TUGAS AKHIR
SISTEM PENGAWASAN INTERN KAS PADA PT. PLN (PERSERO)
CABANG MEDAN
Oleh :
UTARI MERIDHA PUTRI 102102129
PROGRAM DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang
telah melimpahkan rahmat, petunjuk, dan kasihNya kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Shalawat beriringkan salam kita
haturkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, yang kelak kita
harapkan Syafa’atNya di Yaumil Mahshar kelak, Amin ya Rabbal Alamin.
Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis telah berupaya maksimal untuk
mendapatkan hasil yang terbaik dengan berbagai usaha dan perjuangan. Namun
sebagai manusia biasa penulis pasti memiliki keterbatasan dan penulis menyadari
bahwa tugas akhir ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna dalam
pengerjaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan berbagai kritik dan saran dari
berbagai pihak yang bersifat membangun.
Dalam kesempatan ini, penulis juga ingin menyampaikan rasa terima
kasih atas segala dukungan, pikiran, tenaga, semangat, materi dan juga doa dari
semua pihak yang telah membantu penulis menjalani masa perkuliahan dan
penyusunan tugas akhir ini kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc, (CTM), Sp.A(K) selaku
2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, MEc, Ac, Ak selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara
3. Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE .M. Acc, Ak selaku Pembantu Dekan I
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
4. Bapak Drs. Rustam, M. Si, Ak selaku Ketua Program Studi DIII Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Bapak Drs. Chairul
Nazwar M.Si, Ak selaku sekretaris Program Studi Diploma III Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Dra. Nurzaimah, MM, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah
banyak membantu penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini dengan
baik dan sempurna.
6. Bapak dan Ibu Dosen / Pengajar, Pembimbing & Penasehat Akademik di
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah membimbing
dan mengajarkan berbagai mata kuliah yang sangat bermanfaat.
7. Seluruh staf pengajar dan pegawai Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas akhir
ini.
8. Seluruh pimpinan dan staf PT. PLN (Persero) Cabang Medan yang telah
membantu penulis dalam memberikan informasi dan data-data yang
diperlukan sehingga penulis dapat menyusun tugas akhir ini.
9. Teristimewa penulis ucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada
orang tua tercinta. Ayahanda Sugeng Mardiono dan Ibunda Jubaidah
membimbing penulis tanpa pamrih, sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas akhir ini dengan baik. Demikian juga untuk kedua saudara tercinta
Juanda Mardiansyah dan Aulianda Feriansyah atas dukungan dan
semangat buat penulis.
10.Ucapan terima kasih buat kakak-kakak senior, di Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
11.Semua sahabat-sahabat penulis yang tidak sempat penulis sebutkan satu
persatu, yang telah banyak memberikan bantuan dan semangat dalam
menyelesaikan tugas akhir ini.
12.Akhirnya penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada
kakanda Oki Ridha Pratama yang juga memberikan dorongan, semangat
dan doa dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
Harapan penulis semoga kiranya tugas akhir ini dapat bermanfaat
bagi kita semua dan bagi mereka yang membutuhkannya.
Medan, 5 Juli 2013
Penulis
UTARI MERIDHA PUTRI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C . Tujuan dan Manfaat Penelitian. ... 3
1. Tujuan Penelitian ... 3
2. Manfaat Penelitian ... 3
D. Rencana Penulisan ... 4
1. Jadwal Survei / Observasi ... 4
2. Rencana Isi ... 5
BAB II PROFIL PT. PLN (PERSERO) CABANG MEDAN ... 6
A. Sejarah singkat PT.PLN (Persero) Cabang Medan ... 6
1. Listrik Sebelum Kemerdekaan Dan Di Awal Kemerdekaan ... 6
2. Dari Eksploitasi I menjadi Eksploitasi II ... 7
3. Eksploitasi II menjadi Wilayah II ... 8
4. Dari PERUM menjadi PERSERO ... 8
5. Pemisahan PT. PLN (Persero) dan PT. PLN (Persero) Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Utara ... 9
A . Kesimpulan ... 43
B. Saran ... 44
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 1.1 Jadwal Penelitian dan Penyusunan Tugas Akhir ... 4
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam perkembangan perekonomian sekarang ini, dunia usaha
semakin berkembang pesat diikuti dengan tingkat persaingan yang
semakin ketat pula. Hal ini terlihat dengan banyaknya
perusahaan-perusahaan yang bermunculan, baik perusahaan-perusahaan milik pemerintah,
perusahaan swasta nasional maupun milik asing.
Semakin berkembangnya suatu perusahaan, dimana ruang
lingkupnya semakin besar dan kompleks menyebabkan manajemen tidak
lagi terlibat langsung didalam perusahaan. Oleh karena itu diperlukan
suatu sistem pengawasan yang efektif dan terpadu yang nantinya
diharapkan akan dapat membantu manajemen dalam mempertahankan
kelangsungan jalannya perusahaan serta meningkatkan efektifitasnya.
Setiap perusahaan memerlukan adanya prinsip akuntansi yang
baik, terutama dalam hal pengelolaan kas. Kas sangat mempengaruhi
transaksi dalam perusahaan. Oleh karena itu penggunanya harus secara
optimal. Optimal dalam arti kata dapat menjaga keseimbangan antara
jumlah yang cukup untuk menjaga kelancaran operasi perusahaan dan
Kas merupakan aktiva lancar yang mudah disalah gunakan, maka
itu harus ada sistem pengawasan intern kas yang baik. Dimana hal ini
harus didukung oleh adanya struktur organisasi yang baik dan penempatan
personil yang tepat. Pengawasan intern ini membutuhkan fungsi dan tugas
didalam pengurusan kas, misalnya pemisahan antara penerimaan dan
pengeluaran kas.
Untuk mencapai pengawasan yang baik perlu dianjurkan dengan
sarana-sarana, prosedur-prosedur, dan alat-alat sehingga tujuan akhir
perusahaan dapat lebih mudah tercapai. Pengawasan dapat dilakukan dari
dalam maupun dari luar perusahaan. Sebagian ahli menyatakan bahwa
pengawasan dari dalam perusahaan sifat rutin dan kontiniu. Pengawasan
intern adalah mencakup rencana organisasi dan semua metode serta
tindakan yang digunakan untuk mengamankan harta kekayaan perusahaan,
mengecek kecermatan dan keandalan dari data akuntansinya serta
mengatur aktivitas perusahaan dan membuat rencana dimasa yang akan
datang.
Masalah kas dalam perusahaan merupakan salah satu persoalan
yang penting karena hampir semua transaksi ataupun operasi selalu
berawal dan berakhir pada kas. Pada umumnya semua transaksi yang
ditemui dalam kegiatan perusahaan selalu berhubungan dengan kas, baik
penerimaan maupun pengeluaran. Kas memiliki bentuk yang sederhana,
Dengan dilandasi pemikiran tersebut diatas penulis merasa sangat
tertarik untuk membahas masalah kas dengan judul :
“SISTEM PENGAWASAN INTERN KAS PADA PT. PLN (PERSERO) CABANG MEDAN”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut: Apakah Pengawasan intern kas sudah efektif dilakukan pada
PT.PLN (Persero) Cabang Medan ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian yang dapat diperoleh setelah melakukan
penelitian adalah:Untuk mengetahui bagaimana sistem pengawasan intern
kas pada PT. PLN (Persero) Cabang Medan
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini yang dilakukan penulis adalah :
a) Bagi penulis, untuk menambah dan memperluas wawasan penulis
mengenai pengawasan intern kas dan sebagai perbandingan dengan
teori yang didapat diperkuliahan.
b) Bagi perusahaan, dapat digunakan sebagai masukan dalam
c) Bagi pembaca, bahan masukan dan pertimbangan yang nantinya
dapat bermanfaat sebagai referensi bagi rekan-rekan mahasiswa
dalam membuat paper ditahun-tahun mendatang.
D. Rencana Penulisan
1. Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada PT.PLN (Persero) Cabang Medan JL.
Listrik No. 8 Medan.
T a b e l 1 . 1
Jadwal Penelitian dan Penyusunan Tugas Akhir
NO KEGIATAN
APRIL MEI JUNI
IV I II III IV I II III IV
1 Pengajuan Judul
2 Pengajuan Dosen Pembimbing
3 Pengumpulan Data
4 Pengolahan dan Analisa Data
5 Penyusunan Tugas Akhir
6 Bimbingan dan Penyempurnaan
Tugas Akhir
2. Rencana Isi
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan
sistematika penelitian tugas akhir yang terdiri dari jadwal
penelitian dan rencana isi.
BAB II : PROFIL PT. PLN (PERSERO) CABANG MEDAN
Dalam bab ini penulis menguraikan tentang sejarah singkat
PT.PLN (Persero) Cabang Medan, struktur organisasi dan
personalia, job description, kinerja usaha terkini, dan rencana
kegiatan PT. PLN (Persero) Cabang Medan.
BAB III : SISTEM PENGAWASAN INTERN KAS PADA
PT.PLN (PERSERO) CABANG MEDAN
Berisikan teori yang menjelaskan tentang kas, pengawasan
intern, unsur-unsur pengawasan intern, pengawasan intern
penerimaan kas, pengawasan intern pengeluaran kas.
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini penulis mencoba mengambil kesimpulan dan
saran sehingga dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi
BAB II
PROFIL PT. PLN (PERSERO) CABANG MEDAN
A. Sejarah Ringkas PT. PLN (Persero) Cabang Medan
1. Listrik Sebelum Kemerdekaan Dan Di Awal Kemerdekaan Sampai 1965
Sejarah listrik di Sumatera Utara bukanlah baru. Kalau listrik mulai
ada diwilayah Indonesia tahun1893 didaerah Batavia (Jakarta sekarang),
maka 30 tahun kemudian (1923) listrik mulai ada di Medan. Sentralnya
dibangun ditanah pertapakan Kantor PLN Cabang Medan yang sekarang di
JL. Listrik No.8 Medan, dibangun oleh NV NIGEM/OGEM perusahaan
swasta belanda. Kemudian menyusul pembangunan kelistrikan di Tanjung
Pura dan Pangkalan Brandan (1924), Tebing Tinggi (1927), Sibolga (NV
ANIWM), Labuhan bilik (1936) dan Tanjung Tiram (1937).
Masa penjajahan Jepang, Jepang hanya mengambil alih
pengelolaan Perusahaan Listrik milik Swasta Belanda tanpa mengadakan
penambahan mesin dan perluasan jaringan. Daerah kerjanya dibagi
menjadi Perusahaan Listrik Sumatera Utara, Perusahaan Listrik Jawa, dan
seterusnya sesuai struktur organisasi pemerintah tentara Jepang waktu itu.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945,
dikumandangkanlah Kesatuan Aksi Karyawan Perusahaan Listrik
Belanda dari tangan tentara Jepang. Perusahaan listrik yang sudah diambil
alih itu diserahkan kepada Pemerintah RI dalam hal ini Departemen
Pekerjaan Umum.
Untuk mengenang peristiwa pengambil alih itu, maka dengan
penetapan Pemerintah No.ISD/45 ditetapkan tanggal 27 Oktober sebagai
hari listrik. Sejarah memang membuktikan kemudian bahwa dalam
suasana yang semakin memburuk dalam hubungan Indonesia-Belanda,
tanggal 3 Oktober 1953 keluar Surat Keputusan Presiden No.163 yang
memuat ketentuan Nasionalisasi Perusahaan Listrik milik Swasta Belanda
sebagai bagian dari perwujudan pasal 33 ayat 2 UUD 1945.
Setelah aksi ambil alih itu, sejak tahun 1955 di Medan berdiri
Perusahaan Listrik Negara Distribusi Cabang Sumatera Utara (Sumatera
timur dan Tapanuli) yang mula-mula dikepalai R. Sukarno (merangkap
Kepala di Aceh), tahun 1959 dikepalai oleh Ahmad Syaifullah. Setelah
BPU PLN berdiri dengan SK Menteri PUT No. 16/1/20 tanggal 20 Mei
1961, maka organisasi kelistrikan diubah. Sumatera Utara, Aceh, Sumbar
dan Riau menjadi PLN Eksploitasi I.
Tahun 1965, BPU PLN dibubarkan dengan peraturan Menteri PU
No.9/PRT/64 dan dengan peraturan Menteri No.1/PRT/65 ditetapkan
pembagian daerah kerja menjadi 15 Kesatuan Daerah Eksploitasi I,
Sumatera Utara tetap menjadi Eksploitasi I.
Sebagai tindak lanjut dari pembentukan PLN Eksploitasi I
Sumatera Utara tersebut, maka dengan Keputusan Direksi PLN No.
009/DIR (Keputusan Direktur) PLN/66 tanggal 14 April 1966, PLN
Eksploitasi I dibagi menjadi 4 cabang dan satu sektor, yaitu :
a. Cabang Medan
b. Cabang Binjai
c. Cabang Sibolga
d. Cabang Pematang Siantar.
Peraturan Perundang-undangan No.18 Tahun 1972 mempertegas
kedudukan PLN sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dengan hak,
wewenang dan tanggung jawab membangkitkan, menyalurkan dan
mendistribusikan tenaga listrik keseluruhan Wilayah Negara RI. Dalam
Surat Keputusan (SK) Menteri tersebut PLN Eksploitasi I Sumatera Utara
diubah menjadi PLN Eksploitasi II Sumatera Utara.
3. Eksploitasi II menjadi Wilayah II
Kemudian menyusul Peraturan Menteri Perusahaan Umum Tenaga
Listrik (PTUL) No.013/PRT/75 yang merubah PLN Eksploitasi menjadi
PLN Wilayah. PLN Eksploitasi II menjadi Wilayah II Sumatera Utara.
4. Dari PERUM menjadi PERSERO
Dengan keluarnya Peraturan Pemerintah No.23/1994 Tanggal 16
membelakangi perubahan status tersebut adalah untuk mengantisipasi
kebutuhan listrik yang terus meningkat. Pada abad 21, PLN tidak harus
mampu menghadapi tantangan yang ada, PLN harus mampu menggunakan
tolak ukur Internasional, dan harus mampu berswada tinggi, dengan
manajemen yang berani transparan, terbuka, disentralisasi, profit centre
dan cost centre.
Untuk mencapai tujuan, PLN meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan mendorong perkembangan industri pada PJPT II yang
bertanggung jawab cukup besar dan berat, kerjasama dan hubungan yang
harmonis dengan instansi dan lembaga yang terkait, perlu dibina dan
ditingkatkan terus.
5. Pemisahan PT.PLN (Pesero) dan PT.PLN (Persero) Pembangkian dan Penyaluran Sumatera Utara
Perkembangan kelistrikan Sumatera Utara terus mengalami
pertumbuhan dan perkembangan yang begitu pesat, hal ini ditandai dengan
semakin bertambahnya jumlah pelanggan, perkembangan fasilitas lainnya.
Untuk mengantisipasi pertumbuhan dan perkembangan kelistrikan
Sumatera Utara dimasa-masa mendatang serta sebagai upaya untuk
meningkatkan kualitas pelayanan jasa listrik, maka berdasarkan Surat
Keputusan No. 078.K/023/DIR (Direktur) /1996 Tanggal 9 Agustus 1996
dibentuk organisasi baru dibidang jasa pelayanan kelistrikan yaitu PT.PLN
Dengan pembentukan organisasi baru PLN Pembangkitan dan
Penyaluran Sumatera Utara yang terpisah dari PLN Wilayah II, maka
fungsi-fungsi Pembangkitan dan Penyaluran Sumbagut. Sementara itu,
PLN Wilayah II berkonsentrasi pada distribusi dan penjualan tenaga
listrik.
B. Struktur Organisasi Perusahaan
Dalam menjalankan tugas-tugasnya, PT.PLN memiliki struktur
organisasi yang tertata menurut fungsi dan golongannya. Tujuan adanya
struktur organisasi adalah untuk pencapaian kerja/pendelegasian dalam
organisasi yang berdasarkan pada pola hubungan kerja serta lalu lintas
GAMBAR 2.1
STRUKTUR ORGANISASI PT. PLN (PERSERO) CABANG MEDAN
MANAJER
ASMAN
JARINGAN ASMAN
TRANSAKSI & ENERGI LISTRIK
ASMAN
ADMINISTRASI & NIAGA
FUNGSIONAL AHLI
TRANSAKSI & ENERGI LISTRIK
SPV.
Sumber : PT.PLN (Persero) Cabang Medan
1
C. JOB DESCRIPTION
Uraian job description dan tugas pokok pada PT. PLN (Persero)
Cabang Medan, yaitu :
1. Manajer Cabang
Bertanggung jawab atas pengelolaan usaha melalui optimalisasi
seluruh sumber daya secara efisien, efektif dan sinergis. Pengelolaan
perusahaan pembangkit, pendistribusian dan penjualan tenaga listrik dalam
jumlah dan mutu yang memadai secara efisien, meningkatkan mutu dan
keandalan serta pelayanan pelanggan, dan memastikan terlaksananya
Good Corporate Governance (GCG) di PT.PLN (Persero) Cabang Medan.
Rincian tugas pokok sebagai berikut :
a. Melakukan kegiatan pengusahaan pembangkit (skala kecil) secara
efisien, hemat energi, handal dan ramah lingkungan.
b. Mengusulkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)
Wilayah Sumatera Utara.
c. Memastikan program Rencana kerja dan Anggaran Perusahaan
(RKAP) Wilayah Sumatera Utara, dilaksanakan sesuai penetapan
Direksi.
2. Fungsional Ahli
Bertanggung jawab atas evaluasi pencapaian target kinerja dan
Rincian tugas pokok sebagai berikut :
a. Mengevaluasi data perusahaan yang berhubungan dengan target kerja.
b. Merancang langkah-langkah strategis untuk mencapai target kerja.
c. Mengawasi baca meter.
d. Mengawasi penjualan rekening. 3. Asman Jaringan
Bertanggung jawab atas rencana dan pelaksanaan Operasi dan
Pemeliharaan Jaringan Distribusi, Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan
(PDKB) dan Pembangkitan Tenaga Listrik Mikro Hidro (PLTMH) untuk
menjamin mutu dan keandalan jaringan distribusi. Hasil/Output
pendistribusian energi listrik yang kontiniu dan andal.
Rincian tugas pokok sebagai berikut :
a. Menyusun program rencana kerja (PRK) untuk kegiatan Operasi dan
Pemeliharaan Jaringan Distribusi.
b. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Operasi dan
Pemeliharaan Jaringan Distribusi, PDKB, serta PLTMH.
c. Melakukan monitoring, evaluasi pelaksanaan anggaran Operasi
Pemeliharaan Jaringan Distribusi.
d. Melakukan analisa, evaluasi kinerja operasi, pemeliharaan jaringan
distribusi termasuk PDKB.
e. Melakukan monitoring, evaluasi kinerja proteksi distribusi, pelayanan
f. Melakukan verifikasi dan validasi asset distribusi secara periodik.
g. Mengkoordinasikan penyusunan, mengendalikan pelaksanaan SOP
untuk setiap jenis pekerjaan Distribusi guna tercapainya zero accident.
h. Melakukan koordinasi dalam rangka operasi, pemeliharaan Jaringan
Distribusi dengan Rayon/instansi terkait termasuk PFK.
i. Menyusun pola operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi yang
efisien.
4. Asman Transaksi Dan Energi Listrik
Bertanggung jawab dalam kegiatan transaksi energi pelanggan dan
Area/Rayon/Unit terkait, pengendalian susut dan pemeliharaan meter
transaksi untuk memenuhi standar operasional yang berlaku. Hasil/Output
laporan transaksi energi listrik, susut, dan pemeliharaan meter transaksi.
Rincian tugas pokok sebagai berikut :
a. Mengkoordinasikan dan mengevaluasi Pelaksanaan manajemen
billing.
b. Mengkoordinasikan dengan AP2T (Aplikasi Pelayanan Pelanggan
Terpusat) terkait dengan proses billing.
c. Menyusun biaya operasi dan investasi serta data pendukung RKAP.
d. Memonitoring, mengendalikan realisasi penggunaan anggaran
SKKI/SKKO.
f. Mengevaluasi dan mengendalikan susut, PJU, P2TL, AMR,
pemeliharaan APP, pemeliharaan meter transaksi dan hasil ukur meter
transaksi.
g. Menyusun rencana program pemeliharaan meter transaksi.
h. Melaksanakan statement antar unit pelaksana, P3B dalam pengelolaan
transfer price energi.
i. Mengkoordinasikan, mengevaluasi pemasangan dan pemeliharaan
AMR.
j. Merencanakan, mengevaluasi pekerjaan pemeliharaan APP dan hasil
penerapan metrologi secara berkala.
k. Memonitoring dan mengevaluasi manajemen APP.
l. Mengkoordinasikan kegiatan Wiring dan Setting APP.
m. Mengkoordinasikan dengan instansi yang berwenang untuk kegiatan
P2TL.
5. Asman Administrasi Dan Niaga
Bertanggung jawab atas kelancaran pengelolaan dan pengendalian
kegiatan bidang administrasi dan keuangan yang meliputi sumber daya
manusia, kesekretariatan, anggaran, keuangan dan akuntansi untuk
mendukung laporan keuangan yang akurat dan tepat waktu serta mencapai
target kinerja sesuai tujuan perusahaan.
Rincian tugas pokok sebagai berikut :
b. Mengkoordinasikan dan mengevaluasi pengelolaan Tenaga kerja.
c. Mengkoordinasikan pengelolaan kegiatan administrasi, SDM dan
pelanggan.
d. Memonitor data pelanggan.
e. Memverifikasi dan validasi terhadap kelengkapan transaksi
pembayaran.
f. Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan pencatatan transaksi keuangan.
g. Mengkoordinir dan mengelola Anggaran Investasi, Anggaran Operasi,
Cash Budget.
h. Mengevaluasi kontrak perjanjian dengan Pihak ketiga.
i. Menyusun kebutuhan rencana diklat dan evaluasi hasil diklat.
j. Melakukan monitoring operasional kendaraan dinas, fasilitas kantor,
pemeliharaan Gedung.
k. Mengkoordinasikan proses pelanggaran disiplin pegawai.
l. Mengevaluasi fasilitas/sarana kerja, permintaan perlengkapan K3/APK,
tunjangan kecelakaan kerja dan permohonan SPPD.
m. Memonitor realisasi anggaran.
6. Sub. Bagian Spv. Operasi Distribusi
Bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan
pengoperasian jaringan distribusi sesuai SOP untuk menjamin keandalan,
keamanan, mutu dan efisiensi penyaluran tenaga listrik.
a. Menyusun Program Rencana Kerja (PRK) Operasi.
b. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan Operasi Jaringan Distribusi
sesuai SOP.
c. Melaksanakan pemutakhiran data asset distribusi secara berkala.
d. Melakukan pengendalian pengoperasian jaringan distribusi.
e. Mengendalikan dan monitoring pelaksanaan operasional pelayanan
teknik.
f. Mengkoordinasikan dengan Area, Rayon dan Instansi terkait dalam
rangka operasi jaringan distribusi.
g. mengevaluasi kinerja operasi.
7. Sub. Bagian Spv. Pemeliharaan Distribusi
Bertanggung jawab dalam merencanakan dan melaksanakan
pemeliharaan jaringan distribusi untuk meningkatkan keandalan,
keamanan, mutu dan efisiensi jaringan distribusi.
Rincian tugas pokok sebagai berikut :
a. Merencanakan penyusunan Program Rencana Kerja (PRK).
b. Melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pemeliharaan jaringan
distribusi sesuai SOP dan anggaran yang ditetapkan.
c. Merencanakan kebutuhan meterial operasi, pemeliharaan untuk
meningkatkan keandalan dan keamanan jaringan distribusi termasuk
d. Melaksanakan koordinasi dengan Rayon dan Bagian terkait dalam
pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan jaringan distribusi.
e. Menyiapkan peralatan kerja untuk operasi dan pemeliharaan jaringan
distribusi.
8. Sub. Bagian Spv. PDKB
Bertanggung jawab dalam mengelola pekerjaan PDKB untuk
meningkatkan keandalan, keamanan, mutu dan efisiensi jaringan
distribusi.
Rincian tugas pokok sebagai berikut :
a. Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pekerjaan PDKB.
b. Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan PDKB sesuai dengan SOP.
c. Mengusulkan Surat Perintah Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan
(SP2B),Surat Penunjukan Pengawas Pekerjaan Dalam Keadaan
Bertegangan (SP3B) kepada Kepala Operasi.
d. Melaksanakan inventarisasi, mengusulkan peremajaan peralatan PDKB.
e. Memonitor masa berlaku dan mengusulkan sertifikat kompetensi/brevet
personil PDKB.
f. Mengusulkan revisi SOP atau mengajukan SOP baru ke komisi PDKB.
g. Melaporkan penyelesaian pekerjaan kepada kepala Operasi.
9. Sub. Bagian Spv. Transaksi Dan Energi
Bertanggung jawab atas kegiatan pemeliharaan meter transaksi
untuk akurasi pengukuran pemakaian energi listrik.
a. Memonitor program pemeliharaan meter transaksi oleh meter rusak,
buram.
b. Memonitor pelaksanaan pemasangan dan pemeliharaan AMR.
c. Merencanakan kebutuhan Kwh meter untuk pemeliharaan.
d. Memonitor pelaksanaan hasil penerapan metrologi secara berkala.
e. Menyiapkan data pendukung untuk kebutuhan pemeliharaan meter
transaksi.
f. Memonitor pekerjaan pemeliharaan, tera ulang APP serta Meter
Elektronik (ME) dan sistem AMR yang dikerjakan pihak ketiga.
g. Melaksanakan pengujian alat ukur, pembatas dan kelengkapannya
untuk material baru atau bekas andal.
h. Memastikan hasil sampling penerapan APP-baru hasil Metrologi dan
rekondisi pihak ketiga.
i. Memonitor manajemen segel APP.
10. Sub. Bagian Spv. Pengendalian Susut
Bertanggung jawab atas kegiatan pengendalian susut jaringan,
Menertibkan PJU / reklame liar dan pelaksanaan P2TL.
Rincian tugaspokok sebagai berikut :
a. Memonitor pelaksanaan penekanan susut, berkoordinasi dengan rayon
terkait.
berkala.
c. Melakukan updating data PJU secara berkala.
d. Melakukan koordinasi, pengawasan hasil P2TL yang telah dilakukan
dengan Rayon terkait.
e. Melakukan evaluasi kinerja pihak ketiga berdasarkan SLA.
f. Membuat target operasi serta memonitor pelaksanaan P2TL secara rutin.
g. Memastikan kelengkapan P2TL sesuai aturan.
h. Melaksanakan komunikasi dengan bagian terkait dan Instansi
berwenang untuk pelaksanaan P2TL.
j. Melakukan analisa dan evaluasi (ANEV) atas hasil pelaksanaan P2TL.
11. Sub. Bagian Spv. Pemeliharaan APP
Bertanggung jawab atas kegiatan pengendalian dan keakuratan
APP. Rincian tugas pokok sebagai berikut :
a. Memastikan antara data pelanggan dan APP terpasang.
b. Membuat laporan hasil berita acara pemeriksaan.
c. berkoodinasi dengan bagian terkait tentang kelainan APP.
d. Memvalidasi data kelainan APP.
e. Memeriksa pemakaian energi listrik pelanggan prabayar secara berkala.
secara berkala.
12. Sub. Bagian Spv. Pelayanan Pelanggan
Bertanggung jawab atas terlaksananya kegiatan fungsi Pelayanan
pelanggan, administrasi pelanggan, pengelolaan pendapatan untuk
meningkatkan kepuasan pelanggan dan pengamanan pendapatan.
Rincian tugas pokok sebagai berikut :
a. Melaksanakan, mensupervisi fungsi Pelayanan Pelanggan sesuai
proses bisnis.
b. Melaksanakan kunjungan pelanggan potensial ( TM/TT ).
c. Menyiapkan rencana Tingkat Mutu Pelayanan secara periodik,
menindak lanjuti pencapaian TMP.
d. Melaksanakan kegiatan Riset Pasar, Menyusun Data Potensi Pasar
e. Mengolah peta Segmentasi Pelanggan.
f. Melaksanakan supervisi untuk penyempurnaan layanan PB/PD Rayon.
g. Memastikan proses PB/PD, SPJBTL pelanggan Potensial sesuai
kewenangannya.
h. Memonitor Penerbitan SIP/SPJBTL.
i. Memonitor Mutasi Data Induk Langganan, memelihara Arsip Induk
Langganan.
j. Memonitor Laporan penagihan lain-lain (multi guna, P2TL, BP).
l. Memonitor proses pemutusan sementara, bongkar rampung, piutang
ragu-ragu dan usulan penghapusan piutang.
13. Sub. Bagian Spv. Keuangan Dan Administrasi
Bertanggung jawab atas proses administrasi SDM, kegiatan
kesekretariatan, proses Akuntansi dan Keuangan untuk menjamin
terpenuhinya tertib administrasi yang sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Rincian tugas pokok sebagai berikut :
a. Melaksanakan pengelolaan Tenaga Kerja.
b. Melaksanakan pengelolalaan K3.
c. Melaksanakan investigasi kejadian kecelakaan kerja, kebakaran,
kebanjiran, musibah lain terkait dengan K3.
d. Melaksanakan pengelolaan sarana kerja dan administrasi perkantoran.
e. Melaksanakan Melaksanakan pengelolaan fungsi keuangan dan
akuntansi.
f. Melaksanakan fungsi bagian keuangan.
g. Menyiapkan data pendukung RKAP untuk bagian Keuangan dan
Administrasi.
h. Melaksanakan rekonsiliasi data dengan fungsi terkait atas pendapatan,
bank, Hutang-Piutang, Persekot Dinas dan PUMP-KPR/BPRP.
i. Menyiapkan rincian biaya Rayon untuk rencana alokasi dana
Kantor PLN terdekat
Rayon Belawan : JL. Medan-Belawan km 20,5 Telp (061) 6940847
Rayon Labuhan : JL. Medan-Belawan Telp (061) 6857934
Rayon Medan Timur : JL. Pasar III No.54 Krakatau Telp (061) 6618120
Rayon Medan Kota : JL. Listrik No.8 Medan Telp (061) 4144205
Rayon Medan Selatan : JL. Sakti Lubis No.20 Medan Telp (061) 7861911
Rayon Medan Baru : JL. Sei Batu Gingging No.9 Telp (061) 8213885
Rayon Johor : JL. Karya Wisata Telp (061) 7871778
Rayon Helvetia : JL. Kemuning Raya Helvetia Telp (061) 8453039
Rayon Sunggal : JL. Bunga Raya Sunggal Telp (061) 8456064
Visi PT. PLN (Persero) Cabang Medan
Visi perusahaan adalah : “Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang
bertumbuh kembang, unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi
insani”.
Misi PT. PLN (Persero) Cabang Medan
Misi perusahaan adalah :
1. Menjalankan bisnis kelistrikan, kepuasan pelanggan, anggota perusahaan,
2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat.
3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
Motto PT.PLN (Persero) Cabang Medan
Motto perusahaan adalah : “Listrik untuk kehidupan yang lebih
baik (Electricity for a Better Life)”.
D. JARINGAN USAHA / KEGIATAN
Jaringan usaha yang dilakukan pada PT. PLN (Persero) Cabang
Medanadalah sebagai berikut :
a. Penjualan energi listrik.
b. Penyewaan tiang listrik untuk penarikan kabel Telekomunikasi.
c. Jasa sertifikasi lembaga manajemen ketenaga listrikan.
d. Jasa wisma / gedung untuk penginapan masyarakat di daerah touris.
E. KINERJA USAHA
Kinerja usaha yang dilakukan pada PT. PLN (Persero) Cabang
Medan adalah sebagai berikut :
a. Pelanggan
b. Produk dan layanan.
c. Proses bisnis internal.
e. Keuangan dan pasar.
f. Kepimpinan.
F. RENCANA KEGIATAN
Rencana kegiatan yang dilakukan pada PT. PLN (Persero) Cabang
Medan adalah sebagai berikut :
a. Melakukan nilai hasil survey kepuasan pelanggan.
b. Menghitung jumlah pelanggan periode berjalan.
c. Menghitung jumlah pelanggan tahun sebelumnya.
d. Sistem average index frekuensi & sistem average index duration.
e. Kecepatan pelayanan pasang baru tenaga listrik.
f. Mutu tegangan listrik pelayanan.
g. Rasio pemakaian materai.
h. Rasio kerusakan trafo distribusi.
i. Pendataan pelanggan dalam rangka Revenue Assurance.
j. Gangguan penyulang per 100 kms.
k. Susut distribusi tanpa I-4.
l. Human capital readiness & Organization capital readiness.
m. Tunggakan aliran listrik.
n. Penyerapan disburse investasi PLN.
BAB III
SISTEM PENGAWASAN INTERN KAS PADA
PT. PLN (PERSERO) CABANG MEDAN
A. Pengertian Kas
Kas adalah komponen aktiva paling aktif dan sangat
mempengaruhi setiap transaksi terjadi. Hal ini disebabkan karena setiap
transaksi memerlukan suatu dasar pengukuran yaitu kas. Banyak transaksi
perusahaan baik langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi
penerimaan dan pengeluaran kas. Tidak hanya terbatas pada uang tunai
yang tersedia didalam perusahaan saja, melainkan meliputi semua jenis
asset yang dapat dipergunakan dengan segera untuk membiayai seluruh
kegiatan perusahaan.
Sebagai harta yang paling likuid, kas adalah media pertukaran baku
dan dasar bagi pengukuran dan akuntansi untuk semua pos lainnya. Agar
dapat dilaporkan sebagai kas pos bersangkutan harus siap tersedia untuk
pembayaran kewajiban lancar dan harus terbebas dari setiap ikatan
kontraktual yang membatasi penggunaannya dalam pemenuhan hutang.
Kas terdiri dari simpanan komersial dan rekening atau deposit
dibank atau di tempat lainnya serta pos–pos yang ada didalam yang dapat
dipergunakan sebagai media tukar atau yang dapat diterima oleh bank
dengan nilai nominal yang tercantum padanya. Kas yang ada dalam
perusahaan meliputi dana kas kecil (petty cash), dan dana pertukaran
dibelanjakan secara teratur serta pos-pos seperti cek pribadi, cek
perjalanan, cek kasir, wesel bank, dan pos wesel. Rekening tabungan
biasanya juga diklasifikasikan sebagai kas. Dari segi akuntansi yang
dimaksud dengan kas adalah :
“Kas adalah segala sesuatu, baik yang berbentuk uang atau bukan yang dapat tersedia dengan segera dan diterima sebagai pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya.”(Soemarso, 2004 : 320)
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia bahwa :
“Kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan-perubahan yang signifikan.”(IAI, 2007 : 22)
Pengertian kas yang lain adalah :
“Kas adalah jumlah uang tunai yang ada di perusahaan dan rekening giro simpanan-simpanan di bank yang pengambilannya tidak dibatasi baik dalam waktu maupun jumlah dan investasi jangka pendek yang secara formal disebut kas dan setara kas.” (Munawir, 2002 : 42)
Adapun fungsi kas adalah sebagai berikut :
1. Membiayai kegiatan operasional perusahaan.
2. Sebagai alat tukar pembayaran,
3. Sebagai Investasi baru dalam aktiva tetap.
4. Alat yang diterima sebagai net bank sebagai nilai nominal
Pengawasan intern merupakan alat pengawasan yang sangat
membantu manajemen dalam melaksanakan tugas. Sehingga mempunyai
peranan yang sangat penting bagi suatu perusahaan. Pada awalnya
pengawasan intern dipandang sebagai permasalahan pengecekan internal
atau internal check yang hanya menyangkut segi teknik pembukuan yang
dapat menjamin ketelitian dan kecermatan data perusahaan maupun
pelaksanaannya dan jika ditemui maka dilakukan pemeriksaan atau
prosedur-prosedur tambahan.
“Pengawasan intern merupakan kebijakan dan prosedur yang melindungi aktiva dari penyalahgunaan, memastikan bahwa informasi usaha akurat, memastikan bahwa perundang-undangan serta peraturan yang dipatuhi sebagaimana mestinya.” (Warren, Reeve Fess, 2005 : 289)
Pengertian pengawasan intern yang lain adalah :
“Pengawasan intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personil lain, yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan.” (Mulyadi dan Kanaka Puradiredja, 1998 : 171)
Adapun tujuan sebagai berikut ini :
a. Keandalan pelaporan keuangan.
b. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
c. Efektivitas dan efisiensi operasi.
“Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Dari sisi lain pengertian pengawasan intern (Internal Control)
dapat dipandang dalam dua arti, yaitu :
1. Dalam arti sempit
Pengawasan intern merupakan pengecekan penjumlahan, baik
penjumlahan mendasar (cross footing) maupun penjumlahan menurun
(down footing).
2. Dalam arti luas
Pengawasan intern tidak hanya meliputi pekerjaan pengecekan,
tetapi meliputi semua alat yang digunakan manajemen untuk
mengadakan pengawasan. Berikut ini akan diberikan sistem
pengawasan intern :
“Sistem pengawasan intern suatu organisasi terdiri dari kebijakan dan prosedur yang diciptakan untuk memberikan jaminan yang memadai agar tujuan organisasi dapat dicapai.” (Abubakar, Erwin. 2001 : 83)
Dari tahun ke tahun dirasakan kegunaan dari sistem
pengawasan intern semakin penting. Hal ini disebabkan karena
perusahaan telah berkembang semakin besar dan kegiatannya semakin
analisa yang beraneka ragam untuk mengawasi kegiatan perusahaan.
Dengan adanya sistem pengawasan intern yang baik maka dapat
mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan ataupun kecurangan
yang disebabkan oleh kecurangan manusia.
Menurut Hall (2001 : 5) pengertian sistem adalah sebagai berikut :
“Sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan (Interrelated) atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama (Common
Purpose).”
Suatu sistem terdiri dari struktur dan proses. Struktur sistem terdiri
dari elemen atau bagian-bagian yang membentuk sistem tersebut, yang
memberikan jawaban atas pertanyaan mengenai sistem tersebut. Alat
menjelaskan cara bekerjanya tiap elemen untuk mencapai tujuan tersebut
adalah proses.
Dari defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem pengawasan
yang memuaskan adalah jika orang-orang yang ada dalam perusahaan
tidak dapat melakukan secara bebas, baik kesalahan sistem, kesalahan
akuntansi atau penggelapan dana dan meneruskan tindakan tanpa diketahui
dalam waktu yang cukup lama. Suatu perusahaan dagang bisa mengalami
kerugian dalam bentuk uang tunai dan barang dagang yang sangat besar
melakukannya adalah dengan menerapkan sistem pengawasan yang baik
didalam perusahaan.
Pengertian pengawasan intern kas juga dapat diuraikan diatas,
maka dapat diambil kesimpulan bahwa pengawasan intern merupakan
pengawasan akuntansi yang meliputi rencana, prosedur dan pencatatannya
yang berfungsi untuk :
a. Menjaga kekayaan organisasi.
b. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi.
c. Mendorong efisiensi.
d. Mendorong dipatuhinya kebijaksanaan manajemen.
Jadi, fungsi pengawasan intern kas adalah untuk menjaga agar
rencana yang telah ditetapkan dapat berjalan secara menguntungkan,
efektif, dan ekonomis. Adapun tujuan sistem pengawasan intern sebagai
suatu kegiatan jasa nilai kegunaan data akuntansi diukur dengan
kemampuannya untuk menghasilkan informasi yang bermanfaat dalam
membantu kelancaran pelaksanaan tugas-tugas manajemen. Banyaknya
informasi diperlukan oleh manajemen tidak sama untuk setiap perusahaan
dan tergantung pada sifat dan jenis usaha perusahaan. Penyusunan sistem
akuntansi untuk setiap perusahaan dipengaruhi oleh jenis dan besarnya
perusahaan.
Pada perusahaan yang relatif besar luasnya kegiatan perusaahan
akan menimbulkan keanekaragaman transaksi yang penyelesaiannya
maksud dan tujuan yang telah ditetapkan dari awal. Setiap tingkatan
kepemimpinan merupakan bentang kekuasaan dan tanggung jawab.
Demikian aspek komoditas dalam rangka mengkomunikasikan berbagai
kegiatan masing-masing ditugaskan kepada dan menjadi tanggung jawab
bagian atau sub bagian terutama dalam organisasi menjadi sangat penting.
Tujuan pengawasan intern menurut Mulyadi (2001 : 178) sebagai berikut :
a. Menjaga kekayaan perusahaan
1. Penggunaan kekayaan perusahaan hanya melalui sistem otorisasi
yang telah ditetapkan.
2. Pertanggung jawaban kekayaan perusahaan yang dicatat
dibandingkan dengan kekayaan yang sesungguhnya ada.
b. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi
1. Pelaksanaan transaksi melalui sistem otorisasi yang telah
ditetapkan.
2. Pencatatan transaksi yang terjadi dalam catatan akuntansi.
c. Mendorong Efisiensi
Memungkinkan bagi perusahaan untuk mempunyai pengawasan yang komponen dan dapat dipercaya dengan alur wewenang yang jelas, prosedur otorisasi, pelaksanaan dan pencatatan transaksi yang pantas, dokumen, catat, dan laporan yang memadai, pengawasan fisik atau aktiva dan dicatat dan sampai tingkat tertentu pengecekan atas pelaksanaan.
a. Mendorong Dipatuhinya Kebijakan Manajemen Penilaian
Efektivitas rancangan dan operasi struktur pengendalian intern secara priodik dan terus menerus oleh manajemen untuk melihat apakah telah dilaksanakan dengan semestinya dan telah diperbaiki sesuai dengan keadaan. Dengan adanya pengawasan diharapkan segala aktifitas perusahaan dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan, serta penyimpangan dan penyelewengan dapat dihindari.
Terdapat unsur-unsur pengawasan intern yang harus ada dalam
sebuah organisasi / manajemen. Dalam konsep dan pengertian pengawasan
intern yang baru atau menurut Guy (2002), Terdapat lima unsur
pengawasan intern. Kelima unsur pengawasan intern tersebut yaitu :
1. Lingkungan Pengawasan (control Environment). 2. Penilaian Resiko (Risk Assessment).
3. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication). 4. Aktivitas Pengawasan (Control Activities).
5. Pemantauan (Monitoring).
Kelima unsur-unsur pengawasan internal diatas dapat diterapkan
dengan tingkat formalitas dan spesifikasi implementasi yang berbeda
berdasarkan pertimbangan logis dan dan praktis, tergantung jenis dan
ukuran perusahaan. Suatu satuan usaha yang relatif lebih kecil, dapat
memperlunak kelemahan melalui pengembangan budaya yan memberikan
penekanan atau integritas, nilai etika dan kompetensi lingkungan
pengawasan (Control Environment) terdiri dari tindakan, kebijakan dan
prosedur yang mencerminkan keseluruhan sikap manajemen puncak dan
pemilik perusahaan terhadap pengawasan intern. Perusahaan lingkungan
pengawasan merupakan kombinasi pengaruhdari berbagai faktor yang
membentuk, memperkuat atau memperlemah efektivitas kebijakan dan
prosedur tertentu didalam perusahaan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan pengawasan yaitu :
1. Integritas dan nilai-nilai etis.
2. Komitmen terhadap kompetensi.
3. Partisipasi dewan direksi dan komite audit.
5. Struktur organisasi.
Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab kebijakan dan
praktik sumber daya manusia dan aplikasinya, Pengendalian organisasi
dan operasional yang efektif tergantung pada sikap pimpinan perusahaan.
Jika pimpinan merasa bahwa pengawasan intern bukan dan tidak mendapat
perhatian yang berarti, maka pengawasan intern tersebut tidak akan
tercapai.
Penilaian resiko (Risk Assessment) adalah identifikasi, analisis dan
manajemen resiko entitas harus memperhatikan keadaan serta kejadian
internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi kemampuannya dalam
mencatat, memproses dan melaporkan data keuangan yang konsisten
dengan sersi manajemen dalam laporan keuangan, contoh-contoh resiko
seperti itu adalah sistem informasi yang baru diperbaiki, teknologi baru
dan operasi luar negri yang baru.
Informasi dan komunikasi (Information and communication)
adalah sistem informasi pelaporan keuangan yang mencakup sistem
akuntansi, terdiri dari metode dan catatan yang ditetapkan untuk
mengidentifikasi, mencatat dan melaporkan transaksi entitas (kejadian dan
kondisi) serta untuk mempertahankan akuntabilitas atas aktiva dan
kewajiban yang berkaitan.
Aktivitas pengawasan (Control Activities) merupakan kebijakan
dan prosedur yang diciptakan untuk mencapai tujuan perusahaan selain
Pada dasarnya aktivitas pengawasan adalah prosedur otorisasi yang
seharusnya dan jelas pembagian tugas yang jelas, perancangan dan
penggunaan dokumen yang seharusnya, pengamanan yang cukup atas
akses penggunaan aktiva dan catatannya, pengecekan pekerjaan secara
independen atas jumlah yang dicatat.
Berdasarkan uraian diatas, jelas terlihat bahwa pengawasan intern
mengalami suatu hal yang penting bagi manajemen peusahaan dalam
mencapai tujuan perusahaan. Dengan adanya pengawasan intern, maka
tujuan perusahaan dapat dilaksanakan dengan cepat. Hal-hal yang dapat
menghambat laju perkembangan perusahaan dapat dideteksi penyebabnya
dengan segera, hal ini disebabkan karena tujuan dari pengawasan intern
adalah menciptakan keandalan laporan keuangan, efektifitas dan efisiensi
operasi, ketaatan atas ketentuan dan peraturan yang berlaku, dan menjaga
kekayaan perusahaan.
Pemantauan (Monitoring) merupakan kebijakan dan prosedur yang
dibuat untuk membantu menjamin bahwa arahan manajemen telah
dijalankan dengan tepat dan benar. Ada banyak pemantauan potensial
yang bias digunakan oleh perusahaan. Salah satunya adalah pemantauan
akuntansi yang dirancang untuk memberikan jaminan yang masuk akal
bahwa tujuan aktivitas pengawasan telah dipenuhi sebagaimana mestinya.
Suatu prosedur dirancang untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan yang
Oleh karena itu, dalam suatu perusahaan diperlukan suatu sistem
yang dapat menangani kegiatan yang terjadi, salah satunya adalah
penanganan dalam akuntansi. Sistem akuntansi yang efektif dan efisiensi
harus mempertimbangkan pembuatan metode dan catatan transaksi yang
akan mengidentifikasi dan mencatat seluruh transaksi yang sah,
menggambarkan transaksi yang tepat waktu dan terperinci, mengukur nilai
transaksi yang tepat waktu dan terperinci, menentukan periode terjadinya
transaksi pada periode tertentu, menyajikan secara akurat dalam laporan
keuangan.
Untuk mencapai tujuan pengawasan intern, sistem akuntansi harus
berfungsi secara efektif sampai kepada pelaporan dan penggunaan sumber
daya yang ada. Pada konsep pengawasan intern didasarkan atas 2 premis
utama, yaitu tanggung jawab manajemen dan jaminan yang memadai. Hal
ini dilaksanakan melalui kewajiban dalam pemeliharaan catatan-catatan
yang memadai untuk menjaga harta dan menganalisa pembebasan
tanggung jawab.
Oleh sebab, itu setiap individu dalam menajemen perusahaan harus
diberi tanggung jawab untuk tugas dan fungsi tertentu. Alasan diberikan
tanggung jawab adalah karena:
1. Tanggung jawab harus ditetapkan secara jelas untuk menggambarkan
2. Apabila karyawan telah memahami secara jelas ruang lingkup
tanggung jawabnya, maka mereka akan terdorong bekerja lebih keras
untuk pengendalian tanggung jawab tersebut.
Untuk dapat mengawasi penerimaan kas perlu adanya
pemisahan fungsi pencatat dan pengelola kas. Adapun tujuan dari
pengawasan intern atas penerimaan kas adalah :
a. Untuk menjamin bahwa seluruh penerimaan kas benar diterima
dan dicatat.
b. Untuk menciptakan kegunaan sebesar-besarnya dari jumlah
uang yang diterima yang dimiliki oleh perusahaan.
c. Untuk membuktikan kewajaran, keberadaan kas yang
tercantum dalam neraca.
Dalam pengawasan intern penerimaan kas, perusahaan ini
telah melakukan pemisahan fungsi pencatat dan pengelola kas serta
membuat laporan penerimaan kas setiap harinya yang dilakukan
oleh Seksi Anggaran dan Keuangan dan Seksi Akuntansi. Untuk
pengawasan kas harus disesuaikan dengan keadaan khusus dari
suatu perusahaan. Pada umumnya sistem pengawasan intern
menolak praktek pencatatan kas dan penanganan uang kas berada
dalam satu tangan. Kemungkinan besar penyalahgunaan kas dapat
dikurangi apabila dua atau lebih pegawai bekerja sama dengan
Dengan diadakannya pemeriksaan intern kas dalam jangka waktu
yang tidak beraturan, dapat mendorong setiap pegawai melakukan
pekerjaannya dengan benar. Hal ini dapat dilakukan dengan cara analisa,
penilaian rekomendasi, dan komentar-komentar dengan terhadap kinerja
karyawan dan kegiatan operasi perusahaan.
D. Pengawasan Intern Pengeluaran Kas
Pengeluaran kas pada PT. PLN (Persero) Cabang Medan
bermacam-macam, terdapat banyak pos-pos untuk pengeluaran kas.
Pos-pos tersebut adalah sebagai berikut :
I. Tunjangan kerja
II. Pemeliharaan, yang meliputi :
a. Pemeliharaan gedung, antara lain :
1. Kantor
2. Gedung
3. Ruang dinas
b. Pemeliharaan kendaraan bermotor,
1. Sepeda motor
2. Mobil
3. STNK semua kendaraan
4. Sewa kendaraan bermotor
5. BBM Premium
c. Pemeliharaan peralatan,
2. Gedung
III. Beban lain-lain meliputi :
1. Honor dan biaya
2. Perlengkapan
3. Biaya pengolahan data dan penagihan
4. Rupa-rupa persediaan biaya dan servis kecil
5. Biaya satpam / keamanan
6. Perjalanan dinas
7. Pemakaian listrik, air, dan gas
8. Konsumsi
9. Alat keperluan kantor (alat tulis, fotokopi)
10.Biaya bank
11.Pajak / PBB
12.Asuransi
13.Penerbitan / ekshibisi
14.Lain-lain
Beban gaji karyawan tidak termasuk ke dalam
pengeluaran-pengeluaran diatas karena dilakukan system payroll (Sistem Penggajian)
ini sangat sederhana karena hanya untuk para pemula yang memerlukan
model pembanding penggajian ditempat kerja sekarang. Banyak model
sistem penggajian yang rumit dan canggih. Semua model sistem
kekurangan, tergantung mana yang lebih cocok untuk digunakan pada
perusahaan setempat.
Adapun pengertian dari System payroll (Sistem Penggajian) yaitu
sistem yang bekerjasama dengan pihak bank dengan cara mentransfer
langsung uang gaji karyawan ke rekening masing-masing karyawannya.
Dengan begini, akan mempermudah karyawan-karyawan dalam
mendapatkan hak mereka.
Untuk pembayaran biaya operasional dan biaya lain yang
berhubungan dengan kegiatan perusahaan biasanya menggunakan kas
yang ada di perusahaan, dimana setiap pengeluaran yang terjadi harus
disesuaikan dengan anggaran yang sudah ditetapkan dan tidak boleh
melebihi anggaran yang telah ditetapkan tersebut. Ini juga didukung oleh
bukti-bukti pendukung seperti bukti pembayaran kas dan pembayaran
bank. Kasir akan mengeluarkan kas sesuai dengan jumlah yang telah
ditentukan setelah disetujui dan ditandatangani oleh pejabat yang
berwenang. Untuk pengeluaran yang relatif kecil, perusahaan
menggunakan dana kas kecil (petty cash) yang dipegang oleh kasir. Dana
kas ini dipergunakan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran yang
relatif kecil jumlahnya.
Bila ditinjau mengenai pengeluaran kas yang dilakukan oleh
perusahaan dalam menetapkan sistem pengawasan yang sudah cukup baik.
Hal ini dapat dilihat dari :
pengeluaran kas, mencatat pengeluaran kas, serta yang memberikan
otorisasi atas pengeluaran kas.
2. Dalam setiap transaksi pengeluaran kas dibuatkan bukti kas untuk
menunjukkan berapa besar jumlah pengeluaran kas dan kepada siapa
kas tersebut dibayarkan.
3. Setiap transaksi pengeluaran kas, kasir langsung mencatat
pengeluaran tersebut dalam buku kas harian.
4. Otorisasi pejabat yang berwenang dalam melaksanakan transaksi
pengeluaran kas. Dalam hal ini jika dana kas yang jumlahnya sampai
dengan lima juta rupiah yang berwenang mengotorisasi bukti
pengeluaran baik kas atau bank yaitu Manager Supervisor
Administrasi Keuangan dan Manager Bagian Keuangan, sedangkan
jika pengeluaran diatas lima juta rupiah yang berwenang
mengotorisasinya adalah General Manager (GM) dan Manager
Supervisor Administrasi Keuangan.
5. Digunakan kartu registrasi harian kas untuk memperlihatkan
kesesuaian jumlah fisik dana kas yang tersedia di kasir dengan yang
tercatat di buku kas perusahaan.
E. Pengawasan Intern Penerimaan Kas
Setiap perusahaan mempunyai sumber penerimaan kas, baik yang
bersifat rutin maupun tidak. Dengan adanya prosedur penerimaan kas yang
diklasifikasikan secara tepat dan akurat dengan didukung oleh bukti
penerimaan kas.
Untuk setiap bukti penerimaan kas berisikan :
1. Tanggal penerimaan.
2. Nama orang atau perusahaan yang melaksanakan pembayaran.
3. Berapa jumlah uang diterima.
4. Transaksi apa yang berhubungan dengan penerimaan itu.
5. Nama orang/kasir yang menerima kas tersebut.
Pada PT.PLN (Persero) Cabang Medan, bukti penerimaan kas
dibuat rangkap empat, yaitu :
a. Lembar pertama untuk Seksi Akuntansi.
b. Lembar kedua untuk Seksi Keuangan.
c. Lembar ketiga untuk Kasir.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan sebelumnya, maka penulis menarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Kas merupakan aktiva lancar dan memegang peranan penting dalam
menjalankan operasi perusahaan dan oleh karena itu perusahaan telah
membuat suatu sistem pengawasan intern atas penerimaan dan
pengeluaran kas.
2. PT. PLN (Persero) Cabang Medan melakukan pemisahan fungsi
penerimaan kas, pencatatannya, dan penyimpanan kas. Hal ini
dilakukan perusahaan mengingat kas merupakan aktiva yang mudah
disalah gunakan tanpa adanya bukti kepemilikan.
3. Dalam hal penerimaan maupun pengeluaran kas pada PT. PLN
(Persero) Cabang Medan harus didasarkan pada bukti-bukti dan
diotorisasi oleh manajer keuangan. Dengan demikian perusahaan
mampu mewujudkan pengawasan terhadap kas.
4. Struktur organisasi yang digunakan oleh PT. PLN (Persero) Cabang
Medan adalah sistem garis lurus staff (staff line) yaitu, aliran perintah
dan pengawasan datang dari pemimpin tertinggi yaitu general manager
dan selanjutnya mengalir ke bawah yaitu deputi manajer
yang berfungsi sebagai ahli dalam bidang tertentu dan dapat memberi
pendapat kepada kepala cabang.
5. Setiap penerimaan dan pengeluaran kas mempunyai bukti-bukti yang
ditanda tangani oleh pejabat-pejabat yang berwenang.
6. Segala bentuk pengeluaran dilakukan dengan menggunakan bukti
kas/bank, cek, dan dana kas kecil untuk pengeluaran yang jumlahnya
relatif kecil.
7. Sebagai alat bantu dalam melakukan pengawasan intern, PT. PLN
(Persero) Cabang Medan membuat suatu anggaran kas yang berisi
rencana penerimaan dan pengeluaran kas.
8. Tidak adanya bagian yang dibentuk dalam perusahaan yang bertugas
untuk melakukan pemeriksaan terhadap kasir dalam mengelola kas
kecil.
9. Dalam pembayaran gaji pegawai perusahaan bekerjasama dengan
bank, selanjutnya bank langsung mentransfer gaji ke rekening
masing-masing karyawan.
B. Saran
Dari kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka penulis
mencoba memberikan saran yang mungkin berguna untuk diterapkan bagi
pemimpin perusahaan dalam mengambil keputusan dan sebagai bahan
pertimbangan di masa yang akan datang. Adapun saran yang diberikan
1. Sistem pengawasan intern penerimaan dan pengeluaran kas pada
PT.PLN (Persero) Cabang Medan telah berjalan dengan efektif.
Sebaiknya perusahaan dapat mempertahankan dan lebih meningkatkan
pengawasan intern kas mengingat perkembangan zaman dan teknologi
yang semakin pesat yang memicu kebutuhan pribadi yang semakin
meningkat pula sehingga dapat mendorong seseorang untuk berbuat
kecurangan.
2. Pengawasan intern terhadap kas yang telah diterapkan pada perusahaan
ini hendaknya lebih dipantau secara teratur guna mendeteksi
kelemahan-kelemahan yang ada, sehingga dapat ditemukan solusi
untuk segera diadakan perbaikan.
DAFTAR PUSTAKA
Ikatan Akuntan Indonesia, 2007. Standar Akuntansi Keuangan, Edisi Revisi, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Mulyadi, 2001. Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan ketiga, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Munawir, S, 2002, Pokok-Pokok Akuntansi, Edisi Pertama, PT. Bima Pena Pariwara,Yogyakarta.
Pedoman Magang Diploma Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Pedoman Magang PT. PLN (Persero) Cabang Medan.
Pedoman Karya Ilmiah dan Tugas Akhir.
Soemarso S, R, 2004, Akuntansi Suatu Pengantar, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Warren, Carls, S, Reeve, Philip, E, Fees, 2005. Prinsip-Prinsip Akuntansi,