• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesimpulan

Inokulasi isolat bakteri pencerna serat selama periode menyusu yang dibarengi dengan suplementasi Co dalam ransum meningkatkan konsumsi bahan kering, tidak mempengaruhi kondisi fisiologis, namun mampu meningkatkan pertambahan bobot badan pada periode lepas sapih.

Saran

Pengaruh inokulasi bakteri pencerna serat perlu dkaji dari sisi pengaruhnya terhadap perubahan dan perkembangan populasi dan jenis mikroba rumen. Keterkaitan antara inokulasi isolat bakteri dengan laju sintesis vitamin B12 perlu dikaji lebih mendalam.

41 UCAPAN TERIMAKASIH

Alhamdulillahirabbil’aalamiin. Maha suci Allah atas segala sesuatu ciptaan-Nya, atas berkah dan karunia-ciptaan-Nya, penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan tugas akhir ini.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tak terhingga kepada Prof. Dr. Ir. Toto Toharmat, M.Agr.Sc selaku pembimbing utama dan Dr. Ir. Kartiarso, M.Sc. sebagai pembimbing anggota dan pembimbing akademik yang telah mengalokasikan banyak waktu atas bimbingan, saran, dan nasehat yang sangat berharga.

Sembah bakti dan ucapan terima kasih yang tulus dan tak terkira penulis haturkan kepada Ayahanda Ardiansyah dan Ibunda Rusnawati serta adikku, Indah Permata Sari yang selalu mencurahkan kasih sayang yang tiada hentinya, do’a, kesabaran, dukungan moril dan materil yang diberikan kepada penulis. Semoga penulis dapat memenuhi harapan dan memberikan yang terbaik.

Terima kasih kepada Pak Iwan Prihantoro, SPt. Msi dan teman-teman sepenelitian Desra, Ninuk, Hadziq, Iki, dan Ina yang telah memberikan pengertian, kerjasama, kekeluargaan, dan bantuan pemikiran kepada penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini. Ucapan terimakasih disampakan kepada Nissa, Miko, Ayu, dan Kharis yang telah memberikan dukungan moril berupa semangat yang tak terhingga, keceriaan, pertemanan, dan kebersamaan nya selama ini. Kepada teman-teman di laboratorium Danu dan Dicky yang berjuang bersama dan saling memberikan support di masa penelitian, serta terima kasih kepada seluruh teman-teman Nutrisi 43 atas kebersamaannya. Tanpa dukungan semua pihak, penulis tidak akan bisa menyelesaikan tugas akhir dengan baik.

Bogor, Agustus 2010

42 DAFTAR PUSTAKA

Astuti, R. 2010. Isolasi dan seleksi bakteri pencerna serat asal rumen kerbau berdasarkan pertumbuhannya pada berbagai pakan sumber serat. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Berman, A. 2005. Estimates of heat stress relief needs for Holstein dairy cows. J.Anim Sci. 83 : 1377 – 1384. http://jas.fass.org/cgi/content/abstract/83/6/ 1377. [4 September 2010].

Blakely, J. & D. H. Bade. 1991. Ilmu Peternakan Edisi Keempat. Terjemahan : B. Srigandono. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Chestnut, A. & D. Houston. 2002. Heat Stress and Cooling Cows. http://www.vigortone.com/ heat_stress.htm [ 03 September 2010 ].

Darmono. 1995. Logam dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. Penerbit Universitas Indonesia (UI Press). hlm. 55−56, 65−69.

Esmay, M. L. 1982. Principles of Animal Environmental. AVI Publishing Company Inc. Connecticut.

Frandson, R. D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Ganong, W. F. 1995. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (Review of Medical Physiology). Edisi ke-4. Terjemahan: P. Andianto. Penerbit Buku Kedokteran. E.G.C. Jakarta.

Gayatri, I. 2010. Kemampuan isolat bakteri asal rumen kerbau dalam mencerna komponen serat. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Guyton, A. C. 1996. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi ke-7 Bagian I. Terjemahan : Ken Ariata Tengadi. Penerbit Buku Kedokteran. E.G.C. Jakarta. Guyton, A.C. & J.E. Hall. 1997. Sel Darah Merah, Anemia, dan Polositemia. Dalam: Fisiologi Kedokteran. Terjemahan: Irawati, L. M. A. Ken Arita Tengadi dan Alex Santoso. Penerbit Buku Kedokteran, E. G. C. Jakarta.

Lee, C. N. & N. Keala. 2005. Evaluation of cooling system to improve lactating Holstein cows comfort in the sub-tropics. http://www.fass.org. [4 September 2010].

Ma'sum, K. 1986. Pengaruh ketinggian tempat terhadap status fisiologis, penggunaan pakan dan pertambahan berat badan sapi madura jantan. Tesis. Sekolah Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

McDonald, P., R. A. Edwards, & J. F. D. Greenhalgh. 1988. Animal Nutrition. John Willey and Sons Inc., New York. page 96−105.

43 Parakkasi, A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminansia. Universitas

Indonesia, Jakarta.

Prayitno, H. 1999. Respons termoregulasi sapi peranakan Fresh Holland pada berbagai kondisi lingkungan mikro. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Quigley, J. 2001. Development of the rumen epithelium. Calf Note 20. Calf Notes. com. http://www.calfnotes.com. [ 23 Februari 2010].

Restz, L. L., W. H. Smith, & M. P Plumlee. 1960. A simple wet oxidation procedure for biological material. Animal Science Departement, Purdue University, West La Fayeetee. Animal Chemistry Vol 32:1728.

Roy, J. H. B. 1980. The Calf Studies in Agriculture and Food Science. 4th Ed. Butterworths, London.

Shortt, C. 1999. The probiotic century: historical and current perspectives. Review on Trend Food Science and Technology 10: 411-417.

Stangl, G. L., F. J. Schwarz, H. Muller, & M. Kirchgessner. 2000. Evaluation of the cobalt requirement of beef cattle based on vitamin B12 folate, homocysteine and methylmalonic acid. Br. J. Nutr. 84: 645−653.

Steel, R. G. D. & J. H. Torrie. 1991. Prinsip dan Prosedur Statistik. Terjemahan: B. Sumantri. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Sutardi, T. 1981. Sapi Perah dan Pemberian Makanannya. Departemen Ilmu makanan Ternak, Fakultas Peternakan. Institut Partanian Bogor, Bogor. Swenson, M. J. 1984. Duke’s Physiology of Domestic Animals. 10th

Edition. Publishing Assocattes a Division of Cornell University. Ithaca and London. Swenson, M. J. 1993. Duke’s Physiology of Domestic Animals. 11th

Edition. Publishing Assocattes a Division of Cornell University. Ithaca and London. Syarief, M. Z. & R. M. Sumoprastowo. 1984. Ternak Perah. Yasaguna, Jakarta. Wikantadi, B., T. Soetarno, B. Rustamaji, Soepardjo, & S. Prihadi. 1978. Pengaruh

kandang terbuka dan tertutup terhadap produktivitas dan keadaan fisiologi pedet peranakan Friesien Holstein. Proc. Seminar Ruminansia. Ditjen Peternakan. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Williamson, F. G. & W. J. A. Payne. 1993. Pengantar Peternakan di Daerah Tropis. Cetakan Ketiga. Gajah Mada Press, Yogyakarta.

44 LAMPIRAN

45 LAMPIRAN

Lampiran 1. Suhu dan Kelembaban Lingkungan Kandang Selama Masa Penelitian

Minggu Suhu Kelembaban

Pagi Sore Pagi Sore

1 27,11 28,74 94,71 76,86 2 26,89 28,96 96,71 79,71 3 27,17 27,74 96,43 80,57 4 25,63 27,51 99,00 91,71 5 25,79 26,99 99,00 88,86 6 26,04 27,39 96,86 83,86

Lampiran 2. Contoh Perhitungan Uji t Pada Pertambahan bobot Badan (g/ekor/hari)

No Pedet PBBH Minggu ke-1

2 142,86 3* 1142,86 4 142,86 5 -142,86 6* 428,57 7 142,86 8* 0 9* 571,43 10 0

Ket: Pedet no. 2, 4, 5, 7, 10 = P0 = Kelompok pedet kontrol

Pedet no. 3, 6, 8, dan 9 = P1 = Kelompok pedet yang diinokulasi bakteri Perhitungan Minggu Ke-1 :

ŷ0 = 57,14 ; ŷ1 = 535,71 ; db galat = (n1 – 1) + (n2 – 1 ) = 7 ∑Y0² = 81632,65 ; ∑Y1² = 1816326,53

(∑Y0)²/n0 = 16326,53 ; (∑Y1)²/n1 = 1147959,18 ∑Y0² - (∑Y0)²/n0 = 65306,12

46 S² = ∑Y0²-(∑Y0)²/n0 + ∑Y1²-(∑Y1)²/n1= 104810,5

(n0-1)+(n1-1)

S ŷ 0- ŷ 1 = = 217,1744

t hit = ŷ 0 - ŷ 1 = - 2,20363 S ŷ 0- ŷ 1

db galat P Nilai t Kesimpulan

7 0,95 2,36 t hit < t Tabel

Tidak Nyata

0,99 3,5

Lampiran 3. Contoh Perhitungan Uji t Pada Konsumsi

No Pedet Konsumsi BK Minggu ke-1

2 5760,547 3* 8454,597 4 4568,71 5 6567,521 6* 8057,317 7 2569,899 8* 10155,45 9* 5897,112 10 2185,035

Ket: Pedet no. 2, 4, 5, 7, 10 = P0 = Kelompok pedet kontrol

Pedet no. 3, 6, 8, dan 9 = P1 = Kelompok pedet yang diinokulasi bakteri Perhitungan Minggu Ke-1 :

ŷ0 = 4330,34 ; ŷ1 = 8141 ; db galat = (n1 – 1) + (n2 – 1 ) = 7 ∑Y0² = 1,09E+08 ; ∑Y1² = 2,74E+08

(∑Y0)²/n0 = 93759333,71 ; (∑Y1)²/n1 = 265111242,7 ∑Y0² - (∑Y0)²/n0 = 14808774,7

∑Y1²-(∑Y1)²/n1 = 9198378,45

S²= ∑Y0² - (∑Y0)²/n0 + ∑Y1²-(∑Y1)²/n1= 3429593,3 (n0-1)+(n1-1)

47 t hit = ŷ 0 - ŷ 1 = -3,06751

0- ŷ 1

db galat P Nilai t Kesimpulan

7 0,95 2,36 t hit < t Tabel

Tidak Nyata

0,99 3,5

Lampiran 4. Contoh Perhitungan Uji t Pada Suhu Rektal Pagi Hari ( °C )

No Pedet Suhu Rektal Minggu ke-1

2 38,7 3* 38,8 4 38,6 5 38,6 6* 39,1 7 39,5 8* 38,7 9* 38,4 10 39,8

Ket: Pedet no. 2, 4, 5, 7, 10 = P0 = Kelompok pedet kontrol

Pedet no. 3, 6, 8, dan 9 = P1 = Kelompok pedet yang diinokulasi bakteri Perhitungan Minggu Ke-1 :

ŷ0 = 39,04 ; ŷ1 = 38,75 ; db galat = (n1 – 1) + (n2 – 1 ) = 7 ∑Y0² = 7621,9 ; ∑Y1² = 6006,5

(∑Y0)²/n0 = 7620,61 ; (∑Y1)²/n1 = 6006,25 ∑Y0² - (∑Y0)²/n0 = 1,29

∑Y1²-(∑Y1)²/n1 = 0,25

S²= ∑Y0²-(∑Y0)²/n0 + ∑Y1²-(∑Y1)²/n1= 0,22 (n0-1)+(n1-1)

S ŷ 0- ŷ 1 = = 0,31

t hit = ŷ 0 - ŷ 1 = 0,92 Sŷ 0- ŷ 1

48

db galat P Nilai t Kesimpulan

7 0,95 2,36 t hit < t Tabel

Tidak Nyata

0,99 3,5

Lampiran 5. Contoh Perhitungan Uji t Pada Suhu Rektal Sore Hari ( °C )

No Pedet Suhu Rektal Minggu ke-1

2 39,4 3* 39,1 4 39,2 5 38,8 6* 39,4 7 39,2 8* 39,1 9* 39,8 10 40,6

Ket: Pedet no. 2, 4, 5, 7, 10 = P0 = Kelompok pedet kontrol

Pedet no. 3, 6, 8, dan 9 = P1 = Kelompok pedet yang diinokulasi bakteri Perhitungan Minggu Ke-1 :

ŷ0 = 39,44 ; ŷ1 = 39,175 ; db galat = (n1 – 1) + (n2 – 1 ) = 7 ∑Y0² = 7779,44 ; ∑Y1² = 6138,79

(∑Y0)²/n0 = 7777,57 ; (∑Y1)²/n1 = 6138,72 ∑Y0² - (∑Y0)²/n0 = 1,87

∑Y1²-(∑Y1)²/n1 = 0,07

S²= ∑Y0²-(∑Y0)²/n0 + ∑Y1²-(∑Y1)²/n1= 0,28 (n0-1)+(n1-1)

S ŷ 0- ŷ 1 = = 0,35

t hit = ŷ 0 - ŷ 1 = 0,75 S ŷ 0- ŷ 1

49

db galat P Nilai t Kesimpulan

7 0,95 2,36 t hit < t Tabel

Tidak Nyata

0,99 3,5

Lampiran 6. Contoh Perhitungan Uji t Pada Laju Respirasi Pagi Hari ( kali/menit )

No Pedet Laju Respirasi Minggu ke-1

2 44 3* 41 4 56 5 42 6* 44 7 48 8* 40 9* 42 10 58

Ket: Pedet no. 2, 4, 5, 7, 10 = P0 = Kelompok pedet kontrol

Pedet no. 3, 6, 8, dan 9 = P1 = Kelompok pedet yang diinokulasi bakteri Perhitungan Minggu Ke-1 :

ŷ0 = 49,6 ; ŷ1 = 41,75 ; db galat = (n1 – 1) + (n2 – 1 ) = 7 ∑Y0² = 12504 ; ∑Y1² = 6981

(∑Y0)²/n0 = 12300,80 ; (∑Y1)²/n1 = 6972,25 ∑Y0² - (∑Y0)²/n0 = 203,2

∑Y1²-(∑Y1)²/n1 = 8,75

S²= ∑Y0²-(∑Y0)²/n0 + ∑Y1²-(∑Y1)²/n1= 30,28 (n0-1)+(n1-1)

S ŷ 0- ŷ 1 = = 3,69

t hit = ŷ 0 - ŷ 1 = 2,13 S ŷ 0- ŷ 1

db galat P Nilai t Kesimpulan

7 0,95 2,36 t hit < t Tabel

Tidak Nyata

50 Lampiran 7. Contoh Perhitungan Uji t Pada Laju Respirasi Sore Hari ( kali/menit )

No Pedet Laju Respirasi Minggu ke-1

2 56 3* 51 4 59 5 56 6* 53 7 64 8* 61 9* 57 10 60

Ket: Pedet no. 2, 4, 5, 7, 10 = P0 = Kelompok pedet kontrol

Pedet no. 3, 6, 8, dan 9 = P1 = Kelompok pedet yang diinokulasi bakteri Perhitungan Minggu Ke-1 :

ŷ0 = 59 ; ŷ1 = 55,5 ; db galat = (n1 – 1) + (n2 – 1 ) = 7 ∑Y0² = 17449 ; ∑Y1² = 12380

(∑Y0)²/n0 = 17405 ; (∑Y1)²/n1 = 12321 ∑Y0² - (∑Y0)²/n0 = 44

∑Y1²-(∑Y1)²/n1 = 59

S²= ∑Y0²-(∑Y0)²/n0 + ∑Y1²-(∑Y1)²/n1= 14,71 (n0-1)+(n1-1)

S ŷ 0- ŷ 1 = = 2,57

t hit = ŷ 0 - ŷ 1 = 1,36 Sŷ 0- ŷ 1

db galat P Nilai t Kesimpulan

7 0,95 2,36 t hit < t Tabel

Tidak Nyata

51 Lampiran 8. Contoh Perhitungan Uji t Pada Denyut Jantung Pagi Hari ( kali/menit )

No Pedet Denyut Jantung Minggu ke-1

2 76 3* 76 4 80 5 80 6* 78 7 78 8* 74 9* 80 10 88

Ket: Pedet no. 2, 4, 5, 7, 10 = P0 = Kelompok pedet kontrol

Pedet no. 3, 6, 8, dan 9 = P1 = Kelompok pedet yang diinokulasi bakteri Perhitungan Minggu Ke-1 :

ŷ0 = 71,6 ; ŷ1 = 68 ; db galat = (n1 – 1) + (n2 – 1 ) = 7 ∑Y0² = 25820 ; ∑Y1² = 18528

(∑Y0)²/n0 = 25632,8; (∑Y1)²/n1 = 18496 ∑Y0² - (∑Y0)²/n0 = 187,2

∑Y1²-(∑Y1)²/n1 = 32

S²= ∑Y0²-(∑Y0)²/n0 + ∑Y1²-(∑Y1)²/n1= 31,31 (n0-1)+(n1-1)

S ŷ 0- ŷ 1 = = 3,75

t hit = ŷ 0 - ŷ 1 = 0,96 Sŷ 0- ŷ 1

db galat P Nilai t Kesimpulan

7 0,95 2,36 t hit < t Tabel

Tidak Nyata

52 Lampiran 9. Contoh Perhitungan Uji t Pada Denyut Jantung Sore Hari ( kali/menit )

No Pedet Denyut Jantung Minggu ke-1

2 82 3* 78 4 86 5 80 6* 82 7 84 8* 76 9* 82 10 98

Ket: Pedet no. 2, 4, 5, 7, 10 = P0 = Kelompok pedet kontrol

Pedet no. 3, 6, 8, dan 9 = P1 = Kelompok pedet yang diinokulasi bakteri Perhitungan Minggu Ke-1 :

ŷ0 = 78,4 ; ŷ1 = 77 ; db galat = (n1 – 1) + (n2 – 1 ) = 7 ∑Y0² = 30760 ; ∑Y1² = 23752

(∑Y0)²/n0 = 30732,80 ; (∑Y1)²/n1 = 23716 ∑Y0² - (∑Y0)²/n0 = 27,2

∑Y1²-(∑Y1)²/n1 = 36

S²= ∑Y0²-(∑Y0)²/n0 + ∑Y1²-(∑Y1)²/n1= 9,03 (n0-1)+(n1-1)

S ŷ 0- ŷ 1 = = 2,02

t hit = ŷ 0 - ŷ 1 = 0,69 S ŷ 0- ŷ 1

db galat P Nilai t Kesimpulan

7 0,95 2,36 t hit < t Tabel

Tidak Nyata

53 Lampiran 10. Contoh Perhitungan Uji t Pada BDM, Hematokrit, dan Hemoglobin

No Pedet BDM (juta/mm3) PCV (%) Hb (gr%) 2 8,09 28 10,49 3* 6,63 25,75 8,65 4 6,69 22 8,54 5 4,65 25 9,72

6* Mati Mati Mati

7 9,48 30,75 8,5

8* 8,25 27,5 7,65

9* 9,06 25 6,92

10 9,25 32,5 8,21

Ket: Pedet no. 2, 4, 5, 7, 10 = P0 = Kelompok pedet kontrol

Pedet no. 3, 6, 8, dan 9 = P1 = Kelompok pedet yang diinokulasi bakteri  Perhitungan BDM : ŷ0 = 7,63 ; ŷ1 =7,98 ; db galat = (n1 – 1) + (n2 – 1 ) = 6 ∑Y0² = 307,26 ; ∑Y1² = 194,10 (∑Y0)²/n0 = 291,24 ; (∑Y1)²/n1 = 191,04 ∑Y0² - (∑Y0)²/n0 = 16,02 ∑Y1²-(∑Y1)²/n1 = 3,06

S²= ∑Y0²-(∑Y0)²/n0 + ∑Y1²-(∑Y1)²/n1= 3,18 (n0-1)+(n1-1)

S ŷ 0- ŷ 1 = = 1,20

t hit = ŷ 0 - ŷ 1 = -0,29 S ŷ 0- ŷ 1

db galat P Nilai t Kesimpulan

6 0,95 2,45 t hit < t Tabel

54  Perhitungan PCV : ŷ0 = 27,65 ; ŷ1 =26,08 ; db galat = (n1 – 1) + (n2 – 1 ) = 6 ∑Y0² = 3894,81 ; ∑Y1² = 2044,31 (∑Y0)²/n0 = 3822,61 ; (∑Y1)²/n1 = 2041,02 ∑Y0² - (∑Y0)²/n0 = 72,20 ∑Y1²-(∑Y1)²/n1 = 3,29

S²= ∑Y0²-(∑Y0)²/n0 + ∑Y1²-(∑Y1)²/n1= 12,58 (n0-1)+(n1-1)

S ŷ 0- ŷ 1 = = 2,38

t hit = ŷ0 - ŷ 1 = 0,66 S ŷ 0- ŷ 1

db galat P Nilai t Kesimpulan

6 0,95 2,45 t hit < t Tabel Tidak Nyata  Perhitungan Hb : ŷ0 = 9,09 ; ŷ1 = 7,74 ; db galat = (n1 – 1) + (n2 – 1 ) = 6 ∑Y0² = 417,10 ; ∑Y1² = 181,23 (∑Y0)²/n0 = 413,32 ; (∑Y1)²/n1 = 179,72 ∑Y0² - (∑Y0)²/n0 = 3,78 ∑Y1²-(∑Y1)²/n1 = 1,51

S²= ∑Y0²-(∑Y0)²/n0 + ∑Y1²-(∑Y1)²/n1= 0,88 (n0-1)+(n1-1)

S ŷ 0- ŷ 1 = = 0,63

t hit = ŷ 0 - ŷ 1 = 2,15 Sŷ 0- ŷ 1

db galat P Nilai t Kesimpulan

6 0,95 2,45 t hit < t Tabel

Dokumen terkait