaan
dan pengembangan proyek ini pada masa yang akan datang
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Mikrokontroler ATMega8535
Mikrokontroler, sesuai namanya adalah suatu alat atau komponen
pengontrol atau pengendali yang berukuran mikro atau kecil. Sebelum ada
mikrokontroler, telah ada terlebih dahulu muncul mikroprosesor. Bila
dibandingkan dengan mikroprosesor, mikrokontroler jauh lebih unggul karena
terdapat berbagai alasan, diantaranya :
1. Tersedianya I/O
I/O dalam mikrokontroler sudah tersedia sementara pada mikroprosesor dibutuhkan IC tambahan untuk menangani I/O tersebut. IC I/O
yang dimaksud adalah PPI 8255.
2. Memori Internal
Memori merupakan media untuk menyimpan program dan data sehingga
mutlak harus ada. Mikroprosesor belum memiliki memori internal sehingga
memerlukan IC memori eksternal. Dengan kelebihan-kelebihan di atas, ditambah
dengan harganya yang relatif murah sehingga banyak penggemar elektronika yang
kemudian beralih kemikrokontroler. Namun demikian, meski memiliki berbagai
mikrokontroler. Inti kerja dari keduanya adalah sama, yakni sebagai pengendali
suatu sistem.
Mikrokontroler merupakan komputer di dalam chip yang digunakan untuk
mengontrol peralatan elektronik, yang menekankan efisiensi dan efektifitas
biaya. Secara harfiahnya bisa disebut “pengendali kecil“ dimana sebuah sistem
elektronik yang sebelumnya banyak memerlukan komponen-komponen pendukung
seperti IC TTL dan CMOS dapat direduksi / diperkecil dan akhirnya terpusat serta
dikendalikan oleh mikrokontroler ini. Dengan menggunakan mikrokontroler ini
maka:
1. Sistem elektronik akan menjadi lebih ringkas.
2. Rancang bangun sistem elektronik akan lebih cepat karena sebagian besar
dari sistem adalah perangkat lu nak yang mudah dimodifikasi.
3. Pencarian gangguan lebih mudah ditelusuri karena sistemnya yang kompak.
Namun demikian tidak sepenuhnya mikrokontroler bisa mereduksi
komponen IC TTL dan CMOS yang seringkali masih diperlukan untuk
aplikasi kecepatan tinggi atau sekedar menambah jumlah saluran input dan
output (I/O). dengan kata lain, mikrokontroler adalah versi mini atau mikro
dari sebuah komputer karena mikrokontroler sudah mengandung beberapa
bagian yang langsung bisa dimanfaatkan, misalnya port paralel, port
serial, komparator, konversi digital ke analog (DAC), konversi analog ke digital (ADC), dan sebagainya hanya menggunakan Minimum System
Mikrokontroler adalah otak dari suatu sistem elektronika seperti halnya
mikroprosesor sebagai otak komputer. Namun mikrokontroler memiliki nilai
tambah karena didalamnya sudah terdapat memori dan sistem input/output dalam
suatu kemasan IC. Mikrokontroler AVR (Alf and Vegard’s RISC processor) standar
memiliki arsitektur 8-bit, dimana semua instruksi dikemas dalam kode 16- bit dan
sebagian besar instruksi dieksekusi dalam satu siklus clock. Berbeda dengan
instruksi MCS-51 yang membutuhkan 12 siklus clock karena memiliki arsitektur
CISC (seperti komputer).
Secara umum, AVR dapat dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu keluarga
ATTiny, keluarga AT90Sxx, keluarga ATMega dan AT89RFxx. Pada dasarnya yang membedakan masing-masing kelas adalah memori, peripheral, dan fungsinya.
Dari segi arsitektur dan instruksi yang digunakan, mereka bisa dikatakan hampir
sama. Oleh karena itu, dipergunakan salah satu AVR produk Atmel, yaitu ATMega
8535. Selain mudah didapatkan dan lebih murah ATMega 8535 juga memiliki
fasilitas yang lengkap. Untuk tipe AVR ada 3 jenis yaitu ATTiny, AVR klasik,
dan ATMega. Perbedaannya hanya pada fasilitas dan I/O yang tersedia serta
fasilitas lain seperti ADC, EEPROM, dan lain sebagainya. Salah satu contohnya
adalah ATMega 8535. Memiliki teknologi RISC dengan kecepatan maksimal 16
MHz membuat ATMega 8535 lebih cepat bila dibandingkan dengan varian MCS51.
Dengan fasilitas yang lengkap tersebut menjadikan ATMega 8535 sebagai
Gambar 2. 1 Blok Diagram ATMega8535
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa ATMega 8535 memiliki bagian sebagai
berikut :
1. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C, Port D.
2. ADC 10 bit sebanyak 8 saluran.
3. Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan pembandingan. 4. CPU yang terdiri atas 32 buah register.
5. Watchdog Timer dengan osilator internal.
6. SRAM sebesar 512 byte.
7. Memori Flash sebesar 8 kb dengan kemampuan Read While Write.
8. Unit interupsi internal dan eksternal.
9. Port antarmuka SPI.
11.Antarmuka komparator analog..
12.Port USART untuk komunikasi serial.
KapabilItas detail dari ATMega 8535 adalah sebagai berikut :
1. Sistem mikroprosesor 8 bit bebrbasis RISC dengan kecepatan maksimal 16
MHz.
2. Kapabiltas memori flash 8 Kb, SRAM sebesar 512 byte, dan EEPROM
(Electrically Erasable Programmab le Read Only Memory) sebesar
512 byte.
3. ADC internal dengan fidelitas 10 bit sebanyak 8 channel.
4. Portal komunikasi serial (USART) dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps.
5. Enam pilihan mode sleep menghemat penggunaan daya listrik.
2.1.1. Konfigurasi PIN ATMega8535
Mikrokontroler ATMega8535 mempunyai jumlah pin sebanyak 40 buah,
dimana 32 pin digunakan untuk keperluan port I/O yang dapat menjadi pin
input/output sesuai konfigurasi. Pada 32 pin tersebut terbagi atas 4 bagian (port), yang masing-masingnya terdiri atas 8 pin. Pin-pin lainnya digunakan untuk
keperluan rangkaian osilator, supply tegangan, reset, serta tegangan referensi untuk
ADC. Untuk lebih jelasnya, konfigurasi pin ATMega8535 dapat dilihat pada
Gambar 2.2 Konfigurasi Pin ATMega8535
Berikut ini adalah susunan pin-pin dari ATMega8535;
VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukkan catu daya GND merupakan pin ground
Port A (PA0..PA7) merupakan pin I/O dua arah dan pin masukan ADC Port B (PB0..PB7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu
Timer/Counter, Komparator Analog, dan SPI
Port C (PC0..PC7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu TWI, Komparator Analog, dan Timer Oscilator
Port D (PD0..PD7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu Komparator Analog, Interupsi Iksternal dan komunikasi serial USART Reset merupakan pin yang digunakan untuk mereset mikrokontroler
XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukkan clock eksternal (osilator menggunakan kristal, biasanya dengan frekuensi 11,0592 MHz).
Pada pengapliasiannya hanya port B dan port D. sedangkan port A hanya
digunakan 1 pin saja. Sedangkan port C hanya digunakan beberapa pin saja.
2.1.2. Peta Memori ATMega8535
ATMega8535 memiliki dua jenis memori yaitu Program Memory dan Data
Memory ditambah satu fitur tambahan yaitu EEPROM Memory untuk penyimpan
data.
2.1.3. Program Memory
ATMEGA 8535 memiliki On-Chip In-System Reprogrammable Flash
Memory untuk menyimpan program. Untuk alasan keamanan, program memory dibagi menjadi dua bagian, yaitu Boot Flash Section dan Application Flash Section.
Boot Flash Section digunakan untuk menyimpan program Boot Loader, yaitu
program yang harus dijalankan pada saat AVR reset atau pertama kali diaktifkan.
Application Flash Section digunakan untuk menyimpan program aplikasi yang dibuat user. AVR tidak dapat menjalakan program aplikasi ini sebelum
menjalankan program Boot Loader. Besarnya memori Boot Flash Section dapat
deprogram dari 128 word sampai 1024 word tergantung setting pada konfigurasi bit
di register BOOTSZ. Jika Boot Loader diproteksi, maka program pada Application
Gambar 2. 3 Peta Memori Program
2.1.4. Data Memory
Gambar berikut menunjukkan peta memori SRAM pada ATMEGA 8535. Terdapat 608 lokasi address data memori. 96 lokasi address digunakan untuk
Register File dan I/O Memory sementara 512 likasi address lainnya digunakan
untuk internal data SRAM. Register file terdiri dari 32 general purpose working
Gambar 2. 4 Peta Memori Data 2.1.5. EEPROM Data Memory
ATMEGA 8535 memiliki EEPROM 8 bit sebesar 512 byte untuk
menyimpan data. Loaksinya terpisah dengan system address register, data register
dan control register yang dibuat khusus untuk EEPROM. Alamat EEPROM dimulai
dari $000 sampai $1FF.
Gambar 2. 5 EEPROM Data Memory
2.1.6. Status Register (SREG)
Status register adalah register berisi status yang dihasilkan pada setiap
dari inti CPU mikrokontroler. Berikut ini bentuk dari status register dan
penjelasannya :
Gambar 2. 6 Status Register ATMega 8535
Bit 7 – I : Global Interrupt Enable
Jika bit Global Interrupt Enable diset, maka fasilitas interupsi dapat
dijalankan. Bit ini akan clear ketika ada interrupt yang dipicu dari hardware, setelah program interrupt dieksekusi, maka bit ini harus di set kembali
dengan instruksi SEI.
Bit 6 – T : Bit Copy Storage
Instruksi bit copy BLD dan BST menggunakan bit T sebagai sumber atau tujuan dalam operasi bit.
Bit 5 – H: Half Carry Flag
Bit 4 – S : Sign Bit
Bit S merupakan hasil exlusive or dari Negative Flag N dan Two’s
Complement Overflow Flag V.
Bit 3 – V : Two’s Complement Overflow Flag
Bit 2 – N : Negative Flag
Jika operasi aritmatika menghasilkan bilangan negatif, maka bit ini akan set.
Bit 1 – Z : Zero Flag
Jika operasi aritmatika menghaslkan bilangan nol, maka bit ini akan set.
Bit 0 – C : Carry Flag
Jika suatu operasi menghasilkan Carry, maka bit ini akan set.
2.2. Sensor Ultrasonic
Sensor ultrasonic adalah sensor yang bekerja berdasarkan prinsip pantulan
gelombang dimana sensor menghasilkan gelombang pantulan ke benda yang kemudian menangkapnya kembali dengan perbedaan waktu sebagai dasar
perhitungannya.. Perbedaan waktu antara gelombang pantulan yang di kembalikan
dan yang diterima kembali adalah berbanding lurus dengan jarak atau tinggi objek
yang memantulkannya.. Jenis objek yang dapat di indranya adalah padat, cair dan
butiran. Tanpa kontak jarak 2 cm sampai 3 meter dan dapat dengan mudah
dihubungkan dengan mikrokontroler malalui satu pin I/O saja.
Gambar 2.7. Sensor Ultrasonic
Spesifikasi: :
* Memiliki 2 jenis antarmuka yang dapat aktif bersamaan, yaitu I2C-bus (fSCL maks. 65 kHz) dan pulse width (10µs/mm).
* 8 modul dapat digunakan bersama dalam satu sistem I2C-bus yang hanya membutuhkan 2 pin I/O mikrokontroler saja.
* Membutuhkan catu daya tunggal +5 VDC, dengan konsumsi arus 17 mA typ. (tanpa sensor infrared ranger).
* Terdapat 2 mode operasi yaitu full operation dan reduced operation. Pada mode reduced operation beberapa komponen ultrasonic ranger akan dimatikan (saat
idle) dan konsumsi arus mejadi 13 mA typ.
* Terdiri dari sebuah ultrasonic ranger dengan spesifikasi: Mengukur jarak dari 2 cm hingga 3 m tanpa dead zone atau blank spot. Obyek dalam jarak 0 - 2 cm
frekuensi 40 kHz.
* Dapat dihubungkan dengan maksimum 2 buah infrared ranger Sharp GP2D12 yang memiliki jangkauan pengukuran 10 - 80 cm.
* Data keluaran sudah siap pakai dalam satuan mm (untuk antarmuka I2C) sehingga mengurangi beban mikrokontroler.
*
Ketelitian pengukuran jarak (ranger) adalah 5mm.
* Siklus pengukuran yang cepat, pembacaan dapat dilakukan tiap 25 ms (40 Hz rate).
* Memerlukan input trigger berupa pulsa negatif TTL (20µs min.) untuk antarmuka pulse width.
* Tersedia 1 pin output yang menunjukkan aktifitas sensor, dapat tidak dimanfaatkan.
* Tidak diperlukan waktu tunda sebelum melakukan pengukuran berikutnya.
* Kompensasi kesalahan dapat diatur secara manual untuk mengurangi pengaruh faktor perubahan suhu lingkungan dan faktor reflektifitas obyek.
Blok diagram ini di lengkapi dengan tampilan seven segment agar kita bisa
Gambar 2.8. Blok Sensor Ultrasonic dengan Tampilan Seven Segment
Kita lihat secara seksama cara kerja sensor ultrasonic dengan cara memantulkan
gelombang ke sebuah objek kemudian data yang di pantulkan menentukan jarak dari sensor ke objek.
Gambar 2.9. Ilustrasi cara kerja sensor
Untuk pengaktifan sensor ultrasonik, hubungkan Pin Vss ke Ground, kemudian pin Vdd ke catu daya yang keluarannya sudah diset 5V, setelah batere dihubungkan dengan IC Regulator 7805, tinggal Pin SIG dihubungkan ke pin di Mikrokontroller, buat sensor ke port P1.7, sedangkan indikator output P3.7
Gambar 2.10. Skematik hubungan pin
2.3. ISD2560
2.3.1 Pengolah Sinyal Suara
Pengolah sinyal suara adalah bagian yang mengolah sinyal suara analog
menjadi sinyal suara digital, yang akhirnya sinyal suara hasil rekaman dapat
disimpan dalam memori IC. Selain itu bagian ini juga mengubah sinyal suara digital menjadi sinyal suara analog kembali sehingga rekaman yang tersimpan dapat
diperdengarkan (diputar ulang), untuk dapat melakukan perekaman dan pemutaran
ulang rekaman digunakan IC khusus yaitu ISD2560/75/90/120 “Single-Chip,
Multiple-Mesage, Voice Record/Playback Device” yang merupakan produk dari
ISD2560 adalah single-chip dengan kualitas tinggi, dengan durasi rekam
atau putar ulang (Record/Playback) antara 60 sampai 120 detik. Merupakan
komponen CMOS yang terdiri atas on-chip oscillator, microphon preamplifier,
aoutomatic gain control, antialiasing filter, smoothing filter, speaker preamplifier,
dan high density multi-level storage array.
2.3.2 Ciri-Ciri ISD2560
ISD2560 mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
Single-chip mudah digunakan untuk merekam suara atau memutar ulangnya.
Kualitas suara atau audio yang dihasilkan tinggi dan tampak alami.
Single-chip dengan durasi 60,75,90 dan 120 detik.
Dapat digunakan dengan atau tanpa mikrokontroler.
Secara langsung merekam dalam durasi yang panjang.
Power Down (PD) otomatis (mode Push-button).
Penyimpanan pesan dengan daya nol.
Dapat dialamatkan secara langsung untuk mengatasi pesan yang panjang.
Penyimpanan pesan selama 100 tahun.
Siklus perekaman 100.000 kali.
Sumber clock on-chip.
Dapat diprogram untuk aplikasi putar ulang semata.
Diagram Blok
Internal Clock Timing
Amp Automatic Gain Contol (AGC) Pre-Amp Sampling Clock 5-Pole Active Antialiasing Filter Amp Mux 5-Pole Active Smoothing Filter Device Control SP + SP -XCLK ANA IN ANA OUT MIC MIC REF AGC Analog Tranceiver D e c o d e rs 480K Cell Nonvolatile Multilevel Storage Array
PD OVF P/R CE EOM AUX IN Address Buffer
A0 A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 Power Conditioning
VCCA VSSA VSSD VCCD
Konfigurasi Pin SOIC/PDIP 28 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 16 15 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 VCCD P/R XCLK EOM PD CE OVF ANA OUT ANA IN AGC MIC REF MIC VCCA SP -SP + VSSA VSSD A9 AUX IN A8 A7 A6/M6 A5/M5 A4/M4 A3/M3 A2/M2 A1/M1 A0/M0 ISD2500
Gambar 2.12 Konfigurasi Pin ISD2560
2.3.3 Deskripsi Pin
Adapun fungsi-fungi dari pin ISD2560 adalah seperti diuraikan pada tabel
berikut ini : NAMA PIN NO. PIN KETERANGAN SOIC/PDIP
Ax/Mx 1-10/1-7 Address/Mode Inputs:Address/Mode Inputs memiliki dua fungsi bergantung pada level dari
dua buah Most Significant Bits (MSB) dari pin-pin
alamat (A8 dan A9).
Jika salah satu atau kedua MSB dalam kondisi RENDAH,
semua masukan diinterpretasikan sebagai bit alamat
dan digunakan sebagai alamat awal untuk siklus
perekaman atau putar ulang
Jika kedua MSB dalam kondisi TINGGI,
Address/mode Inputs diinterpretasikan sebagai Mode
bits according untuk Mode Operasional
(Operational Mode). Ada 6 mode operasi (M0...M6) dan memungkinkan untuk menggunakan banyak
mode operasional secara simultan
AUX IN 11
Auxiliary Inputs: AUX IN digunakan untuk menghubungkan sinyal playbackdengan speaker
VSSA,VSSD 13,12 Ground
SP+ / SP- 14/15 Speaker Outputs: Bagian yang mengeluarkan suara atau audio. Semua komponen termasuk on-chip
differensial speaker driver, terbatas pada 50mW
sampai 16 ohm
VCCA/VCCD 16,28 Supply Voltage
MIC 17
Microphone: Mikrofon mentransfer sinyal masukan
menuju on-ship preamplifier.Rangkaian Automatic
Gain Control (AGC) mengontrol gain preamplifier
mulai dari -15 sampai 24dB
MIC REF 18
Microphone Reference: Masukan MIC REF
merupakan masukan inverting untuk mikrofon
preamplifier
AGC 19
Aoutomatic Gain Control: Dengan adanya AGC
dapat meminimalkan distorsi suara yang direkam
ANA IN 20
Analog Input: Analog Input mentrasfer sinyal masukan analog pada chip untuk direkam. Untuk
masukan mikrofon, pin ANA OUT harus
dihubungkan dengan pin ANA IN melalui kapasitor eksternal
ANA OUT 21 Analog Output: Preamplifier output.
OVF 22
Overflow: Untuk mengindikasikan bahwa piranti telah terisi penuh dengan pesan (pesan berlebihan)
CE 23 Chip Enable: Pin CE diberi kondisi RENDAH
atau putar ulang.
PD 24
Power Down: Ketika sedang merekam atau memutar
ulang hasil rekaman Pin PD harus dikondisikan
TINGGI (HIGH) untuk menempatkan perangkat
dalam mode standby
EOM 25
End-Of-Message: Untuk mengindikasikan bahwa
perangkat sedang beroperasi (merekam atau
memutar ulang).
XCLK 26
External Clock: Berikut XCLK yang terdapat pada IC ISD2500:
Part number Sample rate
Required Clock ISD2560 8.0 kHz 1024 kHz ISD2575 6.4 kHz 819.2 kHz ISD2590 5.3 kHz 682.7 kHz ISD25120 4.0 kHz 512 kHz P/R 27
Playback/Record: Pin ini digunakan untuk merekam
atau memutar ulang (playback/record)
2.3.4 Mode Operasional
ISD2560 didesain dengan beberapa Mode Operasional. Mode Operasional
diakses melalui pin alamat dan digambarkan sebagai daerah alamat pesan normal.
Ketika kedua Most Significant Bits (MSB), A8 dan A9 dikondisikan tinggi maka
sinyal alamat diinterpretasikan sebagai mode bits bukan alamat bits. Karenanya
mode operasional dan pengalamatan langsung tidak kompatibel dan tidak dapat
digunakan secara bersamaan.
Ada dua hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan Operasional Mode.
Pertama, semua operasi dimulai dengan alamat 0. operasi selanjutnya dapat dimulai
dengan lokasi alamat lain, bergantung Mode Operasional yang dipilih.
Kedua, Mode Operasional dieksekusi ketika CE berkondisi rendah. Adapun
beberapa Mode Operasional digambarkan dengan tabel berikut :
Mode Fungsi Kegunaan Tipikal Gabungan yang Kompatibel M0 Message Cueing Fast-forward through message M4,M5,M6 M1 Hapus EOM Posisi EOM setelah pesan terakhir M3,M4,M5,M6
M2 Tidak
diaplikasikan Reserved N/A M3 Pengulangan Putar ulang berlanjut dari alamat 0 M1,M5,M6
M4 Consecutive
addressing Record/playback multiple M0,M1,M5 consecutive message
M5 CE
M6 Kontrol
push-button Simplified device interface M0,M1,M3
Tabel 2.2 Mode Operasional
2.3.5 Deskripsi Mode Operasional
M0-Message Cueing
M1-Delete EOM Markers
M2-Unused
M3-Message Looping
M4-Consecutive Addressing
M5-CE-Level Actoivated
M6-Push Button Mode
2.4 Liquid Crystal Display (LCD)
LCD (Liquid cristal display) adalah salah satu komponen elektronika yang
berfungsi sebagai tampilan suatu data, baik karakter, huruf ataupun grafik. Jenis
LCD yang dipakai pada alat ini adalah LCD M1632. LCD terdiri dari dua bagian, yang pertama merupakan panel LCD sebagai media penampil informasi dalam
bentuk huruf/angka dua baris, masing–masing baris bisa menampung 16
huruf/angka.LCD (Liquid Crystal Display) adalah modul penampil yang banyak
digunakan karena tampilannya menarik. LCD yang umum, ada yang panjangnya
hingga 40 karakter (2x40 dan 4x40), dimana kita menggunakan DDRAM untuk
mengatur tempat penyimpanan tersebut.(Gamayel.Rizal, 2007). Di bawah ini adalah
gambar LCD 2x16 karakter.
Gambar 2.13. LCD karakter 2x16
Bagian kedua merupakan sebuah sistem yang dibentuk dengan
mikrokontroler yang ditempel dibalik pada panel LCD, berfungsi mengatur
tampilan LCD. Dengan demikian pemakaian LCD M1632 menjadi sederhana,
sistem lain cukup mengirimkan kode – kode ASCII dari informasi yang
ditampilkan.
Spesifikasi LCD M1632:
1. Tampilan 16 karakter 2 baris dengan matrik 5 x 7 + kursor.
2. ROM pembangkit karakter 192 jenis.
4. RAM data tampilan 80 x 8 bit ( 8 karakter ).
5. Duty ratio 1/16.
6. RAM data tampilan dan RAM pembangkit karakter dapat dibaca dari
unit mikroprosesor.
7. Beberapa fungsi perintah antara lain adalah penghapusan tampilan
(display clear), posisi kursor awal ( crusor home ), tampilan karakter kedip (display character blink), penggeseran kursor ( crusor shift ) dan
penggeseran tampilan (display shift).
8. Rangkaian pembangkit detak.
9. Rangkaian otomatis reset saat daya dinyalakan.
10. Catu daya tunggal +5 volt.
(Andi, N. Paulus, 2004).
2.5. Catu Daya
Tegangan yang di butuhkan oleh peralatan elektronik adalah tegangan rendah yaitu
kurang atau sama dengan 24 volt DC. Sehingga diperlukan sebuah alat yang dapat
menurunkan tegangan dan disearahkan sehingga menghasilkan tegangan DC
penghasil tegangan DC. Penurun tegangan ini berupa autotrafo dan penghasil
tegangan DC berupa penyearah jembatan.
PING
BAB III
RANCANGAN SISTEM
3.1. Diagram Blok dan Cara Kerja Rangkaian
Berikut ini adalah diagram blok dari rangkaian yang dibuat:
Gambar 3.1. Diagram Blok Rangkaian Penghitung
Sensor ping ultrasonic akan mengindera keberadaan bahan bakar bensin
dalam tangki. Sedangkan ISD25120 digunakan untuk Pengolah sinyal suara, adalah merupakan bagian yang mengolah sinyal suara analog menjadi sinyal
suara digital, yang akhirnya sinyal suara hasil rekaman dapat disimpan dalam
memori IC.
a. Power supply berfungsi sebagai sumber tegangan dari seluruh sistem
b. AVR ATmega8535 merupakan pusat kendali dari seluruh rangkaian.
Dimana mikrokontroller akan mengecek sinyal yang dikirimkan oleh
sensor, kemudian memprosesnya dan mengirimkan perintah ke ISD2560
dan LCD.
c. Sensor ping ultrasonic berfungsi untuk mendeteksi ketinggian volume
bensin.
d. ISD2560 berfungsi untuk memproses data yang dikirim oleh
mikrokontroller dan menyesuaikannya dengan suara yang telah direkam
lalu mengirim kembali data tersebut ke speaker.
e. LCD berfungsi sebagai indikator keluaran yang menampilkannya
dalam bentuk tulisan.
f. Speaker dan Buzzer berfungsi sebagai indikator keluaran dalam bentuk
suara dimana hasil keluarannya sama dengan hasil yang ditampilkan LCD.
3.2 Perancangan Rangkaian Catu Daya
Rangkaian ini berfungsi untuk mensupplay tegangan ke seluruh
rangkaian yang ada. Rangkaian Catu daya (Power Supply Adaptor) ini
terdiri dari satu keluaran, yaitu 5 volt. Keluaran 5 volt digunakan untuk
mensupplay tegangan ke rangkaian mikrokontroller AVR Atmega8535,
rangkaian IDS2560, dan LCD. Rangkaian catu daya ditunjukkan pada
Gambar 3.2 Rangkaian Catu Daya
Baterai merupakan sumber tegangan DC. Kemudian tegangan akan
disearahkan dengan menggunakan jembatan dioda, selanjutnya akan
diratakan oleh kapasitor 220 µF. Regulator tegangan 5 volt (7805)
digunakan agar keluaran yang dihasilkan tetap 5 volt walaupun terjadi perubahan pada tegangan masukannya. LED hanya sebagai indikator apabila
Catu daya dinyalakan. Tegangan 5 volt DC langsung diambil dari keluaran
jembatan dioda penyearah gelombang penuh.
3.3 Rangkaian Sensor Ultrasonic
Di dalam blok sensor ultrasonic ada 2 rangkaian yang saling
berhubungan yaitu Transmitter sebagai pengirim data dari objek ke benda dan Receiver sebagai penerima data dari benda ke objek seperti terlihat pada
Gambar 3.3. Rangkaian Transmitter Ultrasonic
Gambar 3.4. Rangkaian Receiver ultrasonic
Jarak antara ultrasonic tranducer Rx dan Tx mempengaruhi kinerja
alat dalam aplikasi ini. Pengaturan resistor variabel R6 pada rangkaian
receiver dapat dilakukan saat rangkaian dinyalakan yaitu dengan acuan