• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam bab ini berisikan kesimpulan mengenai tata cara penerbitan

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) secara jabatan dan masalah yang

timbul dari pelaksanaan PKLM serta saran-saran terhadap pelaksanaan

BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK DAN LOKASI PKLM

A.Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

Kantor Pelayanan Pajak didirikan pada masa penjajahan Belanda . Kantor

Pelayanan Pajak pada masa itu bernama belasting yang kemudian setelah

kemerdekaan berubah nama menjadi Kantor Inspeksi Keuangan. Kemudian

berubah lagi menjadi Kantor Inspeksi Pajak dengan induk organisasinya

Direktorat Jenderal Pajak Keuangan Republik Indonesia .

Dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat , di dalam pelayanan

pembayaran pajak , maka berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik

Indonesia NO. 267/KMK.01/1989 , diadakan perubahan secara menyeluruh pada

Direktorat Jenderal Pajak yang mencakup reorganisasi Kantor Inspeksi Pajak yang

diganti nama menjadi Kantor Pelayanan Pajak sekaligus dibentuknya Kantor

Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan.

Dengan adanya Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia

No.123/PMK .01/2006 jo No 67/PMK.01/2008, tentang organisasi dan tata kerja

instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak , yang didalam keputusan tersebut telah

berubahnya sebagian besar instruksi dan terbentuknya Kantor Pelayanan Pajak dan

Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan . Adapun sebelumnya nama sebutan

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat didirikan pada tahun 1976,

Kantor Pelayanan Pajak masih disebut Kantor Inspeksi Pajak . Pada saat itu masih

ada dua Kantor Inspeksi Pajak yaitu Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan dan

Kantor Inspeksi Pajak Medan Utara . Berdasarkan keputusan Menteri Keuangan

No 276/KMK/01/1989 tanggal 25 maret 1989 tentang organisasi dan tata usaha

Direktorat Jenderal Pajak , maka Kantor Inspeksi Pajak diubah namanya menjadi

Kantor Pelayanan Pajak . Kemudian sesuai dengan Surat Keputusan Menteri

Keuangan No.443/KMK/01/2001 tanggal 23 Juli 2001 Kantor Pelayanan Pajak

Medan Barat dan Kantor Pelayanan Pajak Polonia mulai berlaku sejak tanggal 25

Januari 2002.Melalui pengumuman Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Sumatera I ,

PENG-04/WPJ.01/2008 Tanggal 26 Mei 2008 KPP Medan Barat di pecah menjadi

KPP Pratama Medan Barat dan KPP Pratama Medan Petisah yang mulai berlaku

sejak 27 Mei 2008.

B. Visi dan Misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat VISI

Adapun visi dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat adalah

menjadi pelayan masyarakat yang profesional dengan kinerja yang baik dan dapat

dipercayai untuk meningkatkan penerimaan negara dari sektor pajak di

MISI

Adapun misi dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat adalah

meningkatkan penerimaan negara melalui PPH ,PPN , PPnBM, PTLL, serta

peningkatan kecepatan dan mutu pelayanan perpajakan senantiasa memperbaharui

diri sesuai dengan perkembangan aspirasi masyarakat dan tertib administrasi.

C. Wilayah Kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

Wilayah kerja KPP Pratama Medan Barat adalah Kecamatan Medan Barat

yang meliputi 6 kelurahan yaitu Kelurahan Kesawan, Kelurahan Silasas,

Kelurahan Sei Agul, Kelurahan Karang Berombak , Kelurahan Glugur Kota dan

Kelurahan Pulo Brayan Kota.

Tabel II.1 Wilayah Kerja Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat

Waskon I Glugur Kota

Waskon II Kesawan

Waskon III Pulo Brayan Kota

Karang Berombak

Waskon IV Sei Agul

D. Tugas Umum dan Fungsi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat mempunyai tugas melaksanakan

penyuluhan , pelayanan, pengawasan Wajib Pajak dibidang pajak penghasilan

(PPh), Pajak Pertambahan Nilai ( PPN ) , Pajak Penjualan Barang Mewah

(PPnBM) , serta Pajak Tidak Langsung lainnya dalam wilayah wewenangnya

berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku dalam melaksanakan

tugasnya.

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat menyelenggarakan fungsi :

a. Pengumpulan , pencarian, dan pengolahan data , pengamatan potensi

perpajakan , penyajian informasi perpajakan , pendataan objek dan

subjek pajak.

b. Penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan

c. Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan , penerimaan dan

pengolahan Surat Pemberitahuan, serta pemberitahuan surat lainnya .

d. Penyuluhan Perpajakan

e. Pelaksanaan Registrasi Wajib Pajak

f. Pelaksanaan Ekstensifikasi

g. Penatausahaan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak

h. Pelaksanaan Pemeriksaan Pajak

j. Pelaksanaan Konsultasi Perpajakan

k. Pelaksanaan Intensifikasi

l. Pembetulan Ketetapan Pajak

m. Pelaksanaan administrasi kantor

E. Struktur Organisasi dan Tugas Pokok serta Fungsinya dari Setiap Seksi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

Struktur organisasi adalah bagan yang menggambarkan sistematis mengenai

penetapan tugas-tugas, fungsi, dan wewenang serta tanggung jawab

masing-masing seksi dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Tujuan struktur

organisasi tersebut juga untuk membina keharmonisan kerja agar dapat

dilaksanakan dengan teratur , baik, dan untuk mencapai tujuan secara maksimal .

struktur organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan

antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi

dibatasi. Dalam struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan

wewenang siapa melapor kepada siapa .

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat menerapkan bentuk struktur

organisasi Garis dan Staff, yaitu suatu bentuk organisasi dimana pelimpahan

wewenang berlangsung secara vertical dan sepenuhnya dari pucuk pimpinan ke

ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat dapat digambarkan

sebagaimana terlampir dalam lampiran.

Adapun seksi /sub bagian yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Medan Barat antara lain adalah sebagai berikut :

1) Sub Bagian Umum

2) Seksi Pengolahan Data dan Informasi(PDI)

3) Seksi Pelayanan

4) Seksi Penagihan

5) Seksi Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal( RIKI)

6) Seksi Ekstensifikasi Perpajakan\

7) Seksi Pengawasan dan Konsultasi I

8) Seksi Pengawasan dan Konsultasi II

9) Seksi Pengawasan dan Konsultasi III

10)Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV

11)Seksi Fungsional

Saat ini di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat tercatat ada sekitar

76 orang pegawai yang terdaftar . Dibawah ini terdapat rincian mengenai jumlah

Tabel II.2 Jumlah Pegawai KPP Pratama Medan Barat

No Unit Jumlah Pegawai

(orang )

1 Sub Bagian Umum 8

2 Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI) 6

3 Seksi Pelayanan 11

4 Seksi Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal 4

5 Seksi Penagihan 5

6 Seksi Ekstensifiksi Perpajakan 5

7 Seksi Pengawasan dan Konsultasi I 6

8 Seksi Pengawasan dan Konsultasi II 7

9 Seksi Pengawasan dan Konsultasi III 7

10 Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV 7

11 Seksi Fungsional 10

Jumlah 76 orang

Sumber : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat Tahun 2015

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat ini dikepalai oleh seorang

Barat terletak di jalan Asrama No. 7 A , Medan . KPP Pratama Medan Barat dipimpin

oleh seorang Kepala Kantor yang mempunyai tugas mengkoordinasi penyusunan

rencana kerja KPP , mengkoordinasikan penyusunan rencana penerimaan pajak

berdasarkan potensi yang ada dan mengkoordinasikan segala hal yang bersangkutan

dengan rencana kerja yang telah ditargetkan oleh Kanwil yang bersangkutan Kepala

Kantor tersebut membawahi 11 seksi , yang gambaran tugas masing-masing seksi

tersebut adalah sebagai berikut :

1) Kepala Kantor

Kepala Kantor KPP Pratama mempunyai tugas dan mengkoordinasi

pelaksanaan penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan wajib pajak di bidang pajak

penghasilan , Pajak Pertambahan Nilai , Pajak Penjualan atas Barang Mewah dan

Pajak Tidak Langsung lainnya berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang

berlaku.

1) Sub Bagian Umum

Membantu dan menunjang kelancaran tugas kantor dan

mengkoordinasikan tugas dan fungsi pelayanan kesekretariatan terutama

dalam hal pengaturan perlengkapan . Adapun tugasnya adalah sebagai

berikut :

a. Melakukan urusan tata usaha

b. Melakukan urusan kepegawaian

d. Melaksanakan pengurusan surat masuk KPP yang bukan WP

e. Melaksanakan pengurusan surat keluar KPP

f. Melaksanakan pemrosesan berkas/arsip umum( non WP)

g. Melaksanakan penyusutan arsip yang tidak mempunyai nilai guna

atau telah memenuhi jadwal retensi arsip

h. Mengelola penyelenggaraan penataan berkas kepegawaian (dosir) ,

surat atau dokumen di KPP untuk memudahkan penelusuran

kembali.

i. Mengelola penyusunan rencana kinerja , revisi rencana kinerja

pelaksana, serta evaluasi kinerja pelaksanaan di lingkungan KPP

j. Mengelola penyusunan usulan surat keputusan penetapan jabatan

dan peringkat jabatan pelaksana di lingkungan KPP

k. Menyetujui Konsep Surat Perjalanan Dinas ( SPD)

l. Menyelenggarakan sosialisasi /pelatihan teknis pada KPP

m. Menyetujui konsep laporan barang inventaris kantor di KPP

n. Mengelola penyiapan kebutuhan rapat atau pertemuan dinas kantor

untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.

o. Menyusun konsep tindak lanjut LHP dari instansi pengawasan

fungsioanal

p. Membimbing pegawai untuk meningkatkan efesiensi ,

2) Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI)

Adapun tugas dari seksi ini adalah sebagai berikut :

a. Melakukan pengumpulan, pencarian , pengolahan data , penyajian,

informasi perpajakan .

b. Perekaman dokumen perpajakan

c. Merekam surat setoran pajak (SSP) lembar 3

d. Merekam Surat Pemberitahuan ( SPT ) Masa PPN

e. Merekam Surat Pemberitahuan ( SPT ) PPh Pasal 21

f. Merekam Surat Pemberitahuan ( SPT ) Pasal 23/26

g. Merekam Surat Pemberitahuan ( SPT ) Final Pasal 4 ayat 2

h. Melakukan urusan tata usaha penerimaan perpajakan

i. Memberikan pelayanan dukungan teknis komputer

j. Pemantauan aplikasi e.SPT dan e-filling

k. Melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan

pengelolaan kinerja.

l. Mengarahkan pendokumentasian dokumen pengolahan kinerja di KPP

m. Menyusun laporan kegiatan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan

tugas.

3) Seksi Pelayanan

Melakukan penerbitan produk hukum perpajakan , pengadministrasian

pemberitahuan dan surat lainnya, penyuluhan perpajakan, pelaksanaan

registrasi WP, serta kerja sama perpajakan sesuai ketentuan yang berlaku .

Adapun tugasnya sebagai berikut :

a. Melakukan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan

b. Menerima dan meneliti , serta merekam surat permohonan dari wajib

pajak dan surat-surat lainnya .

c. Melakukan penerimaan dan pengolahan surat pemberitahuan wajib

pajak dan surat lainnya

d. Melakukan penatausahaan pendaftaran , pemindahan data , dan

pencabutan identitas wajib pajak

e. Melaksanakan urusan kearsipan wajib pajak baik dalam bentuk

formulir maupun dalam bentuk media elektronik.

f. Melaksanakan penyelesaian registrasi WP , objek pajak atau

pengukuhan pengusaha kena pajak

g. Melaksanakan penerimaan dan penatausahaan SPT Tahunan , SPT

Masa , dan lainnya

h. Melaksanakan penerbitan Surat Keterangan NJOP

i. Melaksanakan kerjasama perpajakan dengan instansi lain

4) Seksi Penagihan

Pelaksanaan dan penatausahaan penagihan aktif , piutang pajak ,

penundaan dan angsuran tunggakan pajak , dan usulan penghapusan pajak

serta penyimpanan dokumen-dokumen penagihan .

Adapun tuganya sebagai berikut :

a. Melakukan urusan angsuran tunggakan pajak

b. Melaksanakan penundaan dan angsuran tunggakan pajak

c. Penagihan aktif

d. Membuat daftar penghapusan piutang pajak

e. Penyimpanan dokumen-dokumen

f. Melaksanakan penatausahaan SKPKB/SKPKBT/STP beserta

lampirannya dan surat pembayaran pajak (SSP ) beserta buku

pemindahbukuan dalam rangka pengawasan tunggakan dan

pelunasan pajak

g. Melaksanakan penelitian administrasi terhadap piutang pajak yang

diperkirakan tidak dapat ditagih

h. Melaksanakan pemindah berkas penagihan beserta data-data

tunggakan pajak lainnya , bagi wajib pajak yang pindah ke KPP

lain

i. Membuat laporan pelaksanaan kegiatan penagihan pajak untuk

mengetahui jumlah realisasi penagihan pajak

k. Membuat usulan pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak

5) Seksi Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal (RIKI)

Pelaksanaan penyusunan perencanaan pemeriksaan , pengawasan

pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan dan penyaluran surat perintah

pemeriksaan pajak serta administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya .

Adapun tugasnya sebagai berikut :

a. Melakukan penyusunan rencana pemeriksaan pajak agar pelaksanaan

tugas dapat berjalan lancar

b. Menyusun daftar nominatif dan / atau lembar penugasan pemeriksaan

wajib pajak yang akan diperiksa

c. Pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan

d. Menerbitkan dan menyalurkan surat perintah pemeriksaan pajak serta

administrasi pemeriksaan pajak lainnya

e. Mengajukan permohonan perpanjangan jangka waktu penyelesaian

pemeriksaan

f. Mengajukan usulan permohonan perluasan pemeriksaan

g. Melakukan pengawasan pelaksanaan jadwal pemeriksaan sesuai

dengan rencana yang ditetapkan

h. Melakukan pengawasan pelaksanaan ketentuan administrasi

pemeriksaan

i. Melaksanakan penerbitan dan penyaluran surat perintah pemeriksaan

j. Menerbitkan Surat Perintah Pengamatan

k. Mengirimkan Laporan Hasil Pelaksanaan Pengamatan

l. Melaksanakan administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya .

6) Seksi Ekstensifikasi Perpajakan

Pelaksanaan dan penatausahaan pengamatan potensi perpajakan ,

pendataan subjek pajak, dan kegiatan ekstensifikasi perpajakan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku .

Adapun tugasnya sebagai berikut :

a. Pendataan subjek pajak

b. Pembentukan dan pemuktahiran basis data nilai objek pajak data

menunjang ekstensifikasi

c. Menyusun konsep laporan penilaian kembali objek pajak dalam

rangka keberatan

d. Melaksanakan pengamatan dan pencarian data potensi perpajakan

berdasarkan rencana kerja ekstensifikasi dan instruksi instansi

vertikal

e. Menyusun daftar nominatif wajib pajak yang akan dilakukan

pemeriksaan untuk tujuan lain dalam rangka pemberian NPWP dan

pengukuhan PKP secara jabatan

7) Seksi Pengawasan dan Konsultasi I

Melaksanakan pengawasan kepatuhan wajib pajak ( PPh, PPN, PPnBM,

konsultasi teknis perpajakan , penyusunan pfofil wajib pajak , analisi

kinerja wajib pajak dalam rangka melakukan intensifikasi , dan melakukan

evaluasi hasil banding berdasarkan ketentuan yang berlaku . dalam satu

KPP Pratama terdapat 4 (empat) Kepala Seksi Pengawasan Konsultasi

yang pembagian tugasnya didasarkan pada cakupan wilayah (teritorial

tertentu) .

Adapun tugasnya sebagai berikut :

a. Membimbing dan menghimbau kepada wajib pajak dan konsiltasi

teknik perpajakan kepada wajib pajak

b. Meneliti estimasi penerimaan pajak berdasarkan potensi pajak ,

perkembangan ekonomi dan keuangan

c. Menetapkan pembuatan profil wajib pajak serta usul rencana

kunjungan kerja kelokasi wajib pajak dalam rangka pengawasan

dan pemuktahiran data wajib pajak

d. Menganalisis kinerja wajib pajak

e. Memberikan konsultan kepada wajib pajak tentang ketentuan

pereturan perundang-undangan perpajakan

f. Meneliti pelaksanaan rekonsiliasi data wajib pajak

g. Meneliti konsep penerbitan surat keterangan bebas pemotongan

pemungutan PPh dan Pemungutan PPN

i. Meneliti usulan Surat Keterangan Fiskal (SKF) Non Bursa sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

BAB III

GAMBARAN DATA PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI A. Ketentuan Umum

1. Definisi Pajak

Definisi atau pengertian pajak bermacam - macam. Dibawah ini dikutip

beberapa definisi yang diberikan para ahli perpajakan sebagai berikut:

Pajak adalah iuran kepada negara ( yang dapat di paksakan ) yang tertutang

oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan - peraturan, dengan tidak mendapat

prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk

membiayai pengeluaran - pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara yang

menyelenggarakan pemerintah. (Waluyo, 2011 : 2)

Menurut Dr. Soeparman Soemahamidjaja, dalam disertasinya yang berjudul

“Pajak Berdasarkan Asas Gotong Rotong”, Universitas Padjadjaran, Bandung, 1964

pajak adalah iuran wajib berupa uang atau barang yang dipungut oleh pengusaha

berdasarkan norma- norma hukum, guna menutupi biaya produksi barang- barang dan

jasa- jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum. (Mardiasmo, 2003 : 5)

Menurut Prof. Edwin R. A. Seligman dalam buku “Essay in Taxation” yang

diterbitkan di Amerika menyatakan : Adanya kontribusi seseorang yang ditujukan

Memang demikian halnya bahwa bagaimanapun juga pajak itu ditujukan manfaatnya

kepada masyarakat. (Waluyo, 2011 : 2)

Menurut Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro SH, pajak adalah iuran rakyat kepada

Kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada

mendapat jasa timbal (kontra prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan

yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum

Sedangkan pengertian pajak menurut Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2009

adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan

yang bersifat memaksa berdasarkan Undang - Undang dengan tidak mendapatkan

imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-

besarnya kemakmuran rakyat.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa ciri - ciri yang melekat pada

pengertian pajak adalah sebagai berikut :

6. Pajak dipungat berdasarkan undang - undang serta peraturannya.

7. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan adanya kontraprestasi

individual oleh pemerintah.

8. Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah

daerah.

9. Pajak diperuntukan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah.

10.Pajak dapat pula mempunyai tujuan yang bukan budgetair, yaitu

2. Fungsi pajak

Ada dua fungsi pajak, yaitu :

a. Fungsi Penerimaan (Budgetair)

Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi pemerintah

untuk membiyai pengelaran-pengeluaran umum.

Contoh : Dimasukkannya pajakdalam Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara (APBN) sebagai penerimaan dalam negeri.

b. Fungsi Mengatur (Regulerend)

Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan

kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.

3. Jenis Pajak

a. Menurut Golongannya

1) Pajak Langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib

pajak dan tidakdapat dibebankan atau dilimpahkan pada orang lain.

Contoh : Pajak Penghasilan

2) Pajak Tidak Langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat

dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.

b. Menurut Sifatnya

1) Pajak Subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada

subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib pajak.

Contoh : Pajak Penghasilan.

2) Pajak Objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa

memperhatikankeadaan diri wajib pajak.

Contoh : Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang

Mewah.

c. Menurut Lembaga Pemungutannya

1) Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan

digunakan untukmembiayai rumah tangga Negara.

Contoh : Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan

atasBarang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan, dan Bea Materai.

2) Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan

digunakanuntuk membiayai rumah tangga daerah itu sendiri.

Pajak Daerah terdiri atas :

a) Pajak Provinsi

Contoh : Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air,

Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.

b) Pajak Kabupaten / Kota

Contoh : Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak

B. Pengertian Nomor Pokok Wajib Pajak 1. Definisi

Pengertian Nomor Pokok Wajib Pajak Menurut Pasal 1 Peraturan Direktur

Jenderal Pajak Nomor PER- 20 /PJ/2013, Nomor Pokok Wajib Pajak adalah nomor

yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan

yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam

melaksanakan hak danmemenuhi kewajiban perpajakannya.

Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak adalah kartu yang diterbitkan oleh KPP atau

KP2KP yang berisikan Nomor Pokok Wajib Pajak dan identitas lainnya yaitu Surat

Keterangan Terdaftar yang selanjutnya disingkat menjadi SKT adalah surat

keterangan yang diterbitkan oleh KPP atau KP2KP sebagai pemberitahuan bahwa

Wajib Pajak telah terdaftar pada KPP tertentu yang berisi Nomor. Pokok Wajib Pajak

dan kewajiban perpajakan Wajib Pajak.

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) yang diberikan oleh KPP kepada orang

pribadi atau badan yang telah mempunyai syarat sebagai wajib pajak yang terdiri dari

15 (lima belas) digit atau angka yang menunjukan sebagai berikut:

1. Digit ke 1-9 : digit pertama merupakan Kode Wajib Pajak

1.1Digit ke 1-2 : kode jenis Wajib Pajak (Badan/Orang Pribadi):

0 : kode Wajib Pajak Bendaharawan

1-4 : kode Wajib Pajak Badan

06-09 : kode wajib pajak Orang Pribadi

1.2Digit ke 3-8 : kode nomor urut Wajib Pajak

1.3 Digit ke 9 : kode angka pengecekan (cek digit)

2. Digit ke 10-15 : kode administrasi perpajakan, yaitu:

2.1Digit ke 10-12 : kode KPP

2.2Digit ke 13-15 : kode pusat (000) / cabang / istri NPWP suami (001)

Berikut ini adalah contoh Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) beserta penjelasannya :

Nomor KodeNomor Pokok Angka Pengecekan Nomor KPP Kantor Pusat/Cabang 2 angka : sebagai nomor kode

6 angka :sebagai nomor Pokok

1 angka : sebagai nomor pengecekan

3 angka : sebagai nomor Kantor Pelayanan Pajak yang bersangkutan

3 angka : sebagai kantor pusat/cabang yang bersangkutan

Setiap Wajib Pajak sebagai pengusaha yang dikenakan pajak berdasarkan

Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya, wajib melaporkan

usahanya pada Kantor Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat

tinggal atau tempat kedudukan Pengusaha, dan tempat kegiatan usaha dilakukan

untuk dikukuhakan sebagai Pengusaha Kena Pajak.

Direktur Jenderal Pajak dapat menetapkan:

a. Tempat pendaftaran atau tempat pelaporkan kegiatan usaha selain yang

ditetapkan dalam ayat (1) ayat (2).

b. Tempat pendaftaran pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah

kerjanya meliputi tempat kegiatan usaha dilakuakan, disamping tempat

mendaftarkan diri sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), bagi Wajib

Pajak orang pribadi pengusaha tertentu.

Direktur Jenderal Pajak menerbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak dan atau

mengukuhkan Pengusaha Kena Pajak secara jabatan, apabila Wajib Pajak atau

Pengusaha Kena Pajak tidak melaksanakan kewajibannya sebagaimana dimaksud

dalam ayat (1) dan atau ayat (2). Jangka waktu pendaftaran sebagaimana dimaksud

dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur dengan Keputusan Direktur

Jenderal Pajak.

2. Nomor Pokok Wajib Pajak Secara Jabatan

KPP dapat menerbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak secara jabatan apabila

Wajib Pajak tidak memenuhi kewajibannya mendaftarkan diri untuk memiliki

NPWP, bila berdasarkan data yang dimiliki Direktorat Jenderal Pajak ternyata Wajib

Sesuai yang tercantum dalam Pasal 8 Peraturan Direktur Jenderal Pajak

Nomor PER- 20 /PJ/2013 Dalam hal Wajib Pajak yang diwajibkan untuk

mendaftarkan diri, tidak melaksanakan kewajiban untuk mendaftarkan diri

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, KPP dapat menerbitkan Nomor Pokok Wajib

Pajak secara jabatan.

Penerbitan Nomor Pokok Wajib Pajak secara jabatan dilakukan berdasarkan

hasil Pemeriksaan atau hasil Verifikasi sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan di bidang perpajakan yang mengatur mengenai tata cara Pemeriksaan atau

tata cara Verifikasi.

Pemeriksaan atau Verifikasi dalam rangka penerbitan Nomor Pokok Wajib

Pajak secara jabatan dilakukan berdasarkan data dan informasi perpajakan yang

dimiliki atau diperoleh Direktorat Jenderal Pajak.

Tanggal terdaftar yang tercantum dalam Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak dan

Surat Keterangan Terdaftar yang diterbitkan secara jabatan sesuai dengan tanggal

penerbitan Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak dan Surat Keterangan Terdaftar.

Namun kini NPWP jabatan secara halus. Bahasanya bukan lagi NPWP Secara

Jabatan namun diganti namanya menjadi PWPM (Pendaftaran Wajib Pajak Massal)

Dokumen terkait