Bab ini berisikan kesimpulan dan saran dari penulis yang berdasarkan dari analisa dan pembahasan masalah yang terdapat pada uraian bab-bab sebelumnya. Terdiri dari 2 Sub-BAB, yaitu:
V.1 Kesimpulan
BAB II
LANDASAN TEORI UNIVERSAL MOBILE TELECOMUNICATION SYSTEM (UMTS)
II.1 Sejarah Perkembangan Sistem Komunikasi Bergerak
Perkembangan sistem seluler dimulai dengan sistem yang menggunakan frekuensi yang beroperasi pada 450 MHz atau 900 MHz dan masih dalam bentuk teknologi analog seperti Nordic Mobile Telephone (NMT 450), Total Access Cellular
System (TACS), NMT 900 dan lain-lainnya. Tetapi dengan teknologi analog Frequency Division Multiple Access (FDMA) kapasitas sistem sangat terbatas
sehingga muncul standard sistem seluler digital yang disebut Global System for
Mobile Communication (GSM) dengan teknologi Time Division Multiple Access
(TDMA). Kemudian pada tahun 1990 European Telecommunication standard
Institute (ETSI) membuat spesifikasi GSM yang disebut dengan Digital Cellular System 1800 (DCS 1800). Dan untuk generasi ke-3 digunakan teknologi yang
berbasis CDMA.
Pada awalnya layanan yang diberikan hanyalah suara, pada phasa kedua mulai diaplikasikan data berupa sms dan wap, untuk generasi ketiga diharapkan
Video Phone Portable dapat diaplikasikan.
II.2 Teknologi GSM (Global System for mobile communication)
GSM ( Global System for mobile communication) adalah suatu sistem komunikasi seluler generasi kedua (2G) berbasis circuit switching yang memberikan layanan suara dan data dengan kecepatan 9,6 Kbps. Arsitektur jaringan GSM terdiri dari bagian-bagian fungsional yang dipusatkan pada bagian Mobile Station (MS), Base Station Subsystem (BSS) dan Mobile Switching Center (MSC). Seperti terlihat pada gambar 2.1 BSS terdiri dari dua bagian utama yaitu: Base Station Transceiver (BTS) yang berfungsi menangani antarmuka radio menuju MS, dan Base Station Controller (BSC) yang berfungsi untuk pengaturan frekuensi radio, mekanisme handover serta control daya. MSC berfungsi mengkoordinasi sistem penyambungan
sehingga sistem GSM dapat berkomunikasi dengan jaringan telekomunikasi lainnya seperti PSTN, ISDN dan PDN. Berikut adalah gambar infastruktur jaringan GSM:
OMC
Home Location Register
AuC Equipment ID Network Management Center B T S B T S B T S MS MS MS Subscriber Identity Module Subscriber Identity Module Subscriber Identity Module Base station controller PSTN Mobile switching center Data communication network BTS = Base Transceiver Station
AuC = Authentication Center
OMC = Operation and Maintenance Center PSTN = Public Switched Telephone Network
MS = Mobile Equipment Visitor Location
Register
GSM Architecture
GSM Architecture
Gambar 2.1. Arsitektur Sistem GSM
II.3 Teknologi General Packet Radio Service (GPRS)
Untuk sampai pada teknologi UMTS ada teknologi transisi yaitu GPRS dimana pada GPRS, data ditransmisikan dalam bentuk paket. GPRS tidak membuat banyak perubahan pada base station karena GPRS menggunakan pita frekuensi, teknik multiple akses, frame TDMA, radio modulasi dan struktur burst yang sama dengan GSM. Sehingga pada GPRS dapat digunakan kembali peralatan yang lama tana modifikasi yang banyak.
Jaringan GPRS menggunakan jaringan GSM tetapi terdapat dua buah node tambahan yaitu SGSN dan GGSN.
Dua buah Node tersebut memiliki fungsi sebagai berikut:
1). SGSN : sepandan dengan MSC pada sistem GSM yaitu memantau lokasi MS/mobility management, mendeteksi dan meregister setiap MS dan bertanggung
jawab terhadap proses lalu lintas paket data menuju MS yang berada dalam area pelayanannya. SGSN akan memancarkan /menerima paket data dari dan menuju MS. 2). GGSN adalah antarmuka dari jaringan GPRS ke jaringan paket data eksternal (PDN).
Arsitektur sistem GPRS terlihat pada gambar dibawah ini:
OMC Home Location Register
AuC Equipment ID Network Management Center B T S B T S B T S MS MS MS Subscriber Identity Module Subscriber Identity Module Subscriber Identity Module Base station controller PCU PDN SGSN BTS = Base Transceiver Station
AuC = Authentication Center SGSN = Serving GPRS Support Node GGSN = Gateway GPRS Support Node PDN = Packet Data Network
MS = Mobile Equipment
Home Location Register
GGSN
GPRS Architecture
GPRS Architecture
Gambar 2.2. Arsitektur sistem GPRS
Layanan yang dapat dilakukan pada sistem GPRS:
- Layanan dengan kecepatan data sebesar 115 Kbps - Teknologi MMS
- WAP
II.4 Evolusi GSM ke UMTS
Seperti diketahui bahwa sistem seluler yang perkembangannya paling pesat adalah GSM. Sejak perkembangan awalnya, GSM telah didesain untuk dapat berevolusi menuju sistem seluler generasi ke-3 dengan menggunakan standartisasi ETSI. Elemen kunci dalam mendefinisian sistem generasi ketiga ini adalah sistem
akses dan penyediaan teknologi transmisi yang tepat. Pada sistem ini mampu mengintegrasikan berbagai sistem mobile yang ada.
UMTS (Universal Mobile Telecommunication System) adalah sistem yang sedang dikembangkan oleh ETSI ( European Telecommunication Standard Institute) dalam rangka IMT 2000 untuk layanan komunikasi bergerak generasi ketiga.
Dimana tujuan dari pengembangan UMTS adalah untuk mengatasi keterbatasan dari sistem seluler generasi-generasi sebelumnya dan untuk meningkatkan performasi dari layanan sistem seluler yaitu transmisi data kecepatan tinggi dan multimedia serta untuk menciptakan suatu standard seluler global yang mampu melakukan akses tanpa batas (kapan saja, dimana saja, dan layanan apa saja).
Salah satu perwujudan dari sistem seluler generasi ketiga ini yaitu dengan menerapkan prinsip dual mode GSM dan UMTS. Dengan dual mode ini, operator seluler tidak akan kehilangan pelanggan GSM tetapi dapat menambah jumlah pelanggan yang menggunakan layanan UMTS.
II.4.1 Konsep Sistem UMTS
sistem UMTS akan menyediakan layanan dengan kecepatan transmisi yang bervariasi mulai layanan dengan bit rate rendah sampai dengan bit rate maksimum 2 Mbps. Layanan-layanan tersebut terdiri dari packet switched dan circuit switched. Tabel 2.1 memperlihatkan perbandingan antara GSM fasa 2, GSM fasa 2+ (GPRS/EDGE) dan UMTS. Dari tabel tersebut dapat dilihat adanya peningkatan performasi secara bertahap pada setiap fasanya. UMTS menggunakan teknik multiple akses yang berbeda dengan GSM yaitu menggunakan TDMA dan CDMA, sedangkan pada GSM digunakan FDMA dan TDMA. Selain itu, dapat dilihat perbedaan kecepatan transmisi data (bit rate), kualitas suara, frekuensi, roaming, bearer dan layanan pada masing-masing fasa. Standartisasi UMTS dibuat fleksibel baik pembagian layanan, jaringan dan manajemen spectrum agar mampu dikembangkan berdasarkan evolusi jaringan yang lama seperti GSM.
Tabel 2.1 Perbandingan teknologi pada GSM dan UMTS
Teknik Multiple Akses
FDMA/ TDMA FDMA/ TDMA TDMA/CDMA
Bitrate Maksimum 9,6 Kbps 64Kbps, 115 Kbps 348Kbps, 2Mbps
Roaming International Roaming
Global roaming Global roaming di seluruh lingkungan radio
Bearers Circuit Switched
bearers
Packet bearers, 64 Kbps circuit bearers
Circuits dan packet switched bearers.
Service Speech dan low
speed data short message service GPRS, Service portability, WAP internet Full internet capability, speech, data, multimedia, virtual home enviropment(VHE)
Kualitas suara Full rate Enchanced Full
Rate(EFR)
Advanced Multi Rate (AMR)
Berbagai macam layanan terbaru akan dapat diaplikasikan pada jaringan seluler dengan menggunakan teknologi UMTS. Aplikasi multimedia dengan menggunakan layanan-layanan seperti voice, audio/video, grafik, data, akses internet dan e-mail akan dapat dilakukan. Layanan internet berkecepatan tinggi (high speed internet) seperti on-line browsing, download file berukuran besar dan lain-lain dapat dilakukan dengan mudah menggunakan teknologi UMTS. Layanan multimedia real time seperti video telephony, video conferencing, video on demand, audio on demand dan lain-lainnya yang membutuhkan kecepatan dan kapasitas yang tinggi dapat dilakukan pelanggan UMTS, begitu juga dengan layanan multimedia non-real seperti SMS masih dapat diakses dengan baik oleh pelanggan UMTS.
Arsitektur umum UMTS teresterial terdiri dari Core Network (CN), UMTS Terrestrial Radio Access Network (UTRAN) dan User Equipment (UE). Core network atau jaringan inti adalah jaringan yang sudah terbangun sebelum adanya UMTS, seperti GSM, GPRS dan Edge, UTRAN adalah jaringan akses radio terrestrial pada UMTS dan User Equipment (EU) adalah perangkat dari sisi pelanggan berupa handset yang terdiri dari pengirim dan penerima. Pada sistem GSM, UE lebih dikenal dengan istilah mobile station (MS). Arsitektur umum UMTS terrestrial dapat dilihat pada gambar 2.3 berikut ini. UTRAN akan berhubungan dengan core network melalui suatu titik interkoneksi yang disebut dengan Iu (Interface Unit). UTRAN terdiri dari beberapa radio network subsystem (RNS), yang merupakan kumpulan dari radio network controller (RNC) dan beberapa buah Node B yang ditanganinya. RNS ialah bagian atau sub-sistem dari UTRAN yang bertugas menangani manajemen radio resource untuk membangun hubungan antara UE dan UTRAN. Sebuah RNS terdiri dari sebuah RNC dan beberapa Node B yang ditanganinya.
Beberapa elemen dasar jaringan seluler sebelumnya dapat diadopsi pada UMTS seperti MSC, SGSN dan HLR tetapi RNC, Node B dan Handset harus menggunakan desain baru. RNC mengganti fungsi BSC pada GSM dan Node B menggantikan fungsi BTS pada GSM.
Jaringan UMTS standard dapat dilihat seperti pada gambar dibawah ini:
Node B UE UE UE RNC PSTN 3G MSC/VLR Node B Node B UTRAN 3G SGSN PDN GSM GPRS Iub Iub Iub Iu Iu Uu Uu Uu Iur Internet Internet
UMTS Architecture
UMTS Architecture
PSTN/ISDN PSTN/ISDN G-MSC GGSNUMTS menggunakan empat buah interface baru:
- Uu : UE to Node B (UTRA, Interface UMTS di WCDMA) - Iu : Interface RNC ke GSM fasa 2+ (MSC, VLR atau SGSN) - Iub : Interface RNC ke Node B
- Iur : Interface antara RNC tetapi tidak untuk ke jaringan GSM
Iu, Iub dan Iur bekerja berdasarkan prinsip transmisi ATM. RNC memiliki level sama dengan BSC yaitu berfungsi untuk mengontrol sejumlah node B pada UMTS dan sebagai interface ke arah MSC dan OMC yang terdapat di jaringan inti. RNC menangani protocol untuk pertukaran antara Iu, Iur dan Iub interfaces dan bertanggungjawab sebagai pusat operasi dan pemeliharaan dari keseluruhan RNS serta bertanggung jawab terhadap proses handover.
Node B ini seperti halnya BTS pada GSM, bertanggung jawab dalam transmisi radio, mengubah dara yang berasal dan menuju interfaces udara Uu, termasuk Forward Error Correction, spreading.despreading dan modulasi QPSK pada interfaces udara. Disamping itu Node B juga berfungsi untuk mengukur kualitas dan kekuatan hubungan dan menentukan Frame Error Rate, mentransmisikan data ini ke RNC sebagai hasil pengukuran untuk handover. Node B dihubungkan ke RNC oleh antarmuka Iub. Satu Node B dapat menangani satu atau beberapa sel.
II.5 Teknik Multiple Akses UMTS
UMTS berbeda dengan GPRS terutama pada multiple akses dimana UMTS menggunakan teknik multiple akses W-CDMA. Untuk itu digunakan RAN yang berbeda yakni UTRAN. Pada dasarnya ide sistem ini adalah meletakkan CDMA dan TDMA. Spektrum frekuensi untuk UMTS dialokasikan pada pita frekuensi 1900 MHz sampai 2200 MHz. Spectrum frekuensi ini dibagi dua menjadi spectrum terrestrial dan spectrum satelit. Spectrum frekuensi UMTS terrestrial terdiri dari dua band frekuensi yaitu TDD band dan FDD band. TDD band akan mendapatkan alokasi sebesar 35 MHz yang terbagi dua menjadi 20MHz (main) dan 15 MHz (guard), yaitu pada frekuensi 1900-1920 MHz dan 2015-2025 MHz, sedangkan FDD band akan mendapatkan alokasi sebesar 2x60 MHz, yaitu pada 1920-1980 MHz dan 2110-2170 MHz dan 2170-2200 MHz. Sedangkan spectrum frekuensi UMTS Satelit di bagi menjadi dua band yaitu, 1980-2015 MHz dan 2170-2200 MHz.
1900 1980 2015 2025 2110 2170 2200
Terrestrial UMTS MSS Terrestrial UMTS MSS
80MHz(20+60) 15 MHz 60 MHz
Unpaired spectrum
Paired Spectrum
Gambar 2.4 Alokasi Spectrum UMTS
FDD (W-CDMA) in paired band TDD (TDD/CDMA) in unpaired band MSS: Mobile Satellite System
II.5.1 Pengertian Sistem Spread Spectrum
Dasar dari spread spectrum adalah teori Shannon yang dapat dituliskan dalam
persamaan sebagi berikut: C = W log2 (1 + S/N)
Dimana : C = Kapasitas kanal transmisi (bit/s) W = Lebar pita transmisi (Hz) S/N = Signal to noise ratio
Berdasarkan teori diatas, maka untuk meningkatkan kapasitas kanal ataupun kualitas sinyal dapat dilakukan dengan memperbesar lebar pita transmisi yaitu dengan cara memperlebar spektrum.
Dalam teori inilah kemudian muncul system spread spectrum, dimana sinyal yang dikirim menempati bandwidth yang jauh lebih besar dari bandwidth sinyal informasi.
Dalam spread spectrum dikenal istilah processing gain (PG) yaitu perbandingan antara lebar pita yang dikirimkan dengan lebar pita sinyal informasinya. PG digunakan untuk menunjukkan penyebaran daya sinyal.
Rdata
Rss
Bs
Bss
PG= =
Dimana: PG = Processing gain (dB) Bss = Bandwidth SS (Hz)
Bs = Bandwitdh Sinyal Informasi (Hz) Rdata = Laju bit informasi (bps) Rss = Laju bit SS (bps)
II.6 Sistem Wideband CDMA (W-CDMA)
Sistem W-CDMA adalah teknologi multiple akses dengan menggunakan modulasi Direct Sequence Spectrum (DS-SS) yang dapat menyediakan fasilitas pengaksesan user ke jaringan PTSN dan dapat mengirimkan layanan-layanan voice, data dan multimedia. Teknologi W-CDMA dalam mengakses data dilakukan secara terus menerus selebar bandwidth tertentu (5-15) MHz.
Kelebihan daru sistem UMTS dengan metode akses W-CDMA adalah: 1). Efesiensi spectrum
Penggunaan spectrum yang efisien merupakan hal yang penting dalam perencanaan UMTS, semakin baik efesiensi spectrum maka semakin besar trafik yang dapat dilayani. Evaluasi dari kapasitas trafik fan kapasitas informasi melibatkan perhitungan frequency reuse.
2). Kompleksitas Teknologi
Dilihat dari segi kompleksitas, teknologi yang digunakan harus dapat diaplikasikan secara tepat dalam hal ini UMTS dapat digunakan untuk melayani berbagai jenis operator dan pada UMTS digunakan teknik dual mode dengan GSM.
3). Kualitas
Hasil perencanaan harus memenuhi criteria minimum dari kualitas transmisi adanya processing gain yang tinggi akan menunjukkan kualitas sistem yang semakin baik.
4). Fleksibilitas dari teknologi transmisi radio
Kriteria ini sepenuhnya penting untuk operator. Sistem UMTS harus fleksibel dilihat dari aspek penyebaran, ketersediaan perlengkapan dan pengalokasian spectrum.
5). Kemampuan Performasi dari Handportable
Handportable UMTS akan digunakan secara luas untuk itu kemampuannya mempengaruhi penerimaan masyarakat terhadap teknologi ini.
II.7 Metode Duplex Dualmode pada UMTS
Istilah duplex dapat didefinisikan sebagai cara berkomunikasi antara pengirim dan penerima. Penggunaan lebar pita frequency kedua mode duplexing (TDD dan FDD) mempunyai perbedaan yang sangat mendasar, dengan prinsip sebagai berikut :
Perbedaan Prinsip Operasi FDD dan TDD
Perbedaan Prinsip Operasi FDD dan TDD
Down-Links
Down Link/Up Link Down Links Guard Time BS MS BS MS Up Links Up-Links f f ∆f 2∆f ∆f ∆f
Mode Transmisi FDD Mode Transmisi TDD 2∆f
Gambar 2.5 Perbedaan Prinsip Operasi FDD dan TDD
FDD ( Frequency Division Duplex) merupakan sistem komunikasi sua arah dimana pada sistem ini station akan membagi-bagi sejumlah kode spreading yang berbeda kepada sejumlah user (mobile) terminal dalam waktu yang sama dengan bandwidth yang sama pula, tetapi frekuensi uplink dan downlink berbeda. Saat transmisi uplink dan downlink terjadi, koneksi mobile dan base station menggunakan dua pita frekuensi yang terpisah secara berpasangan (paired) untuk metode duplexing-nya.
TDD (Time Division Duplex) merupakan sistem komunikasi dua arah dimana pengirim dan penerima dapat melakukan komunikasi dengan menggunakan pita frekuensi yang sama tetapi pada waktu yang berbeda. Transmisi uplink dan downlink dalam pita frekuensi yang sama (unpaired) dengan menggunakan sinkronisasi interval waktu.
II.8 Adaptive Multi Rate
Pengkodean untuk suara pada UMTS menggunakan teknik Adaptive Multi Rate. Pengkodean multi rate adalah satu pengkodean suar terintegrasi dengn delapan jenis rate: 12,2 (GSM-EFR); 10,2; 7,95; 7,40(IS-641); 6,70 (PDC-EFR), 5,90; 5,15 dan 4,75 kbps.
Berdasarkan percakapan normal, waktu aktif pembicaraan adalah 50 % dari keseluruhan waktu pembicaraan dari setiap arah. AMR memiliki fungsi untuk memanfaatkan kekosongan waktu pembicaraan:
- Voice Activity Detector (VAD) pada sisi transmit. - Evaluasi noise dari suara background pada sisi transmit.
Hal ini akan berakibat penghematan daya transmit yang berarti ukuran baterei dapat lebih kecil. Dilihat dari sudut networking rata-rata kebutuhan bit rate dapat dikurangi, mengurangi level interferensi dan menaikkan kapasitas pelanggan.
Besarnya bit rate pada AMR dapat dikontrol oleh radio access network berdasarkan kepada besarnya pembebanan seperti pada jam sibuk, bias digunakan AMR dengan bit rate rendah untuk menaikkan kapasitas tetapi akan menurunkan kualitas sinyal. Hal ini juga berlaku jika user berada diluar batas area maka akan digunakan AMR dengan bit rate rendah sehingga luas cakupan layanan dapat diperluas. Dengan AMR dapat diperoleh keseimbangan antara jaringan, cakupan dan kualitas suara berdasarkan kebutuhan operator.
II.9 Kelas Layanan UMTS
Sesuai standard 3GPP TS 123.107 ada 4 kelas layanan berdasarkan QoS-nya. Factor utama yang membedakan adalah sensitivitasnya terhadap delay, yang mana kelas conversational menempati prioritas paling tinggi, disusul dengan kelas streaming, interaktif dan yang terendah adalah kelas background. Jika dalam jaringan
resource yang ada mendekati kondisi overload, maka trafik dengan prioritas paling tinggi akan diutamakan, sedangkan yang terendah akan ditunda (buffering).
Tabel 2.2 Kelas QoS pada layanan UMTS
Traffic Class Conversational class onversational RT Streaming class Streaming RT Interactive class Interactive best effort Background class Background best effort Fundamental characteristic • Preserve time relation (variation) between information entities of the stream • Conversational pattern (stringent and low delay) • Preserve time relation (variation) between information entities of the stream • Request response pattern • Preserve payload content • Destination is not expecting the data withn a certain time • Preserve payload content Example of the application Voice Streaming video
Web browsing Background download of email
II.9.1 Layanan-layanan UMTS
Berbagai layanan yang selama ini diimpikan pelanggan seluler akan terwujud dengan teknologi UMTS. Layanan hiburan berkualitas tinggi, download file berukuran besar ataupun menjelajah Internet secara on-line dapat diwujudkan dengan menggunakan teknologi tersebut. Sebagai pelengkap kebutuhan pelanggan untuk layanan telekomunikasi voice dan simple data seperti yang terdapat saat ini juga tetap tersedia di UMTS, disamping layanan multimedia yang merupakan layanan
utamanya. Berikut ini merupakan beberapa contoh dari layanan baru dan aplikasinya yang akan didukung oleh jaringan UMTS.
a). Informasi
- Browsing ke WWW. - Interactive shopping b). Pendidikan
- Virtual school
- Laboratorium pengetahuan on-line - Perpustakaan on-line
c). Hiburan
- Audio on demand (as an alternative to CD, tape or radio) - Games on demand
d). Layanan Umum
- Gawat Darurat
- Government Procedure e). Informasi Bisnis
- Mobile office
- Narrowcast business TV - Virtual work groups f). Layanan Komunikasi
- Video telephoning - Video conferencing g). Layanan bisnis dan keuangan
- Virtual banking - Online biling h). layanan khusus transportasi
- Security monitoring service - Personal administration
Beberapa layanan yang disebutkan diatas secara umum telah tersedia pada jaringan fixed atau jaringan seluler existing yaitu GSM yang sedang dikembangkan menjadi GSM fasa 2,5 dengan menggunakan sistem General
Packet Radio Service (GPRS) dan High Speed Circuit Switched Data (HSCSD).
BAB III
METODE DAN ASPEK PERENCANAAN JARINGAN UMTS
Pada bab 3 ini akan diuraikan tentang metode dan model yang digunakan dalam perencanaan, factor-faktor yang mempengaruhi dan mendukung perencanaan dan tahapan perencanaan yang terdiri dari perencanaan Node B, Radio Network Controller (RNC) dan beberapa interface pada UMTS dengan bantuan software sebagai perhitungan dari perencanaan dan visualisasi perbedaan letak serta jumlah Node B pada UMTS dan base station pada GSM.
III.1 Desain Sistem Jaringan UMTS
Perencanaan jaringan adalah proses medesain suatu struktur jaringan dan menentukan jumlah perangkat yang dibutuhkan pada masing-masing bagian jaringan sesuai dengan batasan, kebutuhan dan kualitas layanan yang sudah ditetapkan. Tujuan dari perencanaan jaringan ini adalah untuk memberikan kepastian bahwa perangkat, kapasitas kanal dan sistem penyambungan yang tersedia dapat melayani beban yang ditawarkan ke jaringan dengan kualitas dan tingkat layanan (GOS) yang diharapkan.
Dalam perencanaan jaringan UMTS ini metode yang digunakan bersifat explorative dan aplikatif serta analisa yang dilakukan tidak hanya berdasarkan pada perkembangan teknologi, namun juga berdasarkan pada sisi marketing dan sisi teknik. Pada sisi marketing bertugas memperkirakan pangsa pasar (market forecast), pembagian pangsa pasar (market share) dan segmentasi pasar (Market segmentation) yang menghasilkan keluaran berupa intensitas trafik. Sedangkan pada sisi teknis bertugas memperkirakan dan menentukan aplikasi technology, perangkat trafik berdasarkan asumsi tertentu untuk menghasilkan perencanaan jaringan yang optimal.
Jaringan UMTS dirancang sebagai pengembangan infastruktur dari jaringan GSM yang mampu menyediakan layanan tambahan dari sistem yang telah ada sebelumnya dalam bentuk transmisi data kecepatan tinggi (2Mbps) dan multimedia.
III.2 Karakteristik Layanan UMTS
Jenis-jenis layanan UMTS mempunyai aplikasi yang luas seperti yang telah dijelaskan pada Bab II. Untuk mempermudah dalam menganalisa, layanan-layanan tersebut dibagi menjadi 6 jenis layanan utama sebagai berikut:
1) Speech (S), (simetrik)
- Layanan simple seorang pelanggan ke pelanggan lain atau ke banyak pelanggan (teleconferencing)
- Kotak suara (voice mail)
2) Simple Messaging (SM) (Asimetrik) - SMS dan paging
- Pengiriman/penerimaan email
- Broadcast dan pesan informasi umum
- Pemesanan /pembayaran (untuk simple e-commerce) 3) Switched Data (SD) (simetrik)
- Akses dial up LAN kecepatan rendah - Akses internet/intranet
- Fax
4) Medium Multimedia (MMM) (asimetrik) - LAN dan akses internet/intranet - Interactive games
- Simple online shopping dan banking (layanan e-commerce) 5) High Multimedia (HMM) (asimetrik)
- Fast LAN dan akses internet /intranet - Video clips on demand
- Audio clips on demand - Online shopping
6) High interactive Multimedia (HIMM) (simetrik)
Merupakan layanan simetrik yang memerlukan hubungan terus menerus dan data kecepatan tinggi dengan delay minimum. Aplikasi ini termasuk: - Video telephony dan video conference
Ketiga jenis layanan pertama diatas terlihat sebagai layanan yang terdapat pada generasai kedua pada telekomunikasi mobile dan tiga jenis layanan terakhir digunakan untuk layanan baru mobile multimedia. Bit rate, factor
asimetrik dan mode switching (circuit/packet switching) dari keenam pengelompokan layanan tersebut diperoleh dari market forecast yang dilakukan oleh UMTS Forum yang terdapat pada tabel berikut:
Tabel 3.1 Karakteristik layanan
III.3 Tahapan Perencanaan
Perencanaan ini beralokasi di wilayah Bandung dengan mengoptimalkan jaringan GSM yang telah ada. Untuk memperoleh hasil perencanaan yang optimal ada beberapa tahapan yang harus diperhatikan.