• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR ANALISIS RASIO ROE (RETURN OF EQUITY) & ROA (RETURN OF ASSETS) PADA BANK RAKYAT INDONESIA OLEH : FAUZAN MUHAMAD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TUGAS AKHIR ANALISIS RASIO ROE (RETURN OF EQUITY) & ROA (RETURN OF ASSETS) PADA BANK RAKYAT INDONESIA OLEH : FAUZAN MUHAMAD"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

i

TUGAS AKHIR

ANALISIS RASIO ROE (RETURN OF EQUITY) & ROA (RETURN OF ASSETS) PADA BANK RAKYAT INDONESIA

OLEH :

FAUZAN MUHAMAD 182102035

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan pada Program Diploma III

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2021

(2)

i

(3)

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur saya ucapkan kepada Allah Subahanu wa ta’ala.

Karena berkat dan rahmad Nya , saya masih diberikan nikmat iman, islam dan kesehatan sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “ Analisis Rasio Return Of Equity (ROE) & Return Of Assets”. Sholawat berangkai salam tidak lupa saya panjatkan kepada junjungan besar Nabi Muhamad SAW yang telah menjadi suri tauladan bagi kita semua. Adapun maksud dan tujuan penulisan saya adalah untuk memnuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan saya di Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Selama penyelesaian Tugas Akhir ini, dimulai dari pelaksanaan magang , hingga akhirnya penyelesaian, penulis telah banyak menerima bantuan dan bimbingan. Untuk itu penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. Fadli SE. M. SI selaku dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara,

2. Ibu Mutia Ismail, SE., MM., Ak, CA selaku ketua Jurusan Akuntansi Diploma III Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Abdillah Arif Nst selaku sekretaris Program Studi Diploma III akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Risanty, SE, M.Si, Ak. selaku Dosen Pembimbing penulis yang yang

telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, dan koreksi

dalam proses penyelesaian tugas akhir, sehingga penulisan tugas akhir ini

dapat terselesaikan dengan baik.

(4)

iii

5. Teristimewa kepada Ayah dan Mama penulis, Bapak Muhammad Sailan dan Ibu Wina Amela Achmad serta Adik – adik saya, Ihksan, Fahmi, dan Siti yang telah memberikan segala nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan di FEB USU

6. Teman teman saya yaitu Zahra, Andri, Tyo, Wandi, bang Fauzan Tariz, bang Rama, bang Goro, Kakanda dan Abangda BP2M, FOSEI, KAM Rabbani yang selalu membersamai serta mendukung dalam hal penyusunan dan penyelesaian Tugas Akhir ini.

7. Teman – teman seperjuangan di DETAK A 2018 dan terkhusus untuk teman seperjuangan magang penulis, Nicolas, Jalasena, Aldy, dan Andreas, vania isabel, grace, kirana, kak wanda, loi, rusdi yg selalu memberikan dukungan terhadap penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.

8. Terakhir untuk Ira Elviana Panjaitan yang selalu membantu dan mendukung dalam penyusunan tugas akhir ini.

Akhir kata penulis menyadri bahwa tugas Akhir ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi peningkatan mutu Tugas Akhir ini.

Medan, 14 juni 2021 Penulis

Fauzan Muhammad

182102035

(5)

iv

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Jadwal kegiatan ... 6

1.6 Sistematika Penulisan ... 6

BAB II PT.BANK RAKYAT INDONESIA MEDAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 8

2.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 9

2.3 Nilai Utama Perusahaan………... 10

2.4 Logo PT Bank Rakyat Indonesia……….. 11

2.5 Struktur Organisasi ... 11

2.6 Job Description ... 12

2.7 Kinerja UsahaTerkini ... 22

2.8 Rencana Kegiatan ... 23

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Kinerja Keuangan ... 28

3.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan ... 28

3.1.2 Tujuan dan Manfaat Kinerja Keuangan ... 29

3.2 Rasio Return On Equity (ROE) & Return On Assets (ROA) . 30

3.2.1 Pengertian Rasio ROE ... 30

3.2.2 Pengertian Rasio ROA ... 31

3.3 Analisis Rasio Return On Equity & Return On Assets ... 33

1. ROE ... 33

2. ROA ... 35

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan ... 36

4.2 Saran ... 37

DAFTAR PUSAKA ... 38

(6)

v

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Jadwal Kegiatan Penyusunan Tugas Akhir ... 6

3.1 Perhitungan Nilai ROE ... 33

3.2 Perhitungan Nilai ROA ... 35

(7)

vi

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman 2.1 Logo BRI ... 11 2.2 Struktur Organisasi PT.Bank Rakyat Indonesia ... 11

(8)

1

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Masing – masing perusahaan yang berdiri dan melakukan kegiatan bisnis pastinya memiliki maksud dan tujuan untuk memaksimalkan laba dan keuntungan bagi perusahaan. Dan seiring berkembang nya dunia usaha maka semakin banyak perushaan baru yang bermunculan untuk bersaing di dunia bisnis dan mengusai pasar.

Perusahaan pastinya memiliki strategi yang berbeda-beda dalam mengelola biaya untuk memperoleh laba dan keuntungan sesuai dengan tujuan perusahaan baik perusahaan yang baru akan mulai bisnis nya maupun perusahaan yang telah berjalan dan berkembang. Hal ini yang dapat menentukan apakah perusahaan mampu bertahan dalam dunia bisnis di masa yang akan datang.

Setiap perusahaan membutuhkan dana dan modal, Untuk menjalankan aktivitasnya. Dana tersebut akan dipergunakan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan dan menutupi kekurangan dana. perusahaan memiliki beberapa pilihan sumber dana yang dapat digunakan dan dapat diperoleh dari modal sendiri atau pinjaman dari kreditur (bank atau lembaga keuangan lainnya).

Setiap sumber dana memiliki kelebihan dan kekurangan. Misalnya

penggunaan modal sendiri memiliki kelebihan yaitu pemilik modal mempunyai

kebebasan dalam mengelola modalnya tersebut dan tidak ada beban untuk

membayar angsuran dan bunga setiap bulannya. kekurangan modal sendiri yaitu

(9)

2

jumlah dananya terbatas sehingga sulit berkembang. Sedangkan sumber dana dari pinjaman kreditur yaitu jumlah pinjamannya tidak terbatas dan menambah motivasi manajemen untuk bekerja lebih keras karena dibebani untuk membayar liabilitasnya dan kekurangannya persyaratan untuk memperoleh pinjaman relatif sulit.

Banyak hal yang harus dipertimbangkan seorang kreditor dalam memberikan pinjaman kepada debitor. Salah satu nya adalah kemampuan mengembalikan pinjaman tersebut. Hal ini dapat dilihat dari kesehatan perusahaan melalui laporan keuangan perusahaan per periode. Apabila kondisi keuangan perusahaannya baik, maka besar kemungkinan perusahaan dapat mengembalikan pinjaman/utang secara tepat waktu. Hal ini peru dilakukan kriditor karena tidak sedikit perusahaan yang tidak mampu untuk mengembalikan pinjaman mereka.

.Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas yang disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. “Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka” (IAI, 2015:1.3).

Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha

suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun

jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah neraca, laporan laba

(10)

3

rugi, laporan arus kas dan laporan perubahan posisi keuangan (Harahap , 2009:105).

Tetapi informasi dari laporan keuangan belum begitu jelas untuk dipahami oleh pihak pihak yang membutuhka. Oleh sebab itu peru dilakukan analisis laporan keuangan untuk memperoleh pemahaman yang baik untuk menentukan kinerja dalam konteks tujuan dan strategi perusahaan. Meskipun didasarkan pada data dan kondisi masa lalu, analisis laporan keuangan dimaksudkan untuk menilai risiko dan peluang pada masa yang akan datang.

“Analisa laporan keuangan merupakan perhitungan rasio-rasio untuk menilai keadaan keungan perusahaan di masa lalu, saat ini dan kemungkinannya di masa depan” (Syamsudin, 2011: 37). Analisis laporan keuangan meliputi penelaahan tentang hubungan dan kecenderungan atau tren untuk mengetahui apakah keadaan keuangan, hasil usaha, dan kemajuan keuangan perusahaan memuaskan atau tidak. “Analisis dilakukan dengan mengukur hubungan antar unsur-unsur laporan keuangan dan bagaimana perubahan unsur – unsur itu dari tahun ke tahun untuk mengetahui arah dan perkembangannya” (Jumingan, 2006 : 42).

Analisis laporan keuangan memiliki arti dan tujuan berbeda, sesuai dengan kepentingan masing masing pihak yang meganalisis. Ada beberapa tehnik untuk menganalisis laporan keuangan. Tehnik yang sering digunakan adalah rasio keuangan

Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang

ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan

angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dalam

(11)

4

satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada di antara laporan keuangan (Kasmir, 2012 : 104).

Salah satu keharusan bagi setiap perusahaan adalah memahami Return On Equity (ROE). Alasan utama dari pentingnya memahami ROE adalah ROE merupakan tolak ukuran keuntungan bisnis yang paling tepat. Dengan mengetahui tingkat pengembalian ekuitasnya.

Dan Return On Assets (ROA) adalah salah satu jenis rasio yang mampu menilai kemampuan perusahaan dalam hal memperoleh laba dari aktiva yang digunakan. ROA akan menilai kemampuan perusahaan berdasarkan penghasilan keuntungan masa lampau agar bisa dimanfaatkan pada masa atau periode selanjutnya. Untuk itu, ROA sering digunakan oleh pihak manajemen untuk bisa mengevaluasi berbagai unit bisnis dalam suatu perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka yang menjadi rumusan masalah penelitian adalah “Bagaimanakah tingkat rasio Return On Equity (ROE) dan Return On Assets (ROA) pada PT Bank Rakyat Indonesia pada tahun 2017 s.d tahun 2020?”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui bagaimana tingkat rasio Return On Equity (ROE) dan

Return On Assets (ROA) pada PT Bank Rakyat Indonesia

(12)

5

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yaitu:

1. Bagi peneliti untuk menambah wawasan dan pengetahuan dibidang keuangan khususnya analisis Return On Equity (ROE) dan Return On Assets (ROA)

2. Bagi Manajemen untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan.

3. Bagi pembaca sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya.

1.5 Jadwal Kegiatan

Jadwal Penyusunan terdiri dari berbagai kegiatan. Kegiatan dimulai

persiapan melaksanakan penelitian, pelaksanaan bimbingan untuk

pengelohan data, pelaporan bimbingan untuk menulis tugas akhir, serta

penyempurnaan tugas akhir. Jadwal penelitian untuk lebih jelasnya dapat

dilihat di tabel peneltian berikut.

(13)

6

Tabel 1.1

Jadwal Kegiatan Penyusunan Tugas Akhir

No. KEGIATAN

APRIL 21 MEI 21 JUNI 21 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan Judul Aa

2 Pengajuan Dosen Pembimbing 3 Pengajuan Dosen Penguji 4 Permohonan Izin Riset 5 Pengumpulan Data 6 Penyusunan Tugas Akhir 7 Bimbingan Tugas Akhir 8 Pengesahaan Tugas Akhir Sumber : Penulis, 2021 1.6 Sistematika Penelitian

Penulis membahas Tugas Akhir ini dalam empat bab, dimana setiap bab

saling berkaitan. Hal ini sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan

pembuatan tugas akhir yang telah ditetapkan bahwa susunan tugas akhir

harus praktis dan sistematis. Oleh karena itu, laporan penelitian tugas

akhir ini disusun sebagai berikut:

(14)

7

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini peneliti akan menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penitian, serta sistematika penelitian yang terdiri dari jadwal dan laporan penelitian.

BAB II : PROFIL PERUSAHAAN

Bab ini menguraikan tentang sejarah ringkas PT Bank Rakyat Indonesia, yaitu mengenai struktur organisasi, job description, kinerja usaha terkini dan rencana kegiatan perusahaan.

BAB III : PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang laporan keuangan, analisis rasio Return On Equity & rasio Return On Assets pada PT Bank Rakyat Indonesia.

BAB IV : KESIMPULAN

Bab ini berisi kesimpulan berdasarkan uraian saran guna meningkatkan

rasio Return On Equity & Return On Assets pada PT Bank Rakyat Indonesia.

(15)

8

8

BAB II

PT.BANK RAKYAT INDONESIA

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Bank Rakyat indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau "Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto", suatu lembaga keuangan yang melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia (pribumi)

Pada periode setelah kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank Pemerintah pertama di Republik Indonesia. Dalam masa perang mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan BRI sempat terhenti untuk sementara waktu dan baru mulai aktif kembali setelah perjanjian Renville pada tahun 1949 dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat.

Pada waktu itu melalui PERPU No. 41 tahun 1960 dibentuklah Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang merupakan peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche Maatschappij (NHM). Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres) No. 9 tahun 1965, BKTN diintegrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan.

Setelah berjalan selama satu bulan, keluar Penpres No. 17 tahun 1965 tentang

pembentukan bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam

ketentuan baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (eks

(16)

9

BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia unit II bidang Rural, sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit II bidang Ekspor Impor (Exim).

Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi perseroan terbatas. Kepemilikan BRI saat itu masih 100% di tangan Pemerintah Republik Indonesia. Pada tahun 2003, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk menjual 30% saham bank ini, sehingga menjadi perusahaan publik dengan nama resmi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., yang masih digunakan sampai dengan saat ini.

2.2 Visi dan Misi 2.2.1 Visi

Visi dari PT.Bank Rakyat Indonesia adalah menjadi “The Most Valuable Bank di Asia Tenggara dan Home to the Best Talent”

2.2.2 Misi

 Memberikan yang terbaik

Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan kepada segmen mikro, kecil, dan menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat.

 Menyediakan pelayanan yang prima

Memberikan pelayanan prima dengan fokus kepada nasabah

melalui sumber daya manusia yang profesional dan memiliki

budaya berbasis kinerja (performance-driven culture), teknologi

(17)

10

informasi yang handal dan future ready, dan jaringan kerja konvensional maupun digital yang produktif dengan menerapkan prinsip operational dan risk management excellence

.

 Bekerja dengan optimal

Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihakpihak yang berkepentingan (stakeholders) dengan memperhatikan prinsip keuangan berkelanjutan dan praktik Good Corporate Governance yang sangat baik.

2.3 Nilai Utama Perusahaan

 Integrity (Integritas): berpikir, berkata, dan berperilaku terpuji.

 Professionalism (Sikap Profesional) : berkomitmen bekerja

hingga tuntas dan akurat dengan kemampuan terbaik dan penuh tanggung jawab.

 Trust (Kepercayaan) membangun keyakinan dan saling percaya di antara pemangku kepentingan demi kemajuan Perseroan.

 Innovation (Inovasi): mendayagunakan kemampuan dan

keahlian untuk menemukan solusi dan gagasan baru untuk menghasilkan produk/kebijakan dalam menjawab tantangan permasalahan.

 Customer Centric (Terpusat pada Pelanggan): menjadikan

pelanggan sebagai mitra utama yang saling menguntungkan

untuk tumbuh secara berkesinambungan.

(18)

11

2.4 Logo PT. Bank Rakyat Indonesia

Sumber : bri.co.id Gambar 2.1

Logo BRI

2.5 Struktur Organisasi

Sumber: www.bri.co.id (2021)

Gambar 2.2

Struktur Organisasi PT Bank Rakyat Indonesia

(19)

12

2.6 Job Description

2.6.1 Rapat Umum Pemegang Saham

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam perseroan yang diadakan setiap tahunnya. Pada rapat tersebut, Dewan Komisaris dan Direksi melaporkan dan mempertanggungjawabkan kinerja perseroan kepada pemegang saham.

RUPS terdiri RUPS Tahunan dan RUPS Luar Biasa. Mekanisme, tata cara, dan pelaksanaan RUPS diatur sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku.

2.6.2 Dewan Komisaris

Dewan komisaris bertugas mengawasi kebijakan direksi dan memberikan nasihat dalam menjalankan perseroan. Tugas dan wewenang komisaris :

1. Mengawasi segenap kebijakan yang dilakukan Direksi serta memberi nasihat kepada Direksi menyangkut rencana pengembangan, rencana kerja, anggaran tahunan, pelaksanaan Anggaran Dasar, keputusan RUPS dan peraturan perundang- undangan yang berlaku.

2. Melaksanakan tugas, wewenang dan tanggung jawab berdasarkan

Anggaran Dasar dan keputusan RUPS

(20)

13

3. Melaksanakan kepentingan Perseroan dengan memperhatikan kepentingan para pemegang saham dan bertanggung jawab kepada RUPS.

4. Meneliti dan menelaah serta menandatangani laporan tahunan Direks.

5. Para anggota Komisaris, baik secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri, setiap saat berhak memasuki bangunan atau tempat yang dikuasai oleh Perseroan untuk memeriksa pembukuan, surat berharga, barang demi keperluan verifikasi serta berhak mengetahui segala tindakan Direksi.

6. Jika dipandang perlu Komisaris dapat meminta bantuan tenaga ahli untuk hal tertentu dan jangka waktu tertentu atas beban Perseroan.

7. Untuk membantu pelaksanaan tugasnya, Komisaris wajib membentuk Komite Audit dan komite lain sesuai dengan kebutuhan Perseroan dan berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku.

8. Setiap anggota Direksi wajib untuk memberikan penjelasan atas pertanyaan Komisaris atau tenaga yang membantunya.

9. Rapat Komisaris setiap saat berhak memberhentikan untuk

sementara seorang atau lebih anggota Direksi apabila anggota

Direksi tersebut bertindak bertentangan dengan Anggaran Dasar

(21)

14

atau peraturan perundang-undangan yang berlaku, merugikan Perseroan, melalaikan kewajibannya atau terdapat alasan yang mendesak bagi Perseroan.

10. Pemberhentian sementara itu harus diberitahukan kepada yang bersangkutan dengan disertai alasannya.

11. Komisaris wajib menyelenggarakan RUPS untuk memutuskan apakah anggota Direksi yang bersangkutan akan diberhentikan seterusnya atau dikembalikan kepada kedudukannya semula, dalam jangka waktu selambat-lambatnya 45 (empat puluh lima) hari sesudah pemberhentian sementara itu, sedangkan anggota Direksi yang diberhentikan sementara diberi kesempatan untuk membela diri.

12. Komisaris Utama memimpin Rapat tersebut dalam butir 11.

Apabila ia tidak hadir, maka Rapat dipimpin oleh salah seorang anggota Komisaris lainnya yang ditunjuk dalam Rapat tersebut.

Apabila semua anggota Komisaris tidak hadir, maka Rapat dipimpin oleh pemegang saham yang dipilih oleh mereka yang hadir dalam Rapat tersebut. Pemanggilan Rapat harus dilakukan berdasarkan ketentuan pasal 21dalam Anggaran Dasar.

13. Apabila dalam jangka waktu 45 (empat puluh lima) hari setelah

pemberhentian sementara tersebut, Komisaris tidak

menyelenggarakan RUPS tersebut dalam butir 11 ini maka

(22)

15

pemberhentian sementara menjadi batal demi hukum dan anggota Direksi berhak menduduki jabatan yang semula.

14. Jikalau karena sebab apapun juga Perseroan tidak mempunyai seorangpun anggota Komisaris, maka dalam waktu selambat- lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah terjadi kekosongan, harus diselenggarakan RUPS Luar Biasa untuk mengangkat anggota Komisaris Baru.

15. Berkaitan dengan tugas dan wewenang Komisaris yang dimaksud butir 1 ini, maka Komisaris wajib:

a) Memberikan saran dan pendapat kepada RUPS mengenai rencana pengembangan Perseroan, laporan tahunan dan laporan berkala lainnya dari Direksi.

b) Segera memberikan saran langkah perbaikan yang harus ditempuh kepada RUPS apabila Perseroan menunjukkan gejala kemunduran.

c) Memberikan saran dan pendapat perihal persoalan penting bagi pengelolaan Perseroan kepada RUPS.

d) Mengesahkan Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan yang

disampaikan Direksi dalam waktu selambat-lambatnya

sebelum tahun buku baru dimulai. Apabila Rencana Kerja

dan Anggaran Perseroan belum disahkan, maka Rencana

(23)

16

Kerja dan Anggaran Perseroan yang diusulkan Direksi atau yang terakhir dibahas dengan Komisaris dianggap telah disahkan sepanjang telah memenuhi aturan yang berlaku.

e) Melalui Direksi, mengusulkan kepada RUPS mengenai penunjukan kantor akuntan publik yang akan melakukan audit atas laporan keuangan Perseroan.

f) Melakukan tugas pengawasan lainnya yang ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham.

2.6.3 Komisaris Independen

Komisaris Independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak terafiliasi dengan Direksi, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang saham utama, sehingga bebas bertindak independen semata-mata demi kepentingan perusahaan. Komisaris independen dibentuk untuk mencegah terjadinya benturan kepentingan, yang mengabaikan kepentingan pemegang saham publik (pemegang saham minoritas) serta stakeholder lainnya.

Tugas dan tanggung jawab Komisaris Independen:

 Mendorong diterapkannya prinsip tata kelola perusahaan yang

baik di dalam perusahaan melalui pemberdayaan Dewan

Komisaris.

(24)

17

 Bersikap proaktif dalam mengupayakan agar Dewan Komisaris

melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi terkait dengan strategi bisnis yang efektif, termasuk di dalamnya memantau jadwal anggaran dan efektifitasnya serta memastikan perusahaan mengangkat eksekutif dan manajer-manajer profesional. Serta memastikan perusahaan memiliki informasi, sistem pengendalian, dan sistem audit yang baik dan mematuhi hukum dan perundangan maupun nilai-nilai yang berlaku.

Memastikan risiko dan potensi krisis selalu diidentifikasikan dan dikelola dengan baik dan memastikan diterapkannya prinsip-prinsip dan praktik Tata Kelola Perusahaan yang baik.

 Menjamin transparansi dan keterbukaan laporan keuangan perusahaan.

 Memperlakukan pemegang saham minoritas dan stakeholder yang lain secara adil.

 Mengungkapkan transaksi yang mengandung benturan kepentingan secara wajar dan adil.

 Kepatuhan perusahaan pada perundangan dan peraturan yang

berlaku dan menjamin akuntabilitas perusahaan.

(25)

18

2.6.4 Direksi Bank

Direksi menjalankan tugas melaksanakan pengurusan perseroan untuk kepentingan dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan sebagai amanat dari pemegang saham yang ditetapkan dalam RUPS.

2.6.5 Direktur Utama

Tugas dan wewenang Direktur Utama adalah memimpin dan memastikan :

 Tercapainya sasaran Perusahaan berdasarkan maksud dan

tujuan, visi dan misi serta Rencana Jangka Panjang Perusahaan, dan bertanggung jawab atas jalannya Perusahaan.

 Terlaksananya pengelolaan dan pengendalian fungsi Sekretaris

Perusahaan, fungsi Pengawasan Intern dan fungsi Manajemen Risiko.

Dalam tugasnya Direktur Utama dibantu oleh beberapa Direktur yang masing – masing memimpin Direktur yaitu :

2.6.6 Direktorat Operasional

Bertugas memimpin dan memastikan tercapainya sasaran Perusahaan

berdasarkan maksud dan tujuan, visi dan misi serta Rencana Jangka

(26)

19

Panjang Perusahaan dan bertanggung jawab atas jalannya Perusahaan dalam bidang Pengoperasian dan Pemeliharaan Suatu Perbankan.

2.6.7 Direktorat SDM dan Umum

Bertugas memimpin dan memastikan tercapainya sasaran Perusahaan berdasarkan maksud dan tujuan, visi dan misi serta Rencana Jangka Panjang Perusahaan, dan bertanggung jawab atas jalannya Perusahaan dalam bidang Pengelolaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, aktivitas bidang umum dan hukum Perbankan.

2.6.8 Direktorat Keuangan

Bertugas memimpin dan memastikan tercapainya sasaran Perusahaan berdasarkan maksud dan tujuan, visi dan misi serta Rencana Jangka Panjang Perusahaan, dan bertanggung jawab atas jalannya Perusahaan dalam bidang Keuangan, Teknologi dan Informasi, serta Pengelolaan Manajemen Risiko Perbankan.

2.6.9 Direktorat Bisnis Komersial

Bertugas memimpin dan memastikan tercapainya sasaran Perusahaan berdasarkan maksud dan tujuan, visi dan misi serta Rencana Jangka Panjang Perusahaan, dan bertanggung jawab atas jalannya Perusahaan dalam bidang Pengembangan Bisnis Komersial dan Pemasaran Bisnis Konmersial Perbankan.

2.6.10 Direktorat Bisnis Konsumer

(27)

20

Bertugas memimpin dan memastikan tercapainya sasaran Perusahaan berdasarkan maksud dan tujuan, visi dan misi serta Rencana Jangka Panjang Perusahaan, dan bertanggung jawab atas jalannya Perusahaan dalam bidang Pengembangan Bisnis Konsumer dan Pemasaran Bisnis Konsumer Perbankan.

2.6.11 Direktorat Jaringan dan Layanan

Bertugas merencanakan, merumuskan dan mengembangkan kebijakan perusahaan di bidang teknologi agar dapat bersaing di pasaran dunia.

2.6.12 Direktorat Bisnis kelembagaan dan BUMN Bisnis

Bertugas memimpin dan memastikan tercapainya sasaran Perusahaan berdasarkan maksud dan tujuan, visi dan misi serta Rencana Jangka Panjang Perusahaan, dan bertanggung jawab atas jalannya Perusahaan dalam menjalin kelembagaan dan BUMN bisnis di pasaran dunia.

2.6.13 Direktorat Manajemen Resiko Kredit

Bertugas memimpin dan memastikan tercapainya sasaran Perusahaan berdasarkan maksud dan tujuan, visi dan misi serta Rencana Jangka Panjang Perusahaan, dan bertanggung jawab atas jalannya Perusahaan dalam bidang Manajemen Resiko Kredit.

2.6.14 Divisi Kepatuhan

(28)

21

Bertugas memimpin dan memastikan tercapainya sasaran Perusahaan berdasarkan maksud dan tujuan, visi dan misi serta Rencana Jangka Panjang Perusahaan, dan bertanggung jawab atas jalannya Perusahaan dalam bidang Kepatuhan Perbankan.

2.6.15 Direktorat Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Bisnis

Bertugas memimpin dan memastikan tercapainya sasaran Perusahaan berdasarkan maksud dan tujuan, visi dan misi serta Rencana Jangka Panjang Perusahaan, dan bertanggung jawab atas jalannya Perusahaan dalam menjalin hubungan usaha mikro, kecil dan menengah bisnis perbankan.

Secara Direktor dalam melaksanakan aktivitas oprasinya dibantu oleh General Manager yang masing – masing membawahi langsung beberapa Divisi. Dalam melaksanakan usaha agar tujuan organisasi dapat tercapai maka diperlukan adanya struktur organisasi yang baik maka akan mendukung keberhasilan suatu perusahaan, karena perusahaan dapat bekerja secara teratur sehingga lebih efisien. Hubungan dinas antara manajemen bisa terbentuk.

2.7 Kinerja Usaha Terkini

Di tengah krisi akbiat Pandemi Covid-19, pada tahun 2020 BRI secara

konsolidasi masih mampu mempertahankan kinerja yang baik, ditunjukan dengan

pertumbuhan positif pada Kredit dan Dana pihak Ketiga. BRI juga masih mampu

(29)

22

membukukan keuntungan yang positif diiringi rasio keuangan yang mampu terjaga dengan baik.

Total kredit tercatat sebesar Rp 938,37 triliun. Tumbuh 3,89% dibanding tahun lalu yang sebesar Rp903,20 triliun, disumbang oleh segmen UMKM yang komposisinya naik menjadi 82,13%.

Total Dana Pihak Ketiga tercatat sebesar Rp 1.121,10 triliun. tumbuh 9,78% dibanding tahun lalu yang sebesar Rp1.021,20 triliun, mayoritas disumbang oleh Dana Murah (CASA) yang komposisinya naik menjadi 59,67%.

. Tingkat profitabilitas tercatat positif dengan Laba Bersih mencapai Rp18,66 triliun. Kondisi likuiditas memadai dengan Rasio Loan to Deposit (LDR) terjaga pada level 83,70%. Rasio kredit bermasalah (Non-Performing loan/NPL) BRI terjaga di angka 2,99% dengan tingkat pencadangan (NPL Coverage) yang memadai sebesar 237,73%. Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio) terjaga kuat sebesar 21,17% jauh diatas minimum ketentuan regulator.

2.8 Rencana Kegiatan

2.8.1 Rencana Jangka pendek BRI Tahun 2021

Disrupsi pandemic Covid-19 tidak hanya berdampak pada aktivitas

perekonomian nasional temasuk pula industri perbankan. Sebagai entitas bisnis,

BRI turut berperan dalam menopang ketahanan ekonomi nasional melalui

aktivitas layanan perbankan yang diberikan. BRI telah melakukan review atas

rencana bisnis yang telah dipersiapkan guna mengakomodasi dampak lanjutan

(30)

23

dari pandemic Covid-19. Untuk mewujudkan tema tahunan yang telah ditetapkan di tahun 2021 yaitu menjadi “The Most Valuable Banking Group in Indonesia”, BRI telah memperkuat fondasi melalui rumusan strategi perusahaan. Transformasi digital yang dilakukan BRI serta pengembangan sistem pendukung mobile dan digital banking services diharapkan mampu mendukung pencapaian kinerja yang berkelanjutan.

Dalam jangka pendek, BRI menyusun langkah survival strategy antara lain:

a. Efisiensi

Menjaga efisiensi perusahaan melalui reengineering proses bisnis dengan pendekatan digital, perbaikan komposisi CASA dan penurunan COF.

b. Pertumbuhan Kredit yang selektif

Ekspansi kredit terus dilakukan secara cermat dan selektif pada produk low risk terutama produk terkait program pemerintah, ekspansi sektor bisnis tidak terdampak negative Covid-19 dan eksplorasi new source of growth diantaranya segmen Ultra Micro.

c. Perbaikan Kualitas Aset

Fokus memperbaiki kualitas kredit, melakukan monitoring atas restrukturisasi kredit bermasalah sehingga dapat menekan biaya CKPN serta optimalisasi recovery rate.

d. Strengthening Sinergi BRI Group

(31)

24

Fokus pada penguatan sinergi bisnis dan non bisnis antara BRI induk dan Anak Perusahaan maupun sesama Perusahaan Anak melalui berbagai program.

e. Mendorong Peningkatan Transaksi

Mendorong transaksi yang lebih masif untuk meningkatkan perolehan FBI sekaligus potensi CASA. Pengembangan bisnis value chain dan transaction banking di seluruh segmen bisnis serta implementasi layanan digital banking diharapkan dapat mengoptimalkan fee-based income yang menjadi salat satu fokus sumber pendapatan tahun 2021.

Program Jangka Pendek tersebut merupakan bagian dari Rencana Bisnis Bank yang berpedoman pada pernyataan visi dan misi BRI serta faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan industri perbankan di Indonesia ke depan.

Beberapa faktor tersebut, antara lain:

a. Dinamika pandemi Covid-19 serta penanganannya yang memberikan tekanan pada perekonomian dunia.

b. Penerapan kebijakan pemerintah terkait program Pemulihan Ekonomi Nasional.

c. Ketidakpastian perekonomian Indonesia menyebabkan perlambatan pertumbuhan kredit, peningkatan Non-Performing Loan (NPL), namun menyebabkan peningkatan dana (CASA) secara umum.

d. Perkembangan teknologi dan pola perilaku nasabah yang cepat berubah

sebagai akibat penggunaan teknologi serta perkembangan produk dan fitur

memberikan ancaman atas produk pengganti di industri perbankan.

(32)

25

2.8.2 Rencana Jangka Menengah BRI Tahun 2021

Recana jangka menengah BRI merupakan milestone untuk pencapaian visi dan misi bank BRI. Guna menjaga pertumbuhan bisnis BRI yang sustain ditengah disrupsi pandemi Covid-19, telah dilakukan penyesuaian terhadap proyeksi target jangka menengah BRI baik yang tertuang dalam sasaran kualitatif dan kuantitatif.

Dalam jangka menengah BRI fokus pada beberapa hal berikut :

a. Financial

Pada aspek finansial, BRI fokus pada efisiensi melalui perbaikan komposisi CASA maupun penurunan suku bunga spesial, melakukan eksplorasi new source of growth, peningkatan recovery rate serta pengembangan bisnis sejalan dengan stimulus Pemerintah.

b. Customer

Dalam rangka meningkatkan layanan kepada nasabah, BRI melakukan optimalisasi value chain nasabah menengah dan korporasi, pengembangan omni channel yang customer centric, pengembangan ekosistem micro payment, dan cross selling produk layanan BRI Group.

c. Product & Proces

(33)

26

Guna memberikan layanan yang optimal, BRI melakukan digitalisasi produk maupun proses bisnis, meningkatkan realibility IT, perbaikan risk scoring system, serta optimalisasi big data analytics.

d. Channel

Bertujuan memberikan pelayanan yang prima, BRI melakukan penataan jaringan kerja, optimalisasi BRILink Agent, dan pemanfaatan BRI API (Application Program Interface) sebagai channel Kerjasama dengan pihak ketiga.

e. Culture

Mendukung pencapaian visi dan misi perusahaan, BRI melakukan transformasi culture yang berbasis kinerja.

2.8.3 Rencana Jangka Panjang BRI Tahun 2021

Beragam tantangan selama tahun 2020, baik yang disebabkan oleh pandemic Covid-19, perkembangan teknologi yang sangat cepat, maupun tantangan pertumbuhan internal mendorong BRI untuk melakukan penyesuaian terhadap rencana jangka panjang hingga strategi pencapaian kinerja. Untuk itu, BRI telah melakukan review pada Corporate Plan 2021-2025 BRI yang kemudian disebut sebagai BRIVolution 2.0. Hasil dari review tersebut, BRI melakukan penyesuaian pada visi BRI tahun 2025 yaitu menjadi “The Most Valuable Banking Group in Southeast Asia and Champion of Financial Inclusion”

(34)

27

27

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Kinerja Keuangan

3.1.1. Pengertian Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan adalah analisis yang dilaksanakan dalam mengetahui sejauh mana perusaahaan sudah mencapai dalam memakai ketentuan – ketentuan realisasi keuangan secara baik dan benar. (Fahmi, 2017:2).

Kinerja perusahaan pada dasarnya digunakan untuk melihat perkembangan ekonomi yang berkecukupan dicapai dari perusahaan dalam jangka waktu yang ditentukan oleh kegiatan perusahaan, dimana perkembangannya diukur menggunakan analisis pada data keuangan yang terdapat di laporan keuangan perusahaan dimana laporan keuangan bisa digunakan sebagai standar oleh aspek perusahaan untuk memahami kinerja keuangan perusahaan berdasarkan jangka waktu.

Perusahaan dapat mengukur kinerjanya dengan melakukan analisa dan melakukan evaluasi pada laporan keuangan, laporan posisi keuangan dan kinerja keuangan di masa lampau dijadikan sebagaimana alat agar dapat memperkirakan posisi keuangan dan kinerja dimasa depan.

Kinerja perusahaan yang baik, terutama dalam hal pelunasan

keuntungan, komisi, aktivitas kualitas sekuritas serta keahlian korporat

dalam mencapai kontraknya saat habis tempo, akan memancing para

(35)

28

investor agar semakin tertarik untuk menginvestasikan uangnya pada perusahaan.

3.1.2 Tujuan dan Manfaat Kinerja Keuangan

Dibawah ini tujuan dan manfaat dari pengukutan kinerja keuangan perusahaan menurut Munawir (2010:31) sebagai berikut :

a. Agar memahami kualitas likuiditas, yakni kapasitas peusahaan dalam mencapai tanggungan keuangan yang layak diwujudkan, ataupun kapasitas perusahaan mencapai tanggungan keuangan dalam penagihan;

b. Agar memahami kualitas solvabilitas, yakni kapasitas perusahaan dalam mengetahui tanggungan labanya jika perusahaan dilikuidasi baik tanggungan keuangan jangan pendek dan panjang.

c. Memahami kapasitas profitabilitas, yakni kapasitas perusahaan mendapatkan keuntungan dalam masa yang ditentukan

d. Memahami stabilitas layananya dalam mengstabilkan serta mengevaluasi kembali kapasitas prusahaan dalam mengeluarkan keuntungan secara sistematis.

Dibawah ini manfaat pengukuran kinerja keuangan perusahaan menurut Harahap (2009:168) yakni:

a. Agar memperkirakan hasil capaian dalam suatu organisasi oleh kangka waktu yang ditentukan yng menggambarkan kualitas kesuksesan aktivitasnya.

b. Tidak hanya memakai dalam mengamati kinerja organisasi melalui

totalitas, daripada itu penilaian kinerja sama halnya dipakai dalam

(36)

29

mengamati peran suatu bidang melalui capaian maksud perusahaan seluruhnya..

c. Bisa dipakai untuk landasan keputusan kebijakan perusahaan dalam periode penggunaan.

d. Menggunakan ajaran untuk pembentukan ketentuan serta aktivitas sistem yang umum serta devisit maupun khusus aspek organisasi.

e. Merupakan landasan penetapan tanggung jawab pemilik supaya menaikkan efisiensi dan produktivitas perusahaan.

3.2. Rasio Return On Equity & Return On Assets

3.2.1. Pengertian Rasio Return On Equity

Return On Equity (ROE) adalah rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri (Kasmir, 2014:204). Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi ROE, maka semakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat.

Sebaliknya apabila ROE rendah, maka semakin buruk. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin lemah.

Return On Equity disebut juga dengan laba atas equity atau perputaran total aset. Rasio ini mengkaji sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan untuk mampu memberikan laba atas ekuitas.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

ROE merupakan pengukuran efektivitas perusahaan untuk mendapatkan

(37)

30

keuntungan dengan menggunakan modal perusahaan yang dimilikinya, kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba tidak hanya diukur menurut besar kecilnya laba yang dihasilkan, tapi dengan modal sendiri yang telah dikeluarkan untuk menghasilkan laba tersebut.

Rumus ROE sebagai berikut :

3.2.2. Pengertian Rasio Return On Assets

Return On Assets adalah rasio antara laba bersih yang berbanding terbalik dengan keseluruhan aktiva (Kasmir 2014:201)

Menurut Sirait (2017:142) pengertian Return On Assets (ROA) adalah sebagai berikut :

“Rasio Imbal Hasil Aset (Return On Assets/ROA) disebut juga rasio kekuatan laba (earning power ratio), menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari sumber daya (aset) yang tersedia”.

Adapun menurut Hery (2016:106) mengungkapkan Return On Assets sebagai berikut :

“Hasil pengembalian atas aset (Return On Assets) merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar kontribusi aset dalam menciptakan laba bersih”.

Laba bersih ROE =

Total Ekuitas

(38)

31

Sedangkan menurut Sujarweni (2017:65) Return On Assets sebagai berikut :

“Return On Assets (ROA) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan neto”

Dari beberapa definisi Return On Assets (ROA) diatas dapat disimpulkan bahwa Return On Assets (ROA) merupakan rasio keuangan perusahaan untuk mengukur kekuatan perusahaan dalam mendapatkan keuntungan atau laba sebelum pajak pada tingkat pendapatan, aset dan juga modal saham.

Rumus ROA menurut Hery (2016:106) adalah sebagai berikut : Laba bersih

ROA =

Total Aset

(39)

32

3.3 Analisis Rasio Return On Equity & Return On Assets 3.3.1 ROE

Berikut tabel perhitungan Nilai ROE ( Return On Equity ) pada Bank Rakyat Indonesia periode tahun 2017 s/d 2020

Tabel 3.1

Perhitungan Nilai ROE (Disajikan dalam jutaan rupiah)

Tahun Laba bersih

(Rp) dalam jutaan

Total ekuitas (Rp) dalam jutaan

ROE ROE

(%) 2017 30.880.790 168.007.778 0,18381 18,38%

2018 28.940.825 185.275.331 0,15620 15,62%

2019 39.498.597 208.784.336 0,18918 18,92%

2020 21.757.779 199.911.376 0,10884 10,88%

Sumber : data diolah oleh pennulis, 2021

Berdasarkan perhitungan Return On Equity yaitu membandingkan

nilai laba setelah pajak dengan total ekuitas. pada tahun 2017 menunjukan

rasio 18,38%. Hal ini berarti bahwa setiap Rp 1,00 ekuitas menghasilkan

laba sebesar Rp 0,18381. Pada tahun 2018 terjadi penurunan ROE sebesar

2,76% menjadi 15,62%. Perhitungan pada tahun 2018 menunjukan bahwa

setiap Rp 1,00 ekuitas menghasilkan laba 0,15620. Pada tahun 2019 terjadi

kenaikan ROE sebesar 3,30% menjadi 18,92%. Perhitungan pada tahun

2019 menunjukan bahwa setiap Rp 1,00 ekuitas menghasilkan laba

(40)

33

0,18918. Pada tahun 2020 terjadi penurunan ROE sebesar 8,03% menjadi 10,88%. Perhitungan pada tahun 2020 menunjukan bahwa setiap Rp 1,00 ekuitas menghasilkan laba 0,10884.

Nilai Return On Equity pada tahun 2018 mengalami penurunan 2,76% disebabkan oleh kerugian atas efek efek dan obligasi rekapitalisasi pemerintah yang tersedia untuk dijual sebesar 5.141,3 triliun. Dan di tahun 2019 terjadi kenaikan Return On Equity sebesar 3,30%. Disebabkan untung nya atas efek efek obligasi rekapitalisasi pemeintah yang tersedia untuk dijual sebesar 3.696,9 triliun. Dan pada tahun 2020 kembali menurun 8,03% akibat dari menurun nya laba sebesar 17.740,8 triliun.

Rata rata nilai rasio ROE dalam 4 tahun terakhir adalah 15,95%.

Secara umum telah mencukupi standar yang telah ditetapkan oleh Bank

Indonesia yaitu 13%-18%. Hal ini menunjukan bahwa kemampuan Bank

Rakyat Indonesia dalam memperoleh laba dengan mengandalkan modal

initi nya telah berjalan dengan baik.

(41)

34

3.3.2 ROA

Berikut tabel perhitungan Nilai ROA ( Return On Assets ) pada Bank Rakyat Indonesia periode tahun 2017 s/d 2020

Tabel 3.2

Perhitungan Nilai ROA (Disajikan dalam jutaan rupiah)

Tahun Laba bersih

(Rp) dalam jutaan

Total Aset (Rp) dalam jutaan

ROA ROA

(%) 2017 30.880.790 1.127.447.489 0,02739 2,74%

2018 28.940.825 1.296.898.292 0,02232 2,23%

2019 39.498.597 1.416.758.840 0,02788 2,79%

2020 21.757.779 1.511.804.628 0,01439 1,44%

Sumber : Data diolah oleh penulis, 2021

Berdasarkan perhitungan Return On Assets yaitu membandingkan nilai laba setelah pajak dengan nilai total aset. pada tahun 2017 menunjukkan rasio ROA sebesar 2,74%. Hal ini berarti bahwa setiap Rp 1,00 aset menghasilkan laba bersih sebesar Rp 0,02739. Pada tahun rasio ROA 2018 terjadi penurunan sebesar 0,51% menjadi 2,23%. Hal ini berarti bahwa setiap Rp 1,00 aset menghasilkan laba bersih sebesar Rp 0,02232.

Pada tahun 2019 terjadi kenaikan sebesar 0,56% menjadi 2,79%. Hal ini

berarti bahwa setiap Rp 1,00 aset menghasilkan laba bersih sebesar Rp

0,02788. Pada tahun 2020 terjadi penurunan kembali sebesar 1,35%

(42)

35

menjadi 1,44%. Hal ini berarti bahwa setiap Rp 1,00 aset menghasilkan laba bersih sebesar Rp 0,01439.

Nilai Return On Assets pada tahun 2018 dan 2020 mengalami penurunan. Hal ini disebabkan menurunnya laba, sementara nilai aset bertambah banyak.

Rata rata nilai rasio Return On Assets dalam 4 tahun terakhir adalah

2,30%. Secara umum telah mencukupi standar yang telah ditetapkan oleh

Bank Indonesia yaitu 0,5%-1,25%. Hal ini menunjukan bahwa

kemampuan Bank Rakyat Indonesia dalam memperoleh laba dengan

mengandalkan asetnya telah berjalan dengan baik.

(43)

36

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN

1. Ditinjau dari rasio Return On Equity Bank Rakyat indonesia : a. Dari tahun 2017 hingga tahun 2020 mengalami penurunan

sebesar 7,5% yang artinya tidak baik untuk perusahaan.

Walaupun demikian, angka rasio tersebut masih berada pada batas toleransi.

2. Ditinjau dari rasio Return On Assets Bank Rakyat Indonesia : a. Rasio Return On Assets (ROA) dari tahun 2017 hingga tahun

2020 mengalami penurunan sebesar 1,30% yang artinya tidak baik untuk perusahaan. Walaupun demikian, angka rasio tersebut masih berada pada batas toleransi.

B. SARAN

1. Sebaiknya pihak manajemen dapat lebih memperhatikan tingkat rasio Return On Equity dan Return On Assets perusahaan.

2. Manajemen terus memperhatikan kinerja perusahaan agar meningkatkan laba perusahaan

3. Manajemen agar memaksimalkan potensi dari aset dan ekuitas

untuk menghasilkan laba. Agar tidak terjadi penurunan kembali di

tahun berikut nya.

(44)

37

DAFTAR PUSTAKA

Fahmi, Irham, 2017. Analisis Laporan Keuangan. Bandung : Alfabeta

Harahap, Sofyan Safri. 2009. Teori Kritis Laporan Keuangan. Jakarta : Bumi Aksara

Hery. 2016. Financial Ratio For Business. Jakarta : PT Gramedia

Jumingan, 2006. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Kasmir. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Rajawali Pers

Munawir. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Edisi keempat. Yogyakarta : Liberty Sirait, Pirmatua. 2017. Analisis Laporan Keuangan. yogyakarta : Ekuilibria

Sujarweni, V. Wiratna. 2017. Analisis Laporan Keuangan : Teori, Aplikasi, &

Hasil Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Baru Press

Syamsudin, Lukman, 2010, Manajemen Keuangan Perusahaan, Edisi baru. jakarta

: PT. Raja Grafindo Persada

Referensi

Dokumen terkait

a) Model pembelajaran adalah bentuk kegiatan yang direncanakan dalam kegiatan belajar mengajar dibatasi pada Model pembelajaran terstruktur yaitu pembelajaran yang

Untuk dapat mewujudkan visi ini, BPS Kabupaten Bengkulu Selatan telah merumuskan 3 pernyataan misi, yakni: (1) menyediakan data statistik berkualitas melalui

Arus bolak balik dihasilkan oleh generator yang menghasilkan tegangan bolak-balik dan biasanya dalam bentuk fungsi sinusoida (sinus atau cosinus) karena ini yang memungkinkan

Awal pada masa peralihan kekuasaan (28 Juli 1966) adalah Kabinet AMPERA dengan tugas yang dikenal dengan nama Dwi Darma Kabinet Amper yaitu untuk

keterampilan mengajar model Two Stay Two Stray karna dengan memakai model ini dapat menumbuhkan gairah belajar siswa dan siswa lebih aktif dalam proses

Besarnya NOM menunjukkan bahwa pendapatan operasi dikurangi dana bagi hasil dikurangi biaya operasional lebih besar dari rata-rata aktiva produktif, sehingga dengan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa cacing yang ditemukan pada ikan kerapu tikus ( Cromileptes altivelis ) pada Karamba Jaring Apung di Perairan Laut

terdapat skala dis-ekonomi pada rekrutmen yang mengimplikasikan bahwa biaya total tenaga kerj a bagi perusahaan meningkat sej alan dengan tingkat einployment dan