• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.1 Kesimpulan ... 158 5.2 Saran ... 158 DAFTAR PUSTAKA ... 159

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.2.1 Ilustrasi Baja Konvensional IWF ... 2

Gambar 1.2.2 Aplikasi Baja Konvensional ... 2

Gambar 1.2.3 Ilustrasi Baja Taper ... 3

Gambar 1.2.4 Aplikasi Baja Taper ... 3

Gambar 1.2.5 Cara Membuat Baja Taper dari Baja IWF ... 4

Gambar 2.1.5 Grafik hubungan tegangan regangan... 13

Gambar 2.1.6 Pengaruh suhu pada baja ... 15

Gambar 2.1.7 Hubungan load-displacement akibat beban monotonic... 17

Gambar 2.3.3 Pengaruh gaya angin pada portal ... 28

Gambar 2.3.4 Penentuan nilai α dan zg berdasarkan kategori eksposur ... 29

Gambar 2.5 Fenomena tekuk ... 32

Gambar 2.5.1.1 Perilaku tekuk elemen langsing ... 35

Gambar 2.5.1.2 Percobaan daya dukung kolom model... 36

Gambar 2.5.1.3 Model kolom ideal dari Euler ... 37

Gambar 2.5.2 Konsep panjang efektif & daya dukung kolom ... 38

Gambar 2.5.3 Bentuk penampang dan perilaku tekuk kolom ... 40

Gambar 2.5.4.1 Perbandingan kurva Fcr mutu baja ASTM terhadap KL/r ... 43

Gambar 2.6.1. Dimensi balok dan perilakunya ... 45

Gambar 2.6.2. Permasalahan balok tinggi pada struktur baja ... 46

Gambar 2.6.1.1.1 Local buckling pada balok ... 46

Gambar 2.6.1.1.2 Tekuk local pada belat badan dan sayap ... 47

Gambar 2.6.1.1.3 Tekuk local pada penampang langsing ... 47

Gambar 2.6.1.2.2 Perilaku struktur kantilever profil UNP ... 48

Gambar 2.6.1.2.3 Fenomena tekuk lateral pada kantilever ... 49

Gambar 2.6.1.2.4 Pertambatan lateral pada jembatan... 50

Gambar 2.6.1.2.5 Stabilitas balok lentur ... 51

Gambar 2.6.1.2.6 Konstanta torsi (J) penampang tertutup dan pipa terbelah .... 52

Gambar 2.6.1.3 Momen gradient dalam penentuan Cb ... 53

Gambar 2.6.1.4 Perilaku penampang berdasarkan klasifikasi ... 54

Gambar 2.6.2.1 Balok dengan pertambatan lateral ... 57

Gambar 2.6.2.2 Kondisi pertambatan lateral pada balok ... 57

Gambar 2.6.2.3 Sistem bracing pada jembatan baja melengkung ... 58

Gambar 2.6.2.4 Kategori penampang yang dianggap tanpa lateral bracing... 59

Gambar 2.6.2.5 Prinsip dasar pemasangann lateral bracing ... 60

Gambar 2.6.2.6 Macam-macam pertambatan lateral balok ... 61

Gambar 2.6.2.7 Pertambatan lateral pada konstruksi jembatan... 62

Gambar 2.6.3.1 Prosedur perencanaan balok lentur dengan profil IWF ... 65

Gambar 2.6.3.1.1 Profil I kompak ... 66

Gambar 2.6.3.1.2 Mekanisme struktur baja lelah ... 67

Gambar 2.6.3.1.3 Hubungan Mn – Lb balok penampang kompak ... 72

Gambar 2.6.5.1 Kondisi geser pelat pasca tekuk ... 74

Gambar 2.6.5.2. Mekanisme pengalihan gaya geser pelat pasca tekuk ... 75

Gambar 2.6.5.1.1 Pengaruh kelangsingan terhadap nilai Cv ... 77

Gambar 2.6.5.1.2. Alternatif detail pelat pengaku tegak ... 78

Gambar 2.6.5.1.3 Balok dengan pelat pengaku tegak ... 79

Gambar 2.6.5.2.1 Mekanisme kerja tension field action ... 80

Gambar 2.7.1.1 Kurva kapasitas batang gemuk pada kombinasi gaya momen 83

Gambar 2.7.1.2 Kurva interaksi kombinasi gaya momen sederhana ... 84

Gambar 2.8 Proses pembentukan baja taper ... 86

Gambar 3.3.4 Model matrix segi empat ... 93

Gambar 3.3.4.2.1 Titik simpul dan elemen ... 101

Gambar 3.3.4.2.2 Aturan tangan kanan pada system koordinat lokal ... 103

Gambar 3.3.4.2.3 Aturan tangan kanan pada system koordinat lokal ... 103

Gambar 3.3.4.3.1 Matriks kekakuan pada sumbu global ... 105

Gambar 3.3.4.3.2 Aturan tangan kanan pada system koordinat global ... 106

Gambar 3.3.4.4 Penomoran untuk noda dan batang ... 107

Gambar 3.3.4.5 Derajat ketidaktentuan kinematis struktur ... 113

Gambar 3.4.1 Beam dengan penampang uniform... 114

Gambar 3.4.2 Balok dengan beban terbagi rata ... 120

Gambar 3.4.2.2 Pemberian nomor simpul ... 121

Gambar 3.4.2.3 Momen primer ... 121

Gambar 3.4.2.4 Gaya dalam yang terjadi ... 122

Gambar 3.4.3 Elemen batang yang dipengaruhi gaya luar ... 124

Gambar 3.6.1 Data workshop A ... 135

Gambar 3.6.2 Data workhop B ... 136

Gambar 4.3.1 Geometri workshop A ... 138

Gambar 4.3.2. Geometri workshop B ... 138

Gambar 4.4.1.1 Model struktur workshop A konvensional SAP2000 ... 139

Gambar 4.4.1.2 Penomoran batang workshop A konvensional SAP2000 ... 139

Gambar 4.4.1.3 Bidang normal WSA konvensioanal SAP2000... 142

Gambar 4.4.1.5 Bidang momen WSA konvensional SAP2000 ... 143

Gambar 4.4.1.6 D/C ratio WSA konvensional SAP2000 ... 143

Gambar 4.4.2.1 Model Struktur WSA taper SAP2000 ... 145

Gambar 4.4.2.2. Penomoran batang WSA taper SAP2000 ... 145

Gambar 4.4.2.3 Bidang normal WSA taper SAP2000 ... 146

Gambar 4.4.2.4 Bidang geser WSA taper SAP2000 ... 146

Gambar 4.4.2.5. Bidang momen WSA taper SAP2000 ... 146

Gambar 4.4.2.6 D/C ratio taper SAP2000 ... 147

Gambar 4.5.1.1 Model struktur WSB konvensional SAP2000 ... 148

Gambar 4.5.1.2 Penomoran struktur WSB konvenional SAP2000 ... 149

Gambar 4.5.1.3 Bidang normal WSB konvensional SAP2000 ... 151

Gambar 4.5.1.4 Bidang geser WSB konvensional SAP2000 ... 151

Gambar 4.5.1.5 Bidang momen WSB konvensional SAP2000 ... 151

Gambar 4.5.1.6 D/Cratio WSB konvensional SAP2000 ... 152

Gambar 4.5.2.1 Model struktur WSB taper SAP2000 ... 154

Gambar 4.5.2.2 Penomoran WSB taper SAP2000... 154

Gambar 4.5.2.3 Bidang normal WSB taper SAP2000 ... 154

Gambar 4.5.2.4 Bidang geser WSB taper SAP2000 ... 154

Gambar 4.5.2.5 Bidang momen WSB taper SAP2000 ... 155

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1.3.1 Mutu baja berdasarkan SNI 03-1729-2002 ... 8

Tabel 2.1.3.2 Mutu baja berdasarkan ASTM (2004) ... 8

Tabel 2.1.3.3 Spesifikasi baja bangunan menurut ASTM ... 9

Tabel 2.1.3.4 Mutu baja profil canal panas menurut JIS G3101-2004... 11

Tabel 2.1.3.5 Material baja standari JIS ... 11

Tabel 2.2.2 Faktor tahanan Ø (AISC 2010) ... 19

Tabel 2.3.1 Berat bangunan berdasarkan SNI 03-1727-1989-F... 21

Tabel 2.3.2 Beban hidup menurut kegunaan SNI 1727 ; 2013 ... 22

Tabel 2.3.3.1 Faktor arah angin, Kd... 26

Tabel 2.3.3.2 Faktor topografi... 27

Tabel 2.3.3.3 Nilai koefisien tekanan internal (GCpi) ... 28

Tabel 2.5 Klasifikasi elemen pada batang tekan aksial ... 34

Tabel 2.6.1.4 Klasifikasi elemen tekan batang memikul lentur ... 54

Tabel 2.6.3.1 Batas kelangsingan elemen sayap penampang SNI 2015... 63

Tabel 2.6.3.2 Batas kelangsingan elemen badan penampang SNI 2015 ... 64

Tabel 2.6.4 Batas lendutan maksimum ... 73

Tabel 3.3.4.4 Definisi simpul 1 dan 2 pada setiap elemen ... 107

Tabel 3.4.2 Gaya-gaya reduksi ... 122

Tabel 4.1 Berat atap ... 136

Tabel 4.4.1 Hasil output D/C ratio WSA konvensional SAP2000 ... 142

Tabel 4.4.2 Hasil output D/C ratio WSA taper SAP2000 ... 146

Tabel 4.5 Hasil output D/C ratio WSB konvensional SAP2000 ... 151

Tabel 4.6.1 Perbedaan volume dan harga WSA ... 156

DAFTAR NOTASI

= Tegangan Terjadi (MPa)

= Tegangan Izin (MPa)

Fy = Tegangan leleh baja (MPa)

Ru = Kuat perlu

= Faktor tahanan = Kuat rencana

V = Kecepatan angin dasar

Kd = Faktor arah angin

Kzt = Faktor topografi

GCpi = Koefisien tekanan internal

KL = Panjang efektif

rmin = radius girasi

Imin = Inersia

Pcr = Gaya aksial sesaat sebelum tekuk

rt = radius girasi ekivalen terhadap tekuk torsi

IpS = momen inersia polar terhadap pusat geser

Pu = Gaya tekan terfaktor

Pn = kuat tekan nominal komponen struktur

Fcr = Tegangan kritis

Fe = Tegangan tekuk Euler (elastis)

E = Modulus elastisitas baja (MPa)

G = Modulus elastisitas geser baja (MPa)

Cw = Konstanta pilin/warping (mm6+

Mcr = Momen kritis yang menimbulkan tekuk torsi lateral

Sx = Modulus elastis penampang terhadap sumbu kuat (mm3+

Zx = Modulus plastis penampang terhadap sumbu kuat (mm3)

Lp = Jarak pertambatan maksimum untuk menghindari tekuk torsi lateral

Lb = Jarak pertambatan lateral

Lr = jarak pertambatan lateral maksimum sehingga serat terluar penampang bisa

mencapai leleh

Cb = factor pengaruh momen gradient

δ = Lendutan

Vu = gaya geser batas

Vn = kuat geser nominal balok

Aw = luas total pelat badan

Cv = koefisien geser pelat

Kv = koefisien tekuk pelat

Dokumen terkait