• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab ini menguraikan kesimpulan dan saran mengenai laporan arus kas dilihat dari sumber dan penggunaan kasnya pada PT. Semen Baturaja (Persero), Tbk.

BAB II

PT. SEMEN BATURAJA (PERSERO), TBK 2.1 Sejarah Perusahaan

Pada saat didirikan pada 14 November 1974, Perusahaan lahir dengan nama PT Semen Baturaja (Persero) dengan kepemilikan saham sebesar 45% dimiliki oleh PT Semen Gresik dan PT Semen Padang sebesar 55%. Lima tahun kemudian, pada tanggal 9 November 1979 Perusahaan berubah status dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) menjadi Persero dengan komposisi saham sebesar 88% dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia, PT Semen Padang sebesar 7% dan PT Semen Gresik sebesar 5%. Beberapa tahun kemudian yaitu pada tahun 1991, saham Perseroan diambil alih secara penuh oleh Pemerintah Republik Indonesia. Selanjutnya Perseroan terus mengalami perkembangan sehingga pada tanggal 14 Maret 2013 PT Semen Baturaja (Persero) mengalami perubahan status menjadi Perseroan terbuka dan berubah nama menjadi PT Semen Baturaja (Persero) Tbk berdasarkan :

1. Akte No.21 tanggal 14 Maret 2013 yang dibuat dihadapan Fathiah Helmi, SH. Notaris/PPAT di Jakarta dan telah mendapatkan pengesahan dari Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia No.AHU-1374.AH.01.02, 2013, tanggal 18 Maret 2013 dan No 55 tanggal 24 Januari 2014, yang disahkan oleh Menteri Hukum dan HAM dengan surat keputusan Nomor AHU-AH 01.10-03080 Tahun 2014, tanggal 29 Januari 2014.

2. Peraturan Pemerintah No.39 tahun 2013 tanggal 21 Mei 2013 tentang Perubahan Struktur Kepemilikan Saham Negara melalui Penerbitan dan

Penjualan Saham Baru pada Perusahaan Perseroan (Persero) PT Semen Baturaja.

2.2.1 Perkembangan Produk Semen Perseroan

Perseroan menjalankan roda usaha secara khusus dalam produksi Terak dengan pusat produksi terletak di Baturaja, Sumatera Selatan. Sedangkan proses penggilingan dan pengantongan semen dilaksanakan di Pabrik Baturaja, Pabrik Palembang dan Pabrik Panjang yang selanjutnya didistribusikan ke daerah-daerah pemasaran Perseroan. Adapun bahan baku produk semen Perseroan berupa batu kapur dan tanah liat yang didapatkan dari lokasi pertambangan batu kapur dan tanah liat milik Perseroan yang berlokasi sekitar 1,2 km dari pabrik di Baturaja.

Bahan baku pendukung lainnya seperti pasir silika didapatkan dari rekanan di sekitar wilayah Baturaja; pasir besi diperoleh dari rekanan di provinsi Lampung;

Gypsum diperoleh dari Petro Kimia Gersik maupun impor dari Thailand;

sedangkan kantong semen diperoleh dari produsen kantong jadi yang dijual di dalam negeri.

Dalam rangka mengembangkan bisnis yang dijalankan, Perseroan menyempurnakan peralatan yang sudah ada guna mencapai target kapasitas terpasang sebesar 50.000 ton semen per tahun sekaligus sebagai upaya meningkatkan kapasitas terpasang. Untuk itu, PT Semen Baturaja (Persero) Tbk melaksanakan Proyek Optimalisasi I (OPT I). Proyek tersebut kemudian dimulai pada tahun 1992 dan selesai pembangunannya pada tahun 1994 dengan kapasitas terpasang meningkat menjadi 550.000 ton semen per tahun.

9

Selanjutnya, Perseroan menindaklanjuti proyek OPT I, dengan memulai proyek Optimalisasi II (OPT II) pada tahun 1996 guna meningkatkan kapasitas menjadi sebesar 1.250.000 ton semen per tahun. Proyek OPT II telah selesai pada tahun 2001 dan telah selesai dan aktif berproduksi hingga sekarang. Perseroan terus berupaya mengembangkan usahanya yang untuk itu dibutuhkan pembiayaan investasi jangka panjang dan sumber dana. Sebagai aplikasinya, Perseroan menerbitkan obligasi I senilai 200 miliar dimana emisi obligasi ini merupakan program lanjutan restrukturisasi keuangan guna meningkatkan profitabilitas serta likuiditas Perseroan.

Kemudian Perseroan melaksanakan kewajibannya dengan melunasi pinjaman obligasi I pada bulan Juni 2010. Dalam kiprahnya menghasilkan produk-produk semen, Perseroan terus meningkatkan kualitas yang dihasilkan hingga akhirnya mampu dipercaya menangani proyek – proyek prestisius. Pada tahun 2011, Perseroan terlibat dalam pembangunan proyek Cement Mill dan Packer dengan kapasitas 750.000 ton semen per tahun yang kemudian telah berhasil beroperasi secara komersil pada Juli 2013. Ketika itu, kapasitas Perseroan telah meningkat menjadi 2.000.000 ton semen per tahun. Rencana Perseroan untuk terus mengembangkan usaha dan menambah sumber dana bagi ekspansi terus diupayakan. Untuk itu, Perseroan melaksanakan penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) pada 28 Juni 2013 dengan melepas 23,76% atau 2.337.678.500 saham ke publik. Dana ini ditujukan untuk membiayai pembangunan pabrik Baturaja II dengan kapasitas 1,85 juta ton semen per tahun.

Kini, Perseroan telah merambah pasar utama di sekitar Sumatera Selatan dan

Lampung serta wilayah-wilayah Indonesia yang sedang menikmati pertumbuhan ekonomi yang cukup baik dan stabil. Sasaran wilayah pemasaran ini juga sebagai langkah meningkatkan.

Penjualan serta mencapai kapasitas terpasang. Sedangkan untuk menyalurkan setiap produk, Perseroan menggunakan distributor dengan jaringan yang tersebar diseluruh wilayah Sumatera Selatan, Lampung, Jambi dan Bengkulu. Hadirnya Perseroan di tengah-tengah masyarakat dipercaya mampu memberikan manfaat baik kepada Pemerintah Pusat dan Daerah berupa pajak dan retribusi, juga kepada pemegang saham melalui pemberian dividen, dividen serta kepada masyarakat sekitar melalui penyerapan tenaga kerja lokal, maupun dalam bentuk kemitraan dan bina Lingkungan bagi masyarakat sekitar pabrik.

2.2 Visi dan Misi Perusahaan

2.2.1 Visi PT. Semen Baturaja (Persero), Tbk

Menjadi Green Cement Based Building Material Company terdepan di Indonesia.

2.2.2 Misi PT. Semen Baturaja (Persero), Tbk

Beberapa misi yang dimiliki PT. Semen Baturaja (Persero), Tbk , yaitu : 1. Kami adalah penyedia bahan bangunan berbasis semen kebanggaan nasional.

2. Kami menyediakan produk yang berkualitas, ramah lingkungan dan pasokan yang berkesinambungan.

3. Kami menjamin kepuasan pelanggan dengan mengutamakan pelayanan prima.

11

4. Kami berkomitmen membangun negeri untuk Indonesia yang lebih baik.

2.3 Budaya PT. Semen Baturaja (Persero), Tbk 5 (Lima) nilai budaya perseroan yaitu : 1. Integrity

Mendapatkan kepercayaan orang lain dengan bertindak dengan integritas & komitmen tanpa melihat posisi sendiri; memperlakukan orang lain dan ide-ide mereka dengan baik dan mendukung mereka dalam menghadapi tantangan, serta mampu membuat standar kinerja yang tinggi untuk diri sendiri dan orang lain.

2. Teamwork

Bekerja sama dengan orang lain untuk membantu tim atau kelompok kerja mencapai tujuannya.

3. Innovatif

Menciptakan inovasi baru dengan nilai yang terukur untuk pelanggan lama dan potensial; bereksperimen dengan cara-cara baru untuk memecahkan masalah pekerjaan dan meraih peluang yang menghasilkan solusi yang unik dan berbeda; mengidentifikasi peluang, menghasilkan ide dan mengimplementasikan solusi.

4. Agility

Menjaga efektivitas ketika mengalami perubahan besar dalam tanggung jawab atau lingkungan kerja, menyesuaikan secara efektif terhadap perubahaan dengan mengeksplorasi manfaat, mencoba

pendekatan baru, dan berkolaborasi dengan orang lain untuk membuat perubahan itu berhasil.

5. Safety

Mengidentifikasi dan mengembangkan kesadaran atau kondisi yang mempengaruhi keselamatan diri sendiri dan orang lain, sesuai dengan standar keselamatan.

2.4 Logo PT. Semen Baturaja (Persero), Tbk

Sumber : PT. Semen Baturaja (Persero), Tbk (Tahun 2018)

Gambar 2.1

Logo PT. Semen Baturaja (Persero), Tbk Makna logo PT. Semen Baturaja (Persero), Tbk yaitu:

1. Gajah sebagai hewan terkuat dan terbesar yang ada di Sumatera 4 khususnya Sumatera Bagian Selatan.

2. Tiga Gajah melambangkan adanya tiga lokasi pabrik yaitu di Baturaja, di Palembang dan di Panjang Bandar Lampung.

3. Warna Hijau melambangkan pemerataan industri daerah, untuk mencapai kemakmuran.

13

4. Warna putih melambangkan kesucian hati semua karyawan untuk mengabdikan diri pada perusahaan.

2.5 Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan sarana yang digunakan manajemen untuk mencapai sasaran Perseroan. Struktur Organisasi Perseroan didesain sesuai dengan visi dan misi Perseroan yang akan dicapai dengan melihat pada proses bisnis, bakat dan kemampuan yang dimiliki karyawan agar bisa mencapai kinerja Perseroan yang optimal.

Dengan struktur organisasi yang diterapkan Perseroan saat ini dapat memacu kerjasama yang bersinergi antar karyawan dan manajemen Perseroan sehingga sasaran strategis dan tujuan Perseroan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

Struktur organisasi PT Semen Baturaja (Persero) Tbk sebagai berikut :

Sumber : PT. Semen Bturaja (Persero), Tbk (Tahun 2018)

Gambar 2.2

Struktur organisasi PT. Semen Baturaja (Persero), Tbk 2.6 Job Description

1. Dewan Komisaris

Sesuai Anggaran Dasar Perseroan, Dewan Komisaris bertugas melakukan pengawasan terhadap Direksi dalam menjalankan dan mengelola Perseroan serta memberi nasehat mengenai rencana pengembangan, rencana kerja dan anggaran tahunan Perseroan, meneliti dan menelaah Laporan Manajemen Perusahaan Tahunan yang disiapkan Direksi.

Dalam melaksanakan tugasnya Dewan Komisaris berwenang untuk : a. Memeriksa buku-buku, surat-surat, dokumen lainnya, persediaan

barang-barang, memeriksa dan mencocokan keadaan uang kas (untuk

15

keperluan verifikasi) dan lain-lain surat berharga serta mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh Direksi;

b. Memasuki bangunan-bangunan dan halamanhalaman atau tempat-tempat lain yang dipergunakan atau dikuasai oleh Perseroan;

c. Meminta keterangan/penjelasan dari Direksi dan/atau pejabat lainnya mengenai segala persoalan yang menyangkut pengelolaan Perseroan dan Direksi harus memberikan semua keterangan/penjelasan yang berkenaan dengan Perseroan sebagaimana diperlukan oleh Komisaris;

d. Mengetahui segala kebijakan dan tindakan yang telah dan akan dijalankan oleh Direksi;

e. Meminta Direksi dan/atau pejabat lainnya di bawah Direksi dengan sepengetahuan Direksi untuk menghadiri rapat Dewan Komisaris;

f. Mengangkat dan memberhentikan seorang Sekretaris Dewan Komisaris, (jika dianggap perlu);

g. Memberhentikan sementara Anggota Direksi sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar ini;

h. Membentuk Komite Audit, Komite Renumerasi dan Nominasi, Komite Pemantau Risiko dan Komite lainnya jika dianggap perlu dengan memperhatikan kemampuan Perseroan;

i. Menggunakan tenaga ahli untuk hal tertentu dan dalam jangka waktu tertentu atas beban Perseroan, jika dianggap perlu dan dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku;

j. Melakukan tindakan pengurusan Perseroan dalam keadaan tertentu untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar ini;

k. Menghadiri rapat Direksi dan memberikan pandangan-pandangan terhadap hal-hal yang dibicarakan;

l. Melaksanakan kewenangan pengawasan lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, serta peraturan yang berlaku di bidang pasar modal di Indonesia, Anggaran Dasar dan/atau keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.

2. Sekretaris Dewan Komisaris

Sekretaris Perusahaan adalah penghubung Perseroan dengan otoritas jasa keuangan, investor, analis dan masyarakat, dan bertanggung jawab untuk memastikan kepatuhan Perseroan kepada peraturan-peraturan yang relevan dan kepada prinsip-prinsip tata kelola Perusahaan yang baik.

Sekretaris Dewan Komisaris diangkat oleh Dewan Komisaris berdasarkan surat keputusan Nomor : SK-12.1/DK-SB/X/2011. Sekretaris Dewan Komisaris dapat dibantu 1 (satu) atau 2 (dua) orang anggota Sekretaris Dewan Komisaris.

Sekretaris Dewan Komisaris mempunyai tugas antara lain :

a. Membantu Dewan Komisaris dalam menjaga agar pelaksanaan tata tertib Dewan Komisaris secara teknis dapat dilakukan secara tertib.

b. Membuat risalah rapat baik rapat intern Dewan Komisaris maupun rapat bersama Dewan Komisaris dengan Direksi.

17

c. Menyampaikan kepada Komisaris Utama setiap surat yang masuk Kesekretariatan Dewan Komisaris untuk mendapatkan disposisi dari Komisaris utama.

d. Dalam melaksanakan tugasnya, apabila diperlukan, Sekretaris Dewan Komisaris dapat dibantu oleh staf Sekretaris Dewan Komisaris yang keberadaannya diangkat atau diberhentikan oleh Dewan Komisaris.

e. Setiap surat yang ditandatangani oleh Dewan Komisaris harus terlebih dahulu dikoreksi dan diparaf oleh Sekretaris Dewan Komisaris.

f. Untuk setiap Komite-Komite, Sekretaris Dewan Komisaris diminta membantu demi kelancaran tugas-tugas dimaksud.

3. Komite Audit

Komite Audit dibentuk oleh Dewan Komisaris berdasarkan Surat Keputusan SK-03/DK-SB/VIII/2012, SK-04/DK-SB/IX/2012, SK-02/DK-SB/II/2013.

Tugas Komite Audit

a. Membantu Dewan Komisaris untuk memastikan efektivitas sistem pengendalian Intern dan efektivitas pelaksanaan tugas auditor eksternal dan auditor internal.

b. Menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang dilaksanakan oleh satuan pengawasan internal maupun auditor eksternal.

c. Memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan sistem pengendalian manajemen serta pelaksanaannya.

d. Memastikan bahwa prosedur review terhadap semua informasi Perseroan berjalan dengan baik.

e. Melakukan indentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris serta tugas Dewan Komisaris.

f. Melaksanakan penugasan lainnya dari Dewan Komisaris antara lain : 1. Melakukan penelaahan atas informasi mengenai Perseroan, rencana

jangka panjang, rencana kerja dan anggaran Perseroan, laporan Perseroan dan informasi lainya.

2. Melakukan penelaahan atas ketaatan Perseroan terhadap peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan kegiatan Perseroan.

3. Melakukan Penelaahan atas pengaduan yang berkaitan dengan Perseroan.

4. Mengkaji kecukupan fungsi audit internal, termasuk jumlah auditor, rencana kerja tahunan dan penugasan yang telah dilaksanakan.

5. Mengkaji kecukupan pelaksanaan Audit eksternal, termasuk di dalam perencanaan audit dan jumlah auditornya.

4. Direksi

Merupakan Organ Perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan serta mewakili Perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar.

19

Anggota Direksi dipilih dan diangkat melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Untuk memastikan integritas dan profesionalitas di bidangnya, seluruh calon direksi menjalani seleksi fit dan proper test oleh Pemegang Saham, berkerja sama dengan Tim Kementerian Negara BUMN.

Susunan Direksi Perseroan berdasarkan SK Nomor : SK-363/MBU/2012.

Wewenang Direksi

1. Menetapkan kebijakan kepengurusan Perseroan.

2. Mengatur penyerahan kekuasaan Direksi untuk mewakili Perseroan di dalam dan di luar pengadilan kepada seorang atau beberapa orang anggota Direksi yang khusus ditunjuk untuk itu atau kepada seorang atau beberapa orang pegawai Perseroan baik sendiri-sendiri maupun bersamasama atau kepada orang lain dan mengatur penyerahan kekuasaan Direksi untuk mewakili Perseroan kepada Kepala Cabang atau Perwakilan di dalam atau di luar negeri.

3. Mengatur ketentuan-ketentuan tentang kepegawaian Perseroan termasuk penetapan gaji, pensiun atau jaminan hari tua dan penghasilan lain bagi pegawai Perseroan yang melampaui kewajiban yang ditetapkan peraturan perundangundangan, harus mendapat persetujuan Dewan Komisaris.

4. Mengangkat dan memberhentikan pegawai Perseroan berdasarkan peraturan kepegawaian Perseroan dan peraturan perundang-undangan.

5. Mengangkat dan memberhentikan Sekretaris Perseroan.

6. Melakukan segala tindakan dan perbuatan lainnya mengenai pengurusan maupun pemilikan kekayaan Perseroan, mengikat Perseroan dengan pihak

lain dan/atau pihak lain dengan Perseroan, termasuk tidak terbatas pada optimalisasi pemanfaatan aset Perseroan, dengan pembatasanpembatasan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar dan/atau keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.

2.7 Kegiatan Usaha

Kegiatan Usaha Proses Pembuatan Semen 1. Quarry

Pembuatan semen menggunakan bahan baku utama Batu Kapur dan Tanah Liat yang diambil dari proses penambangan di Quarry milik Perseroan. Penambangan Batu Kapur dilakukan dengan cara peledakan dan Surface Minner, sedangkan untuk memperoleh Tanah Liat dilakukan dengan cara pengerukan. Selanjutnya Batu Kapur dan Tanah Liat diangkut ke Crusher dengan Dump Truck.

2. Crusher

Batu Kapur dan Tanah Liat dikecilkan ukurannya sampai 8 cm di Crusher untuk kemudian disimpan di Stock Pile (storage).

3. Storage

Bahan baku yang didapat dari proses penambangan (Batu Kapur dan Tanah Liat) akan ditampung di dalam storage untuk selanjutnya dilakukan proses prehomogenisasi yang disebut reclaimer. Proses prehomogenisasi di reclaimer adalah proses yang sangat penting untuk menjamin kualitas dari produk yang dihasilkan baik dari raw meal hingga produk akhir yaitu semen.

21

4. Raw Mill

Dari Stock Pile dimasukkan ke Raw Mill ditambahkan Pasir Besi dan Pasir Silika untuk digiling dan dikeringkan menjadi Raw Mill. Raw Mill atau tepung baku adalah bahan baku untuk pembuatan terak (Clinker). Raw Mill berbentuk seperti powder yang fisiknya mempunyai kehalusan

tertentu. Raw Mill mempunyai sifat fisika dan sifat kimia tertentu yang digunakan sebagai kontrol kualitas produk. Sifat kimia digunakan sebagai pengatur proporsi bahanbahan yang akan diumpankan ke dalam proses.

Raw Mill dihasilkan dari sebuah sistem peralatan yaitu Raw Mill Plant

yang terdiri dari alat-alat utama, sistem transport dan alat-alat separasi untuk kemudian disimpan di Raw Mill Silo.

5. Kiln

Raw Mill yang disimpan dalam CF Silo digunakan sebagai umpan Kiln

(Kiln Feed) akan mengalami beberapa tahap proses sebelum akhirnya menjadi klinker kemudian melalui sistem pendinginan dan melalui alat transport untuk disimpan di Klinker Silo. Proses pembakaran menggunakan bahan bakar Batu Bara yang telah digiling dan dikeringkan melalui Coal Mill. Klinker sebagian digunakan ke cement mill Baturaja, Cement Mill di Palembang dengan angkutan Kereta Api dan Truk sedangkan Cement Mill di Panjang dengan angkutan Truk untuk diproses menjadi Semen Curah.

6. Cement Mill

Klinker yang ditransport dari Klinker Silo Baturaja digiling di Cement Mill

dengan menambahkan Gypsum dan bahan ke-3. Proses penggilingan semen ini merupakan tahapan di mana kita akan mendapatkan semen seperti yang di pasar. Material ini bersama-sama diumpankan ke cement mill kemudian mengalami proses penggilingan dan produknya berupa

semen OPC Tipe I dan PCC. Untuk memproduksi jenis OPC tipe II, OPC tipe V dan OWC, klinker hanya digiling dengan gypsum. Setelah didapat semen yang berkualitas maka semen tersebut disimpan melalui semen silo kemudian ditransport ke bin semen melalui air slide, belt conveyor, dan vibrating screen. Keluaran dari semen silo berupa semen curah sebagian

dijual dalam bentuk Semen Curah dengan alat transport berupa mobil kapsul dan gerbong kereta kapsul ke Palembang, Baturaja, dan Lampung dan sebagian dikirim ke Packing Plant Baturaja.

7. Packing Plant

Packing plant adalah sebuah kombinasi mesin dari alat transport sampai

ke packer. Packer berfungsi untuk melakukan pembungkusan atau pengepakan semen bungkus atau zak dan timbangan berat yang ditetapkan.

Packer merupakan unit terakhir dari proses produksi dari suatu pabrik

semen di mana produk packer yang telah dikemas berupa semen zak, 50 kg, big bag 1 ton untuk dipasarkan di Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, dan Jambi.

PT Semen Baturaja (Persero) Tbk memproduksi dua tipe semen :

23

1. Ordinary Portland Cement (OPC) Tipe I Indonesian Standard : SNI 15-2049-2004 American Standard : ASTM C 150-04a European Standard : EN 197-1:2000

Semen Portland Tipe I merupakan jenis semen yang cocok untuk berbagai macam aplikasi beton dimana syarat-syarat khusus tidak diperlukan.

2. Portland Composite Cement (PCC)

Indonesian Standard : SNI 15-7064-2004

European Standard : EN 197-1:2000 (42.5 N&42.5 R).

PCC digunakan untuk bangunan-bangunan pada umumnya, sama dengan penggunaan Semen Portland Tipe I dengan kuat tekan yang sama. PCC mempunyai panas hidrasi yang lebih rendah selama proses pendinginan dibandingkan dengan Semen Portland Tipe I, sehingga pengerjaannya akan lebih mudah dan menghasilkan permukaan beton/plester yang lebih rapat dan lebih halus.

2.8 Jaringan Usaha / Kegiatan

1. Kantor pusat Kertapati, Palembang dan pabrik Palembang a) Pabrik penggilingan dan pengantongan semen dengan kapasitas

350.000 ton/ tahun.

2. Pabrik Baturaja

a) Pabrik terak dengan kapasitas 1.200.000 ton/ tahun.

b) Pabrik Penggilingan dan pengantongan semen dengan kapasitas 1.300.000 ton/ tahun.

3. Pabrik Baturaja II

a) Pabrik terak dengan kapasitas 1.500.000 ton/ tahun.

b) Pabrik penggilingan dan pengantongan semen dengan kapasitas 1.850.000 ton/tahun.

4. Pabrik Panjang (Lampung)

a) Pabrik penggilingan dan pengantongan semen dengan kapasitas 350.000 ton/ tahun.

Selain kantor beroperasi di Baturaja, Palembang dan Panjang, Perseroan juga memiliki kantor perwakilan yang beralamat di Gedung Graha Irama lantai 9 ruang B - C, Jl. HR. Rasuna Said Kav. 10, Jakarta Selatan. Perseroan memulai kegiatan komersialnya pada tanggal 1 Juni 1981.

2.9 Rencana Kegiatan

Di tahun mendatang, multiplier effect dari pembangunan infrastruktur pemerintah masih menjanjikan prospek yang cukup besar. Di antaranya adalah pertumbuhan kebijakan politik pemerintah yang mendorong percepatan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi seperti Master Plan Percepatan dan Perluasan Ekonomi Indonesia (MP3EI) serta Proyek Strategis Nasional di bidang infrastruktur seperti pembangunan jalan tol dan pelabuhan dapat mendorong pertumbuhan industri semen secara signifikan.

25

Kebijakan tersebut juga akan meningkatkan prospek permintaan semen di wilayah Sumatera Bagian Selatan seiring dengan beroperasinya jalan tol trans Sumatera dari Bakauheni sampai Palembang yang dijadwalkan akan beroperasi April 2019. Proyek jalan tol berikutnya seperti Palembang-Bengkulu dan Palembang Jambi diharapkan akan memunculkan sentra ekonomi baru di sepanjang jalan tol tersebut yang nantinya akan mendongkrak konsumsi semen.

SMBR optimis dapat menjaga pertumbuhan volume penjualan seiring dengan besarnya kue market share di wilayah Perseroan. Demand untuk wilayah pemasaran di Sumatera Selatan, Lampung, Jambi, Bengkulu dan Bangka Belitung pada tahun 2018 mencapai 6,9 juta ton (tumbuh 9% dibanding tahun 2017) sehingga kami optimis target 2,75 juta ton dapat tercapai. Selain itu, Perseroan akan terus berusaha menjaga pertumbuhan volume penjualan diatas 20% yang pada tahun ini ditargetkan mencapai 2,75 juta ton atau tumbuh 26% dibanding tahun 2018 sebesar 2,19 juta ton.

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Pengertian dan Fungsi Laporan Keuangan Perusahaan

Laporan keuangan perusahaan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dari suatu perusahaan. Pada pokoknya laporan keuangan ditujukan kepada pihak-pihak di luar perusahaan, sehingga yang bersangkutan dapat menggunakannya sebagai dasar pengambilan keputusan tersebut. Perkembangan dari posisi keuangan perusahaan tersebut dapat dilihat dari penyajian data-data yang diperbandingkan untuk dua periode atau lebih sehingga dapat diperoleh data-data yang akan diambil.

Menurut Rudianto (2013:189) Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.

Secara umum dapat dikatakan bahwa fungsi dari persiapannya laporan keuangan adalah untuk menyajikan/memberikan gambaran atau laporan kemajuan secara periodik yang dilakukan pihak manajemen yang bersangkutan.

Laporan keuangan perusahaan sebenarnya banyak, namun laporan keuangan utama menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) hanya tiga yaitu:

1. Daftar Neraca (Balance Sheet)

Menurut Sjahrial (2014:20), Neraca merupakan suatu gambaran sesaat nilai akuntansi perusahaan pada tanggal tertentu, seakan-akan perusahaan tetap dalam

27

keadaan tertentu. Neraca mempunyai dua sisi: sisi kiri adalah aset dan sisi kanan

keadaan tertentu. Neraca mempunyai dua sisi: sisi kiri adalah aset dan sisi kanan

Dokumen terkait