• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penghubung antar sistem

B. Persepsi masyarakat terhadap peranan mahsiswa KKN dalam pembangunan masyarakat desa

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Persepsi masyarakat desa terhadap peranan mahasiswa KKN berdasarkan

penggolongan usianya yaitu pada masyarakat golongan usia tua berpersepsi positif sedangkan golongan usia muda berpersepsi negatif, namun berdasarkan hasil akumulasi persentase tabel tunggal dari setiap indikator dapat dinyatakan bahwa berdasarkan penggolongan usia persepsi masyarakat terhadap mahasiswa KKN adalah positif.

2. Persepsi masyarakat desa terhadap peranan mahasiswa KKN berdasarkan tingkat pendidikannya menunjukan bahwa semakin tinggi jenjang pendidikan seseorang maka semakin menunjukan persepsi ke arah negatif.

3. Berdasarkan jenis pekerjaannya masyarakat yang menganggur lebih merasakan dampak positif dari adanya mahasiswa KKN hal ini terbukti dengan penilaian mereka yang cendrung ke arah positif, sedangkan petani dan PNS lebih berpersepsi negatif.

4. Namun secara umum berdasarkan pengolahan data melalui SPSS, tabel tunggal dan tabel silang serta keseluruhan elemen yang terangkum dalam tabel silang yang kemudian disederhanakan pada tabel persepsi masyarakat menunjukkan bahwa persepsi masyarakat terhadap peranan mahasiswa KKN adalah positif

5. Berdasarkan wawancara dengan beberapa masyarakat, secara umum mereka sedikit banyak telah merasakan perubahan sebelum dan setelah adanya mahasiswa KKN di desa Gunung Rejo dan sebagian besar yang peneliti wawancara menyatakan setuju jika desanya kembali dijadikan lokasi pelaksanaan KKN.

B. Saran

Setelah penulis melakukan penelitian, menganalisis dan mengambil kesimpulan maka peneliti merumuskan beberapa saran, yaitu:

1. Sebelum dilaksanakan KKN diharapkan para petugas program KKN mensosialisasikan terlebih dahulu apa dan siapa itu mahasiswa KKN.

2. Masyarakat yang dituju program KKN, diharapkan sudah paham betul tugas dan fungsi serta tujuan diadakannya KKN oleh perguruan tinggi, agar tidak terjadi kesalahan persepsi dalam masyarakat tujuan pelaksanaan KKN. 3. Mahasiswa yang akan melaksanakan program KKN hendaknya membekali

diri dengan mempelajari tentang karakteristik masyarakat desa yang dituju. 4. Masyarakat desa dan mahasiswa KKN diharapkan mampu menyamakan

persepsi terhadap program yang di usung, sehingga tujuan pembangunan masyarakat desa dapat tercapai.

5. Sebelum pelaksanaan program KKN diharapkan mahasiswa dan masyarakat merumuskan kembali program yang dibawa mahasiswa dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat.

6. Kesesuian penempatan mahasiswa bidang ilmunya dengan potensi masyarakat tujuan pelaksanaan program KKN.

Abdullah, Taufik. 1996.Pemuda Dan Perubahan Sosial, LP3ES. Jakarta

Alfian. 1993. Komunikasi Politik dan Sistem Politik Indonesia. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedure Penelitian Suatu pendekatan Praktis. PT. Asdi Mahastya. Jakarta

Bungin, burhan. 2010.Metodologi Penelitian Kuantitatif. Kencana. Jakarta Depdikbud. 1990.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka . Jakarta Friedman, Howards. 2008.Kepribadian. Erlangga. Jakarta

Hamim, alhusniduki. 1996. Mahasiswa dan Pembangunan Masyarakat. Penerbit Unila. Bandar lampung

LP3UI, 1981.Dasar-Dasar Demografi. LP3UI. Jakarta

Nimmo. 2000.Komunikasi Politik, Khalayak & Efek. Pemuda Karya. Bandung Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2002. KBBI.Balai Pustaka.

Jakarta

Rachmat, Jallaludin. 1995.Psikologi Komunikasi. Grasindo. Jakarta

Sajoygo dan sajogyo, pudjiyati. 1986. Sosiologi Pedesaan. Cetakan II. Gadjah Mada Univresity Press. Yogyakarata

Singarimbun, Masri dan Sofian, Efendi. 1987. Metode Penelitian Sosial. LP3ES. Jakarta

Slamet, Margono . 1984. Mahasiswa Dalam Pembangunan. Cetakan I. Universitas Lampung Bandar Lampung

Slamet. Y. 2008.Pengantar Penelitian Kuantitatif. UNS Press. Surakarta Soekanto, soerjono. 1982.Sosiologi Suatu Pengantar. Rajawali Pers. Jakarta

Bandung: Refilka Aditama

Tim dosen FIP-IKIP. 1981. Pengantar Dasar-dasar Kependidikan. Usana Offset Printing. Surabaya

Wahyuni, irma . 2012.Laporan Kuliah Kerja Nyata. Bandar lampung: Universitas Lampung

Widjaja. HAW. 2001.Pemerintahan Desa/marga. Fajar Inter Pratama. Jakarta . 2009. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. Badan Penerbit Universitas Lampung . Bandar Lampung

Nama :

Umur :

Jenis kelamin :

Pekerjaan :

Pendidikan terahir :

Petunjuk: berilah tanda silang pada alternatif jawaban yang paling sesuai dengan keadaan anda. 1. Selama ini bila ada mahasiswa KKN di desa Gunung rejo apakah anda mengetahuinya?

a. Ya, selalu mengetahuinya.

b. Kadang-kadang saja mengetahuinya. c. Tidak pernah tau ada mahasiswa KKN.

2. Bila mengetahuinya, dari siapa biasanya Bapak/ibu/Sdr/i mengetahuinya?

a. Tahu sendiri, sebab mahasiswa KKN datang untuk berkenalan dengan kami. b. Kadang-kadang tahu sendiri dari mahsiswa KKn yang berkenalan, atau dari orang

lain.

c. Tau dari orang lain.

3. Bagaimana sikap Bapak/ibu/Sdr/i terhadap adanya mahasiswa KKN di desa Gunung Rejo? a. Setuju

b. Tidak punya pendapat c. Tidak setuju

4. Menurut anda apabila ada mahasiswa KKN di desa ini, masyarakat di desa ini lebih terdorong untuk melakukan suatu kegiatan misalnya gotong royong, sarana olah raga, dan lain-lain?

a. Ya, lebih terdorong.

b. Kadang-kadang lebih terdorong. c. Tidak merasa terdorong.

5. Apabila ada mahasiwa KKN, apakah Bapak/ibu/Sdr/i lebih giat atau bersemangat gotong royong, ke posyandu, ke pengajian, atau yang lainnya?

a. Ya, lebih bersemangat.

b. Kadang-kadang lebih bersemangat. c. Tidak ada pengaruhnya.

6. Apakah anda turut serta bila ada kegiatan yang di selenggarakan oleh mahasiswa KKN? a. Ya, selalu ikut serta.

b. Kadang-kadang saja ikut serta. c. Tidak pernah sama sekali ikut serta.

a. Ya, merrasa lebih terdorong melakukannya.

b. Hanya sekali-sekali saja merasa terdorong ,melakukannya. c. Tidak merasa terdorong sama sekali.

8. Menurut Bapak/ibu/Sdr/i apakah kegiatan mahasiswa KKN mendorong warga untuk melakukan kegiatan yang lebih baik?

a. Setuju.

b. Tidak punya pendapat. c. Tidak setuju.

9. Melakukan kegiatan bersama mahasiswa KKN berarti turut serta dalam pembangunan desa? a. Setuju.

b. Tidak punya pendapat. c. Tidak setuju.

10. Menurut anda, apakah warga desa Gunung Rejo perlu melibatkan diri dalam pembangunan desa?

a. Ya, Tentu saja.

b. Tergantung kondisi saya pada saat itu. c. Tidak perlu.

11. Berdasarkan pengamatan anda, apakah sumbangan pikiran dan tenaga mahasiswa KKN membuat pembangunan desa ini lebih berhasil?

a. Ya.

b. Tidak punya pendapat. c. Tidak .

12. Ketika mahasiswa KKN berada di desa Gunung Rejo ini apakah mereka bisa menemukan apa yang Bapak/ibu/Sdr/i butuhkan?

a. Ya.

b. Kadang-kadang. c. Tidak.

13. Apabila mahasiswa KKN menemukan permasalahan di desa Gunung Rejo ini, Apakah mereka membicarakannya untuk mencari pemecahannya?

a. Ya, selalu di bicarakan terlebih dahulu. b. Kadang-kadang.

c. Tidak pernah membicarakannya terlebih dahulu.

14. Apakah mahasiswa KKN menentukan terlebih dahulu tujuan apa yang harus dicapai dalam dalam rangka memecahkan masalah yang ada?

a. Ya, Selalu.

b. Kadang-kadang menentukan terlebih dahulu. c. Tidak pernah.

15. Apakah mahasiswa KKN dapat memecahkan masalah dengan cepat dan tepat? a. Ya, selalu cepat dan tepat.

b. Kadang-kadang bisa cepat dan tepat. c. Tidak pernah.

a. Ya, selalu sesuai. b. Kadang-kadang sesuai. c. Tidak pernah sesuai.

17. Apakah pemecahan masalah itu di lakukan secara bertahap? a. Ya, selalu bertahap.

b. Kadang-kadang bertahap. c. Tidak pernah bertahap.

18. Menurut Bapak/ibu/Sdr/i, apakah mahasiswa KKN selalu memberi informasi tentang perencanaan pembangunan?

a. Ya, selalu.

b. Kadang-kadang emmberi informasi. c. Tidak pernah sekalipun.

19. Menurut Bapak/ibu/Sdr/i mahasiswa KKN selalu memberi informasi tentang hasil pembangunan yang telah di lakukan?

a. Ya, selalu.

b. Kadang-kadang memberi informasi. c. Tidak pernah sekalipun.

20. Apakah mahasiswa KKN membantu Bapak/ibu/Sdr/i mengetahui hal-hal baru dan berguna, misalnya tentang kesehatan diri, bibit baru, perencanaan keuangan, dll?

a. Ya, selalu. b. Kadang-kadang.

c. Tidak pernah sekalipun.

21. Apakah Bapak/ibu/Sdr/i tertarik tentang hal baru tersebut? a. Ya, selalu.

b. Kadang-kadang.

c. Tidak pernah sekalipun.

22. Apakah mahasiswa KKN membantu Bapak/ibu/Sdr/i mencoba hal-hal baru tersebut? a. Ya, selalu.

b. Kadang-kadang.

c. Tidak pernah sekalipun.

23. Apakah mahasiswa KKN membantu anda memeriksa kembali keuntungan dan kerugian yang mungkin timbul dari hal baru tersebut?

a. Ya, selalu. b. Kadang-kadang.

c. Tidak pernah sekalipun.

24. Apakah mahasiswa KKN membuat Bapak/ibu/Sdr/i lebih mudah berhubungan dengan pihak instansi pemerintah dan swasta?

a. Ya, selalu. b. Kadang-kadang.

Nama :

Umur :

Jenis kelamin : Pekerjaan : Pendidikan terahir :

1. Menurut Bapak/Ibu/Sdr/i apakah pelaksanaan KKN dapat memberikan manfaat yang nyata bagi pembangunan desa Gunung Rejo?

a. Ya, alasannya ... ... ... b. Tidak, alasannya... ... ... 2. Apakah Bapak/Ibu/Sdr/i setuju dengan adanya pelaksanaan KKN di desa Gunung Rejo ini?

a. Ya, alasannya ... ... ... b. Tidak, alasannya... ... ... 3. Apakah ada program dari mahasiswa KKN yang dapat membantu warga dalam

meningkatkan pendapatan, misalnya memberikan cara-cara baru pengolahan hasil panen, memperkenalkan bibit baru, atau yang lainnya?

a. Ya, alasannya ... ... ... b. Tidak, alasannya... ... ... 4. Apakah Bapak/Ibu/Sdr/i stuju bila desa ini kembali menjadi lokasi KKN?

a. Ya, alasannya ... ... b. Tidak, alasannya...

... ...

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada hakikatnya pembangunan merupakan proses perubahan yang harus terus menerus menuju ke arah yang lebih baik. Sebagai negara berkembang Indonesiapun senantiasa melakukan pembangunan di segala bidang, baik fisik maupun non fisik. Sasaran utama pembangunan di Indonesia adalah masyarakat pedesaan karena seperti yang kita maklumi bersama bahwa sebagian besar rakyat Indonesia tinggal di pedesaan. Dengan pembangunan masyarakat desa tersebut diharapkan dapat meningkatkan upaya penanggulangan kemiskinan, penerapan teknologi dan peningkatan kualitas masyarakat, serta penyerapan tenaga kerja, dan pada ahirnya peningkatan tersebut akan meningkatkan kemandirian dan semakin menumbuhkan masyarakat madani.

Adapun hakikat pembangunan desa itu sendiri adalah keseluruhan kegiatan yang berlangsung di pedesaan dan meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat yang dilaksanakan dengan mengembangkan semangat gotong royong. Dengan demikian jelaslah bahwa pembangunan desa membutuhkan keterlibatan dan peran aktif seluruh masyarakat, aparat desa dan berbagai pihak.

Berkaitan dengan hal tersebut perguruan tinggi sebagai suatu lembaga pendidikan memiliki tugas yang sangat penting, khususnya dalam menciptakan generasi muda yang mampu berperan aktif dalam pembangunan bangsa.

Mahasiswa sebagai generasi muda memiliki posisi yang strategis dalam pelaksanaan pembangunan bangsa. Mahasiswa merupakan manusia yang dianggap memiliki kemampuan akademis yang lebih dari warga masyarakat lainnya. Sehingga posisi ini mempermudah mahasiswa untuk menerapkan ilmu yang dimilikinya demi kemaslahatan masyarakat khususnya dalam pembangunan desa.

Sebagai generasi muda yang di harapkan dapat berperan aktif dalam pembangunan, mahasiswa dapat turut serta dalam melaksanakan pembangunan melalui berbagai saluran baik itu melalui jalur non formal misalnya melalui berbagai organisasi kemasyarakatan, maupun melalui jalur formal yang salah satu nya adalah melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN).

Berdasarkan pendapat Hamim (1996:3) KKN merupakan “salah satu bentuk pengintegrasian kegiatan antara pengabdian pada masyarakat dengan pendidikan dan penelitian yang terutama oleh mahasiswa dengan bimbingan perguruan tinggi dan pemerintah daerah”.

Dengan demikian KKN merupakan bagian dari kurikulum perguruan tinggi yang di dalamnya mengandung unsur pendidikan dan penelitian serta unsur pengabdian pada masyarakat.

Sebagian dari proses pendidikan melalui KKN di harapkan mahasiswa mampu memahami dan menghayati secara mendalam tentang :

a. Cara berfikir dan bekerja secara interdisipliner.

b. Kegunaan hasil pendidikannya bagi pembangunan umumnya dan daerah pedesaan khususnya.

c. Kesulitan yang dihadapi oleh masyarakat desa dalam pembangunan.

d. Konteks keseluruhan dari masalah pembangunan dan pengembangan daerah pedesaan.

Sedangkan melalui dimensi KKN sebagai pengabdian pada masyarakat, mahasiswa dituntut untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat dan secara nyata membangun daerah yang menjadi lokasi KKNnya, sehingga melalui dimensi ini diharapkan masyarakat akan :

a. Memperoleh bantuan fikiran dan tenaga untuk merencanakan serta melaksanakan proyek pembangunan.

b. Memperoleh pembaruan–pembaruan yang di perlukan dalam memecahkan masalah-masalah pembangunan.

c. Cara berfikir, bersikap dan bertindak akan lebih di tingkatkan sesuai dengan program pembangunan (Jausar, 1996:5).

KKN adalah salah satu bentuk pengabdian pada masyarakat, dalam hal ini khususnya masyarakat desa Gunung Rejo dimaksudkan agar mahasiswa dengan peranan yang dimilikinya mampu untuk mendukung, mendorong dan menyumbangkan fikirannya bagi pembangunan masyarakat desa, tidak hanya berdasarkan latar belakang ilmu program studinya saja tetapi juga menyumbangkan keterampilan yang dimilikinya. Oleh karena itu dengan program KKN mahasiswa diharapkan dapat menggali dan memanfaatkan seluruh potensi desa secara optimal demi pembangunan desa melalui program kerja yang telah disusun sebelumnya.

Menurut dosen pembimbing lapangan KKN unila tahun 2012 yaitu Ir. Fauzan Murdapa pelaksanaan program-program kerja yang telah disusun oleh mahasiswa sebelum mereka turun lapangan merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan KKN dan sejauhmana mahasiswa dapat mengaplikasikan peranan yang dimilikinya.

Selanjutnya beliau juga menyatakan bahwa secara keseluruhan pelaksanaan KKN selama ini dapat dikatakan telah mampu mencapai sasarannya dengan baik. Hal ini dapat dilihat berdasarkan laporan pelaksanaan KKN unila, sebagian besar program yang digulirkan dapat diterima dan berjalan sesuai program kerja yang telah disusun sebelumnya.

Sebagai sebuah ilustrasi tentang keberhasilan KKN ini dapat diambil contoh KKN Unila tahun 2012 di dusun Tegal Rejo, desa Gunung Rejo kecamatan Padang Cermin yang telah berhasil membuat sebuah usaha rumah tangga yaitu pembuatan keripik pisang dengan berbagai rasa yang melibatkan ibu-ibu dusun Tegal Rejo yang di dukung juga oleh bahan pokok yang melimpah di dusun tersebut.

Contoh lain adalah pelaksanaan KKN di dusun 12 desa Gunung Rejo kecamatan Padang Cermin kabupaten Pesawaran tahun 2012 yang membuat filtrasi atau penyaringan air untuk masyarakatnya kemudian di dusun Lebak Sari desa Gunung Rejo mahasiswa KKN Unila tahun 2012 memprogramkan pembuatan perpustakaan yang dapat dimanfaatkan oleh semua masyarakat desa. Di dusun tersebut mahasiswa di tuntut untuk menjadi motivator dan fasilitator warga desa yang telah lama mengharapkan adanya perpustakaan sehingga masyarakat desa mau berpartisipasi dalam pembuatan perpustakaan tersebut.

Berdasarkan ilustrasi diatas kita dapat melihat gambaran bahwa sumbangan program KKN bagi pembangunan desa khususnya dan pembangunan daerah umumnya bukanlah suatu hal kecil, baik itu dalam bentuk moril ataupun materil. Gambaran diatas juga dapat dijadikan suatu indikasi bahwa mahasiswa KKN sedikit banyak telah mampu mengaplikasikan peranannya dalam pembangunan desa. Namun demikian keberhasilan-keberhasilan yang telah mampu dicapai oleh para mahasiswa KKN tersebut bukanlah berarti tanpa halangan dan hambatan, sebagai contoh pelaksanaan KKN unila 2012 di desa Sukabanjar. Disana para mahasiswa yang tadinya akan di tempatkan di daerah tersebut terpaksa ditarik dan dipindahkan lokasinya karena sambutan masyarakat yang sangat buruk. Hal ini dimungkinkan oleh adanya tanggapan atau penilaian yang buruk masyarakat tentang keberadaan mahasiswa KKN dan mereka beranggapan bahwa mahasiswa KKN tidaklah memiliki kemanfaatan sama sekali bagi desanya.

Contoh lain dari hambatan pelaksanaan KKN di desa Gunung Rejo ini adalah ternyata masyarakat dusun Fajar Bulan menolak adanya kegiatan dan program kerja di dusun tersebut, hal ini dikarenakan masyarakat tersebut merasa dusunnya tidak memerlukan bantuan mahasiswa KKN dalam pembangunan desanya.

Kendala lain yang muncul dalam pelaksanaan KKN di desa Gunung rejo kecamatan Padang Cermin kabupaten Pesawaran ini adalah adanya konflik internal warga desa antar dusun, sehingga untuk melakukan proram kerja tingkat desa sangat sulit untuk mengkoordinasikannya.

Hal ini sangat jelas nampak ketika diadakannya turnamen bola tingkat desa yang pesertanya adalah kontingen dari 16 dusun yang terdapat di Gunung Rejo. Untuk rapat koordinasi masalah sosialisasi kegiatan saja sangat sulit, bahkan ketika pelaksaan turnamen terjadi bentrok antar dusun. Demikianlah sekilas tentang pelaksanaan KKN maka kita dapat mengambil kesimpulan bahwa tercapai tidaknya tujuan pelaksanaan KKN, khususnya ditinjau dari dimensi pengabdian masyarakat, tidak hanya tergantung pada mampu atau tidaknya mahasiswa KKN mengaplikasikan perannya dalam masyarakat itu sendiri.

Proses pembangunan itu membutuhkan peran aktif seluruh masyarakat dan pihak lain secara terpadu. Oleh karena itu, masyarakat desa harusnya bersedia untuk berpartisipasi dan mendukung program KKN. Dan hal ini hanya akan terwujud apabila masyarakat desa, khususnya masyarakat desa Gunung Rejo merasakan manfaat terhadap peranan mahasiswa KKN.

Menyadari hal tersebut, bahwa gambaran dari masyarakat itu sangat menentukan pelaksanaan program kerja KKN di lapangan maka untuk itu perlu diketahui terlebih dahulu bagaimana sebenarnya penilaian masyarakat desa selama ini terhadap peranan yang dimiliki oleh mahasiwa KKN dalam pembangunan desa. Selanjutnya yang akan menjadi lokasi penelitian ini adalah desa Gunung Rejo kecamatan Padang Cermin kabupaten Pesawaran. Hal ini dengan pertimbangan bahwa desa ini sudah pernah menjadi lokasi KKN dengan demikian diharapkan melalui perubahan–perubahan karakteristik mahasiswa KKN beserta program-programnya setiap tahun dan seiring dengan perkembangan desa tersebut maka masyarakatnya mempunyai pengalaman dan pengamatan yang cukup untuk mempersepsikan peran mahasiswa KKN dalam pembangunan desa.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian tentang peran mahasiswa KKN dalam pembangunan masyarakat desa diatas, maka permasalahan yang muncul adalah “Bagaimana persepsi masyarakat desa terhadap peranan mahasiswa KKN dalam pembangunan desa?”.

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1) Tujuan Penelitian

Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui dan menjelaskan persepsi masyarakat terhadap peranan mahasiswa KKN dalam pembangunan masyarakat desa.

2) Kegunaan Penelitian

Terdapat beberapa kegunaan dari penelitian ini yaitu:

a. Penelitian ini di harapkan dapat memberikan tambahan informasi bagi mahasiswa yang akan melaksanakan KKN, lembaga pengelola KKN dan pihak-pihak yang memerlukan informasi mengenai persepsi masyarakat desa terhadap peranan mahasiswa KKN dalam pembangunan masyarakat desa.

b. Penelitian ini diharapkan mampu memberi masukan bagi pihak-pihak yang tertarik untuk meneliti masalah pembangunan masyarakat desa.

c. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi warga desa Gunung Rejo yaitu sebagai bahan evaluasi atas program yang pernah ada, dengan harapan di masa yang akan datang apapun program yang masuk ke desa memberikan manfaat yang besar bagi masyarakatnya.

IV. GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Singkat desa Gunung Rejo

Desa Gunung Rejo merupakan salah satu desa yang berada di dalam wilayah kecamatan Padang Cermin kabupaten Pesawaran, seperti halnya desa lain Gunung Rejo juga memiliki sejarah dan perkembangan tersendiri.

Pada pertengahan tahun 1986 dusun Gunung Rejo resmi dimekarkan dari desa Wates Way Ratai yang terdiri dari dua belas pendukuhan antaralain dusun: Kali pasir 1, Kali pasir 2, Gunung rejo, Kaliawi, Fajar bulan, Gunung sari, Lebak sari, Taman sari, Totoharjo, Merawan, Sidorejo, dan Candipuro. Pada tahun 1990 Kepala desa di jabat oleh pejabat sementara pak Samsuri sampai bulan September 1992. Pada akhir desember 1992 desa Gunung Rejo melaksanakan pemilihan Kepala Desa yang pertama, secara kronologis Jabatan Kepala Desa gunung Rejo adalah sebagai berikut:

1. Tahun 1986 sampai dengan tahun 1990 di jabat oleh bapak Basnu. 2. Tahun 1990 sampai dengan tahun 1992 di jabat oleh bapak Samsuri. 3. Tahun 1992 sampai dengan tahun 1994 di jabat oleh bapak Suwardi. 4. Tahun 1994 sampai dengan tahun 2002 di jabat oleh bapak Mulyanto. 5. Tahun 2002 sampai dengan tahun 2008 di jabat oleh bapak Rudi Sunandar. 6. Tahun 2009 sampai sekarang di jabat oleh bapak Suranto.

B. Letak Geografis

Desa Gunung Rejo salah satu dari 22 desa di wilayah kecamatan Padang Cermin yang berdasarkan monografi tahun 2010 luas wilayah desa Gunung Rejo 2.529,40 Ha. Terdiri dari dataran tinggi, perbukitan dan pegunungan dengan ketinggian 400-500 dpl, dengan batas wilayah sebagai berikut:

a. Sebelah utara : desa Babakan Loa kecamatan Kedondong. b. Sebelah selatan : desa Wates Way Ratay

c. Sebelah barat : desa Babakan Loa kecamatan Kedondong. d. Sebelah timur : desa Pesawaran Indah.

Sedangkan jarak dengan pusat pemerintahan adalah sebagai berikut: a. Ke ibu kota kabupaten : 70 Km

b. Ke ibu kota propinsi : 100 Km

Kondisi desa yang terletak jauh dari pusat pemerintahan membuat desa ini agak tertinggal dalam hal informasi, hal ini dapat dilihat dari minimnya media informasi baik media cetak maupun elektronik di desa ini. Selain itu kondisi jalan desa yang menjadi jalur utama kegiatan masyarakat dan pendistribusian hasil bumi sangat tidak layak, menyebabkan alat trasnportasi umum tidak melewati desa ini padahal letak desa ini strategis, desa ini menyambungkan kecamatan Padang Cermin dengan kecamatan Kedondong. Wilayah desa Gunung Rejo adalah daerah lahan kering dengan kondisi sebagai berikut:

a. Ketinggian dari permukaan laut : 400-500 m/dpl. b. Banyak Curah Hujan : 1500-2500 mm/th c. Tofografi daratan : dataran tinggi d. Suhu udara rata-rata : 25-35°C

C. Kependudukan

Dalam Monografi desa 2010 diketahui bahwa jumlah penduduk desa Gunung Rejo adalah 723 jiwa dari 174 kepala keluarga. Pada awalnya desa ini merupakan daerah transmigranpenduduk dari pulau jawa namun setelah tahun 1990 mulai berdatangan penduduk asli Lampung, namun demikian hubungan antar etnis yang satu dengan yang lainnya tetap terjalin harmonis, kalaupun muncul unsur-unsur kesukuan itu hnaya pada acara-acara adat seperti pernikahan, kematian, kelahiran, dansebagainya sehingga hubungan yang baik tetap terjaga hingga saat ini.

a. Distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin

Agar kita dapat mengetahui secara rinci data jenis kelamin, frekuensi dan persentase distribusi penduduk desa Gunung Rejo kecamatan Padang Cermin kabupaten Pesawaran berdasarkan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4. Distribusi penduduk menurut jenis kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

1 2 Laki-laki Perempuan 375 348 51.9 48.1 Jumlah 723 100

Sumber: Monografi desa Gunung Rejo tahun 2010

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa jumlah penduduk desa Gunung Rejo yang berjenis kelamin laki-laki lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan, akan tetapi pernbandingannya kecil. Dapat dinyatakan bahwa perbandingan jumlah penduduk jenis kelamin laki-laki dan perempuan adalah seimbang.

Hal ini terjadi karena letak geografis desa Gunung Rejo yang berupa bukit dan