• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Sistem Penghitung Volume Bahan Bakar Sepeda Motor Dengan Alarm Dan Suara Berbasis Mikrokontroller Atmega8535 Secara Software

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perancangan Sistem Penghitung Volume Bahan Bakar Sepeda Motor Dengan Alarm Dan Suara Berbasis Mikrokontroller Atmega8535 Secara Software"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA8535

SECARA SOFTWARE

TUGAS AKHIR

MUHAMMAD IQBAL

092408028

PROGRAM STUDI D3 FISIKA

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PERANCANGAN SISTEM PENGHITUNG VOLUME BAHAN

BAKAR SEPEDA MOTOR DENGAN OUTPUT ALARM DAN SUARA

BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA8535

SECARA SOFTWARE

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli

Madya

PROGRAM STUDI D3 FISIKA

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERSETUJUAN

Judul : PERANCANGAN SISTEM PENGHITUNG VOLUME

BAHAN BAKAR SEPEDA MOTOR DENGAN

ALARM DAN SUARA BERBASIS

MIKROKONTROLLER ATMEGA8535 SECARA

SOFTWARE

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : MUHAMMAD IQBAL

No Induk Mahasiswa : 092408028

Program Studi : DIPLOMA III (D3) FISIKA

Departement : FISIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (MIPA) UNIVERSITAS SUMATERA

UTARA

Diluluskan di Medan, Juli 2012

Diketahui/Disetujui oleh

Program Studi D3 Fisika Pembimbing Ketua,

(4)

PERNYATAAN

PERANCANGAN SISTEM PENGHITUNGAN VOLUME BAHAN BAKAR SEPEDA MOTOR DENGAN DENGAN OUTPUT ALARM DAN SUARA

BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535

SECARA SOFTWARE

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali

beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, 19 Juli 2012

(5)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat Rahmat

dan karunia-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini tepat

pada waktunya.

Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, penulis banyak mendapatkan

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan kali

ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr.Sutarman,M.Sc,selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam (MIPA) USU.

2. Ibu Dr.Susilawati,M.Si, selaku ketua Program studi D3 Fisika

Instrumentasi.

3. Bapak Drs.M. Firdaus, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah

banyak membimbing penulis sehingga laporan ini dapat diselesaikan

dengan baik.

4. Seluruh Dosen/Staf pengajar pada program studi D3 Fisika

Instrumentasi.

5. Kedua Orang tua saya yang sangat saya sayangi Ayahanda Basyaruddin

dan Ibunda Marwiyah, serta kepada kedua adik saya Rizki Fakhrurazi dan Khairul Abdillah yang telah memberikan dukungan moril dan

materil kepada penulis.

6. Seluruh rekan-rekan Fisika Instrumentasi D-III yang telah banyak

(6)

Aswan Afif, Mhd Ridho, Zulkarnain, Bangkit Kesuma Wardana, Faisal

Ari Fitra, Fuad Said Harahap dan Daftari serta teman –teman yang lain

yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu sehingga Tugas Akhir ini

bisa selesai dengan sukses, Ucapan Terima kasih special terutama untuk

bang Oki Handinata yang telah banyak membantu penulis.

Serta ucapan khusus terutama bagi orang – orang yang penulis kasihi yang

juga mendukung penulis baik langsung ataupun tidak langsung dalam bentuk moril

maupun materil serta do’a restu yang ditujukan kepada penulis, sehingga laporan ini

dapat diselesaikan.

Sepenuhnya penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan Tugas Akhir

ini, masih terdapat kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik

yang bersifat membangun dari para pembaca, dimana saran dan kritik tersebut dapat

dimanfaatkan untuk kemajuan pengetahuan pada saat ini maupun di masa yang

akan datang.

Semoga laporan ini berguna bagi pembaca, akhir kata penulis mengucapkan

banyak terima kasih.

(7)

Penulis

ABSTRAK

(8)

DAFTAR ISI

1.2 Tujuan Penulisan... 3

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Metode Pengumpulan Data ... 4

1.5 Sistematika Penulisan ... 5

BAB II: LANDASAN TEORI 2.1 Mikrokontroler ATMEGA8535... 7

2.1.1 Konfigurasi PIN ATMEGA 8535 ... 11

2.1.2 Peta Memori ATMEGA8535 ... 13

2.1.3 Program memori ... 13

2.1.4 Data Memori ... 14

2.1.5 EEPROM Data Memori ... 15

2.1.6 Status Register ... 15

(9)

2.3.1 Pengolah Sinyal Suara ... 21

2.3.2 Ciri – Ciri ISD2560 ... 21

2.3.3 Deskripsi PIN ... 23

2.3.4 Mode Operasional ... 26

2.3.5 Mode Deskripsi Operasional... 27

2.4 LCD…… ... 28

2.5 Catu Daya…… ... 30

BAB III: RANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok & Cara Kerja Rangkaian Sistem ... 31

3.2 Perangkaian Rangkaian Catu Daya ... 32

3.3 Rangkaian Sensor Ultrasonic... 33

3.4 Perancangan Rangkaian Sensor Ultrasonic dengan Mikrokontroler AVR ATMEGA8535 ... 36

3.5 Perancangan Rangkaian LCD ... 38

3.6 Perancangan Rangkaian ISD2560 ... 40

BAB IV: PENGUJIAN RANGKAIAN 4.1 Pengujian & Analisa Rangkaian Sensor Ultrasonic... 41

4.2 Flow Chart ... 44

4.2.1 Pengujian Rangkaian Power Supply ... 45

4.2.2 Pengujian Rangkaian Mikrokontroller ATMEGA8535 ... 46

4.2.3 Pengujian Rangkaian LCD ... 47

4.3 Analisa Program ... 47

4.4 Program ... 49

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 61

(10)

Daftar Pustaka

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Blok Diagram ATMEGA 8535 ... 10

Gambar 2.2 Konfigurasi PIN ATMEGA 8535 ... 12

Gambar 2.3 Peta Memori Program ... 14

Gambar 2.4 Peta Memori Data ... 14

Gambar 2.5 EPPROM Data Memori ... 15

Gambar 2.6 Status Register ... 15

Gambar 2.7 Sensor Ultrasonic ... 17

Gambar 2.8 Blok Sensor Ultrasonic Dengan Tampilan Seven Segment... 19

Gambar 2.9 Ilustrasi Cara Kerja Sensor ... 20

Gambar 2.10 Skematik Hub PIN ... 20

Gambar 2.11 Diagram Blok ISD2560 ... 22

Gambar 2.12 Konfigurasi PIN ISD 2560... 23

Gambar 2.13 LCD karakter 2x 16 ... 28

Gambar 2.14 Rangkaian Penurun Tegangan dan penghasil Tegangan DC ... 30

Gambar 3.1 Diagram Blok Rangkaian Penghitung ... 31

Gambar 3.2 Rangkaian Catu Daya ... 33

Gambar 3.3 Rangkaian Transmiter Ultrasonic... 34

Gambar 3.4 Rangkaian Receiver Ultrasonic ... 34

Gambar 3.5 Jarak antara TX-RX ... 35

Gambar 3.6 Keluaran Pulsa Ultrasonic ... 35

Gambar 3.7 Rangkaian Sensor Ultrasonic dgn Mikrokontroler AVR ATMEGA8535... 36

Gambar 3.8 Rangkaian LCD ... 38

Gambar 3.9 Rangkaian ISD2560... 40

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Deskripsi PIN ISD2560 ... 24

Tabel 2.2 Mode Operasional ... 27

Tabel 4.1 Data jarak Deteksi Berbagai Halangan ... 41

(12)

Penulis

ABSTRAK

(13)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi instrumentasi elektronika sekarang mengalami

perkembangan yang sangat pesat, memasyarakat dan bukan sesuatu hal yang asing

lagi. Manusia membutuhkan bantuan dari sesuatu yang dapat bekerja cepat, teliti,

dan tidak mengenal lelah. Sistem otomatisasi dapat menggantikan manusia untuk

mengerjakan sesuatu dalam lingkungan berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan

atau daerah yang harus diamati dengan pengamatan lebih dari kemampuan panca

indera manusia. Kemajuan teknologi dalam bidang elektronika akan mampu

mengatasi masalah-masalah yang rumit sekalipun, dengan ketelitian dan kecepatan

serta ketepatan yang tinggi.

Dalam kehidupan masyarakat dikenal transportasi laut, darat dan udara.

Dalam hal ini penulis akan membahas transportasi darat yaitu sepeda motor sebagai

alat transportasi. Pada kesempatan ini penulis hanya membahas tentang program

yang digunakan pada sistem penghitung volume bahan bakar sepeda motor tetapi

berbasis pada program dari sistem penghitung tersebut.. Tidak jarang kita

mendengar ada seorang pengendara sepeda motor mengalami kehabisan bahan

bakar diperjalanan hanya karena pengukur meteran analog untuk mengetahui

volume bahan bakar pada sepeda motornya rusak ataupun tidak akurat. Berangkat

(14)

“ Perancangan Sistem Penghitung Volume Bahan Bakar Sepeda Motor Dengan Output Alarm Dan Suara Berbasis Mikrokontroler AT-Mega8535 Secara Software”.

Penghitung volume bahan bakar sepeda motor ini memanfaatkan ketinggian

suatu media materi cair berbasis mikrokontroler AT-MEGA8535 ini adalah sebuah

alat yang dibuat untuk memudahkan kita mengetahui volume bahan bakar

kendaraan sehingga pengendara dapat mengetahui jumlah bahan bakar pada tangki

kendaraannya tetapi pada tugas akhir ini penulis hanya membahas bagian

pemrograman saja, program itu berguna sebagai penghitung dan penaksiran jarak

tempuh dari volume bahan bakar.. Dengan demikian pengendara akan tahu apa

yang harus ia lakukan setelah mendengarkan hasil pengukuran yang dilakukan alat

ini, apakah pengendara harus mengisi ulang bahan bakar atau tidak. Selain itu alat

pengukur ini juga memiliki sebuah kelebihan yaitu dapat memprediksi jarak tempuh

sesuai kapasitas volume bahan bakar yang ada di tangki sebuah kendaraan. Sebagai

contoh jika alat pengukur ini menyebutkan volume bahan bakar,misal 0.5 liter maka

alat ini akan menghitung seberapa jauh lagi jarak yang dapat ditempuh kendaraan

dengan volume bahan bakar yang 0.5 liter tersebut.

Suatu alat ukur minimal terdiri dari sensor, pengolah data dan penampil.

Penampil digital akan memberi kemudahan dan kepastian nilai walaupun masih

dibutuhkan rangkaian analog untuk proses analog. Sebagai alat ukur tentu saja harus

dilakukan kalibrasi terhadap alat standar, agar data yang diperoleh dapat

(15)

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan dilakukan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh mahasiswa dalam

menyelesaikan pendidikan pada program studi D-III Fisika FMIPA USU.

2. Menerapkan disiplin ilmu yang berkaitan yang telah diperoleh selama

perkuliahan.

3. Studi awal tentang penggunaan sensor ultrasonic yang berfungsi sebagai

sensor pendeteksi ketinggian zat cair dalam sebuah sistem otomatisasi.

4. Studi awal tentang system kecerdasan.

5. Studi awal dalam pembuatan perancangan penghitung volume bahan bakar

sepeda motor dengan mikrokontroler AT-MEGA8535 secara software

sebagai otak dari seluruh system.

1.3 Batasan Masalah

Mengacu pada hal diatas maka penulis membuat sistematika pembahasan

dalam Sistem Perancangan sistem penghitung volume bahan bakar sepeda motor

berbasis Mikrokontroler Atmega8535 secara software, dengan batasan-batasan

sebagai berikut:

1. Pembahasan pada program mikrokontroler Atmega8535.

2. Sensor yang digunakan adalah Ping UltraSonic sebagai sensor yang

mendeteksi ketinggian objek yang akan diukur dan programnya dan

(16)

Mikrokontroler ATMega8535 dan ISD2560 beserta program. Pembahasan

hanya sebatas pemrograman mikrokontroler dan interfacing untuk

pemrograman dari komputer ke mikrokontroler tidak dibahas.

3. Pengujian alat dilakukan pada kondisi yang statis, tidak ekstrim (mis: objek

yang diukur dalam keadaan tenang, dan tidak terlalu terguncang. Serta

sensor tidak mengenai cairan atau objek yang diukur.

4. Tangki yang digunakan yaitu tangki yang memiliki volume ± 3.5 L dengan

ukuran (12x20x15)Cm . Referensi data perbandingan volume bahan bakar

per liter dan jarak tempuh yang digunakan tiap liter bahan bakar yaitu

menggunakan spesifikasi sepeda motor Honda supra Fit dengan konsumsi

60km/1 liter.

1.4 Metode Pengumpulan Data

Metoda pengumpulan data yang dilakukan oleh perancang adalah:

1. Melakukan studi ke perpustakaan mengenai teori-teori yang berkaitan

dengan judul Tugas akhir ini.

2. Mengumpulkan dan membaca data sheet mengenai komponen yang

digunakan.

3. Melakukan perancangan, pemrograman dan perakitan proyek .

4. Melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing serta dosen-dosen staff

pengajar yang berkaitan dengan realisasi di bidang masing-masing.

(17)

1.5 Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Bagian ini meliputi latar belakang masalah, tujuan

penulisan, batasan masalah, metode pengumpulan data, dan

sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Pada bagian ini akan dijelaskan landasan teori meliputi

arsitektur dan konstruksi mikrokontroler ATMega8535

(Hardware dan software), cara kerja dan program yang

dipergunakan mikrokontroler ATMega8535, selain itu juga

membahas komponen pendukung lainnya yang berhubungan

dengan proyek yang akan dikerjakan yaitu perancangan

penghitungan volume bahan bakar sepeda motor.

BAB III : PERANCANGAN SISTEM

Pada bagian ini akan dijelaskan tentang perancangan alat

yang meliputi diagram blok,skematik dari masimg-masing

rangkaian, diagram alir, serta program yang diisikan ke

(18)

BAB IV : PENGUJIAN RANGKAIAN

Pada bab ini akan dibahas pengujian rangkaian dan hasil

pengujian dari Masing - masing pada rangkaian serta di

isikan program ke Mikrokontroler ATmega8535.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bagian ini merupakan penutup yang meliputi tentang

kesimpulan dari pembahasan yang dilakukan dari laporan

proyek ini serta saran yang diberikan demi kesempurnaan

dan pengembangan proyek ini pada masa yang akan datang

(19)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Mikrokontroler ATMega8535

Mikrokontroler, sesuai namanya adalah suatu alat atau komponen

pengontrol atau pengendali yang berukuran mikro atau kecil. Sebelum ada

mikrokontroler, telah ada terlebih dahulu muncul mikroprosesor. Bila

dibandingkan dengan mikroprosesor, mikrokontroler jauh lebih unggul karena

terdapat berbagai alasan, diantaranya :

1. Tersedianya I/O

I/O dalam mikrokontroler sudah tersedia sementara pada

mikroprosesor dibutuhkan IC tambahan untuk menangani I/O tersebut. IC I/O

yang dimaksud adalah PPI 8255.

2. Memori Internal

Memori merupakan media untuk menyimpan program dan data sehingga

mutlak harus ada. Mikroprosesor belum memiliki memori internal sehingga

memerlukan IC memori eksternal. Dengan kelebihan-kelebihan di atas, ditambah

dengan harganya yang relatif murah sehingga banyak penggemar elektronika yang

kemudian beralih kemikrokontroler. Namun demikian, meski memiliki berbagai

(20)

mikrokontroler. Inti kerja dari keduanya adalah sama, yakni sebagai pengendali

suatu sistem.

Mikrokontroler merupakan komputer di dalam chip yang digunakan untuk

mengontrol peralatan elektronik, yang menekankan efisiensi dan efektifitas

biaya. Secara harfiahnya bisa disebut “pengendali kecil“ dimana sebuah sistem

elektronik yang sebelumnya banyak memerlukan komponen-komponen pendukung

seperti IC TTL dan CMOS dapat direduksi / diperkecil dan akhirnya terpusat serta

dikendalikan oleh mikrokontroler ini. Dengan menggunakan mikrokontroler ini

maka:

1. Sistem elektronik akan menjadi lebih ringkas.

2. Rancang bangun sistem elektronik akan lebih cepat karena sebagian besar

dari sistem adalah perangkat lu nak yang mudah dimodifikasi.

3. Pencarian gangguan lebih mudah ditelusuri karena sistemnya yang kompak.

Namun demikian tidak sepenuhnya mikrokontroler bisa mereduksi

komponen IC TTL dan CMOS yang seringkali masih diperlukan untuk

aplikasi kecepatan tinggi atau sekedar menambah jumlah saluran input dan

output (I/O). dengan kata lain, mikrokontroler adalah versi mini atau mikro

dari sebuah komputer karena mikrokontroler sudah mengandung beberapa

bagian yang langsung bisa dimanfaatkan, misalnya port paralel, port

serial, komparator, konversi digital ke analog (DAC), konversi analog ke

digital (ADC), dan sebagainya hanya menggunakan Minimum System

(21)

Mikrokontroler adalah otak dari suatu sistem elektronika seperti halnya

mikroprosesor sebagai otak komputer. Namun mikrokontroler memiliki nilai

tambah karena didalamnya sudah terdapat memori dan sistem input/output dalam

suatu kemasan IC. Mikrokontroler AVR (Alf and Vegard’s RISC processor) standar

memiliki arsitektur 8-bit, dimana semua instruksi dikemas dalam kode 16- bit dan

sebagian besar instruksi dieksekusi dalam satu siklus clock. Berbeda dengan

instruksi MCS-51 yang membutuhkan 12 siklus clock karena memiliki arsitektur

CISC (seperti komputer).

Secara umum, AVR dapat dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu keluarga

ATTiny, keluarga AT90Sxx, keluarga ATMega dan AT89RFxx. Pada dasarnya

yang membedakan masing-masing kelas adalah memori, peripheral, dan fungsinya.

Dari segi arsitektur dan instruksi yang digunakan, mereka bisa dikatakan hampir

sama. Oleh karena itu, dipergunakan salah satu AVR produk Atmel, yaitu ATMega

8535. Selain mudah didapatkan dan lebih murah ATMega 8535 juga memiliki

fasilitas yang lengkap. Untuk tipe AVR ada 3 jenis yaitu ATTiny, AVR klasik,

dan ATMega. Perbedaannya hanya pada fasilitas dan I/O yang tersedia serta

fasilitas lain seperti ADC, EEPROM, dan lain sebagainya. Salah satu contohnya

adalah ATMega 8535. Memiliki teknologi RISC dengan kecepatan maksimal 16

MHz membuat ATMega 8535 lebih cepat bila dibandingkan dengan varian MCS51.

Dengan fasilitas yang lengkap tersebut menjadikan ATMega 8535 sebagai

(22)

Gambar 2. 1 Blok Diagram ATMega8535

Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa ATMega 8535 memiliki bagian sebagai

berikut :

1. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C, Port D.

2. ADC 10 bit sebanyak 8 saluran.

3. Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan pembandingan.

4. CPU yang terdiri atas 32 buah register.

5. Watchdog Timer dengan osilator internal.

6. SRAM sebesar 512 byte.

7. Memori Flash sebesar 8 kb dengan kemampuan Read While Write.

8. Unit interupsi internal dan eksternal.

9. Port antarmuka SPI.

(23)

11.Antarmuka komparator analog..

12.Port USART untuk komunikasi serial.

KapabilItas detail dari ATMega 8535 adalah sebagai berikut :

1. Sistem mikroprosesor 8 bit bebrbasis RISC dengan kecepatan maksimal 16

MHz.

2. Kapabiltas memori flash 8 Kb, SRAM sebesar 512 byte, dan EEPROM

(Electrically Erasable Programmab le Read Only Memory) sebesar

512 byte.

3. ADC internal dengan fidelitas 10 bit sebanyak 8 channel.

4. Portal komunikasi serial (USART) dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps.

5. Enam pilihan mode sleep menghemat penggunaan daya listrik.

2.1.1. Konfigurasi PIN ATMega8535

Mikrokontroler ATMega8535 mempunyai jumlah pin sebanyak 40 buah,

dimana 32 pin digunakan untuk keperluan port I/O yang dapat menjadi pin

input/output sesuai konfigurasi. Pada 32 pin tersebut terbagi atas 4 bagian (port),

yang masing-masingnya terdiri atas 8 pin. Pin-pin lainnya digunakan untuk

keperluan rangkaian osilator, supply tegangan, reset, serta tegangan referensi untuk

ADC. Untuk lebih jelasnya, konfigurasi pin ATMega8535 dapat dilihat pada

(24)

Gambar 2.2 Konfigurasi Pin ATMega8535

Berikut ini adalah susunan pin-pin dari ATMega8535;

 VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukkan catu daya  GND merupakan pin ground

 Port A (PA0..PA7) merupakan pin I/O dua arah dan pin masukan ADC  Port B (PB0..PB7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu

Timer/Counter, Komparator Analog, dan SPI

 Port C (PC0..PC7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu TWI, Komparator Analog, dan Timer Oscilator

 Port D (PD0..PD7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu Komparator Analog, Interupsi Iksternal dan komunikasi serial USART

(25)

 XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukkan clock eksternal (osilator menggunakan kristal, biasanya dengan frekuensi 11,0592 MHz).

Pada pengapliasiannya hanya port B dan port D. sedangkan port A hanya

digunakan 1 pin saja. Sedangkan port C hanya digunakan beberapa pin saja.

2.1.2. Peta Memori ATMega8535

ATMega8535 memiliki dua jenis memori yaitu Program Memory dan Data

Memory ditambah satu fitur tambahan yaitu EEPROM Memory untuk penyimpan

data.

2.1.3. Program Memory

ATMEGA 8535 memiliki On-Chip In-System Reprogrammable Flash

Memory untuk menyimpan program. Untuk alasan keamanan, program memory

dibagi menjadi dua bagian, yaitu Boot Flash Section dan Application Flash Section.

Boot Flash Section digunakan untuk menyimpan program Boot Loader, yaitu

program yang harus dijalankan pada saat AVR reset atau pertama kali diaktifkan.

Application Flash Section digunakan untuk menyimpan program aplikasi yang

dibuat user. AVR tidak dapat menjalakan program aplikasi ini sebelum

menjalankan program Boot Loader. Besarnya memori Boot Flash Section dapat

deprogram dari 128 word sampai 1024 word tergantung setting pada konfigurasi bit

di register BOOTSZ. Jika Boot Loader diproteksi, maka program pada Application

(26)

Gambar 2. 3 Peta Memori Program

2.1.4. Data Memory

Gambar berikut menunjukkan peta memori SRAM pada ATMEGA 8535. Terdapat 608 lokasi address data memori. 96 lokasi address digunakan untuk

Register File dan I/O Memory sementara 512 likasi address lainnya digunakan

untuk internal data SRAM. Register file terdiri dari 32 general purpose working

(27)

Gambar 2. 4 Peta Memori Data

2.1.5. EEPROM Data Memory

ATMEGA 8535 memiliki EEPROM 8 bit sebesar 512 byte untuk

menyimpan data. Loaksinya terpisah dengan system address register, data register

dan control register yang dibuat khusus untuk EEPROM. Alamat EEPROM dimulai

dari $000 sampai $1FF.

Gambar 2. 5 EEPROM Data Memory

2.1.6. Status Register (SREG)

Status register adalah register berisi status yang dihasilkan pada setiap

(28)

dari inti CPU mikrokontroler. Berikut ini bentuk dari status register dan

penjelasannya :

Gambar 2. 6 Status Register ATMega 8535

Bit 7 – I : Global Interrupt Enable

Jika bit Global Interrupt Enable diset, maka fasilitas interupsi dapat

dijalankan. Bit ini akan clear ketika ada interrupt yang dipicu dari hardware,

setelah program interrupt dieksekusi, maka bit ini harus di set kembali

dengan instruksi SEI.

Bit 6 – T : Bit Copy Storage

Instruksi bit copy BLD dan BST menggunakan bit T sebagai sumber atau

tujuan dalam operasi bit.

Bit 5 – H: Half Carry Flag

Bit 4 – S : Sign Bit

Bit S merupakan hasil exlusive or dari Negative Flag N dan Two’s

Complement Overflow Flag V.

Bit 3 – V : Two’s Complement Overflow Flag

(29)

Bit 2 – N : Negative Flag

Jika operasi aritmatika menghasilkan bilangan negatif, maka bit ini akan set.

Bit 1 – Z : Zero Flag

Jika operasi aritmatika menghaslkan bilangan nol, maka bit ini akan set.

Bit 0 – C : Carry Flag

Jika suatu operasi menghasilkan Carry, maka bit ini akan set.

2.2. Sensor Ultrasonic

Sensor ultrasonic adalah sensor yang bekerja berdasarkan prinsip pantulan

gelombang dimana sensor menghasilkan gelombang pantulan ke benda yang

kemudian menangkapnya kembali dengan perbedaan waktu sebagai dasar

perhitungannya.. Perbedaan waktu antara gelombang pantulan yang di kembalikan

dan yang diterima kembali adalah berbanding lurus dengan jarak atau tinggi objek

yang memantulkannya.. Jenis objek yang dapat di indranya adalah padat, cair dan

butiran. Tanpa kontak jarak 2 cm sampai 3 meter dan dapat dengan mudah

dihubungkan dengan mikrokontroler malalui satu pin I/O saja.

(30)

Gambar 2.7. Sensor Ultrasonic

Spesifikasi: :

* Memiliki 2 jenis antarmuka yang dapat aktif bersamaan, yaitu I2C-bus (fSCL maks. 65 kHz) dan pulse width (10µs/mm).

* 8 modul dapat digunakan bersama dalam satu sistem I2C-bus yang hanya membutuhkan 2 pin I/O mikrokontroler saja.

* Membutuhkan catu daya tunggal +5 VDC, dengan konsumsi arus 17 mA typ. (tanpa sensor infrared ranger).

* Terdapat 2 mode operasi yaitu full operation dan reduced operation. Pada mode reduced operation beberapa komponen ultrasonic ranger akan dimatikan (saat

idle) dan konsumsi arus mejadi 13 mA typ.

* Terdiri dari sebuah ultrasonic ranger dengan spesifikasi: Mengukur jarak dari 2 cm hingga 3 m tanpa dead zone atau blank spot. Obyek dalam jarak 0 - 2 cm

(31)

frekuensi 40 kHz.

* Dapat dihubungkan dengan maksimum 2 buah infrared ranger Sharp GP2D12 yang memiliki jangkauan pengukuran 10 - 80 cm.

* Data keluaran sudah siap pakai dalam satuan mm (untuk antarmuka I2C) sehingga mengurangi beban mikrokontroler.

*

Ketelitian pengukuran jarak (ranger) adalah 5mm.

* Siklus pengukuran yang cepat, pembacaan dapat dilakukan tiap 25 ms (40 Hz rate).

* Memerlukan input trigger berupa pulsa negatif TTL (20µs min.) untuk antarmuka pulse width.

* Tersedia 1 pin output yang menunjukkan aktifitas sensor, dapat tidak dimanfaatkan.

* Tidak diperlukan waktu tunda sebelum melakukan pengukuran berikutnya.

* Kompensasi kesalahan dapat diatur secara manual untuk mengurangi pengaruh faktor perubahan suhu lingkungan dan faktor reflektifitas obyek.

Blok diagram ini di lengkapi dengan tampilan seven segment agar kita bisa

(32)

Gambar 2.8. Blok Sensor Ultrasonic dengan Tampilan Seven Segment

Kita lihat secara seksama cara kerja sensor ultrasonic dengan cara memantulkan

gelombang ke sebuah objek kemudian data yang di pantulkan menentukan jarak

dari sensor ke objek.

Gambar 2.9. Ilustrasi cara kerja sensor

(33)

Gambar 2.10. Skematik hubungan pin

2.3. ISD2560

2.3.1 Pengolah Sinyal Suara

Pengolah sinyal suara adalah bagian yang mengolah sinyal suara analog

menjadi sinyal suara digital, yang akhirnya sinyal suara hasil rekaman dapat

disimpan dalam memori IC. Selain itu bagian ini juga mengubah sinyal suara digital

menjadi sinyal suara analog kembali sehingga rekaman yang tersimpan dapat

diperdengarkan (diputar ulang), untuk dapat melakukan perekaman dan pemutaran

ulang rekaman digunakan IC khusus yaitu ISD2560/75/90/120 “Single-Chip,

Multiple-Mesage, Voice Record/Playback Device” yang merupakan produk dari

(34)

ISD2560 adalah single-chip dengan kualitas tinggi, dengan durasi rekam

atau putar ulang (Record/Playback) antara 60 sampai 120 detik. Merupakan

komponen CMOS yang terdiri atas on-chip oscillator, microphon preamplifier,

aoutomatic gain control, antialiasing filter, smoothing filter, speaker preamplifier,

dan high density multi-level storage array.

2.3.2 Ciri-Ciri ISD2560

ISD2560 mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

Single-chip mudah digunakan untuk merekam suara atau memutar ulangnya.

 Kualitas suara atau audio yang dihasilkan tinggi dan tampak alami.

Single-chip dengan durasi 60,75,90 dan 120 detik.

 Dapat digunakan dengan atau tanpa mikrokontroler.

 Secara langsung merekam dalam durasi yang panjang.

Power Down (PD) otomatis (mode Push-button).

 Penyimpanan pesan dengan daya nol.

 Dapat dialamatkan secara langsung untuk mengatasi pesan yang panjang.

 Penyimpanan pesan selama 100 tahun.

 Siklus perekaman 100.000 kali.

 Sumber clock on-chip.

 Dapat diprogram untuk aplikasi putar ulang semata.

(35)

Diagram Blok

(36)

Konfigurasi Pin

Gambar 2.12 Konfigurasi Pin ISD2560

2.3.3 Deskripsi Pin

Adapun fungsi-fungi dari pin ISD2560 adalah seperti diuraikan pada tabel

berikut ini :

(37)

dua buah Most Significant Bits (MSB) dari pin-pin

alamat (A8 dan A9).

Jika salah satu atau kedua MSB dalam kondisi

RENDAH,

semua masukan diinterpretasikan sebagai bit alamat

dan digunakan sebagai alamat awal untuk siklus

perekaman atau putar ulang

Jika kedua MSB dalam kondisi TINGGI,

Address/mode Inputs diinterpretasikan sebagai Mode

bits according untuk Mode Operasional

(Operational Mode). Ada 6 mode operasi (M0...M6)

dan memungkinkan untuk menggunakan banyak

mode operasional secara simultan

AUX IN 11

Auxiliary Inputs: AUX IN digunakan untuk

menghubungkan sinyal playbackdengan speaker

VSSA,VSSD 13,12 Ground

(38)

differensial speaker driver, terbatas pada 50mW

sampai 16 ohm

VCCA/VCCD 16,28 Supply Voltage

MIC 17

Microphone: Mikrofon mentransfer sinyal masukan

menuju on-ship preamplifier.Rangkaian Automatic

Gain Control (AGC) mengontrol gain preamplifier

mulai dari -15 sampai 24dB

MIC REF 18

Microphone Reference: Masukan MIC REF

merupakan masukan inverting untuk mikrofon

preamplifier

AGC 19

Aoutomatic Gain Control: Dengan adanya AGC

dapat meminimalkan distorsi suara yang direkam

ANA IN 20

Analog Input: Analog Input mentrasfer sinyal

masukan analog pada chip untuk direkam. Untuk

masukan mikrofon, pin ANA OUT harus

dihubungkan dengan pin ANA IN melalui kapasitor

eksternal

ANA OUT 21 Analog Output: Preamplifier output.

OVF 22

Overflow: Untuk mengindikasikan bahwa piranti

telah terisi penuh dengan pesan (pesan berlebihan)

CE 23 Chip Enable: Pin CE diberi kondisi RENDAH

(39)

atau putar ulang.

PD 24

Power Down: Ketika sedang merekam atau memutar

ulang hasil rekaman Pin PD harus dikondisikan

TINGGI (HIGH) untuk menempatkan perangkat

dalam mode standby

EOM 25

End-Of-Message: Untuk mengindikasikan bahwa

perangkat sedang beroperasi (merekam atau

memutar ulang).

XCLK 26

External Clock: Berikut XCLK yang terdapat pada

IC ISD2500:

Part number Sample rate

Required

Playback/Record: Pin ini digunakan untuk merekam

atau memutar ulang (playback/record)

(40)

2.3.4 Mode Operasional

ISD2560 didesain dengan beberapa Mode Operasional. Mode Operasional

diakses melalui pin alamat dan digambarkan sebagai daerah alamat pesan normal.

Ketika kedua Most Significant Bits (MSB), A8 dan A9 dikondisikan tinggi maka

sinyal alamat diinterpretasikan sebagai mode bits bukan alamat bits. Karenanya

mode operasional dan pengalamatan langsung tidak kompatibel dan tidak dapat

digunakan secara bersamaan.

Ada dua hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan Operasional Mode.

Pertama, semua operasi dimulai dengan alamat 0. operasi selanjutnya dapat dimulai

dengan lokasi alamat lain, bergantung Mode Operasional yang dipilih.

Kedua, Mode Operasional dieksekusi ketika CE berkondisi rendah. Adapun

beberapa Mode Operasional digambarkan dengan tabel berikut :

Mode Fungsi Kegunaan Tipikal Gabungan yang Kompatibel M0 Message Cueing Fast-forward through message M4,M5,M6 M1 Hapus EOM Posisi EOM setelah pesan terakhir M3,M4,M5,M6

M2 Tidak

diaplikasikan Reserved N/A

M3 Pengulangan Putar ulang berlanjut dari alamat 0 M1,M5,M6

M4 Consecutive

addressing Record/playback multiple M0,M1,M5

consecutive message

M5 CE

(41)

M6 Kontrol

push-button Simplified device interface M0,M1,M3

Tabel 2.2 Mode Operasional

2.3.5 Deskripsi Mode Operasional

M0-Message Cueing

M1-Delete EOM Markers

M2-Unused

M3-Message Looping

M4-Consecutive Addressing

M5-CE-Level Actoivated

M6-Push Button Mode

2.4 Liquid Crystal Display (LCD)

LCD (Liquid cristal display) adalah salah satu komponen elektronika yang

berfungsi sebagai tampilan suatu data, baik karakter, huruf ataupun grafik. Jenis

LCD yang dipakai pada alat ini adalah LCD M1632. LCD terdiri dari dua bagian,

(42)

bentuk huruf/angka dua baris, masing–masing baris bisa menampung 16

huruf/angka.LCD (Liquid Crystal Display) adalah modul penampil yang banyak

digunakan karena tampilannya menarik. LCD yang umum, ada yang panjangnya

hingga 40 karakter (2x40 dan 4x40), dimana kita menggunakan DDRAM untuk

mengatur tempat penyimpanan tersebut.(Gamayel.Rizal, 2007). Di bawah ini adalah

gambar LCD 2x16 karakter.

Gambar 2.13. LCD karakter 2x16

Bagian kedua merupakan sebuah sistem yang dibentuk dengan

mikrokontroler yang ditempel dibalik pada panel LCD, berfungsi mengatur

tampilan LCD. Dengan demikian pemakaian LCD M1632 menjadi sederhana,

sistem lain cukup mengirimkan kode – kode ASCII dari informasi yang

ditampilkan.

Spesifikasi LCD M1632:

1. Tampilan 16 karakter 2 baris dengan matrik 5 x 7 + kursor.

2. ROM pembangkit karakter 192 jenis.

(43)

4. RAM data tampilan 80 x 8 bit ( 8 karakter ).

5. Duty ratio 1/16.

6. RAM data tampilan dan RAM pembangkit karakter dapat dibaca dari

unit mikroprosesor.

7. Beberapa fungsi perintah antara lain adalah penghapusan tampilan

(display clear), posisi kursor awal ( crusor home ), tampilan karakter

kedip (display character blink), penggeseran kursor ( crusor shift ) dan

penggeseran tampilan (display shift).

8. Rangkaian pembangkit detak.

9. Rangkaian otomatis reset saat daya dinyalakan.

10. Catu daya tunggal +5 volt.

(Andi, N. Paulus, 2004).

2.5. Catu Daya

Tegangan yang di butuhkan oleh peralatan elektronik adalah tegangan rendah yaitu

kurang atau sama dengan 24 volt DC. Sehingga diperlukan sebuah alat yang dapat

menurunkan tegangan dan disearahkan sehingga menghasilkan tegangan DC

(44)

penghasil tegangan DC. Penurun tegangan ini berupa autotrafo dan penghasil

tegangan DC berupa penyearah jembatan.

(45)

PING

BAB III

RANCANGAN SISTEM

3.1. Diagram Blok dan Cara Kerja Rangkaian

Berikut ini adalah diagram blok dari rangkaian yang dibuat:

Gambar 3.1. Diagram Blok Rangkaian Penghitung

Sensor ping ultrasonic akan mengindera keberadaan bahan bakar bensin

dalam tangki. Sedangkan ISD25120 digunakan untuk Pengolah sinyal suara,

adalah merupakan bagian yang mengolah sinyal suara analog menjadi sinyal

suara digital, yang akhirnya sinyal suara hasil rekaman dapat disimpan dalam

memori IC.

a. Power supply berfungsi sebagai sumber tegangan dari seluruh sistem

(46)

b. AVR ATmega8535 merupakan pusat kendali dari seluruh rangkaian.

Dimana mikrokontroller akan mengecek sinyal yang dikirimkan oleh

sensor, kemudian memprosesnya dan mengirimkan perintah ke ISD2560

dan LCD.

c. Sensor ping ultrasonic berfungsi untuk mendeteksi ketinggian volume

bensin.

d. ISD2560 berfungsi untuk memproses data yang dikirim oleh

mikrokontroller dan menyesuaikannya dengan suara yang telah direkam

lalu mengirim kembali data tersebut ke speaker.

e. LCD berfungsi sebagai indikator keluaran yang menampilkannya

dalam bentuk tulisan.

f. Speaker dan Buzzer berfungsi sebagai indikator keluaran dalam bentuk

suara dimana hasil keluarannya sama dengan hasil yang ditampilkan LCD.

3.2 Perancangan Rangkaian Catu Daya

Rangkaian ini berfungsi untuk mensupplay tegangan ke seluruh

rangkaian yang ada. Rangkaian Catu daya (Power Supply Adaptor) ini

terdiri dari satu keluaran, yaitu 5 volt. Keluaran 5 volt digunakan untuk

mensupplay tegangan ke rangkaian mikrokontroller AVR Atmega8535,

rangkaian IDS2560, dan LCD. Rangkaian catu daya ditunjukkan pada

(47)

Gambar 3.2 Rangkaian Catu Daya

Baterai merupakan sumber tegangan DC. Kemudian tegangan akan

disearahkan dengan menggunakan jembatan dioda, selanjutnya akan

diratakan oleh kapasitor 220 µF. Regulator tegangan 5 volt (7805)

digunakan agar keluaran yang dihasilkan tetap 5 volt walaupun terjadi

perubahan pada tegangan masukannya. LED hanya sebagai indikator apabila

Catu daya dinyalakan. Tegangan 5 volt DC langsung diambil dari keluaran

jembatan dioda penyearah gelombang penuh.

3.3 Rangkaian Sensor Ultrasonic

Di dalam blok sensor ultrasonic ada 2 rangkaian yang saling

berhubungan yaitu Transmitter sebagai pengirim data dari objek ke benda dan

Receiver sebagai penerima data dari benda ke objek seperti terlihat pada

(48)

Gambar 3.3. Rangkaian Transmitter Ultrasonic

Gambar 3.4. Rangkaian Receiver ultrasonic

Jarak antara ultrasonic tranducer Rx dan Tx mempengaruhi kinerja

alat dalam aplikasi ini. Pengaturan resistor variabel R6 pada rangkaian

receiver dapat dilakukan saat rangkaian dinyalakan yaitu dengan acuan

tampilan LCD. Bila LCD selalu menampilkan “Distance = 001 cm” berarti

jendela komparator terlalu sempit sehingga dapat di-trigger oleh gelombang

(49)

Gambar 3.5. Jarak antara Tx – Rx

Rangkaian ultrasonic transducer terbagi 2 yaitu rangkaian receiver dan

rangkaian transmitter, skematik rangkaian terdapat pada Gambar 3.2 dan

Gambar 3.3. Pada Gambar 3.3. resistor variabel R6 berfungsi untuk mengatur

jendela komparator yang akan berpengaruh pada sensitivitas receiver dan juga

mempengaruhi daya ukur alat ini secara keseluruhan. Dengan pengaturan R6

yang baik, alat ini dapat mengukur jarak minimum 2 cm dan maksimum 300

cm dengan cukup baik.

Jika gelombang ultrasonik merambat dalam suatu medium, maka

partikel Medium mengalami perpindahan energi. Besarnya energi gelombang

ultrasonik yang dimiliki partikel medium. Maka kita perhatikan pulsa di

bawah ini adalah keluaran gelombang ultrasonic :

(50)

3.4. Perancangan Rangkaian Sensor Ultrasonic dengan Mikrokontroller AVR Atmega8535

Gambar 3.7. Rangkaian sensor ultrasonic dengan Mikrokontrolller AVR ATmega8535

Sensor ping ultrasonic memiliki tegangan kerja 5 Volt namun outputnya

pulsa yang hasilnya akan dikirim ke mikro untuk di olah lebih lanjut .

Rangkaian diatas berfungsi untuk mengendalikan seluruh sistem. Kompoen

utama dari rangkaian ini adalah IC mikrokontroller ATmega8535. Pada IC

(51)

Mikrokontroller ini memiliki 32 port I/O, yaitu port A, port B, port

C dan port D. Pin 33 sampai 40 adalah Port A yang merupakan port ADC,

dimana port ini dapat menerima data analog. Pin 1 sampai 8 adalah port B.

Pin 22 sampai 29 adalah port C. Dan Pin 14 sampai 21 adalah port D. Pin 10

dihubungkan ke sumber tegangan 5 volt. Dan pin 11 dihubungkan ke

ground. Rangkaian mikrokontroller ini menggunakan komponen kristal

sebagai sumber clock-nya. Nilai kristal ini akan mempengaruhi

kecepatan mikrokontroller dalam mengeksekusi suatu perintah

tertentu.

Pin 12 dan 13 dihubungkan ke XTAL 8 MHz dan dua buah kapasitor

22pF. XTAL ini akan mempengaruhi kecepatan mikrokontroller AVR

Atmega8535 dalam mengaksekusi setiap perintah dalam program. Pada pin 9

dihubungkan dengan sebuah kapasitor dan sebuah resistor yang

dihubungkan ke ground. Kedua komponen ini berfungsi agar program

pada mikrokontroller dijalankan beberapa saat setelah power aktif. Lamanya

waktu antara aktifnya power pada IC mikrokontroller dan aktifnya

(52)

3.5. Perancangan Rangkaian LCD

Gambar 3.8. Rangkaian Display LCD

LCD terdiri dari sejumlah memory yang digunakan untuk display.

Semua teks yang kita tuliskan ke LCD akan disimpan didalam memory ini,

dan LCD secara berturutan membaca memory ini untuk menampilkan teks ke

LCD itu sendiri.

Pada peta memori tersebut, daerah yang berwarna biru ( 00 s/d 0F dan

40 s/d 4F ) adalah display yang tampak. Sebagaimanan yang anda lihat,

jumlahnya sebanyak 16 karakter per-baris dengan dua baris. Angka pada

setiap kotak adalah alamat memori yang bersesuaian dengan posisi dari

layar. Demikianlah karakter pertama di sudut kiri atas adalah menempati

alamah 00h. Posisi karakter berikutnya adalah alamat 01h dan seterusnya.

Akan tetapi, karakter pertama dari baris 2 sebagaimana yang ditunjukkan

(53)

mengirim sebuah perintah ke LCD untuk mangatur letak posisi kursor pada

baris dan kolom tertentu. Instruksi Set Posisi Kursor adalah 80h. Untuk ini

kita perlu menambahkan alamat lokasi dimana kita berharap untuk

menempatkan kursor. Sebagai contoh, kita ingin menampilkan kata ”World”

pada baris ke dua pada posisi kolom ke sepuluh. Sesuai peta memori, posisi

karakter pada kolom 11 dari baris ke dua, mempunyai alamat 4Ah, sehingga

sebelum kita tulis kata ”World” pada LCD, kita harus mengirim instruksi set

posisi kursor, dan perintah untuk instruksi ini adalah 80h ditambah dengan

alamat 80h+4Ah =0Cah. Sehingga dengan mengirim perintah Cah ke LCD,

akan menempatkan kursor pada baris kedua dan kolom ke 11 dari

DDRAM.

Set Alamat Memori DDRAM

RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1

0 0 1 A A A A A A

Catatan:

A : Alamat RAM yang akan dipilih

(54)

3.6. Perancangan Rangkaian ISD2560

Gambar 3.9. Rangkaian ISD2560

Penjelasan dari rangkaian diatas adalah ketika kita ingin melakukan perekaman

suara, maka yang perlu kita lakukan yaitu menentukan alamat dimana suara akan

disimpan. Dengan menentukan alamat contoh 0x00-0x02 maka mikro akan mudah

dalam mendeteksi dimana tempat suara itu disimpan. Setelah itu tekan pin CE dan P/R

secara bersamaan kemudian ucapkan suara yang ingin direkam dengan microfon yang

tersedia.

Perancangan pada rangkaian penyimpanan pesan ini, terbagi atas

empat tahapan, yaitu :

1. Proses perekaman suara dari micropon ke PC (Personal

Computer).

2. Proses pengalamatan ISD2560.

3. Proses perekaman suara dari PC ke rangkaian penyimpan pesan.

(55)

BAB IV

ANALISA RANGKAIAN

4.1. Pengujian dan Analisa Rangkaian Sensor Ultrasonic

Pada gambar 3.3.dan 3.4. tentang rangkaian transmitter dan receiver terletak

dalam 1 komponen melainkan masing- masing mempunyai fungsi. untuk

menganalisa rangkaian ultrasonic dapat di lihat pada pembahasan di bawah ini.

Jika sensor terkena suatu benda, maka secara otomatis LED indikator akan

menyala. Sedangkan jika tidak terhalangi LED indikator akan padam. Dalam

pengujian jarak yang di tentukan adalah sebesar 15 cm. tapi indikator sudah

menyala dalam jarak 13 cm. jadi terdapat error pengukuran sebesar 2 cm.

Tabel 4.1. Data Jarak deteksi Berbagai Halangan

Jarak (cm)

Pengujian

6 8 10 12 14 16

1 5,77 7,71 9,65 11,50 13,50 15,43

2 5,75 7,72 9,66 11,55 13,60 15,45

3 5,75 7,72 9,64 11,50 13,55 15,43

4 5,77 7,72 9,63 11,53 `3,60 15,43

(56)

Penjelasan pada table diatas yaitu : Pengujian jarak pendeteksian sensor

ultrasonik dilakukan dengan mendekatkan dan menjauhkan posisi objek yang

ada didepan sensor.untuk mengetahui kepekaan sensor ketika diberikan objek

yang berbeda dilakukan sebanyak 5 kali pada masing-masing objek. Jarak dari

objek di variasikan mulai dari 6cm, 8cm, 10 cm, 12cm, 14cm, 16cm . Setiap

pengujian akan menghasilkan pembacaan yang berbeda walau dengan jarak

yang sama, tetapi perbedaanya tidak terlalu besar karena error yang terjadi

hanya sekitar 2cm. Tujuan dari pengujian itu untuk mendapatkan nilai yang

akurat, misalnya pengujian dengan jarak 6cm menghasilkan nilai pembacaan

5,77. Untuk prcobaan kedua masih dengan jarak yang sama tetapi menghasilkan

pembacaan 5,75 sehingga kita dapat menyimpulkan, dari 5 kali percobaan

tersebut nilai mana yang lebih sering muncul, maka nilai itulah yang digunakan

untuk diinputkan ke dalam mikrokontroler, ini dilakukan karena terdapat eror

sekitar 2cm.

Hasil pengujian dapat membuktikan bahwa sensor ultrasonik bekerja

berdasarkan kemampuan penghalang memantulkan kembali gelombang

ultrasonik yang dikirim oleh sensor ultrasonik, gangguan pada pendeteksiaan

sensor dapat diakibatkan oleh penghalang yang tidak mampu memantulkan

gelombang bunyi dengan baik dan adanya interferensi gelombang dengan

(57)

Tabel 4.2. Data Sensor Ultrasonic

Jarak Total (cm) Jarak Pantul (cm) Nilai Pulsa (mS)

0 2 0

dalam pengukuran menggunakan sistem perhitungan dan setiap 1 gelombang

(58)

4.2. DiagramAlir(flowchart)

Adapun diagram alir (flowchart) dari sistema adalah sebagai berikut:

Gambar 4.1. Diagram alir (flowchart) dari sistem Output Suara dan Display digital

Tampilan lcd Output suara Kapasitas bensin

PING mengukur ketinggian bensin

Inisialisasi program

(59)

Program diawali start yang berarti rangkaian dihidupkan

dengan menekan tombol power pada rangkaian PSA. Kemudian

rangkaian akan melakukan prosesing selama 60 detik untuk mendeteksi

ketinggian bensin pada wadah yang ada dan vo l u m e (data) yang dibaca

adalah h a s i l p er h i t u n g a n d a r i t i n g g i yang terdeteksi oleh sensor

ultrasonic. Kemudian, mikrokontroller akan mengirim perintah ke

ISD2560 yang kemudian akan diproses yang nantinya output akan

dikeluarkan melalui speaker sebagai indikator suara, dan

mikrokontroller juga mengirim data ke LCD yang outputnya

dikeluarkan dalam bentuk tampilan tulisan.

4.2.1. Pengujian Rangkaian Power Supply

Pengujian rangkaian power supply ini bertujuan untuk mengetahui

tegangan yang dikeluarkan oleh rangkaian tersebut, dengan mengukur

tegangan keluaran dari power supply menggunakan multimeter digital.

Setelah dilakukan pengukuran maka diperoleh besarnya tegangan keluaran

sebesar 5 volt.Dengan begitu dapat dipastikan apakah terjadi kesalahan

terhadap rangkaian atau tidak. Jika diukur, hasil dari keluaran tegangan

tidak murni sebesar +9 Volt dan +12 Volt, tetapi +8.97Volt dan +12.03

Volt. Hasil tersebut dikarenakan beberapa faktor, diantaranya kualitas dari

tiap-tiap komponen yang digunakan nilainya tidak murni. Selain itu,

(60)

4.2.2. Pengujian Rangkaian Mikrokontroler ATMega8535

Pengujian pada rangkaian mikrokontroler ATMega8535 ini dapat

dilakukan dengan menghubungkan rangkaian ini dengan rangkaian power

supply sebagai sumber tegangan. Kaki 10 dihubungkan dengan sumber

tegangan 5 volt, sedangkan kaki 11 dihubungkan dengan ground. Kemudian

tegangan pada kaki 10 diukur dengan menggunakan Voltmeter. Dari hasil

pengujian didapatkan tegangan pada kaki 10 sebesar 4,9 volt. Langkah

selanjutnya adalah memberikan program sederhana pada mikrokontroler

ATMega 8535, program yang diberikan adalah sebagai berikut:

(61)

4.2.3. Pengujian Rangkaian Liquid Crystal Display (LCD) 2x16

Pengetesan ini bertujuan untuk mengetahui apakah LCD tersebut

dapat menampilkan pesan-pesan sesuai dengan proses yang diharapkan.

Listing program

Pengetesan LCD :

// LCD module initialization

lcd_init(16);

lcd_gotoxy(0,0);

lcd_putsf("uji");

lcd_gotoxy(0,1);

lcd_putsf("coba") ;

Analisa Pengujian LCD :

Setelah program pengujian LCD didownload ke modul, maka pada layar

LCD akan menghasilkan tampilan sebagai berikut :

Pada baris 1 tampil ‘ uji ‘ dan baris 2 tampil ‘ coba’

4.3. Analisa Program

C adalah bahasa pemrograman yang dapat dikatakan berada antara

bahasa tingkat rendah (bahasa yang berorientasi pada mesin) dan bahasa

tingkat tinggi (bahasa yang berorientasi pada manusia).Seperti yang

diketahui, bahasa tingkat tinggi mempunyai kompatibilitas antara

(62)

mesin.Berbeda halnya dengan menggunakan bahasa mesin, sebab setiap

perintahnya sangat bergantung pada jenis mesin.

Pembuat bahasa C adalah Brian W. Kernighan dan Dennis M. Ritchie pada

tahun 1972. C adalah bahasa pemrograman terstruktur, yang membagi

program dalam bentuk blok. Tujuannya untuk memudahkan dalam

pembuatan dan pengembangan program. Program yang ditulis dengan

bahasa C mudah sekali dipindahkan dari satu jenis program ke bahasa

program lain. Hal ini karena adanya standarisasi bahasa C yaitu berupa

standar ANSI ( American National Standar Institut) yang dijadikan acuan

(63)

4.3. Program

Adapun program yang digunakan pada sistem adalah sebagai berikut:

#include <mega8535.h> //library untuk mikro atmega8535

(64)

}

void main(void)

{

/*// Declare your local variables here

// Input/Output Ports initialization

// Port A initialization

// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In

Func0=In

// State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T

State0=T

PORTA=0x00;

DDRA=0x00;

// Port B initialization

// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In

Func0=In

// State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T

State0=T

PORTB=0x00;

(65)

// Port C initialization

// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In

Func0=In

// State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T

State0=T

PORTC=0x00;

DDRC=0x00;

// Port D initialization

// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In

Func0=In

// State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T

State0=T

PORTD=0x00;

DDRD=0x00;

// Timer/Counter 0 initialization

// Clock source: System Clock

// Clock value: Timer 0 Stopped

// Mode: Normal top=FFh

// OC0 output: Disconnected

TCCR0=0x00;

TCNT0=0x00;

(66)

// Timer/Counter 1 initialization

// Clock source: System Clock

// Clock value: Timer 1 Stopped

// Mode: Normal top=FFFFh

// OC1A output: Discon.

// OC1B output: Discon.

// Noise Canceler: Off

// Input Capture on Falling Edge

// Timer 1 Overflow Interrupt: Off

// Input Capture Interrupt: Off

// Compare A Match Interrupt: Off

// Compare B Match Interrupt: Off

(67)

// Timer/Counter 2 initialization

// Clock source: System Clock

// Clock value: Timer 2 Stopped

// Mode: Normal top=FFh

// OC2 output: Disconnected

ASSR=0x00;

TCCR2=0x00;

TCNT2=0x00;

OCR2=0x00;

// External Interrupt(s) initialization

// INT0: Off

// INT1: Off

// INT2: Off

MCUCR=0x00;

MCUCSR=0x00;

// Timer(s)/Counter(s) Interrupt(s) initialization

TIMSK=0x00;

// Analog Comparator initialization

// Analog Comparator: Off

// Analog Comparator Input Capture by Timer/Counter 1: Off

(68)

SFIOR=0x00;

// LCD module initialization */

lcd_init(16);

ce = 1;

pr = 1;

PORTD = 0X00;

DDRD = 0XFF;

DDRC.0 = 1;

DDRC.1 = 1;

while (1)

{

//========= Program rutin sensor ultrasonic untuk mengukur ketinggian

bensin

SIG_dir = 1; // set SIG pin as output

SIG_out = 0; //

delay_us(20); // send start pulse

SIG_out = 1; //

SIG_dir = 0; // set SIG pin as input

TCNT1=0;

while (SIG_in); // wait for return pulse

(69)

while ((!SIG_in) && !(TIFR & 0x80)); // timing the return pulse

TCCR1B=0x00; // stop timer

US = TCNT1; // save timer value to variable US

US = US/50; // convert to CM

US= US/10;

a=2.8-US; // program untuk mengkonversi ke volume

b=a*2.4; // volume

lcd_clear();

sprintf(Msg2,"tinggi=%3.2f L",b); //hasil pengukuran

lcd_gotoxy(0,0);

lcd_puts(Msg2);

delay_ms(1000);

//=================================

if (b <=3.5 && b >=3.3) //jika volume antara 3,3 L dan 3,5 L

{lcd_gotoxy(0,1); //posisi kursor lcd di baris 1 kolom ke 0

lcd_putsf("volume 3,5 L"); //tampilan lcd

adr = 0x02; //alamat suara

ic_aktif(); //aktifkan suara

adr = 0x04;

ic_aktif();

(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Sensor ultrasonic yaitu sensor yang bekerja berdasarkan kemampuan

penghalang memantulkan kembali gelombang yang dipancarkan. Gangguan

dapat terjadi jika penghalang yang digunakan memiliki permukaan yang

tidak rata, sehingga gelombang memantul tidak karuan dan sulit ditangkap

receiver selain itu dapat juga karena interferensi gelombang dengan

frekuensi yang sama.

2. ISD 2560 merupakan IC suara atau lebih tepatnya pengolah sinyal suara

analog menjadi sinyal suara digital. Sebelum menggunakannya harus

terlebih dahulu melakukan proses perekaman. Hasil rekaman dapat

disimpan dalam memori IC dan dapat diputar ulang untuk mendengar hasil

rekaman.

3. Semua sistem diatur oleh ATMEGA8535 yang berfungsi sebagai otak dari

seluruh sistem dan sangat terkoordinasi antara sensor-sensor dan

(76)

5.2. Saran

1. Agar rangkaian tidak terganggu, sebaiknya alat ini dikemas dalam bentuk yang lebih aman dan terlindungi, terutama terlindung dari cairan karena

percobaan yang akan dilakukan menggunakan cairan. Selain itu komponen

elektronik juga rentan terhadap air.

2. Untuk pengembangan selanjutnya , ada baiknya tangki yang digunakan benar-benar tangki sepeda motor atau tangkinya dibuat persis seperti

tangki bensin sepeda motor.

3. Alangkah baiknya alat ini dapat dikembangkan dengan bantuan pabrikan sehingga Program yang digunakan dan Perhitungannya lebih teliti dan

akurat. Serta ukuranya dapat diminimalkan, mengingat ukuran prototype

ini tergolong besar, sehingga bisa diaplikasikan pada kendaraan bermotor

(77)

DAFTAR PUSTAKA

Bejo,Agus,C&AVRRahasiaKemudahan BahasaC dalamMikokontroler

ATmega8535,GrahaIlmu,YogYakarta,2008.

Budiharto, Widodo.2005. Perancangan system dan Aplikasi Mikrokontroler.

Edisi Pertama.Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Lingga,Wardhana,BelajarSendiri MikrokontrolerAVR SeriATmega8535

Simulasi HardwaredanAplikasi,Andi,Yogyakarta,2006.

Malvino,AlbertPaul,Prinsip–PrinsipElektronika,Jilid1 dan 2,EdisiI,Salemba

Teknika,Jakarta,2003.

http://capoenk.kandangbuaya.com/tag/isd2560/

http://www.ittelkom.ac.id/library/index.php?view=article&catid=16%3

Amikroprocessorkontroller&id=654%3Alcd&option=com_content&I

(78)

Gambar

Gambar 2. 1 Blok Diagram ATMega8535
Gambar 2.2  Konfigurasi Pin ATMega8535
Gambar 2. 3 Peta Memori Program
Gambar 2. 5 EEPROM Data Memory
+7

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa ciri orang kreatif adalah memiliki kemampuan untuk menelorkan ide, gagasan, pemecahan, cara kerja yang tidak lazim (meski tak selalu baik), yang jarang,

Dokumen ini memuat rumusan rencana, strategi dan target pencapaian yang bersifat kuantitatif dan operasional dari masing- masing indikator kinerja untuk mencapai tujuan dan

Melihat kenyataan tersebut maka penulis berkeinginan untuk melakukan penelitian yang berjudul efektivitas layanan informasi dengan model cooperative learning tipe

Pengembangan Model Pembelajaran Sosiodrama dengan lJenggunakan Media Film Dokumenter Sekunder Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP

The upper middle class is often made up of highly educated business and professional people with high incomes, such a doctors, lawyers,. stockbrokers, and CEO (chief

Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan

Dengan telah diterbitkannya Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor: 1/BNSP/III/2014 tentang Pedoman Penilaian Kesesuaian – Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi

Alur cara kerja sistem dalam proses pelaporan masalah pada mesin edc.. Penelitian ini menjelaskan bagaimana sistem menampilkan