• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Rerata skor OHIS pada anak autis usia 6-18 tahun di beberapa SLB dan Yayasan terapi Kota Medan dari 51 anak adalah 3,21 ± 1,17. Rerata skor OHIS pada 51 anak normal usia 6-18 tahun adalah 1,75 ± 0,97.

2. Rerata skor OHIS kelompok usia 13-18 tahun lebih tinggi dibandingkan kelompok usia 6-12 tahun pada anak autis maupun anak normal.

3. Status periodontal pada anak autis dijumpai lebih tinggi dibandingkan anak normal. Status periodontal yang sehat pada anak autis adalah sebanyak 15,7%, dan kalkulus sebanyak 49%; sedangkan pada anak normal status periodontal yang sehat adalah sebanyak 39,2% dan 39,2% dijumpai adanya kalkulus.

4. Status periodontal pada kelompok usia 13-18 tahun dijumpai lebih tinggi dibandingkan kelompok usia 6-12 tahun pada anak autis maupun anak normal.

5. Kebutuhan perawatan periodontal pada anak autis yang tidak perlu perawatan adalah sebanyak 15,7% dan 64,7% lainnya membutuhkan instruksi oral higiene dan skeling profesional; sedangkan pada anak normal kebutuhan perawatan periodontal yang tidak perlu perawatan adalah sebanyak 39,2% dan 43,1% lainnya membutuhkan instruksi oral higiene dan skeling profesional.

6. Kebutuhan perawatan periodontal kelompok usia 13-18 tahun dijumpai lebih tinggi dibandingkan kelompok usia 6-12 tahun pada anak autis maupun anak normal.

7. Pada anak autis dan normal dijumpai beberapa faktor risiko yang dapat memperburuk keadaan rongga mulutnya, yaitu seperti waktu menyikat gigi dan kunjungan rutin ke dokter gigi.

1. Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini adalah jumlah sampel yang sangat terbatas yang disebabkan sulitnya izin penelitian terhadap sekolah, yayasan terapi maupun izin dari orang tua subjek penelitian. Oleh karena itu, dibutuhkan cakupan yang lebih luas dan kerjasama dengan pemerintah maupun yayasan terapi sehingga diharapkan jumlah sampel dapat bertambah banyak.

2. Diharapkan melalui hasil penelitian ini, orang tua maupun pengawas anak dapat lebih memperhatikan kebersihan rongga mulut dan kondisi periodontal karena seperti yang telah diketahui, bahwa rongga mulut dapat menjadi tempat asal penyebaran infeksi dan berkumpulnya bakteri.

3. Ada baiknya bila sekolah luar biasa dan yayasan terapi melaksanakan suatu kegiatan sikat gigi bersama setiap pagi dengan memandu sekaligus mengajari anak menyikat gigi sehingga diharapkan status oral higiene anak menjadi lebih baik.

4. Diharapkan orang tua dapat lebih sering memeriksakan kesehatan gigi dan mulut anak ke dokter gigi agar dapat membiasakan anak sehingga kedepannya anak terbiasa dan tidak takut lagi ke dokter gigi. Hal ini bertujuan agar dapat dilakukan perawatan gigi dan rongga mulut pada anak.

5. Ada baiknya apabila pemerintah, tenaga medis, dan institusi kesehatan mempunyai program dalam bidang kesehatan gigi dan mulut untuk melakukan penyuluhan berkala ke sekolah luar biasa dan yayasan terapi beserta orang tua maupun pengawas anak sehingga masyarakat dapat memperoleh pengetahuan tentang cara menjaga kesehatan gigi dan rongga mulut.

6. Diharapkan hasil penelitian dapat menjadi bantuan bagi peneliti lainnya untuk melakukan penelitian hubungan penyakit periodontal terhadap kualitas hidup anak autis.

1. Kanner L. Autistic disturbances of affective contact. Nervous Child 1943;2: 217-50. 2. Murshid EZ. Oral health status, dental needs, habits and behavioral attitude towards

dental treatment of a group of autistic children in Riyadh, Saudi Arabia. Saudi Dent J 2005; 17(3): 132-9.

3. Khatri A, Sugnani S, Kalra N, Tyagi R. Dental management of autistic child. J Case Reports 2012; 2(1): 1-3.

4. Stein LI, Lane CJ, Williams ME, Dawson ME, Polido JC, Cermak SA. Physiological and behavioral stress and anxiety in children with autism spectrum disorders during routine oral care. Biomed Research Int 2014; 2014: 1-10.

5. Depkes. Mari kenali dan peduli terhadap anak autisme. <http://buk.depkes.go. id/index.php?option=com_content&view=article&id=385:marikenalidanpeduli-

terhadap-anak-autisme&catid=1:latest-news> (16 Agustus 2014).

6. Amaral DG, Schumann CM, Nordahl CW. Neuroanatomy of autism. Trends Neurosci 2008; 31(3): 137-45.

7. Marshall J, Sheller B, Williams BJ, Mancl L, Cowan C. Cooperation predictors for dental patients with autism. Pediats Dent 2007; 29(5): 369-76.

8. Llaneza DC, Deluke SV, Batista M, Crawley JN, Christodulu KV, Frye CA. Communication, inerventions, and scientific advances in autism: A commentary. Physiol Behav 2010; 100(3): 268-76.

9. Autism Speaks. Treating children with autism spectrum disorders: a tool lit for dental professionals Agustus 2014).

10. Kim YS, Leventhal BL, Koh YJ, Fombonne E, Laska E, Lim EC, et al. Prevalence of autism spectrum disorders in a total population sample. Am J Psychiatr 2011; 168: 904-12.

11. Orbit. Sumut butuh sekolah negeri anak autis

12. Oredugba FA, Akindayomi Y. Oral health status and treatment needs of children and young adults attending a day centre for individuals with special health care needs. BMC Oral health 2008; 8(30): 1-8.

13. Klein U, Nowak AJ. Autistic disorder: a review for the pediatric dentist. Pediatr Dent 1998; 20(5): 312-7.

14. DeMattei R, Cuvo A,Maurizio S. Oral assessment of children with an autism spectrum disorder. J Dental Hygiene 2007; 81(3): 1-11.

15. Murshid EZ. Diet, oral hygiene practices and dental health in autistic children in Riyadh, Saudi Arabia. OHDM 2014; 13(1):91-6.

16. Richa, Yashoda R, Manjunath PP. Oral health status and parental perception of child oral health related quality-of-life of children with autism in Bangalore, India. J Indian Soc Pedodont Preventive Dent 2014; 32(2): 135-9.

17. Vajawat M, Deepika PC. Comparative evaluation of oral hygiene practices and oral health status in autistic and normal individuals. J Int Soc Preventive Com Dent 2012; 2(2):58-63.

18. Luppanaporn-larp S, Leelataweewud P, Putongkam P, Ketanont S. Periodontal status and orthodontic treatment need of autistic children. World J Orthodont 2010; 11(3): 256-61.

19. Jaber MA. Dental caries experience, oral health status and treatment needs of dental patients with autism. J Appl Oral Sci 2011; 19(30): 212-7.

20. Wenar C, Kerig E. Developmental psychopathology from infancy through adolescence. 5th ed., New York: McGraw Hill Co., 2006; 131-2.

21. Kring AM, Johnson SL, Davison GC, Neale JM. Abnormal psychology. 11th ed., Hoboken: John Wiley & Sons Inc., 2010; 450-9.

22. Safaria T. Autisme pemahaman baru untuk hidup bermakna bagi orang tua. Yogyakarta: Graha Ilmu., 2005; 1-7.

23. Hoeksema SN. Abnormal psychology. 2nd ed., New York: McGraw Hill Co., 2001; 474-84.

24. Nevid JS, Rathus SA, Greene B. Psikologi abnormal. Alih Bahasa. Murad J dkk. Jakarta: Erlangga, 2005: 145-9.

25. Alloy LB, Riskind JH, Manos MJ. Abnormal psychology. 9th ed., New York: McGraw Hill Co., 2005; 493-500.

26. Udhya J, Varadharaja MM, Parthiban J, Srinivasan I. Autism disorder (AD): an updated review for pediatric dentists. J Clinical Diagnostic Research 2014; 8(2): 275-9. 27. Scully C, Cawson RA. Medical problems in dentistry. 5th ed., New Delhi: Elsevier.,

2005; 422-3.

28. Halgin RP, Whitbourne SK. Abnormal psychology: the human experience of psychological disorders. Dubuque: Brown & Benchmark, 1997; 367-77.

29. Halgin RP, Whitbourne SK. Abnormal psychology: clinical perpectives on psychological disorders. 6th ed., New York: McGraw Hill Co., 2009; 344-7.

30. Wicaksono EN. Autisme

31. Hoeksema SN. Abnormal psychology. 4th ed., New York: McGraw Hill Co., 2007; 497-502.

32. Cameron AC, Widmer RP. Handbook of pediatric dentistry. 3th ed., Canberra: Elsevier., 2009; 330-2.

33. Pareang J. Penanganan kesehatan gigi dan mulut pada anak yang menderita cacat menta

34. AltunC, Guven G, Akgun OM, Akkurt MD, Basak F, Akbulut E. Oral health status of disabled individuals attending special schools. European J Dent 2010; 4: 361-5.

35. Rekha CV, Arangannal P, Shahed H. Oral health status of children with autistic disorder in Chennai. European Arch Ped Dent 2012; 13(3): 126-31.

36. Wukansari. Penyakit gingiva

37. Amit B, Shalu BV. Gingival enlargement induced by anticonvulsants, calcium channel blockers and immunosuppressants: a review. Int Research J Phar 2012; 3(7): 116-9. 38. Lockhart PB, Bolger AF, Papapanou PN, Osinbowale O, Trevisan M, Levison ME, et

an independent association?: a scientific statement from the american heart association

39. National Institutes of Health. Periodontal disease

40. Elsevier Health. Periodontology

us/samplechapters/9780443102110/9780443102110.pdf> (14 September 2014).

41. Newman MG, Takei HH, Carranza FA. Carranza’s clinical periodontology. 9th ed., Philadelphia: WB Saunders Co., 2002; 63-70.

42. Wei SHY. Lang NP. Periodontal epidemiological indices for children and adoloscent: II. Evaluation of oral hygiene; III. Clinical applications. American Ac Pedodont 1982; 4(1): 64-73.

43. Khanna S, Gharpure AS. Determination of sel satisfaction with dental appearance and oral health status among a population of dentate adults in a referral institution. British J Medicine Medical Research 2014; 4(14): 2725-35.

44. Pintauli S, Hamada T. Menuju gigi dan mulut sehat: pencegahan dan pemeliharaan. Ed ke-3. Medan: USU Press. 2014:34-8.

45. Tagelsir A, Khogli AE, Nurelhuda NM. Oral health of visually impaired schoolchildren in Khartoum State, Sudan. BMC Oral Health 2013; 13(33): 1-8.

46. Marya CM. A textbook of public heatlh dentistry. 1st ed., New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers., 2011; 190-2.

47. Mbawalla HS, Masalu JR, Astrom AN. Socio-demographic and behavioural correlates of oral hygiene status and oral health related quality of life, the Limpopo – Arusha school health project (LASH): A cross-sectional study. BMC Pediatr 2010; 10(87): 1-10.

48. Mueller HP. Periodontology: the essentials. New York: Thieme., 2005;38-41.

49. Geneva. Epidemiology, etiology and prevention of periodontal disease. In: Moscow WHO scientific group. Switzerland, 1987.

50. Miyaki K, Masaki K, Naito M, Naito T, Hoshi K, Hara A, et al. Periodontal disease and atherosclerosis from the viewpoint of the relationship between community

periodontal index of treatment needs and brachial-ankle pulse wave velocity. BMC Public Health 2006; 6(131): 1-6.

51. Hiremath SS. Textbook of preventive and community dentistry. 2nd ed., Chennai: Elsevier., 2011; 207-9.

52. Abdellatif HM, Burt BA. An epidemiological investigation into the relative importance of age and oral hygiene status as determinants of peridontitis. J Dent Res 1987; 66(1): 13-8. (abstract)

53. Ragghianti MS, Greghi SLA, Lauris JRP, Sant ACP, Passanezi E. Influence of age, sex, plaque and smoking on periodontal conditions in a population from Bauru, Brazil. J Appl Oral Sci 2004; 12(4): 273-9.

54. Machuca G, Nieves E, Sanchez AF, Machuca C, Bullon P. Descriptive study of factors modifying the periodontal status of a population of people with a learning disability in Spain. J Disability and Oral Health 2007; 8(2): 73-80.

Lampiran

HASIL ANALISIS DATA

Frequency Table

Kelompok Usia Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

6-12 tahun 33 64,7 64,7 64,7

13-18 tahun 18 35,3 35,3 100,0

Total 51 100,0 100,0

Jenis Kelamin Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Laki-laki 45 88,2 88,2 88,2

Perempuan 6 11,8 11,8 100,0

Status Oral Higiene pada Anak Autis

Statistics

Indeks Debris Indeks Kalkulus OHIS

N Valid 51 51 51 Missing 0 0 0 Mean 2,2994 ,9327 3,2124 Median 2,3300 1,0000 3,3200 Mode 2,16 ,00 2,16 Std. Deviation ,50342 ,84548 1,17454 Variance ,253 ,715 1,380 Skewness -1,064 ,325 -,159 Std. Error of Skewness ,333 ,333 ,333 Kurtosis 1,644 -1,128 -,870 Std. Error of Kurtosis ,656 ,656 ,656 Minimum ,66 ,00 ,66 Maximum 3,00 2,67 5,33

Status Oral Higiene pada Anak Normal

Statistics

Indeks Debris Indeks Kalkulus OHIS

N Valid 51 51 51 Missing 0 0 0 Mean 1,4694 ,2861 1,7555 Median 1,5000 ,0000 1,8200 Mode 1,50 ,00 1,83 Std. Deviation ,68156 ,52770 ,97529 Variance ,465 ,278 ,951 Skewness -,111 3,202 1,158 Std. Error of Skewness ,333 ,333 ,333 Kurtosis -,911 13,485 3,158 Std. Error of Kurtosis ,656 ,656 ,656 Minimum ,00 ,00 ,16 Maximum 2,83 3,00 5,50

Status Oral Higiene pada Anak Autis Berdasarkan Kelompok Usia (6-12 tahun)

Statistics

Indeks Debris Indeks Kalkulus OHIS

N Valid 33 33 33 Missing 0 0 0 Mean 2,2703 ,5839 2,8239 Median 2,1600 ,0000 2,8200 Mode 2,16 ,00 2,16 Std. Deviation ,52648 ,70072 1,07176 Variance ,277 ,491 1,149 Skewness -,917 ,799 ,307 Std. Error of Skewness ,409 ,409 ,409 Kurtosis 1,545 -,573 -,358 Std. Error of Kurtosis ,798 ,798 ,798 Minimum ,66 ,00 ,66 Maximum 3,00 2,33 5,16

Status Oral Higiene pada Anak Normal Berdasarkan Kelompok Usia (6-12 tahun)

Statistics

Indeks Debris Indeks Kalkulus OHIS

N Valid 33 33 33 Missing 0 0 0 Mean 1,5370 ,1458 1,6827 Median 1,6000 ,0000 1,6600 Mode ,66a ,00 ,66 Std. Deviation ,69459 ,53457 1,00990 Variance ,482 ,286 1,020 Skewness -,089 5,086 1,674 Std. Error of Skewness ,409 ,409 ,409 Kurtosis -1,127 27,383 5,223 Std. Error of Kurtosis ,798 ,798 ,798 Minimum ,50 ,00 ,50 Maximum 2,83 3,00 5,50

Statistics

Indeks Debris Indeks Kalkulus OHIS

N Valid 18 18 18 Missing 0 0 0 Mean 2,3528 1,5722 3,9244 Median 2,5000 1,7450 4,3250 Mode 2,66 2,00 4,33 Std. Deviation ,46793 ,71349 1,03223 Variance ,219 ,509 1,066 Skewness -1,497 -,419 -1,453 Std. Error of Skewness ,536 ,536 ,536 Kurtosis 3,035 -,231 2,688 Std. Error of Kurtosis 1,038 1,038 1,038 Minimum 1,00 ,00 1,00 Maximum 3,00 2,67 5,33

Status Oral Higiene pada Anak Normal Berdasarkan Kelompok Usia (13-18 tahun)

Indeks Debris Indeks Kalkulus OHIS N Valid 18 18 18 Missing 0 0 0 Mean 1,3456 ,5433 1,8889 Median 1,3300 ,4150 1,8300 Mode 1,00 ,33 1,83 Std. Deviation ,65803 ,41569 ,92124 Variance ,433 ,173 ,849 Skewness -,269 ,565 ,091 Std. Error of Skewness ,536 ,536 ,536 Kurtosis -,517 -,795 ,034 Std. Error of Kurtosis 1,038 1,038 1,038 Minimum ,00 ,00 ,16 Maximum 2,33 1,33 3,66

Distribusi Status Debris, Kalkulus, dan Kebersihan Rongga Mulut pada Anak Autis

Statistics

Kategori Debris Kategori Kalkulus Kategori OHIS N Valid 51 51 51 Missing 0 0 0 Mean 2,73 1,61 2,49 Median 3,00 2,00 3,00

Mode 3 1 3 Std. Deviation ,493 ,635 ,612 Variance ,243 ,403 ,375 Skewness -1,551 ,552 -,777 Std. Error of Skewness ,333 ,333 ,333 Kurtosis 1,543 -,574 -,326 Std. Error of Kurtosis ,656 ,656 ,656 Minimum 1 1 1 Maximum 3 3 3 Kategori Debris

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Baik 1 2,0 2,0 2,0 Sedang 12 23,5 23,5 25,5 Buruk 38 74,5 74,5 100,0 Total 51 100,0 100,0 Kategori Kalkulus

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Sedang 23 45,1 45,1 92,2

Buruk 4 7,8 7,8 100,0

Total 51 100,0 100,0

Kategori OHIS

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Baik 3 5,9 5,9 5,9 Sedang 20 39,2 39,2 45,1 Buruk 28 54,9 54,9 100,0 Total 51 100,0 100,0

Distribusi Status Debris, Kalkulus, dan Kebersihan Rongga Mulut pada Anak

Normal

Statistics

Kategori Debris Kategori Kalkulus Kategori OHIS N Valid 51 51 51 Missing 0 0 0 Kategori Debris

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Baik 11 21,6 21,6 21,6 Sedang 25 49,0 49,0 70,6 Buruk 15 29,4 29,4 100,0 Total 51 100,0 100,0 Kategori Kalkulus

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Baik 45 88,2 88,2 88,2 Sedang 5 9,8 9,8 98,0 Buruk 1 2,0 2,0 100,0 Total 51 100,0 100,0 Kategori OHIS

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Baik 14 27,5 27,5 27,5 Sedang 30 58,8 58,8 86,3 Buruk 7 13,7 13,7 100,0 Total 51 100,0 100,0

Distribusi Status Periodontal dan Kebutuhan Perawatan Periodontal (CPITN) pada Anak Autis

Status Periodontal (CPITN)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 0 8 15,7 15,7 15,7 1 10 19,6 19,6 35,3 2 25 49,0 49,0 84,3 3 8 15,7 15,7 100,0 Total 51 100,0 100,0 CPITN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Tidak membutuhkan perawatan

8 15,7 15,7 15,7

Memerlukan perbaikan oral higiene

10 19,6 19,6 35,3

Memerlukan perbaikan oral higiene + skeling profesional

33 64,7 64,7 100,0

Total 51 100,0 100,0

Distribusi Status Periodontal dan Kebutuhan Perawatan Periodontal (CPITN) pada Anak Normal

Status Periodontal (CPITN) CPITN N Valid 51 51 Missing 0 0

Status Periodontal (CPITN)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 0 20 39,2 39,2 39,2 1 9 17,6 17,6 56,9 2 20 39,2 39,2 96,1 3 2 3,9 3,9 100,0 Total 51 100,0 100,0 CPITN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Tidak membutuhkan perawatan

20 39,2 39,2 39,2

Memerlukan perbaikan oral higiene

9 17,6 17,6 56,9

Memerlukan perbaikan oral higiene + skeling profesional

Total 51 100,0 100,0

Distribusi Status Periodontal dan Kebutuhan Perawatan Periodontal (CPITN) Berdasarkan Kelompok Usia (6-12 tahun) pada Anak Autis

Statistics Status Periodontal (CPITN) CPITN N Valid 33 33 Missing 0 0

Status Periodontal (CPITN)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 0 7 21,2 21,2 21,2 1 10 30,3 30,3 51,5 2 16 48,5 48,5 100,0 Total 33 100,0 100,0 CPITN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Tidak membutuhkan perawatan

7 21,2 21,2 21,2

Memerlukan perbaikan oral higiene

10 30,3 30,3 51,5

Memerlukan perbaikan oral higiene + skeling profesional

16 48,5 48,5 100,0

Total 33 100,0 100,0

Distribusi Status Periodontal dan Kebutuhan Perawatan Periodontal (CPITN) Berdasarkan Kelompok Usia (6-12 tahun) pada Anak Normal

Statistics Status Periodontal (CPITN) CPITN N Valid 33 33 Missing 0 0

Status Periodontal (CPITN)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 0 19 57,6 57,6 57,6 1 8 24,2 24,2 81,8 2 6 18,2 18,2 100,0 Total 33 100,0 100,0

CPITN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Tidak membutuhkan perawatan

19 57,6 57,6 57,6

Memerlukan perbaikan oral higiene

8 24,2 24,2 81,8

Memerlukan perbaikan oral higiene + skeling profesional

6 18,2 18,2 100,0

Total 33 100,0 100,0

Distribusi Status Periodontal dan Kebutuhan Perawatan Periodontal (CPITN) Berdasarkan Kelompok Usia (13-18 tahun) pada Anak Autis

Statistics Status Periodontal (CPITN) CPITN N Valid 18 18 Missing 0 0

Status Periodontal (CPITN)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

2 9 50,0 50,0 55,6

3 8 44,4 44,4 100,0

Total 18 100,0 100,0

CPITN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Tidak membutuhkan perawatan

1 5,6 5,6 5,6

Memerlukan perbaikan oral higiene + skeling profesional

17 94,4 94,4 100,0

Total 18 100,0 100,0

Distribusi Status Periodontal dan Kebutuhan Perawatan Periodontal (CPITN) Berdasarkan Kelompok Usia (13-18 tahun) pada Anak Normal

Statistics Status Periodontal (CPITN) CPITN N Valid 18 18 Missing 0 0

Status Periodontal (CPITN)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 1 5,6 5,6 5,6 1 1 5,6 5,6 11,1 2 14 77,8 77,8 88,9 3 2 11,1 11,1 100,0 Total 18 100,0 100,0 CPITN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Tidak membutuhkan perawatan

1 5,6 5,6 5,6

Memerlukan perbaikan oral higiene

1 5,6 5,6 11,1

Memerlukan perbaikan oral higiene + skeling profesional

16 88,9 88,9 100,0

Lampiran

LEMBAR PENJELASAN KEPADA ORANG TUA / WALI SUBJEK PENELITIAN

Kepada Yth,

Ibu/Bapak

Di tempat

Bersama ini saya yang bernama, Nama : NADYA LOVIANDA NIM : 110600072

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Sumatera Utara memohon kesediaan Ibu/Bapak agar dapat mengizinkan ananda yang bernama ... untuk berpartisipasi sebagai objek dari penelitian saya yang berjudul:

“Status Oral Higiene dan Kebutuhan Perawatan Periodontal pada Anak Autis dan Normal Usia 6-18 Tahun di SLB, Yayasan Terapi dan Sekolah Umum Kota

Medan”

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan rerata skor OHIS dan

kebutuhan perawatan periodontal pada anak autis dengan anak normal di SLB, Yayasan terapi di Kota Medan dan di Sekolah Angkasa Kecamatan Medan Polonia.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi kepada orang tua mengenai pentingnya menjaga kebersihan rongga mulut dan memotivasi anak untuk memperhatikan, menjaga, dan memberikan pengarahan kepada anak sejak dini untuk membersihkan rongga mulut. Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini dengan memeriksa gigi dan gusi anak untuk melihat debris makanan, karang gigi, dan kondisi gusinya. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan sonde, prob WHO, kaca mulut, dan senter sebagai alat penerangan. Pemeriksaan tersebut lansung dilakukan oleh peneliti.

Adapun ketidaknyamanan yang dialami dalam prosedur penelitian yaitu anak membuka mulut sedikit lebih lama untuk memeriksa keadaan rongga mulut dan tidak

menimbulkan efek samping. Keuntungan menjadi objek penelitian yaitu memperoleh data mengenai kondisi rongga mulut anak secara spesifik dan saran dalam upaya pemeliharaan kebersihan rongga mulut pada anak dnegan bantuan orang tua atau walinya. Pemeriksaan dilakukan tidak dikenakan biaya apapun.

Diharapkan hasil penelitian ini secara keseluruhan dapat membantu dan memberikan solusi dalam upaya pemeliharaan kebersihan rongga mulut pada anak-anak Autisme di Indonesia dimasa yang akan datang.

Jika Ibu/Bapak bersedia, Surat Pernyataan Kesediaan Menjadi Objek Penelitian harap ditandatangani dan dikembalikan kepada peneliti. Perlu Ibu/Bapak ketahui bahwa surat kesediaan tersebut tidak mengikat Ibu/Bapak untuk dapat mengundurkan diri dari penelitian ini kapan saja selama penelitian berlangsung. Apabila ada hal yang ingin ditanyakan pada peneliti maka Ibu/Bapak dapat menghubungi saya pada:

No. HP: 087766096947

Alamat: Jl. Dr. Sumarsono no.18, Kelurahan Merdeka, Kecamatan Medan Baru, Medan. Mudah-mudahan keterangan saya diatas dapat dimengerti dan atas kesediaan Ibu/Bapak dan ananda untuk berpartisipasi dalam penelitian ini saya ucapkan terima kasih.

Lampiran

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Alamat :

Telepon / no. HP : Orang tua / wali dari ananda,

Nama :

Usia :

Jenis kelamin : Sekolah / Yayasan :

Setelah mendapat penjelasan mengenai penelitian dengan sadar, tanpa paksaan dan mengerti akan apa yang akan dilakukan, diperiksa, didapatkan pada penelitian yang berjudul:

“Status Oral Higiene dan Kebutuhan Perawatan Periodontal pada Anak Autis dan Normal Usia 6-18 Tahun di SLB, Yayasan Terapi dan Sekolah Umum Kota

Medan”

Maka dengan surat ini saya menyatakan telah mengizinkan anak saya menjadi subjek penelitian ini. Apabila saya merasa dirugikan dalam bentuk apapun maka saya berhak membatalkan persetujuan ini.

Medan, ...

Yang menyetujui,

Orang tua / Wali

Lampiran

DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN GIGI ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

STATUS ORAL HIGIENE DAN KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK AUTIS DAN NORMAL USIA 6-18 TAHUN DI SLB, YAYASAN

TERAPI DAN SEKOLAH UMUM KOTA MEDAN

No. Tanggal pemeriksaan : Nama pemeriksa :

A.Data Responden

Nama :

1.Jenis kelamin : Lk / Pr 1. Laki-laki 1

2. Perempuan

2.Usia : (tahun) 1. 6-12 tahun 2

2. 13-18 tahun Nama orang tua/ wali :

Alamat :

Nama sekolah/ yayasan :

B.Status dan Tindakan Responden terhadap Pemeliharaan Gigi

3. Apakah anak menderita autisme? 3

a. Ya

b. Tidak

4. Berapa kali dan kapan saja anak menyikat gigi dalam sehari? 4

a. 2 kali/ lebih, waktu ………

b. 1 kali ……….

d. Tidak pernah

5. Pernahkah Ibu/Bapak (wali) membawa anak ke dokter gigi? 5 a. Rutin

b. Pernah, ... kali c. Tidak pernah

6. Pernahkan Ibu/ Bapak (wali) membawa anak ke dokter gigi 6 Untuk dilakukan skeling/ cuci karang gigi?

a. Rutin

b. Pernah, ..… kali c. Tidak pernah

7. Berapa kali anak makan di luar jam makan utama (cemilan) 7 dalam sehari? a. ≥ 3 kali b. 4-5 kali c. 6-7 kali d. > 7 kali C. Pemeriksaan kor CPITN kor Kalkulus kor Debris 16 11 26 46 31 36 kor Debris kor Kalkulus kor CPITN

Keterangan:

Untuk responden berusia dibawah 15 tahun, pengukuran kedalaman saku

periodontal tidak dilakukan. Sehingga skor yang didapati antara lain 0, 1 , atau 2 saja.

Skor Indeks Debris Indeks Kalkulus

0 Tidak dijumpai debris

atau stein.

Tidak dijumpai kalkulus. 1 Debris menutupi < 1/3

permukaan gigi atau adanya stein ekstrinsik.

Kalkulus supragingiva menutupi tidak > 1/3 permukaan gigi.

2 Debris menutupi > 1/3 permukaan gigi tapi tidak > 2/3 dari permukaan gigi.

Kalkulus supragingiva menutupi > 1/3 tapi < 2/3 permukaan gigi atau adanya butiran kalkulus subgingiva di sekeliling servikal gigi atau keduanya.

3 Debris menutupi > 2/3 permukaan gigi.

Kalkulus supragingiva menutupi > dari 2/3 permukaan gigi atau adanya kalkulus subgingiva mengelilingi serviks gigi.

Skor Status Periodontal Kebutuhan Perawatan

Periodontal

0 Sehat. Tidak membutuhkan

perawatan. 1 Secara langsung atau dengan

bantuan kaca mulut terlihat perdarahan gingiva setelah probing.

Memerlukan perbaikan oral higiene.

2 Sewaktu probing terasa adanya kalkulus, tetapi seluruh bagian prob berwarna hitam masih

terlihat. Memerlukan perbaikan oral

higiene + skeling profesional. 3 Poket dengan kedalaman 4 atau

5 mm dimana tepi gingiva berada pada bagian prob berwarna hitam.

4 Poket dengan kedalaman 6 mm dimana bagian prob berwarna hitam tidak terlihat lagi.

Memerlukan perbaikan oral higiene + skeling profesional + perawatan komprehensif.

Skor Debris

8. 0 = 8

9. 1 = 9

10. 2 = 10

11. 3 = 11

12. Rerata Skor Debris: =

13. Kategori skor debris: ... 13

Skor Kalkulus 14. 0 = 14

15. 1 = 15

16. 2 = 16

17. 3 = 17

18. Rerata Skor Kalkulus: =

20. Skor OHIS = Skor Debris + Skor Kalkulus = +

=

21. Kategori skor OHIS: ... 21

22. Skor kondisi periodontal = 22 23. Skor tingkat kebutuhan perawatan periodontal = 23

Lampiran

RENCANA ANGGARAN PENELITIAN

Status Oral Higiene dan Kebutuhan Perawatan Periodontal pada Anak Autis dan Normal Usia 6-18 Tahun di SLB, Yayasan Terapi dan Sekolah Umum Kota Medan

Rincian biaya yang diperlukan untuk melaksanakan penelitian, yaitu:

• Biaya persiapan proposal : Rp225.000,00

• Biaya kertas kuarto : Rp56.000,00

• Biaya tinta printer : Rp15.000,00

Biaya Pengumpulan Data

• Transportasi : Rp100.000,00

• Kuesioner @ 100 orang : Rp100.000,00

• Ahli terapi autis : Rp500.000,00

• Senter @ 3 buah : Rp105.000,00

• Souvenir : Rp300.000,00

Biaya Analisis Data dan Penyusunan Laporan

• Penjilidan dan penggandaan laporan : Rp100.000,00

Total biaya : Rp1.501.000,00

Dokumen terkait