• Tidak ada hasil yang ditemukan

Opini Masyarakat Terhadap Kegiatan CSR Perusahaan (Studi Deskriptif Kuantitatif Mengenai Opini Masyarakat Kelurahan Sari Rejo Medan Terhadap Kegiatan Corporate Social Responsibility PT. Jamsostek (Persero) Kanwil I Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Opini Masyarakat Terhadap Kegiatan CSR Perusahaan (Studi Deskriptif Kuantitatif Mengenai Opini Masyarakat Kelurahan Sari Rejo Medan Terhadap Kegiatan Corporate Social Responsibility PT. Jamsostek (Persero) Kanwil I Medan)"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

OPINI MASYARAKAT

TERHADAP KEGIATAN CSR PERUSAHAAN

(Studi Deskriptif Kuantitatif Mengenai Opini Masyarakat Kelurahan

Sari Rejo Medan Terhadap Kegiatan Corporate Social Responsibility PT. Jamsostek (Persero) Kanwil I Medan)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S1) di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi

O

L

E

H

MELATI ELISABET NAPITUPULU

080904106

PROGRAM STUDI HUMAS

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan penyertaanNya yang selalu mengiringi langkah hidup penulis hingga

dapat mengecap bangku perkuliahan dan menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Opini Masyarakat Terhadap Kegiatan CSR Perusahaan” sebagai salah satu

persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata I Departemen Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU. Penulis menghaturkan terimakasih

yang tak terhingga kepada kedua orang tua terkasih yang telah banyak

memberikan kritik dan saran, serta mengorbankan waktu dan tenaganya untuk

memberi dukungan semangat bagi penulis. Semoga doa dan harapan mulia beliau

terhadap kehidupan penulis bisa terwujud seturut kehendak Yang Maha Kuasa.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan pula ucapan terimakasih

dengan setulus hati kepada semua pihak terkait yang sudah memberi dukungan

untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, yakni :

1. Bapak Dekan FISIP USU Prof.Badaruddin,M.Si beserta seluruh jajarannya.

2. Ketua Dept. Ilmu Komunikasi FISIP USU, Ibu Dra. Fatmawardy Lubis, M.A.

3. Sekretaris Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU, Ibu Dra. Dayana, M.Si.

4. Ibu Dra. Rusni, M.A sebagai dosen pembimbing yang dengan sabar sudah

membimbing penulis.

(3)

6. Kelurahan dan seluruh masyarakat Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan

Polonia yang bersedia meluangkan waktunya untuk mendukung penelitian ini.

7. Keluargaku tercinta, Drs. Pahala Napitupulu, Dra. Yuliawati Maduwu, Bani

Praseto Napitupulu, dan pamanku Thomas Maduwu, S.E dan keluarganya

beserta seluruh keluarga besar kami. Mereka semua adalah semangatku untuk

terus maju dan sukses.

8. Kepada sahabat-sahabat yang sudah menambah warna baru dalam kehidupan

penulis dan juga membakar semangat bagi penulis untuk terus belajar dan

berprestasi, yaitu Nindita Pricilia, Astrid Marpaung, Chacha Sagala, Desniar

Damanik, Ella Tobing, Gita Kristesia, Kezia Sinaga, Yohanes Gultom, dan

Max Wilander.

9. Terimakasih kepada Djarum Foundation (Beswan Djarum 2010/2011) yang

telah memberi kesempatan beasiswa dan sangat mendukung penulis baik biaya

maupun softskill.

10.Semangat berjuang kubagikan pula kepada seluruh sahabat di FISIP USU

khususnya sahabat-sahabat Ilmu Komunikasi 2008 termasuk IMAJINASI dan

semua yang tidak dapat kusebutkan satu per satu. Terimakasih sahabat.

Medan, Desember 2011

(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………i

DAFTAR ISI ……..……….……….iii

ABSTRAKSI ………..………...v

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah……….1

1.2 Perumusan Masalah………....5

1.3 Pembatasan Masalah………..6

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian……….6

1.5 Kerangka Teori………...………7

2.1.1. Faktor Penunjang Komunikasi Efektif……….24

2.1.2. Hambatan Komunikasi……….…..27

2.1.3. Tujuan Komunikasi………28

2.1.4. Dampak Komunikasi………..29

2.2 Corporate Social Responsibility………...29

2.2.1. Lingkup CSR……….……..30

2.2.2. Bentuk Implementasi CSR……….33

2.2.3. Dampak Kegiatan CSR………..34

2.3 Opini Publik……….………..36

2.3.1. Karakter Opini Publik………37

2.4 Model S-O-R……….……….40

(5)

3.1 Gambaran Umum Perusahaan………43

3.1.1. Sejarah PT.Jamsostek (Persero) Kanwil I Medan………...43

3.1.2. Visi dan Misi………44

3.1.3. Filosofi Jamsostek………...45

3.1.4. Program Divisi Khusus………...45

3.1.5. Jenis-jenis Kegiatan CSR Jamsostek…46 3.1.6. Program CSR Jamsostek di Kel.Sari Rejo………...48

3.2 Deskripsi Lokasi Penelitian………..48

3.2.1. Letak Geografis……….……..48

3.2.2. Kondisi Demografi……….…….49

3.3 Metode Penelitian……….….51

3.4 Populasi dan Sampel……….51

3.4.1. Populasi………....51

3.4.2. Sampel………..52

3.5 Lokasi dan Waktu Penelitian………...53

3.6 Teknik Penarikan Sampel………....53

3.7 Teknik Pengumpulan Data………..54

3.8 Teknik Analisis Data……….55

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data………56

4.2 Teknik Pengolahan Data………..57

4.3 Analisis Tabel Tunggal……….58

4.3.1. Kegiatan CSR Jamsostek Medan….….64 4.3.1.1. Strengthening Economies…....64

4.3.1.2. Assesing Social Cohesion…….65

4.3.1.3. Protecting Environment……..67

4.3.2. Opini Masyarakat Kel.Sari Rejo……...70

4.3.2.1. Belief………..70

4.3.2.2. Attitude………..71

4.3.2.3. Peception………...73

4.4 Pembahasan……….……..79

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………81

5.1 Kesimpulan………...81

5.2 Saran……….82

(6)

ABSTRAKSI

Niat tulus yang diwujudkan dengan implementasi program pemberdayaan masyarakat secara professional saat ini dikenal dengan nama “tanggung jawab sosial perusahaan” atau corporate social responsibility. Dalam perkembangannya, istilah corporate social responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial kini sudah semakin populer di kalangan masyarakat dan perusahaan dengan semakin meningkatnya praktek tanggung jawab sosial perusahaan, dan diskusi-diskusi global, regional dan nasional tentang CSR. Pada implementasinya, kegiatan tanggung jawab sosial atau CSR merupakan kegiatan dalam bentuk memberi

bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan (charity) dan sekaligus bagian

dari kegiatan bisnis pula. Undang-Undang Pasal 74 UU No.40 Tahun 2007 mengenai Perseroan Terbatas menyatakan perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan atau berkaitan dengan segala sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Dan salah satu perusahaan perseroan terbatas (PT) yang menyelenggarakan kegiatan tanggung jawab itu adalah PT. Jamsostek (Persero). Kehadiran berbagai program CSR yang ditawarkan perusahaan diharapkan tidak hanya semata-mata sebagai strategi pemasaran yang tersembunyi. Nilai yang lebih penting daripada itu adalah seberapa bermaknakah program-program sosial yang dilaksanakan. Ada beberapa pihak yang tidak menomorsatukan CSR di dalam proses perkembangan perusahaannya, dan ada pula hanya melaksanakan kegiatan CSR sebagai suatu kewajiban sebuah perusahaan semata, namun mereka tidak pernah memperkirakan seberapa bermanfaatnya kegiatan yang diadakan, sedalam apa kegiatan sosial tersebut menyentuh benak masyarakat, atau tepat-tidak tepatkah program yang dilaksanakan dan sebagainya yang pada akhirnya mampu mempengaruhi opini masyarakat. Dengan adanya pendapat perusahaan dapat mengevaluasi sejauhmana perusahaan mampu menarik perhatian yang diharapkan dari masyarakatnya. Opini publik dewasa ini sangat berpengaruh bagi eksistensi suatu lembaga termasuk citra lembaga itu sendiri di mata masyarakat. Untuk itu, opini menjadi hal yang begitu berharga untuk dibentuk dan dijaga terlebih pada opini-opini positif yang tentunya menguntungkan bagi suatu lembaga atau perusahaan.

(7)

ABSTRAKSI

Niat tulus yang diwujudkan dengan implementasi program pemberdayaan masyarakat secara professional saat ini dikenal dengan nama “tanggung jawab sosial perusahaan” atau corporate social responsibility. Dalam perkembangannya, istilah corporate social responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial kini sudah semakin populer di kalangan masyarakat dan perusahaan dengan semakin meningkatnya praktek tanggung jawab sosial perusahaan, dan diskusi-diskusi global, regional dan nasional tentang CSR. Pada implementasinya, kegiatan tanggung jawab sosial atau CSR merupakan kegiatan dalam bentuk memberi

bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan (charity) dan sekaligus bagian

dari kegiatan bisnis pula. Undang-Undang Pasal 74 UU No.40 Tahun 2007 mengenai Perseroan Terbatas menyatakan perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan atau berkaitan dengan segala sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Dan salah satu perusahaan perseroan terbatas (PT) yang menyelenggarakan kegiatan tanggung jawab itu adalah PT. Jamsostek (Persero). Kehadiran berbagai program CSR yang ditawarkan perusahaan diharapkan tidak hanya semata-mata sebagai strategi pemasaran yang tersembunyi. Nilai yang lebih penting daripada itu adalah seberapa bermaknakah program-program sosial yang dilaksanakan. Ada beberapa pihak yang tidak menomorsatukan CSR di dalam proses perkembangan perusahaannya, dan ada pula hanya melaksanakan kegiatan CSR sebagai suatu kewajiban sebuah perusahaan semata, namun mereka tidak pernah memperkirakan seberapa bermanfaatnya kegiatan yang diadakan, sedalam apa kegiatan sosial tersebut menyentuh benak masyarakat, atau tepat-tidak tepatkah program yang dilaksanakan dan sebagainya yang pada akhirnya mampu mempengaruhi opini masyarakat. Dengan adanya pendapat perusahaan dapat mengevaluasi sejauhmana perusahaan mampu menarik perhatian yang diharapkan dari masyarakatnya. Opini publik dewasa ini sangat berpengaruh bagi eksistensi suatu lembaga termasuk citra lembaga itu sendiri di mata masyarakat. Untuk itu, opini menjadi hal yang begitu berharga untuk dibentuk dan dijaga terlebih pada opini-opini positif yang tentunya menguntungkan bagi suatu lembaga atau perusahaan.

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kerelaan menyisihkan sebagian keuntungan perusahaan untuk melakukan

aktivitas kedermawanan sosial dipastikan tidak akan berhasil mengubah

kehidupan masyarakat sekitar ke arah yang lebih baik atau lebih sejahtera tanpa

implementasi (tindakan nyata). Niat yang tulus harus diimplementasikan dalam

aktivitas pemberdayaan masyarakat. Niat tulus yang diwujudkan dengan

implementasi program pemberdayaan masyarakat secara professional saat ini

dikenal dengan nama “tanggung jawab sosial perusahaan” atau corporate social

responsibility.

CSR dalam sejarah modern dikenal sejak Howard R. Bowen menerbitkan

bukunya berjudul Social Responsibilities of the Businessman. Buku yang

diterbitkan di Amerika Serikat itu menjadi buku terlaris di kalangan dunia usaha

pada era 1950-1960. Pengakuan publik terhadap prinsip-prinsip tanggung jawab

sosial yang akan dikemukakan Bowen membuat dirinya dinobatkan secara

aklamasi sebagai bapak CSR. Dalam periode 1970 sampai 1980 definisi tentang

CSR lebih diperluas lagi oleh Archi Carrol yang sebelumnya telah merilis

bukunya tentang perlunya dunia usaha meningkatkan kualitas hidup masyarakat

agar menjadi penunjang eksistensi perusahaan. Dalam dekade 1980 berbagai

lembaga riset mulai melakukan penelitian tentang manfaat CSR bagi perusahaan

(9)

Amerika bernama Thomas Jones adalah tokoh yang banyak menulis tentang CSR

di berbagai media massa sejak 1980 dan pemikirannya kemudian menjadi acuan

di berbagai negara.

Dalam perkembangannya, istilah corporate social responsibility (CSR)

atau tanggung jawab sosial kini sudah semakin populer di kalangan masyarakat

dan perusahaan dengan semakin meningkatnya praktek tanggung jawab sosial

perusahaan, dan diskusi-diskusi global, regional dan nasional tentang CSR. Seolah

tidak bisa dipungkiri, kegiatan ini merupakan suatu keharusan bagi perusahaan

untuk diimplementasikan, ditambah lagi dengan adanya hukum yang mengatur

pelaksanaan program CSR pada perusahaan. Pada implementasinya, kegiatan

tanggung jawab sosial atau CSR merupakan kegiatan dalam bentuk memberi

bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan (charity) dan sekaligus bagian

dari kegiatan bisnis pula. Maka tidak heran apabila kegiatan CSR sering dikaitkan

dengan kegiatan kehumasan dan community development (comdev). Namun

sebagai kegiatan bisnis, dewasa ini mulai muncul mashab baru yang mengkaitkan

CSR dengan bisnis itu sendiri. Artinya CSR bisa berjalan sejalan dengan kegiatan

usaha. Di satu sisi ia membagi-bagikan kesejahteraan, membangun komunitas,

membuat komunitasnya lebih mandiri dan sehat, dan di sisi lain mereka menjadi

pasar bagi perusahaan.

Aturan pelaksanaan CSR dewasa ini tidak berdiri sendiri namun ada

Undang-Undang yang menopangnya. Undang-Undang Pasal 74 UU No.40 Tahun

2007 mengenai Perseroan Terbatas menyatakan perseroan yang menjalankan

kegiatan usahanya di bidang dan atau berkaitan dengan segala sumber daya alam

(10)

perusahaan perseroan terbatas (PT) yang menyelenggarakan kegiatan tanggung

jawab itu adalah PT. Jamsostek (Persero). Perusahaan BUMN (Badan Usaha

Milik Negara) ini bergerak di bidang penyediaan jasa jaminan sosial bagi tenaga

kerja Indonesia. Dengan persetujuan DPR RI, Pemerintah UU No.3 tahun 1992

tentang Jamsostek yang mengatur pemberian jaminan kecelakaan kerja, jaminan

kematian, jaminan hari tua, dan jaminan pemeliharaan kesehatan sebagai

perlindungan dasar bagi tenaga kerja dan keluarganya dalam menghadapi

risiko-risiko sosial-ekonomi, dan mengurangi ketidakpastian masa depan. Dalam

pelaksanaannya, kegiatan CSR di perusahaan layanan jasa ini menjadi program

tetap yang ditangani oleh divisi Program Khusus. Peran divisi Program Khusus

pada PT. Jamsostek (Persero) memiliki tanggung jawab penuh atas seluruh

rangkaian pelaksanaan kegiatan CSR perusahaan mulai dari perencanaan,

publikasi, hingga dokumentasi.

Kehadiran berbagai program CSR yang ditawarkan perusahaan diharapkan

tidak hanya semata-mata sebagai strategi pemasaran yang tersembunyi. Nilai yang

lebih penting daripada itu adalah seberapa bermaknakah program-program sosial

yang dilaksanakan. Ada beberapa perusahaan yang tidak menomorsatukan CSR di

dalam proses perkembangan perusahaannya, dan ada pula hanya melaksanakan

kegiatan CSR sebagai suatu kewajiban sebuah perusahaan semata, namun mereka

tidak pernah memperkirakan seberapa bermanfaatkah kegiatan yang diadakan,

sedalam apa kegiatan sosial tersebut menyentuh benak masyarakat, atau

tepat-tidak tepatkah program yang dilaksanakan dan sebagainya yang pada akhirnya

(11)

Berkaitan dengan perencanaan hingga pelaksanaan kegiatan CSR,

pendapat masyarakat merupakan barometer penting bagi perusahaan, karena

dengan adanya pendapat perusahaan dapat mengevaluasi sejauhmana perusahaan

mampu menarik perhatian yang diharapkan dari masyarakatnya. Setiap individu

bebas mengeluarkan opininya terhadap sesuatu objek tertentu begitu juga dengan

opini masyarakat terhadap suatu lembaga. Opini dapat diekspresikan secara positif

atau bahkan negatif. Pada era demokrasi saat ini, opini menjadi dipandang penting

bagi beberapa pihak khususnya pihak yang banyak menjalin hubungan dengan

publik (masyarakat luas) seperti badan pemerintahan, bahkan semakin meluas ke

berbagai aspek yang ada di dalam masyarakat. Opini publik dewasa ini sangat

berpengaruh bagi eksistensi suatu lembaga termasuk citra lembaga itu sendiri di

mata masyarakat. Untuk itu, opini menjadi hal yang begitu berharga untuk

dibentuk dan dijaga terlebih pada opini-opini positif yang tentunya

menguntungkan bagi suatu lembaga atau perusahaan.

Hal tersebut tidak diabaikan oleh PT. Jamsostek (Persero) Kanwil I

Medan. Kegiatan CSR saat ini merupakan salah satu bentuk dari loyalitas

perusahaan terhadap lingkungan perusahaan untuk membentuk dan

mempertahankan opini yang baik di kalangan masyarakat. Tidak hanya menjaga

eksistensi, tapi juga loyalitas PT. Jamsostek (Persero) dalam tanggung jawabnya

turut mensejahterakan masyarakat Indonesia. Sedangkan penyebaran kegiatan

CSR di daerah-daerah, PT. Jamsostek (Persero) melakukan beberapa program

kerja sosial. Seperti halnya di Kanwil I Medan, kegiatan yang dilakukan dalam

usaha melakukan pembentukan opini masyarakat, PT. Jamsostek (Persero)

(12)

pada bidang kemasyarakatan seperti pemberian modal bagi UMKM (Usaha Mikro

Kecil dan Menengah), dan yang terakhir kali dilaksanakan salah satunya adalah

program mudik gratis yang disediakan bagi para tenaga kerja yang bekerjasama

dengan PT. Jamsostek (Persero) Kanwil I Medan. Yang membuat peneliti ingin

memahami opini masyarakat Kelurahan Sari Rejo yakni penduduk daerah ini

memiliki tingkat pendidikan dan ekonomi dibawah rata-rata sehingga tidak jarang

menjadi pusat perhatian para penggiat CSR lembaga atau perusahaan. Selain itu,

terdapat banyak para pekerja seperti karyawan dan buruh pabrik yang terdapat di

daerah ini yang mayoritas mengenal keberadaan PT.Jamsostek (Persero).

Kemudian, beberapa program kegiatan sosial PT. Jamsostek (Persero) Kanwil I

Medan baru saja diwujudkan di kelurahan yang bersangkutan ini, salah satunya

seperti memberikan dana bantuan pembangunan rumah-rumah ibadah seperti

mesjid dan gereja di beberapa titik di Kelurahan Sari Rejo.

Oleh karena itu, peneliti tertarik melakukan studi deskriptif mengenai

opini masyarakat Kelurahan Sari Rejo terhadap kegiatan CSR (tanggung jawab

sosial) PT. Jamsostek (Persero) Kanwil I Medan untuk menggambarkan

bagaimanakah opini yang terbentuk pada masyarakat atas kegiatan-kegiatan CSR

yang dilakukan perusahaan.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

“Bagaimanakah opini masyarakat Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia

(13)

1.3. Pembatasan Masalah

Agar ruang lingkup penelitian tidak terlalu luas sehingga dapat

mengaburkan penelitian, maka peneliti membuat pembatasan masalah yang akan

diteliti. Adapun pembatasan masalah tersebut yakni sebagai berikut :

1. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan metodologi kuantitatif. Jadi, di dalam

penelitian ini peneliti akan memaparkan dan menggambarkan suatu peristiwa

secara sistematis, serta diwujudkan ke dalam bentuk angka sehingga lebih

jelas. Fokus penelitian adalah untuk melihat bagaimana opini masyarakat

yang pernah merasakan ataupun mengetahui program CSR PT. Jamsostek

Kanwil I Medan.

2. Objek penelitian yang menjadi narasumber adalah masyarakat Kelurahan Sari

Rejo (dengan usia 20 tahun ke atas) yang pernah ikut serta ataupun

mengetahui program CSR PT. Jamsostek Kanwil I Medan.

3. Opini yang dikumpulkan difokuskan pada pelaksanaan program CSR PT.

Jamsostek Kanwil I Medan sepanjang tahun 2010.

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian atau riset pasti memiliki tujuan-tujuan tertentu yang akan

dicapai. Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui kegiatan-kegiatan tanggung jawab sosial (CSR) PT.

(14)

2. Untuk mengetahui opini masyarakat Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan

Polonia terhadap program CSR PT. Jamsostek (Persero) Kanwil I Medan.

1.4.2. Manfaat Penelitian

Adapun beberapa hal yang menjadi manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan mampu memperluas pengetahuan

dalam bidang ilmu komunikasi khususnya bagi mahasiswa Departemen Ilmu

Komunikasi FISIP Universitas Sumatera Utara.

2. Secara teoritis, penelitian ini kiranya dapat menambah pengetahuan dan

wawasan peneliti maupun mahasiswa lainnya terhadap pengetahuan akan

opini dan program CSR sebagai bagian dari ilmu komunikasi khususnya

dalam konsentrasi hubungan masyarakat.

3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi

dalam memahami opini masyarakat, pelaksanaan program CSR perusahaan,

dan opini masyarakat terhadap program CSR perusahaan yang saat ini

semakin dikenal di kalangan perusahaan dan masyarakat.

1.5. Kerangka Teori

Teori dalam suatu penelitian mempunyai fungsi untuk membantu peneliti

dalam menerangkan fenomena sosial atau fenomena alami yang menjadi pusat

perhatiannya (Kriyantono,2010:43). Dalam setiap penelitian, peneliti memerlukan

kejelasan titik tolak atau landasan berpikir dalam menyoroti masalahnya. Untuk

(15)

menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti (Nawawi,

1991:39-40).

Adapun teori-teori yang dianggap relevan oleh peneliti berkaitan dengan

penelitian ini adalah :

1.5.1. Komunikasi

Kata ‘komunikasi’ atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari

kata latin yang berarti ‘sama’, communico, communication, atau communicare

yang berarti ‘membuat sama’ (to make common). Definisi komunikasi secara

umum adalah suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan dan

pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri seseorang dan atau di antara dua atau

lebih dengan tujuan tertentu. Definisi tersebut memberikan beberapa pengertian

pokok yaitu komunikasi adalah suatu proses mengenai pembentukan,

penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan. Setiap pelaku komunikasi

dengan demikian akan melakukan empat tindakan: membentuk, menyampaikan,

menerima, dan mengolah pesan. Keempat tindakan tersebut lazimnya terjadi

secara berurutan. Membentuk pesan artinya menciptakan sesuatu ide atau

gagasan. Ini terjadi di dalam benak seseorang melalui proses kerja sistem syaraf.

Pesan yang telah terbentuk ini kemudian disampaikan kepada orang lain baik

secara langsung ataupun tidak. Ketika seseorang menerima pesan yang

disampaikan oleh orang lain, maka pesan yang diterimanya kemudian akan diolah

melalui sistem syaraf dan diinterpretasikan. Setelah diinterpretasikan, pesan

(16)

tersebut. Apabila ini terjadi, maka si orang tersebut kembali akan membentuk dan

menyampaikan pesan baru.

Komunikasi memiliki beberapa fungsi yang salah satunya adalah sebagai

komunikasi sosial. Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya

mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri,

aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan,

terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat

menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain (Mulyana, 2005:5).

Komunikasi memungkinkan individu membangun suatu kerangka rujukan dan

menggunakannya sebagai panduan untuk menafsirkan situasi apapun yang ia

hadapi. Komunikasi selanjutnya menghasilkan konsep diri. Konsep diri adalah

pandangan mengenai siapa diri kita, dan itu hanya bias kita peroleh lewat

informasi yang diberikan orang lain kepada kita. Manusia yang tidak pernah

berkomunikasi dengan manusia lainnya tidak mungkin mempunyai kesadaran

bahwa dirinya adalah manusia. Sama halnya dengan sebuah perusahaan, ia tidak

dapat mengukur, menilai, atau merefleksikan sejauh mana eksistensi atau dampak

perusahaannya jika tidak diukur melalui opini (yang merupakan hasil dari

komunikasi).

Secara paradigmatis, komunikasi merupakan proses penyampaian pesan

oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau mengubah sikap

(attitude), pendapat (opinion), dan perilaku (behaviour), baik langsung secara

lisan maupun tidak langsung melalui media massa (Effendy, 2002:2-4), dan salah

satu cara untuk menyampaikan pesan tersebut adalah melalui program kegiatan

(17)

1.5.2. Corporate Social Responsibility (Tanggung Jawab Sosial)

Corporate Social Responsibility (Tanggung Jawab Sosial) adalah

komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan

ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial

perusahaan dan menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap

aspek ekonomis, sosial, dan lingkungan (Untung, 2008:1). Keberadaan

perusahaan idealnya bermanfaat untuk masyarakat sekitar. Menurut Untung,

prinsip dasar CSR adalah memberdayakan masyarakat setempat yang notabene

miskin agar terbebas dari kemiskinan. Bantuan yang dilakukan oleh perusahaan

kepada masyarakat umumnya berupa bantuan dalam bidang pendidikan,

kesehatan, kelompok usaha mandiri, dan lain sebagainya. Program yang

dilaksanakan beragam pula, ada yang berdasarkan kesepakatan dengan warga

setempat, atau dari keinginan perusahaan yang bersangkutan. Di Indonesia,

kegiatan CSR secara gencar dikampanyekan oleh Indonesia Business Link (IBL).

Dalam kampanye ini dipaparkan lima pilar aktivitas CSR berdasarkan pernyataan

Princess of Wales Foundation yaitu :

1) Building human capital

Berkaitan dengan internal perusahaan untuk menciptakan SDM (sumber daya manusia) yang handal. Di sisi lain, perusahaan juga dituntut melakukan pemberdayaan masyarakat.

2) Strengthening economies

Perusahaan harus memberdayakan ekonomi masyarakat sekitarnya, agar terjadi pemerataan kesejahteraan.

3) Assesing social cohesion

Upaya menjaga keharmonisan dengan masyarakat sekitar agar tidak menimbulkan konflik.

4) Encouraging good governance

Perusahaan dalam menjalankan bisnisnya mengacu pada good corporate governance (GCG)

(18)

Mengharuskan perusahaan untuk menjaga lingkungan sekitarnya. (Rahman, 2009:13)

Kata ‘sosial’ yang terdapat pada kalimat ‘tanggung jawab sosial’ sering

diinterpretasikan dengan kedermawanan. Sesungguhnya CSR terkait dengan

sustainability dan acceptability, artinya diterima dan berkelanjutan untuk berusaha

di suatu tempat dalam jangka panjang. Jadi, kegiatan CSR juga dilihat dalam

lingkup stakeholders atau dimana suatu perusahaan berada. Kegiatan CSR tidak

semata-mata hanya diukur dari berapa banyak materi yang dikeluarkan, akan

tetapi ada sesuatu yang tidak dapat dinilai dengan uang yakni bersifat intangible.

Nilai intangible tersebut yaitu sampai sejauhmana suatu perusahaan aktif dan

proaktif dengan lingkungan sekitarnya (Untung, 2008:10). Nilai intangible (tidak

tampak) inilah yang mempengaruhi efektivitas keseluruhan kegiatan tanggung

jawab sosial (CSR) yang diterapkan pada masyarakat sehingga memberi pengaruh

pula pada opini mereka (masyarakat).

1.5.3. Opini Publik (Public Opinion)

Opini merupakan bentuk pengetahuan mengenai benda, peristiwa atau

orang yang tidak jelas benar, kurang kritis, subjektif dan kebetulan sifatnya

(Kartono, 1994:292). Opini yang dimiliki setiap orang berbeda-beda berdasarkan

latar belakang yang dimilikinya seperti usia, pendidikan, jenis kelamin, atau latar

belakang budaya. Lebih luasnya opini disebut sebagai pendapat, ide atau pikiran

untuk menjelaskan kecenderungan atau preferensi tertentu

terhadap

mendapatkan pemastian atau pengujian, dapat pula merupakan sebuah pernyataan

(19)

serta tidak dapat langsung ditentukan misalnya menurut

1

Opini dapat dinyatakan melalui perilaku, sikap tindak, mimik muka atau

bahasa tubuh (body language) atau berbentuk simbol-simbol tertulis berupa

pakaian yang dikenakan, makna sebuah warna. Untuk memahami opini seseorang

dan publik tersebut, menurut R.P. Abelson (1968) bukanlah perkara yang mudah

karena berkaitan dengan unsur-unsur pembentuknya, yaitu :

Sedangkan ‘publik’ merupakan masyarakat luas yang ada disekitar kita,

dalam hal ini masyarakat disekitar perusahaan. Publik merupakan kelompok yang

tidak merupakan kesatuan. Interaksi terjadi secara tidak langsung melalui alat-alat

komunikasi, seperti pembicaraan-pembicaraan pribadi yang berantai, melalui

desas-desus, melalui surat kabar, radio, televisi, dan film. Alat-alat penghubung

ini memungkinkan publik mempunyai pengikut yang lebih luas dan lebih besar

jumlahnya. Publik dapat didefinisikan sebagai sejumlah orang yang mempunyai

minat, kepentingan, atau kegemaran yang sama.

Penggabungan dua kata diatas yaitu ‘opini publik’ saat ini semakin sering

dibicarakan. Opini publik secara luas dapat dianggap sebagai pandangan umum

yang dipegang oleh sebagian besar masyarakat. Istilah opini publik dapat

dipergunakan untuk menandakan setiap pengumpulan pendapat yang

dikemukakan individu-individu (Olii, 2007:20). Menurut Santoso Sastropoetro

(1990) istilah opini publik sering digunakan untuk menunjuk kepada

pendapat-pendapat kolektif dari sejumlah besar orang.

1

(20)

1. Kepercayaan mengenai sesuatu (belief)

2. Apa yang sebenarnya dirasakan untuk menjadi sikapnya (attitude)

3. Persepsi (perception), yaitu sebuah proses memberikan makna yang

berakar dari beberapa faktor, yakni :

a. Latar belakang budaya, kebiasaan dan adat istiadat yang dianut

seseorang / masyarakat

b. Pengalaman masa lalu seseorang / kelompok tertentu menjadi landasan

ataupendapat atau pandangan

c. Nilai-nilai yang dianut (moral, etika, dan keagamaan yang dianut atau nilai-nilai yang berlaku di masyarakat)

d. Berita-berita dan pendapat-pendapat yang berkembang yang kemudian

mempunyai pengaruh terhadap pandangan seseorang. Bisa diartikan berita-berita yang dipublikasikan itu dapat sebagai pembentuk opini masyarakat (Cutlip, 2006:242)

Astrid (1975) meninjau opini publik dari segi ilmu jiwa sosial, menurut

Leonard W. Doob, opini publik mempunyai hubungan yang erat dengan sikap

manusia, yaitu sikap pribadi atau sikap kelompok. Doob selanjutnya menyatakan

bahwa opini publik adalah sikap pribadi seseorang ataupun sikap kelompok, maka

sebagian sikapnya ditentukan oleh pengalaman dari dan dalam kelompoknya. Jadi,

sikap-sikap inilah yang dipengaruhi oleh tiga unsur yang telah disebutkan

sebelumnya yaitu kepercayaan, apa yang sebenarnya pernah dirasakan oleh

seseorang, dan persepsi. Hal tersebut secara jelas mempengaruhi sikap seseorang

sehingga pada akhirnya menghasilkan opini yang beragam. Adapun karakteristik

dari opini adalah mempunyai arah, mempunyai isi informasi, bersifat stabil, dan

(21)

1.5.4. Model S-O-R

S-O-R merupakan singkatan dari Stimulus-Organism-Response yang

bermula dari ilmu psikologi dan kemudian berkembang juga menjadi suatu model

dalam ilmu komunikasi. Model S-O-R menjadi bagian dalam ilmu psikologi dan

ilmu komunikasi karena kedua ilmu tersebut memiliki objek material yang sama

dan meliputi komponen-komponen sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi, dan

konasi. Pada model ini dijelaskan bagaimana suatu proses dan tindakan

komunikasi bekerja sehingga dapat menimbulkan pembentukan ataupun

perubahan sikap seseorang. Pandangan yang muncul dari Carl Hovland

menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting,

yakni perhatian, pengertian, dan penerimaan. Stimulus atau pesan yang

disampaikan kepada komunikan bisa jadi diterima atau ditolak. Komunikasi akan

berlangsung apabila terdapat perhatian dari komunikan yang dituju. Kemudian,

berikutnya komunikan mendapatkan kemampuan untuk mengerti akan pesan yang

disampaikan kepadanya. Setelah mampu mengerti, tentu komunikan akan

mengolahnya di dalam pikiran dan dari sanalah timbul komponen-komponen yang

sewaktu-waktu bisa berubah seperti opini, sikap, afeksi, konasi, kognisi, dan

(22)

1.6. Kerangka Konsep

Konsep adalah istilah yang mengekspresikan sebuah ide abstrak yang

dibentuk dengan menggeneralisasikan objek atau hubungan fakta-fakta yang

diperoleh dari pengamatan. Konsep juga merupakan generalisasi dari sekelompok

fenomena tertentu yang dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena

yang sama (Bungin, 2001:73). Jadi, dapat ditarik suatu pengertian bahwa

kerangka konsep merupakan rancangan konsep yang diolah untuk

digeneralisasikan secara khusus. Adapun variabel-variabel yang menjadi perhatian

utama peneliti adalah :

1. Opini Masyarakat Kelurahan Sari Rejo

2. Kegiatan Corporate Social Responsibilty PT. Jamsostek (Persero) Kanwil

I Medan

1.7. Model Teoritis

Variabel-variabel yang telah dikelompokkan di dalam kerangka konsep

akan dibentuk menjadi satu model teoritis yakni sebagai berikut :

Gambar 1 Model Teoritis

Variabel X Opini Masyarakat Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia

Variabel Y

Kegiatan Tanggung Jawab Sosial PT. Jamsostek (Persero)

(23)

1.8. Operasional Variabel

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan di

atas, maka dibuat operasional variabel yang berfungsi untuk kesesuaian penelitian

yaitu :

Tabel 1

Operasional Variabel

Variabel Teoritis Variabel Operasional

Kegiatan Tanggung Jawab Sosial PT. Jamsostek (Persero) Kanwil I

1. Strengthening economies

2. Assessing social cohesion

3. Protecting the environment

Opini Masyarakat Kelurahan Sari Rejo Medan

1. Belief

2. Attitude

3. Perception

a. Latar belakang

b. Pengalaman masa lalu

c. Nilai yang dianut

4. Berita dan pendapat yang

(24)

1.9 . Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan unsur penelitian yang menginformasikan

bagaimana cara untuk mengukur suatu variabel. Dalam penelitian ini operasional

variabel berfungsi memperjelas variabel opini masyarakat dan kegiatan tanggung

jawab sosial. Berikut definisi operasional tersebut :

1. Opini Masyarakat

1. Kepercayaan (belief), menyangkut penerimaan dan kepercayaan

masyarakat Kelurahan Sari Rejo terhadap pesan yang disampaikan

oleh PT. Jamsostek (Persero) Kanwil I Medan berkaitan dengan

informasi pelaksanaan kegiatan tanggung jawab sosial.

2. Apa yang sebenarnya dirasakan masyarakat Kelurahan Sari Rejo

sehingga mempengaruhi sikapnya (attitude)

3. Persepsi (perception) yang ada di benak masyarakat Kelurahan Sari

Rejo yang dipengaruhi unsur-unsur sebagai berikut :

a. Latar belakang budaya, kebiasaan dan adat istiadat yang dianut

masyarakat di Kelurahan Sari Rejo.

b. Pengalaman masa lalu yaitu informasi yang pernah diketahui oleh

masyarakat Kel. Sari Rejo tentang kegiatan PT. Jamsostek

(Persero) Kanwil I Medan yang pernah dilaksanakan sebelumnya

baik di daerah lain maupun di daerah kelurahan Sari Rejo itu

sendiri yang menjadi landasan pendapat masyarakat.

c. Nilai-nilai yang dianut yaitu moral, etika, dan keagamaan yang

(25)

d. Berita-berita dan pendapat-pendapat yang berkembang pada

masyarakat Kelurahan Sari Rejo.

2. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

1. Strengthening economies

Upaya PT. Jamsostek (Persero) Kanwil I Medan untuk memberdayakan

masyarakat Kelurahan Sari Rejo sebagai bentuk tanggung jawab sosial

pemerataan kesejahteraan.

2. Assesing social cohesion

Upaya PT. Jamsostek (Persero) Kanwil I Medan dalam menjaga

keharmonisan dengan masyarakat Kelurahan Sari Rejo agar tidak

menimbulkan konflik.

3. Protecting the environment

Kinerja PT. Jamsostek (Persero) Kanwil I Medan untuk menjaga

lingkungan sekitarnya.

1.10. Metodologi Penelitian

1.10.1. Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan

pendekatan kuantitatif yakni tidak mencari hubungan atau membuat prediksi.

Namun bertujuan untuk menggambarkan, meringkas berbagai kondisi, situasi atau

berbagai variabel yang timbul pada masyarakat yang menjadi objek penelitian.

(26)

objektif melalui perhitungan ilmiah berasal dari sampel orang-orang atau

penduduk yang diminta menjawab atas sejumlah pertanyaan tentang survei untuk

menentukan frekuensi dan persentase tanggapan mereka. Ukuran sampel untuk

survei oleh statistik dihitung dengan menggunakan rumusan untuk menentukan

seberapa besar ukuran sampel yang diperlukan dari suatu populasi untuk

mencapai hasil dengan tingkat akurasi yang dapat diterima. Dalam hal ini yang

akan diteliti adalah Opini Masyarakat Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan

Polonia Mengenai Kegiatan Tanggung Jawab Sosial PT. Jamsostek (Persero)

Kanwil I Medan, Sumatera Utara.

1.10.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di Kelurahan Sari Rejo yang berada di

Kecamatan Medan Polonia, Kota Medan, Sumatera Utara. Jangka waktu

penelitian dilaksanakan pada awal bulan November 2011.

1.10.3. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Sugiyono (2002:55) menyebutkan bahwa populasi sebagai wilayah

generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh periset untuk dipelajari, kemudian

ditarik kesimpulan. Populasi bisa berupa orang, organisasi, kata-kata dan kalimat,

simbol-simbol nonverbal, surat kabar, radio, televisi, iklan dan lainnya.

Seorang periset dapat mengambil sebagian saja dari populasi. Misalnya

(27)

tidak perlu meriset seluruh masyarakat misalnya se-Surabaya. Cukup sebagian

dari mahasiswa yang dijadikan sampel. Syaratnya sampel harus memenuhi unsur

representatif atau mewakili pendapat-pendapat mahasiswa lainnya (Kriyantono,

2010:154).

Setelah melaksanakan pra-penelitian didapatkan populasi penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Kelurahan Sari Rejo Kecamatan

Medan Polonia yang pernah merasakan ataupun mengetahui kegiatan CSR PT.

Jamsostek (Persero) Kanwil I Medan yakni warga/jemaat Mesjid Al-Ikhlas dan

warga/jemaat HKBP Sari Rejo yang berjumlah 350 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian populasi yang diambil dengan menggunakan

cara-cara tertentu (Nawawi, 2001:144). Pada penelitian ini digunakan rumus Taro

Yamane dengan rumus sebagai berikut (Bungin, 2008:164) :

=

Keterangan :

n = Sampel

N = Jumlah populasi

(28)

1.10.4. Teknik Penarikan Sampel

Adapun teknik penarikan sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah :

1. Purposive Sampling

Purposivesampling merupakan teknik penarikan sampel yang disesuaikan

dengan tujuan penelitian, dimana sampel yang digunakan harus sesuai

dengan kriteria yang telah ditentukan peneliti. Adapun kriteria yang

ditentukan dalam penelitian ini yakni :

a. Usia 20 tahun ke atas, dengan pertimbangan bahwa pada usia tersebut

seseorang dapat dikategorikan dewasa dan memiliki kemandirian serta

memiliki kemampuan yang cukup baik dalam menerima dan

menanggapi suatu informasi sehingga keinginan untuk merealisasikan

pemikiran (yaitu opini) cukup besar.

b. Pernah memiliki pengalaman atau ikut serta dalam kegiatan CSR PT.

Jamsostek (Persero) Kanwil I Medan

c. Pernah mengetahui walaupun tidak ikut serta dalam kegiatan CSR PT.

Jamsostek (Persero) Kanwil I Medan

2. Accidental Sampling

Accidental sampling yaitu teknik dengan cara memilih siapa saja diantara

populasi tersebut yang kebetulan ditemui untuk dijadikan sampel.

1.10.5. Teknik Pengumpulan Data

a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Pengumpulan data dan informasi diperoleh dari perpustakaan sehingga

(29)

informasi melalui buku-buku referensi dan bahan-bahan bacaan yang relevan

lainnya yang tersedia di perpustakaan antara lain seperti buku-buku tentang CSR,

public opinion, dsb.

b. Penelitian Lapangan (Field Research)

Riset lapangan adalah melakukan penelitian di lapangan untuk

memperoleh data atau informasi salah satunya mengunjungi kantor kecamatan dan

kantor kelurahan. Selain itu, penelitian lapangan dilakukan dengan menyebarkan

kuesioner kepada responden yang dituju. Kuesioner merupakan daftar pertanyaan

yang telah disusun secara sistematis berdasarkan variabel operasional dimana

pertanyaan-pertanyaan yang ada mengarah pada tujuan penelitian yakni ingin

mengetahui latar belakang dilaksanakannya CSR dan bagaimana opini masyarakat

terhadap kegiatan CSR.

1.10.6. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis ke dalam bentuk

Analisis Tabel Tunggal. Analisis ini merupakan suatu analisa yang dilakukan

dengan membagi-bagikan variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang

dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam

menganalisis data yang terdiri dari kolom, sejumlah frekuensi dan persentase

(30)

BAB II

URAIAN TEORI

2.1 Komunikasi

Komunikasi dipelajari dan diteliti karena sangat penting untuk diketahui

bahwa bagaimana efek suatu jenis komunikasi kepada seseorang. Kata

‘komunikasi’ atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata latin

yang berarti ‘sama’, communico, communication, atau communicare yang berarti

‘membuat sama’ (to make common). Istilah pertama (communis) adalah istilah

pertama yang paling sering disebut sebagai asal-usul kata komunikasi, yang

merupakan akar dari kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan

bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama. Akan

tetapi definisi-definisi kontemporer menyarankan bahwa komunikasi meruju pada

cara berbagi hal-hal tersebut, seperti dalam kalimat “kita berbagi pikiran”, “kita

mendiskusikan makna”, dan “kita mengirimkan pesan”.

Menurut Carl Hovland, ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis

untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyampaian informasi serta

pembentukan pendapat dan sikap. Definisi tersebut menunjukkan bahwa yang

dijadikan objek studi ilmu komunikasi bukan saja penyampaian informasi,

melainkan juga pembentukan pendapat umum (public opinion) dan sikap publik

(public attitude) yang dalam kehidupan sosial memainkan peranan yang sangat

penting. Seseorang akan terpengaruh opini, sikap, atau perilakunya apabila pesan

(31)

2007:10), dan salah satu faktor utamanya adalah kesamaan makna atau pengertian

baik pada komunikator maupun komunikan.

2.1.1. Faktor-Faktor Penunjang Komunikasi Efektif

Wilbur Schramm menampilkan apa yang disebut “the condition of success

in communication”, yakni kondisi yang harus dipenuhi jika kita menginginkan

agar suatu pesan membangkitkan tanggapan yang kita kehendaki. Kondisi tersebut

dapat dirumuskan sebagai berikut :

a. Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga

dapat menarik perhatian komunikan.

b. Pesan harus menggunakan lambing-lambang tertuju kepada

pengalaman yang sama antara komunikator dan komunikan sehingga

sama-sama mengerti.

c. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan

menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut.

d. Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi

yang layak bagi situasi kelompok dimana komunikan berada pada saat

ia digerakkan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki.

Adapun faktor-faktor penunjang komunikasi efektif yakni terletak pada pelaku

komunikasi itu sendiri yakni komunikan dan komunikator dengan penjabaran

(32)

1. Faktor pada komponen komunikan

Dengan memperhatikan keempat syarat diatas jelas diketahui mengapa para

komunikator harus mengenal dan mengetahui tujuan komunikan, sebabnya

adalah karena sangat penting mengetahui hal-hal sebagai berikut :

a. Waktu (timing) yang tepat untuk suatu pesan

b. Bahasa yang dipergunakan agar pesan dapat dimengerti

c. Sikap dan nilai yang harus ditampilokan agar efektif

d. Jenis kelompok dimana komunikasi akan dilaksanakan

Ditinjau dari komponen komunikan, seseorang dapat menerima sebuah

pesan hanya kalau terdapat empat kondisi berikut ini secara simultan :

a. Ia dapat benar-benar mengerti pesan dari suatu komunikasi yang berlangsung.

b. Pada saat ia mengambil keputusan, ia sadar bahwa keputusannya tersebut

sesuai dengan tujuannya.

c. Pada saat ia mengambil keputusan, ia sadar bahwa keputusannya bersangkutan

dengan kepentingan pribadinya.

(33)

Chester I. Barnard dalam buku Cutlip dan Center berjudul “Effective

Public Relations” mengemukakan fakta fundamental yang perlu diingat oleh

komunikator yaitu :

a. Bahwa komunikan terdiri dari orang-orang yang hidup, bekerja, dan bermain

satu sama lainnya dalam jaringan lembaga sosial. Karena itu setiap orang

adalah subjek bagi berbagai pengaruh diantara pengaruh dari komunikator.

b. Bahwa komunikan membaca, mendengarkan, dan menonton komunikasi yang

menyajikan pandangan hubungan pribadi yang mendalam.

c. Bahwa tanggapan yang diinginkan komunikator dari komunikan harus

menguntungkan bagi komunikan, jika tidak, komunikan yang dituju tidak

akan memberi tanggapan.

2. Faktor pada Komponen Komunikator

Ditinjau dari komponen komunikator, untuk melaksanakan komunikasi efektif

terdapat dua faktor penting pada diri komunikator, yakni :

1) Kepercayaan kepada komunikator (source credibility)

Kepercayaan kepada komunikator ditentukan oleh keahliannya dan dapat

tidaknya komunikator untuk dipercaya. Kepercayaan yang besar dapat

meningkatkan daya perubahan sikap, sedang kepercayaan yang rendah

akan mengurangi daya perubahan yang menyenangkan. Kepercayaan

kepada komunikator mencerminkan bahwa pesan yang diterima

komunikan dianggap benar dan sesuai dengan kenyataan empiris.

(34)

Seorang komunikator akan mempunyai kemampuan untuk melakukan

perubahan sikap melalui mekanisme daya tarik, jika pihak komunikan

merasa bahwa komunikator ikut serta merasakan apa yang dirasakan

komunikan. Misalnya, komunikator dianggap memiliki kesamaan tertentu

dengan komunikan sehingga komunikan bersedia untuk tunduk kepada

pesan yang disampaikan.

2.1.2. Hambatan Komunikasi

Di dalam penyampaian suatu pesan pasti terdapat suatu hambatan yang

dapat mengganggu berjalannya proses komunikasi. Adapun hambatan-hambatan

yang ada ketika proses komunikasi sedang berlangsung adalah sebagai berikut :

1. Gangguan

Terdapat dua jenis gangguan yang sifatnya dapat diklasifikasikan sebagai

gangguan mekanik dan gangguan semantik.

a. Gangguan mekanik atau mechanical noise ialah gangguan yang

disebabkan saluran komunikasi atau kegaduhan yang bersifat fisik.

Sebagai contoh, bunyi menggaung pada pengeras suara, riuh hadirin,

atau bunyi kendaraan yang lewat ketika seseoarang sedang berpidato

dalam suatu pertemuan.

b. Gangguan semantik atau semantic noise berkaitan dengan pesan

komunikasi yang pengertiannya menjadi rusak atau tidak sesuai dengan

apa yang dimaksudkan oleh komunikator. Gangguan semantik tersaring

ke dalam pesan melalui penggunaan bahasa sehingga pada akhirnya

(35)

2. Kepentingan

Kepentingan (interest) akan membuat seseoarangselektif dalam

menanggapi suatu pesan. Orang akan hanya memperhatikan perangsang

yang ada hubungannya dengan kepentingannya. Kepentingan bukan hanya

mempengaruhi perhatian komunikan saja tetapi juga menentukan daya

tanggap, perasaan, pikiran dan tingkah laku komunikan juga merupakan

sifat reaktif terhadap segala perangsang yang tidak bersesuaian atau

bertentangan dengan suatu kepentingan.

3. Motivasi terpendam

Keinginan, kebutuhan, dan kekurangan seseorang berbeda satu sama lain

dari waktu ke waktu, karenanya motivasi yang muncul dari dalam diri

seseorang pun berbeda-beda dalam intensitasnya. Demikian pula intensitas

tanggapan seseorang terhadap suatu komunikasi. Semakin sesuai suatu

pesan dengan motivasi seseorang semakin besar kemungkinan komunikasi

itu dapat diterima denga baik oleh pihak yang bersangkutan. sebaliknya,

komunikan akan mengabaikan suatu pesan yang tidak sesuai dengan

motivasinya.

4. Prasangka

Prasangka (prejudice) merupakan sqalh satu rintangan berat bagi kegiatan

komunikasi. Alasannya, orang yang mempunyai prasangka sudah terlebih

dahulu akan menempatkan penilaian negatif misalnya seperti kecurigaan

(36)

2.1.3. Tujuan Komunikasi

Menurut Effendy di dalam bukunya berjudul “Ilmu Komunikasi dan

Filsafat Komunikasi” (2003:55), komunikasi memiliki beberapa tujuan utama

yakni :

1. Mengubah sikap (to change the attitude)

2. Mengubah opini/pendapat/pandangan (to change the opinion)

3. Mengubah perilaku (to change the behaviour)

4. Mengubah masyarakat (to change the society)

2.1.4. Dampak Komunikasi

Dalam proses komunikasi bagian yang merupakan hal paling penting yaitu

dampak. Berbagai dampak akan timbul berbeda-beda sesuai dengan cara

penyampaian dan isi pesan yang disampaikan dan tergantung kepada komunikan

yang menjadi objek pesan.dampak yang timbul dalam komunikasi dapat

diklasifikasikan ke dalam tiga jenis sebagai berikut :

1. Dampak kognitif

Dampak kognitif adalah dampak yang timbul pada komunikan yang

menyebabkan komunikan menjadi tahu atau meningkatkan

intelektualitasnya.

(37)

Dampak afektif adalah dampak yang timbul dalam diri komunikan

bukan hanya sekedar mengetahui namun tergerak hatinya yang

menimbulkan suatu perasaan tertentu.

3. Dampak behavioral

Dampak behavioral adalah dampak yang timbul pada diri komunikan

dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan (Rakhmat, 2004:209).

2.2. Corporate Social Responsibility

Motivasi utama setiap perusahaan, industri, atau bisnis sudah jelas adalah

meningkatkan keuntungan. Namun bisnis yang dijalankan dengan melanggar

prinsip-prinsip moral dan nilai-nilai etika cenderung tidak produktif dan

menimbulkan inefisiensi. Sistem pada sebuah lembaga atau perusahaan yang tidak

memperhatikan dan tidak menerapkan nilai-nilai moral, hanya berorientasi pada

laba jangka pendek, tidak akan mampu bertahan dalam jangka panjang. Pada saat

banyak perusahaan menjadi semakin berkembang, maka pada saat itu pula

kesenjangan sosial dan kerusakan lingkungan sekitarnya dapat terjadi dan semakin

meningkat. Tanggung jawab sosial dari perusahaan merujuk pada semua

hubungan yang terjadi antara sebuah perusahaan dengan semua stakeholder

termasuk di dalamnya adalah pelanggan, karyawan, investor, komunitas,

pemerintah, supplier bahkan juga kompetitor.

Dalam pernyataan The World Business Council for Sustainable

Development (WBCSD) mengenai Corporate Social Responsibility (CSR)

didefinisikan bahwa CSR merupakan komitmen bisnis untuk berkontribusi dalam

(38)

keluarga karyawan tersebut, dan masyarakat secara keseluruhan, dalam rangka

meningkatkan kualitas kehidupan. Di Indonesia, kegiatan CSR secara gencar

dikampanyekan oleh Indonesia Business Link (IBL). Dalam kampanye ini

dipaparkan lima pilar aktivitas CSR berdasarkan pernyataan Princess of Wales

Foundation yaitu :

6) Building human capital

Berkaitan dengan internal perusahaan untuk menciptakan SDM (sumber daya manusia) yang handal. Di sisi lain, perusahaan juga dituntut melakukan pemberdayaan masyarakat.

7) Strengthening economies

Perusahaan harus memberdayakan ekonomi masyarakat sekitarnya, agar terjadi pemerataan kesejahteraan.

8) Assesing social cohesion

Upaya menjaga keharmonisan dengan masyarakat sekitar agar tidak menimbulkan konflik.

9) Encouraging good governance

Perusahaan dalam menjalankan bisnisnya mengacu pada good corporate governance (GCG)

10)Protecting the environment

Mengharuskan perusahaan untuk menjaga lingkungan sekitarnya. (Rahman, 2009:13)

Menurut Hendrik B. Untung, pelaksanaan CSR selain memberdayakan

masyarakat, dari sisi perusahaan, jelas agar operasional berjalan lancar tanpa

gangguan. Jika hubungan antara perusahaan dan masyarakat tidak harmonis bisa

dipastikan akan terjadi masalah. Perilaku para pengusaha juga beragam dari

kelompok yang tidak melaksanakan hingga ke kelompok yang telah menjadikan

program CSR sebagai nilai inti (corevalue) dalam menjalankan usaha. Terdapat

beberapa kategori perusahaan terkait implementasi corporate sosial responsibility

(39)

Tabel 2

Kategori Perusahaan Terkait Implementasi Corporate Sosial Responsibility No . Peringkat/Kategori Keterangan

1. Hijau - Perusahaan yang sudah menempatkan CSR pada strategi inti dan jantung

bisnisnya.

- CSR tidak hanya dianggap sebagai

keharusan, tetapi sebagai kebutuhan

(modal sosial).

2. Biru - Perusahaan yang menilai praktik CSR akan membawa dampak positif

terhadap usahanya karena merupakan

investasi, bukan biaya.

3. Merah - Perusahaan peringkat hitam yang memulai menerapkan CSR. CSR

masih dipandang sebagai komponen

biaya yang mengurangi keuntungan

perusahaan.

4. Hitam - Kegiatannya degeneratif

- Mengutamakan kepentingan bisnis

(40)

2.2.1. Lingkup Corporate Social Responsibility

Kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan memiliki empat lingkup

(Keraf, 1998) :

1) Keterlibatan perusahaan dalam kegiatan-kegiatan sosial yang

berguna bagi kepentingan masyarakat luas. Kegiatannya dapat berupa

pembangunan rumah ibadah, membangun prasarana dan fasilitas sosial

dalam masyarakat, menjaga sungai dari polusi, pemberian beasiswa,

menjalin kemitraan antara pengusaha besar dan kecil untuk mengurangi

kesenjangan sosial , dan masih banyak jenis kegiatan lainnya.

2) Keuntungan ekonomis, karena akan menimbulkan citra positif bagi

perusahaan, hal ini akan membuat masyarakat lebih menerima kehadiran

produk perusahaan.

3) Memenuhi aturan hukum yang berlaku dalam suatu masyarakat,

baik dalam kegiatan bisnis atau kegiatan sosial, agar bisnis berjalan secara

baik dan teratur.

4) Hormat pada hak dan kepentingan stakeholder atau pihak-pihak

tertentu yang terkait dengan kepentingan langsung atau tidak langsung

dengan kegiatan bisnis suatu perusahaan.

2.2.2. Bentuk Implementasi Corporate Social Responsibility

Menurut Helena Olii, Berbagai bentuk implementasi CSR dapat dijelaskan

(41)

1) Konsumen, dalam bentuk penggunaan material yang ramah

lingkungan, tidak berbahaya, serta memberikan informasi dan petunjuk

yang jelas mengenai pemakaian yang benar atas produk-produk

perusahaan, termasuk informasi atas suku cadang dan pelayanan purna

jualnya serta informasi lain yang harus diketahui konsumen.

2) Karyawan, dalam bentuk persamaan hak dan kewajiban atas seluruh

karyawan tanpa membedakan ras, suku, agama, dan golongan. Karaywan

mendapat penghargaan berdasarkan kompetensi dan hasil penilaian

prestasinya.

3) Komunitas dan Lingkungan, dalam bentuk kegiatan kemanusiaan

maupun lingkungan hidup ,baik di lingkungan sekitar perusahaan maupun

di daerah lain yang membutuhkan. Kegiatan terhadap komunitas ini antara

lain berupa kegiatan donor daerah dengan melibatkan seluruh karyawan,

memberikan bantuan kepada daerah yang terkena musibah.

4) Kesehatan dan keamanan, dalam bentuk penjagaan dan

pemeliharaan secara rutin atas fasilitas dan lingkungan kantor sesuai

petunjuk dan instansi terkait.

2.2.3. Dampak Kegiatan Corporate Social Responsibility

Terdapat beberapa dampak pada masyarakat yang muncul dari

kegiatan-kegiatan CSR, antara lain :

1) Mengentaskan kemiskinan, dengan menggunakan pekerja yang

(42)

angka angkatan kerja dengan menciptakan lapangan kerja, menyediakan

pelatihan, menyediakan produk=produk yang disediakan oleh orang-orang

kalangan bawah maka secara langsung akan memberikan dampak kepada

golongan bawah tersebut.

2) Meningkatkan standar pendidikan, dengan memberikan beasiswa

kepada yang benar-benar membutuhkan dan membantu dalam

pembangunan sarana dan prasarana pendidikan khususnya untuk

pendidikan dasar.

3) Meningkatkan standar kesehatan dengan menyediakan sarana serta

prasarana yang menunjang kesehatan terutama bagi masyarakat sekitarnya.

Contohnya dengan penyediaan fasilitas air bersih, atau dengan membuka

klinik kesehatan yang tidak berlaku untuk karyawannya saja, tapi juga bagi

masyarakat sekitarnya.

2.3. Opini Publik (Public Opinion)

Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran

atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan).

Pikiran bisa berupa gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari

benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keraguan, kekhawatiran,

kemarahan, keberanian, kegairahan, dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati

individu. Adakalanya seseorang menyampaikan buah pikirannya kepada orang

lain tanpa memperlihatkan perasaan tertentu. Pada saat lain seseorang

(43)

seseorang menyampaikan pikirannya disertai perasaan tertentu, disadari atau tidak

disadari (Effendy, 2007:11).

Opini publik secara luas dapat dianggap sebagai pandangan umum yang

dipegang oleh sebagian besar masyarakat. Istilah opini publik dapat dipergunakan

untuk menandakan setiap pengumpulan pendapat yang dikemukakan

individu-individu (Olii, 2007:20). Menurut Santoso Sastropoetro (1990) istilah opini publik

sering digunakan untuk menunjuk kepada pendapat-pendapat kolektif dari

sejumlah besar orang.

Menurut William Albiq dalam Santoso S. 1990, opini publik adalah suatu

jumlah dari pendapat individu-individu yang diperoleh melalui perdebatan dan

opini publik merupakan hasil interaksi antar individu dalam suatu publik. Terkait

dengan adanya interaksi oleh beberapa orang seperti pandangan Albiq, terdapat

faktor-faktor yang lebih dapat menggambarkan terjadinya opini publik sebagai

unsur yang membentuk interaksi dan perdebatan tersebut yaitu (Bernard

Hennessy-1990 dalam Olii) :

a. Adanya isu (presence of an issue)

Harus terdapat consensus yang sesungguhnya, opini publik berkumpul

di sekitar isu. Isu dapat didefinisikan sebagai situasi kontemporer yang

mungkin tidak terdapat kesepakatan, paling tidak unsur kontroversi

terkandung di dalamnya dan juga isu mengandung konflik kontemporer.

b. Nature of public

Harus ada kelompok yang dikenal dan berkepentingan dengan

(44)

c. Pilihan yang sulit (complex of preference)

Mengacu pada totalitas opini para anggota masyarakat tentang suatu

isu.

d. Suatu pernyataan / opini (expression of opinion)

Pernyataan biasanya melalui kata-kata yang diucapkan atau dicetak,

tetapi sewaktu-waktu gerak-gerik, kepalan tinju, lambaian tangan, dan

tarikan napas panjang juga merupakan suatu pernyataan / opini.

e. Jumlah orang yang terlibat (number of persons involved)

Opini publik adalah besarnya (size) masyarakat yang menaruh perhatian

terhadap isu. Definisi itu mengemukakan pertanyaan mengenai jumlah

secara baik sekali dan dirangkum dalam ungkapan “sejumlah orang

penting”, dengan maksud mengesampingkan isu-isu kecil dengan

pernyataan-pernyataan yang tidak begitu penting dari individu yang

sifatnya sangat pribadi.

Opini dapat dinyatakan melalui perilaku, sikap tindak, mimik muka atau

bahasa tubuh (body language)atau berbentuk simbol-simbol tertulis berupa

pakaian yang dikenakan, makna sebuah warna. Untuk memahami opini seseorang

dan publik tersebut, menurut R.P. Abelson (1968) bukanlah perkara yang mudah

karena berkaitan dengan unsur-unsur pembentuknya, yaitu :

4. Kepercayaan mengenai sesuatu (believe)

5. Apa yang sebenarnya dirasakan untuk menjadi sikapnya (attitude)

6. Persepsi (perception), yaitu sebuah proses memberikan makna yang

(45)

e. Latar belakang budaya, kebiasaan dan adat istiadat yang dianut seseorang / masyarakat

f. Pengalaman masa lalu seseorang / kelompok tertentu menjadi landasan

ataupendapat atau pandangan

g. Nilai-nilai yang dianut (moral, etika, dan keagamaan yang dianut atau nilai-nilai yang berlaku di masyarakat)

h. Berita-berita dan pendapat-pendapat yang berkembang yang kemudian

mempunyai pengaruh terhadap pandangan seseorang. Bisa diartikan berita-berita yang dipublikasikan itu dapat sebagai pembentuk opini masyarakat (Cutlip, 2006:242).

2.3.1. Karakter Opini Publik

Opini publik merupakan suatu pengumpulan citra yang diciptakan proses

komunikasi. Gambaran tentang sesuatu, apakah berbentuk abstrak atau konkret

selalu berdimensi jamak karena berbagai perbedaan penafsiran (persepsi) yang

terjdi diantara peserta komunikasi. Redi Panuju (2001: 24) menegaskan, dalam

pergeseran yang terjadi dalam opini publik disebabkan beberapa faktor, yaitu

sebagai berikut :

1. Faktor Psikologis

Perbedaan-perbedaan atas individu bisa meliputi hobi, kepentingan,

pengalaman, selera, dan kerangka berpikir, sehingga setiap individu berbeda

dalam bentuk dan cara merespon terhadap stimulus atau rangsangan yang

menghampirinya. Perbedaan faktor psikologis yang menyebabkan

pemaknaan terhadap kenyataan yang sama bisa menghasilkan penyandian

yang berbeda-beda atau bisa saja output tidak sama dengan input, karena

beberapa unsur yang bekerja dalam seleksi internal bisa meliputi dimensi

pemikiran (kognitif), bisa juga dimensi emosi (afeksi). Hasil dari proses

(46)

dalam opini publik seringkali simbol verbal tidak berhubungan sama sekali

dengan kenyataan, sebab dalam kenyataannya opini publik itu semata-mata

merupakan hasil penyandian individu-individu.

2. Faktor Sosiologis Politik

Ada anggapan bahwa opini publik terlibat dalam interaksi sosial, misalnya

pada :

a. Saat mewakili citra superioritas, yaitu barang siapa menguasai opini publik,

maka ia akan mengendalikan orang lain. Apa yang disebut “menguasai”

tidaklah tepat, sebab opini publik bukan barang. Tetapi, karena opini publik

bersifat dinamis, maka keberpihakannya pun bersifat relatif, dan cenderung

berpihak pada kelompok atau individu yang memiliki keterdekatan

hubungan.

b. Opini publik mewakili suatu kejadian, sehingga individu merasa

keberadaannya dalam opini publik serta keterlibatannya sebagai bagian

anggota masyarakat.

c. Opini publik berhubungan dengan citra, rencana, dan operasi (aksi). Ketiga

hal tersebut merupakan mastriks dari tahap-tahap kegiatan dalam situasi

yang selalu berubah. Dari matriks perilaku sangat tergantung pada citra,

oleh karena itu opini publik memberi inspirasi bagaimana individu /

lembaga / perusahaan dalam kelompok bertindak agar terhindar dari

(47)

d. Opini publik disesuaikan dengan kemauan banyak orang. Dalam alam

demokrasi kebenaran normatif dapat digeser dengan kebenaran menurut

“orang banyak” .

e. Opini publik identik dengan hegemoni ideologi. Kelompok atau

pemerintahan ingin tetap terus berkuasa , maka mereka harus mampu

menjadikan ideology kekuasaan menjadi dominan dalam opini publik.

3. Faktor Budaya

Budaya diartikan sebagai seperangkat nilai yang dipergunakan untuk

mengelola kehidupan manusia, memelihara hidupnya, menjaga dari gangguan

internal maupun eksternal dan mengembangkannya. Dalam Redi Panuju,

James Lull menerangkan teori “meme” atau memetics yang artinya adalah

suatu unit informasi yang tersimpan di benak seseorang yang mempengaruhi

kejadian di lingkungan sedemikian rupa sehingga tertular di benak orang lain.

Kebiasaan menggunjingkan orang lain ataupun suatu objek lainnya

menyebabkan informasi menyebar dengan cepat dan tersebar luas, sehingga

gejala “meme” dengan lekas pula menjadi kelipatan reproduksi yang

menembus jaringan-jaringan sosial yang terisolir. Akibat kerja reproduksi

meme” tersebut menyebabkan terjadinya interaksi antara tradisi dengan etika

dan interaksi itu berhenti pada tatanan opini publik.

4. Faktor Media Massa

Interaksi antara media dengan institusi masyarakat menghasilkan produk isi

media (media content). Oleh audiens, isi media diubah menjadi

(48)

sangat ditentukan oleh norma-norma yang berlaku dalam masyarakatnya,

pengalaman yang lalu, kepribadian dan selektivitas dalam penafsiran.

Berangkat dari berbagai pengertian yang dipaparkan, perkataan ‘publik’

membawa persoalan komunikasi mengenai “What the public wants” (Olii,

2007:22) yaitu apa yang sedang ramai diperbincangkan, menjadi perhatian,

perdebatan, dan yang menjadi keinginan publik. Dalam kaitannya dengan

penelitian ini peneliti menilai bahwa tugas perusahaan sebagai pelaksana

tanggung jawab sosial sekaligus sebagai komunikator ialah cerdas dalam

menanggapi persoalan atau hal yang sedang diperbincangkan lingkungannya,

memahami apa yang menjadi keinginan publiknya serta hal apa saja yang dapat

mempengaruhi opini mereka sebagai salah satu faktor pendukung keberadaan

suatu perusahaan.

2.4. Model S-O-R

Teori S-O-R singkatan dari Stimulus-Organism-Response lahir pada

tahun1930-an dan merupakan teori yang banyak mendapat pengaruh dari teori

psikologi. Objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama yaitu

manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen : sikap, opini, perilaku,

kognisi afeksi dan konasi. Unsur-unsur dalam model ini adalah pesan (stimulus),

komunikan (organism), efek (response). Pola S-O-R ini dapat berlangsung secara

positif atau negatif misalnya jika orang tersenyum akan dibalas tersenyum, ini

merupakan reaksi positif, namun jika tersenyum dibalas dengan palingan muka

(49)

perubahan perilaku pada hakekatnya sama dengan proses belajar.2

a. Stimulus (rangsang) yang diberikan pada organisme dapat diterima atau

ditolak. Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak berarti

stimulus itu tidak efektif mempengaruhi perhatian individu dan berhenti

disini. Tetapi bila stimulus diterima oleh organisme berarti ada perhatian

dari individu dan stimulus tersebut efektif.

Proses

perubahan perilaku tersebut menggambarkan proses belajar pada individu yang

terdiri dari :

b. Apabila stimulus telah mendapat perhatian dari organisme (diterima) maka

ia mengerti stimulus ini dan dilanjutkan kepada proses berikutnya.

c. Setelah itu organisme mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi

kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya

(bersikap).

d. Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka

stimulus tersebut mempunyai efek tindakan dari individu tersebut

(perubahan perilaku).

Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin

diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian

dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti dan kemampuan

komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan

2

Gambar

Gambar 1 Model Teoritis
Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian mengenai hubungan kecemasan akademis dengan regulasi diri dalam belajar pada mahasiswa tahun pertama Fakultas Kedokteran Universitas Riau

Berdasarkan analisis statistic dapat diketahui bahwa hasil dari Analisis Ragam Pertambahan Bobot Badan pada Domba Ekor Gemuk adalah (P<0,05) berbeda nyata dengan

Menjadi menarik ketika etnis Minang merupakan salah satu etnis yang sering diangkat pada Media, namun banyak penggambaran akan etnis Minang yang disajikan membuat etnis ini

Kalo ada produk baru dari masjid, speaker buat masjid, jadi yang kita undang orang-orang masjid kayak pengurus-pengurus masjid gitu.. Terus kalo TOA mengadakan

1) Calon nasabah datang ke BMT atau bisa menghubungi BMT melalui telephon kemudian menghubungi marketing BMT untuk mengajukan permohonan pembiayaan. 2) Petugas BMT

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan media Kit Sistem Tata Surya dalam kegiatan pembelajaran ini cenderung

Analisis data merupakan proses mencari dan mengatur secara sistematik hasil observasi terhadap berbagai kegiatan-kegiatan yang diperankan oleh Guru PAI MA Ma’arif NU kota Blitar

Alla olevassa taulukossa (taulukko 3) Koulukorpus-aineiston yleisimpien lekseemien kumulatiivista frekvenssiä verrataan peruskoulun 2. luokan oppikirjoihin sekä