• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam bab ini penulis memberikan kesimpulan berdasarkan uraian terdahulu dan saran guna meningkatkan pengendalian internal terhadap aset tetap pada Perum Bulog Divre Sumut dan dimana diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat.

BAB II

PERUM BULOG DIVRE SUMUT A. Sejarah Ringkas

Sejarah perkembangan Bulog tidak dapat terlepas dari sejarah lembaga pangan di Indonesia sejak zaman sebelum kemerdekaan sampai pemerintahan sekarang ini. Secara umum tugas lembaga pangan tersebut adalah untuk menyediakan pangan bagi masyarakat pada harga yang terjangkau diseluruh daerah serta mengendalikan harga pangan di tingkat produsen dan konsumen. Instrumen untuk mencapai tujuan tersebut dapat berubah sesuai kondisi yang berkembang.

Perum Bulog Divre Sumut merupakan perpanjangan tangan dari Perum Bulog Pusat di Jakarta sebagai pelaksanan tugas khususnya diwilayah Provinsi Sumatera Utara. Dimana tugasnya adalah melaksanakan kegiatan pelayan publik dan kegiatan perencanaan & pengembangan usaha khususnya di bidang perberasan.

Melihat kondisi geografis Negara Indonesia yang terdiri dari kepulauan yang cukup besar maka untuk memaksimalkan kinerja perusahaan khususnya penumpukan stok beras nasional yang hampir 70% sumber pengadaannya dari Pulau Jawa, maka dipandang perlu untuk disebar di seluruh wilayah startegis Indonesia.

Tepatnya pada tanggal 23 Juni 1980 diresmikanlah Kantor Depot Logistik di Sumatera Utara yang terletak di Jalan Jenderal Gatot Subroto No. 180 Medan. Sebelumnya kantor Depot Logistik di Sumatera Utara sempat

berganti-ganti tempat pada zaman orde baru sesuai penunjukan dari Pemerintah Pusat.

Setelah Negara Indonesia mengalami reformasi pada tahun 1998, barulah disusun kembali mengenai tugas pokok dan fungsi Bulog dan ditetapkan pada tahun 2003 bahwasannya status bulog dari Lembaga Pemerintah Non Departemen menjadi Badan Usaha Milik Negara dengan bentuk Perusahaan Umum.

Untuk itu Depot Logistik yang berada di Seluruh Ibukota Provinsi berubah nama menjadi Divisi Regional. Maka dengan sendirinya Depot Logistik Sumatera Utara berubah nama menjadi Divisi Regional Sumatera Utara atau yang lebih popular disebut Perum Bulog Divre Sumut.

1. Visi dan Misi a. Visi

Visi Perum Bulog adalah “Menjadi Perusahaan yang handal dalam mewujudkan pangan yang cukup, aman dan terjangkau bagi rakyat”. Terwujudnya perusahaan yang handal dalam pencapaian ketahanan pangan nasional yang berkelanjutan. Visi ini juga mencerminkan misi yang diamanatkan oleh Pemerintah, khususnya berkaitan dengan keberhasilan dan ketahanan pangan nasional. Posisi Bulog sebagai lembaga pangan yang handal mencakup pemantapan ketahanan pangan nasional, profesional dan kompetitif dalam bidang usaha pangan serta senantiasa memiliki rasa dan nilai kepekaan atas tanggung jawabnya bagi kepentingan masyarakat serta taat dan menjunjung tinggi nilai-nilai etika dalam melaksanakan bisnis. b. Misi

 Memenuhi kecukupan pangan pokok secara aman, bermutu, stabil dan terjangkau.

 Mewujudkan SDM profesional, jujur, amanah dan menerapkan prinsip-prinsip GCG di bidang pangan.

Misi yang disusun berfokus pada kompetensi dan tujuan/makna utama (one common purpose) dari keberadaan Perum Bulog diharapkan dapat mencerminkan keyakinan atau nilai organsiasi serta memberikan makna pada setiap karyawan Bulog sehingga mampu menyatukan organisasi dan membangun komitmen bersama.

2. Falsafah

Perum Bulog Divre Sumut mengatur kembali tugas dan fungsi Bulog berdasarkan Keppres No. 103/2001 tanggal 13 September 2001.

3. Motto

“Bersama Mewujudkan Kedaulatan Pangan”.

B. Struktur Organisasi

Organisasi adalah suatu struktur dengan bagian-bagian yang diintegrasikan sedemikian rupa sehingga satu sama lain saling berhubungan dan saling mempengaruhi dengan adanya hubungan secara keseluruhan. Dipandang dari fungsinya, organisasi adalah pengelompokan dan pengaturan dari berbagai aktivitas tersebut, penyediaan lingkungan kerja dan fasilitas yang sesuai serta penempatan kepada masing-masing orang yang ditugaskan. Organisasi juga bisa diartikan sebagai sekelompok orang yang mengadakan kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.

Pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber-sumber daya yang dimiliki dan lingkungan yang melingkupinya. Struktur organisasi menunjukkan pola hubungan diantara bagian atau posisi yang menunjukkan kedudukan, tugas, dan wewenang serta tanggung jawab yang berbeda dalam suatu organisasi.

Struktur organisasi juga menetapkan sistem hubungan dalam organisasi yang memungkinkan tercapainya komunikasi, koordinasi dan pengintegrasian segenap kegiatan organisasi baik kearah vertikal maupun horizontal.

Perum Bulog Divre Sumut mempunyai struktur organisasi yang berbentuk campuran, fungsional, staf dan lini dimana setiap personil diberikan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan dasar kualifikasinya. Jadi setiap bawahan menerima perintah baik secara lisan maupun tulisan dari seorang atasan yang terkait didalamnya. Struktur organisasi Perum Bulog Divre Sumut dapat dilihat pada lampiran.

C. Job Description

Berikut ini akan diuraikan tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan di perum BULOG Divre Sumut secara garis besar:

1. Kadivre

Tugas dan tanggung jawab:

Bertanggungjawab menyelenggarakan usaha logistik pangan pokok yang bermutu dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak dan dalam hal tertentu menyelenggarakan tugas-tugas tertentu yang diamanatkan Kantor Pusat dalam pengamanan harga pangan pokok beras,

pengelolaan cadangan pangan pemerintah dan distribusi pangan pokok kepada golongan masyarakat tertentu, khususnya pangan pokok beras dan pangan pokok lainnya yang ditetapkan oleh pemerintah dalam rangka ketahanan pangan di wilayah regional kerjanya.

2. Kabid Pelayanan Publik Tugas dan tanggung jawab:

Bertanggungjawab merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasikan, menetapkan dan mengendalikan kebijakan dan strategi di bidang perencanaan pelayanan publik, pengadaan, persediaan dan perawatan serta penyaluran komoditi pangan

a. Kasi Persediaan & Angkutan

1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan persediaan dan penyimpanan;

2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan penyebaran stok dan angkutan.

b. Kasi Penyaluran

1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan penyaluran kepada kelembagaan pemerintah dan non pemerintah;

2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan penyaluran kepada pasar khusus dan pasar umum.

1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan operasi dan administrasi pengadaan dalam negeri;

2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan operasi dan administrasi pengadaan luar negeri bilamana ada.

d. Kasi Perawatan & Kualitas

1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pemeriksaan stok di gudang;

2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan perawatan kualitas dan pengolahan.

e. Kasi Analisa Harga & Pasar

1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengolahan dan penyajian data dalam rangka penyusunan rencana dan program pelayanan publik;

2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengamatan dan analisis harga serta statistik.

3. Kabid Administrasi & Keuangan Tugas dan tanggung jawab:

Bertanggungjawab merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasikan, menetapkan dan mengendalikan kebijakan dan strategi di bidang sumber daya manusia, organisasi dan tata laksana, hukum dan umum;

merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasikan, menetapkan dan mengendalikan strategi di bidang anggaran, keuangan dan akuntansi.

a. Kasi Tata Usaha & Umum

1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan urusan pelayanan;

2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pembinaan urusan kerumahtanggaan; 3) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan

mengendalikan kegiatan pembinaan urusan sarana subdivisi regional.

b. Kasi SDM & Hukum

1) Merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan sumber daya manusia;

2) Merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan organisasi & tata laksana;

3) Merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan hukum;

4) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengenda likan kegiatan pelayanan bantuan hukum dan pembinaan kelompok jabatan fungsional legal officer.

c. Kasi Keuangan

1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pencarian sumber dana, penyediaan,

penyusunan pengalokasian, pengevaluasian dan pendistribusian anggaran publik;

2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pencarian sumber dana, penyediaan, penyusunan pengalokasian, pengevaluasian dan pendistribusian anggaran kegiatan bisnis dan lainnya serta memverifikasi atas semua transaksi kegiatan;

3) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan administrasi perpajakan pelayanan publik, usaha bisnis dan lainnya serta penyimpanan dokumen-dokumen perpajakan perusahaan;

4) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan urusan klaim.

d. Kasi Akuntansi

1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pembukuan subdivisi regional dan pengadministrasian buku tambahan;

2) Merencanakan melaksanakan mengkoordinasikan dan mengenda dalikan kegiatan pengadministrasian transaksi hubungan rekening antar subdivisi regional;

3) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan penyusunan dan analisis laporan keuangan konsolidasi serta pembinaan sistem informasi akuntansi bulog.

e. Kasi Humas

1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pembinaan hubungan kelembagaan dan corporate governance;

2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pembinaan citra dan media massa;

3) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pelayanan Kadivre;

4. Kabid Perencanaan & Pengembangan Usaha Tugas dan tanggung jawab:

Bertanggungjawab merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasikan, menetapkan dan mengendalikan kebijakan dan strategi di bidang Industri, perdagangan, dan jasa serta teknologi informasi.

a. Kasi Jasa

1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan jasa pelayanan pergudangan dan jasa lainnya;

2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan kegiatan jasa pelayanan angkutan, survai dan perawatan komoditi. b. Kasi Perdagangan

1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan perdagangan pangan dan non pangan dalam negeri;

2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan perdagangan pangan dan non pangan luar negeri.

c. Kasi Informasi Teknologi

1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengembangan dan pemeliharan sistem aplikasi;

2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan administrasi data base dan jaringan, sarana dan pelayanan pengguna.

5. Kabid Pengawasan

Tugas dan tanggung jawab:

Bertanggungjawab melaksanakan audit internal perusahaan serta menilai dan memberikan saran-saran perbaikan.

a. Kasi Pengawasan Pelayanan Publik

1) Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan melaksanakan kegiatan audit internal dalam bidang pelayanan publik;

2) Melaksanakan koordinasi dengan Komite Audit maupun Auditor Eksternal sebagai mitra kerja;

3) Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan audit internal dalam kasus-kasus khusus dan investigasi.

1) Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan melaksanakan kegiatan audit internal dalam bidang Keuangan; 2) Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan

melaksanakan kegiatan audit internal dalam bidang SDM dan Umum;

3) Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pelayanan administrasi dan keuangan di lingkungan unit kerja Satuan Pengawasan Intern;

4) Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan audit internal dalam kasus-kasus khusus dan investigasi.

c. Kasi Pengawasan Perencanaan & Pengembangan Usaha

1) Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan melaksanakan kegiatan audit internal dalam bidang Pengembangan dan IT;

2) Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan audit internal dalam kasus-kasus khusus dan investigasi.

D. Jaringan Kegiatan

Perum BULOG melaksanakan penugasan Pemerintah untuk

menyelenggarakan usaha logistik pangan pokok dalam kegiatan Pelayanan Publik atau Public Service Obligation (PSO) berdasarkan Inpres Nomor 3 Tahun 2012 tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah.

Bulog juga melaksanakan usaha-usaha lain berupa kegiatan Pengembangan Usaha. Berdasarkan cakupan kegiatannya Pengembangan

Usaha dibagi menjadi 3, yaitu : Industri, Perdagangan, dan Jasa. E. Kinerja Kegiatan Terkini

Perum Bulog Divre Sumut dengan motto “Bersama Mewujudkan Kedaulatan Pangan”, mempunyai tujuan yaitu

1.Memenuhi kecukupan pangan pokok secara aman, bermutu, stabil dan terjangkau.

2.Melaksanakan kegiatan pelayan publik dan kegiatan perencanaan & pengembangan usaha khususnya di bidang perberasan dengan baik.

3.Mewujudkan SDM profesional, jujur, amanah dan menerapkan prinsip-prinsip GCG di bidang pangan.

F. Rencana Usaha

Kegiatan Bidang Perencanaan & Pengembangan Usaha (PPU) pada tahun 2014 dilaksanakan melalui usaha perdagangan, usaha industri dan usaha jasa.

1. Perdagangan

Indonesia sebagai negara berkembang dengan jumlah penduduk yang besar membutuhkan berbagai komoditi pangan, yang tidak semuanya dapat dipenuhi dari produk-produk dalam negeri. Disisi lain, potensi sumberdaya komoditi yang dihasilkan oleh daerah, maupun kebutuhan daerah akan komoditi yang harus dipasok dari luar merupakan peluang usaha perdagangan yang dapat dikembangkan pada tingkat Divisi Regional maupun Sub Divisi Regional.

Tidak dapat dipungkiri, bahwa perdagangan komoditi merupakan aktifitas bisnis dengan daya tarik pasar yang tinggi. Hal ini tergambar dalam banyaknya jumlah pemain dalam bisnis ini.

2. Industri

Kegiatan industri dibagi dalam 3 kategori, yaitu : industri berbasis beras, industri pendukung, dan industri pangan lain.

a. Industri berbasis beras, adalah industri yang merupakan integrasi proses manufaktur perberasan, sebagaimana yang terangkai dalam Rice Processing Complex (RPC).

b. Industri pendukung, adalah industri yang menghasilkan produk-produk pendukung diluar proses manufaktur perberasan (karung, packaging, dan lain-lain).

c. Industri pangan lain, adalah industri pangan yang menghasilkan produk turunan dari beras (down-stream product), maupun industri pangan primer dan sekunder lainnya (gula, berbasis jagung, dan lain-lain). Bagi Perum BULOG, industri perberasan merupakan kompetensi dasar yang telah lama dimiliki, walaupun masih terbatas pada produksi beras Raskin dan sebagian beras Golongan Anggaran (TNI, PNS). Secara khusus untuk industri perberasan, UB-PGB masih mengalami keterbatasan dalam kapasitas produksi, penyebaran UB-PGB maupun efisiensi biaya yang menyebabkan harga jual yang tidak kompetitif.

3. Jasa

Usaha Jasa adalah salah satu kegiatan usaha pada Direktorat Perencanaan dan Pengembangan Usaha untuk meningkatkan pendapatan (revenue) perusahaan, yang terdiri atas: jasa pemberdayaan aset (seperti gudang, gedung, tanah kosong, rumah dinas, dan asset lainnya), jasa survey,

perawatan kualitas dan pemberantasan hama dan jasa angkutan melalui anak perusahaan (PT. JPLBULOG). Sasaran Divisi Jasa adalah terlaksananya kegiatan usaha jasa pelayanan jasa angkutan, jasa survey & perawatan kualitas dan jasa pemberdayaan aset.

Untuk mencapai sasaran tersebut dilakukan melalui dua kegiatan, yaitu Kegiatan Utama dan Kegiatan Pendukung.

Kegiatan Utama adalah memasarkan jasa angkutan, jasa survey dan jasa penyewaan aset yang idle. Kegiatan Pendukung adalah pembinaan operasional, peningkatan kemampuan SDM, membentuk jaringan kerjasama, penyusunan standar prosedur kerja, monitoring dan evaluasi seluruh daerah kerja.

BAB III

SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP ASET TETAP PADA PERUM BULOG

DIVRE SUMUT A. Pengertian Aset Tetap

Untuk memahami pengertian aset tetap perlu dikemukakan beberapa definisi mengenai aset tetap tersebut yang dikeluarkan oleh beberapa ahli dibidang akuntansi, antara lain:

Menurut Firdaus (2005:151) yaitu:

“Aset Tetap (Plant assets atau Fixed assets atau Property Plant and equipment) adalah aset yang diperoleh untuk digunakan dalam kegiatan perusahaan untuk jangka waktu yang lebih dari satu tahun, tidak dimaksudkan untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan, dan merupakan pengeluaran yang nilainya besar atau material”.

Menurut Warren (2008:440) yaitu:

“Aset tetap merupakan aset berwujud jangka panjang yang dimiliki oleh perusahaan dan digunakan dalam operasi normal perusahaan”.

Menurut Suharli (2006:259) yaitu:

“Aset tetap adalah harta berwujud (tangible assets) yang memiliki masa manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, bernilai material, dan digunakan untuk kegiatan operasi normal perusahaan”.

Menurut Harahap (2002:1) yaitu:

“Aset tetap adalah salah satu pos dalam laporan keuangan khususnya Neraca dan juga mempengaruhi laporan laba rugi melalui pos biaya penyusutan”.

Adapun menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002:16.2) adalah:

“Aset tetap adalah aset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak

dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun”.

Adapun Aset Tetap menurut Perum Bulog Divre Sumut adalah aset berwujud yang dimiliki dan/atau dikuasai oleh Perum Bulog untuk digunakan dalam operasional Perum Bulog, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal dan memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun. Dengan demikian aset tetap harus memenuhi syarat:

1. Aset berwujud (tangible assets);

2. Memiliki masa manfaat yang lebih dari satu tahun; 3. Nilai perolehan yang meterial;

4. Dimiliki untuk menjalankan operasi normal perusahaan, dan tidak dimaksudkan untuk dijual lagi.

Dari pengertian di atas diperoleh suatu kesimpulan bahwa aset tetap mempunyai sifat, yaitu:

a. tujuan pembelian untuk dipergunakan dalam kegiatan operasional perusahaan dan tidak untuk diperjual belikan.

b. suatu perusahaan dapat memperoleh manfaat dan mengendalikan manfaat tersebut.

c. masa manfaat lebih dari satu tahun dan jumlahnya cukup material. d. mempunyai kemampuan sendiri maupun kombinasi dengan aset lainnya

untuk menyumbangkan aliran kas masuk di masa yang akan datang baik langsung maupun tidak langsung.

memperoleh dan mengendalikan manfaat tersebut. B. Jenis-Jenis Aset Tetap

Aset tetap dapat dikelompokkan dalam beberapa segi, yaitu: 1. Substansi

Aset yang digunakan dalam operasi perusahaan digolongkan ke dalam dua kategori yaitu aset berwujud dan aset tidak berwujud.

Penggolongan aset tetap berwujud dan aset tetap tidak berwujud adalah sebagai berikut:

a. Aset tetap yang berwujud (tangible fixed assets)

Aset tetap berwujud merupakan aset berwujud yang bersifat jangka panjang dan aktivitas operasi perusahaan. Didalamnya meliputi: tanah, bangunan, dan peralatan.

b. Aset tetap tidak berwujud (intangible fixed assets)

Aset tetap tidak berwujud merupakan aset (tidak termasuk keuangan) yang tidak memiliki bentuk fisik. Harta tak berwujud meliputi seperti hak cipta, paten, goodwill, dan perjanjian monopoli.

2. Umur

Pengkategorian aset tetap dari segi ini berguna untuk mengetahui perlu tidaknya dilakukan penyusutan terhadap harga perolehan, mengingat aset tetap memiliki masa manfaat yang berbeda-beda.

Berdasarkan umurnya aset tetap terdiri dari:

a. Aset tetap yang umurnya tidak terbatas, seperti: tanah

penggunaannya bisa diganti dengan aset sejenis. Misalnya: bangunan, mesin, alat-alat, mebel, dan kendaraan.

c. Aset tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya tidak dapat diganti dengan aset yang sejenis. Misalnya: sumber-sumber alam yang tidak dapat diperbarui seperti minyak tanah, gas bumi, batu bara dan bahan tambang lainnya.

Menurut Mulyadi (2001:593) aset tetap berwujud yang dimiliki oleh suatu perusahaan dikelompokkan sebagai berikut:

1. Tanah dan pematangan tanah (land and land improvement) 2. Gedung dan perbaikan gedung

3. Mesin 4. Meubel

5. Kendaraan-kendaraan

Perum Bulog Divre Sumut Medan mengkategorikan jenis aset tetapnya kedalam aset tetap berwujud dan aset tetap tidak berwujud. Adapun pada aset tetap berwujud dikelompokkan kedalam lima kategori yang masing-masing harga perolehan dan masa manfaatnya telah ditetapkan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan, yaitu:

1. Tanah

2. Bangunan Gudang Bulog (BGB)

3. Unit Penggilingan Gabah/Beras (UPGB) 4. Gedung Kantor (Divre, Sub Divre, Kansilog) 5. Gedung Tempat Tinggal (Rumah Dinas)

Adapun pada aset tetap tidak berwujud meliputi peraturan pemerintah/kebijakan terkait perBulogan, dll.

Sesuai dengan pengertian yang dikemukakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia diatas terkait ciri-ciri aset tetap, maka seluruh kategori yang ada pada Perum Bulog Divre Sumut telah disesuaikan dengan Standar Akuntansi Keuangan.

Dimana aset tetap yang ada memiliki ciri-ciri sesuai dengan yang dimaksudkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia yaitu aset yang berwujud yang bersifat jangka panjang meliputi: tanah dan bangunan.

C. Cara Perolehan Aset Tetap

Berdasarkan prinsip biaya (cost principle), umumnya aset termasuk aset tetap disajikan dalam neraca dengan harga perolehan. Setiap aset tetap mempunyai harga perolehan yang meliputi seluruh jumlah biaya yang dikeluarkan atau hutang yang timbul untuk memperoleh aset tersebut. Biaya perolehan dicatat sebesar harga perolehan yaitu harga beli aset tersebut ditambah biaya yang dikeluarkan sampai aset tersebut dapat digunakan oleh perusahaan.

Ikatan Akuntan Indonesia (2002:16.5) berpendapat bahwa: “Biaya perolehan suatu aset tetap terdiri dari harga belinya, temasuk bea impor dan PPh masukan tidak boleh retribusi (non refundable), dan setiap biaya yang dapat di retribusikan secara langsung dalam membawa aset tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dapat dimasukkan setiap potongan dikurangkan dari harga pembeliaan.

Dalam menjalankan aktivitasnya suatu perusahaan dapat memperoleh aset tetap dengan beberapa cara, antara lain:

1. Pembelian tunai

Aset tetap yang diperoleh dari pembelian tunai dicatat dalam buku-buku dengan jumlah sebesar uang yang dikeluarkan termasuk harga faktur dan semua biaya yang dikeluarkan agar aset tetap tersebut siap untuk dipakai dan semua biaya-biaya diatas dikapitalisasi sebagai harga perolehan aset tetap.

2. Pembelian angsuran

Aset tetap yang diperoleh dari pembelian angsuran, maka dalam harga perolehan aset tetap tidak boleh termasuk bunga yang dalam kontrak pembelian dapat menyebutkan bahwa pembelian akan dilakukan dalam beberapa kali angsuran ditambah dengan pembayaran bunga.

3. Ditukar dengan surat-surat berharga

Aset tetap yang diperoleh dengan cara ditukar dengan saham atau obligasi perusahaan, dicatat dalam buku sebesar harga pasar saham atau obligasi yang digunakan sebagai penukar. Apabila harga pasar saham atau obligasi itu tidak diketahui, harga perolehan aset tetap ditentukan sebesar harga pasar aset tersebut. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pertukaran aset tetap:

a. Harga perolehan aset yang dipertukarkan b. Nilai buku aset tetap

c. Akumulasi penyusutan d. Harga pasar yang wajar

4. Ditukar dengan aset tetap yang lain

Aset tetap yang diperoleh dengan cara tukar menukar, atau sering disebut “tukar tambah”, dimana aset lama digunakan untuk membayar harga aset baru, baik seluruhnya atau sebagian serta kekurangannya dibayar tunai. Dalam hal ini, prinsip harga perolehan aset tetap harus digunakan, yaitu aset baru dikapitalisasikan dengan jumlah sebesar harga pasar aset lama ditambah uang yang dibayarkan atau dikapitalisasikan sebesar harga pasar aset baru yang diterima. Dalam hal pertukaran ini akan dipisahkan menjadi dua yaitu pertukaran aset tetap yang sejenis dan pertukaran aset tetap yang tidak sejenis.

5. Diperoleh dari hadiah atau donasi

Aset tetap yang diperoleh dari hadiah atau donasi, pencatatannya dilakukan dengan mencatat sebesar harga pasar yang wajar atau

Dokumen terkait