• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Sistem Penghitung Volume Bahan Bakar Sepeda Motor Dengan Alarm Dan Suara Berbasis Mikrokontroller Atmega8535 Secara Hardware

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perancangan Sistem Penghitung Volume Bahan Bakar Sepeda Motor Dengan Alarm Dan Suara Berbasis Mikrokontroller Atmega8535 Secara Hardware"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN SISTEM PENGHITUNG VOLUME BAHAN BAKAR SEPEDA MOTOR DENGAN OUTPUT ALARM DAN SUARA BERBASIS

MIKROKONTROLER ATMEGA8535 SECARA HARDWARE

TUGAS AKHIR

YOGI PRAMANA 092408006

PROGRAM STUDI D3 FISIKA DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PERANCANGAN SISTEM PENGHITUNG VOLUME BAHAN BAKAR SEPEDA MOTOR DENGAN OUTPUT ALARM DAN SUARA BERBASIS

MIKROKONTROLER ATMEGA8535 SECARA HARDWARE

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli Madya

PROGRAM STUDI D3 FISIKA DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERNYATAAN

PERANCANGAN SISTEM PENGHITUNGAN VOLUME BAHAN BAKAR SEPEDA MOTOR DENGAN DENGAN OUTPUT ALARM DAN SUARA BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 SECARA HARDWARE

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa Laporan Tugas Akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali

beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, 19 Juli 2012

(4)

PERSETUJUAN

Judul : PERANCANGAN SISTEM PENGHITUNG VOLUME

BAHAN BAKAR SEPEDA MOTOR DENGAN ALARM

DAN SUARA BERBASIS MIKROKONTROLLER

ATMEGA8535 SECARA HARDWARE

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : YOGI PRAMANA

No Induk Mahasiswa : 092408006

Program Studi : DIPLOMA III (D3) FISIKA

Departement : FISIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (MIPA) UNIVERSITAS SUMATERA

UTARA

Diluluskan di

Medan, Juli 2012

Diketahui/Disetujui oleh

Program Studi D3 Fisika Pembimbing Ketua,

(5)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat Rahmat

dan karunia-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini tepat pada

waktunya.

Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, penulis banyak mendapatkan bantuan

dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr.Sutarman,M.Sc,selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam (MIPA) USU.

2. Ibu Dr.Susilawati,M.Si, selaku ketua Program studi D3 Fisika Instrumentasi.

3. Bapak Drs.M. Firdaus, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah banyak

membimbing penulis sehingga laporan ini dapat diselesaikan dengan baik.

4. Seluruh Dosen/Staf pengajar pada program studi D3 Fisika Instrumentasi.

5. Kedua Orang tua saya yang sangat saya sayangi Ayahanda H. Peltu Aswin dan Ibunda Hj. Sri Warsih, serta kepada kedua adik saya Dwi Puspita Sari dan Nanda Fajar Nugroho yang telah memberikan dukungan moril dan

materil kepada penulis.

6. Bang Oki Handinata yang telah membantu saya dalam menyelesaikan

laporan Tugas Akhir.

7. Seluruh rekan-rekan Fisika Instrumentasi D-III yang telah banyak membantu

terwujudnya perancangan proyek yaitu : M Iqbal, Mhd Ridho Illahi,

(6)

Said Harahap, Okto H Situmorang dan Daftari serta teman –teman yang lain

yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Sepenuhnya penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini,

masih terdapat kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

bersifat membangun dari para pembaca, dimana saran dan kritik tersebut dapat

dimanfaatkan untuk kemajuan pengetahuan pada saat ini maupun di masa yang akan

datang.

Semoga laporan ini berguna bagi pembaca, akhir kata penulis mengucapkan

banyak terima kasih.

Medan, Juli 2012

(7)

ABSTRAK

(8)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Pernyataan ...ii

Persetujuan ... iii

Penghargaan ... iv

Abstrak ... vi

Daftar isi ... vii

Daftar Gambar ... x

Daftar Tabel ... xii

BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penulisan ... 3

1.4 Batasan Masalah ... 4

1.5 Sistematika Penulisan ... 5

BAB II: LANDASAN TEORI 2.1 Mikrokontroler ATMEGA8535 ... 7

2.1.1 Konfigurasi PIN ATMEGA 8535... 11

2.1.2 Peta Memori ATMEGA8535 ... 13

2.1.3 Program memori ... 13

(9)

2.1.5 EEPROM Data Memori ... 15

2.1.6 Status Register ... 15

2.2 Sensor Ultrasonic…… ... 17

2.3 ISD2560…… ... 21

2.3.1 Pengolah Sinyal Suara ... 21

2.3.2 Ciri – Ciri ISD2560 ... 21

2.3.3 Deskripsi PIN ... 23

2.3.4 Mode Operasional ... 26

2.4 LCD…… ... 28

2.5 Resistor…… ... 30

2.5.1 Fixed Resistor ... 30

2.6 Kapasitor…… ... 32

2.6.1 Elecrolytic Capacitor (ELCO) ... 34

2.6.2 Ceramic Capasitor ... 35

2.6.3 Nilai Kapasitor ... 35

2.7 Transistor…… ... 36

2.8 Dioda…… ... 39

2.8.1 Karakteristik Dioda ... 40

2.8.2 Dioda Penyearah ... 41

2.8.3 Dioda Zener ... 42

2.8.4 Dioda Cahaya (LED : Light Emiting Dioda) ... 42

(10)

BAB III: Rancangan Sistem

3.1 Diagram Blok & Cara Kerja Rangkaian Sistem ... 44

3.2 Peracangan Rangkaian Catu Daya ... 45

3.3 Perancangan Rangkaian Sensor Ultrasonic ... 46

3.4 Perancangan Rangkaian Sensor Ultrasonic dengan Mikrokontroler AVR ATMEGA8535 ... 49

3.5 Perancangan Rangkaian LCD ... 50

3.6 Perancangan Rangkaian ISD2560 ... 52

BAB IV: PENGUJIAN RANGKAIAN 4.1 Pengujian & Analisa Rangkaian Sensor Ultrasonic ... 53

4.2 Flow Chart ... 56

4.2.1 Pengujian Rangkaian Power Supply ... 57

4.2.2 Pengujian Rangkaian Mikrokontroller ATMEGA8535... 57

4.2.3 Pengujian Rangkaian LCD ... 59

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 60

5.2 Saran ... 61

Daftar Pustaka

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Blok Diagram ATMEGA 8535 ... 10

Gambar 2.2 Konfigurasi PIN ATMEGA 8535 ... 12

Gambar 2.3 Peta Memori Program ... 14

Gambar 2.4 Peta Memori Data ... 14

Gambar 2.5 EPPROM Data Memori ... 15

Gambar 2.6 Status Register ... 15

Gambar 2.7 Sensor Ultrasonic ... 17

Gambar 2.8 Blok Sensor Ultrasonic Dengan Tampilan Seven Segment ... 19

Gambar 2.9 Ilustrasi Cara Kerja Sensor ... 20

Gambar 2.10 Skematik Hub PIN ... 20

Gambar 2.11 Diagram Blok ISD2560... 22

Gambar 2.12 Konfigurasi PIN ISD 2560 ... 23

Gambar 2.13 LCD 2x 16 ... 28

Gambar 2.14 Resistor ... 31

Gambar 2.15 Lambang Kondensator ... 33

Gambar 2.16 Skema Kapasitor ... 33

Gambar 2.17 ELCO ... 34

Gambar 2.18 Ceramic Kapasitor ... 35

Gambar 2.19 Simbol Tipe Transistor ... 38

(12)

Gambar 2.21 Simbol Dan Bentuk Dioda Zener ... 42

Gambar 2.22 Rangkaian Penurun Tegangan & Penghasil Tegangan DC ... 43

Gambar 3.1 Diagram Blok rangkaian Penghitung ... 44

Gambar 3.2 Rangkaian Catu Daya ... 46

Gambar 3.3 Rangkaian Transmiter Ultrasonic ... 47

Gambar 3.4 Rangkaian Receiver Ultrasonic ... 47

Gambar 3.5 Jarak antara TX-RX ... 48

Gambar 3.6 Keluaran Pulsa Ultrasonic ... 48

Gambar 3.7 Rangkaian Sennsor Ultrasonis dgn Mikrokontroler AVR ATMEGA8535 ... 49

Gambar 3.8 Rangkaian LCD ... 50

Gambar 3.9 Rangkaian ISD2560 ... 52

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Deskripsi PIN ISD2560 ... 26

Tabel 2.2 Mode Operasional ... 27

Tabel 2.3 Gelang Resistor ... 31

Tabel 2.4 Nilai Kapasitor ... 36

Tabel 4.1 Data jarak Deteksi Berbagai Halangan ... 53

(14)

ABSTRAK

(15)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kemajuan teknologi dibidang elektronika sekarang ini berkembang cepat

sekali dan berpengaruh dalam pembuatan alat-alat canggih, yaitu alat yang

dapat bekerja secara otomatis dan memiliki ketelitian tinggi dengan bantuan

mikrokontroler. Dalam hal ini penulis akan membahas transportasi darat yaitu sepeda

motor sebagai alat transportasi. Tetapi pada kesempatan ini penulis hanya membahas

tentang pengukuran bahan bakar sepeda motor. Tidak jarang kita memdengar ada

seorang pengendara sepeda motor mengalami kehabisan bahan bakar diperjalanan

hanya karena pengukur meteran analog untuk mengetahui volume bahan bakar pada

sepeda motornya rusak ataupun tidak akurat.

Penghitung volume bahan bakar sepeda motor ini memanfaatkan ketinggian

suatu media materi cair berbasis mikrokontroler ATMEGA 8535 ini adalah sebuah alat

yang dibuat untuk memudahkan kita mengetahui volume bahan bakar kendaraan

sehingga pengendara dapat mengetahui jumlah bahan bakar pada tangki kendaraannya.

Selain itu alat pengukur ini juga memiliki sebuah kelebihan yaitu dapat memprediksi

jarak tempuh sesuai kapasitas volume bahan bakar yang ada di tangki bahan bakar

sebuah kendaraan. Sebagai contoh jika alat pengukur ini menyebutkan volume bahan

bakar,misal 0.5 liter maka alat ini akan menghitung seberapa jauh lagi jarak yang dapat

(16)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, dapat di rumuskan beberapa masalah yang dibahas dalam

Tugas Akhir ini, yaitu:

1. Bagaimana cara kerja alat ini ketika bahan bakar telah habis dan bagaimana jika

terjadi banyak guncangan pada sebuah kendaraan sehingga sulit menghasilkan

perhitungan yang akurat?

2. Selain itu apa yang terjadi ketika bahan dari sepeda motor mengenai bagian dari

sensor pendeteksi?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dilakukan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

1.Salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh mahasiswa dalam menyelesaikan

pendidikan pada program studi D-III Fisika FMIPA USU.

2.Menerapkan disiplin ilmu yang berkaitan yang telah diperoleh selama

perkuliahan.

3.Studi awal tentang penggunaan sensor ultrasonic yang berfungsi sebagai sensor

pendeteksi ketinggian zat cair dalam sebuah sistem otomatisasi.

4.Studi awal tentang sistem kecerdasan.

5.Studi awal dalam pembuatan perancangan penghitung volume bahan bakar

sepeda motor dengan mikrokontroler AT-MEGA8535 secara hardware sebagai

(17)

1.4 Batasan Masalah

Mengacu pada hal diatas maka penulis membuat sistematika pembahasan dalam

Perancangan sistem penghitung volume bahan bakar sepeda motor berbasis

Mikrokontroler ATMEGA 8535 secara hardware, dengan batasan-batasan sebagai

berikut:

1. Pembahasan mikrokontroler Atmega8535.

2. Sensor yang digunakan adalah Ping UltraSonic sebagai sensor yang mendeteksi

ketinggian objek yang akan diukur dan ISD2560 sebagai pengolah sinyal suara,

serta hanya meliputi rangkaian Mikrokontroler ATMEGA8535 dan ISD2560

beserta program.

3. Pengujian alat dilakukan pada kondisi yang statis, tidak ekstrim (misal: objek

yang diukur dalam keadaan tenang, dan tidak terlalu terguncang. Serta sensor

tidak mengenai cairan atau objek yang diukur).

4. Tangki yang digunakan yaitu tangki yang memiliki volume ± 3.5 L dengan

ukuran 12x20x15 . Referensi data perbandingan volume bahan bakar per liter

dan jarak tempuh yang digunakan tiap liter bahan bakar yaitu menggunakan

spesifikasi sepeda motor Honda supra Fit dengan konsumsi 1 liter dengan jarak

(18)

1.5 Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Bagian ini meliputi latar belakang masalah, tujuan penulisan,

batasan masalah, rumusan masalah, dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Pada bagian ini akan dijelaskan teori pendukung meliputi

arsitektur dan konstruksi mikrokontroler ATMEGA8535,

Hardware, cara kerja mikrokontroler ATMEGA8535, selain itu

juga membahas komponen pendukung lainnya yang

berhubungan dengan perancangan alat.

BAB III : PERANCANGAN SISTEM

Pada bagian ini akan dijelaskan tentang perancangan alat yang

meliputi diagram blok, skematik dari masimg-masing rangkaian.

BAB IV : PENGUJIAN RANGKAIAN

Pada bab ini akan dibahas pengujian rangkaian, hasil pengujian dan program ke Mikrokontroler ATMEGA8535

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bagian ini merupakan penutup yang meliputi tentang

kesimpulan dari pembahasan yang dilakukan dari laporan

proyek ini serta saran yang diberikan demi kesempurnaan dan

(19)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Mikrokontroler ATMEGA8535

Mikrokontroler, sesuai namanya adalah suatu alat atau komponen pengontrol

atau pengendali yang berukuran mikro atau kecil. Sebelum ada mikrokontroler, telah

ada terlebih dahulu muncul mikroprosesor. Bila dibandingkan dengan

mikroprosesor, mikrokontroler jauh lebih unggul karena terdapat berbagai alas an.

Input / Output dalam mikrokontroler sudah tersedia sementara pada

mikroprosesor dibutuhkan IC tambahan untuk menangani I/O tersebut. IC I/O yang

dimaksud adalah PPI 8255. Memori merupakan media untuk menyimpan program dan

data sehingga mutlak harus ada. Mikroprosesor belum memiliki memori internal

sehingga memerlukan IC memori eksternal. Dengan kelebihan-kelebihan di atas,

ditambah dengan harganya yang relatif murah sehingga banyak penggemar elektronika

yang kemudian beralih ke mikrokontroler. Namun demikian, meski memiliki berbagai

kelemahan, mikroprosesor tetap digunakan sebagai dasar dalam mempelajari

mikrokontroler. Inti kerja dari keduanya adalah sama sebagai pengendali suatu sistem.

Mikrokontroler merupakan komputer di dalam chip yang digunakan untuk

mengontrol peralatan elektronik, yang menekankan efisiensi dan efektifitas

biaya. Secara harfiahnya bisa disebut “pengendali kecil“ dimana sebuah sistem

(20)

seperti IC TTL dan CMOS dapat direduksi / diperkecil dan akhirnya terpusat serta

dikendalikan oleh mikrokontroler ini. Dengan menggunakan mikrokontroler ini maka:

a) Sistem elektronik akan menjadi lebih ringkas.

b) Rancang bangun sistem elektronik akan lebih cepat karena sebagian besar dari

sistem adalah perangkat lunak yang mudah dimodifikasi.

c) Pencarian gangguan lebih mudah ditelusuri karena sistemnya yang kompak.

Namun demikian tidak sepenuhnya mikrokontroler bisa mereduksi komponen IC

TTL dan CMOS yang seringkali masih diperlukan untuk aplikasi kecepatan

tinggi atau sekedar menambah jumlah saluran input dan output (I/O). dengan

kata lain, mikrokontroler adalah versi mini atau mikro dari sebuah komputer

karena mikrokontroler sudah mengandung beberapa bagian yang langsung bisa

dimanfaatkan, misalnya port paralel, port serial, komparator, konversi

digital ke analog (DAC), konversi analog ke digital (ADC), dan sebagainya

hanya menggunakan Minimum System yang tidak rumit atau kompleks.

Mikrokontroler adalah otak dari suatu sistem elektronika sama seperti halnya

mikroprosesor sebagai otak komputer. Namun mikrokontroler memiliki nilai tambah

karena didalamnya sudah terdapat memori dan sistem input/output dalam suatu kemasan

IC. Mikrokontroler AVR (Alf and Vegard’s RISC processor) standar memiliki arsitektur

8-bit, dimana semua instruksi dikemas dalam kode 16- bit dan sebagian besar instruksi

dieksekusi dalam satu siklus clock. Berbeda dengan instruksi MCS-51 yang

membutuhkan 12 siklus clock karena memiliki arsitektur CISC (seperti komputer).

Secara umum, AVR dapat dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu keluarga

(21)

membedakan masing-masing kelas adalah memori, peripheral, dan fungsinya. Dari segi

arsitektur dan instruksi yang digunakan, mereka bisa dikatakan hampir sama. Oleh

karena itu, dipergunakan salah satu AVR produk Atmel, yaitu ATMEGA 8535. Selain

mudah didapatkan dan lebih murah ATMEGA 8535 juga memiliki fasilitas yang

lengkap. Untuk tipe AVR ada 3 jenis yaitu ATTiny, AVR klasik, dan ATMEGA.

Perbedaannya hanya pada fasilitas dan I/O yang tersedia serta fasilitas lain

seperti ADC, EEPROM, dan lain sebagainya. Salah satu contohnya adalah ATMEGA

8535. Memiliki teknologi RISC dengan kecepatan maksimal 16 MHz membuat

ATMEGA 8535 lebih cepat bila dibandingkan dengan varian MCS51. Dengan fasilitas

yang lengkap tersebut menjadikan ATMEGA 8535 sebagai mikrokontroler yang

powerfull. Adapun blok diagramnya sebagai berikut :

(22)

Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa ATMEGA 8535 memiliki bagian sebagai

berikut :

1. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C, Port D.

2. ADC 10 bit sebanyak 8 saluran.

3. Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan pembandingan.

4. CPU yang terdiri atas 32 buah register.

5. Watchdog Timer dengan osilator internal.

6. SRAM sebesar 512 byte.

7. Memori Flash sebesar 8 kb dengan kemampuan Read While Write.

8. Unit interupsi internal dan eksternal.

9. Port antarmuka SPI.

10.EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi.

11.Antarmuka komparator analog.

12.Port USART untuk komunikasi serial.

KapabiliItas detail dari ATMEGA 8535 adalah sebagai berikut :

1. Sistem mikroprosesor 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan maksimal 16

MHz.

2. Kapabiltas memori flash 8 Kb, SRAM sebesar 512 byte, dan EEPROM

(Electrically Erasable Programmable Read Only Memory) sebesar 512

byte.

3. ADC internal dengan fidelitas 10 bit sebanyak 8 channel.

4. Portal komunikasi serial (USART) dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps.

(23)

2.1.1. Konfigurasi PIN ATMEGA 8535

Mikrokontroler ATMEGA 8535 mempunyai jumlah pin sebanyak 40 buah, dimana 32 pin digunakan untuk keperluan port I/O yang dapat menjadi pin input/output

sesuai konfigurasi. Pada 32 pin tersebut terbagi atas 4 bagian (port), yang

masing-masingnya terdiri atas 8 pin. Pin-pin lainnya digunakan untuk keperluan rangkaian

osilator, supply tegangan, reset, serta tegangan referensi untuk ADC. Untuk lebih

jelasnya, konfigurasi pin ATMEGA8535 dapat dilihat pada gambar 2.2.

Gambar 2.2 Konfigurasi Pin ATMega8535

Mikrokontroller ini memiliki 32 port I/O, yaitu port A, port B, port C dan

port D. Pin 33 sampai 40 adalah Port A yang merupakan port ADC, dimana port ini

(24)

Berikut ini adalah susunan pin-pin dari ATMega8535;

 VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukkan catu daya

 Reset merupakan pin yang digunakan untuk mereset mikrokontroler

 GND merupakan pin ground

 Port A (PA0..PA7) merupakan pin I/O dua arah dan pin masukan ADC

 Port B (Pin 1 – 8) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu

Timer/Counter, Komparator Analog, dan SPI

 Port C (Pin 22 – 29) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu

TWI, Komparator Analog, dan Timer Oscilator

 Port D (Pin 14 – 21) adalah merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus,

yaitu Komparator Analog, Interupsi Iksternal dan komunikasi serial USART

 XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukkan clock eksternal (osilator

menggunakan kristal, biasanya dengan frekuensi 11,0592 MHz), Pin 12 dan 13

dihubungkan ke XTAL 8 MHz dan dua buah kapasitor 22pF. XTAL ini akan

mempengaruhi kecepatan mikrokontroller AVR Atmega8535 dalam

mengaksekusi setiap perintah dalam program. Pada pin 9 dihubungkan dengan

sebuah kapasitor dan sebuah resistor yang dihubungkan ke ground. Kedua

komponen ini berfungsi agar program pada mikrokontroller dijalankan

beberapa saat setelah power aktif.

 Pin 10 dihubungkan ke sumber tegangan 5 volt. Dan pin 11 dihubungkan

ke ground. Rangkaian mikrokontroller ini menggunakan komponen

kristal sebagai sumber clock-nya. Nilai kristal ini akan mempengaruhi

(25)

2.1.2. Peta Memori ATMEGA 8535

ATMEGA 8535 memiliki dua jenis memori yaitu Program Memory dan Data

Memory ditambah satu fitur tambahan yaitu EEPROM Memory untuk penyimpan data.

2.1.3. Program Memory

ATMEGA 8535 memiliki On-Chip In-System Reprogrammable Flash Memory

untuk menyimpan program. Untuk alasan keamanan, program memory dibagi menjadi

dua bagian, yaitu Boot Flash Section dan Application Flash Section. Boot Flash Section

digunakan untuk menyimpan program Boot Loader, yaitu program yang harus

dijalankan pada saat AVR reset atau pertama kali diaktifkan. Application Flash Section

digunakan untuk menyimpan program aplikasi yang dibuat user. AVR tidak dapat

menjalakan program aplikasi ini sebelum menjalankan program Boot Loader. Besarnya

memori Boot Flash Section dapat deprogram dari 128 word sampai 1024 word

tergantung setting pada konfigurasi bit di register BOOTSZ. Jika Boot Loader

diproteksi, maka program pada Application Flash Section juga sudah aman.

(26)

2.1.4. Data Memory

Gambar berikut menunjukkan peta memori SRAM pada ATMEGA 8535. Terdapat 608 lokasi address data memori. 96 lokasi address digunakan untuk Register

File dan I/O Memory sementara 512 likasi address lainnya digunakan untuk internal

data SRAM. Register file terdiri dari 32 general purpose working register, I/O register

terdiri dari 64 register.

Gambar 2. 4 Peta Memori Data 2.1.5. EEPROM Data Memory

ATMEGA 8535 memiliki EEPROM 8 bit sebesar 512 byte untuk menyimpan

data. Lokasinya terpisah dengan sistem address register, data register dan control

register yang dibuat khusus untuk EEPROM. Alamat EEPROM dimulai dari $000

sampai $1FF.

(27)

2.1.6. Status Register (SREG)

Status register adalah register berisi status yang dihasilkan pada setiap operasi

yang dilakukan ketika suatu instruksi dieksekusi. SREG merupakan bagian dari inti

CPU mikrokontroler.

Gambar 2. 6 Status Register ATMEGA 8535

Bit 7 – I : Global Interrupt Enable

Jika bit Global Interrupt Enable diset, maka fasilitas interupsi dapat dijalankan.

Bit ini akan clear ketika ada interrupt yang dipicu dari hardware, setelah

program interrupt dieksekusi, maka bit ini harus di set kembali dengan instruksi

SEI.

Bit 6 – T : Bit Copy Storage

Instruksi bit copy BLD dan BST menggunakan bit T sebagai sumber atau tujuan

dalam operasi bit.

Bit 5 – H: Half Carry FlagBit 4 – S : Sign Bit

Bit S merupakan hasil exlusive or dari Negative Flag N dan Two’s Complement

Overflow Flag V.

(28)

Bit 2 – N : Negative Flag

Jika operasi aritmatika menghasilkan bilangan negatif, maka bit ini akan set.

Bit 1 – Z : Zero Flag

Jika operasi aritmatika menghaslkan bilangan nol, maka bit ini akan set.

Bit 0 – C : Carry Flag

Jika suatu operasi menghasilkan Carry, maka bit ini akan set.

2.2. Sensor Ultrasonic

Sensor ultrasonic adalah sensor yang bekerja berdasarkan prinsip pantulan

gelombang dimana sensor menghasilkan gelombang pantulan ke benda yang kemudian

menangkapnya kembali dengan perbedaan waktu sebagai dasar perhitungannya.

Perbedaan waktu antara gelombang pantulan yang di kembalikan dan yang diterima

kembali adalah berbanding lurus dengan jarak atau tinggi objek yang memantulkannya.

Jenis objek yang dapat di indranya adalah padat, cair dan butiran. Tanpa kontak jarak 2

cm sampai 3 meter dan dapat dengan mudah dihubungkan dengan mikrokontroler

malalui satu pin I/O saja.

Dimensi : 2,6 cm (p) x 4,1 cm (l) x 6,2 cm (t)

(29)

Spesifikasi Sensor Ultrasonic :

1. Memiliki 2 jenis antarmuka yang dapat aktif bersamaan, yaitu I2C-bus (fSCL

maks. 65 kHz) dan pulse width (10µs/mm).

2. 8 modul dapat digunakan bersama dalam satu sistem I2C-bus yang hanya

membutuhkan 2 pin I/O mikrokontroler saja.

3. Membutuhkan catu daya tunggal +5 VDC, dengan konsumsi arus 17 mA typ.

(tanpa sensor infrared ranger).

4. Terdapat 2 mode operasi yaitu full operation dan reduced operation. Pada mode

reduced operation beberapa komponen ultrasonic ranger akan dimatikan (saat idle)

dan konsumsi arus mejadi 13 mA typ.

5. Terdiri dari sebuah ultrasonic ranger dengan spesifikasi: Mengukur jarak dari 2 cm

hingga 3 m tanpa dead zone atau blank spot. Obyek dalam jarak 0 - 2 cm dideteksi

sebagai 2 cm. Menggunakan burst sinyal kotak 16 Vp-p dengan frekuensi 40 kHz.

6. Dapat dihubungkan dengan maksimum 2 buah infrared ranger Sharp GP2D12

yang memiliki jangkauan pengukuran 10 - 80 cm.

7. Data keluaran sudah siap pakai dalam satuan mm (untuk antarmuka I2C) sehingga

mengurangi beban mikrokontroler.

8. Ketelitian pengukuran jarak (ranger) adalah 5mm.

(30)

10. Memerlukan input trigger berupa pulsa negatif TTL (20µs min.) untuk antarmuka

pulse width.

11. Tersedia 1 pin output yang menunjukkan aktifitas sensor, dapat tidak dimanfaatkan.

12. Tidak diperlukan waktu tunda sebelum melakukan pengukuran berikutnya.

13. Kompensasi kesalahan dapat diatur secara manual untuk mengurangi pengaruh

faktor perubahan suhu lingkungan dan faktor reflektifitas obyek.

Blok diagram ini di lengkapi dengan tampilan seven segment agar kita bisa

[image:30.612.134.478.368.525.2]

melihat hasilnya.

Gambar 2.8. Blok Sensor Ultrasonic dengan Tampilan Seven Segment Kita lihat secara seksama cara kerja sensor ultrasonic dengan cara memantulkan

gelombang ke sebuah objek kemudian data yang di pantulkan menentukan jarak dari

(31)
[image:31.612.148.465.79.223.2]

Gambar 2.9. Ilustrasi cara kerja sensor

Untuk pengaktifan sensor ultrasonik, hubungkan Pin Vss ke Ground, kemudian

pin Vdd ke catu daya yang keluarannya sudah diset 5V, setelah batere dihubungkan

dengan IC Regulator 7805, tinggal Pin SIG dihubungkan ke pin di Mikrokontroller,

buat sensor ke port P1.7, sedangkan indikator output P3.7

[image:31.612.151.459.413.540.2]
(32)

2.3. ISD2560

2.3.1 Pengolah Sinyal Suara

Pengolah sinyal suara adalah bagian yang mengolah sinyal suara analog menjadi

sinyal suara digital, yang akhirnya sinyal suara hasil rekaman dapat disimpan dalam

memori IC. Selain itu bagian ini juga mengubah sinyal suara digital menjadi sinyal

suara analog kembali sehingga rekaman yang tersimpan dapat diperdengarkan (diputar

ulang), untuk dapat melakukan perekaman dan pemutaran ulang rekaman digunakan IC

khusus yaitu ISD2560/75/90/120 “Single-Chip, Multiple-Mesage, Voice

Record/Playback Device” yang merupakan produk dari Winbond Electronic Corp.

ISD2560 adalah single-chip dengan kualitas tinggi, dengan durasi rekam atau

putar ulang (Record/Playback) antara 60 sampai 120 detik. Merupakan komponen

CMOS yang terdiri atas on-chip oscillator, microphon preamplifier, aoutomatic gain

control, antialiasing filter, smoothing filter, speaker preamplifier, dan high density

multi-level storage array.

2.3.2 Ciri-Ciri ISD2560

ISD2560 mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1. Single-chip mudah digunakan untuk merekam suara atau memutar ulangnya.

2. Kualitas suara atau audio yang dihasilkan tinggi dan tampak alami.

3. Single-chip dengan durasi 60,75,90 dan 120 detik.

4. Dapat digunakan dengan atau tanpa mikrokontroler.

5. Secara langsung merekam dalam durasi yang panjang.

6. Power Down (PD) otomatis (mode Push-button).

(33)

8. Dapat dialamatkan secara langsung untuk mengatasi pesan yang panjang.

9. Penyimpanan pesan selama 100 tahun.

10.Siklus perekaman 100.000 kali.

11.Sumber clock on-chip.

12.Dapat diprogram untuk aplikasi putar ulang semata.

13.Catu daya +5 volt

Diagram Blok

Internal Clock Timing

Amp Automatic Gain Contol (AGC) Pre-Amp Sampling Clock 5-Pole Active Antialiasing Filter Amp Mux 5-Pole Active Smoothing Filter Device Control SP + SP -XCLK ANA IN ANA OUT MIC MIC REF AGC Analog Tranceiver D e c o d e

rs 480K Cell Nonvolatile Multilevel Storage

Array

PD OVF P/R CE EOM AUX IN Address Buffer

A0 A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 Power Conditioning

[image:33.612.132.486.255.454.2]

VCCA VSSA VSSD VCCD

(34)
[image:34.612.106.482.442.708.2]

Konfigurasi Pin SOIC/PDIP 28 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 16 15 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 VCCD P/R XCLK EOM PD CE OVF ANA OUT ANA IN AGC MIC REF MIC VCCA SP -SP + VSSA VSSD A9 AUX IN A8 A7 A6/M6 A5/M5 A4/M4 A3/M3 A2/M2 A1/M1 A0/M0 ISD2500

Gambar 2.12 Konfigurasi Pin ISD2560

2.3.3 deskripsi Pin

Adapun fungsi-fungi dari pin ISD2560 adalah seperti diuraikan pada tabel berikut

ini : NAMA PIN NO. PIN KETERANGAN SOIC/PDIP

Ax/Mx 1-10/1-7

Address/Mode Inputs: Address/Mode Inputs

memiliki dua fungsi bergantung pada level dari

dua buah Most Significant Bits (MSB) dari pin-pin

alamat (A8 dan A9).

Jika salah satu atau kedua MSB dalam kondisi

(35)

semua masukan diinterpretasikan sebagai bit alamat

dan digunakan sebagai alamat awal untuk siklus

perekaman atau putar ulang

Jika kedua MSB dalam kondisi TINGGI,

Address/mode Inputs diinterpretasikan sebagai Mode

bits according untuk Mode Operasional

(Operational Mode). Ada 6 mode operasi (M0...M6)

dan memungkinkan untuk menggunakan banyak

mode operasional secara simultan

AUX IN 11

Auxiliary Inputs: AUX IN digunakan untuk

menghubungkan sinyal playback dengan speaker

VSSA,VSSD 13,12 Ground

SP+ / SP- 14/15

Speaker Outputs: Bagian yang mengeluarkan suara

atau audio. Semua komponen termasuk on-chip

differensial speaker driver, terbatas pada 50mW

sampai 16 ohm

VCCA/VCCD 16,28 Supply Voltage

MIC 17

Microphone: Mikrofon mentransfer sinyal masukan

menuju on-ship preamplifier.Rangkaian Automatic

(36)

mulai dari -15 sampai 24dB

MIC REF 18

Microphone Reference: Masukan MIC REF

merupakan masukan inverting untuk mikrofon

preamplifier

AGC 19

Aoutomatic Gain Control: Dengan adanya AGC

dapat meminimalkan distorsi suara yang direkam

ANA IN 20

Analog Input: Analog Input mentrasfer sinyal

masukan analog pada chip untuk direkam. Untuk

masukan mikrofon, pin ANA OUT harus

dihubungkan dengan pin ANA IN melalui kapasitor

eksternal

ANA OUT 21 Analog Output: Preamplifier output.

OVF 22

Overflow: Untuk mengindikasikan bahwa piranti

telah terisi penuh dengan pesan (pesan berlebihan)

CE 23

Chip Enable: Pin CE diberi kondisi RENDAH

(LOW) untuk mengenable semua operasi perekaman

atau putar ulang.

PD 24

Power Down: Ketika sedang merekam atau memutar

ulang hasil rekaman Pin PD harus dikondisikan

TINGGI (HIGH) untuk menempatkan perangkat

dalam mode standby

(37)

perangkat sedang beroperasi (merekam atau

memutar ulang).

XCLK 26

External Clock: Berikut XCLK yang terdapat pada

IC ISD2500:

Part number Sample rate

Required

Clock

ISD2560 8.0 kHz 1024 kHz

ISD2575 6.4 kHz 819.2 kHz

ISD2590 5.3 kHz 682.7 kHz

ISD25120 4.0 kHz 512 kHz

P/R 27

Playback/Record: Pin ini digunakan untuk merekam

[image:37.612.115.500.74.489.2]

atau memutar ulang (playback/record)

Tabel 2.1 Deskripsi Pin ISD2560

2.3.4 Mode Operasional

ISD2560 didesain dengan beberapa Mode Operasional. Mode Operasional diakses

melalui pin alamat dan digambarkan sebagai daerah alamat pesan normal. Ketika kedua

(38)

diinterpretasikan sebagai mode bits bukan alamat bits. Karenanya mode operasional dan

pengalamatan langsung tidak kompatibel dan tidak dapat digunakan secara bersamaan.

Ada dua hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan Operasional Mode.

Pertama, semua operasi dimulai dengan alamat 0. operasi selanjutnya dapat dimulai

dengan lokasi alamat lain, bergantung Mode Operasional yang dipilih. Adapun beberapa

Mode Operasional digambarkan dengan tabel berikut :

Mode Fungsi Kegunaan Tipikal

Gabungan

yang

Kompatibel

M0 Message Cueing Fast-forward through message M4,M5,M6

M1 Hapus EOM Posisi EOM setelah pesan terakhir

M3,M4,M5,M

6

M2 Tidak

diaplikasikan Reserved N/A

M3 Pengulangan Putar ulang berlanjut dari

alamat 0 M1,M5,M6

M4 Consecutive

addressing Record/playback multiple M0,M1,M5

consecutive message

M5 CE level-activated Allow message pausing M0,M1,M3,M 4

M6 Kontrol

[image:38.612.106.486.241.692.2]

push-button Simplified device interface M0,M1,M3

(39)

2.4 Liquid Crystal Display (LCD)

LCD (Liquid cristal display) adalah salah satu komponen elektronika yang

berfungsi sebagai tampilan suatu data, baik karakter, huruf ataupun grafik. Jenis LCD

yang dipakai pada alat ini adalah LCD M1632. LCD terdiri dari dua bagian, yang

pertama merupakan panel LCD sebagai media penampil informasi dalam bentuk

huruf/angka dua baris, masing–masing baris bisa menampung 16 huruf/angka.LCD

(Liquid Crystal Display) adalah modul penampil yang banyak digunakan karena

tampilannya menarik. LCD yang umum, ada yang panjangnya hingga 40 karakter (2x40

dan 4x40), dimana kita menggunakan DDRAM untuk mengatur tempat penyimpanan

tersebut.(Gamayel.Rizal, 2007). Di bawah ini adalah gambar LCD 2x16 karakter.

Gambar 2.13. LCD karakter 2x16

Bagian kedua merupakan sebuah sistem yang dibentuk dengan mikrokontroler

yang ditempel dibalik pada panel LCD, berfungsi mengatur tampilan LCD. Dengan

demikian pemakaian LCD M1632 menjadi sederhana, sistem lain cukup mengirimkan

(40)

Spesifikasi LCD M1632:

1. Tampilan 16 karakter 2 baris dengan matrik 5 x 7 + kursor.

2. ROM pembangkit karakter 192 jenis.

3. RAM pembangkit karakter 8 jenis ( diprogram pemakai ).

4. RAM data tampilan 80 x 8 bit ( 8 karakter ).

5. Duty ratio 1/16.

6. RAM data tampilan dan RAM pembangkit karakter dapat dibaca dari

unit mikroprosesor.

7. Beberapa fungsi perintah antara lain adalah penghapusan tampilan (display

clear), posisi kursor awal ( crusor home ), tampilan karakter kedip (display

character blink), penggeseran kursor ( crusor shift ) dan penggeseran tampilan

(display shift).

8. Rangkaian pembangkit detak.

9. Rangkaian otomatis reset saat daya dinyalakan.

10. Catu daya tunggal +5 volt.

(41)

2.5 Resistor

Resistor adalah komponen pasif elektronika yang berfungsi untuk membatasi arus

listrik yang mengalir. umunya terbuat dari karbon film atau metal film, tetapi tidak

menutup kemungkinan untuk dibuat dari material lain. Kebalikan dari bahan yang

konduktif, bahan material seperti karet, gelas, karbon memiliki resistansi yang lebih

besar menahan aliran electron dan disebut sebagai insulator.

Fungsi dari Resistor adalah :

1. Sebagai pembagi arus.

2. Sebagai penurun tegangan.

3. Sebagai pembagi tegangan.

4. Sebagai penghambat aliran arus listrik.

2.5.1 Fixed Resistor

Resistor adalah komponen elektronik yang digunakan untuk membatasi jumlah

arus yang mengalir dalam suatu rangkaian. Sesuai dengan namanya resistor bersifat

resistif dan umunya terbuat daari bahan karbon. Tipe resistor yang umunya berbentuk

tabung porselen kecil dengan dua kaki tembaga dikiri dan dikanan. Beberapa hal yang

perlu diperhatikan :

1.

2.

3.

Makin besar bentuk fisik resistor, makin besar pula daya resistor tersebut.

Semakin besar nilai daya resistor makin tinggi suhu yang bisa diterima resistor

Resistor bahan gulungan kawat pasti lebih besar bentuk dan nilai daya-nya

(42)
[image:42.612.148.463.80.214.2]

Gambar 2.14 Resistor Tetap

WARNA GELANG I GELANG II GELANG III GELANG IV

Hitam 0 0 1 -

Coklat 1 1 10 -

Merah 2 2 100 -

Jingga 3 3 1000 -

Kuning 4 4 10000 -

Hijau 5 5 100000 -

Biru 6 6 1000000 -

Violet 7 7 10000000 -

Abu-abu 8 8 100000000 -

Putih 9 9 1000000000 -

Emas - - 0,1 5 %

Perak - - 0,01 10%

Tanpa Warna

- - - 20 %

Tabel 2.3 Gelang Resistor

Biasanya resistor dengan toleransi 5%, 10% atau 20% memiliki 5 gelang (tidak

termasuk gelang toleransi). Tetapi resistor dengan toleransi 1% atau 2% (toleransi kecil)

memiliki 4 gelang (tidak termasuk gelang toleransi). Gelang pertama dan seterusnya

berturut-turut menunjukkan besar nilai satuan, dan gelang terakhir adalah factor

[image:42.612.104.483.277.526.2]
(43)

2.6. Kapasitor

Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik.

Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh suatu

bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya udara vakum,

keramik, gelas dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan listrik, maka

muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki (elektroda) metalnya dan

pada saat yang sama muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung metal yang satu lagi.

Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutub negatif dan sebaliknya

muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung kutub positif, karena terpisah oleh bahan

dielektrik yang non-konduktif. Muatan elektrik ini tersimpan selama tidak ada konduksi

pada ujung-ujung kakinya.

Fungsi Kapasitor dalam suatu rangkaian :

1. Sebagai kopling antara rangkaian yang satu dengan rangkaian yang lain (pada PS =

Power Supply).

2. Sebagai filter dalam rangkaian PS.

3. Sebagai pembangkit frekuensi dalam rangkaian antenna.

4. Untuk menghemat daya listrik pada lampu neon.

(44)
[image:44.612.222.390.115.220.2]

Lambang kondensator (mempunyai kutub positif dan negatif) pada skema elektronika.

Gambar 2.15 Kapasitor

Sedangkan jenis yang satunya lagi kebanyakan nilai kapasitasnya lebih rendah, tidak

mempunyai kutub positif atau negatif paa kakinya, kebanyakan berbentuk bulat pipih

berwarna coklat,merah,hijau dan lainya seperti tablet atau kancing baju yang sering

disebut kapasitor (capacitor).

Elektoda Dielektik Elektroda

Gambar 2.16 Skema kapasitor

Namun kebiasaan dan kondisi serta artikulasi bahasa setiap Negara tergantung

pada masyarakat yang lebih sering menyebutnyakanya. Kini kebiasaan orang tersebut

hanya menyebutkan salah satu nama yang paling dominan digunakan atau lebih sering

didengar. Pada masa kini, kondensator lebih sering disebut kapasitor (capacitor)

ataupun sebaliknya pada ilmu elektronika disingkat dengan (C). Satuan dalam

[image:44.612.206.390.408.476.2]
(45)

Kapasitor merupakan komponen pasif elektronika yangs sering dipakai didalam

merancang suatu system yang berfungsi untuk mengeblok arus DC, filter, dan

penyimpanan energy listrik.

Didalamnya terdapat dua pelat elektroda yang saling berhadapan dan dipisahkan

oleh sebuah insulator. Sedangkan bahan digunakan sebagai insulator disebut dielektrik.

Ketika kapasitor diberikan tegangan DC, maka energy listrik disimpan pada tiap

elektrodanya. Selama kapasitor melakukan pengisian, arus mengalir. Aliran arus

tersebut akan berhenti bila kapasitor telah penuh. Yang membedakan tiap-tiap kapasitor

adalah dielektriknya. Berikut ini jenis-jenis kapasitor yang digunakan dalam

perancangan ini.

2.6.1 Elecrolytic Capacitor (ELCO)

Elektroda dari kapasitor ini terbuat dari aluminium yang menggunakan

membrane oksidasi yang tipis. Karakteristik utama dari Elecrolytic Capacitor adlah

perbedaan polaritas pada kedua kakinya. Dari karakteristik tersebut kita harus

berhati-hati dalam pemasanganya pada rangkaian, jangan sampai terbalik. Bila polaritasnya

terbalik, maka akan menjadi rusak bahkan”MELEDAK”.

Gambar 2.17 Elecrolytic Capacitor (ELCO)

Biasanya jenis kapasitor ini digunakan pada rangkaian power supply. Kapasitor ini tidak

(46)

diberikan catu daya dengan tegangan 5 volt, berarti kapasitor yang dimiliki harus

memiliki tegangan kerja minimum 2 x 5 = 10 volt.

[image:46.612.229.383.174.261.2]

2.6.2 Ceramic Capacitor

Gambar 2.18 Ceramic Capacitor

Kapasitor menggunakan bahan titanium acid barium untuk dielektriknya.

Karena tidak dikonstruksi seperti koil, maka komponen ini dapat digunakan pada

rangkaian frekwensi tinggi. Biasanya digunakan untuk melewatkan sinyal frekwensi

tinggi menuju ke ground. Kapasitor ini tidak baik digunakan untuk rangkaian analog

karena dapat mengubah bentuk sinyal. Jenis ini tidak mempunyai polaritas dan hanya

tersedia dengan nilai kapasitor yang sangat kecil disbanding dengan kedua kapasitor

diatas.

2.6.3 Nilai kapasitor

Untuk mencari nilai dari kapasitor biasanya dilakukan dengan melihat

angka/kode yang tertera pada badan kapasitor tersebut. Untuk kapasitor jenis elektrolit

memang mudah, karena nilai kapasitansinya telah tertera dengan jelas pada tubuhnya.

Sedangkan kapasitor keramik dan beberapa jenis yang lain nilainya dikodekan. Biasnya

kode tersebut terdiri dari 4 digit, dimana 3 digit pertama merupakan angka dan digit

(47)

angka yang terakhir berfungsi untuk menentukan 10n, nilai n dapat dilihat pada table

dibawah.

3rd digit Multiplier Letter Tolerance

0 1 D 0.5 Pf

1 10 F 1 %

2 100 G 2 %

3 1,000 H 3 %

4 10,000 J 5 %

5 100,000 K 10 %

6,7 Not Used M 20 %

8 .01 P +100, -0 %

[image:47.612.153.457.138.440.2]

9 .1 Z +80, -20 %

Tabel 2.4 Nilai Kapasitor

Misalnya suatu kasipator pada badanya tertulis kode 474J, berarti nilai kapasitansinya

adalah 47 + 104 = 470.000pF = 0.47 niufarad sedangkan toleransinya 5 %. Yang

harus diingat didalam mencari nilai kapasitor adalah satuanya dalam pF (Piko Farad).

2.7. Transistor

Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai

sirkuit pemutus dan penyambung switching, stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau

(48)

berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan

pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.

Pada umunya transistor memiliki tiga terminal. Tegangan atau arus yang

dipasang diterminalnya mengatur arus yang lebih besar melalui 2 terminal lainya.

Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern.

Dalam rangkaian analog transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian

analog melingkupi penegras suara, sumber listrik stabil, dan penguat sinyal radio.

Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan

tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi

sebagai logic gate, memori, dan komponen-komponen lainnya.

Transistor adalah komponen elektronika yang mempunyai tiga buah terminal.

Terminal itu disebut emitter,basis, dan kolektor. Transistor seakan-akan dibentuk dari

penggabungan dua buah diode. Dioda yang satu dengan yang lain saling digabungkan

dengan menyambung salah satu sisi diode senama. Dengan cara penggabungan seperti

itu dapat diperoleh dua buah diode sehingga menghasilkan transistor NPN. Bahan

mentah digunakan untuk menghasilkan bahan N dan bahan P adalah silicon dan

germanium. Oleh karena itu dikatakan:

1. Transistor germanium PNP

2. Transistor silicon NPN

3. Transistor silicon PNP

4. Transistor germanium NPN

Semua komponen didalam rangakaian transistor dengan symbol. Anak pangah

(49)
[image:49.612.245.403.76.182.2]

Gambar 2.19 Simbol Tipe Transistor

Didalam pemakaianya transistor dipakai sebagai komponen saklar (switching)

dengan memanfaatkan daerah penjenuhan (saturasi) dan daerah penyumbatan (cut off)

yang ada pada karakteristik transistor. Dari banyak tipe-tipe transistor modern, pada

awalnya ada dua tipe dasar transistor bipolar junction transistor (BJT) dan field effect

transistor (FET), yang masing-masing bekerja secara berbeda. Transistor bipolar

dinamakan demikian karena kanal konduksi utamanya menggunakan dua polaritas

pembawa muatan yaitu electron dan lubang untuk membawa arus listrik. Dalam BJT

arus listrik utama harus melewati satu daerah atau lapisan pembatas dinamakan

depletion zone, dan ketebalan lapisan ini dapat diatur dengan kecepatan tinggi dengan

tujuan untuk mengatur aliran arus utama tersebut. FET (juga dinamakan transistor

unipolar) hanya menggunakan satu jenis pembawa muatan (electron atau hole,

tergantung dari tipe FET).

Dalam FET, arus listrik utama mengalir dalam satu kanal konduksi sempit

dengan depletion zone dikedua sisinya ( dibandingnya dengan transistor bipolar dimana

daerah basis memotong arah arus listrik utama). Dan ketebalan dari daerah pembatas ini

dapat berubah dengan perubahan tegangan yang diberikan, untuk mengubah ketebalan

kanal konduksi tersebut. Secara umum transistor dapat dibeda-bedakan berdasarkan

(50)

1. Kemasan fisik: Though Hole Metal, Though Hole Pasic, Surface Mount, IC, dan

lain-lain.

2. Tipe: UJT, BJT, JFET, MOSFET, IGBT, HBT, MISFET, VMOSFET,MESFET,

HEMT, SCR serta pengembangan dari transistor yaitu IC.

3. Polaritas : NPN atau N-Channel, PNP atau P-channel

4. Maximum kapasitas daya : Low Power, Medium Power, High Power

5. Maksimum frekwensi kerja : low, medium, atau high frequency, RF transistor,

Microwave, dan lain-lain.

6. Aplikasi : Amplifier, Saklar, General purpose, Audio, Tegangan Tinggi, dan

lain-lain.

Pada daerah penjenuhan nilai resistansi persambungan kolektor emitter secara ideal

sama dengan nol atau kolektor dan emitter terhubung langsung (short). Keadaan ini

menyebabkan tegangan kolektor emitter (Vce)=0 Volt pada keadaan, tetapi pada

keadaan ideal, tetapi pada kenyataanya Vce bernilai 0 sampai 0,3 volt.

2.8. Dioda

Dioda adalah salah satu bahan yang dibuat dari bahan yang disebut PN junction

yaitu suatu bahan campuran yang terdiri dari bahan positif dan bahan negative. Apabila

kedua bahan tesebut dipertemukan maka akan menjadi komponen aktif yang disebut

diode. P type akan membentuk kaki yang disebut kaki Anoda dan N type akan

membentuk Katoda. Pada diode, arus listrik hanya akan dapat mengalir dari anoda ke

(51)

2.8.1 Karakteristik Dioda

Sifat umum diode adalah hanya dapat menghantarkan arus listrik ke satu arah

saja. Oleh karena itu bila pemasangan diode tidak akan dapat menghantarkan arus

listrik. Prinsip ini biasanya digunakan sebagai pengaman alat elektronika yaitu untuk

menunjukkan benar atau salah penyambungan catu daya. Dioda memiliki dua elektroda

(kaki), yaitu anoda dan katoda. Kaki-kaki ini tidak boleh terbalik dalam pemasanganya.

Kaki katoda biasanya dekat dengan tanda cincin sedangkan kaki yang jauh tanda cincin

berarti kaki anoda. Jika P (anoda) diberi tegangan positif dan N (katoda) diberi tegangan

negative maka pemberian tegangan ini disebut bias maju (biased forward). Sebaliknya,

bila diberi tegangan yang terbalik yaitu P (anoda) diberi tegangan negative dan N

(katoda) diberi tegangan positif maka pemberian tegangan ini disebut bias mundur

(biased reverse). Pada keadaan ini, arus yang mengalir dalam diode sangat kecil

sehingga dapat diabaikan.

Pada saat diberi biases forward, diode dapat dialiri arus dengan resistansi yang

cukup kecil, yang dikenal dengan nama resistansi maju (forward). Sebaliknya, jika

diode diberi biased reverse, maka arus listrik akan mengalami resistansi yang amat

besar dan disebut resistance reverse. Dioda dapat dianggap suatu Voltage Sensitive

Electronic Switch, dimana diode akan menutup atau dalam kondisi ON jika anoda lebih

positif dari katoda dan diode akan terbuka jika sebaliknya. Macam-macam diode yang

harus diketahui adalah:

1. Dioda Penyearah (RectifierJ)

2. Dioda Zener

(52)

2.8.2 Dioda Penyearah (Rectifier)

Dioda ini biasanya digunakan pada power supply, namun digunakan juga pada

rangkaian radio sebagai detector, dan lain-lain. Prinsip kerja dari diode penyearah

[image:52.612.221.391.215.255.2]

adalah sebagai berikut:

Gambar 2.20 Bentuk Dioda

Arus AC yang mendorong electron keatas melalui resistor, saat melewati diode

hanya setengah periode positif dari tegangan input yang akan memberikan bias forward

pada diode, sehingga diode akan menghantarkan selama setengah periode positif.

Tetapi untuk setengah peride negative, diode bias reverse terjadilah

penyumbatan karena kecil sekali arus yang dapat mengalir. Dengan demikian, arus AC

telah diserahkan oleh diode ini menjadi arus yang searah (DC).

2.8.3 Dioda Zener

Dioda zener merupakan diode yang banyak sekali digunakan oleh diode

penyearah. Lambang diode zener dapat dilihat pada gambar

[image:52.612.214.398.590.660.2]
(53)

2.8.4 Dioda Cahaya (LED: Light Emiting Dioda)

LED merupakan salah satu jenis diode yang mengubah energy perpindahan

electron-elektron yang jatu dari pita konduksi ke pita valensi menjadi cahaya. Berwarna

warni cahaya yang dipancarkan ini, dikarenakan jenis bahan yang digunakan

berbeda-beda. Bahan-bahannya antara lain gallium, arsen, dan fosfor. Penggunaan LED biasanya

berhubungan dengan segala hal yang dilihat oleh manusia, seperti untuk mesin

penghitung, jam digital, dan lain-lain.

2.9. Catu Daya

Tegangan yang di butuhkan oleh peralatan elektronik adalah tegangan rendah

yaitu kurang atau sama dengan 24 volt DC. Sehingga diperlukan sebuah alat yang dapat

menurunkan tegangan dan disearahkan sehingga menghasilkan tegangan DC sebesar 24

volt. Pada Gambar 2.4 ditunjukkan rangkaian penurun tegangan dan penghasil tegangan

DC. Penurun tegangan ini berupa autotrafo dan penghasil tegangan DC berupa

[image:53.612.140.472.517.646.2]

penyearah jembatan.

(54)

PING

BAB III

RANCANGAN SISTEM

3.1. Diagram Blok dan Cara Kerja Rangkaian

Berikut ini adalah diagram blok dari rangkaian yang dibuat:

Gambar 3.1. Diagram Blok Rangkaian Penghitung

Sensor ping ultrasonic akan mengindera keberadaan bahan bakar bensin dalam

tangki. Sedangkan ISD2560 digunakan untuk Pengolah sinyal suara, adalah merupakan

bagian yang mengolah sinyal suara analog menjadi sinyal suara digital, yang akhirnya

sinyal suara hasil rekaman dapat disimpan dalam memori IC.

a. Power supply berfungsi sebagai sumber tegangan dari seluruh sistemagar

(55)

b. AVR ATMEGA8535 merupakan pusat kendali dari seluruh rangkaian. dimana

mikrokontroller akan mengecek sinyal yang dikirimkan oleh sensor, kemudian

memprosesnya dan mengirimkan perintah ke ISD2560 dan LCD.

c. Sensor ping ultrasonic berfungsi untuk mendeteksi ketinggian volume bensin.

d. ISD2560 berfungsi untuk memproses data yang dikirim oleh mikrokontroller

dan menyesuaikannya dengan suara yang telah direkam lalu mengirim kembali

data tersebut ke speaker.

e. LCD berfungsi sebagai indikator keluaran yang menampilkannya dalam

bentuk tulisan.

f. Speaker & Buzer berfungsi sebagai indikator keluaran dalam bentuk suara

dimana hasil keluarannya sama dengan hasil yang ditampilkan LCD.

3.2 Perancangan Rangkaian Catu Daya

Rangkaian ini berfungsi untuk mensupplay tegangan ke seluruh rangkaian yang

ada. Rangkaian Catu daya (Power Supply Adaptor) ini terdiri dari satu keluaran,

yaitu 5 volt. Keluaran 5 volt digunakan untuk mensupplay tegangan ke

rangkaian mikrokontroller AVR Atmega8535, rangkaian IDS2560, dan LCD.

(56)
[image:56.612.134.487.88.265.2]

Gambar 3.2 Rangkaian Catu Daya

Baterai merupakan sumber tegangan DC. Kemudian tegangan akan

disearahkan dengan menggunakan jembatan dioda, selanjutnya akan diratakan oleh

kapasitor 220 µF. Regulator tegangan 5 volt (7805) digunakan agar keluaran yang

dihasilkan tetap 5 volt walaupun terjadi perubahan pada tegangan masukannya. LED

hanya sebagai indikator apabila Catu daya dinyalakan. Tegangan 5 volt DC langsung

diambil dari keluaran jembatan dioda penyearah gelombang penuh.

3.3 Rangkaian Sensor Ultrasonic

Di dalam blok sensor ultrasonic ada 2 rangkaian yang saling berhubungan yaitu

Transmitter sebagai pengirim data dari objek ke benda dan Receiver sebagai penerima

data dari benda ke objek seperti terlihat pada gambar 3.2 dan gambar 3.3. sebagai

(57)
[image:57.612.131.480.97.244.2]

Gambar 3.3. Rangkaian Transmitter Ultrasonic

Gambar 3.4. Rangkaian Receiver ultrasonic

Jarak antara ultrasonic tranducer Rx dan Tx mempengaruhi kinerja alat dalam

aplikasi ini. Pengaturan resistor variabel R6 pada rangkaian receiver dapat dilakukan

saat rangkaian dinyalakan yaitu dengan acuan tampilan LCD. Bila LCD selalu

menampilkan “Distance = 001 cm” berarti jendela komparator terlalu sempit sehingga

dapat di-trigger oleh gelombang ultrasonic langsung dari Tx bukan pantulan dari

[image:57.612.159.453.308.426.2]
(58)
[image:58.612.177.437.86.168.2]

Gambar 3.5. Jarak antara Tx – Rx

Rangkaian ultrasonic transducer terbagi 2 yaitu rangkaian receiver dan rangkaian

transmitter, skematik rangkaian terdapat pada Gambar 3.2 dan Gambar 3.3. Pada

Gambar 3.3. resistor variabel R6 berfungsi untuk mengatur jendela komparator yang

akan berpengaruh pada sensitivitas receiver dan juga mempengaruhi daya ukur alat ini

secara keseluruhan. Dengan pengaturan R6 yang baik, alat ini dapat mengukur jarak

minimum 2 cm dan maksimum 300 cm dengan cukup baik.

Jika gelombang ultrasonik merambat dalam suatu medium, maka partikel Medium

mengalami perpindahan energi. Besarnya energi gelombang ultrasonik yang dimiliki

partikel medium. Maka kita perhatikan pulsa di bawah ini adalah keluaran gelombang

[image:58.612.132.483.504.637.2]

ultrasonic :

(59)
[image:59.612.110.492.123.430.2]

3.4. Perancangan Rangkaian Sensor Ultrasonic dengan Mikrokontroller AVR Atmega8535

Gambar 3.7. Rangkaian sensor ultrasonic dengan Mikrokontrolller AVR ATmega8535

Sensor ping ultrasonic memiliki tegangan kerja 5 Volt namun outputnya pulsa

yang hasilnya akan dikirim ke mikro untuk di olah lebih lanjut . Rangkaian diatas

berfungsi untuk mengendalikan seluruh sistem. Kompoen utama dari rangkaian ini

adalah IC mikrokontroller ATmega8535. Pada IC inilah semua program diisikan,

sehingga rangkaian dapat berjalan sesuai dengan yang dikehendaki.

Mikrokontroller ini memiliki 32 port I/O, yaitu port A, port B, port C dan

port D. Pin 33 sampai 40 adalah Port A yang merupakan port ADC, dimana port ini

(60)

port C. Dan Pin 14 sampai 21 adalah port D. Pin 10 dihubungkan ke sumber

tegangan 5 volt. Dan pin 11 dihubungkan ke ground. Rangkaian

mikrokontroller ini menggunakan komponen kristal sebagai sumber clock-nya.

Nilai kristal ini akan mempengaruhi kecepatan mikrokontroller dalam

mengeksekusi suatu perintah tertentu.

Pin 12 dan 13 dihubungkan ke XTAL 8 MHz dan dua buah kapasitor 22pF.

XTAL ini akan mempengaruhi kecepatan mikrokontroller AVR Atmega8535 dalam

mengaksekusi setiap perintah dalam program. Pada pin 9 dihubungkan dengan sebuah

kapasitor dan sebuah resistor yang dihubungkan ke ground. Kedua komponen ini

berfungsi agar program pada mikrokontroller dijalankan beberapa saat setelah power

aktif. Lamanya waktu antara aktifnya power pada IC mikrokontroller dan aktifnya

program adalah sebesar perkalian antara kapasitor dan resistor tersebut.

[image:60.612.170.439.460.568.2]

3.5. Perancangan Rangkaian LCD

Gambar 3.8. Rangkaian Display LCD

LCD terdiri dari sejumlah memory yang digunakan untuk display. Semua teks

yang kita tuliskan ke LCD akan disimpan didalam memory ini, dan LCD secara

(61)

Pada peta memori tersebut, daerah yang berwarna biru ( 00 s/d 0F dan 40 s/d 4F

) adalah display yang tampak. Sebagaimanan yang anda lihat, jumlahnya sebanyak 16

karakter per-baris dengan dua baris. Angka pada setiap kotak adalah alamat

memori yang bersesuaian dengan posisi dari layar. Demikianlah karakter pertama di

sudut kiri atas adalah menempati alamah 00h. Posisi karakter berikutnya adalah

alamat 01h dan seterusnya. Akan tetapi, karakter pertama dari baris 2 sebagaimana

yang ditunjukkan pada peta memori adalah pada alamat 40h.

Dimikianlah kita perlu untuk mengirim sebuah perintah ke LCD untuk

mangatur letak posisi kursor pada baris dan kolom tertentu. Instruksi Set Posisi

Kursor adalah 80h. Untuk ini kita perlu menambahkan alamat lokasi dimana kita

berharap untuk menempatkan kursor. Sebagai contoh, kita ingin menampilkan kata

”World” pada baris ke dua pada posisi kolom ke sepuluh. Sesuai peta memori, posisi

karakter pada kolom 11 dari baris ke dua, mempunyai alamat 4Ah, sehingga

sebelum kita tulis kata ”World” pada LCD, kita harus mengirim instruksi set posisi

kursor, dan perintah untuk instruksi ini adalah 80h ditambah dengan alamat 80h+4Ah

=0Cah. Sehingga dengan mengirim perintah Cah ke LCD, akan menempatkan

kursor pada baris kedua dan kolom ke 11 dari DDRAM.

Set Alamat Memori DDRAM

RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1

(62)

Catatan:

A : Alamat RAM yang akan dipilih

Sehingga alamat RAM LCD adalah 000 0000 S/D 111 1111 b atau 00 s/d 7Fh

[image:62.612.143.468.208.375.2]

3.6. Perancangan Rangkaian ISD2560

Gambar 3.9. Rangkaian ISD2560

Perancangan pada rangkaian penyimpanan pesan ini, terbagi atas empat

tahapan, yaitu :

1. Proses perekaman suara dari micropon ke PC (Personal Computer).

2. Proses pengalamatan ISD2560.

3. Proses perekaman suara dari PC ke rangkaian penyimpan pesan.

(63)

BAB IV

PENGUJIAN RANGKAIAN

4.1. Pengujian dan Analisa Rangkaian Sensor Ultrasonic

Pada gambar 3.2. dan 3.3. tentang rangkaian transmitter dan receiver terletak

dalam 1 komponen melainkan masing- masing mempunyai fungsi. untuk menganalisa

rangkaian ultrasonic dapat di lihat pada pembahasan di bawah ini.

Jika sensor terkena suatu benda, maka secara otomatis LED indikator akan menyala.

Sedangkan jika tidak terhalangi LED indikator akan padam. Dalam pengujian jarak yang

di tentukan adalah sebesar 15 cm. tapi indikator sudah menyala dalam jarak 13 cm. jadi

[image:63.612.164.450.478.650.2]

terdapat error pengukuran sebesar 2 cm.

Tabel 4.1. Data Jarak deteksi Berbagai Halangan

Jarak (cm)

Pengujian

6 8 10 12 14 16

1 5,77 7,71 9,65 11,50 13,50 15,43

2 5,75 7,72 9,66 11,55 13,60 15,45

3 5,75 7,72 9,64 11,50 13,55 15,43

4 5,77 7,72 9,63 11,53 `3,60 15,43

(64)

Pengujian jarak pendeteksian sensor ultrasonik dilakukan dengan mendekatkan dan

menjauhkan posisi objek yang ada didepan sensor. untuk mengetahui kepekaan sensor

ketika diberikan objek yang berbeda dilakukan sebanyak 5 kali pada masing-masing

objek.

Hasil pengujian dapat membuktikan bahwa sensor ultrasonik bekerja berdasarkan

kemampuan penghalang memantulkan kembali gelombang ultrasonik yang dikirim oleh

sensor ultrasonik, gangguan pada pendeteksiaan sensor dapat diakibatkan oleh

penghalang yang tidak mampu memantulkan gelombang bunyi dengan baik dan adanya

interferensi gelombang dengan frekuensi yang sama. Selanjutnya dapat melihat table 4.2.

(65)

Jarak Total (cm) Jarak Pantul (cm) Nilai Pulsa (mS)

0 2 0

2 2 10

20 180 20

30 170 30

40 160 40

50 150 50

60 140 60

70 130 70

80 120 80

90 110 90

100 100 100

110 90 110

120 80 120

130 70 130

140 60 140

150 50 150

160 40 160

170 30 170

180 20 180

190 10 190

[image:65.612.154.460.123.558.2]

200 0 200

(66)

Data yang ada di dalam tabel adalah linear karena batas minimal baca sensor

adalah 2cm dan apabila pengukuran di bawah 2 cm maka tidak terdefenisi karena jarak

dari sensor ke benda terlalu dekat dan tidak menghasilkan data.

dalam pengukuran menggunakan sistem perhitungan dan setiap 1 gelombang pulsa

(67)

4.2. Flowchart

[image:67.612.187.385.126.626.2]

Adapun flowchart dari sistem adalah sebagai berikut :

Gambar 4.1. Flowchart dari sistem Output Suara dan Display digital Tampilan

lcd

Output suara Kapasitas bensin anda

PING mengukur ketinggian bensin

Inisialisasi program

(68)

Program diawali start yang berarti rangkaian dihidupkan dengan menekan

tombol power pada rangkaian PSA. Kemudian rangkaian akan melakukan prosesing

selama 60 detik untuk mendeteksi ketinggian bensin pada wadah yang ada dan

vo lu m e (data) yang dibaca adalah h a s i l p e r h i t u n g a n d a r i t i n g g i yang

terdeteksi oleh sensor ultrasonic. Kemudian, mikrokontroller akan mengirim

perintah ke ISD2560 yang kemudian akan diproses yang nantinya output akan

dikeluarkan melalui speaker sebagai indikator suara, dan mikrokontroller juga

mengirim data ke LCD yang outputnya dikeluarkan dalam bentuk tampilan tulisan.

4.2.1. Pengujian Rangkaian Power Supply

Pengujian rangkaian power supply ini bertujuan untuk mengetahui tegangan yang

dikeluarkan oleh rangkaian tersebut, dengan mengukur tegangan keluaran dari power

supply menggunakan multimeter digital. Setelah dilakukan pengukuran maka diperoleh

besarnya tegangan keluaran sebesar 5 volt. Dengan begitu dapat dipastikan apakah

terjadi kesalahan terhadap rangkaian atau tidak. Jika diukur, hasil dari keluaran

tegangan tidak murni sebesar +9 Volt dan +12 Volt, tetapi +8.97Volt dan +12.03 Volt.

Hasil tersebut dikarenakan beberapa faktor, diantaranya kualitas dari tiap-tiap

komponen yang digunakan nilainya tidak murni. Selain itu, tegangan jala-jala listrik

yang digunakan tidak stabil.

4.2.2. Pengujian Rangkaian Mikrokontroler ATMega8535

Pengujian pada rangkaian mikrokontroler ATMega8535 ini dapat dilakukan

dengan menghubungkan rangkaian ini dengan rangkaian power supply sebagai sumber

(69)

dihubungkan dengan ground. Kemudian tegangan pada kaki 10 diukur dengan

menggunakan Voltmeter. Dari hasil pengujian didapatkan tegangan pada kaki 10

sebesar 4,9 volt. Langkah selanjutnya adalah memberikan program sederhana pada

mikrokontroler ATMega 8535, program yang diberikan adalah sebagai berikut:

#include <mega8535.h>

#include <delay.h>

#include <stdio.h>

while (1)

{

// Place your code here

PORTA=0xFF;

DDRA=0xFF;

{

delay_us(100);

PORTA=0x00;

DDRA=0x00;

(70)

4.2.3. Pengujian Rangkaian Liquid Crystal Display (LCD) 2x16 cm

Pengetesan ini bertujuan untuk mengetahui apakah LCD tersebut dapat

menampilkan pesan-pesan sesuai dengan proses yang diharapkan. Listing program

Pengetesan LCD :

// LCD module initialization

lcd_init(16);

lcd_gotoxy(0,0);

lcd_putsf("uji");

lcd_gotoxy(0,1);

lcd_putsf("coba") ;

Analisa Pengujian LCD :

Setelah program pengujian LCD didownload ke modul, maka pada layar LCD

akan menghasilkan tampilan sebagai berikut :

(71)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Dari pelaksanaan dan perancangan alat hingga pengujian dan pembahasan

Gambar

Gambar 2. 1 Blok Diagram ATMega8535
Gambar 2.2 Konfigurasi Pin ATMega8535
Gambar 2. 3 Peta Memori Program
Gambar 2. 5 EEPROM Data Memory
+7

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa ciri orang kreatif adalah memiliki kemampuan untuk menelorkan ide, gagasan, pemecahan, cara kerja yang tidak lazim (meski tak selalu baik), yang jarang,

Dokumen ini memuat rumusan rencana, strategi dan target pencapaian yang bersifat kuantitatif dan operasional dari masing- masing indikator kinerja untuk mencapai tujuan dan

Melihat kenyataan tersebut maka penulis berkeinginan untuk melakukan penelitian yang berjudul efektivitas layanan informasi dengan model cooperative learning tipe

Pengembangan Model Pembelajaran Sosiodrama dengan lJenggunakan Media Film Dokumenter Sekunder Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP

The upper middle class is often made up of highly educated business and professional people with high incomes, such a doctors, lawyers,. stockbrokers, and CEO (chief

Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan

Dengan telah diterbitkannya Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor: 1/BNSP/III/2014 tentang Pedoman Penilaian Kesesuaian – Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi

Alur cara kerja sistem dalam proses pelaporan masalah pada mesin edc.. Penelitian ini menjelaskan bagaimana sistem menampilkan