• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR TOLAKAN SPIKE DALAM BOLA VOLI MELALUI LONCAT BAN MOBIL PADA SISWA KELAS IV SDN UNGKAL KECAMATAN CONGGEANG KABUPATEN SUMEDANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR TOLAKAN SPIKE DALAM BOLA VOLI MELALUI LONCAT BAN MOBIL PADA SISWA KELAS IV SDN UNGKAL KECAMATAN CONGGEANG KABUPATEN SUMEDANG."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan

Oleh

AJAT SUDRAJAT 0902753

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENJAS KAMPUS SUMEDANG

(2)

Hal

2. Ruang Lingkup Pendidikan jasmani di Sekolah Dasar ……. 16

C. Hakekat Permainan Bola Voli ……….……… 17

1. Peraturan Permainan Bola Voli Internasional ... 18

2. Permainan Bola Voli Mini ……… 19

3. Bentuk lapangan dan Peraturan Permainan Bola Voli Mini ……… 20

2. Langkah-langkah Pembelajaran Melalui Ban Mobil ……….. 30

(3)

1. Lokasi Penelitian ……….. 36

2. Pelaksanaan Tindakan ………. 44

3. Tahap Observasi ……….. 45

a. Paparan Data Perencanaan Siklus II ……..……..………… 76

(4)

3.. Pembahasan Aktivitas Siswa ………... 102

4. Pembahasan Hasil Belajar ………..………... 103

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………….………..……… 105

B. Saran ………...……..……… 107

DAFTAR PUSTAKA ………. 109

LAMPIRAN-LAMPIRAN ………. 111

(5)

Tabel Hal

1.1 Data Awal Hasil Belajar Siswa ………..………..……... 5

3.1 Uraian Jadwal Kegiatan ………..…….………. 37

4.1 Data Awal Rencana Pembelajaran ………..….……… 55

4.2 Data Awal Kinerja Guru ………..….………… 56

4.3 Data Awal Aktvitas Siswa ………...………. 57

4.4 Data Awal Pelaksanaan Pembelajaran Tolakan Spike ………. 58

4.5 Hasil Observasi Rencana Pembelajaran Siklus I ……...……….. 65

4.6 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ………....…. 66

4.7 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ………..…... 68

4.8 Hasil keterampilan Tolakan Spike Siklus I ……….… 70

4.9 Rekapitulasi Perencanaan Pembelajaran Siklus I …..………..…… 72

4.10 Rekapitulasi Kinerja Guru Siklus I ……….………. 73

4.11 Rekapitulasi Aktivitas Siswa Siklus I ……….. 74

4.12 Rekapitulasi Hasil Keterampilan Tolakan Spike ………. 74

4.13 Hasil Observasi Rencana Pembelajaran Siklus II ………. 78

4.14 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ………..………. 80

4.15 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ………..……. 83

4.16 Hasil keterampilan Tolakan Spike Siklus II ……….………… 84

(6)

4.20 Rekapitulasi Hasil Tolakan Spike Siklus II ………..………... 88

4.21 Hasil Observasi Rencana Pembelajaran Siklus III …………..…… 92

4.22 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III ………..………… 93

4.23 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ………..……… 96

4.24 Hasil keterampilan Tolakan Spike Siklus III ………..……. 96

4.25 Rekapitulasi Rencana Pembelajaran Siklus III ……… 97

4.26 Rekapitulasi Kinerja Guru Siklus III ………... 99

4.26 Rekapitulasi Aktivitas Siswa Siklus III ………..………. 99

(7)

Gambar Hal

2.1 Siswa bermain bola voli ……….………... 29 2.2 Teknik Gerakan Smash dan Posisi Badan pada saat

akan Memukul Bola di Atas Net ……….. 27 2.2 Smash Langsung terhadap Bola yang datang

Langsung dari daerah Lawan ………. 27 2.3 Gerakan Lengan pada Smash Langsung ……… 28 2.4 Gerakan Smash dari belakang

dengan Umpan Panjang ………. 28

(8)

Diagram Hal

4.1 Hasil Keterampilan Tolakan Spike Siklus I ……….…….. 73

4.2 Persentase Kinerja Guru Siklus I ……… 74

4.3 Hasil Keterampilan Tolakan Spike Siklus I ………... 85

4.4 Persentase Kinerja Guru Siklus II ……….. 85

4.5 Hasil Keterampilan Tolakan Spike Siklus III ………... 98

4.6 Persentase Kinerja Guru Siklus III .……… 103

4.7 Persentase Kinerja Guru Siklus I, II dan III …….……….… 104

4.8 Hasil Keterampilan Aktivitas Siswa Siklus I, II dan III ……... 105

(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu tujuan Pendidikan Nasional adalah terbentuknya manusia yang

sehat jasmani dan rohani. Upaya untuk mewujudkan tujuan tersebut yaitu melalui

pendidikan jasmani (Penjas). Merupakan mata pelajaran yang diajarkan di setiap

jenjang pendidikan sekolah dasar dan menengah di seluruh Indonesia.

Pendidikan jasmani sebagai satu subsistem pendidikan mempunyai peran

yang berarti dalam mengembangkan kualitas manusia Indonesia, sebagaimana

ditetapkan dalam UU RI No.II Tahun 1989 tentang sistem pendidikan Nasional

bahwa :

tujuan pendidikan termasuk pendidikan jasmani di Indonesia adalah mengembangkan manusia indonesia seutuhnya. Yang dimaksud dengan manusia Indonesia seutuhnya adalah manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan rohani dan jasmani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tangung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (Cholik,1997:1)

Secara sederhana, pendidikan jasmani merupakan suatu proses belajar untuk

bergerak, dan belajar melalui gerak. Menurut Cholik (1997:1) “Pendidikan

jasmani dapat didefinisikan sebagai suatu proses pendidikan yang ditujukan untuk

mencapai tujuan pendidikan melalui gerak fisik”. Selain belajar dan mendidik

melalui gerak untuk mencapai tujuan pengajaran, dalam pendidikan jasmani.

(10)

dalam aspek jasmani dan rohaninya. Melalui proses belajar tersebut pendidikan

jasmani bertujuan mengembangkan potensi anak secara seimbang. Perkembangan

tersebut harus terjadi secara utuh dan menyeluruh, sebab yang diharapkan dari

proses belajar tersebut tidak hanya aspek jasmani yang biasa dikenal dengan

istilah pisikomotorik, akan tetapi juga potensi yang lainnya, yaitu perkembangan

pengetahuan dan penalaran yang bisa disebut dengan istilah kognitif. Selain itu

juga diharapkan dapat mencapai perkembangan sikap serta kepribadian yang

positif.

pendidikan jasmani adalah peroses pendidikan melalui aktivitas jasmani untuk mencapai tujuan pendidikan. Sama halnya dengan mata pelajaran lainnya, melalui proses pengajaran diharapkan terjadi perubahan perilaku pada anak didik kita (Lutan, 1996: 1).

Tujuan dari pendidikan jasmani di lembaga-lembaga pendidikan diantaranya

ialah untuk meningkatkan kemampuan siswa melalui aktivitas jasmani yang

diaplikasikan melalui cabang-cabang olahraga yang sudah memasyarakat di

lingkungan suatu lembaga pendidikan atau sekolah yang bersangkutan. Oleh

karena tuntutan masyarakat tersebut timbul persoalan mendasar yaitu bagaimana

cara meningkatkan kemampuan siswa dalam penguasaan keterampilan cabang

olahraga, sehingga alokasi waktu yang tersedia dan sarana pada satu sekolah dapat

diefektifkan penggunaan dan tujuan yang diinginkan dapat tercapai secara

maksimal. Cabang olahraga permainan bola voli merupakan suatu cabang

olahraga yang sangat memasyarakat, oleh karena itu peningkatan keterampilan

bermain bola voli para siswa disuatu sekolah sudah merupakan suatu keharusan

(11)

pengertian Bola voli merupakan olahraga yang dimainkan oleh dua tim dalam lapangan dengan dipisahkan oleh sebuah net. Terdapat versi yang berbeda untuk digunakan pada keadaan yang khusus dimana pada akhirnya adalah untuk menyebar luaskan kemahiran bermain kepada setiap orang (PP. PBVSI, 2001:25).

Banyak pengertian lain yang mengungkapkan tentang pengertian bola voli

akan tetapi, maksud dari semua pengertian tersebut sama. Terdapat pengertian lain

tentang bola voli yang dikemukakan oleh Yunus (1992:1) “adalah memasukan bola ke daerah lawan melewati suatu rintangan berupa tali atau net dan berusaha

memenangkan permainan dengan mematikan bola ke daerah lawan”.

Permainan bola voli merupakan cabang olahraga beregu yang melibatkan

banyak orang yang sudah menguasai teknik permainan bola voli, baik individu

maupun beregu. Teknik dasar bemain bola voli yang harus dikuasai yaitu servis,

passing, spike dan blok.

Teknik dasar permainan bola voli menurut Ma’mun dan Subroto (2001:51) adalah sebagai berikut :

1. servis fungsinya untuk mengawali permainan.

2. passing fungsinya untuk menerima / memainkan bola yang datang dari daerah lawan atau teman seregu.

3. umpan fungsinya untuk menyajikan bola ke teman seregu dengan keinginannya sehingga teman seregu tersebut dapat melakukan serangan ke daerah lawan sehingga bola yang akan disebrangkan ke daerah lawan tersebut dapat mematikan minimal menyulitkan lawan dalam memainkan bola dengan sempurna.

4. bendungan atau blok fungsinya untuk menghadang serangan lawan dari dekat jaring sekaligus sebagai serangan baik ke pihak lawan.

Karakteristik bola hasil spike adalah menukik, tajam dan cepat. Arti kata

(12)

dalam permainan bola voli. Teknik inilah yang menjadi andalan dalam permainan

bola voli. Menurut Ma’mun dan Subroto (1994:52) “Spike merupakan salah satu

bentuk serangan dalam permainan bola voli”. Adapun bentuk serangan yang lainnya dapat berupa servis, bola sontekan, atau tipuan, dan bendungan yang aktif.

Konsep dasarnya terbagi ke dalam empat tahapan yaitu: awalan, tolakan,

melompat, gerakan memukul, dan mendarat.

Teknik melakukan awalan dimulai dengan pengaturan jarak awalan.

Dianjurkan 3-5 langkah dengan menggunakan sikap penjagaan pertengahan.

Melangkah atau berlari ke arah bola dengan irama langkah yang teratur dan sesuai

dengan umpan bola. Bersamaan dengan langkah ketiga (langkah terakhir) kedua

lengan bergerak ke depan dengan cepat dan siku lurus, kemudian berayun ke

belakang untuk mengambil momentum. Langkah terakhir menentukan posisi

menolak, yaitu sejangkauan tangan.

Posisi tolakan untuk melakukan lompatan sangat mempengaruhi kualitas

lompatan. Oleh karena itu selain menempatkannya sejangkauan tangan terhadap

bola, juga jarak kedua kaki dianjurkan kira-kira 10-30 cm. Dan jarak kedua kaki

kira-kira 5-15 cm, kaki mana yang di depan disesuaikan dengan arah dasar spike

yang dikehendaki. Pada saat melayang tangan ditarik seluas-luasnya ke belakang

kepala, tangan lainnya menjaga keseimbangan dan pandangan selalu ke bola, serta

sikap tubuh melenting seperti busur.

Berdasarkan data awal yang diperoleh oleh peneliti pada siswa kelas IV di

(13)

siswa, 13 siswa laki-laki dan 11 siswi perempuan, maka peneliti mendapatkan

data awal dari hasil observasi sebagai berikut:

Tabel 1.1

Data Awal Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Ungkal terhadap Gerak Dasar Tolakan Spike

No Nama Siswa L/P

Aspek Yang dinilai

Skor Nilai Ket

Awalan Tolakan Sikap Badan

diudara Mendarat

(jumlah skor yang diperoleh) X 100 = Nilai Akhir 12

Berdasarkan pemaparan data diatas yang dilakukan oleh penulis di lapangan

(14)

kelas IV SDN Ungkal Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang sangat

rendah, adapun dari 24 siswa cuma 30% yang tuntas, sedangkan 70% siswa tidak

tuntas. Dari 24 siswa yang mampu melakukan teknik dasar melompat dengan baik

hanya 7 orang, selebihnya 17 orang tidak mampu melakukan teknik dasar

melompat dengan baik. Dengan demikian keterampilan teknik dasar melompat

merupakan suatu masalah yang terjadi di SDN Ungkal Kecamatan Conggeang

Kabupaten Sumedang.

Untuk mengatasi masalah tersebut, maka penulis melakukan modifikasi

supaya siswa mampu melakukan gerak dasar tolakan spike dengan baik, yaitu

dengan cara loncat ban mobil, dipersiapkan beserta dudukan dari kayu persegi

panjang. Yang pertama posisi ban mobil tersebut ditidurkan, untuk yang ke dua

posisi ban tersebut diberdirikan yaitu dengan dudukan kayu persegi panjang,

namun jaraknya agak jauh dari ban satu ke ban yang ke dua. untuk yang ke tiga

posisi ban tersebut diberdirikan yaitu dengan dudukan kayu persegi panjang,

namun jaraknya dekat dari ban satu ke ban yang ke dua. Mereka akan terangsang

mencoba melakukan loncatan, pembelajaran itu seolah-olah mengajak siswa untuk

mencobanya, sehingga ada perubahan hasil belajar siswa dalam melakukan

loncatan.

Berdasarkan uraian di atas penulis merasa tertarik untuk mengembangkan

lebih lanjut dalam bentuk penelitian dengan judul : “Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Tolakan Spike Melalui Loncat Ban Mobil di Kelas IV SDN Ungkal

(15)

B. Rumusan Dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, tentang permasalahan yang muncul pada Kelas

IV SDN Ungkal Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang, maka dapat

dirumuskan masalah sebagai berikut :

a. Bagaimana perencanaan pembelajaran dapat meningkatkan gerakan

tolakan spike melalui loncat ban mobil di kelas IV SDN Ungkal.

b. Bagaimana kinerja guru pada proses pelaksanaan pembelajaraan

tolakan spike dengan melakukan loncat ban mobil dengan tingkat

kesulitannya bertahap pada siswa kelas IV SDN Ungkal Kecamatan

Conggeang Kabupaten Sumedang.

c. Bagaimana aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran tolakan

spike dengan menggunakan loncat ban mobil secara bertahap tingkat

kesulitannya.

d. Bagaimana peningkatan tolakan spike dalam bola voli melalui loncat

ban mobil.

2. Pemecahan Masalah

Berdasarkan pada pemecahan masalah yang muncul, maka penulis maka

penulis mengajukan pemecahan masalah sebagai berikut :

Pada tahap awal semua siswa kelas IV diberi informasi tentang teknik

tolakan spike. Kemudian mereka dites untuk melakukan tolakan spike untuk

mengetahui kemampuan awal secara umum. Pada siklus I setiap siswa

(16)

ditidurkan dengan jarak 2 meter. Pada siklus II setiap siswa melakukan gerak

loncat melewati ban mobil, dengan posisi ban mobil diberdirikan dengan

menggunakan dudukan kayu diberi jarak 2 meter dari ban satu ke ban yang ke

dua. Kemudian pada siklus ke III setiap siswa melakukan gerak loncat

melewati ban mobil dengan posisi ban mobil diberdirikan dengan

menggunakan dudukan kayu diberi jarak 1 meter dari ban satu ke ban yang ke

dua.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini yaitu meningkatkan proses hasil pembelajaran

Pendidikan Jasmani di SD khususnya tentang gerak dasar tolakan spike pada

siswa kelas IV SDN Ungkal Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang.

Adapun tujuan khusus adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan pembelajaran meningkatkan

gerakan tolakan spike melalui loncat ban mobil di kelas IV SDN Ungkal.

2. Untuk mengetahui kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran gerak

dasar tolakan spike dengan menggunakan ban mobil, yaitu dengan cara

loncat secara bertahap berserta dengan tingkat kesulitannya.

3. Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran

gerak dasar tolakan spike dengan menggunakan ban mobil, yaitu dengan

cara loncat secara bertahap berserta dengan tingkat kesulitannya.

4. Untuk mengetahui peningkatkan gerak dasar tolakan spike dalam bola

(17)

D. Manfaat Penelitian

Dengan diadakan penelitian tindakan kelas (PTK) ini diharapkan dapat

memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat bagi siswa

Diharapkan dapat memotivasi minat siswa agar lebih aktif belajar

sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan mudah.

2. Manfaat bagi guru

Meningkatkan dan memperbaiki proses pembelajaran gerak dasar

tolakan spike dalam bola voli dengan menciptakan berbagai model

pembelajaran yang dikemas dalam bentuk permainan.

3. Manfaat bagi sekolah

Model pembelajaran yang dimodifikasi dapat memberikan kontribusi

dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan kuailitas pembelajaran di

sekolah dasar.

4. Manfaat bagi lembaga

- Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam

rangka menunjang kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).

- Sebagai masukan dalam rangka efektivitas dan efisiensi pembinaan,

pengelolaan sumber belajar dalam pelaksanaan pendidikan.

5. Manfaat bagi peneliti

Hasil penelitian tindakan kelas ini sebagai masukan dan bahan acuan

(18)

tenaga pendidik yang memiliki kompetensi tinggi sebagai produk binaan

PGSD Sumedang.

E. Batasan Istilah

Untuk mempermudah serta menghindari salah penafsiran terhadap istilah

yang dipergunakan dalam penelitian ini, maka penulis perlu memberikan definisi

dalam judul penelitian sebagai berikut :

Upaya adalah ikhtiar untuk mencapai suatu maksud atau memecahkan persoalan mencari jalan keluar (Lukman. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua,

1991:1109).

Meningkatkan adalah suatu proses atau usaha untuk menaikan, mempertinggi dan memperhebat (Lukman. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua,

1991:1060).

Gerak adalah peralihan tempat atau kedudukan, baik hanya sekali mupun berkali-kali, tiap-tiap, menaikan, mempertinggi, memperhebat (Lukman. Kamus

Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, 1991:311).

Dasar adalah merupakan permulaan dari persoalan besar yang lebih (Lukman. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, 1991:211).

Tolakan adalah perpindahan gerak dari kecepatan horizontal kearah vertikal, yang harus dapat dilakukan dengan cepat tepat dan kuat agar dapat

mengangkat seluruh tubuh keatas (Syarifuddin. Pendidikan Jasmani dan

Kesehatan, 1992:77)

(19)

melakukan smash ini diperlukan raihan yang tinggi dan kemampuan

meloncat yang tinggi (Yunus. Olahraga Pilihan Bola Voli, 1992:108).

Bola voli adalah olahraga yang dimainkan oleh dua tim dalam lapangan dengan dipisahkan oleh sebuah net. Terdapat versi yang berbeda untuk digunakan

pada keadaan yang khusus dimana pada akhirnya adalah untuk menyebar

luaskan kemahiran bermain kepada setiap orang (PP. PBVSI, 2001:25).

Loncat adalah suatu gerakan dengan melakukan lompat dengan dua kaki (Lukman. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, 1991:601).

Ban Mobil adalah lingkaran dari karet yang dipasang melingkar pada roda (Lukman. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, 1991:86). Adapun

ban yang digunakan dalam penelitian ini adalah ban bekas mobil dengan

(20)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian tindakan kelas dilaksanakan di SD Negeri Ungkal

Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang. Penentuan lokasi ini

diharapkan memberikan kemudahan, khususnya menyangkut pengenalan

lingkungan yang berhubungan dengan anak didik sebagai subyek penelitian.

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilaksanakan oleh tim peneliti yang

melibatkan kepala sekolah, guru penjas sebagai mitra peneliti dan kedudukan

peneliti sebagai praktisi atau pengajar juga observer. Dari tim peneliti di atas

diharapkan bisa memberikan pemecahan masalah. Dalam kegiatan penelitian

ini mulai dari perencanaan, tindakan, observasi serta refleksi.

(21)

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan Selasa mulai pukul 07.00 WIB sampai dengan 09.30

WIB, kegiatan dipusatkan di sekolah. Penelitian ini berlangsung selama empat

bulan yang dimulai pada bulan Februari 2011 sampai dengan bulan Mei 2011.

Penelitian dimulai dengan observasi awal sampai berakhirnya tindakan

sehingga diperoleh hasil dari penelitian tersebut.

Tabel 2.3

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Ungkal Kecamatan Conggeang,

Kabupaten Sumedang pada kelas IV dengan jumlah siswa 24 orang, terdiri dari 13

orang siswa laki-laki dan 11 orang siswa perempuan. Secara umum bila ditinjau

dari sosial, budaya dan ekonomi masyarakat peserta didik masih tergolong kurang

(22)

SDN Ungkal, walaupun hal tersebut bukan salah satu faktor yang menentukan

kualitas pendidikan masih banyak faktor lainnya seperti sarana prasarana, sumber

daya manusia dan pelaksanaan kurikulum.

C. Metode Dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

tindakan kelas (Classroom Action Research). Menurut Mc Taggart dalam

Dikdasmen (2001:3) “Penelitian tindakan kelas itu biasanya dilakukan oleh

guru di kelas atau sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada

penyempurnaan atau peningkatan proses dan praksis pembelajaran”.

Karena berawal dari praktek pembelajaran, peneliti menemukan

permasalahan sehingga dibutuhkan suatu penelitian yang mampu memperbaiki

pilihan yang tepat sebab PTK adalah sebuah penelitian yang berangkat dari

persoalan praktek pembelajaran yang dihadapi oleh guru ditandai dengan

adanya upaya melakukan tindakan untuk memperbaiki pembelajaran baik

dalam proses maupun dalam hasil pembelajaran. Atas dasar tersebut peneliti

ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas

menuntut sejumlah informasi dan tindak lanjut yang terjadi di lapangan untuk

segera dikaji dan ditindaklanjuti secara reflektif, partisifatif, dan kolaboratif.

Untuk itu perlu keseriusan peneliti dan orang terlibat (misalnya guru) selama

proses penelitian. Makna yang terkandung dari penelitian tindakan kelas ini

adalah suatu bentuk penilaian yang reflektif dengan melakukan

(23)

dikelas atau dilapangan kearah yang lebih baik dan professional.

Permasalahan dalam penelitian ini bertujuan bagaimana mengatasi kesulitan

anak dalam belajar tolakan spike melalui loncat ban mobil, sehingga kasulitan

anak dapat dipecahkan. Berbekal dari keinginan memperbaiki dan

meningkatkan kualitas pembelajaran penjas pada pokok bahasan tolakan

spike, penulis mempersiapkan diri tentang apa itu penelitian tindakan kelas.

Pendapat tentang pengertian PTK diungkapkan oleh Hopkins dalam

Wiraatmadja (2005: 11) yang menyatakan bahwa :

penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantive, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inquiri, atau suatu usaha untuk memahami apa yang sedang terjadi sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.

Adapun pendapat lain tentang pengertian penelitian tindakan kelas

diungkapkan oleh Arikunto (2008: 3) adalah sebagai berikut :

a. penelitian adalah suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

b. tindakan adalah menunjukan pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.

c. kelas adalah sekelompok siswa, yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata diatas, dapat

(24)

terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan

dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.

Manfaat yang dapat diperoleh dari PTK ini adalah perbaikan praktis yang

meliputi penanggulangan berbagai permasalahan yang dialami siswa yang

diajar oleh guru sebagai pelaku PTK misalnya pada kesalahan-kesalahn

konsep dalam mata pelajaran baru.

2. Desain Penelitian

Pada dasarnya desain penelitian ini menggunakan metode yang bersifat

kualitatif deskriptif artinya bahwa penulisan penelitian mendeskripsikan

gejala, peristiwa kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Proses yang

berlangsung dalam prosedur kualitatif memakai metode induktif,

memunculkan desain, kategori yang dipakai sebagai kiteria diidentifikasi

selama proses berlangsung. Bahasa yang digunakan informal, berkembang ke

arah kesimpulan dan keputusan. Sehingga data yang dikumpulkan berupa

kata-kata, gambaran, dan bukan angka-angka. Menurut Kemmis dan Tagaart

dalam Wiriaatmadja, (2005:66) bahwa :

(25)

Desain penelitian tindakan ini dilakukan dalam beberapa siklus yang ada

kegiatan refleksinya disesuaikan dengan kenyataan yang terjadi dilapangan.

Untuk lebih jelasnya desain penelitian tindakan digambarkan sebagai berikut :

Gambar Tahapan Siklus

Alur Pelaksanaan Tahapan Siklus PTK Kemmis dan Mc. Taggart (Kasbolah 1999:70)

(26)

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian akan dilaksanakan dengan penelitian tindakan kelas

berbentuk siklus. Tahapan penelitian terbagi menjadi beberapa siklus, setiap siklus

terdiri dari tiga pertemuan. Tiap siklus dilaksanakan dengan perubahan yang ingin

dicapai. Untuk melihat kemampuan awal dalam tolakan spike, siswa diberikan tes

tanpa petunjuk teknis dari guru, hal tersebut sebagai bahan evaluasi. Observasi

awal dilakukan untuk mengetahui tindakan yang tepat yang akan diberikan dalam

rangka meningkatkan kemampuan maksimal siswa dalam tolakan spike.

Dari evaluasi dan observasi awal, maka dalam refleksi ditetapkan bahwa

tindakan yang dipergunakan untuk meningkatkan kemampuan maksimal tolakan

spike yaitu merlalui loncat ban mobil. Dari refkleksi awal yang digunakan sebagai

tolak ukur, maka dilaksanakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) sebagai berikut :

1. Perencanaan Tindakan

Setelah mengadakan kerjasama dengan pihak sekolah dan meminta

persetujuan dari Kepala Sekolah dan rekan-rekan guru kemudian melakukan

obsevasi langsung terhadap pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani

tentang permainan bola voli pada siswa kelas IV SDN Ungkal, untuk

mendapatkan data awal sebagai masalah penelitian, ditemukan permasalahan

bahwa sebagian besar siswa merasa kurang mampu melakukan gerak dasar

tolakan spike dalam bola voli, karena guru kurang menerapkan strategi

pembelajaran yang sesuai, metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru

(27)

Untuk menyelesaikan permasalahan ini dimulai dari menganalisis

kurikulum Pendidikan Jasmani SD tentang permainan bola voli kemudian

hasil analisis tersebut dituangkan dalam bentuk RPP (Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran) dengan menggunakan media pembelajaran yang dimodifikasi

yaitu loncat ban mobil.

Adapun kegiatan perencanaan tersebut diantaranya :

a. Siklus I, memperbaiki permasalahan yang ditemukan dengan

menerapkan alat media pembelajaran yang dimodifikasi yaitu

melalui loncat ban mobil.

b. Siklus II, memperbaiki permasalahan yang muncul dan ditemukan

pada proses perbaikan pembelajaran Siklus I yang telah

dilaksanakan, sehingga permasalahan yang ditemukan diperbaiki

pada Siklus II.

c. Siklus III, memperbaiki permasalahan yang muncul dan ditemukan

pada proses perbaikan pembelajaran yang ditemukan pada perbaikan

pembelajaran Siklus II, dengan maksud agar permasalahan yang

ditemukan pada perbaikan pembelajaran Siklus II dapat diperbaiki,

sehingga semua permasalahan yang timbul pada proses pembelajaran

dapat diperbaiki sampai dengan pencapaian hasil yang sesuai target.

d. Menyiapkan instrumen observasi Setiap siklus terdiri dari tahap

perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi pelaksanaan

(28)

2. Pelaksanaan Tindakan

Dalam pelaksanaan tindakan ini kegiatan yang dilaksanakan yaitu

tahapan-tahapan yang sudah direncanakan antara lain :

a. Kegiatan awal

1) Mempersiapkan sarana dan prasarana pendukung yang diperlukan

dalam pembelajaran gerak dasar tolakan spike dalam permainan

bola voli.

2) Mengkondisikan siswa

3) Guru memimpin pemanasan meliputi joging dan senam

peregangan.

b. Kegiatan inti

1) Siswa menyimak penjelasan dari guru tentang teknik gerak dasar

tolakan spike dalam permainan bola voli.

2) Siswa memperhatikan demonstrasi teknik gerak dasar tolakan

spike melalui loncat ban mobil.

3) Siswa dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok laki-laki dan

kelompok perempuan.

4) Setiap kelompok melakukan gerakan gerak dasar tolakan spike

secara bergantian dengan melewati rintangan loncat ban sepeda,

posisi ban lurus sejajar dengan lantai, jarak ban 1 ke ban yang

lainnya 2 meter (kelompok laki-laki melakukan, dan kelompok

perempuan mengamati, dilakukan secara bergantian).

(29)

c). Kegiatan akhir

1) Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran.

2) Melakukan koreksi.

3. Tahap Observasi

Pada kenyataannya tahap observasi tindakan dilakukan bersamaan dengan

pelaksanaan tindakan observasi, merupakan semua kegiatan untuk mengenal,

merekam dan mendemonstrasikan setiap hal dari proses dan hasil yang dicapai

dari tindakan yan direncanakan. Observasi dilakukan untuk mengetahui sejauh

mana keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Melalui tahap observasi semua

data dikumpulkan dengan membuat catatan lapangan yang lengkap mengenai

hal yang terjadi dalam proses pembelajaran.

Untuk mempermudah pelaksanaan observasi, peneliti dibantu oleh

observer (guru penjas). Objek yang diamati adalah seluruh aktivitas siswa

selama pembelajaran dilaksanakan, baik berupa perubahan yang bersifat

individu maupun secara klasikal. Bentuk-bentuk observasi yang dapat

dilakukan adalah:

a. Observasi peer (pengamatan sejawat)

Obsevasi peer adalah observasi terhadap pengajaran seseorang oleh

orang lain (biasanya sesame guru atau teman sejawat). Dalam

observasi ini seorang guru bertindak sebagai pengamat untuk guru

(30)

b. Observasi terstruktur.

Pelaksanaan observasi terstruktur dilakukan peneliti dengan cara

bertanya kepada siswa. Peneliti sebagai guru mengajukan beberapa

pertanyaan kepada siswa kemudian siswa menjawabnya (Dikdasmen,

2000:37-38).

4. Tahap Refleksi

Dalam tahap refleksi merupakan kegiatan yang sangat penting untuk

melakukan menganalisis, menginterprestasi dan eksplorasi terhadap semua

informasi yang diperoleh dari hasil observasi terhadap perencanaan dan

perencanaan siklus yang telah dilakukan, sebagai acuan untuk perecanaan dan

pelaksanaan tindakan siklus selanjutnya.

Tahap refleksi berfungsi untuk mengetahui langkah-langkah

pembelajaran mana yang kurang atau yang belum muncul dan indikator mana

yang belum tercapai ketika pembelajaran tolakan spike melalui loncat ban

mobil. Dengan demikian, penulis dapat menentukan tindakan selanjutnya

untuk memperbaiki sebelumnya yang dikatakan belum sempurna.

E. Instrumen Penelitian 1. Observasi

Dilakukan untuk mengukur perencanaan tindakan dalam hal ini

merencanakan pembelajaran gerak dasar tolakan spike dalam permainan bola

voli menggunakan media ban mobil. Mengukur kinerja guru dalam

pelaksanaan pembelajaran. Mengukur aktivitas atau kegiatan siswa selama

(31)

menyatakan bahwa, “Though observation, the research to those behaviour”.

Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku

tersebut.

2. Wawancara

Wawancara yaitu peneliti dibantu observer melakukan wawancara kepada

siswa yang diteliti untuk memperoleh keseluruhan informasi yang diperlukan

untuk mencari solusi atas permasalahan penelitian yang telah diajukan

3. Tes

Tes digunakan untuk mengukur dan mengetahui kemampuan serta

pemahaman siswa setelah model meningkatkan gerak dasar tolakan spike

melalui loncat ban mobil dengan menggunakan ban mobil pada permainan

bola voli dilaksanakan adalah tes perbuatan, alat tes yang digunakan adalah

ban mobil.

F. Teknik Pengolahan Dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data

Data penelitian yang dikaji, yaitu data pelaksanaan tindakan dan data hasil

belajar siswa.

Pertama, data pelaksaan tindakan berupa deskripsi pelaksanaan proses

pembelajaran tentang tolakan spike pada permainan bola voli dengan

menerapkan keterampialan proses. Data pelaksanaan tindakan diperlukan

untuk memonitor tahap-tahap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan

observasi, wawancara dan cacatan lapangan yang instrumennya berbentuk

(32)

Kedua, data hasil belajar siswa berupa hasil penilaian pembelajaran yang

dilakukan oleh guru. Data hasil tindakan ini diperlukan untuk mengetahui

sejauh mana efektivitas penerapan keterampilan proses dapat meningkatkan

kemampuan siswa dalam memahami tolakan spike pada permainan bola voli

dengan menggunakan tes hasil belajar yang instrumennya berbentuk tes

kelompok dan tes individu.

Teknik pengolahan data untuk data pelaksanaan yaitu dengan

menggunakan model kualitatif yang menghasilkan data deskriptif dan

kuantitatif.

a. Kualitatif

Bentuk dari teknik penelitian kualitatif, yaitu data pelaksanaan tindakan

belajar melalui tahap-tahap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan

observasi kinerja guru dan aktivitas siswa, wawancara terhadap guru dan

siswa. Catatan lapangan yang instrumennya berbentuk pedoman observasi,

pedoman wawancara dan catatan lapangan.

Data hasil wawancara berbentuk jawaban percakapan antara observer

dengan guru dan siswa untuk mengetahui kesan dan tanggapan terhadap

pembelajaran yang telah dilaksanakan. Catatan lapangan diolah dengan cara

dianalisis, kemudian dideskripsikan berupa uraian/pembahasan sehingga

diperoleh informasi yang mantap tentang dampak perlakuan yang dibuat.

Mencatat hasil temuan atau kejadiaan penting selama proses pembelajaran

berlangsung. Dalam kegiatan ini, hasil temuan peneliti dan observer

(33)

dicatat dan didiskusikan dalam catatan lapangan ini adalah tentang

pemahaman siswa terhdap konsep yang disampaikan, keterlibatan siswa

selama proses pembelajaran berlangsung,dan tentang evaluasi. Sedangkan data

hasil observasi terhadap kinerja guru dan aktivitas siswa diolah dengan teknik

persentase (%) terhadap indikator yang dilaksanakan, kemudian

diinterpretasikan dan dideskripsikan.

b. Kuantitatif

Teknik pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui data hasil

belajar yang diperoleh siswa. Adapun data hasil belajar siswa diperoleh dari

instrument pembelajaran berupa perangkat soal. Perangkat soal berbentuk tes

tertulis individu terdiri dari 5 soal yang disesuaikan dengan jumlah indikator

yang akan ditempuh masing-masing soal mempunyai skor tertinggi yaitu 10

dan terendah 0, dengan skor ideal yaitu 100. untuk mengetahui batas

kelulusan, maka dibuat passing grade berdasarkan skor ideal yaitu 54 dan

untuk mengetahui persentase kelulusan, maka dibuat format penilaian yang

didalamnya terdapat hasil kelulusan siswa dalam melaksanakan evaluasi.

Tujuannya untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Teknik

pengolahan data secara lengkap dengan menentukan batas kelulusan sesuai

yang dikemukan oleh (Rakhmat, 1999:175) “adalah dengan rumus mean +

0,25 Simpang Baku (SB)”. Dari jumlah soal diketahui Skor Ideal (SI) adalah

100 dan untuk mean (M) mempunyai rumus

½

x skor ideal, jadi

½

x 100 =

(34)

16,67

.

Maka batas lulus (passing Grade) berdasarkan rumusannya adalah 50+

(0,25 x16,67), yaitu menghasilkan batas kelulusan setelah dibulatkan 45. Ini

artinya apabila ada siswa yang mendapat nilai dibawah 54 maka dinyatakan

tidak lulus, begitupun sebaliknya apabila ada siswa mendapat nilai diatas 54

maka dinyatakan lulus.

2. Analisis Data

Analisis data Penelitian Tindakan Kelas dilakukan secara terus menerus

selama penelitian berlangsung. Menurut Patton dalam Moleong (2002:108)

“Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan

kedalam suatu pola, katagori dan satuan uraian dasar”.

Analisis data dilakukan melalui tiga tahap yaitu reduksi data, paparan data

dan penyimpulan. Reduksi data adalah proses penyederhanaan yang dilakukan

melalui seleksi, pemfokuskan dan pengabstraksian dan mentah menjadi

informasi yang bermakana. Paparan data adalah proses penampilan data secara

lebih sederhana dalam bentuk paparan naratif, repsentatif grafik dan

sebagainya. Sedangkan penyimpulan adalah proses pengambilan adalah proses

pengambilan intisari dari sajian data yang telah diorganisasikan dalam bentuk

penyetaraan kalimat atau formula yang singkat dan padat tetapi mengandung

arti luas. Analisis menurut Nasution dalam Sugiyono (2005:88) menyatakan

bahwa :

(35)

metode yang dirasakan cocok dengan sifat penelitiannya. Bahan yang sama bisa diklasifikasikan lain oleh peneliti yang berbeda.

Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan

tes yang dilakukan terhadap siswa kelas IV SDN Ungkal Kecamatan

Conggeang Kabupaten Sumedang. Sumber data dalam penelitian ini adalah

siswa kelas IV SDN Ungkal Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang

dan guru penjas serta kepala sekolah dan guru-guru yang mengajar di kelas

IV SDN Ungkal Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang.

Data yang diperoleh dalam penelitian kemudian dianalisis dengan

menggunakan analisis data kualitatif. Bogdan dkk dalam Moleong (2005:248),

menyatakan bahwa :

analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensikannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Analisis data kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang

menunjukan proses interaksi yang terjasi selama pembelajaran yaitu respon

siswa terhadap penerapan keterampilan proses dalam materi tentang tolakan

spike dalam permainan bola voli. Sedangkan analisis kuantitatif untuk

mengetahui kemajuan siswa dalam pembelajaran.

Setelah data dianalisis, peneliti melanjutkan dengan proses pengolahan

data yang diperoleh dari format observasi, format wawancara, hasil praktek

(36)

penelitian terkumpul, kemudian data tersebut dideskripsikan. Sedangkan data

kuantitatif diperoleh dari hasil lembar kerja siswa secara berkelompok dan

perangkat soal yang dikerjakan secra individu. Data tersebut kemudian

dihitung persentase dan nilai rata-ratanya. Hasl tes siswa secra berkelompok

dan individu dituliskan dalam bentuk tabel, sehingga nilai yang diperoleh

siswa terlihat dengan jelas.

Dalam penelitian ini pengecekan keabsahan data menggunakan ketekunan

pengamat. Data yang terjaring lewat observasi dicek ulang bersama guru dan

siswa, disebut triangulasi dan dilakukan setelah selesai pembelajaran. Hal ini

selaras dengan pernyataan Moleong (2005:175), yang menyatakan :

“Pengecekan data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan

menggunakan beberapa teknik, misalnya ketekunan pengamatan perpanjangan

keikutsertaan, triangulasi dan pengecekan teman sejawat”.

G. Validasi Data

Kosep validasi dalam aplikasinya untuk Penelitian Tindakan Kelas

mengacu kepada kredibilitas dan derajat kepercayaan dari hasil penelitian. Hal ini

diakui oleh Borg dkk dalam Moleong (2005:25) yang berpendapat bahwa :

(37)

Keabsahan data penelitian dapat dilihat dari kemampuan menilai data dari

aspek validitas data penelitian. Yang dilakukan pada kegiatan akhir dengan

mengadakan pemeriksaaan validasi data dalam penelitian ini, yaitu dengan teknik

triangulasi, member chek, audit trial dan expert opinion (Wiriaatmadja:

2008:168) adalah sebagai berikut:

1. Member chek, yakni dengan memeriksa kembali keterangan-keterangan atau

informasi data yang diperoleh peneliti dengan cara membandingkan hasil yang

diperoleh kepada guru dan siswa melalui diskusi balikan pada setiap akhir

tindakan. Bersama guru pendidikan jasmani dan siswa, dilakukan diskusi

untuk membahas data yang diperoleh selama pelaksanaan tindakan. Di dalam

penelitian ini peneliti sebagai pengajar dan guru pendidikan jasmani sebagai

observer.

2. Triangulasi, dilakukan dengan mengcek keabsahan data dengan sumber lain.

Tujuanya untuk memperoleh derajat kepercayaan data maksimal. Kegiatan

triangulasi dalam penelitian ini dilakukan melalui mitra peneliti yaitu kepala

sekolah, guru dan siswa. Serta memeriksa kebenaran data yang diperoleh

peneliti dengan cara membandingkan hasil yang diperoleh peneliti secara

kolaboratif.

3. Audit Trial, memeriksa hasil penelitian beserta prosedur dan metode

pengumpulan datanya dengan mengkonfirmasikan bukti-bukti temuan yang

telah diperiksa dalam tahap checklist dengan sumber-sumber data. Hal ini

dilakukan oleh penulis dengan mendiskusikan kebenaran data beserta prosedur

(38)

4. Expert opinion, yaitu pendapat para ahli terhadap kesahihan temuan-temuan

yang diperoleh dalam penelitian ini. Dalam hal ini penulis mengkonsultasikan

temuan penelitian kepada pembimbing untuk memperoleh tanggapan dan

arahan serta masukan sehingga validasi temuan penelitian dapat

dipertanggungjawabkan. Interpretasi data dilakukan berdasarkan teori dan

aturan normatif untuk memperoleh gambaran terhadap pelaksanaan

pembelajaran tolakan spike dalam bola voli melalui loncat ban mobil.

Interpretasi data tersebut meliputi keseluruhan hasil penelitian yang dilakukan

pada setiap akhir siklus sehingga dapat diperoleh generalisasi tentang

(39)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan penelitian yang telah dilakukan mengenai peningkatan

pembelajaran gerak dasar tolakan spike melalui loncat ban mobil pada siswa kelas IV

SDN Ungkal Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang peneliti menarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Perencanaan pembelajaran setiap siklus yang dilaksanakan berdasarkan

analisis dan refleksi terhadap kegiatan sebelumnya, dan target yang belum

tercapai dapat diperbaiki sampai mencapai target yang di inginkan. Kegiatan

siklus I kinerja guru dalam perencanaan diperoleh persesentase indikator

perencanaan telah mencapai 92% den termasuk kriteria baik (B), tetapi dalam

kinerja guru tahap perencanaan, target yang ingin dicapai adalah 100%. Oleh

karena itu diperlukan adanya perbaikan pada siklus selanjutnya. Pada siklus

II, target perbaikan telah tercapai, dan dipertahankan pada siklus III. Dalam

kegiatan perencanaan, adalah mengembangkan dan mengorganisasikan

materi, media, dan metode pembelajaran. Dalam pembelajaran servis bawah

bola voli dengan latihan berpasangan. Setelah ditetapkan media yang akan

digunakan dalam pembelajaran, maka disusun skenario pembelajaran, rencana

mengenai prosedur, jenis dan menyiapkan alat penilaian. Kemudian

(40)

siswa, pedoman wawancara untuk guru dan siswa serta catatan lapangan.

Pedoman observasi tersebut digunakan untuk mengumpulkan data hasil

observasi. Langkah pertama yang dilakukan pada siklus pertama adalah

merumuskan tujuan pembelajaran, memilih dan mengorganisasikan materi

ajar, sumber belajar, media, membuat skenario pembelajaran, serta penilaian

hasil belajar, kemudian menetapkan masalah yang menjadi fokus perbaikan

pada perencanaan, pelaksanaan dan hasil belajar siswa melalui latihan loncat

ban mobil. Pemilihan latihan loncat ban mobil ini adalah untuk memperbaiki

tolakan spike dalam bola voli pada siswa kelas IV SDN Ungkal.

2. Pada kinerja guru peningkatan setiap aspek mulai dai siklus I,II dan III. Untuk

kinerja guru pada kegiatan awal terlihat dengan jelas pada grafik pada siklus I

50% meningkatkan pada siklus II menjadi 90% dan pada siklus III 100%.

Untuk kegiatan inti siklus I 40%, siklus II 60%, dan pada siklus III 90%

Untuk kegiatan akhir siklus I 40%, siklus II 60% dan pada siklus III 100%.

Peningkatan ini memang diupayakan oleh peneliti sebagai upaya untuk

meningkatkan aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa yang menjadi

tujuan utama penelitian ini.

3. Pada aktivitas siswa untuk siklus I kategori B mencapai 75% sedangkan

kategori K mencapai 25%, pada siklus II kemampuan meningkat untuk

kategori B mencapai 88% sedangkan untuk kategori K mencapai 12%, untuk

siklus III kemampuan lebih meningkat dibandingkan siklus sebelumnya,

(41)

Peningkatan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar sangat berkaitan

dengan peningkatan kinerja guru. Guru sebagai fasilitator dalam proses

belajar mengajar memang berperan penting dalam menciptakan suasana

belajar yang kondusif, sehingga para siswa dapat meningkatkan suasana

proses belajar yang maksimal

4. Hasil pembelajaran tolakan spike melalui loncat ban mobil dengan

mengunakan ban mobil pada siswa kelas IV SDN Ungkal Kecamatan

Conggeang Kabupaten Sumedang. Hal ini terlihat pada data awal yang

didapatkan pada saat pembelajaran berlangsung hanya 7 siswa (33%). Setelah

dilakukannya tindakan di siklus I diketahui 10 siswa (42%) siswa telah tuntas

,kemudian setelah tindakan di siklus II persentase jumlah siswa yang tuntas

meningkatkan menjadi 12 siswa (50%), dan di akhir tindakan pada siklus III

diketahui 21 siswa (87%) tuntas atas batas minimal 70%. Dengan

memperhatikan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa penerapan loncat ban

mobil menggunakan media ban mobil telah mampu meningkatkan siswa kelas

IV SDN Ungkal terhadap pembelajaran tolak spike.

B. Saran

Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh penulis selama peneliti ini diajukan

saran-saran sebagai berikut :

1. Bagi Siswa

Diharapkan para guru pendidikan jasmani memcoba berbagai macam teknik

(42)

metodelogi pembelajaran pendidikan jasmani menjadi berkembang.

Disamping itu juga dapat memotivasi minat siswa agar lebih aktif belajar

sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan mudah.

2. Bagi Guru

Diharapkan dapat meningkatkan dan memperbaiki proses pembelajaran

gerak dasar tolakan spike dalam bola voli dengan menciptakan berbagai

model pembelajaran yang dikemas dalam bentuk permainan.

3. Bagi Sekolah

Model pembelajaran yang dimodifikasi dapat memberikan kontribusi dalam

upaya memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah

dasar.

4. Bagi Lembaga

- Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam

rangka menunjang kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).

- Sebagai masukan dalam rangka efektivitas dan efisiensi pembinaan,

pengelolaan sumber belajar dalam pelaksanaan pendidikan.

5. Bagi peneliti

Diharapkan hasil penelitian tindakan kelas ini sebagai masukan dan bahan

acuan dalam rangka perbaikan proses pembelajaran penjas untuk

menghasilkan tenaga pendidik yang memiliki kompetensi tinggi sebagai

(43)
(44)

Ateng, Abdulkadir. (1992). Asas dan landasan pendidikan jasmani. Jakarta : Depdikbud : dirjin Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kepedidikan.

Agus Mahendra. (2001). Pembelajaran Senam di sekolah dasar. Jakarta : Depdiknas Dirjen Dikdasmen bekerja sama dengan Dirjen Olahraga

Arikunto. (2008: 3). Metode Prnelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya

Bloom. Sujana (1992). Tujuan Pendidikan Jasmani. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Bagian Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Bucher. (1972). Pengertian Pendidikan Jasmani. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Bagian Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Cholik, M. Toho dan Lutan Rusli. (1992). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta : Departemen Pendidian dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Bagian Proyek Pengembangan Guru Sekolah Dasar.

Depdiknas, (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Untuk Sekolah Dasar

Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani. Jakarta : Dikdasmen.

Gafur. (1983). Pembelajaran Olahraga. Jakarta : Departemen Pendidian dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Bagian Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Kasbolah, Kasihani. (1999). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta : Depdikbud

Lukman, Ali. (1991). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta : Balai Pustaka.

Ma’mun, Subroto (2001:51). Pendekatan Taktis, Konsep, Metode dan Implementasinya dalam Pembelajaran Permainan Bola Voli di SLTA.

Mahedra. (2003). Pendidikan jasmani dan Olahraga.

Moleong. (2005). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Depdikbud.

(45)

Suprapto. (2004). Permainan Bola Voli. Depdikbud

Sukintaka. (2004). Tujuan Pendidikan Jasmani, Jakarta : Depdikbud

Suherman (1998) Revitalisasi Keterantasan Pengajaran dalam Pendidikan

Jasmani. IKIF. Bandung Press

Supandi. (1992). Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta : Departemen Pendidian dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Bagian Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Syarifuddin. (1992) Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.

Wiraatmamadja, Roschianti. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Gambar

Tabel
Tabel
Tabel 1.1 Data Awal Hasil Belajar Siswa Kelas IV
Gambar 3.1  Denah Sekolah
+3

Referensi

Dokumen terkait

 Dari dasar konstitusional, jika sebelumnya desa hanya berdasarkan Pasal 18 ayat (7) (tentang penyelenggaraan Pemerintahan Daerah), Undang-Undang Desa yang baru

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DILIHAT DARI GAYA KOGNITIF SISWA.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Fault Tree Analysis (FTA) digunakan untuk mengidentifikasi akar penyebab masalah yang ditimbulkan dari komponen mesin electric motor di fiberline area cooking yaitu

Aplikasi Pelayana Bengkel AC Mobil pada Bengkel Sumber Mulya AC yang dibuat dengan menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0 ini dapat memberi kemudahan kepada user yang ingin

Dengan Flash MX ini kita dapat membuat gambar untuk web, menganimasikan situs kita, menciptakan movie yang interaktif, display buttons, transformasi bentuk, dan menampilkan Text

Berdasarkan pertimbangan- pertimbangan tersebut, maka diperlukan suatu konsep pengelolaan sampah Kampus Undip Tembalang yang terdiri dari lima aspek yang

limbah cair PT Kertas Basuki Rachmat dengan kesehatan masyarakat. di

Berdasarkan hasil persamaan regresi linear berganda seperti tersaji diatas dapat diinterpretasikan bahwa seluruh variabel independen penelitian yang terdiri dari pengetahuan