• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada bab ini penulis mengemukakan tentang kesimpulan dan saran mengenai objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri dan permasalahan yang penulis hadapi selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri dilapangan.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA

A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara

Pada mulanya, urusan pengelolaan Pendapatan Daerah berada dalam koordinasi Biro Keuangan (Sekretariat ) sebagai Bagian Pajak dan Pendapatan. Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara No. 102/II/GSU tanggal 6 Maret 1973 tentang Susunan Organisasi Tata Kerja Setwilda Tingkat I Sumatera Utara, Biro Keuangan berubah menjadi Direktorat Keuangan sejak tanggal 16 Mei 1973. Dengan demikian bagian Pajak dan Pendapatan juga berubah bentuk menjadi Sub Direktorat Pendapatan Daerah pada Direktorat Keuangan.

Dengan terbitnya SK Gubernur Sumatera Utara tanggal 21 Maret 1975 No.137/II/GSU ( berdasarkan SK Mendagri tanggal 7 November 1974 No.Finmat 7/15/3/74), makam terhitung sejak 1 April 1975, Sub Direktorat Pendapatan Daerah ditingkatkan menjadi Direktorat Pendapatan Daerah.

Pada tanggal 1 September 1975 No. KUPD 3/12/43 tentang pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Tingkat II di seluruh Indonesia, maka dengan demikian Direktorat Pendapatan Daerah berubah menjadi Dinas Pendapatan Daerah. Semula pembentukannya berdasarkan SK Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara No. 143/II/GSU, yang kemudian dikukuhkan dengan Perda Provinsi Sumatera Utara No. 4 Tahun 1976, yang mulai berlaku 31 Maret 1976. Setelah Otonomi Daerah, tugas pokok dan fungsi Dinas pendapatan Daerah diatur pada Perda Provinsi

Sumatera Utara No.3 Tahun 2001 tentang Organisasi Dinas-Dinas Daerah Provinsi Sumatera Utara dan Sk Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara No. 060.254.K tahun 2002.

SAMSAT merupakan singkatan dari ‘ Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap” adalah gabungan tiga instansi yang mempunyai tuga dan fungsi yang berbeda tetapi mempunyai objek dana yaitu kendaraan bermotor yang berdomisili daerah Provinsi Sumatera Utara.

Instansi yang terkait dalam Kantor Bersama Samsat yaitu:

1. Kepolisian Daerah Provinsi Sumatera Utara yaitu DITLANTAS POLDA. 2. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yaitu Dinas Pendapatan Provinsi.

3. Departemen Keuangan yaitu : PT. (Persero) Jasa Raharja Cabang Sumatera Utara.

Berdirinya Kantor Bersama Samsat merupakan tindak lanjut Surat Keputusan Bersama Tiga Menteri ( Menhankam, Menkeu, Menteri Dalam Negeri) yang membentuk kerja sama dengan system baru yang disebut Sistem Administrasi manunggal Satu Atap ( Online Under Room Operation ) dengan tujuan sebagai berikut :

1. Sebagai usaha untuk lebih meningkatkan Pelayanan kepada masyarakat pemilik Kendaraan Bermotor yang berdomisisli di Provinsi Sumatera Utara. 2. Meningkatkan Pendapatan provinsi Sumatera Utara melalui penerimaan dari

3. Meningkatkan pendapatan Provinsi Sumatera Utara melalui penerimaan Asuransi Kerugian Kecelakaan Jasa Raharja Cabang Utama Sumatera Utara yang merupakan Aparat Departemen Keuangan Provinsi Sumatera Utara.

4. Sebagai usaha menyeragamkan tindakan, ketertiban dan kelancaran pengadaan Administrasi Kendaraan Bermotor.

Adapun wilayah kerja pelayanan SAMSAT Se-Sumatera Utara yaitu: 1. SAMSAT Medan Utara

2. SAMSAT Medan Selatan 3. SAMSAT Binjai

4. SAMSAT Stabat

5. SAMSAT Lubuk Pakam 6. SAMSAT Tebing Tinggi 7. SAMSAT Kabanjahe 8. SAMSAT Tanjung Balai 9. SAMSAT Sidikalang 10.SAMSAT Kisaran 11.SAMSAT Rantau Prapat 12.SAMSAT Pematang Siantar 13.SAMSAT Balige

14.SAMSAT Tarutung 15.SAMSAT Nias 16.SAMSAT Sibolga

17.SAMSAT Padang Sidimpuan 18.SAMSAT Panyabungan 19.SAMSAT Pangkalan Brandan 20.SAMSAT Kota Pinang

21.SAMSAT Sibuhuan

22.SAMSAT Serdang Bedagai 23.SAMSAT Aek Kanopan 24.SAMSAT Barus

25.SAMSAT Natal

26.SAMSAT Gunung Tua 27.SAMSAT Perdagangan 28.SAMSAT Pangururan 29.SAMSAT Salak 30.SAMSAT Lima Puluh 31.SAMSAT Dolok Sanggul 32.SAMSAT Teluk Dalam 33.SAMSAT Gerai Marelan 34.SAMSAT Gerai Indrapura 35.SAMSAT Gerai Perbaungan

36.SAMSAT dan SIM CORNER Sun Plaza Medan 37.SAMSAT CORNER Plaza Medan Fair

B. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara Berpedoman Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor KUPD 7/7-39-26 tanggal 31 Maret 1978 dan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 830/II/GSU tanggal 7 Oktober 1978 ditetapkan Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Sumatera Utara yaitu dalm menyikapi pelaksanaan otonomi Daerah sesuai Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 dan Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah, maka dengan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Dinas-Dinas Daerah Provinsi yang lebih lanjut ditetapkan Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 060.254.K/Tahun 2002, maka susunan organisasi Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara terdiri dari :

1. Kepala Dinas 2. Wakil Kepala Dinas

3. Bagian Tata Usaha terdiri dari : a. Sub Bagian Kepegawaian b. Sub Bagian Keuangan

c. Sub Bagian Umum dan Perlengkapan d. Sub Bagian Organisasi dan Hukum 4. Sub Dinas Bina Program

a. Seksi Perencanaan dan Pengembangan b. Seksi Penyuluhan

5. Sub Dinas Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air a. Seksi Teknis Perpajakan

b. Seksi Sengketa Pajak dan Keberatan c. Seksi Pembukuan dan Pelaporan

6. Sub Dinas Pajak pengambilan dan pemanfaatan Air Bawah Tanah / Air Permukaan dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor

a. Seksi Teknis Perpajakan b. Seksi Sengketa dan Keberatan c. Seksi Pembukuan dan Pelaporan

7. Sub Dinas Retribusi dan Pendapatan Lain-Lain a. Seksi Teknis Retribusi

b. Seksi Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak c. Seksi Penerimaan Lain-lain

d. Seksi Pembukuan dan Pelaporan 8. Sub Dinas Pengendalian dan Pembinaan

a. Seksi Pengendalian dan Pembinaan b. Seksi Pengendalian Aparat Pelaksana

c. Seksi Pembinaan Teknis Administrasi Pendapatan d. Unit Pelaksana Teknis

C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara

Dinas Pendapatan adalah unsure pelaksana Pemerintahh Provinsi Sumatera Utara dipimpin oleh seorang Kepala Dinas, berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah untuk mengoptimalkan sumber pemasukan dan sumber dana terhadap Pendapatan Daerah untuk keperluan pembiayaan Pemerintah Daerah maka Dinas Pendapatan mempunyai tugas menyelenggaran sebagian kewenangan Pemerintahan Provinsi dan tugas tersebut adalah dekonsentrasi di bidang pendapatan.

Dalam melaksana kegiatannya Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utar, mempunyai tugas sebagai berikut :

1. Memimpin dan mengkoordinir segala usaha di bidang pungutan dan pendapatan daerah berdasarkan ketentuan yang digariskan oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah daerah.

2. Mengadakan penelitian dan mengevaluasi tata cara pemungutan pajak retribusi ataupun pungutan lainnya yang diadakan oleh Pemerintah Pusat yang telah diserahkan kepada Kepala Daerah maupun pungutan-pungutan yang diadakan Pemerintah Daerah sepanjang hal itu menjadi hak dan wewenang guna menciptakan atau mencari system baru yang lebih berdaya guna dan berhasil guna.

3. Melaksanakan segala usaha dan kegiatan pemungutan, pengumpulan dan pemasukan Pendapatan Daerah ke dalam kas daerah secara maksimal baik

terhadap sumber pendapatan yang ada maupun dengan penggalian sumber pendapatan yang baru berdasarkan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh Kepala Daerah dan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dan untuk melaksanakan tugas tersebut, maka Dinas Pendapatan Daerah menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

1. Menyiapkan bahan perumusan perencanaan/program dan kebijaksanaan teknis di bidang Pendapatan.

2. Menyelenggarakan pembinaan program Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air, Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Retribusi dan Pendapatan Lain-Lain, Pengendalian dan Pembinaan.

3. Melaksanakan tugas-tugas yang berkaitan dengan pendapatan sesuai dengan Ketetapan Kepala Daerah.

D. Sejarah Singkat Terbentuknya SAMSAT Perdagangan

Kantor SAMSAT Perdagangan didirikan pada tanggal 26 Mei 2009. Visi : Tercapainya PAD dari Pajak Kendaraan Bermotor

Misi : Sebagai Pemasukan Negara dibidang PKB

Motto : Kami Siap Melayani dan Senyum Anda Kebahagiaan Kami

KEPALA UNIT PELAKSANA TEKNIS

KASUBBAG TATA USAHA

Untuk mencapai tujuan diperlukan sarana dan prasarana agar tugas yang diemban dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya, atau sebab itu diperlukan sarana yang tepat salah satunya diantaranya adalah organisasi.

Struktur adalah bagian yang menggambarkan bagan-bagan fungsi kegiatan atas pekerjaan. Sementara organisasi adalah wadah untuk melaksanakan keseluruhan proses kegiatan kerjasama anatara dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan yang ditetapkan bersama. Jadi struktur organisasi adalah suatu sistem pembagian tugas kegiatan antara dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama.

Struktur Organisasi SAMSAT Perdagangan

Sumber : Kantor SAMSAT Perdagangan 2013 F. Tugas dan fungsi

KASI PLL KASI PKB

BENDAHARA

Adapun uraian tugas pokok dan fungsi pada Kantor SAMSAT Perdagangan adalah sebagai berikut:

1. Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT)

a. Penyusunan dan penyempurnaan standar-standar pendataan potensi, penyuluhan, pengadministrasian, dan pengutipan.

b. Penyetoran dan penyempurnaan standar-standar hasil pengutipan PKB-KAA,BBNKB-KAA, Retribusi dan pendapatan lain-lain.

c. Penyelenggaraan optimalisasi pendapatan potensi, pengadministrasian, pengutipan dan penyetoran ke Kas Daerah pelaporan hasil pengutipan PKB-KAA,BBNKB , Retribusi dan pendapatan lain-lain serta pelaporannya sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas, sesuai bidang tugas dan fungsinya.

e. Pemberian masukan yang perlu kepada Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas, sesuai bidang dan fungsinya.

f. Pelaporan dan pertanggung-jawaban atas pelaksana tugas dan fungsinya kepada Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas sesuai standar yang ditetapkan. 2. Subbag Tata Usaha

a. Mengajukan daftar barang cetakan dan ATK setiap bulan.

b. Mengajukan daftar permintaan uang makan, pegawai UPT, Polisi, Jasa Raharja, dan gaji petugas kebersihan dan serta jaga malam.

c. Mendata dan mengumpulkan laporan bulanan setiap seksi untuk dikirimkan kepada Kadispenda Provsu sebagai bahan pelaksanaan kegiatan setiap hari. d. Menginventariskan seluruh laporan bulanan setiap seksi kepada Ka.UPT. e. Meneruskan usulan gaji berkala dan kenaikan pangkat pegawai.

3. Seksi Pajak Kendaraan Bermotor ( PKB )

a. Melakukan pendataan potensi , penetapan, dan penagihan pajak kendaraan bermotor.

b. Melaksanakan tugas lain yang diberikan kepada Ka.UPT sesuai tugas dan fungsinya.

c. Mempertanggung-jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Ka.UPT sesuai dengan bidang dan tugasnya.

d. Memberikan masukan yang perlu kepada Ka.UPT sesuai dengan bidang dan fungsinya.

4. Seksi Retribusi

a. Melakukan pendataan potensi , penetapan, dan penagihan, menerima dan memproses usul keberatan dari wajib pajak dan membuat daftar jumlah tagihan, tunggakan, dan denda Retribusi sesuai dengan standar yang ditetapka. b. Melaksanakan tugas lain yang diberikan kepada Ka.UPT sesuai tugas dan

fungsinya.

c. Mempertanggung-jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Ka.UPT sesuai dengan bidang dan tugasnya.

5. Seksi Pendapatan Lain-Lain

a. Melakukan pendataan, pengenaan dan penagihan, menerima, sumbangan pihak ketiga.

b. Memproses usul/pengajuan keberatan dari wajib pajak yang dikenakan SP3. c. Membuat daftar jumlah tagihan dan denda setiap jenis pendapatan lain-lain. d. Memberikan masukan yang perlu kepada Ka. UPT

e. Melaporkan dan mempertanggung-jawabkan pelaksanaan tugas kepada Ka. UPT.

G. Gambaran Pegawai Pada Kantor SAMSAT Perdagangan

NO NAMA NIP GOL JABATAN

1

BAHAUDDIN LUBIS, S,Sos,

M.Si

19660514 198602 1

001

IV/a Ka. UPT

2

ARTA RUT MEYER S, SP, MM

19730504 200701 2

005

III/b PL. KASUBBAGTU

3

SRI ENDANG MULIYANI,SE

19740117 200801 2

001

III/b BPP.PENERIMAAN

4

ACHMAD SUKRI, S. Hut

19750817 200502 1

001

III/b BPP. PENGELUARAN

002

6

MULKAN

19700101 199103 1

010

III/b STAF SUBBAG TU

7 NIRWAN SIREGAR 19601208 199103 1 003 III/a KOREKTOR 8 ERVAN DAMANIK 19811201 200801 002

II/b STAF SUBBAG TU

9

MUHARMANSYAH

19831103 200901 1

010

II/b STAF SUBBAG TU

10

SUNARIO

19830606 200801 1

003

II/b STAF SUBBAG TU

11

RADO GUNAWAN DAMANIK

19801220 200502 1

001

II/b STAF SUBBAG TU

12 SYAMSURIZAL, S.Sos 19610513 198903 1 004 III/d PL. KASI PKB 13 ROMMEL W. PANJAITAN 19590626 198503 1 004 III/b STAF PKB 14

SRI ASNANI SINGARIMBUN

19670324 198903 2 002 III/b KOREKTOR 15 AHMADSYAH SARAGIH 19801223 200701 1 003

16 ADE SETIAWAN 19830106 200901 1 002 II/a STAF PKB 17 SUGIONO 19830601 200901 1 006 II/b STAF PKB 18 BAMBANG MULIONO 19831109 200901 1 003

II/b STAF APU

19

WATIZAH SAMOSIR

19660410 200604 2

003

II/b STAF APU

20 AGUSTINA SIREGAR, SH 19730817 199303 2 002 III/d PL. RETRIBUSI/PLL 21 RUDIANSYAH, SE 19670421 199103 1 009 III/d STAF PL. RETRIBUSI/PLL 22 A. JALIL SYAH 19650623 198909 1 001

III/b STAF SUBBAG TU

BAB III

GAMBARAN DATA OBJEK PAJAK

A. Pengertian Pajak Daerah dan Pajak Kendaraan Bermotor

Pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Salah satu Pajak Daerah yang dipungut Pemerintah Provinsi adalah Pajak Kendaraan Bermotor ( PKB) sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dipungut atas kepemilikan dan atau penguasaan kendaraan bermotor.

Pajak Kendaraan Bermotor adalah pajak atas kepemilikan dan atau penguasaan kendaraan bermotor beserta gandengannya yang digunakan disemua jenis jalan darat dan digerakkan oleh peralatan teknik berupa motor atau perlatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor, termasuk alat-alat berat dan alat-alat besar.

B. Ketentuan

Bahwa dengan telah ditetapkannya Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dab Retribusi Daerah, perlu disesuaikan dengan kenijakan otonomi daerah. Maka dari itu Pemerintah telah mengesahkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang

Pajak Daerah dan Retribusi Daerah menjadi Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 dan perubahannya Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tantang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Untuk melaksanakan penyesuaian sebagaimana yang dimaksud, perlu mengatur kembali ketentuan mengenai Pajak Kendaraan Bermotor yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Daerah adalah Provinsi Sumatera Utara.

b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. c. Kepala Daerah adalah Gubernur Sumatera Utara.

d. Dinas Pendapatan Daerah adalah Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara.

e. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara.

f. Kendaraan Bermotor adalah semua kendaraan beroda dua atau lebih beserta gandengannya yang digunakan semua jenis jalan darat, dan digerakkan oleh peralatan teknik berupa motor atau lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak Kendaraan Bermotor yang bersangkutan, termasuk alat-alat berat dan alat-alat besar yang bergerak.

g. Pajak Kendaraan Bermotor adalah pajak yang dipungut atas kepemilikan dan atau penguasaan kendaraan bermotor.

h. Subjek Pajak Kendaraan Bermotor adalah orang pribadi atau badan yang yang memiliki dan/atau menguasai kendaraan bermotor.

i. Wajib Pajak Kendaraan Bermotor adalah orang pribadi atau badan yang memiliki kendaraan bermotor.

j. Objek Pajak Kendaraan Bermotor adalah kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan bermotor.

k. Masa Pajak adalah jangka waktu yang lamanya sama dengan 1 (satu) tahun l. Surat Pendaftaran dan Pendataan Kendaraan Bermotor yang selanjutnya

disingkat SPPKB adalah surat yang digunakan oleh wajib pajak untuk melaporkan data objek pajak dan wajib pajak sebagai dasar perhiungan dan pembayaran pajak yang terutang menurut peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.

C. Dasar Hukum Pemungutan Pajak Daerah

Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor di Indonesia saat ini berdasarkan pada dasar hukum yang jelas dan kuat sehingga harus dipatuhi oleh masyarakat dan pihak yang terkait. Dasar hukum pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor adalah sebagai berikut.

1. Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.

2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2011 tentang Perhitungan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.

5. Peraturan Daerah Nomor 1 tahun 2011 tentang Pajak Daerah Provinsi Sumatera Utara.

6. Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 26 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Tata Cara Pembetulan, Pambatalan, Pengurangan Ketetapan Pajak dan Pengurangan, Penghapusan Sanksi Administrasi Pajak Serta Penghapusan Piutang Pajak Kadaluarsa Atas Pajak Daerah.

7. Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 11 Tahun 2012 tentang Penghitungan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Tahun 2012.

D. Objek dan Subjek Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) 1. Objek Pajak Kendaraan Bermotor

Objek Pajak Kendaraan Bermotor adalah kepemilikan dan atau penguasaan. Kendaraan Bermotor termasuk Kendaraan Bermotor Alat-Alat Berat/Besar yang bergerak.

Yang termasuk objek pajak kendaraan bermotor yang dikecualikan adalah : a. Kendaraan Bermotor yang semata-mata digunakan untuk keperluan pertahanan

b. Kendaraan Bermotor yang dimiliki dan/atau dikuasai kedutaan, konsulat, perwakilan Negara Asing dengan asas timbal balik dan Lembaga-lembaga internasional yang memperoleh fasilitas pembebasan pajak dari pemerintah. c. Yang tidak dipergunakan, karena disegel atau yang disita Negara.

2. Subjek Pajak dan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor

Subjek Pajak Kendaraan Bermotor adalah orang pribadi atau badan yang memiliki dan menguasai Kendaraan Bermotor termasuk Kendaraan alat-alat berat/besar. Wajib Pajak kendaraan Bermotor adalah orang pribadi dan atau badan yang memiliki kendaraan bermotor. Yang bertanggung jawab atas pembayaran pajak adalah :

a. Untuk orang pribadi adalah orang yang bersangkutan, kuasanya atau ahli warisnya.

b. Untuk badan adalah pengurus atau kasus lainnya. E. Saat Terutang Pajak Kendaraan Bermotor

Pajak yang terutang merupakan PKB yang harus dibayar oleh wajib pajak pada suatu saat, dalam masa pajak atau dalam tahun pajak menurut ketentuan peraturan daerah tentang Pajak Kendaraan Bermotor yang ditetapkan oleh pemerintah daerah provinsi setempat. Saat pajak terutang dalam masa pajak terjadi pada saat pendaftaran kendaraan bermotor.

Pada PKB pajak terutang dikenakan untuk masa pajak dan dua belas bulan berturut-turut terhitung mulai saat pendaftaran kendaraan bermotor. Pemungutan

PKB merupakan satu kesatuan dengan pengurusan administrasi kendaraan bermotor lainnya. PKBdibayar sekaligus di muka untuk masa pajak dan dua belas bulan ke depan. Kewajiban pajak yang berakhir sebelum dua belas bulan karena suatu hal, besarnya pajak yang terutang di hitung berdasarkan jumlah bulan berjalan. Hal ini berarti PKB yang karena suatu dan lain masa pajak nya tidak sampai dua belas bulan, dapat dilakukan restitusi. Pengertian suatu hal antara lain kendaraan bermotor didaftarkan di daerah lain ( mutasi daerah tempat pendaftaran kendaraan bermotor) atau kendaraan yang rusak dan tidak dapat digunakan lagi karena force majeure.

PKB yang terutang dipungut diwilayah provinsi tempat kendaraab bermotor terdaftar. Hal ini terkait dengan kewenangan pemerintah provinsi yang hanya terbatas atas kendaraan bermotor yang terdaftar dalam lingkup wilayah administrasi.

F. Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor

Dasar pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor dihitung sebagai unsure pokok yaitu:

Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB) yaitu nilai jual kendaraan bermotor yang diperoleh berdasarkan harga pasaran umum atas suatu kendaraan bermotor sebagaimana tercantum dalam table Nilai Jual Kendaraan Bermotor yang berlaku. Jika harga pasaran umum atas suatu kendaraan bermotor tidak berlaku, NJKB ditentukan berdasarkan factor-faktor berikut ini:

a. Besarnya isi silinder, yaitu isi ruang yang berbentuk bulat torak pada mesin kendaraan bermotor yang ikut menentukan besarnya kekuatan mesin dan atau satuan daya.

b. Penggunaan kendaraan bermotor. c. Jenis kendaraan bermotor.

d. Merek kendaraan bermotor.

e. Tahun pembuatan kendaraan bermotor.

f. Berat total kendaraan bermotor dan banyaknya penumpang yang diizinkan. g. Dokumen impor untuk jenis kendaraan bermotor tertentu.

Faktor-faktor di atas tidak harus semuanya digunakan dalam penghitung Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB). Faktor di atas disesuaikan dengan kondisi daerah yang memberlakukan PKB tersebut.

Dasar pengenaan PKB yang melampaui NJKB ditetapkan dengan Keputusan Gubernur berdasarkan yang ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri. Untuk kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat- alat besar dasar pengenaan pajak adalah perkalian tariff, klasifikasi kendaraan ( umum dan bukan umum), dan nilai jual yang ditetapkan oleh Gubernur.

G. Tarif Pajak Kendaraan Bermotor

Tarif PKB berlaku sama pada setiap Provinsi yang memungut PKB. Tarif PKB ditetapkan dengan Peraturan Daerah Provinsi. Sesuai Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah Provinsi Sumatera Utara, adapun besarnya tarif sebagai berikut :

1. Tarif Pajak Kendaraan Bermotor

a. 1.75% (satu koma tujuh lima persen) kepemilikan pertama untuk Kendaraan Bermotor pribadi.

b. 1% (satu persen) untuk Kendaraan Bermotor angkutan umum.

c. 0.5% (nol koma lima persen) untuk kendaraan ambulans, pemadam kebakaran, sosial keagamaan, Pemerintah/TNI/POLRI dan Pemerintah Daerah.

d. 0.2% (nol koma dua persen) untuk kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar.

2. Tarif Progressif Kendaraan Bermotor

a. 2% ( dua persen) untuk Kendaraan Bermotor pribadi kedua. b. 2.5% (dua koma lima persen) untuk Kendaraan Bermotor ke-tiga. c. 3% (tiga persen) untuk Kendaraan Bermotor ke-empat.

d. 3.5% (tiga koma lima persen) untuk kendaraan ke-lima dan seterusnya 3. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

a. 15% (lima belas persen) untuk Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Baru. b. 1% ( satu persen ) untuk Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor kendaraan

bekas.

H. Prosedur Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor

Dalam penghitungan Pajak Kendaraan Bermotor yang mana penghitungannya berdasarkan pengenaannya, nilai jual dan besar tarif pajak yang akan dikenakan, bagi orang yang memiliki Kendaraan Bermotor. Adapun yang dimaksud dengan

penghitungan adalah suatu rangkaian kegiatan penghimpunan ata untuk menentukan besarnya jumlah pajak yang terutang. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengjitungan Pajak Kendaraan Bermotor terlebih dahulu harus mengetahui jenis/merek/tipe, tahun pembuatan, nilai jual kendaraan bermotor, bobot, dasar pengenaan, dan tarif yang ditetapkan.

1. Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah

Pemungutan adalah suatu rangkaian dari perhimpunan data objek dan subjek pajak, Penentuan besarnya pajak yang terutang sampai pada kegiatan penagihan pajak kepada wajib pajak serta pengawasan penyetoran. Pemungut pajak daerah pada umumnya tidak dapat di berikan kepada pihak ke tiga. Pajak daerah di pungut berdasarkan penetapan Kepala Daerah atau dengan kata lain di bayar sendiri oleh wajib pajak, wajib pajak yang membayar pajaknya sendiri dengan mengunakan surat Keputusan Pajak Daerah (SKPD) yang di keluarkan oleh Kepala Daerah atau pejabat yang di tunjuk. 2. Proses Pemungutan PKB / BBN-KB 2.1Pendaftaran a. Pengambilan Formulir SPPKB b. Pengisian Formulir SPPKB c. Pendaftaran Berkas

2.2Penelitian Berkas

a. Chec persyaratan dan kelengkapan berkas

Dokumen terkait