• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam bab ini penulis mencoba mengambil kesimpulan dan saran sehingga dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi PT.PLN (Persero) Cabang Medan di masa yang akan datang.

BAB II

PROFIL PT. PLN (PERSERO) CABANG MEDAN

A. Sejarah Ringkas PT. PLN (Persero) Cabang Medan

1. Listrik Sebelum Kemerdekaan Dan Di Awal Kemerdekaan Sampai 1965

Sejarah listrik di Sumatera Utara bukanlah baru. Kalau listrik mulai ada diwilayah Indonesia tahun1893 didaerah Batavia (Jakarta sekarang), maka 30 tahun kemudian (1923) listrik mulai ada di Medan. Sentralnya dibangun ditanah pertapakan Kantor PLN Cabang Medan yang sekarang di JL. Listrik No.8 Medan, dibangun oleh NV NIGEM/OGEM perusahaan swasta belanda. Kemudian menyusul pembangunan kelistrikan di Tanjung Pura dan Pangkalan Brandan (1924), Tebing Tinggi (1927), Sibolga (NV ANIWM), Labuhan bilik (1936) dan Tanjung Tiram (1937).

Masa penjajahan Jepang, Jepang hanya mengambil alih pengelolaan Perusahaan Listrik milik Swasta Belanda tanpa mengadakan penambahan mesin dan perluasan jaringan. Daerah kerjanya dibagi menjadi Perusahaan Listrik Sumatera Utara, Perusahaan Listrik Jawa, dan seterusnya sesuai struktur organisasi pemerintah tentara Jepang waktu itu.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945, dikumandangkanlah Kesatuan Aksi Karyawan Perusahaan Listrik diseluruh penjuru tanah air untuk mengambil alih perusahaan listrik bekas

Belanda dari tangan tentara Jepang. Perusahaan listrik yang sudah diambil alih itu diserahkan kepada Pemerintah RI dalam hal ini Departemen Pekerjaan Umum.

Untuk mengenang peristiwa pengambil alih itu, maka dengan penetapan Pemerintah No.ISD/45 ditetapkan tanggal 27 Oktober sebagai hari listrik. Sejarah memang membuktikan kemudian bahwa dalam suasana yang semakin memburuk dalam hubungan Indonesia-Belanda, tanggal 3 Oktober 1953 keluar Surat Keputusan Presiden No.163 yang memuat ketentuan Nasionalisasi Perusahaan Listrik milik Swasta Belanda sebagai bagian dari perwujudan pasal 33 ayat 2 UUD 1945.

Setelah aksi ambil alih itu, sejak tahun 1955 di Medan berdiri Perusahaan Listrik Negara Distribusi Cabang Sumatera Utara (Sumatera timur dan Tapanuli) yang mula-mula dikepalai R. Sukarno (merangkap Kepala di Aceh), tahun 1959 dikepalai oleh Ahmad Syaifullah. Setelah BPU PLN berdiri dengan SK Menteri PUT No. 16/1/20 tanggal 20 Mei 1961, maka organisasi kelistrikan diubah. Sumatera Utara, Aceh, Sumbar dan Riau menjadi PLN Eksploitasi I.

Tahun 1965, BPU PLN dibubarkan dengan peraturan Menteri PU No.9/PRT/64 dan dengan peraturan Menteri No.1/PRT/65 ditetapkan pembagian daerah kerja menjadi 15 Kesatuan Daerah Eksploitasi I, Sumatera Utara tetap menjadi Eksploitasi I.

Sebagai tindak lanjut dari pembentukan PLN Eksploitasi I Sumatera Utara tersebut, maka dengan Keputusan Direksi PLN No. 009/DIR (Keputusan Direktur) PLN/66 tanggal 14 April 1966, PLN Eksploitasi I dibagi menjadi 4 cabang dan satu sektor, yaitu :

a. Cabang Medan

b. Cabang Binjai

c. Cabang Sibolga

d. Cabang Pematang Siantar.

Peraturan Perundang-undangan No.18 Tahun 1972 mempertegas kedudukan PLN sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dengan hak, wewenang dan tanggung jawab membangkitkan, menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik keseluruhan Wilayah Negara RI. Dalam Surat Keputusan (SK) Menteri tersebut PLN Eksploitasi I Sumatera Utara diubah menjadi PLN Eksploitasi II Sumatera Utara.

3. Eksploitasi II menjadi Wilayah II

Kemudian menyusul Peraturan Menteri Perusahaan Umum Tenaga Listrik (PTUL) No.013/PRT/75 yang merubah PLN Eksploitasi menjadi PLN Wilayah. PLN Eksploitasi II menjadi Wilayah II Sumatera Utara.

4. Dari PERUM menjadi PERSERO

Dengan keluarnya Peraturan Pemerintah No.23/1994 Tanggal 16 Juni 1994 maka ditetapkan status PLN sebagai Persero. Adapun yang

membelakangi perubahan status tersebut adalah untuk mengantisipasi kebutuhan listrik yang terus meningkat. Pada abad 21, PLN tidak harus mampu menghadapi tantangan yang ada, PLN harus mampu menggunakan tolak ukur Internasional, dan harus mampu berswada tinggi, dengan manajemen yang berani transparan, terbuka, disentralisasi, profit centre

dan cost centre.

Untuk mencapai tujuan, PLN meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendorong perkembangan industri pada PJPT II yang bertanggung jawab cukup besar dan berat, kerjasama dan hubungan yang harmonis dengan instansi dan lembaga yang terkait, perlu dibina dan ditingkatkan terus.

5. Pemisahan PT.PLN (Pesero) dan PT.PLN (Persero) Pembangkian dan Penyaluran Sumatera Utara

Perkembangan kelistrikan Sumatera Utara terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang begitu pesat, hal ini ditandai dengan semakin bertambahnya jumlah pelanggan, perkembangan fasilitas lainnya. Untuk mengantisipasi pertumbuhan dan perkembangan kelistrikan Sumatera Utara dimasa-masa mendatang serta sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan jasa listrik, maka berdasarkan Surat Keputusan No. 078.K/023/DIR (Direktur) /1996 Tanggal 9 Agustus 1996 dibentuk organisasi baru dibidang jasa pelayanan kelistrikan yaitu PT.PLN (Persero) Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara.

Dengan pembentukan organisasi baru PLN Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Utara yang terpisah dari PLN Wilayah II, maka fungsi-fungsi Pembangkitan dan Penyaluran Sumbagut. Sementara itu, PLN Wilayah II berkonsentrasi pada distribusi dan penjualan tenaga listrik.

B. Struktur Organisasi Perusahaan

Dalam menjalankan tugas-tugasnya, PT.PLN memiliki struktur organisasi yang tertata menurut fungsi dan golongannya. Tujuan adanya struktur organisasi adalah untuk pencapaian kerja/pendelegasian dalam organisasi yang berdasarkan pada pola hubungan kerja serta lalu lintas wewenang dan tanggung jawab.

GAMBAR 2.1

STRUKTUR ORGANISASI PT. PLN (PERSERO) CABANG MEDAN

MANAJER

ASMAN

JARINGAN ASMAN

TRANSAKSI & ENERGI LISTRIK

ASMAN

ADMINISTRASI & NIAGA

FUNGSIONAL AHLI SPV. OPERASI DISTRIBUSI SPV. PEMELIHARAAN DISTRIBUSI SPV. PDKB SPV.

TRANSAKSI & ENERGI LISTRIK

SPV. PENGENDALIAN SUSUT SPV. PEMELIHARAAN APP SPV. PELAYANAN PELANGGAN SPV.

KEUANGAN & ADMINISTRASI

RAYON BELAWAN RAYON LABUHAN RAYON MEDAN TIMUR RAYON MEDAN KOTA RAYON MEDAN SELATAN RAYON SUNGGAL RAYON JOHOR RAYON HELVETIA RAYON MEDAN BARU

Sumber : PT.PLN (Persero) Cabang Medan

1

C. JOB DESCRIPTION

Uraian job description dan tugas pokok pada PT. PLN (Persero) Cabang Medan, yaitu :

1. Manajer Cabang

Bertanggung jawab atas pengelolaan usaha melalui optimalisasi seluruh sumber daya secara efisien, efektif dan sinergis. Pengelolaan perusahaan pembangkit, pendistribusian dan penjualan tenaga listrik dalam jumlah dan mutu yang memadai secara efisien, meningkatkan mutu dan keandalan serta pelayanan pelanggan, dan memastikan terlaksananya

Good Corporate Governance (GCG) di PT.PLN (Persero) Cabang Medan.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Melakukan kegiatan pengusahaan pembangkit (skala kecil) secara efisien, hemat energi, handal dan ramah lingkungan.

b. Mengusulkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Wilayah Sumatera Utara.

c. Memastikan program Rencana kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Wilayah Sumatera Utara, dilaksanakan sesuai penetapan Direksi.

2. Fungsional Ahli

Bertanggung jawab atas evaluasi pencapaian target kinerja dan memberikan masukan pada manajemen untuk meningkatkan hasil kinerja.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Mengevaluasi data perusahaan yang berhubungan dengan target kerja. b. Merancang langkah-langkah strategis untuk mencapai target kerja. c. Mengawasi baca meter.

d. Mengawasi penjualan rekening. 3. Asman Jaringan

Bertanggung jawab atas rencana dan pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Distribusi, Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB) dan Pembangkitan Tenaga Listrik Mikro Hidro (PLTMH) untuk menjamin mutu dan keandalan jaringan distribusi. Hasil/Output pendistribusian energi listrik yang kontiniu dan andal.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Menyusun program rencana kerja (PRK) untuk kegiatan Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Distribusi.

b. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Distribusi, PDKB, serta PLTMH.

c. Melakukan monitoring, evaluasi pelaksanaan anggaran Operasi Pemeliharaan Jaringan Distribusi.

d. Melakukan analisa, evaluasi kinerja operasi, pemeliharaan jaringan distribusi termasuk PDKB.

e. Melakukan monitoring, evaluasi kinerja proteksi distribusi, pelayanan teknik.

f. Melakukan verifikasi dan validasi asset distribusi secara periodik. g. Mengkoordinasikan penyusunan, mengendalikan pelaksanaan SOP

untuk setiap jenis pekerjaan Distribusi guna tercapainya zero accident. h. Melakukan koordinasi dalam rangka operasi, pemeliharaan Jaringan

Distribusi dengan Rayon/instansi terkait termasuk PFK.

i. Menyusun pola operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi yang efisien.

4. Asman Transaksi Dan Energi Listrik

Bertanggung jawab dalam kegiatan transaksi energi pelanggan dan Area/Rayon/Unit terkait, pengendalian susut dan pemeliharaan meter transaksi untuk memenuhi standar operasional yang berlaku. Hasil/Output laporan transaksi energi listrik, susut, dan pemeliharaan meter transaksi.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Mengkoordinasikan dan mengevaluasi Pelaksanaan manajemen billing.

b. Mengkoordinasikan dengan AP2T (Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat) terkait dengan proses billing.

c. Menyusun biaya operasi dan investasi serta data pendukung RKAP. d. Memonitoring, mengendalikan realisasi penggunaan anggaran

SKKI/SKKO.

f. Mengevaluasi dan mengendalikan susut, PJU, P2TL, AMR, pemeliharaan APP, pemeliharaan meter transaksi dan hasil ukur meter transaksi.

g. Menyusun rencana program pemeliharaan meter transaksi.

h. Melaksanakan statement antar unit pelaksana, P3B dalam pengelolaan transfer price energi.

i. Mengkoordinasikan, mengevaluasi pemasangan dan pemeliharaan AMR.

j. Merencanakan, mengevaluasi pekerjaan pemeliharaan APP dan hasil penerapan metrologi secara berkala.

k. Memonitoring dan mengevaluasi manajemen APP. l. Mengkoordinasikan kegiatan Wiring dan Setting APP.

m. Mengkoordinasikan dengan instansi yang berwenang untuk kegiatan P2TL.

5. Asman Administrasi Dan Niaga

Bertanggung jawab atas kelancaran pengelolaan dan pengendalian kegiatan bidang administrasi dan keuangan yang meliputi sumber daya manusia, kesekretariatan, anggaran, keuangan dan akuntansi untuk mendukung laporan keuangan yang akurat dan tepat waktu serta mencapai target kinerja sesuai tujuan perusahaan.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

b. Mengkoordinasikan dan mengevaluasi pengelolaan Tenaga kerja. c. Mengkoordinasikan pengelolaan kegiatan administrasi, SDM dan pelanggan.

d. Memonitor data pelanggan.

e. Memverifikasi dan validasi terhadap kelengkapan transaksi pembayaran.

f. Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan pencatatan transaksi keuangan. g. Mengkoordinir dan mengelola Anggaran Investasi, Anggaran Operasi, Cash Budget.

h. Mengevaluasi kontrak perjanjian dengan Pihak ketiga. i. Menyusun kebutuhan rencana diklat dan evaluasi hasil diklat.

j. Melakukan monitoring operasional kendaraan dinas, fasilitas kantor, pemeliharaan Gedung.

k. Mengkoordinasikan proses pelanggaran disiplin pegawai.

l. Mengevaluasi fasilitas/sarana kerja, permintaan perlengkapan K3/APK, tunjangan kecelakaan kerja dan permohonan SPPD.

m. Memonitor realisasi anggaran.

6. Sub. Bagian Spv. Operasi Distribusi

Bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan pengoperasian jaringan distribusi sesuai SOP untuk menjamin keandalan, keamanan, mutu dan efisiensi penyaluran tenaga listrik.

a. Menyusun Program Rencana Kerja (PRK) Operasi.

b. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan Operasi Jaringan Distribusi sesuai SOP.

c. Melaksanakan pemutakhiran data asset distribusi secara berkala. d. Melakukan pengendalian pengoperasian jaringan distribusi.

e. Mengendalikan dan monitoring pelaksanaan operasional pelayanan teknik.

f. Mengkoordinasikan dengan Area, Rayon dan Instansi terkait dalam rangka operasi jaringan distribusi.

g. mengevaluasi kinerja operasi.

7. Sub. Bagian Spv. Pemeliharaan Distribusi

Bertanggung jawab dalam merencanakan dan melaksanakan pemeliharaan jaringan distribusi untuk meningkatkan keandalan, keamanan, mutu dan efisiensi jaringan distribusi.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Merencanakan penyusunan Program Rencana Kerja (PRK).

b. Melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pemeliharaan jaringan

distribusi sesuai SOP dan anggaran yang ditetapkan.

c. Merencanakan kebutuhan meterial operasi, pemeliharaan untuk

meningkatkan keandalan dan keamanan jaringan distribusi termasuk

d. Melaksanakan koordinasi dengan Rayon dan Bagian terkait dalam pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan jaringan distribusi.

e. Menyiapkan peralatan kerja untuk operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi.

8. Sub. Bagian Spv. PDKB

Bertanggung jawab dalam mengelola pekerjaan PDKB untuk meningkatkan keandalan, keamanan, mutu dan efisiensi jaringan distribusi.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pekerjaan PDKB. b. Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan PDKB sesuai dengan SOP. c. Mengusulkan Surat Perintah Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (SP2B),Surat Penunjukan Pengawas Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (SP3B) kepada Kepala Operasi.

d. Melaksanakan inventarisasi, mengusulkan peremajaan peralatan PDKB. e. Memonitor masa berlaku dan mengusulkan sertifikat kompetensi/brevet personil PDKB.

f. Mengusulkan revisi SOP atau mengajukan SOP baru ke komisi PDKB. g. Melaporkan penyelesaian pekerjaan kepada kepala Operasi.

9. Sub. Bagian Spv. Transaksi Dan Energi

Bertanggung jawab atas kegiatan pemeliharaan meter transaksi untuk akurasi pengukuran pemakaian energi listrik.

a. Memonitor program pemeliharaan meter transaksi oleh meter rusak, buram.

b. Memonitor pelaksanaan pemasangan dan pemeliharaan AMR. c. Merencanakan kebutuhan Kwh meter untuk pemeliharaan.

d. Memonitor pelaksanaan hasil penerapan metrologi secara berkala. e. Menyiapkan data pendukung untuk kebutuhan pemeliharaan meter

transaksi.

f. Memonitor pekerjaan pemeliharaan, tera ulang APP serta Meter Elektronik (ME) dan sistem AMR yang dikerjakan pihak ketiga.

g. Melaksanakan pengujian alat ukur, pembatas dan kelengkapannya untuk material baru atau bekas andal.

h. Memastikan hasil sampling penerapan APP-baru hasil Metrologi dan rekondisi pihak ketiga.

i. Memonitor manajemen segel APP.

10. Sub. Bagian Spv. Pengendalian Susut

Bertanggung jawab atas kegiatan pengendalian susut jaringan,

Menertibkan PJU / reklame liar dan pelaksanaan P2TL.

Rincian tugaspokok sebagai berikut :

a. Memonitor pelaksanaan penekanan susut, berkoordinasi dengan rayon terkait.

berkala.

c. Melakukan updating data PJU secara berkala.

d. Melakukan koordinasi, pengawasan hasil P2TL yang telah dilakukan

dengan Rayon terkait.

e. Melakukan evaluasi kinerja pihak ketiga berdasarkan SLA.

f. Membuat target operasi serta memonitor pelaksanaan P2TL secara rutin.

g. Memastikan kelengkapan P2TL sesuai aturan.

h. Melaksanakan komunikasi dengan bagian terkait dan Instansi

berwenang untuk pelaksanaan P2TL.

j. Melakukan analisa dan evaluasi (ANEV) atas hasil pelaksanaan P2TL.

11. Sub. Bagian Spv. Pemeliharaan APP

Bertanggung jawab atas kegiatan pengendalian dan keakuratan

APP. Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Memastikan antara data pelanggan dan APP terpasang. b. Membuat laporan hasil berita acara pemeriksaan.

c. berkoodinasi dengan bagian terkait tentang kelainan APP. d. Memvalidasi data kelainan APP.

e. Memeriksa pemakaian energi listrik pelanggan prabayar secara berkala. f. Memeriksa dan mengecek pemakaian energi listrik pelanggan prabayar

secara berkala.

12. Sub. Bagian Spv. Pelayanan Pelanggan

Bertanggung jawab atas terlaksananya kegiatan fungsi Pelayanan pelanggan, administrasi pelanggan, pengelolaan pendapatan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dan pengamanan pendapatan.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Melaksanakan, mensupervisi fungsi Pelayanan Pelanggan sesuai proses bisnis.

b. Melaksanakan kunjungan pelanggan potensial ( TM/TT ). c. Menyiapkan rencana Tingkat Mutu Pelayanan secara periodik,

menindak lanjuti pencapaian TMP.

d. Melaksanakan kegiatan Riset Pasar, Menyusun Data Potensi Pasar e. Mengolah peta Segmentasi Pelanggan.

f. Melaksanakan supervisi untuk penyempurnaan layanan PB/PD Rayon. g. Memastikan proses PB/PD, SPJBTL pelanggan Potensial sesuai

kewenangannya.

h. Memonitor Penerbitan SIP/SPJBTL.

i. Memonitor Mutasi Data Induk Langganan, memelihara Arsip Induk Langganan.

j. Memonitor Laporan penagihan lain-lain (multi guna, P2TL, BP). k. Memonitor dan mensupervisi pengendalian piutang pelanggan.

l. Memonitor proses pemutusan sementara, bongkar rampung, piutang ragu-ragu dan usulan penghapusan piutang.

13. Sub. Bagian Spv. Keuangan Dan Administrasi

Bertanggung jawab atas proses administrasi SDM, kegiatan kesekretariatan, proses Akuntansi dan Keuangan untuk menjamin terpenuhinya tertib administrasi yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Melaksanakan pengelolaan Tenaga Kerja. b. Melaksanakan pengelolalaan K3.

c. Melaksanakan investigasi kejadian kecelakaan kerja, kebakaran, kebanjiran, musibah lain terkait dengan K3.

d. Melaksanakan pengelolaan sarana kerja dan administrasi perkantoran. e. Melaksanakan Melaksanakan pengelolaan fungsi keuangan dan

akuntansi.

f. Melaksanakan fungsi bagian keuangan.

g. Menyiapkan data pendukung RKAP untuk bagian Keuangan dan Administrasi.

h. Melaksanakan rekonsiliasi data dengan fungsi terkait atas pendapatan, bank, Hutang-Piutang, Persekot Dinas dan PUMP-KPR/BPRP.

i. Menyiapkan rincian biaya Rayon untuk rencana alokasi dana operasional.

Kantor PLN terdekat

Rayon Belawan : JL. Medan-Belawan km 20,5 Telp (061) 6940847

Rayon Labuhan : JL. Medan-Belawan Telp (061) 6857934

Rayon Medan Timur : JL. Pasar III No.54 Krakatau Telp (061) 6618120

Rayon Medan Kota : JL. Listrik No.8 Medan Telp (061) 4144205

Rayon Medan Selatan : JL. Sakti Lubis No.20 Medan Telp (061) 7861911

Rayon Medan Baru : JL. Sei Batu Gingging No.9 Telp (061) 8213885

Rayon Johor : JL. Karya Wisata Telp (061) 7871778

Rayon Helvetia : JL. Kemuning Raya Helvetia Telp (061) 8453039

Rayon Sunggal : JL. Bunga Raya Sunggal Telp (061) 8456064

Visi PT. PLN (Persero) Cabang Medan

Visi perusahaan adalah : “Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani”.

Misi PT. PLN (Persero) Cabang Medan

Misi perusahaan adalah :

1. Menjalankan bisnis kelistrikan, kepuasan pelanggan, anggota perusahaan, pemegang saham.

2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.

3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi. 4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

Motto PT.PLN (Persero) Cabang Medan

Motto perusahaan adalah : “Listrik untuk kehidupan yang lebih baik (Electricity for a Better Life)”.

D. JARINGAN USAHA / KEGIATAN

Jaringan usaha yang dilakukan pada PT. PLN (Persero) Cabang Medanadalah sebagai berikut :

a. Penjualan energi listrik.

b. Penyewaan tiang listrik untuk penarikan kabel Telekomunikasi. c. Jasa sertifikasi lembaga manajemen ketenaga listrikan.

d. Jasa wisma / gedung untuk penginapan masyarakat di daerah touris.

E. KINERJA USAHA

Kinerja usaha yang dilakukan pada PT. PLN (Persero) Cabang Medan adalah sebagai berikut :

a. Pelanggan

b. Produk dan layanan.

c. Proses bisnis internal.

e. Keuangan dan pasar.

f. Kepimpinan.

F. RENCANA KEGIATAN

Rencana kegiatan yang dilakukan pada PT. PLN (Persero) Cabang Medan adalah sebagai berikut :

a. Melakukan nilai hasil survey kepuasan pelanggan. b. Menghitung jumlah pelanggan periode berjalan. c. Menghitung jumlah pelanggan tahun sebelumnya.

d. Sistem average index frekuensi & sistem average index duration. e. Kecepatan pelayanan pasang baru tenaga listrik.

f. Mutu tegangan listrik pelayanan. g. Rasio pemakaian materai. h. Rasio kerusakan trafo distribusi.

i. Pendataan pelanggan dalam rangka Revenue Assurance.

j. Gangguan penyulang per 100 kms. k. Susut distribusi tanpa I-4.

l. Human capital readiness & Organization capital readiness. m. Tunggakan aliran listrik.

n. Penyerapan disburse investasi PLN. o. Pengadaan kendaraan listrik.

BAB III

SISTEM PENGAWASAN INTERN KAS PADA

PT. PLN (PERSERO) CABANG MEDAN

A. Pengertian Kas

Kas adalah komponen aktiva paling aktif dan sangat mempengaruhi setiap transaksi terjadi. Hal ini disebabkan karena setiap transaksi memerlukan suatu dasar pengukuran yaitu kas. Banyak transaksi perusahaan baik langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi penerimaan dan pengeluaran kas. Tidak hanya terbatas pada uang tunai yang tersedia didalam perusahaan saja, melainkan meliputi semua jenis asset yang dapat dipergunakan dengan segera untuk membiayai seluruh kegiatan perusahaan.

Sebagai harta yang paling likuid, kas adalah media pertukaran baku dan dasar bagi pengukuran dan akuntansi untuk semua pos lainnya. Agar dapat dilaporkan sebagai kas pos bersangkutan harus siap tersedia untuk pembayaran kewajiban lancar dan harus terbebas dari setiap ikatan kontraktual yang membatasi penggunaannya dalam pemenuhan hutang.

Kas terdiri dari simpanan komersial dan rekening atau deposit dibank atau di tempat lainnya serta pos–pos yang ada didalam yang dapat dipergunakan sebagai media tukar atau yang dapat diterima oleh bank dengan nilai nominal yang tercantum padanya. Kas yang ada dalam perusahaan meliputi dana kas kecil (petty cash), dan dana pertukaran

dibelanjakan secara teratur serta pos-pos seperti cek pribadi, cek perjalanan, cek kasir, wesel bank, dan pos wesel. Rekening tabungan biasanya juga diklasifikasikan sebagai kas. Dari segi akuntansi yang dimaksud dengan kas adalah :

“Kas adalah segala sesuatu, baik yang berbentuk uang atau bukan yang dapat tersedia dengan segera dan diterima sebagai pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya.”(Soemarso, 2004 : 320)

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia bahwa :

“Kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan-perubahan yang signifikan.”(IAI, 2007 : 22)

Pengertian kas yang lain adalah :

“Kas adalah jumlah uang tunai yang ada di perusahaan dan rekening giro simpanan-simpanan di bank yang pengambilannya tidak dibatasi baik dalam waktu maupun jumlah dan investasi jangka pendek yang secara formal disebut kas dan setara kas.” (Munawir, 2002 : 42)

Adapun fungsi kas adalah sebagai berikut :

1. Membiayai kegiatan operasional perusahaan. 2. Sebagai alat tukar pembayaran,

3. Sebagai Investasi baru dalam aktiva tetap.

4. Alat yang diterima sebagai net bank sebagai nilai nominal

Pengawasan intern merupakan alat pengawasan yang sangat membantu manajemen dalam melaksanakan tugas. Sehingga mempunyai peranan yang sangat penting bagi suatu perusahaan. Pada awalnya pengawasan intern dipandang sebagai permasalahan pengecekan internal atau internal check yang hanya menyangkut segi teknik pembukuan yang dapat menjamin ketelitian dan kecermatan data perusahaan maupun pelaksanaannya dan jika ditemui maka dilakukan pemeriksaan atau prosedur-prosedur tambahan.

“Pengawasan intern merupakan kebijakan dan prosedur yang melindungi aktiva dari penyalahgunaan, memastikan bahwa informasi usaha akurat, memastikan bahwa perundang-undangan serta peraturan yang dipatuhi sebagaimana mestinya.” (Warren, Reeve Fess, 2005 : 289)

Pengertian pengawasan intern yang lain adalah :

“Pengawasan intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personil lain, yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan.” (Mulyadi dan Kanaka Puradiredja, 1998 : 171)

Adapun tujuan sebagai berikut ini :

a. Keandalan pelaporan keuangan.

b. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. c. Efektivitas dan efisiensi operasi.

“Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

Dari sisi lain pengertian pengawasan intern (Internal Control)

dapat dipandang dalam dua arti, yaitu :

1. Dalam arti sempit

Pengawasan intern merupakan pengecekan penjumlahan, baik penjumlahan mendasar (cross footing) maupun penjumlahan menurun

(down footing).

2. Dalam arti luas

Pengawasan intern tidak hanya meliputi pekerjaan pengecekan, tetapi meliputi semua alat yang digunakan manajemen untuk mengadakan pengawasan. Berikut ini akan diberikan sistem pengawasan intern :

“Sistem pengawasan intern suatu organisasi terdiri dari kebijakan dan prosedur yang diciptakan untuk memberikan jaminan yang memadai agar tujuan organisasi dapat dicapai.” (Abubakar, Erwin. 2001 : 83)

Dari tahun ke tahun dirasakan kegunaan dari sistem pengawasan intern semakin penting. Hal ini disebabkan karena

Dokumen terkait