Pada bab keenam berisi kesimpulan dan saran untuk pengembangan sistem informasi lebih lanjut dalam upaya memperbaiki kelemahan pada sistem informasi guna untuk mendapatkan hasil kinerja sistem informasi yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
2.1.1 Kepolisian Negara Republik Indonesia Resort (POLRES)
Kepolisian negara republik Indonesia resort (POLRES) merupakan badan pelaksana utama kewilayahan Polda yang berkedudukan di bawah Kapolda. Polres bertugas menyelenggarakan tugas pokok Polri dalam pemeliharaan keamanaan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum dan pemberian perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat serta tugas-tugas Polri lain dalam wilayah hukumnya, sesuai ketentuan hukum dan peraturan / kebijakan yang berlaku dalam organisasi Polri.
Adapun fungsi tugas dari Polres antara lain sebagai berikut :
a. Pemberian pelayanan kepolisian kepada warga masyarakat yang
membutuhkan, dalam bentuk penerimaan dan penanganan laporan / pengaduan dan permintaan bantuan / pertolongan, pelayanan pengaduan atas tindakan anggota Polri dan pelayanan surat-surat ijin / keterangan, sesuai ketentuan hukum dan peraturan / kebijakan yang berlaku dalam organisasi Polri.
b. Intelijen dalam bidang keamanan, termasuk persandian baik sebagai bagian
dari kegiatan satuan-satuan atas maupun sebagai bahan masukan penyusunan rencana kegiatan operasional Polres dalam rangka pencegahan gangguan dan pemeliharaan keamanan dalam negeri.
9
c. Penyelidikan dan penyidikan tindak pidana, termasuk fungsi identifikasi dan
fungsi laboraturium forensik lapangan, dalam rangka penegakan hukum.
d. Kesamaptaan kepolisian, yang meliputi kegiatan patroli, pengaturan,
penjagaan dan pangawalan kegiatan masyarakat dan pemerintah, termasuk penindakan tindak pidana ringan, dan pengamanan unjuk rasa dan pengendalian massa, serta pengamanan obyak khusus yang meliputi VIP, pariwisata dan obyak vital / khusus lainnya, dalam rangka pencegahan kejahatan dan pemeliharaan Kamtibmas.
e. Lalulintas kepolisian, yang meliputi kegiatan pengaturan, penjagaan,
pengawalan dan patroli lalulintas termasuk penindakan pelanggaran dan penyidikan kecelakaan lalulintas serta registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor, dalam rangka penegakan hukum dan pembinaan keamanan ketertiban dan kelancaran lalulintas.
f. Kepolisian perairan, yang meliputi kegiatan patroli termasuk penanganan
pertama terhadap tindak pidana dan pencarian dan penyelamatan kecelakaan di wilayah perairan, dan pembinaan masyarakat pantai / perairan, dalam rangka pencegahan kejahatan dan pemeliharaan keamanan dan diwilayah perairan.
g. Bimbingan masyarakat, yang meliputi penyuluhan masyarakat dan pembinaan
/ pengembangan bentuk-bentuk pengamanan swakarsa dalam rangka peningkatan kesadaran dan ketaatan warga masyarakat terhadap hukum dan perundang-undangan dan terjalinnya hubungan Polri-masyarakat yang kondusif bagi pelaksanaan tugas kepolisian.
h. Pembianaan hubungan kerjasama, yang meliputi kerjasama dengan organisasi / lembaga / tokoh sosial kemasyarakatan dan instansi pemerintah khususnya pemerintah daerah dalam konteks otonomi daerah dan pembinaan teknis, koordinasi dan pengawasan kepolisian khusus dan penyidik pegawai negeri sipil.
i. Fungsi-fungsi lain, berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan
atau peraturan pelaksanaannya termasuk pelayanan kepentingan warga masyarakat untuk sementara sebelum ditangani oleh instansi dan atau pihak yang berwenang.
2.2 Satuan Lalu Lintas (SATLANTAS)
Satuan lalu lintas adalah unsur pelaksana polres yang dalam tugasnya bertanggung jawab langsung kepada Kapolres. Satauan lalu lintas bertugas membina dan menyelenggarakan fungsi lalu lintas yang meliputi kegiatan pendidikan masyarakat,penegak hukum,pengkajian masalah lalulintas,administrasi registrasi dan identifikasi pengemudi dan kendaraan bermotor serta melaksanakan patroli jalan raya.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut di atas satuan lalu lintas menyelenggarakan fungsi :
11
penyelenggaraan dan pembinaan partisipasi masyarakat melalui kerjasama
lintas sektoral,pendidikan masyarakat dan pengkajian masalah di bidang lalu lintas.
Penyelenggaraan operasi kepolisian bidang lalu lintas dalam rangka
penegakan hukum dan ketertiban lalu lintas.
Penyelenggaran administrasi registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor
dan pengemudi yang di laksanakan di polres.
Penyelenggaraan patroli jalan raya serta penanganan kecelakaan lalu lintas
serta menjamin kelancaran lalu lintas di jalan raya.
2.3 Pengertian Aplikasi Mobile
Aplikasi Mobile bertujuan untuk mengakses layanan data secara wireless dengan menggunakan perangkat mobile seperti handphone, pda dan perangkat portable, dan sebagainya yang tersambung ke sebuah jaringan telekomunikasi selular. Mobile yang diakses melalui perangkat mobile perlu dirancang dengan mempertimbangkan keterbatasan perangkat mobile seperti sebuah handphone yang memiliki sebuah layar dengan ukuran yang terbatas ataupun beberapa keterbatasan pada sebuah perangkat mobile.
2.4 Pengertian WAP
WAP (Wireless Aplication Protocol) adalah suatu protokol aplikasi yang memungkinkan internet dapat diakses oleh ponsel dan perangkat wireless lainnya.
WAP membawa informasi secara online melewati internet langsung menuju ke ponsel atau klien WAP lainnya. Dengan adanya WAP berbagai informasi dapat diakses setiap saatnya hanya dengan menggunakan ponsel. Ada tiga bagian utama dalam akses WAP yaitu perangkat wireless yang mendukung WAP.
WAP gateway sebagai perantara dan server sebagai sumber dokumen. Dokumen yang berada dalam web server dapat berupa dokumen HTML (Hyper text mark up language) maupun WML (wireless mark up language). Dokumen WML khusus ditampilkan melalui browser dari perangkat WAP. Sedangkan dokumen HTML yang seharusnya ditampilkan melalui web browser, sebelum di baca melalui browser WAP diterjemahkan terlebih dahulu oleh gateway agar bisa
menyesuaikan dengan perangkat WAP.
Saat ponsel ingin meminta sebuah informasi yang ada di server, ponsel harus melewati WAP Gateway dulu. Begitu juga sebaliknya. Proses pengiriman informasi dari ponsel ke WAP Gateway dan sebaliknya menggunakan jaringan komunikasi nirkabel (wireless) yang masih memiliki keterbatasan, terutama pada kecilnya bandwidth yang ada. Kecilnya bandwidth tersebut tidak cocok jika dipergunakan untuk memproses informasi lewat protokol HTTP. Protokol HTTP berfungsi untuk mengatur pengiriman informasi dari client menuju server dan sebaliknya. Untuk mengatasi kesenjangan ini, diciptakanlah WAP Gateway. Fungsi WAP gateway adalah untuk meneruskan permintaan informasi dari ponsel menuju server lewat HTTP request dan sebaliknya dari server menuju ponsel lewat HTTP respons.
13
Gambar 2.1 Arsitektur WAP
2.4.1 Keuntungan Dan Kelemahan WAP
Keuntungan Standart WAP :
1. Tidak adanya kepemilikan metode dalam mengakses Internet dengan standart WAP baik pada isi maupun layanan.
2. Network yang independent karena WAP bekerja pada seluruh jaringan seluler yang ada, seperti CDPD, CDMA, GSM, PDC, PHS, TDMA, FLEX, ReFLEX, Iden, TETRA, DECT, Data TAC, Mebitex, dan jaringan seluler masa depan yang saat ini sedang dikembangkan seperti GPRS dan 3G.
3. Metode WAP telah diadopsi oleh hampir 95 % produsen telepon seluler diseluruh dunia dalam memanfaatkan Wireless Internet Access dan sedang diimplementasikan pada semua frekuensi.
4. WAP adalah suatu standart protokol dan aplikasinya, yakni WAP browser yang dapat digunakan pada seluruh sistem operasi terkenal termasuk Palm OS, EPOC, Windows SE, FLEXOS, OS/9, Java OS, dan sebagainya.
5. Dengan Menggunakan teknologi GPRS, perhitungan akses dihitung berdasarkan jumlah bit yang terkoneksi yang harganya relatif murah sekitar Rp.30 per kilo Byte tergantung masing – masing operator seluler.
Kelemahan WAP :
1. Konfigurasi telepon seluler untuk service WAP masih termasuk sulit. 2. Jumlah telepon seluler yang mendukung WAP masih terhitung sedikit.
3. Protokol lain seperti SIM Aplication Toolkit dan MexE (Mobile Station Aplication Execution Environment) secara luas didukung dan didesain untuk bersaing dengan WAP.
2.4.2 Konsep Dan Model Jaringan Pada Teknologi WAP
Protokol dapat didefinisikan sebagai suatu cara atau aturan yang dibakukan untuk melakukan komunikasi antara satu peralatan jaringan (bisa berupa komputer, switch, hub, dan lain-lain) dengan peralatan jaringan lainnya. Setiap protokol yang dibuat untuk aplikasi jaringan biasanya mengikuti standar untuk mendesainnya. Desain atau standar protokol tersebut dinamakan arsitektur protokol yang ditetapkan
15
secara internasional oleh ISO (International Standard Organization). Arsitektur tersebut dinamakan Open System reference Standard Architecture (OSI Reference Model).
Gambar 2.2 Protokol WAP
Arsitektur dari WAP ini tidak jauh beda dengan konsep protokol jaringan yang terdiri atas tujuh layer yang berfungsi untuk mendefinisikan tahapan–tahapan dalam desain protokol. Tahapan – tahapan dalam arsitektur dari WAP itu sendiri terdiri atas :
Wireless Aplication Environment (WAE)
Wireless Aplication Environment ini memiliki fungsi dasar untuk menggabungkan World Wide Web (WWW) dengan telepon seluler. Objek pokok yang diterapkan WAE ini adalah mengatur operasi – operasi yang ditetapkan oleh operator dan penyedia layanan untuk membangun aplikasi dan layanan yang dapat diraih melalui platforms wireless yang berbeda sehingga menghasilkan efisiensi dan data yang berhasil guna. WAE ini berisi Micro Browser yang berfungsi sebagai :
HTML, namun bahasa ini dikhususkan untuk mobile terminals.
Pendukung WMLscript, hampir sama dengan JavaScript.
Pendukung antar muka pemograman dan layanan telephony yang dapat berisi
format data, images gambar, informasi kalender, dan phone book.
Wireless Session Protokol (WSP)
WSP ini berfungsi sebagai pembuka atau mengakhiri suatu koneksi jaringan. WSP terbagi atas dua session. Pertama adalah connection– oriented, yaitu koneksi yang mengkhususkan untuk berinteraksi dengan operasi yang terjadi pada Transaction Layer Protocol (WTP). Kedua adalah koneksi yang berhubungan dengan keamanan data, yaitu Wireless Datagram Protocol I (WDP). Selain hal-hal diatas WSP ini juga mendukung :
Fungsi dari HTTP/ 1.1 dan pengkodean data.
Memeriksa data yang reliable dan yang unreliable.
Mengontrol waktu pengaksesan data.
Wireless Transaction Protocol (WTP)
Wireless Transaction Protocol ini berfungsi memeriksa format data, konversi data dan atau pengkodean yang akan ditransmisikan, misalnya :
Memeriksa kebenaran dan antar user.
Memeriksa nomor pesan yang dikirim.
Mensinkronkan data transaksi.
Wireless Transport Layer Security (WTLS)
WTLS adalah protokol untuk keamanan data yang disesuaikan oleh standar industri Transport Layer Security (TLS) yang mendukung Secure Sockets Layer (SSL).
17
WTLS ini ditujukan pada penggunaan aplikasi WAP yang terdiri atas beberapa bagian :
Integritas data, yaitu yang menyangkut kebenaran isi pesan.
Privacy, yaitu yang menyangkut kerahasian data, artinya data yang
dikirimkan tidak bisa dimengerti oleh orang lain yang tidak berkoneksi dengan si pengirim.
Authentication, yaitu menyangkut kebenaran jati diri seseorang.
Denial–of–service protection, yaitu menyangkut pemeriksaan dan
pembuktian pengamanan data yang valid.
Wireless Datagram Protocol (WDP)
Wireless Datagram Protocol ini merupakan kelanjutan dari WTLS yang mampu berkomunikasi dengan bearer. Bertugas mentransmisikan data dalam format biner melalui media gateway, serta mendefinisikan pengelamatan jaringan yang akan dikenali oleh bearer.
Bearers
Bearer ini terdiri dari data switch,short message,dan data paket yang memiliki fungsi untuk melakukan transfer data dari suatu unit informasi yang berisi alamat dan melakukan pemeriksaan error dan penundaan transfer hingga proses benar.
Others Services and Aplications
Selain dari layer–layer diatas, pendukung aplikasi lainnya merupakan program aplikasi jaringan, seperti e-mail, notepad, phone book, kalender, e-commerce, mobile banking, dan lain-lain. Jadi masih banyak juga aplikasi pendukung lainnya yang
disini saya cukup membahasanya sampai pada bagian tersebut saja, sesuai dengan kebutuhan yang akan digunakan.
2.5 Bahasa Pemrograman WAP
Struktur WML
Secara umum beberapa perintah WML terlihat mirip dengan HTML. Namun terdapat perbedaaan dalam struktur penulisan dokumen WML. Jika sebuah dokumen HTML hanya terdiri atas dua bagian utama, yaitu header dan body, dokumen WML mempunyai header, template (optional), dan beberapa body yang disebut dengan cards. Susunan dokumen secara lengkap ini disebut dengan deck. Sama seperti halnya HTML, untuk menyususun dokumen WML diperlukan kode khusus yang dinamakan dengan tag. Berikut susunan hirarki dalam WML yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
DECK CARD 3 HALAMAN CONTACT CARD 2 HALAMAN HELP CARD 1 HALAMAN UTAMA
19
Cara Menuliskan WML
Cara Menuliskan Program WML memang agak sedikit berbeda dengan HTML. Yang membedakan hanyalah pengenal bahwa script tersebut adalah program WML. Hal tersebut mirip dengan program HTML yang setiap kali menuliskan scriptnya harus menggunakan tag <HTML> dan diakhiri dengan tag </HTML>.
Cara Menuliskan Program WML memang agak sedikit berbeda dengan HTML. Yang membedakan hanyalah pengenal bahwa script tersebut adalah program WML. Hal tersebut mirip dengan program HTML yang setiap kali menuliskan scriptnya harus menggunakan tag <HTML> dan diakhiri dengan tag </HTML>.
<?xml version="1.0"?>
<!-- created by WAPtor (http://www.wapdrive.net/) --> <!DOCTYPE wml PUBLIC"-//WAPFORUM//DTD WML 1. "http://www.wapforum.org/DTD/wml_1.1.xml">
<wml>
<!-- THIS IS THE FIRST CARD IN THE DECK --> <card id="MainCard" title="This is a first card"> <p align="center">
………..Isi Program WAP ………. </p>
</card> </wml>
2.5 Konfigurasi WAP Server
Agar browser dapat menampilkan dokumen WML dengan benar, maka web server yang sudah di instal harus diatur konfigurasinya. Konfigurasi untuk mengatur cara menangani dokumen dari server yang diminta dari browser disebut dengan MIME ( Multipurpose Internet Mail Extension). WAP juga mempunyai tipe MIME yang khusus yang harus ditambahkan dalam konfigurasi MIME, sehingga ponsel dapat mengkases dokumen WAP di server. Type MIME yang digunakan oleh WAP adalah sebagai berikut
Tabel 2.1 Tipe MIMI Dan Extension
Deskripsi File Extension MIME Type
WML Source .wml Text/vnd.wap.wml
Wireless Bitmap .wbmp Image/vnd.wap.wbmp
WML Script Source .wmls Text/vnd.wap.wmls
Compiled WML .wmlc Aplication/vnd/wap.wmlc
Compiled WML Script .wmlsc Aplication/vnd/wap.wmlscriptic
WML Script .wsc Text/vnd.wap.wmlscript
21
2.6 Alur Pendataan Kecelakaan
Dari hasil analisa dapat digambarkan hasil proses secara umum alur pendataan kecelakaan adalah sebagai berikut :
Gambar 2.4 Alur Pendataan Kecelakaan
Keterangan :
1. Masyarakat melihat ada kecelakaan kemudian melaporkan ke petugas polisi
lalulintas.
2. Petugas lalulintas datang ke lokasi kejadian kemudian melakukan pendataan
kecelakaan diantaranya data korban, data saksi, barang bukti yang disita, data TKP dll. Setelah selesai melakukan pendataan petugas kekantor guna untuk menyerahkan data ke staff laka.
3. staff laka menerima data kecelakaan dari petugas kemudian membuat laporan
kecelakaan. Setelah laporan selesai maka akan di perlihatkan ke pimpinan.
2.7 Alur Pendataan Tilang
Dari hasil analisa dapat digambarkan hasil proses secara umum alur pendataan tilang adalah sebagai berikut :
Gambar 2.5 Alur Pendataan Tilang Keterangan :
1. petugas lalulintas melakukan penilangan pada masyarakat yang melanggar
peraturan lalulintas.
2. kemudian petugas lalulintas memberikan surat tilang atau blangko merah
yang berisi tentang data pelanggar misal no tilang, jenis pelanggaran, plat nomor dll. Setelah selesai melakukan pendataan petugas kekantor guna untuk menyerahkan data ke staff laka.
j. staff laka menerima data tilang dari petugas kemudian mebuat laporan
kecelakaan. Setelah laporan selesai maka akan di perlihatkan ke pimpinan.
BAB III
ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1. Analisa Sistem
Rancang bangun sistem informasi pendataan kecelakaan dan tilang pada bagian SATLANTAS di KPPP Tanjung Perak Surabaya ini didasari oleh pembahasan pada bab dasar teori tepatnya pada perumusan masalah. Didalam pembahasan tersebut mencantumkan tentang Bagaimana membuat sistem informasi pendataan kecelakaan dan tilang di bagian lalulintas sehingga dapat membantu mempermudah dalam proses pendataan.
Adapun perancangan dan pembuatan sistem informasi ini bertujuan untuk membangun sistem informasi pendataan kecelakaan dan tilang di bagian lalulintas dengan menggunakan WAP browser dan web browser yang bertujuan untuk mempermudah proses pendataan kecelakaan dan tilang di bagian Lantas sehingga proses pendataan dapat lebih efisien dan efektif.
Sistem informasi pendataan kecelakaan dan tilang ini melibatkan tiga user sebagai pelaku sistem yaitu admin, pegawai, pimpinan. Dalam aplikasi ini admin bertugas untuk mengelola data (insert, update, delete) mengenai data pegawai, data tilang dan data kecelakaan. Untuk pegawai akesnya melalui handphone untuk menginputkan data kecelakaan dan tilang. Sedangkan pimpinan dapat melihat laporan statistik kecelakaan dan tilang.
3.1.1 Deskripsi Umum Sistem
Secara umum, proses bisnis yang terjadi dalam aplikasi ini dapat dijelaskan
melalui diagram berikut :
Gambar 3.1 Proses Bisnis Sistem Informasi Pendataan Kecelakaan dan Tilang
Penjelasan Diagram Diatas :
1. Pegawai disini adalah petugas lapangan
Petugas merupakan pengguna dari sistem ini, mereka dapat menginputkan data kecelakaan dan tilang, melihat data yang sudah diinputkan, mengedit
25
data, dan menghapus data menggunakan media handphone dan komputer untuk membuka halaman WAP dan halaman web.
2. Admin (Staf Laka)
Admin di dalam sistem ini bertugas untuk mengelola data user (pegawai dan pimpinan), data kecelakaan dan tilang, serta melihat data statistik jumlah kecelakaan dan tilang. Admin mengunakan media komputer yang terkoneksi dengan internet untuk mengunakan sistem ini karena sistem ini berbasiskan web.
3. Pimpinan
Pimpinan di dalam sistem ini merupakan penggguna dalam sistem. Pada sistem ini pimpinan hanya dapat melihat data kecelakaan dan tilang yang telah diinputkan, melihat statistik jumlah kecelakaan dan tilang, serta statistik perbandingan.
3.2 Analisa Kebutuhan
3.2.1 Spsesifikasi Kebutuhan Sistem
Spesifikasi kebutuhan sistem menjelaskan mengenai level pengguna sistem dan hak aksesnya serta masukkan dan keluaran sistem informasi.
3.2.1.1 Level Pengguna Dan Hak Akses
Dalam pengguna sistem ini dibagi menjadi 3 level, yaitu: admin, pegawai, dan pimpinan.
1. Admin, dapat menggunakan sejumlah layanan yang tersedia melalui WEB
browser, admin dapat melakukan penambahan, pengubahan dan penghapusan data pada sistem informasi pendataan.
2. Pegawai, dapat menggunakan sejumlah layanan yang tersedia melalui WAP
browser dan web browser yang berupa inputan data kecelakaan dan tilang serta dapat melihat hasil dari inputannya.
3. Pimpinan, dapat menggunakan sejumlah layanan yang tersedia melalui WEB
browser. Namun dalam hal ini pimpinan dibatasi hanya dapat melihat data kecelakaan dan tilang.
3.2.1.2 Masukkan Dan Keluaran Sistem
Masukkan sistem terdiri atas sejumlah data yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan sistem yang ada. Sedangkan keluaran sistem terdiri atas sejumlah data yang dihasilkan oleh proses yang terjadi didalam sistem.
Dalam sistem ini masukkan data meliputi form serta link-link yang telah diberi parameter sebelumnya. Masukkan dikirimkan oleh pegawai melalui media WAP untuk meminta layanan kepada sistem. Proses pengolahan data akan dilakukan sesuai dengan isi form tersebut. Sedangkan keluaran dari sistem ditampilkan dalam bentuk web. Tampilan pada web yang diakses oleh beberapa pengguna yang memiliki hak akses diantaranya pegawai, admin, dan pimpinan. Tampilan web pada pegawai berupa data yang telah diinputkan, untuk admin tampilannya berupa hasil inputan dari pegawai serta laporan statistik kecelakaan dan tilang. Sedangkan untuk pimpinan
27
tampilannya berupa jumlah inputan dari pegawai serta laporan statistik kecelakaan dan tilang.
3.3. Perancangan Sistem
Di dalam rancang bangun sistem informasi kecelakaan dan tilang di bagian lalulintas ini, dibuat beberapa perancangan yang menjelaskan penggambaran sistem secara umum dan menyeluruh, sistem perancangan tersebut diantaranya adalah System Flow, Context Flow Diagram (CFD), Data Flow Diagram (DFD), Conceptual Data Model (CDM), Physical Data Model (PDM), perancangan database.
3.3.1. Flowchart
Flowchart Pendataan Kecelakaan dan Tilang
Keterangan :
Gambar di atas dimerupakan gambaran dari alur sistem. Adapun alur dari sistem tersebut adalah sebagai berikut:
1. pertama pegawai melakukan login dengan memasukkan username dan password.
Setelah itu sistem akan menampilkan menu input data kecelakaan dan data tilang. Misal pegawai ingin menambah data kecelakaan maka pilih menu input data kecelakaan dan mengisi form kecelakaan dan data korban. Setelah mengisi form dengan lengkap maka data akan disimpan kedalam database. Untuk melihat data yang sudah tersimpan pegawai dapat memilih menu view data kecelakaan.
2. Admin akan melihat report data kecelakaan yang telah diinputkan oleh pegawai.
Kemudian admin akan membuat laporan kecelakaan. Selain itu admin juga mengelola data user manager.
3. Pimpinan dapat melihat data kecelakaan dan tilang yang telah diinputkan oleh
29
Gambar 3.3. Flowchart Sistem
mulai Pengamatan Awal Identifikasi masalah Perumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Studi Pustaka
Desain CDM Desain PDM Struktur Database
Pembuatan program
Implementasi dan Evaluasi Akhir
Kesimpulan dan Saran
3.3.2. Data Flow Diagram (DFD)
DFD menggambarkan penyimpanan data dan proses yang mentransformasikan data. DFD menunjukkan hubungan antara data pada sistem dan proses pada sistem (Kristanto, 2004:66).
a) Context Diagram
Context Diagram menjelaskan gambaran umum mengenai sistem dan entitas eksternal yang berinteraksi dengan sistem serta arah informasi yang masuk dan keluar antara entitas luar dengan sistem. Context Diagram sistem informasi pendataan kecelakaan dan tilang pada bagian SATLANTAS dapat digambarkan pada gambar 3.2.
Gambar 3.4. Context Diagram
Pada gambar Context Flow Diagram (CFD) diatas terdapat satu proses utama dimana proses tersebut menggambarkan sistem secara keseluruhan. Di dalam sistem diatas terdapat 3 entitas, yaitu admin, pegawai dan pimpinan. Admin bertugas untuk mengelola data pegawai, data kecelakaan, dan data tilang ke dalam sistem dan menyimpan data-data tersebut ke dalam sistem
31
informasi polantas. Untuk pegawai dapat menginputkan data kecelakaan dan tilang. Pimpinan dapat melihat laporan statistik jumlah kecelakaan dan tilang.
b) DFD Level 0
Kemudian tahap selanjutnya yaitu DFD level 0 yang merupakan pecahan