• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan penelitian yang telah dilakukan mengenai peningkatan pembelajaran gerak dasar tolakan spike melalui loncat ban mobil pada siswa kelas IV SDN Ungkal Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Perencanaan pembelajaran setiap siklus yang dilaksanakan berdasarkan analisis dan refleksi terhadap kegiatan sebelumnya, dan target yang belum tercapai dapat diperbaiki sampai mencapai target yang di inginkan. Kegiatan siklus I kinerja guru dalam perencanaan diperoleh persesentase indikator perencanaan telah mencapai 92% den termasuk kriteria baik (B), tetapi dalam kinerja guru tahap perencanaan, target yang ingin dicapai adalah 100%. Oleh karena itu diperlukan adanya perbaikan pada siklus selanjutnya. Pada siklus II, target perbaikan telah tercapai, dan dipertahankan pada siklus III. Dalam kegiatan perencanaan, adalah mengembangkan dan mengorganisasikan materi, media, dan metode pembelajaran. Dalam pembelajaran servis bawah bola voli dengan latihan berpasangan. Setelah ditetapkan media yang akan digunakan dalam pembelajaran, maka disusun skenario pembelajaran, rencana mengenai prosedur, jenis dan menyiapkan alat penilaian. Kemudian menyiapkan pedoman observasi, untuk mengamati kinerja guru dan aktifitas

siswa, pedoman wawancara untuk guru dan siswa serta catatan lapangan. Pedoman observasi tersebut digunakan untuk mengumpulkan data hasil observasi. Langkah pertama yang dilakukan pada siklus pertama adalah merumuskan tujuan pembelajaran, memilih dan mengorganisasikan materi ajar, sumber belajar, media, membuat skenario pembelajaran, serta penilaian hasil belajar, kemudian menetapkan masalah yang menjadi fokus perbaikan pada perencanaan, pelaksanaan dan hasil belajar siswa melalui latihan loncat ban mobil. Pemilihan latihan loncat ban mobil ini adalah untuk memperbaiki tolakan spike dalam bola voli pada siswa kelas IV SDN Ungkal.

2. Pada kinerja guru peningkatan setiap aspek mulai dai siklus I,II dan III. Untuk kinerja guru pada kegiatan awal terlihat dengan jelas pada grafik pada siklus I 50% meningkatkan pada siklus II menjadi 90% dan pada siklus III 100%. Untuk kegiatan inti siklus I 40%, siklus II 60%, dan pada siklus III 90% Untuk kegiatan akhir siklus I 40%, siklus II 60% dan pada siklus III 100%. Peningkatan ini memang diupayakan oleh peneliti sebagai upaya untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa yang menjadi tujuan utama penelitian ini.

3. Pada aktivitas siswa untuk siklus I kategori B mencapai 75% sedangkan kategori K mencapai 25%, pada siklus II kemampuan meningkat untuk kategori B mencapai 88% sedangkan untuk kategori K mencapai 12%, untuk siklus III kemampuan lebih meningkat dibandingkan siklus sebelumnya, untuk kategori B mencapai 100%, sedangkan untuk kategori K mencapai 0%.

Peningkatan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar sangat berkaitan dengan peningkatan kinerja guru. Guru sebagai fasilitator dalam proses belajar mengajar memang berperan penting dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif, sehingga para siswa dapat meningkatkan suasana proses belajar yang maksimal

4. Hasil pembelajaran tolakan spike melalui loncat ban mobil dengan mengunakan ban mobil pada siswa kelas IV SDN Ungkal Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang. Hal ini terlihat pada data awal yang didapatkan pada saat pembelajaran berlangsung hanya 7 siswa (33%). Setelah dilakukannya tindakan di siklus I diketahui 10 siswa (42%) siswa telah tuntas ,kemudian setelah tindakan di siklus II persentase jumlah siswa yang tuntas meningkatkan menjadi 12 siswa (50%), dan di akhir tindakan pada siklus III diketahui 21 siswa (87%) tuntas atas batas minimal 70%. Dengan memperhatikan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa penerapan loncat ban mobil menggunakan media ban mobil telah mampu meningkatkan siswa kelas IV SDN Ungkal terhadap pembelajaran tolak spike.

B. Saran

Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh penulis selama peneliti ini diajukan saran-saran sebagai berikut :

1. Bagi Siswa

Diharapkan para guru pendidikan jasmani memcoba berbagai macam teknik pendekatan yang sesuai dengan karaker materi ajar, agar wawasan

metodelogi pembelajaran pendidikan jasmani menjadi berkembang. Disamping itu juga dapat memotivasi minat siswa agar lebih aktif belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan mudah.

2. Bagi Guru

Diharapkan dapat meningkatkan dan memperbaiki proses pembelajaran gerak dasar tolakan spike dalam bola voli dengan menciptakan berbagai model pembelajaran yang dikemas dalam bentuk permainan.

3. Bagi Sekolah

Model pembelajaran yang dimodifikasi dapat memberikan kontribusi dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah dasar.

4. Bagi Lembaga

- Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam rangka menunjang kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).

- Sebagai masukan dalam rangka efektivitas dan efisiensi pembinaan, pengelolaan sumber belajar dalam pelaksanaan pendidikan.

5. Bagi peneliti

Diharapkan hasil penelitian tindakan kelas ini sebagai masukan dan bahan acuan dalam rangka perbaikan proses pembelajaran penjas untuk menghasilkan tenaga pendidik yang memiliki kompetensi tinggi sebagai produk binaan PGSD Sumedang.

Ateng, Abdulkadir. (1992). Asas dan landasan pendidikan jasmani. Jakarta : Depdikbud : dirjin Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kepedidikan. Agus Mahendra. (2001). Pembelajaran Senam di sekolah dasar. Jakarta :

Depdiknas Dirjen Dikdasmen bekerja sama dengan Dirjen Olahraga Arikunto. (2008: 3). Metode Prnelitian Tindakan Kelas. Bandung :

PT. Remaja Rosda Karya

Bloom. Sujana (1992). Tujuan Pendidikan Jasmani. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Bagian Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Bucher. (1972). Pengertian Pendidikan Jasmani. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Bagian Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Cholik, M. Toho dan Lutan Rusli. (1992). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta : Departemen Pendidian dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Bagian Proyek Pengembangan Guru Sekolah Dasar. Depdiknas, (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Untuk Sekolah Dasar

Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani. Jakarta : Dikdasmen.

Gafur. (1983). Pembelajaran Olahraga. Jakarta : Departemen Pendidian dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Bagian Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Kasbolah, Kasihani. (1999). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta : Depdikbud

Lukman, Ali. (1991). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta : Balai Pustaka.

Ma’mun, Subroto (2001:51). Pendekatan Taktis, Konsep, Metode dan Implementasinya dalam Pembelajaran Permainan Bola Voli di SLTA.

Mahedra. (2003). Pendidikan jasmani dan Olahraga.

Moleong. (2005). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Depdikbud. PP. PBVSI. (2001). Permainan Bola Voli, Jakarta : Depdikbud

Suprapto. (2004). Permainan Bola Voli. Depdikbud

Sukintaka. (2004). Tujuan Pendidikan Jasmani, Jakarta : Depdikbud

Suherman (1998) Revitalisasi Keterantasan Pengajaran dalam Pendidikan

Jasmani. IKIF. Bandung Press

Supandi. (1992). Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta : Departemen Pendidian dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Bagian Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Syarifuddin. (1992) Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.

Wiraatmamadja, Roschianti. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Yunus (1992). Olahraga Pilihan Bola Voli. Jakarta : Departemen Pendidian dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Bagian Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Dokumen terkait