Terdiri atas kesimpulan dan penutup. Dalam bab ini penulis mencoba mengambil kesimpulan dan memberikan saran yang bertitik tolak dari pengumpulan data dan pembahasan yang dilakukan dimana diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi PT KPBN Cabang Medan.
BAB II
PROFIL PT. KPBN CABANG MEDAN A. Sejarah Ringkas
Kantor Pemasaran Bersama (KPB-PTPN) PT. Perkebunan Nusantara I s/d XIV dibentuk berdasarkan hasil kesepakatan bersama Direksi PN/PTP Perkebunan I XXXII, pada tanggal 27 Februari 1990 di Jakarta yang disetujui oleh Menteri Pertanian dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 166/Kpts/OT. 10/3/1990 tanggal 8 Maret 1990.
Berdasarkan keputusan Badan Musyawarah Direksi (BMD) PTPN No. 15/BMD-PTPN/Kpts/1998 tanggal 18 Juli 1998, diadakan penyempurnaan Struktur Organisasi KPB-PTPN dan sesuai Keputusan BMD PTPN No. 15/BMD-PTPN/Kpts/XII/2001 tanggal 7 Desember 2001 Struktur Organisasi KPB-PTPN PTPN diadakan perubahan/penyempurnaan kembali.
Kantor Pemasaran Bersama PT. Perkebunan Nusantara I s/d XIV didirikan dengan tujuan untuk melaksanakan pemasaran berbagai komoditi perkebunan hasil produksi PTPN dengan berpegang pada prinsip ekonomi dan tugas-tugas Badan Usaha Milik Negara agar didapat manfaat yang sebesar-besarnya bagi BUMN yang bersangkutan.
Mekanisme hubungan kerja antara BMD-PTPN, Dewan Pengawas dan KPB-PTPN diatur dan ditetapkan dalam keputusan BMD-PTPN No. 14/BMD-PTPN/Kpts/1998 tanggal 4 Juni 1998.
PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN) adalah perusahaan yang bergerak di bidang pemasaran komoditas perkebunan sebagai perubahan
bentuk/transformasi dari Kantor Pemasaran Bersama PT Perkebunan Nusantara I-XIV.
PT. KPBN merupakan Perseroan Terbatas yang dibentuk oleh Direktur Utama PTPN I s/d PTPN XIV & PT. RNI bertindak untuk dan atas nama PTPN I s/d PTPN XIV & PT. RNI (Persero) melalui Perjanjian Antara PTPN I s/d PTPN XIV & PT. RNI Tentang Pendirian Perseroan Terbatas di bidang pemasaran komoditas perkebunan pada tanggal 16 Nopember 2009 di hadapan notaris N.M Dipo Nusantara Pua Upa SH Jakarta dan telah mendapatkan pengesahan status badan hukum berdasarkan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor: AHU-60488.AH.01.01.Tahun 2009 tertanggal 11 Desember 2009.
Perubahan status menjadi Perseroan Terbatas tersebut sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari strategi PTPN I s.d PTPN XIV dan PT. RNI untuk memaksimalkan potensi keekonomian melalui penyusunan ulang komponen-komponen korporat yang dimiliki PT. KPBN dalam menuju performa perusahaan sebagai perusahaan penyedia jasa pemasaran perkebunan yang semakin produktif dan memiliki keunggulan kompetitif di pasar domestik dan pasar internasional.
Sejalan dengan rencana pengembangan pemasaran komoditas perkebunan, PT. KPBN juga melakukan kegiatan usaha di Bidang Logistik Komoditas Perkebunan yang merupakan kelanjutan pelaksanaan Pengembangan Usaha Bidang Logistik pada tahun 2013.
Bersama Nusantara (KPBN) Cabang Medan. 1. Visi PT. KPBN Cabang Medan
Menjadi Trading House Komoditas perkebunan Indonesia yang unggul dan terpercaya.
2. Misi PT. KPBN Cabang Medan
Menyelenggarakan pemasaran komoditas perkebunan Indonesia dengan berpegangan pada prinsip-prinsip ekonomi untuk memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi produsen dan pembeli.
B. Struktur Organisasi
Dalam rangka memberikan pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang seimbang maka perlu di bentuk struktur organisasi yang baik, sehingga tugas yang diberikan dapat dikerjakan secara efisien, sistematika, dan terkoordinir.
Struktur organisasi PT. KPBN dipimpin oleh 3 (tiga) orang Direksi yang terdiri dari:
1. Direktur Utama. 2. Direktur Operasional.
3. Direktur Keuangan, SDM, dan Umum.
Dibantu oleh para manajer serta bertanggung jawab kepada komisaris dan pemegang saham. Dalam rangka pelayanan pemasaran komoditi agro industri, PT. KPBN pusat (Jakarta) dibantu oleh 3 (tiga) Kantor Cabang, yakni sebagai berikut:
2. PT. KPBN Cabang Surabaya. 3. PT. KPBN Perwakilan Dubai.
Kantor Cabang/Perwakilan PT. KPBN adalah kantor yang melaksanakan tindak lanjut seluruh hasil transaksi penjualan PT. KPBN dan bertanggung jawab kepada Direksi PT. KPBN. Struktur organisasi ini sesuai dengan Surat Keputusan Direksi PT. KPBN No.01/KPB/Kpts/21-SDM/I/2010 tanggal 08 Januari 2010. Struktur organisasi PT. KPBN dapat dilihat di bawah ini.
Gambar 1.1
Struktur Organisasi PT. KPBN Cabang Medan Sumber : PT. KPBN Cabang Medan
PT. KPBN CABANG MEDAN MANAJER URUSAN PENJUALAN ASS. MANAJER URUSAN LOG. 2 TEH & KAKAO ASS. MANAJER URUSAN LOG. 1
SAWIT & KARET ASS. MANAJER URUSAN KEUANGAN, SDM & UMUM ASS. MANAJER Bidang Keuangan Bidang SDM Bidang Umum Bidang Pra Shipment
Bidang After Shipment Bidang Shipment
Bidang After Shipment Bidang Shipment Bidang Pra Shipment
Seksi-seksi Urusan Keuangan, SDM & Umum PT. KPBN Cabang Medan dapat diuraikan sebagai berikut:
Gambar II.2
Seksi-seksi Urusan Keuangan, SDM & Umum PT. KPBN Cabang Medan Sumber : PT. KPBN Cabang Medan
C. Job Description
Berikut ini akan diuraikan job description dari setiap unit pada PT. KPBN Cabang Medan yang terdiri dari :
1. Manajer
Tugasnya adalah :
a. Membantu Direktur Utama PT. KPBN melaksanakan tindak lanjut hasil transaksi penjualan PT. KPBN Jakarta dan PTPN.
b. Mengkoordinir, mengawasi, dan membimbing Asisten Manajer dan Karyawan/ti agar tercapai hasil kerja dan pelayanan yang maksimal.
URUSAN KEUANGAN, SDM & UMUM ASS. MANAJER Puskom/Teknologi Informasi Urta Kehumasan Kesehatan Kerohanian Pengembangan/Diklat Sekretariat Kepegawaian/Personalia Anggaran/Pembiayaan/Verifikasi Pembukuan/Akuntansi Bank Valas Kasir/Moker/Bank
Bidang SDM Bidang Umum
c. Memonitor persediaan barang di gudang/tangki timbun PTPN. d. Memonitor pelaksanaan pengapalan barang PTPN & Pembeli.
e. Memonitor persiapan dokumen pengapalan s/d pencairan wesel dari hasil penjualan ke Bank Devisa dan langsung ditransfer ke rekening PTPN yang bersangkutan.
f. Mengusulkan kenaikan golongan/berkala Karyawan PT. KPBN Cabang Medan kepada Direktur Utama.
g. Mengkoordinir, memonitor, dan menyelesaikan segala pekerjaan dan permasalahan di PT. KPBN Cabang Medan.
h. Memonitor pelaksanaan pengelolaan Keuangan PT. KPBN Cabang Medan sesuai dengan Anggaran yang tersedia.
i. Memonitor/memeriksa dan mengusulkan RKAP PT. KPBN Cabang Medan kepada PT. KPBN Jakarta.
j. Melaksanakan tugas-tugas lain bila diperlukan oleh Direktur Utama. 2. Bagian Urusan Penjualan
Tugasnya adalah :
a. Menerima dan memeriksa serta memonitor surat-surat masuk dari PTPN perihal Mutu, Quantum, waktu penyerahan dan pelaksanaan tender inti sawit dan tetes Molasses.
b. Mengkoordinasi jadwal tender ke PT. KPBN pusat Jakarta dan PTPN terkait perihal jadwal tender.
c. Memonitor perkembangan harga pasar (Market Outlook) di reuters dan pasar harian Malaysia dll.
d. Memonitor HPE, Kurs Pajak mingguan dan Kurs Tengah Bank Mandiri.
e. Memonitor/meneliti laporan mingguan perkembangan harga gula pasir di Medan.
f. Memonitor penyampaian surat undangan/penawaran tender Inti Sawit.
g. Memonitor percepatan penyampaian hasil tender Inti Sawit/Molasses ke PT. KPBN Jakarta.
h. Meneliti dan memonitor percepatan pembuatan konsep kontrak hasil tender Inti Sawit.
i. Meneliti/ memonitor percepatan pembuatan Berita Acara Hasil Tender Inti Sawit/Molasses.
j. Memonitor dan meneliti laporan mingguan/bulanan penjualan Inti Sawit.
k. Mengkoordinir pelaksanaan tugas di urusan penjualan yang diberikan oleh Manajer kepada Karyawan yang dipimpinnya. Menyelesaikan permasalahan yang timbul dalam hal penjualan.
l. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Manajer yaitu sebagai ketua Tim Pelayanan Ekspor untuk membantu urusan Logistik pengapalan Teh, Kakao, Karet, dan Sawit.
3. Bagian Urusan Log. 1 Sawit & Karet Tugasnya adalah :
PTPN perihal Mutu, Quantum, waktu penyerahan dan pelaksanaan tender inti sawit dan tetes Molasses.
b. Mengkoordinasi jadwal tender ke PT. KPBN pusat Jakarta dan PTPN terkait perihal jadwal tender.
c. Memonitor perkembangan harga pasar (Market Outlook) di reuters dan pasar harian Malaysia dll.
d. Memonitor HPE, Kurs Pajak mingguan dan Kurs Tengah Bank Mandiri.
e. Memonitor/meneliti laporan mingguan perkembangan harga gula pasir di Medan.
f. Memonitor penyampaian surat undangan/penawaran tender Inti Sawit.
g. Memonitor percepatan penyampaian hasil tender Inti Sawit/Molasses ke PT. KPBN Jakarta.
h. Meneliti dan memonitor percepatan pembuatan konsep kontrak hasil tender Inti Sawit.
i. Meneliti/ memonitor percepatan pembuatan Berita Acara Hasil Tender Inti Sawit/Molasses.
j. Memonitor dan meneliti laporan mingguan/bulanan penjualan Inti Sawit.
k. Mengkoordinir pelaksanaan tugas di urusan penjualan yang diberikan oleh Manajer kepada Karyawan yang dipimpinnya. Menyelesaikan permasalahan yang timbul dalam hal penjualan.
l. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Manajer yaitu sebagai ketua Tim Pelayanan Ekspor untuk membantu urusan Logistik pengapalan Karet dan Sawit.
4. Bagian Urusan Log. 2 Teh & Kakao Tugasnya adalah :
a. Menerima dan memeriksa surat-surat masuk, kontrak, L/C nominasi dan bukti pembayaran serta dokumen-dokumen lainnya.
b. Menjawab dan menindaklanjuti surat, fax sehubungan dengan Log-2 Teh & Kakao.
c. Memonitor kelengkapan dokumen dan negosiasi wesel pada advise/Negotiating Bank serta menyelesaikan discrepancy pada Negotiating/Paying Bank.
d. Memaraf dan menandatangani dokumen-dokumen yang berhubungan dengan Log-2 Teh & Kakao.
e. Mengintruksikan penerbitan ataupun pembetulan S/I dan dokumen-dokumen lainnya untuk instansi-instansi terkait apabila dokumen-dokumen pendukungnya sudah dilengkapi.
f. Mengkoordinir pelaksanaan tugas di Log-2 Teh & Kakao yang diberikan oleh Manajer kepada karyawan yang dipimpinnya.
g. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh Manajer. h. Menyelesaikan permasalahan dalam hal pengapalan.
5. Bagian Urusan Keuangan, SDM & Umum Tugasnya adalah:
a. Mengkoordinir pembuatan RKAP dan laporan pertanggungjawaban Keuangan kantor Cabang Medan.
b. Mengontrol dan memeriksa bukti-bukti keluar masuk Kas/Bank serta data-data pendukungnya.
c. Memantau dropping/transfer Modal Kerja dari Kantor Pusat.
d. Memantau dan meneliti pembuatan daftar gaji dan hak-hak Karyawan lainnya.
e. Mengontrol pembukuan atas semua transaksi keuangan di Kantor Cabang Medan.
f. Melaksanakan dan menindaklanjuti hasil rekonsiliasi rekening Koran dengan kantor pusat, PTPN dan anak lembaga lainnya.
g. Mengkoordinir SDM sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh kantor pusat.
h. Membuat usulan untuk pendidikan dan pelatihan karyawan kantor cabang Medan.
i. Mengurus rumah tangga kantor cabang Medan baik untuk kepentingan Karyawan maupun pemeliharaan aset-aset kantor cabang.
j. Mengkoordinir pembuatan laporan kegiatan kantor cabang.
k. Mengadministrasikan pemungutan dan penyetoran PPN dan PPH serta penyelesaian rampung PPH Karyawan.
l. Mendampingi dan memberikan penjelasan-penjelasan kepada tim pemeriksa baik intern maupun extern.
m. Mengkoordinir pelaksanaan pameran di PRSU.
n. Memantau pelaksanaan tugas yang diberikan oleh Manajer cabang Medan kepada masing-masing Karyawan.
o. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan dengan sebaik-baiknya.
D. Kinerja Usaha Terkini
Setiap perusahaan mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai dengan tujuan perusahaan, butuh waktu untuk mencapai itu semua begitu juga pada PT. KPBN Cabang Medan, perusahaan terus berupaya agar tujuan yang telah digariskan oleh perusahaan dapat terwujud. Tidak mudah dalam mewujudkan itu semua karena membutuhkan kerja keras yang tinggi dan disiplin dan loyalitas dalam bekerja.
Pastinya untuk mendorong mencapai hasil yang maksimal diperlukan kinerja yang bermutu dan tepat. Jadi kinerja terkini yang dijalankan perusahaan adalah :
1. Meningkatkan pemahaman proses shipping administrasi dan pemahaman atas komoditi PTPN dengan memberikan pelatihan mulai dari proses tanaman, produksi, pabrik sampai dengan proses bisnis administrasi. 2. Menciptakan hubungan yang baik dengan lembaga penerbit dokumen
utama dan pendukung ekspor dan hubungan komunikasi yang baik dengan pembeli.
E. Rencana Usaha
Rencana usaha PT. KPBN Cabang Medan antara lain :
1. Jadwal penyelesaian dokumen pengapalan dan pembayaran dapat terukur.
2. Penempatan SDM yang memiliki kemampuan dan pengalaman dibidangnya.
3. Memaksimalkan kinerja masing-masing urusan.
4. Memaksimalkan penggunaan Kantor Cabang Pembantu/Perwakilan di Pelabuhan Belawan.
BAB III
SISTEM PENGAWASAN INTERNAL KAS PADA PT. KHARISMA PEMASARAN BERSAMA NUSANTARA (KPBN)
CABANG MEDAN A.Pengertian Kas dan Pengawasan Internal
Pengertian Kas
Dalam bahasa sehari-hari kas selalu diartikan sebagai uang tunai. Namun dalam bahasa akuntansi istilah kas itu mengandung pengertian yang lebih luas yang menunjukkan uang dan alat pembayaran lainnya yang dapat dicairkan setiap saat, seperti cek atau money order yang secara normal dapat diterima menjadi alat pembayaran dan dapat disimpankan di bank.
Menurut Mulyadi (1993:213) ; Kas merupakan suatu alat pertukaran yang dapat digunakan sebagai ukuran besarnya harga dalam akuntansi. Dalam neraca, kas merupakan aktiva yang paling lancar, dalam arti paling sering berubah. Kas tidak memiliki integritas sehingga mudah untuk diselewengkan.
Menurut Standart Akuntansi Indonesia yang dimaksud dengan kas adalah “Alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan”. Kas yang ada diperusahaan dan dibank merupakan suatu kesatuan perkiraan yang ada pada laporan keuangan. Kas merupakan merupakan suatu perkiraan yang sangat penting dalam laporan keuangan, karena setiap transaksi yang terjadi dalam laporan keuangan akan berhubungan dengan kas. Hal ini dimungkinkan karena sifat transaksi perusahaan yang mencakup harga dan kondisi yang memerlukan penyelesaian dalam bahasa media tukar. Kendatipun kas secara tidak
langsung terlibat dalam suatu transaksi, tetapi memberikan dasar pengukuran akuntansi untuk semua pos lainnya. (Mulyadi 1993:166)
Perbedaan yang paling mendasar mengenai aktivitas kas adalah sifatnya yang tidak produktif, karena kas merupakan ukuran nilai, kas tidak dapat meluas dan tumbuh kecuali jika dikonversikan kedalam bentuk kepemilikan lainnya. Jumlah kas yang berlebihan dalam kas seringkali disebut kas menganggur. Manajemen kas yang baik mensyaratkan persediaan kas yang terus bekerja secara kontinue dalam salah satu dari berbagai cara misalnya sebagian bagian dari siklus operasi atau sebagai suatu investasi jangka pendek atau jangka panjang. Kas tersusun dari simpanan komersial dan rekening dibank atau ditempat lain serta pos-pos yang ada dalam perusahaan dipergunakan sebagai media tukar, atau yang dapat diterima sebagai setoran oleh bank dengan nilai yang tercantum didalamnya.
1. Uang tunai (cash on hand). 2. Uang tersimpan dibank.
3. Tabungan setiap waktu dapat diambil. 4. Giro (money order) , dll.
Kas merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan operasional perusahaan karena itu diperlukan suatu penggolongan yang lebih cermat dan teliti.
Menurut Sinuraya (1990:233) ; Untuk pengolahan kas, manajemen dapat menggunakan alat-alat sebagai berikut :
2. Manajemen arus kas yaitu penggolongan penerimaan dan pengeluaran kas.
3. Investasi dana yang berlebihan. 4. Hubungan bank.
5. Pengendalian internal (internal control).
Menurut Mulyadi (1992:69) Ada beberapa bentuk penyelewengan yang sering terjadi untuk kas dalam perusahaan yaitu :
1. Penerimaan yang tidak dicatat. 2. Merendahkan jumlah penerimaan. 3. Meningkatkan jumlah pembayaran.
4. Menunda pendataan penerimaan piutang (lopping). 5. Check Kiting.
Namun, apabila manajemen perusahaan melakukan pengawasan internal terhadap kas dengan baik, maka semua bentuk penyelewengan diatas tidak akan terjadi.
Pengertian Pengawasan Internal
Dalam berbagai literatur, istilah pengawasan sering diartikan sebagai pengendalian, namun pengertian kedua istilah ini adalah sama. Dalam ilmu manajemen, pengawasan merupakan salah satu fungsi yang dipergunakan untuk menjelaskan berbagai ukuran yang dilaksanakan dalam perusahaan, untuk mengawasi dan operasi perusahaan.
suatu badan atau bidang tertentu yang sering disebut dengan pengawasan internal sedangkan pengawasan yang dilakukan dari pihak luar perusahaan dengan memakai tenaga akuntan publik disebut dengan pengawasan eksternal. Pengawasan internal dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan pembentukan dan penggunaan sarana jika dilihat dari segala sendi keuangan akan memungkinkan manajemen mengamankan harta perusahaan dengan cara yang paling efektif serta mengatur pekerjaan sekarang dan membuat rencana untuk masa yang akan datang.
Dari kedua pengertian diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian pengawasan intern kas adalah suau badan atau bidang yang mengawasi jalannya alat pembayaran yang siap dan bebas yang dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan.
B. Tujuan Dan Fungsi Pengawasan Internal Kas 1. Tujuan pengawasan internal kas
Tujuan pengawasan internal menurut Mulyadi (2001:163) adalah : 1) Menjaga kekayaan organisasi
2) Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi 3) Mendorong efisiensi
4) Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen 2. Fungsi pengawasan internal kas
Baridwan (1998:52) mengatakan bahwa fungsi pengawasan intern (internal control) yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mencegah terjadinya kecurangan atau penyelewengan yang dapat dilakukan oleh suatu organisasi.
2. Untuk penentuan batas-batas mutlak suatu pekerjaan mana yang harus dikerjakan dan mana merupakan pelanggaran. Hal ini nampak dalam penggunaan budget dan standar kerja.
3. Memberi keyakinan terhadap catatan-catatan keuangan dan transaksi. 4. Mewujudkan keadaan-keadaan yang luar biasa, ini nampak dalam
pembuatan laporan bilamana terjadi kecurangan dan penyimpangan dan standar kerja yang dapat diketahui.
5. Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan operasional supaya berjalan lancar, efektif, dan efisien.
6. Membantu manajemen dalam memberi penilaian atau hasil pelaksanaan operasional, membuat peramalan atau dugaan serta membantu dalam hal pengambilan keputusan.
Sebagaimana telah diketahui bahwa fungsi internal control sangat luas, baik administratif maupun akuntansi, tetapi bukan berarti tidak ada lagi peluang bagi orang-orang tertentu pada suatu organisasi untuk melakukan kecurangan atau penyelewengan serta kesalahan-kesalahan. Dengan adanya internal control pelaksanaan kegiatan penyelewengan dan kecurangan-kecurangan serta kesalahan-kesalahan yang merugikan, namun demikian, semuanya tergantung pada kemampuan dan kesanggupan dari pelaksanaannya.
C. Unsur – Unsur Pengawasan Internal Kas
Seperti yang telah dijelaskan dimuka bahwa fungsi pengawasan internal kas sangat penting peranannya dalam melindungi harta kekayaan perusahaan dari tindakan yang tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan dan fungsi pengawasan internal kas tersebut perlu diperhatikan unsur-unsur pengawasan yang disebutkan berikut :
1. Lingkungan Pengendalian 2. Sistem Akuntansi
3. Prosedur Pengendalian (Mulyadi 1992:70)
1. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian merupakan pengaruh dari berbagai faktor dalam membentuk, memperkuat, atau memperlemah, efektivitas kebijaksanaan dan prosedur tertentu, faktor-faktor yang mempengaruhi hal tersebut menurut Mulyadi (1992:70) adalah : a. Falsafah manajemen dan operasinya.
b. Struktur organisasi satuan usaha.
c. Fungsi dewan komisaris dan komite-komite yang dibentuk. d. Metode pemberian wewenang dan tanggungjawab.
e. Metode pengembalian manajemen dalam memantau dan menindaklanjuti kerja, termasuk audit internal.
f. Kebijaksanaan dan praktek personalia.
g. Berbagai faktor eksternal yang mempengaruhi operasi dan praktek satuan usaha seperti pemeriksaan yang dilakukan badan legislatif dan lembaga pemerintahan.
2. Sistem Akuntansi
Sistem akuntansi yang terdiri dari berbagai catatan yang diciptakan untuk mengidentifikasikan, menghimpun, menganalisis, mengelompokkan, mencatat dan melaporkan transaksi laporan usaha dan untuk menyelenggarakan pertanggungjawaban aktiva dan kewajiban yang bersangkutan dengan transaksi tersebut. Menurut Mulyadi (1992:70) Sistem akuntansi yang efektif mempertimbangkan pembuatan metode dan catatan yang akan :
a. Mengidentifikasikan dan mencatat semua transaksi yang sah. b. Menggambarkan transaksi secara tepat waktu dan cukup rinci
semestinya untuk pelaporan keuangan.
c. Mengukur nilai transaksi dengan cara memungkinkan pencatatan nilai keuangan yang layak dalam laporan keuangan. 3. Prosedur Pengendalian
Prosedur pengendalian adalah kebijakan dan prosedur tambahan terhadap lingkungan pengendalian dan sistem akuntansi yang telah diciptakan oleh manajemen untuk memberikan keyakinan memadai bahwa tujuan tertentu satuan usaha akan tercapai. Prosedur pengendalian mempunyai beberapa tujuan dan diterapkan pada beberapa tingkatan organisasi dan pemrosesan data. Prosedur pengendalian dapat juga diintregasikan dalam komponen tertentu pengendalian dari sistem akuntansi. Menurut Mulyadi (1992:70) prosedur pengendalian dapat dikelompokkan kedalam prosedur yang bersangkutan dengan :
a. Otorisasi yang semestinya atas transaksi dan kegiatan.
b. Pemisahan tugas yang mengurangi kesempatan yang memungkinkan seseorang dalam posisi yang dapat melakukan dan sekaligus menutupi kekeliruan atau ketidakberesan dalam berbagai pelaksanaan tugas sehari-hari.
c. Perancangan dan penggunaan dokumen dan catatan yang memadai untuk membantu pencatatan secara semestinya transkasi dan peristiwanya.
perusahaan dan catatan.
e. Pengecekkan secara independen atas pelaksanaan dan penilaian yang semestinya atas jumlah atas jumlah yang dicatat.
Menurut Mulyadi (1992:70) Untuk kepentingan audit atas laporan keuangan maka perlu diperhatikan faktor penentu baiknya suatu struktur pengawasan internal yang disebutkan sebagai berikut : 1. Suatu struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab
fungsional secara tepat.
2. Suatu sistem wewenang dan prosedur pembukuan yang baik dan melakukan pengawasan akuntansi yang cukup terhadap harta, hutang, pendapatan dan biaya.
3. Praktek yang sehat harus dijalankan didalam melakukan tugas-tugas dan fungsi-fungsi setiap bagian dalam organisasi.
4. Suatu tingkat kecukupan pegawai yang sesuai dengan tanggung jawab keempat unsur yang disebutkan diatas merupakan ciri pokok dari suatu struktur.
Pengawasan internal selain ciri-ciri pokok tersebut ada pengawasan lain yang merupakan tambahan dari unsur tersebut, yakni pengawasan yang dilakukan dengan menggunakan laporan-laporan standart atau budget dan staff internal audit. Berikut ini akan dijelaskan secara singkat masing-masing faktor dalam pengawasan internal tersebut.
Fungsional Secara Tepat
Struktur ekonomi yang tepat bagi suatu perusahaan belum tentu baik bagi perusahaan lain. Oleh karena itu, maka pertimbangan bahwa susunan organisasi tersebut harus fleksibel dan dapat menunjukkan bentuk-bentuk dan batas-batas serta garis wewenang dan tanggung jawab yang tegas dan jelas.
Untuk memenuhi syarat pengawasan yang baik, hendaknya struktur organisasi dapat memisahkan fungsi operasional, penyimpanan dan pencatatan guna menghindari penyelewengan ataupun kecurangan dalam perusahaan. Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab yang penuh untuk