• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini dijelaskan kesimpulan beserta saran yang bersifat membangun tentang hal-hal yang berkaitan dengan alat yang dibuat.

Daftar Pustaka

Berisi tentang literature atau buku yang dipakai sebagai acuan dalam perencanaan mesin

Lampiran

Berisi tabel, lembaran data, dan gambar yang bersangkutan dengan penyusunan Tugas Akhir.

BAB II. Landasan Teori

2.1 Mesin Penyayat Bambu

Mesin penyayat bambu adalah suatu mesin yang berfungsi untuk membelah bilah bambu menjadi lembaran-lembaran memanjang sehingga mampu dimanfaatkan pengrajin nantinya untuk membuat berbagai aneka anyaman. Mesin Penyayat Bambu merupakan sebuah alat tepat guna yang dapat mempercepat dan mepermudah pekerjaan manusia, terutama para pengrajin bambu. Untuk dapat dipergunakan sebagai bahan kerajinan, bambu harus dikerjakan dengan pemotongan dan pembelahan sampai diperoleh bentuk yang dikehendaki. Bambu belah adalah bambu yang masih mengandung kulit bambu dengan keseluruhan tebalnya, sedangkan bambu irat hasil sayatan tipis dari bambu belah yang tidak mengandung kulit luar. Bambu irat menjadi bahan utama untuk produk kerajinan.

Terdapat masalah dihadapi pada saat pembuatan produk anyaman bambu, yaitu penyiapan bahan pita bambu yang memiliki kualitas keseragaman bentuk dan kehalusan permukaannya. Permasalahan ini menjadi salah satu obyek perencanaan dan pembuatan mesin penyayat bambu. Penyelesaian yang ditawarkan adalah pembuatan mesin penyayat bambu sesuai kebutuhan pengrajin. Mesin penyayat bambu ini dirancang dalam satu unit mesin yang mampu melakukan fungsi penyayatan pada bambu.

2.2 Macam-macam Perancangan 2.2.1 Asli

Asli merupakan desain penemuan yang benar-benar didasarkan pada pemikiran sendiri atau disebut juga penemuan yang belum pernah ada sebelumnya.

2.2.2 Pengembangan (Modifikasi)

Modifikasi merupakan desain produk yang sudah ada dalam rangka peningkatan efisiensi, efektivitas, penampilan, atau daya saing untuk memenuhi tuntutan pasar atau tuntutan zaman.

Tujuan modikasi:

1. Adanya tuntutan pasar/tuntutan zaman. 2. Adanya kemajuan/pengembangan IPTEK.

3. Perlunya keunggulan produk (daya saing persaingan pasar).

4. Perlunya penyesuaian dengan melihat kemampuan alat/peralatan/mesin/sumberdaya/bahan yang dimiliki untuk proses pemuatan komponen yang sudah ada.

5. Adanya keinginan agar dapat dibuat lebih murah.

6. Agar produk yang bersangkutan dapat dimanfaatkan lagi. 7. Agar pemeliharaannya lebih mudah dan murah.

8. Kelangkaan suku cadang.

Menurut (Mas,ud.M dan Mahmud. M. Kewirausahaan: 2004.). Memodifikasi produk harus mempunyai perbedaan dengan produk yang sudah ada dari sebelumnya. Modifikasi harus memenuhi syarat-syarat:

1. Penting: Perbedaan ini memperbanyak manfaat bagi cukup pelanggan. 2. Jelas: Perbedaan itu tidak/belum dimiliki orang lain.

3. Unggul: Perbedaan itu lebih baik dari cara lain mendapatkan manfaat yang sama.

4. Dapat dikomunikasikan: Perbedaan itu dapat dimengerti oleh pemakai/pembeli.

5. Mendahului: Perbedaan itu tidak mudah ditiru pesaing. 6. Terjangkau: Pembeli dapat menjangkau selisih harganya.

2.2.3 Adopsi

Adopsi merupakan perancangan yang mengapdopsi/mengambil sebagian system atau seluruhnya dari produk yang sudah ada untuk penggunaan lain dengan kata lain untuk mewujudkan alat/mesin yang memiliki fungsi lain.

2.3 Dasar-dasar Perancangan Mesin 2.3.1 Prinsip Kerja Mesin

Mesin penyayat bambu dirancang untuk menyayat bilah bambu dengan daya penggerak menggunakan motor listrik 1400 rpm (1/2 HP). Motor listrik yang nantinya akan memutar roller dengan cara mentransmisikan daya ke poros melalui pulley dan sabuk. Roller pada mesin pemipih bambu yang kami rancang menggunakan 4 buah roller yang berfungsi menarik bilah bambu menuju pisau penyayat dan nantinya pisau akan menyayat bambu hingga pipih. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, pisau penyayat pada mesin ini dirancang agar ketebalan dari hasil penyayatan dapat di atur.

2.3.2 Kriteria Pemilihan Bahan

Dalam merencanakan suatu komponen alat bantu atau mesin, perancang harus mengetahui tentang bahan-bahan yang akan digunakan, ini merupakan hal yang sangat penting untuk diperhitungkan.Dalam hal ini ada beberapa perhitungan yang harus diperhitungkan dalam pemilihan bahan, diantaranya :

a. Material yang digunakan harus mudah didapat.

Dalam perencanaan, harus dapat mempertimbangkan apakah material yang akan digunakan itu mudah didapatkan dipasaran. Walaupun bahan yang kita rencanakan itu sudah sesuai dengan yang telah diperhitungkan sebelumnya, namun apabila tidak didukung oleh kemudahan untuk mendapatkan bahan tersebut dipasaran, maka perencanaan akan mendapatkan hambatan dan tidak mungkin untuk direkayasa. Maka dalam hal ini perancang harus mengetahui apakah bahan tersedia dipasaran dan mudah untuk didapatkan.

b. Material yang digunakan harus sesuai dengan fungsinya.

Tujuan dari bahan yang sesuai dengan fungsinya adalah supaya perencanaan itu harus mampu membedakan antara komponen-komponen utama atau yang terpenting dengan bagian-bagian yang berfungsi sebagai penunjang atau pelengkap saja dalam suatu alat atau mesin.

c. Efisiensi dari bahan yang digunakan.

Bahan yang digunakan selalu diharapkan memiliki efisiensi yang sebaik mungkin, dimana tingkat efisiensinya memang akan ditentukan dalam perhitungkan, akan tetapi ada beberapa hal yang dapat dijadikan bahan pemikiran untuk menentukan efisiensi bahan yang akan digunakan antara lain adalah gesekan, keseimbangan komponen, pemindahan daya, pelumas,

bantalan dan lainya. Jika hal tersebut telah diperhatikan hasil rancangan akan lebih efisien.

d. Biaya

Berdasarkan prinsip ekonomi dan perhitungan-perhitungan yang ada, maka diharapkan biaya dapat ditekan sekecil mungkin. Hal ini dimaksudkan agar bisa menghemat biaya sehingga dapat dijangkau masyarakat banyak yang membutuhkan.

e. Estetika mesin.

Estetika disebut juga dengan keindahan, dalam hal ini menitik beratkan kepada keindahan konstruksi mesin. Dalam perencanaan suatu alat atau mesin, janganlah hanya memperhatikan kekuatan atau ketahanan bahan dari komponen-komponen mesin tersebut. Akan tetapi ada hal yang tidak kalah pentingnya yang harus diperhatikan yaitu keindahan konstruksi mesin. Hal ini berfungsi untuk menarik perhatian konsumen dan dapat diproduksi secara masal.

f. Ergonomik mesin.

Selain faktor-faktor yang telah disebutkan di atas, ada satu hal lagi yang harus diperhatikan dalam perancangan suatu alat atau mesin yakni faktor kenyamanan (ergonomik) dari operator (manusia) dalam mengoperasikan alat atau mesin tersebut.

Alat atau mesin harus dirancang sedemikian rupa agar dapat digunakan dan dioperasikan dengan mudah, sehingga dapat menimbulkan rasa nyaman bagi operator dalam bekerja. Hal ini akan dapat mempengaruhi kualitas kerja dari operator yang tentunya akan berdampak positif terhadap hasil kerja atau hasil produksi.

2.3.3 Alternatif Perencanaan

Untuk penyelesaian perencanaan ini ada alternatif yang ditawarkan dalam pemilihan komponen utama. Hal ini dilihat dari keuntungan yang diberikan serta kekurangan yang ditimbulkan. Alternatif tersebut meliputi komponen-komponen :

1. Motor Penggerak a) Dengan motor bakar

Keuntungannya :

 Mudah dibawa kemana-mana.  Dapat diatur kecepatannya.  Suku cadang mudah diperoleh. Kerugiannya :

 Harga lebih mahal dari motor listrik.

 Proses pemasangan lebih sulit jika memakai trasmisi sabuk.  Menimbulkan polusi udara, suara dan getaran yang keras.  Terkadang sulit menghidupkannya.

 Memerlukan bahan bakar serta biaya perawatan yang tinggi.

b) Dengan motor listrik Keuntungannya :

 Kecepatan konstan dan mudah ditempatkan.

 Proses pemasangan sabuk lebih mudah dan harga relatif murah.  Tidak menimbulakn polusi dan getaran sangat halus.

 Mudah menghidupkannya dan biaya perawatan yang murah. Kerugiannya :

 Tidak dapat beroperasi jika listrik mati.  Jika terjadi beban maka motor bisa terbakar.  Memerlukan instalasi listrik.

2. Sistim Transmisi

a) Dengan transmisi roda gigi dan rantai Keuntungan :

 Efesiensi daya yang dipindahkannya tinggi (besar).  Mampu bekerja pada lingkungan yang panas.  Tidak terjadi slip.

Kerugian :

 Harga relatif mahal dan perawatan cukup sulit.

 Biaya perawatan mahal dan proses pemasangan cukup sulit.

b) Dengan transmisi puli dan sabuk Keuntungan:

 Harga relatif murah dan mudah didapat.

 Proses pemasangan yang sangat sederhana dengan perawatan yang mudah serta dapat meredam kejutan.

Kerugian :

 Kemungkinan slip dapat terjadi.  Sabuk tidak boleh kena minyak.

 Umur pemakaian lebih pendek dibandingkan dengan rantai dan roda gigi.

3. Bantalan

a) Bantalan Luncur Keuntungan :

 Mampu meredam tumbukan dan getaran kecil.

 Mampu menopang poros dengan dudukan yang besar pada putaran yang tinggi.

Kerugian :

 Pelumasan yang cukup sulit denngan gesekan yang besar.  Tinggkat ketelitian rendah.

b) Bantalan gelinding Keuntungan :

 Gesekan sangat rendah dengan pelumasan yang sederhana.  Tinggkat ketelitian tinggi.

Kerugian :

 Harga cukup mahal dengan konstruksi yang rumit.  Tidak mampu menahan poros dengan beban yang besar.  Pada putaran tinggi menimbulkan suara.

4. Rangka a) Kayu

Keuntungan :

 Harga relatif murah.

 Pembuatan yang lebih mudah serta tahan karat. Kerugian :

 Mudah lapuk bila kena air secara berkala.  Mudah sekali dimakan rayap.

 Umur pemakaian yang tidak lama.

b) Besi Stallbus Keuntungan:

 Umur pemakaian bisa lebih tahan lama.  Gampang dibentuk.

Kerugian :

 Gampang korosi.

 Mudah bolong pada saat pengelasan.

Dari beberapa alternatif tersebut, maka komponen-komponen yang bisa dipakai adalah :

1. Motor listrik bisa lebih baik untuk tenaga penggerak.

2. Sistim transmisi dengan sabuk dan puli lebih baik dari pada roda gigi dan rantai.

3. Bantalan yang digunakan adalah bantalan gelinding. 4. Rangka mesin menggunakan besi stallbus.

2.4 Komponen Pada Mesin Penyayat Bambu

Dalam perencanaan suatu alat ini dibutuhkan beberapa komponen utama dan komponen pendukung yang sering dijumpai dalam sebuah rangkaian alat atau mesin. Komponen ini berfungsi untuk memberi landasan dalam perencanaan ataupun pembuatan alat. Ketetapan dan kelitian dalam pemilihan berbagai nilai atau ukuran dari komponen itu sangat mempengaruhi kinerja dari alat yang akan dirancang.

Mesin merupakan kesatuan dari berbagai komponen yang selalu berkaitan dengan elemen-elemen mesin yang bekerja sama satu dengan yang lainnya secara kompak sehingga menghasilkan suatu rangkaian gerakan yang sesuai dengan apa yang sudah direncanakan. Dalam merencanakan suatu mesin harus memperhatikan faktor keamanan baik untuk mesin itu sendiri maupun operatornya. Dalam pemilihan elemen-elemen dari mesin juga harus memperthatikan kekuatan bahan, safety factor, dan ketahanan dari berbagai komponen tersebut. Adapun elemen tersebut adalah:

2.4.1 Motor Penggerak

Motor merupakan komponen utama suatu mesin, karena motor merupakan tenaga penggerak atau sumber tenaga untuk melakukan pemutaran pada poros sehingga menggerakkan roller untuk menarik bambu menuju pisau penyayat.

Prinsip kerja motor berdasarkan penghantar yang membawa arus dapat ditempatkan dalam suatu medan penghantar tersebut akan mengalami gaya. Gaya menimbulkan torsi yang akan menghasilkan rotasi mekanik, sehingga motor ini akan berputar. Motor menggunakan arus listrik searah atau arus bolak-balik. Pada dasarnya motor listrik digunakan untuk menggerakan elemen-elemen mesin seperti reducer dan poros.

Gambar 2.2 Motor Elektrik

Jika n (rpm) adalah putaran dari poros motor listrik dan T (kg.mm) adalah1 torsi pada poros motor listrik, maka besarnya daya P (kW) yang diperlukan untuk menggerakkan sistem adalah :

Pemilihan motor yang akan digunakan, ditentukan dengan putaran dan daya yang dibutuhkan. Untuk menentukan daya penggerak motor yang dibutuhkan untuk memotong batang jagung, maka digunakan persamaan-persamaan berikut:

1. Gaya potong yang dibutuhkan

... .(2.1) Dimana: F = Gaya potong yang dibutuhkan (N)

Τg = Tegangan geser batang jagung (N/mm2 A = Luas penampang batang jagung (mm2)

2. Menentukan daya yang dibutuhkan

... ………..(2.2) Dimana: P = Daya (Watt)

Ftot= Gaya total yang digerakkan (N) V = Kecepatan linear (m/s)

3. Menghitung daya rencana

... ………..(2.3) Dimana: = Daya rencana (kW)

= Faktor koreksi P = Daya (kW)

Tabel 2.1 Faktor Koreksi Daya Rencana Pada Motor Daya yang akan direncanakan Fc Daya rata-rata yang diperlukan

Daya maksimum yang digunakan Daya normal

1,2 – 2,0 0,8 – 1,2 1,0 – 1,5

2.4.2 Poros

Poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya berpenampang bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear), pulley, flywheel, engkol, sprocket dan elemen pemindah lainnya. Poros bisa menerima beban lenturan, beban tarikan, beban tekan atau beban puntiran yang bekerja sendiri-sendiri atau berupa gabungan satu dengan lainnya.

Poros berfungsi sebagai penerus gaya putar yang berasal dari bagian tranmisi yang terhubung langsung dengan penggerak motor, sedangkan cara kerja poros yaitu memutar bagian pisau yang telah terpasang pada bagian poros tersebut.

Gambar 2.3 Poros

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan poros : 1. Kekuatan poros

Poros transmisi akan menerima beban puntir (twisting moment), beban lentur (bending moment) ataupun gabungan antara beban puntir dan lentur.Dalam perancangan poros perlu memperhatikan beberapa faktor, misalnya: kelelahan, tumbukan dan pengaruh konsentrasi tegangan bila menggunakan poros bertangga ataupun penggunaan alur pasak pada poros tersebut. Poros yang dirancang tersebut harus cukup aman untuk menahan beban-beban tersebut.

2. Kekakuan poros

Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup aman dalam menahan pembebanan tetapi adanya lenturan atau defleksi yang terlalu besar akan mengakibatkan ketidaktelitian (pada mesin perkakas), getaran mesin (vibration) dan suara (voice). Oleh karena itu disamping memperhatikan kekuatan poros, kekakuan poros juga harus diperhatikan dan disesuaikan dengan jenis mesin yang akan ditransmisikan dayanya dengan poros tersebut. 3. Putaran kritis

Bila putaran mesin dinaikan maka akan menimbulkan getaran (vibration) pada mesin tersebut. Batas antara putaran mesin yang mempunyai

jumlah putaran normal dengan putaran mesin yang menimbulkan getaran yang tinggi disebut putaran kritis. Hal ini dapat terjadi pada turbin, motor bakar, motor listrik, dll. Selain itu, timbulnya getaran yang tinggi dapat mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian-bagian lainnya. Jadi dalam perancangan poros perlu mempertimbangkan putaran kerja dari poros tersebut agar lebih rendah dari putaran kritisnya,

4. Korosi

Apabila terjadi kontak langsung antara poros dengan fluida korosif maka dapat mengakibatkan korosi pada poros tersebut, misalnya propeller shaft pada pompa air. Oleh karena itu pemilihan bahan-bahan poros (plastik) dari bahan yang tahan korosi perlu mendapat prioritas utama.

5. Material poros

Poros yang biasa digunakan untuk putaran tinggi dan beban yang berat pada umumnya dibuat dari baja paduan (alloy steel) dengan proses pengerasan kulit (case hardening) sehingga tahan terhadap keausan. Sekalipun demikian, baja paduan khusus tidak selalu dianjurkan jika alasannya hanya karena putaran tinggi dan pembebanan yang berat saja. Dengan demikian perlu dipertimbangkan dalam pemilihan jenis proses heat treatment yang tepat sehingga akan diperoleh kekuatan yang sesuai.Untuk merencanakan sebuah poros yang mendapat pembebanan utama berupa torsi, seperti poros motor dengan sebuah kopling.

Perencanaan poros dan AS dibagi sesuai dengan beban yang bekerja sebagai berikut :

1. Poros dengan beban punter murni 2. Poros dengan beban bengkok murni

3. Poros dengan beban kombinasi antara punter dengan bengkok dalam keadaan tenang

4. Poros dengan beban kombinasi antara punter dengan bengkok dalam keadaan tidak tenang

Berdasarkan rancangan, mesin penyayat bambu ini menggunakan poros dengan keadaan sesuai nomor 4. Untuk mencari diameter poros dapat menggunakan rumus berikut :

 Teori guest d = ….……...(2.4)

 Teori Renkine d = ……...(2.5)

2.4.3 Roller Pendorong

Roller pada mesin pemipih bambu ini berjumlah 4 buah yang sama besarnya yang berfungsi sebagai penarik bambu. Bambu yang telah dirajang dengan ketentuan panjang dan lebar yang telah ditentukan nantinya di arahkan pada roller berikan sedikit dorongan sehingga batang bambu akan ditatik oleh roller dan diarahkan untuk melewati pisau potong sehingga batang bambu yg telah di rajang tadi akan terpotong atau terserut. Roller ini dibuat dari bahan st 37 dengan diameter 90 mm dan lebar 60 mm (diasumsikan).

2.4.4 Pulley dan Sabuk

Pulley dan sabuk digunakan sebagai penghubung untuk mentransmisi daya dan putaran dari motor ke poros dan roller untuk menyayat bilah bambu. Pulley merupakan salah satu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya seperti halnya sprocket rantai dan roda gigi. Puli pada umumnya dibuat dari besi cor kelabu FC 20 atau FC 30, dan adapula yang terbuat dari baja.

Pulley merupakan bagian komponen yang berperan penting dalam mesin, sehingga dalam pembuatan puli perlu pertimbangan, yaitu kekuatan pulley, proses pekerjaan hingga nilai ekonomi bahan pulley.

1. Bahan puli besi cor/besi tuang

Besi cor adalah bahan pertama yang digunakan dalam pembuatan puli mengingat bahan ini dapat menerima beban berat sehingga banyak digunakan untuk mesin perindustrian dan mesin pertanian.

2. Bahan puli aluminium

Bahan aluminium banyak digunakan pada puli untuk mesin-mesin rumah tangga dan pada pesawat elektronika.

3. Bahan puli plastik

Dengan majunya perkembangan teknolongi saat ini telah didapat plastik untuk digunakan dalam pembuatan puli bahan plastik ini disebut Teflon, biasa dibuat pada pesawat elektronika.

4. Bahan puli mild steel (baja lunak)

Bahan mild steel banyak digunakan pada puli untuk mesin perindustrian dan mesin otomotif.

Perkembangan pesat dalam bidang penggerak pada berbagai mesin perkakas dengan menggunakan motor listrik telah membuat arti sabuk untuk alat penggerak menjadi berkurang. Akan tetapi sifat elastisitas daya dari sabuk untuk menampung kejutan dan getaran pada saat transmisi membuat sabuk tetap dimanfaatkan untuk mentransmisikan daya dari penggerak pada mesin perkakas.

Keuntungan jika menggunakan puli :

 Bidang kontak sabuk-puli luas, tegangan puli biasanya lebih kecil sehingga lebar puli bisa dikurangi.

 Tidak menimbulkan suara yang bising dan lebih tenang.

Gambar 2.5 Pulley

Dalam menentukan perbandingan kecepatan putaran antara pulley yang satu dengan pully yang lain dapat menggunakan rumus sebagai berikut :

i= 2 1 n n = 1 2 d d ………..………...(2.6) Dimana : n1 = putaran penggerak (rpm) n2 = putaran yang digerakkan (rpm) d1 = diameter pully penggerak (mm) d2 = diameter pully yang digerakkan (mm)

Biasanya, sabuk dipakai untuk memindahkan daya antara dua poros yang sejajar. Poros-poros harus terpisah pada suatu jarak minimum tertentu yang tergantung pada jenis pemakaian sabuk, agar bekerja secara efisien. Transmisi sabuk dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu :

a) Sabuk datar (flat belt)

Sabuk datar umumnya terbuat dari kulit yang disamak atau kain yang diresapi dengan karet. Sabuk datar yang modern terdiri dari inti elastis yang kuat, seperti benang baja atau nilon untuk menerima beban tarik dan memindahkan daya, digabung dengan selubung yang lugas untuk memberi gesekan antara sabuk dan puli. Sabuk datar sangat efisien dengan kecepatan tinggi, tidak bising, dapat memindahkan jumlah daya yang besar pada jarak sumbu yang panjang, tidak memerlukan puli yang besar, dan dapat memindahkan daya antara puli pada posisi yang tegak lurus satu sama lain.

b) Sabuk V (V- belt)

Sabuk V terbuat dari kain dan benang, biasanya katun, nylon, dan diresapi dengan karet. Berbeda dengan sabuk datar, sabuk V dipakai dengan ikatan yang lebih kecil, dan pada jarak sumbu yang lebih pendek. Sabuk V sedikit kurang efisien bila dibandingkan dengan sabuk datar, tetapi beberapa diantaranya dapat dipakai pada ikatan tunggal, sehingga membuat suatu kelipatan penggerakkan. Sabuk ini tak berujung untuk menghindarkan sambungan seperti yang dipakai pada sabuk datar.

c) Sabuk V yang bermata rantai (link V belt)

Sabuk V yang bermata rantai terbuat dari sejumlah kain berkaret yang bermata yang digabungkan dengan alat pengikat logam yang sesuai. Jenis sabuk ini bisa dilepas pada setiap mata rantai dan panjangnya bisa diatur dengan melepas beberapa mata rantai. Ini menghindarkan kebutuhan akan penyetelan sumber putaran dan menyederhanakan pemasangan. Ini memungkinkan untuk merubah tegangan untuk mendapatkan efisiensi maksimum dan mengurangi jumlah ukuran persediaan sabuk yang harus disimpan.

Jarak yang jauh antara dua buah poros sering tidak memungkinkan transmisi langsung dengan roda gigi. Dalam hal demikian, cara transmisi putaran atau daya yang lain dapat di terapkan, di mana sebuah sabuk luwes atau rantai dibelitkan sekeliling puli atau sprocket pada poros. Sabuk atau belt terbuat dari karet dan mempunyai penampung trapesium. Tenunan, teteron dan semacamnya digunakan sebagai inti sabuk untuk membawa tarikan yang besar. Sabuk V dibelitkan pada alur puli yang berbentuk V pula. Bagian sabuk yang membelit akan mengalami lengkungan sehingga lebar bagian dalamnya akan bertambah besar. Gaya gesekan juga akan bertambah karena pengaruh bentuk baji, yamg akan menghasilkan transmisi daya yang besar pada tegangan yang relatif rendah. Hal ini merupakan salah satu keunggulan dari sabuk-V jika dibandingkan dengan sabuk rata.

Sebagian besar transmisi sabuk menggunakan sabuk – V karena mudah penanganannya dan harganyapun murah. Kecepatan sabuk direncanakan untuk 10 sampai 20 (m/s) pada umumnya, dan maksimal sampai 25 (m/s). Dalam gambar 2.6 diberikan sebagai proporsi penampang sabuk – V yang umum dipakai. Daya maksimum yang dapat ditransmisikan kurang lebih 500 (kW). Di bawah ini ( gambar 2.6) dibahas tentang hal-hal dasar pemilihan sabuk-v dan puli.

Pemilihan pulley belt sebagai elemen transmisi didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :

 Dibandingkan roda gigi atau rantai, penggunaan sabuk lebih halus, tidak bersuara, sehingga akan mengurangi kebisingan.

 Kecepatan putar pada transmisi sabuk lebih tinggi jika dibandingkan dengan belt.

 Karena sifat penggunaan belt yang dapat selip, maka jika terjadi kemacetan atau gangguan pada salah satu elemen tidak akan menyebabkan kerusakan pada elemen lain.

Pada mesin ini menggunakan sabuk-V sebagai penerus daya dari motor listrik ke poros, (dapat dihitung)dengan rumus perhitungan :

a) Perbandingan transmisi i = 1 2 2 1 d d n n  ……….(2.7) Dimana : 1

n = putaran poros pertama (rpm) 2

n = Putaran poros kedua (rpm) 1

d = diameter puli penggerak (mm) 2

d = diameter puli yang digerakan (mm)

b) Kecepatan sabuk 1000 . 60 . . nd v (m/s) ………..(2.8) Dimana : V = kecepatan sabuk (m/s) d = diameter puli motor (mm) n = putaran motor listrik (rpm)

c) Panjang sabuk L = 2C + 2 (dp + Dp) + C . 4 1 (Dp - dp)2 …..………..(2.9) Dimana : L = panjang sabuk (mm) C = jarak sumbu poros (mm) D1= diameter puli penggerak (mm) D2= diameter puli poros (mm)

Untuk menentukan jarak sumbu poros (C) dapat digunakan rumus sebagai berikut: 8 dp) 8(Dp b b C 2 2     ………...……….(2.10) Dimana :

C = jarak antara poros sumbu (mm) b = 2L – 3,14 (Dp + dp) (mm) DP = diameter pully besar (mm) dp = diameter pully kecil (mm)

Untuk menentukan panjang sabuk (L) dapat diguanakan rumus sebagai

Dokumen terkait