• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab ini berisi kesimpulan berdasarkan uraian saran guna meningkatkan rasio Return On Equity & Return On Assets pada PT Bank Rakyat Indonesia.

8 yang terbesar di indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau "Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto", suatu lembaga keuangan yang melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia (pribumi)

Pada periode setelah kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank Pemerintah pertama di Republik Indonesia. Dalam masa perang mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan BRI sempat terhenti untuk sementara waktu dan baru mulai aktif kembali setelah perjanjian Renville pada tahun 1949 dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat.

Pada waktu itu melalui PERPU No. 41 tahun 1960 dibentuklah Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang merupakan peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche Maatschappij (NHM). Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres) No. 9 tahun 1965, BKTN diintegrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan.

Setelah berjalan selama satu bulan, keluar Penpres No. 17 tahun 1965 tentang pembentukan bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam ketentuan baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (eks

9

BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia unit II bidang Rural, sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit II bidang Ekspor Impor (Exim).

Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi perseroan terbatas. Kepemilikan BRI saat itu masih 100% di tangan Pemerintah Republik Indonesia. Pada tahun 2003, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk menjual 30% saham bank ini, sehingga menjadi perusahaan publik dengan nama resmi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., yang masih digunakan sampai dengan saat ini.

2.2 Visi dan Misi 2.2.1 Visi

Visi dari PT.Bank Rakyat Indonesia adalah menjadi “The Most Valuable Bank di Asia Tenggara dan Home to the Best Talent”

2.2.2 Misi

 Memberikan yang terbaik

Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan kepada segmen mikro, kecil, dan menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat.

 Menyediakan pelayanan yang prima

Memberikan pelayanan prima dengan fokus kepada nasabah melalui sumber daya manusia yang profesional dan memiliki budaya berbasis kinerja (performance-driven culture), teknologi

10

informasi yang handal dan future ready, dan jaringan kerja konvensional maupun digital yang produktif dengan menerapkan prinsip operational dan risk management excellence.

 Bekerja dengan optimal

Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihakpihak yang berkepentingan (stakeholders) dengan memperhatikan prinsip keuangan berkelanjutan dan praktik Good Corporate Governance yang sangat baik.

2.3 Nilai Utama Perusahaan

 Integrity (Integritas): berpikir, berkata, dan berperilaku terpuji.

 Professionalism (Sikap Profesional) : berkomitmen bekerja

hingga tuntas dan akurat dengan kemampuan terbaik dan penuh tanggung jawab.

 Trust (Kepercayaan) membangun keyakinan dan saling percaya di antara pemangku kepentingan demi kemajuan Perseroan.

 Innovation (Inovasi): mendayagunakan kemampuan dan

keahlian untuk menemukan solusi dan gagasan baru untuk menghasilkan produk/kebijakan dalam menjawab tantangan permasalahan.

 Customer Centric (Terpusat pada Pelanggan): menjadikan pelanggan sebagai mitra utama yang saling menguntungkan untuk tumbuh secara berkesinambungan.

11

2.4 Logo PT. Bank Rakyat Indonesia

Sumber : bri.co.id Gambar 2.1

Logo BRI

2.5 Struktur Organisasi

Sumber: www.bri.co.id (2021)

Gambar 2.2

Struktur Organisasi PT Bank Rakyat Indonesia

12

2.6 Job Description

2.6.1 Rapat Umum Pemegang Saham

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam perseroan yang diadakan setiap tahunnya. Pada rapat tersebut, Dewan Komisaris dan Direksi melaporkan dan mempertanggungjawabkan kinerja perseroan kepada pemegang saham.

RUPS terdiri RUPS Tahunan dan RUPS Luar Biasa. Mekanisme, tata cara, dan pelaksanaan RUPS diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2.6.2 Dewan Komisaris

Dewan komisaris bertugas mengawasi kebijakan direksi dan memberikan nasihat dalam menjalankan perseroan. Tugas dan wewenang komisaris :

1. Mengawasi segenap kebijakan yang dilakukan Direksi serta memberi nasihat kepada Direksi menyangkut rencana pengembangan, rencana kerja, anggaran tahunan, pelaksanaan Anggaran Dasar, keputusan RUPS dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Melaksanakan tugas, wewenang dan tanggung jawab berdasarkan Anggaran Dasar dan keputusan RUPS

13

3. Melaksanakan kepentingan Perseroan dengan memperhatikan kepentingan para pemegang saham dan bertanggung jawab kepada RUPS.

4. Meneliti dan menelaah serta menandatangani laporan tahunan Direks.

5. Para anggota Komisaris, baik secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri, setiap saat berhak memasuki bangunan atau tempat yang dikuasai oleh Perseroan untuk memeriksa pembukuan, surat berharga, barang demi keperluan verifikasi serta berhak mengetahui segala tindakan Direksi.

6. Jika dipandang perlu Komisaris dapat meminta bantuan tenaga ahli untuk hal tertentu dan jangka waktu tertentu atas beban Perseroan.

7. Untuk membantu pelaksanaan tugasnya, Komisaris wajib membentuk Komite Audit dan komite lain sesuai dengan kebutuhan Perseroan dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

8. Setiap anggota Direksi wajib untuk memberikan penjelasan atas pertanyaan Komisaris atau tenaga yang membantunya.

9. Rapat Komisaris setiap saat berhak memberhentikan untuk sementara seorang atau lebih anggota Direksi apabila anggota Direksi tersebut bertindak bertentangan dengan Anggaran Dasar

14

atau peraturan perundang-undangan yang berlaku, merugikan Perseroan, melalaikan kewajibannya atau terdapat alasan yang mendesak bagi Perseroan.

10. Pemberhentian sementara itu harus diberitahukan kepada yang bersangkutan dengan disertai alasannya.

11. Komisaris wajib menyelenggarakan RUPS untuk memutuskan apakah anggota Direksi yang bersangkutan akan diberhentikan seterusnya atau dikembalikan kepada kedudukannya semula, dalam jangka waktu selambat-lambatnya 45 (empat puluh lima) hari sesudah pemberhentian sementara itu, sedangkan anggota Direksi yang diberhentikan sementara diberi kesempatan untuk membela diri.

12. Komisaris Utama memimpin Rapat tersebut dalam butir 11.

Apabila ia tidak hadir, maka Rapat dipimpin oleh salah seorang anggota Komisaris lainnya yang ditunjuk dalam Rapat tersebut.

Apabila semua anggota Komisaris tidak hadir, maka Rapat dipimpin oleh pemegang saham yang dipilih oleh mereka yang hadir dalam Rapat tersebut. Pemanggilan Rapat harus dilakukan berdasarkan ketentuan pasal 21dalam Anggaran Dasar.

13. Apabila dalam jangka waktu 45 (empat puluh lima) hari setelah pemberhentian sementara tersebut, Komisaris tidak menyelenggarakan RUPS tersebut dalam butir 11 ini maka

15

pemberhentian sementara menjadi batal demi hukum dan anggota Direksi berhak menduduki jabatan yang semula.

14. Jikalau karena sebab apapun juga Perseroan tidak mempunyai seorangpun anggota Komisaris, maka dalam waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah terjadi kekosongan, harus diselenggarakan RUPS Luar Biasa untuk mengangkat anggota Komisaris Baru.

15. Berkaitan dengan tugas dan wewenang Komisaris yang dimaksud butir 1 ini, maka Komisaris wajib:

a) Memberikan saran dan pendapat kepada RUPS mengenai rencana pengembangan Perseroan, laporan tahunan dan laporan berkala lainnya dari Direksi.

b) Segera memberikan saran langkah perbaikan yang harus ditempuh kepada RUPS apabila Perseroan menunjukkan gejala kemunduran.

c) Memberikan saran dan pendapat perihal persoalan penting bagi pengelolaan Perseroan kepada RUPS.

d) Mengesahkan Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan yang disampaikan Direksi dalam waktu selambat-lambatnya sebelum tahun buku baru dimulai. Apabila Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan belum disahkan, maka Rencana

16

Kerja dan Anggaran Perseroan yang diusulkan Direksi atau yang terakhir dibahas dengan Komisaris dianggap telah disahkan sepanjang telah memenuhi aturan yang berlaku.

e) Melalui Direksi, mengusulkan kepada RUPS mengenai penunjukan kantor akuntan publik yang akan melakukan audit atas laporan keuangan Perseroan.

f) Melakukan tugas pengawasan lainnya yang ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham.

2.6.3 Komisaris Independen

Komisaris Independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak terafiliasi dengan Direksi, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang saham utama, sehingga bebas bertindak independen semata-mata demi kepentingan perusahaan. Komisaris independen dibentuk untuk mencegah terjadinya benturan kepentingan, yang mengabaikan kepentingan pemegang saham publik (pemegang saham minoritas) serta stakeholder lainnya.

Tugas dan tanggung jawab Komisaris Independen:

 Mendorong diterapkannya prinsip tata kelola perusahaan yang baik di dalam perusahaan melalui pemberdayaan Dewan Komisaris.

17

 Bersikap proaktif dalam mengupayakan agar Dewan Komisaris

melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi terkait dengan strategi bisnis yang efektif, termasuk di dalamnya memantau jadwal anggaran dan efektifitasnya serta memastikan perusahaan mengangkat eksekutif dan manajer-manajer profesional. Serta memastikan perusahaan memiliki informasi, sistem pengendalian, dan sistem audit yang baik dan mematuhi hukum dan perundangan maupun nilai-nilai yang berlaku.

Memastikan risiko dan potensi krisis selalu diidentifikasikan dan dikelola dengan baik dan memastikan diterapkannya prinsip-prinsip dan praktik Tata Kelola Perusahaan yang baik.

 Menjamin transparansi dan keterbukaan laporan keuangan perusahaan.

 Memperlakukan pemegang saham minoritas dan stakeholder yang lain secara adil.

 Mengungkapkan transaksi yang mengandung benturan kepentingan secara wajar dan adil.

 Kepatuhan perusahaan pada perundangan dan peraturan yang berlaku dan menjamin akuntabilitas perusahaan.

18

2.6.4 Direksi Bank

Direksi menjalankan tugas melaksanakan pengurusan perseroan untuk kepentingan dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan sebagai amanat dari pemegang saham yang ditetapkan dalam RUPS.

2.6.5 Direktur Utama

Tugas dan wewenang Direktur Utama adalah memimpin dan memastikan :

 Tercapainya sasaran Perusahaan berdasarkan maksud dan

tujuan, visi dan misi serta Rencana Jangka Panjang Perusahaan, dan bertanggung jawab atas jalannya Perusahaan.

 Terlaksananya pengelolaan dan pengendalian fungsi Sekretaris

Perusahaan, fungsi Pengawasan Intern dan fungsi Manajemen Risiko.

Dalam tugasnya Direktur Utama dibantu oleh beberapa Direktur yang masing – masing memimpin Direktur yaitu :

2.6.6 Direktorat Operasional

Bertugas memimpin dan memastikan tercapainya sasaran Perusahaan berdasarkan maksud dan tujuan, visi dan misi serta Rencana Jangka

19

Panjang Perusahaan dan bertanggung jawab atas jalannya Perusahaan dalam bidang Pengoperasian dan Pemeliharaan Suatu Perbankan.

2.6.7 Direktorat SDM dan Umum

Bertugas memimpin dan memastikan tercapainya sasaran Perusahaan berdasarkan maksud dan tujuan, visi dan misi serta Rencana Jangka Panjang Perusahaan, dan bertanggung jawab atas jalannya Perusahaan dalam bidang Pengelolaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, aktivitas bidang umum dan hukum Perbankan.

2.6.8 Direktorat Keuangan

Bertugas memimpin dan memastikan tercapainya sasaran Perusahaan berdasarkan maksud dan tujuan, visi dan misi serta Rencana Jangka Panjang Perusahaan, dan bertanggung jawab atas jalannya Perusahaan dalam bidang Keuangan, Teknologi dan Informasi, serta Pengelolaan Manajemen Risiko Perbankan.

2.6.9 Direktorat Bisnis Komersial

Bertugas memimpin dan memastikan tercapainya sasaran Perusahaan berdasarkan maksud dan tujuan, visi dan misi serta Rencana Jangka Panjang Perusahaan, dan bertanggung jawab atas jalannya Perusahaan dalam bidang Pengembangan Bisnis Komersial dan Pemasaran Bisnis Konmersial Perbankan.

2.6.10 Direktorat Bisnis Konsumer

20

Bertugas memimpin dan memastikan tercapainya sasaran Perusahaan berdasarkan maksud dan tujuan, visi dan misi serta Rencana Jangka Panjang Perusahaan, dan bertanggung jawab atas jalannya Perusahaan dalam bidang Pengembangan Bisnis Konsumer dan Pemasaran Bisnis Konsumer Perbankan.

2.6.11 Direktorat Jaringan dan Layanan

Bertugas merencanakan, merumuskan dan mengembangkan kebijakan perusahaan di bidang teknologi agar dapat bersaing di pasaran dunia.

2.6.12 Direktorat Bisnis kelembagaan dan BUMN Bisnis

Bertugas memimpin dan memastikan tercapainya sasaran Perusahaan berdasarkan maksud dan tujuan, visi dan misi serta Rencana Jangka Panjang Perusahaan, dan bertanggung jawab atas jalannya Perusahaan dalam menjalin kelembagaan dan BUMN bisnis di pasaran dunia.

2.6.13 Direktorat Manajemen Resiko Kredit

Bertugas memimpin dan memastikan tercapainya sasaran Perusahaan berdasarkan maksud dan tujuan, visi dan misi serta Rencana Jangka Panjang Perusahaan, dan bertanggung jawab atas jalannya Perusahaan dalam bidang Manajemen Resiko Kredit.

2.6.14 Divisi Kepatuhan

21

Bertugas memimpin dan memastikan tercapainya sasaran Perusahaan berdasarkan maksud dan tujuan, visi dan misi serta Rencana Jangka Panjang Perusahaan, dan bertanggung jawab atas jalannya Perusahaan dalam bidang Kepatuhan Perbankan.

2.6.15 Direktorat Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Bisnis

Bertugas memimpin dan memastikan tercapainya sasaran Perusahaan berdasarkan maksud dan tujuan, visi dan misi serta Rencana Jangka Panjang Perusahaan, dan bertanggung jawab atas jalannya Perusahaan dalam menjalin hubungan usaha mikro, kecil dan menengah bisnis perbankan.

Secara Direktor dalam melaksanakan aktivitas oprasinya dibantu oleh General Manager yang masing – masing membawahi langsung beberapa Divisi. Dalam melaksanakan usaha agar tujuan organisasi dapat tercapai maka diperlukan adanya struktur organisasi yang baik maka akan mendukung keberhasilan suatu perusahaan, karena perusahaan dapat bekerja secara teratur sehingga lebih efisien. Hubungan dinas antara manajemen bisa terbentuk.

2.7 Kinerja Usaha Terkini

Di tengah krisi akbiat Pandemi Covid-19, pada tahun 2020 BRI secara konsolidasi masih mampu mempertahankan kinerja yang baik, ditunjukan dengan pertumbuhan positif pada Kredit dan Dana pihak Ketiga. BRI juga masih mampu

22

membukukan keuntungan yang positif diiringi rasio keuangan yang mampu terjaga dengan baik.

Total kredit tercatat sebesar Rp 938,37 triliun. Tumbuh 3,89% dibanding tahun lalu yang sebesar Rp903,20 triliun, disumbang oleh segmen UMKM yang komposisinya naik menjadi 82,13%.

Total Dana Pihak Ketiga tercatat sebesar Rp 1.121,10 triliun. tumbuh 9,78% dibanding tahun lalu yang sebesar Rp1.021,20 triliun, mayoritas disumbang oleh Dana Murah (CASA) yang komposisinya naik menjadi 59,67%.

. Tingkat profitabilitas tercatat positif dengan Laba Bersih mencapai Rp18,66 triliun. Kondisi likuiditas memadai dengan Rasio Loan to Deposit (LDR) terjaga pada level 83,70%. Rasio kredit bermasalah (Non-Performing loan/NPL) BRI terjaga di angka 2,99% dengan tingkat pencadangan (NPL Coverage) yang memadai sebesar 237,73%. Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio) terjaga kuat sebesar 21,17% jauh diatas minimum ketentuan regulator.

2.8 Rencana Kegiatan

2.8.1 Rencana Jangka pendek BRI Tahun 2021

Disrupsi pandemic Covid-19 tidak hanya berdampak pada aktivitas perekonomian nasional temasuk pula industri perbankan. Sebagai entitas bisnis, BRI turut berperan dalam menopang ketahanan ekonomi nasional melalui aktivitas layanan perbankan yang diberikan. BRI telah melakukan review atas rencana bisnis yang telah dipersiapkan guna mengakomodasi dampak lanjutan

23

dari pandemic Covid-19. Untuk mewujudkan tema tahunan yang telah ditetapkan di tahun 2021 yaitu menjadi “The Most Valuable Banking Group in Indonesia”, BRI telah memperkuat fondasi melalui rumusan strategi perusahaan. Transformasi digital yang dilakukan BRI serta pengembangan sistem pendukung mobile dan digital banking services diharapkan mampu mendukung pencapaian kinerja yang berkelanjutan.

Dalam jangka pendek, BRI menyusun langkah survival strategy antara lain:

a. Efisiensi

Menjaga efisiensi perusahaan melalui reengineering proses bisnis dengan pendekatan digital, perbaikan komposisi CASA dan penurunan COF.

b. Pertumbuhan Kredit yang selektif

Ekspansi kredit terus dilakukan secara cermat dan selektif pada produk low risk terutama produk terkait program pemerintah, ekspansi sektor bisnis tidak terdampak negative Covid-19 dan eksplorasi new source of growth diantaranya segmen Ultra Micro.

c. Perbaikan Kualitas Aset

Fokus memperbaiki kualitas kredit, melakukan monitoring atas restrukturisasi kredit bermasalah sehingga dapat menekan biaya CKPN serta optimalisasi recovery rate.

d. Strengthening Sinergi BRI Group

24

Fokus pada penguatan sinergi bisnis dan non bisnis antara BRI induk dan Anak Perusahaan maupun sesama Perusahaan Anak melalui berbagai program.

e. Mendorong Peningkatan Transaksi

Mendorong transaksi yang lebih masif untuk meningkatkan perolehan FBI sekaligus potensi CASA. Pengembangan bisnis value chain dan transaction banking di seluruh segmen bisnis serta implementasi layanan digital banking diharapkan dapat mengoptimalkan fee-based income yang menjadi salat satu fokus sumber pendapatan tahun 2021.

Program Jangka Pendek tersebut merupakan bagian dari Rencana Bisnis Bank yang berpedoman pada pernyataan visi dan misi BRI serta faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan industri perbankan di Indonesia ke depan.

Beberapa faktor tersebut, antara lain:

a. Dinamika pandemi Covid-19 serta penanganannya yang memberikan tekanan pada perekonomian dunia.

b. Penerapan kebijakan pemerintah terkait program Pemulihan Ekonomi Nasional.

c. Ketidakpastian perekonomian Indonesia menyebabkan perlambatan pertumbuhan kredit, peningkatan Non-Performing Loan (NPL), namun menyebabkan peningkatan dana (CASA) secara umum.

d. Perkembangan teknologi dan pola perilaku nasabah yang cepat berubah sebagai akibat penggunaan teknologi serta perkembangan produk dan fitur memberikan ancaman atas produk pengganti di industri perbankan.

25

2.8.2 Rencana Jangka Menengah BRI Tahun 2021

Recana jangka menengah BRI merupakan milestone untuk pencapaian visi dan misi bank BRI. Guna menjaga pertumbuhan bisnis BRI yang sustain ditengah disrupsi pandemi Covid-19, telah dilakukan penyesuaian terhadap proyeksi target jangka menengah BRI baik yang tertuang dalam sasaran kualitatif dan kuantitatif.

Dalam jangka menengah BRI fokus pada beberapa hal berikut :

a. Financial

Pada aspek finansial, BRI fokus pada efisiensi melalui perbaikan komposisi CASA maupun penurunan suku bunga spesial, melakukan eksplorasi new source of growth, peningkatan recovery rate serta pengembangan bisnis sejalan dengan stimulus Pemerintah.

b. Customer

Dalam rangka meningkatkan layanan kepada nasabah, BRI melakukan optimalisasi value chain nasabah menengah dan korporasi, pengembangan omni channel yang customer centric, pengembangan ekosistem micro payment, dan cross selling produk layanan BRI Group.

c. Product & Proces

26

Guna memberikan layanan yang optimal, BRI melakukan digitalisasi produk maupun proses bisnis, meningkatkan realibility IT, perbaikan risk scoring system, serta optimalisasi big data analytics.

d. Channel

Bertujuan memberikan pelayanan yang prima, BRI melakukan penataan jaringan kerja, optimalisasi BRILink Agent, dan pemanfaatan BRI API (Application Program Interface) sebagai channel Kerjasama dengan pihak ketiga.

e. Culture

Mendukung pencapaian visi dan misi perusahaan, BRI melakukan transformasi culture yang berbasis kinerja.

2.8.3 Rencana Jangka Panjang BRI Tahun 2021

Beragam tantangan selama tahun 2020, baik yang disebabkan oleh pandemic Covid-19, perkembangan teknologi yang sangat cepat, maupun tantangan pertumbuhan internal mendorong BRI untuk melakukan penyesuaian terhadap rencana jangka panjang hingga strategi pencapaian kinerja. Untuk itu, BRI telah melakukan review pada Corporate Plan 2021-2025 BRI yang kemudian disebut sebagai BRIVolution 2.0. Hasil dari review tersebut, BRI melakukan penyesuaian pada visi BRI tahun 2025 yaitu menjadi “The Most Valuable Banking Group in Southeast Asia and Champion of Financial Inclusion”

27

27

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Kinerja Keuangan

3.1.1. Pengertian Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan adalah analisis yang dilaksanakan dalam mengetahui sejauh mana perusaahaan sudah mencapai dalam memakai ketentuan – ketentuan realisasi keuangan secara baik dan benar. (Fahmi, 2017:2).

Kinerja perusahaan pada dasarnya digunakan untuk melihat perkembangan ekonomi yang berkecukupan dicapai dari perusahaan dalam jangka waktu yang ditentukan oleh kegiatan perusahaan, dimana perkembangannya diukur menggunakan analisis pada data keuangan yang terdapat di laporan keuangan perusahaan dimana laporan keuangan bisa digunakan sebagai standar oleh aspek perusahaan untuk memahami kinerja keuangan perusahaan berdasarkan jangka waktu.

Perusahaan dapat mengukur kinerjanya dengan melakukan analisa dan melakukan evaluasi pada laporan keuangan, laporan posisi keuangan dan kinerja keuangan di masa lampau dijadikan sebagaimana alat agar dapat memperkirakan posisi keuangan dan kinerja dimasa depan.

Kinerja perusahaan yang baik, terutama dalam hal pelunasan keuntungan, komisi, aktivitas kualitas sekuritas serta keahlian korporat dalam mencapai kontraknya saat habis tempo, akan memancing para

28

investor agar semakin tertarik untuk menginvestasikan uangnya pada perusahaan.

3.1.2 Tujuan dan Manfaat Kinerja Keuangan

Dibawah ini tujuan dan manfaat dari pengukutan kinerja keuangan perusahaan menurut Munawir (2010:31) sebagai berikut :

a. Agar memahami kualitas likuiditas, yakni kapasitas peusahaan dalam mencapai tanggungan keuangan yang layak diwujudkan, ataupun kapasitas perusahaan mencapai tanggungan keuangan dalam penagihan;

b. Agar memahami kualitas solvabilitas, yakni kapasitas perusahaan dalam mengetahui tanggungan labanya jika perusahaan dilikuidasi baik tanggungan keuangan jangan pendek dan panjang.

c. Memahami kapasitas profitabilitas, yakni kapasitas perusahaan mendapatkan keuntungan dalam masa yang ditentukan

d. Memahami stabilitas layananya dalam mengstabilkan serta mengevaluasi kembali kapasitas prusahaan dalam mengeluarkan keuntungan secara sistematis.

Dibawah ini manfaat pengukuran kinerja keuangan perusahaan menurut Harahap (2009:168) yakni:

a. Agar memperkirakan hasil capaian dalam suatu organisasi oleh kangka waktu yang ditentukan yng menggambarkan kualitas kesuksesan aktivitasnya.

b. Tidak hanya memakai dalam mengamati kinerja organisasi melalui totalitas, daripada itu penilaian kinerja sama halnya dipakai dalam

29

mengamati peran suatu bidang melalui capaian maksud perusahaan seluruhnya..

c. Bisa dipakai untuk landasan keputusan kebijakan perusahaan dalam periode penggunaan.

d. Menggunakan ajaran untuk pembentukan ketentuan serta aktivitas sistem yang umum serta devisit maupun khusus aspek organisasi.

e. Merupakan landasan penetapan tanggung jawab pemilik supaya menaikkan efisiensi dan produktivitas perusahaan.

3.2. Rasio Return On Equity & Return On Assets

3.2.1. Pengertian Rasio Return On Equity

Return On Equity (ROE) adalah rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri (Kasmir, 2014:204). Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi ROE, maka semakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat.

Sebaliknya apabila ROE rendah, maka semakin buruk. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin lemah.

Return On Equity disebut juga dengan laba atas equity atau perputaran total aset. Rasio ini mengkaji sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan untuk mampu memberikan laba atas ekuitas.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ROE merupakan pengukuran efektivitas perusahaan untuk mendapatkan

30

keuntungan dengan menggunakan modal perusahaan yang dimilikinya, kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba tidak hanya diukur menurut besar kecilnya laba yang dihasilkan, tapi dengan modal sendiri yang telah dikeluarkan untuk menghasilkan laba tersebut.

Rumus ROE sebagai berikut :

3.2.2. Pengertian Rasio Return On Assets

3.2.2. Pengertian Rasio Return On Assets

Dokumen terkait