SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan
Oleh
AJAT SUDRAJAT 0902753
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENJAS KAMPUS SUMEDANG
Hal
2. Ruang Lingkup Pendidikan jasmani di Sekolah Dasar ……. 16
C. Hakekat Permainan Bola Voli ……….……… 17
1. Peraturan Permainan Bola Voli Internasional ... 18
2. Permainan Bola Voli Mini ……… 19
3. Bentuk lapangan dan Peraturan Permainan Bola Voli Mini ……… 20
2. Langkah-langkah Pembelajaran Melalui Ban Mobil ……….. 30
1. Lokasi Penelitian ……….. 36
2. Pelaksanaan Tindakan ………. 44
3. Tahap Observasi ……….. 45
a. Paparan Data Perencanaan Siklus II ……..……..………… 76
3.. Pembahasan Aktivitas Siswa ………... 102
4. Pembahasan Hasil Belajar ………..………... 103
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………….………..……… 105
B. Saran ………...……..……… 107
DAFTAR PUSTAKA ………. 109
LAMPIRAN-LAMPIRAN ………. 111
Tabel Hal
1.1 Data Awal Hasil Belajar Siswa ………..………..……... 5
3.1 Uraian Jadwal Kegiatan ………..…….………. 37
4.1 Data Awal Rencana Pembelajaran ………..….……… 55
4.2 Data Awal Kinerja Guru ………..….………… 56
4.3 Data Awal Aktvitas Siswa ………...………. 57
4.4 Data Awal Pelaksanaan Pembelajaran Tolakan Spike ………. 58
4.5 Hasil Observasi Rencana Pembelajaran Siklus I ……...……….. 65
4.6 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ………....…. 66
4.7 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ………..…... 68
4.8 Hasil keterampilan Tolakan Spike Siklus I ……….… 70
4.9 Rekapitulasi Perencanaan Pembelajaran Siklus I …..………..…… 72
4.10 Rekapitulasi Kinerja Guru Siklus I ……….………. 73
4.11 Rekapitulasi Aktivitas Siswa Siklus I ……….. 74
4.12 Rekapitulasi Hasil Keterampilan Tolakan Spike ………. 74
4.13 Hasil Observasi Rencana Pembelajaran Siklus II ………. 78
4.14 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ………..………. 80
4.15 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ………..……. 83
4.16 Hasil keterampilan Tolakan Spike Siklus II ……….………… 84
4.20 Rekapitulasi Hasil Tolakan Spike Siklus II ………..………... 88
4.21 Hasil Observasi Rencana Pembelajaran Siklus III …………..…… 92
4.22 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III ………..………… 93
4.23 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ………..……… 96
4.24 Hasil keterampilan Tolakan Spike Siklus III ………..……. 96
4.25 Rekapitulasi Rencana Pembelajaran Siklus III ……… 97
4.26 Rekapitulasi Kinerja Guru Siklus III ………... 99
4.26 Rekapitulasi Aktivitas Siswa Siklus III ………..………. 99
Gambar Hal
2.1 Siswa bermain bola voli ……….………... 29 2.2 Teknik Gerakan Smash dan Posisi Badan pada saat
akan Memukul Bola di Atas Net ……….. 27 2.2 Smash Langsung terhadap Bola yang datang
Langsung dari daerah Lawan ………. 27 2.3 Gerakan Lengan pada Smash Langsung ……… 28 2.4 Gerakan Smash dari belakang
dengan Umpan Panjang ………. 28
Diagram Hal
4.1 Hasil Keterampilan Tolakan Spike Siklus I ……….…….. 73
4.2 Persentase Kinerja Guru Siklus I ……… 74
4.3 Hasil Keterampilan Tolakan Spike Siklus I ………... 85
4.4 Persentase Kinerja Guru Siklus II ……….. 85
4.5 Hasil Keterampilan Tolakan Spike Siklus III ………... 98
4.6 Persentase Kinerja Guru Siklus III .……… 103
4.7 Persentase Kinerja Guru Siklus I, II dan III …….……….… 104
4.8 Hasil Keterampilan Aktivitas Siswa Siklus I, II dan III ……... 105
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu tujuan Pendidikan Nasional adalah terbentuknya manusia yang
sehat jasmani dan rohani. Upaya untuk mewujudkan tujuan tersebut yaitu melalui
pendidikan jasmani (Penjas). Merupakan mata pelajaran yang diajarkan di setiap
jenjang pendidikan sekolah dasar dan menengah di seluruh Indonesia.
Pendidikan jasmani sebagai satu subsistem pendidikan mempunyai peran
yang berarti dalam mengembangkan kualitas manusia Indonesia, sebagaimana
ditetapkan dalam UU RI No.II Tahun 1989 tentang sistem pendidikan Nasional
bahwa :
tujuan pendidikan termasuk pendidikan jasmani di Indonesia adalah mengembangkan manusia indonesia seutuhnya. Yang dimaksud dengan manusia Indonesia seutuhnya adalah manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan rohani dan jasmani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tangung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (Cholik,1997:1)
Secara sederhana, pendidikan jasmani merupakan suatu proses belajar untuk
bergerak, dan belajar melalui gerak. Menurut Cholik (1997:1) “Pendidikan
jasmani dapat didefinisikan sebagai suatu proses pendidikan yang ditujukan untuk
mencapai tujuan pendidikan melalui gerak fisik”. Selain belajar dan mendidik
melalui gerak untuk mencapai tujuan pengajaran, dalam pendidikan jasmani.
dalam aspek jasmani dan rohaninya. Melalui proses belajar tersebut pendidikan
jasmani bertujuan mengembangkan potensi anak secara seimbang. Perkembangan
tersebut harus terjadi secara utuh dan menyeluruh, sebab yang diharapkan dari
proses belajar tersebut tidak hanya aspek jasmani yang biasa dikenal dengan
istilah pisikomotorik, akan tetapi juga potensi yang lainnya, yaitu perkembangan
pengetahuan dan penalaran yang bisa disebut dengan istilah kognitif. Selain itu
juga diharapkan dapat mencapai perkembangan sikap serta kepribadian yang
positif.
pendidikan jasmani adalah peroses pendidikan melalui aktivitas jasmani untuk mencapai tujuan pendidikan. Sama halnya dengan mata pelajaran lainnya, melalui proses pengajaran diharapkan terjadi perubahan perilaku pada anak didik kita (Lutan, 1996: 1).
Tujuan dari pendidikan jasmani di lembaga-lembaga pendidikan diantaranya
ialah untuk meningkatkan kemampuan siswa melalui aktivitas jasmani yang
diaplikasikan melalui cabang-cabang olahraga yang sudah memasyarakat di
lingkungan suatu lembaga pendidikan atau sekolah yang bersangkutan. Oleh
karena tuntutan masyarakat tersebut timbul persoalan mendasar yaitu bagaimana
cara meningkatkan kemampuan siswa dalam penguasaan keterampilan cabang
olahraga, sehingga alokasi waktu yang tersedia dan sarana pada satu sekolah dapat
diefektifkan penggunaan dan tujuan yang diinginkan dapat tercapai secara
maksimal. Cabang olahraga permainan bola voli merupakan suatu cabang
olahraga yang sangat memasyarakat, oleh karena itu peningkatan keterampilan
bermain bola voli para siswa disuatu sekolah sudah merupakan suatu keharusan
pengertian Bola voli merupakan olahraga yang dimainkan oleh dua tim dalam lapangan dengan dipisahkan oleh sebuah net. Terdapat versi yang berbeda untuk digunakan pada keadaan yang khusus dimana pada akhirnya adalah untuk menyebar luaskan kemahiran bermain kepada setiap orang (PP. PBVSI, 2001:25).
Banyak pengertian lain yang mengungkapkan tentang pengertian bola voli
akan tetapi, maksud dari semua pengertian tersebut sama. Terdapat pengertian lain
tentang bola voli yang dikemukakan oleh Yunus (1992:1) “adalah memasukan bola ke daerah lawan melewati suatu rintangan berupa tali atau net dan berusaha
memenangkan permainan dengan mematikan bola ke daerah lawan”.
Permainan bola voli merupakan cabang olahraga beregu yang melibatkan
banyak orang yang sudah menguasai teknik permainan bola voli, baik individu
maupun beregu. Teknik dasar bemain bola voli yang harus dikuasai yaitu servis,
passing, spike dan blok.
Teknik dasar permainan bola voli menurut Ma’mun dan Subroto (2001:51) adalah sebagai berikut :
1. servis fungsinya untuk mengawali permainan.
2. passing fungsinya untuk menerima / memainkan bola yang datang dari daerah lawan atau teman seregu.
3. umpan fungsinya untuk menyajikan bola ke teman seregu dengan keinginannya sehingga teman seregu tersebut dapat melakukan serangan ke daerah lawan sehingga bola yang akan disebrangkan ke daerah lawan tersebut dapat mematikan minimal menyulitkan lawan dalam memainkan bola dengan sempurna.
4. bendungan atau blok fungsinya untuk menghadang serangan lawan dari dekat jaring sekaligus sebagai serangan baik ke pihak lawan.
Karakteristik bola hasil spike adalah menukik, tajam dan cepat. Arti kata
dalam permainan bola voli. Teknik inilah yang menjadi andalan dalam permainan
bola voli. Menurut Ma’mun dan Subroto (1994:52) “Spike merupakan salah satu
bentuk serangan dalam permainan bola voli”. Adapun bentuk serangan yang lainnya dapat berupa servis, bola sontekan, atau tipuan, dan bendungan yang aktif.
Konsep dasarnya terbagi ke dalam empat tahapan yaitu: awalan, tolakan,
melompat, gerakan memukul, dan mendarat.
Teknik melakukan awalan dimulai dengan pengaturan jarak awalan.
Dianjurkan 3-5 langkah dengan menggunakan sikap penjagaan pertengahan.
Melangkah atau berlari ke arah bola dengan irama langkah yang teratur dan sesuai
dengan umpan bola. Bersamaan dengan langkah ketiga (langkah terakhir) kedua
lengan bergerak ke depan dengan cepat dan siku lurus, kemudian berayun ke
belakang untuk mengambil momentum. Langkah terakhir menentukan posisi
menolak, yaitu sejangkauan tangan.
Posisi tolakan untuk melakukan lompatan sangat mempengaruhi kualitas
lompatan. Oleh karena itu selain menempatkannya sejangkauan tangan terhadap
bola, juga jarak kedua kaki dianjurkan kira-kira 10-30 cm. Dan jarak kedua kaki
kira-kira 5-15 cm, kaki mana yang di depan disesuaikan dengan arah dasar spike
yang dikehendaki. Pada saat melayang tangan ditarik seluas-luasnya ke belakang
kepala, tangan lainnya menjaga keseimbangan dan pandangan selalu ke bola, serta
sikap tubuh melenting seperti busur.
Berdasarkan data awal yang diperoleh oleh peneliti pada siswa kelas IV di
siswa, 13 siswa laki-laki dan 11 siswi perempuan, maka peneliti mendapatkan
data awal dari hasil observasi sebagai berikut:
Tabel 1.1
Data Awal Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Ungkal terhadap Gerak Dasar Tolakan Spike
No Nama Siswa L/P
Aspek Yang dinilai
Skor Nilai Ket
Awalan Tolakan Sikap Badan
diudara Mendarat
(jumlah skor yang diperoleh) X 100 = Nilai Akhir 12
Berdasarkan pemaparan data diatas yang dilakukan oleh penulis di lapangan
kelas IV SDN Ungkal Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang sangat
rendah, adapun dari 24 siswa cuma 30% yang tuntas, sedangkan 70% siswa tidak
tuntas. Dari 24 siswa yang mampu melakukan teknik dasar melompat dengan baik
hanya 7 orang, selebihnya 17 orang tidak mampu melakukan teknik dasar
melompat dengan baik. Dengan demikian keterampilan teknik dasar melompat
merupakan suatu masalah yang terjadi di SDN Ungkal Kecamatan Conggeang
Kabupaten Sumedang.
Untuk mengatasi masalah tersebut, maka penulis melakukan modifikasi
supaya siswa mampu melakukan gerak dasar tolakan spike dengan baik, yaitu
dengan cara loncat ban mobil, dipersiapkan beserta dudukan dari kayu persegi
panjang. Yang pertama posisi ban mobil tersebut ditidurkan, untuk yang ke dua
posisi ban tersebut diberdirikan yaitu dengan dudukan kayu persegi panjang,
namun jaraknya agak jauh dari ban satu ke ban yang ke dua. untuk yang ke tiga
posisi ban tersebut diberdirikan yaitu dengan dudukan kayu persegi panjang,
namun jaraknya dekat dari ban satu ke ban yang ke dua. Mereka akan terangsang
mencoba melakukan loncatan, pembelajaran itu seolah-olah mengajak siswa untuk
mencobanya, sehingga ada perubahan hasil belajar siswa dalam melakukan
loncatan.
Berdasarkan uraian di atas penulis merasa tertarik untuk mengembangkan
lebih lanjut dalam bentuk penelitian dengan judul : “Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Tolakan Spike Melalui Loncat Ban Mobil di Kelas IV SDN Ungkal
B. Rumusan Dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, tentang permasalahan yang muncul pada Kelas
IV SDN Ungkal Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang, maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut :
a. Bagaimana perencanaan pembelajaran dapat meningkatkan gerakan
tolakan spike melalui loncat ban mobil di kelas IV SDN Ungkal.
b. Bagaimana kinerja guru pada proses pelaksanaan pembelajaraan
tolakan spike dengan melakukan loncat ban mobil dengan tingkat
kesulitannya bertahap pada siswa kelas IV SDN Ungkal Kecamatan
Conggeang Kabupaten Sumedang.
c. Bagaimana aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran tolakan
spike dengan menggunakan loncat ban mobil secara bertahap tingkat
kesulitannya.
d. Bagaimana peningkatan tolakan spike dalam bola voli melalui loncat
ban mobil.
2. Pemecahan Masalah
Berdasarkan pada pemecahan masalah yang muncul, maka penulis maka
penulis mengajukan pemecahan masalah sebagai berikut :
Pada tahap awal semua siswa kelas IV diberi informasi tentang teknik
tolakan spike. Kemudian mereka dites untuk melakukan tolakan spike untuk
mengetahui kemampuan awal secara umum. Pada siklus I setiap siswa
ditidurkan dengan jarak 2 meter. Pada siklus II setiap siswa melakukan gerak
loncat melewati ban mobil, dengan posisi ban mobil diberdirikan dengan
menggunakan dudukan kayu diberi jarak 2 meter dari ban satu ke ban yang ke
dua. Kemudian pada siklus ke III setiap siswa melakukan gerak loncat
melewati ban mobil dengan posisi ban mobil diberdirikan dengan
menggunakan dudukan kayu diberi jarak 1 meter dari ban satu ke ban yang ke
dua.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini yaitu meningkatkan proses hasil pembelajaran
Pendidikan Jasmani di SD khususnya tentang gerak dasar tolakan spike pada
siswa kelas IV SDN Ungkal Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang.
Adapun tujuan khusus adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan pembelajaran meningkatkan
gerakan tolakan spike melalui loncat ban mobil di kelas IV SDN Ungkal.
2. Untuk mengetahui kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran gerak
dasar tolakan spike dengan menggunakan ban mobil, yaitu dengan cara
loncat secara bertahap berserta dengan tingkat kesulitannya.
3. Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran
gerak dasar tolakan spike dengan menggunakan ban mobil, yaitu dengan
cara loncat secara bertahap berserta dengan tingkat kesulitannya.
4. Untuk mengetahui peningkatkan gerak dasar tolakan spike dalam bola
D. Manfaat Penelitian
Dengan diadakan penelitian tindakan kelas (PTK) ini diharapkan dapat
memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat bagi siswa
Diharapkan dapat memotivasi minat siswa agar lebih aktif belajar
sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan mudah.
2. Manfaat bagi guru
Meningkatkan dan memperbaiki proses pembelajaran gerak dasar
tolakan spike dalam bola voli dengan menciptakan berbagai model
pembelajaran yang dikemas dalam bentuk permainan.
3. Manfaat bagi sekolah
Model pembelajaran yang dimodifikasi dapat memberikan kontribusi
dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan kuailitas pembelajaran di
sekolah dasar.
4. Manfaat bagi lembaga
- Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam
rangka menunjang kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).
- Sebagai masukan dalam rangka efektivitas dan efisiensi pembinaan,
pengelolaan sumber belajar dalam pelaksanaan pendidikan.
5. Manfaat bagi peneliti
Hasil penelitian tindakan kelas ini sebagai masukan dan bahan acuan
tenaga pendidik yang memiliki kompetensi tinggi sebagai produk binaan
PGSD Sumedang.
E. Batasan Istilah
Untuk mempermudah serta menghindari salah penafsiran terhadap istilah
yang dipergunakan dalam penelitian ini, maka penulis perlu memberikan definisi
dalam judul penelitian sebagai berikut :
Upaya adalah ikhtiar untuk mencapai suatu maksud atau memecahkan persoalan mencari jalan keluar (Lukman. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua,
1991:1109).
Meningkatkan adalah suatu proses atau usaha untuk menaikan, mempertinggi dan memperhebat (Lukman. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua,
1991:1060).
Gerak adalah peralihan tempat atau kedudukan, baik hanya sekali mupun berkali-kali, tiap-tiap, menaikan, mempertinggi, memperhebat (Lukman. Kamus
Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, 1991:311).
Dasar adalah merupakan permulaan dari persoalan besar yang lebih (Lukman. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, 1991:211).
Tolakan adalah perpindahan gerak dari kecepatan horizontal kearah vertikal, yang harus dapat dilakukan dengan cepat tepat dan kuat agar dapat
mengangkat seluruh tubuh keatas (Syarifuddin. Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan, 1992:77)
melakukan smash ini diperlukan raihan yang tinggi dan kemampuan
meloncat yang tinggi (Yunus. Olahraga Pilihan Bola Voli, 1992:108).
Bola voli adalah olahraga yang dimainkan oleh dua tim dalam lapangan dengan dipisahkan oleh sebuah net. Terdapat versi yang berbeda untuk digunakan
pada keadaan yang khusus dimana pada akhirnya adalah untuk menyebar
luaskan kemahiran bermain kepada setiap orang (PP. PBVSI, 2001:25).
Loncat adalah suatu gerakan dengan melakukan lompat dengan dua kaki (Lukman. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, 1991:601).
Ban Mobil adalah lingkaran dari karet yang dipasang melingkar pada roda (Lukman. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, 1991:86). Adapun
ban yang digunakan dalam penelitian ini adalah ban bekas mobil dengan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian tindakan kelas dilaksanakan di SD Negeri Ungkal
Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang. Penentuan lokasi ini
diharapkan memberikan kemudahan, khususnya menyangkut pengenalan
lingkungan yang berhubungan dengan anak didik sebagai subyek penelitian.
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilaksanakan oleh tim peneliti yang
melibatkan kepala sekolah, guru penjas sebagai mitra peneliti dan kedudukan
peneliti sebagai praktisi atau pengajar juga observer. Dari tim peneliti di atas
diharapkan bisa memberikan pemecahan masalah. Dalam kegiatan penelitian
ini mulai dari perencanaan, tindakan, observasi serta refleksi.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan Selasa mulai pukul 07.00 WIB sampai dengan 09.30
WIB, kegiatan dipusatkan di sekolah. Penelitian ini berlangsung selama empat
bulan yang dimulai pada bulan Februari 2011 sampai dengan bulan Mei 2011.
Penelitian dimulai dengan observasi awal sampai berakhirnya tindakan
sehingga diperoleh hasil dari penelitian tersebut.
Tabel 2.3
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Ungkal Kecamatan Conggeang,
Kabupaten Sumedang pada kelas IV dengan jumlah siswa 24 orang, terdiri dari 13
orang siswa laki-laki dan 11 orang siswa perempuan. Secara umum bila ditinjau
dari sosial, budaya dan ekonomi masyarakat peserta didik masih tergolong kurang
SDN Ungkal, walaupun hal tersebut bukan salah satu faktor yang menentukan
kualitas pendidikan masih banyak faktor lainnya seperti sarana prasarana, sumber
daya manusia dan pelaksanaan kurikulum.
C. Metode Dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas (Classroom Action Research). Menurut Mc Taggart dalam
Dikdasmen (2001:3) “Penelitian tindakan kelas itu biasanya dilakukan oleh
guru di kelas atau sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada
penyempurnaan atau peningkatan proses dan praksis pembelajaran”.
Karena berawal dari praktek pembelajaran, peneliti menemukan
permasalahan sehingga dibutuhkan suatu penelitian yang mampu memperbaiki
pilihan yang tepat sebab PTK adalah sebuah penelitian yang berangkat dari
persoalan praktek pembelajaran yang dihadapi oleh guru ditandai dengan
adanya upaya melakukan tindakan untuk memperbaiki pembelajaran baik
dalam proses maupun dalam hasil pembelajaran. Atas dasar tersebut peneliti
ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas
menuntut sejumlah informasi dan tindak lanjut yang terjadi di lapangan untuk
segera dikaji dan ditindaklanjuti secara reflektif, partisifatif, dan kolaboratif.
Untuk itu perlu keseriusan peneliti dan orang terlibat (misalnya guru) selama
proses penelitian. Makna yang terkandung dari penelitian tindakan kelas ini
adalah suatu bentuk penilaian yang reflektif dengan melakukan
dikelas atau dilapangan kearah yang lebih baik dan professional.
Permasalahan dalam penelitian ini bertujuan bagaimana mengatasi kesulitan
anak dalam belajar tolakan spike melalui loncat ban mobil, sehingga kasulitan
anak dapat dipecahkan. Berbekal dari keinginan memperbaiki dan
meningkatkan kualitas pembelajaran penjas pada pokok bahasan tolakan
spike, penulis mempersiapkan diri tentang apa itu penelitian tindakan kelas.
Pendapat tentang pengertian PTK diungkapkan oleh Hopkins dalam
Wiraatmadja (2005: 11) yang menyatakan bahwa :
penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantive, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inquiri, atau suatu usaha untuk memahami apa yang sedang terjadi sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.
Adapun pendapat lain tentang pengertian penelitian tindakan kelas
diungkapkan oleh Arikunto (2008: 3) adalah sebagai berikut :
a. penelitian adalah suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
b. tindakan adalah menunjukan pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.
c. kelas adalah sekelompok siswa, yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.
Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata diatas, dapat
terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan
dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.
Manfaat yang dapat diperoleh dari PTK ini adalah perbaikan praktis yang
meliputi penanggulangan berbagai permasalahan yang dialami siswa yang
diajar oleh guru sebagai pelaku PTK misalnya pada kesalahan-kesalahn
konsep dalam mata pelajaran baru.
2. Desain Penelitian
Pada dasarnya desain penelitian ini menggunakan metode yang bersifat
kualitatif deskriptif artinya bahwa penulisan penelitian mendeskripsikan
gejala, peristiwa kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Proses yang
berlangsung dalam prosedur kualitatif memakai metode induktif,
memunculkan desain, kategori yang dipakai sebagai kiteria diidentifikasi
selama proses berlangsung. Bahasa yang digunakan informal, berkembang ke
arah kesimpulan dan keputusan. Sehingga data yang dikumpulkan berupa
kata-kata, gambaran, dan bukan angka-angka. Menurut Kemmis dan Tagaart
dalam Wiriaatmadja, (2005:66) bahwa :
Desain penelitian tindakan ini dilakukan dalam beberapa siklus yang ada
kegiatan refleksinya disesuaikan dengan kenyataan yang terjadi dilapangan.
Untuk lebih jelasnya desain penelitian tindakan digambarkan sebagai berikut :
Gambar Tahapan Siklus
Alur Pelaksanaan Tahapan Siklus PTK Kemmis dan Mc. Taggart (Kasbolah 1999:70)
D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian akan dilaksanakan dengan penelitian tindakan kelas
berbentuk siklus. Tahapan penelitian terbagi menjadi beberapa siklus, setiap siklus
terdiri dari tiga pertemuan. Tiap siklus dilaksanakan dengan perubahan yang ingin
dicapai. Untuk melihat kemampuan awal dalam tolakan spike, siswa diberikan tes
tanpa petunjuk teknis dari guru, hal tersebut sebagai bahan evaluasi. Observasi
awal dilakukan untuk mengetahui tindakan yang tepat yang akan diberikan dalam
rangka meningkatkan kemampuan maksimal siswa dalam tolakan spike.
Dari evaluasi dan observasi awal, maka dalam refleksi ditetapkan bahwa
tindakan yang dipergunakan untuk meningkatkan kemampuan maksimal tolakan
spike yaitu merlalui loncat ban mobil. Dari refkleksi awal yang digunakan sebagai
tolak ukur, maka dilaksanakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) sebagai berikut :
1. Perencanaan Tindakan
Setelah mengadakan kerjasama dengan pihak sekolah dan meminta
persetujuan dari Kepala Sekolah dan rekan-rekan guru kemudian melakukan
obsevasi langsung terhadap pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani
tentang permainan bola voli pada siswa kelas IV SDN Ungkal, untuk
mendapatkan data awal sebagai masalah penelitian, ditemukan permasalahan
bahwa sebagian besar siswa merasa kurang mampu melakukan gerak dasar
tolakan spike dalam bola voli, karena guru kurang menerapkan strategi
pembelajaran yang sesuai, metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru
Untuk menyelesaikan permasalahan ini dimulai dari menganalisis
kurikulum Pendidikan Jasmani SD tentang permainan bola voli kemudian
hasil analisis tersebut dituangkan dalam bentuk RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran) dengan menggunakan media pembelajaran yang dimodifikasi
yaitu loncat ban mobil.
Adapun kegiatan perencanaan tersebut diantaranya :
a. Siklus I, memperbaiki permasalahan yang ditemukan dengan
menerapkan alat media pembelajaran yang dimodifikasi yaitu
melalui loncat ban mobil.
b. Siklus II, memperbaiki permasalahan yang muncul dan ditemukan
pada proses perbaikan pembelajaran Siklus I yang telah
dilaksanakan, sehingga permasalahan yang ditemukan diperbaiki
pada Siklus II.
c. Siklus III, memperbaiki permasalahan yang muncul dan ditemukan
pada proses perbaikan pembelajaran yang ditemukan pada perbaikan
pembelajaran Siklus II, dengan maksud agar permasalahan yang
ditemukan pada perbaikan pembelajaran Siklus II dapat diperbaiki,
sehingga semua permasalahan yang timbul pada proses pembelajaran
dapat diperbaiki sampai dengan pencapaian hasil yang sesuai target.
d. Menyiapkan instrumen observasi Setiap siklus terdiri dari tahap
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi pelaksanaan
2. Pelaksanaan Tindakan
Dalam pelaksanaan tindakan ini kegiatan yang dilaksanakan yaitu
tahapan-tahapan yang sudah direncanakan antara lain :
a. Kegiatan awal
1) Mempersiapkan sarana dan prasarana pendukung yang diperlukan
dalam pembelajaran gerak dasar tolakan spike dalam permainan
bola voli.
2) Mengkondisikan siswa
3) Guru memimpin pemanasan meliputi joging dan senam
peregangan.
b. Kegiatan inti
1) Siswa menyimak penjelasan dari guru tentang teknik gerak dasar
tolakan spike dalam permainan bola voli.
2) Siswa memperhatikan demonstrasi teknik gerak dasar tolakan
spike melalui loncat ban mobil.
3) Siswa dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok laki-laki dan
kelompok perempuan.
4) Setiap kelompok melakukan gerakan gerak dasar tolakan spike
secara bergantian dengan melewati rintangan loncat ban sepeda,
posisi ban lurus sejajar dengan lantai, jarak ban 1 ke ban yang
lainnya 2 meter (kelompok laki-laki melakukan, dan kelompok
perempuan mengamati, dilakukan secara bergantian).
c). Kegiatan akhir
1) Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran.
2) Melakukan koreksi.
3. Tahap Observasi
Pada kenyataannya tahap observasi tindakan dilakukan bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan observasi, merupakan semua kegiatan untuk mengenal,
merekam dan mendemonstrasikan setiap hal dari proses dan hasil yang dicapai
dari tindakan yan direncanakan. Observasi dilakukan untuk mengetahui sejauh
mana keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Melalui tahap observasi semua
data dikumpulkan dengan membuat catatan lapangan yang lengkap mengenai
hal yang terjadi dalam proses pembelajaran.
Untuk mempermudah pelaksanaan observasi, peneliti dibantu oleh
observer (guru penjas). Objek yang diamati adalah seluruh aktivitas siswa
selama pembelajaran dilaksanakan, baik berupa perubahan yang bersifat
individu maupun secara klasikal. Bentuk-bentuk observasi yang dapat
dilakukan adalah:
a. Observasi peer (pengamatan sejawat)
Obsevasi peer adalah observasi terhadap pengajaran seseorang oleh
orang lain (biasanya sesame guru atau teman sejawat). Dalam
observasi ini seorang guru bertindak sebagai pengamat untuk guru
b. Observasi terstruktur.
Pelaksanaan observasi terstruktur dilakukan peneliti dengan cara
bertanya kepada siswa. Peneliti sebagai guru mengajukan beberapa
pertanyaan kepada siswa kemudian siswa menjawabnya (Dikdasmen,
2000:37-38).
4. Tahap Refleksi
Dalam tahap refleksi merupakan kegiatan yang sangat penting untuk
melakukan menganalisis, menginterprestasi dan eksplorasi terhadap semua
informasi yang diperoleh dari hasil observasi terhadap perencanaan dan
perencanaan siklus yang telah dilakukan, sebagai acuan untuk perecanaan dan
pelaksanaan tindakan siklus selanjutnya.
Tahap refleksi berfungsi untuk mengetahui langkah-langkah
pembelajaran mana yang kurang atau yang belum muncul dan indikator mana
yang belum tercapai ketika pembelajaran tolakan spike melalui loncat ban
mobil. Dengan demikian, penulis dapat menentukan tindakan selanjutnya
untuk memperbaiki sebelumnya yang dikatakan belum sempurna.
E. Instrumen Penelitian 1. Observasi
Dilakukan untuk mengukur perencanaan tindakan dalam hal ini
merencanakan pembelajaran gerak dasar tolakan spike dalam permainan bola
voli menggunakan media ban mobil. Mengukur kinerja guru dalam
pelaksanaan pembelajaran. Mengukur aktivitas atau kegiatan siswa selama
menyatakan bahwa, “Though observation, the research to those behaviour”.
Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku
tersebut.
2. Wawancara
Wawancara yaitu peneliti dibantu observer melakukan wawancara kepada
siswa yang diteliti untuk memperoleh keseluruhan informasi yang diperlukan
untuk mencari solusi atas permasalahan penelitian yang telah diajukan
3. Tes
Tes digunakan untuk mengukur dan mengetahui kemampuan serta
pemahaman siswa setelah model meningkatkan gerak dasar tolakan spike
melalui loncat ban mobil dengan menggunakan ban mobil pada permainan
bola voli dilaksanakan adalah tes perbuatan, alat tes yang digunakan adalah
ban mobil.
F. Teknik Pengolahan Dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data
Data penelitian yang dikaji, yaitu data pelaksanaan tindakan dan data hasil
belajar siswa.
Pertama, data pelaksaan tindakan berupa deskripsi pelaksanaan proses
pembelajaran tentang tolakan spike pada permainan bola voli dengan
menerapkan keterampialan proses. Data pelaksanaan tindakan diperlukan
untuk memonitor tahap-tahap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan
observasi, wawancara dan cacatan lapangan yang instrumennya berbentuk
Kedua, data hasil belajar siswa berupa hasil penilaian pembelajaran yang
dilakukan oleh guru. Data hasil tindakan ini diperlukan untuk mengetahui
sejauh mana efektivitas penerapan keterampilan proses dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam memahami tolakan spike pada permainan bola voli
dengan menggunakan tes hasil belajar yang instrumennya berbentuk tes
kelompok dan tes individu.
Teknik pengolahan data untuk data pelaksanaan yaitu dengan
menggunakan model kualitatif yang menghasilkan data deskriptif dan
kuantitatif.
a. Kualitatif
Bentuk dari teknik penelitian kualitatif, yaitu data pelaksanaan tindakan
belajar melalui tahap-tahap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan
observasi kinerja guru dan aktivitas siswa, wawancara terhadap guru dan
siswa. Catatan lapangan yang instrumennya berbentuk pedoman observasi,
pedoman wawancara dan catatan lapangan.
Data hasil wawancara berbentuk jawaban percakapan antara observer
dengan guru dan siswa untuk mengetahui kesan dan tanggapan terhadap
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Catatan lapangan diolah dengan cara
dianalisis, kemudian dideskripsikan berupa uraian/pembahasan sehingga
diperoleh informasi yang mantap tentang dampak perlakuan yang dibuat.
Mencatat hasil temuan atau kejadiaan penting selama proses pembelajaran
berlangsung. Dalam kegiatan ini, hasil temuan peneliti dan observer
dicatat dan didiskusikan dalam catatan lapangan ini adalah tentang
pemahaman siswa terhdap konsep yang disampaikan, keterlibatan siswa
selama proses pembelajaran berlangsung,dan tentang evaluasi. Sedangkan data
hasil observasi terhadap kinerja guru dan aktivitas siswa diolah dengan teknik
persentase (%) terhadap indikator yang dilaksanakan, kemudian
diinterpretasikan dan dideskripsikan.
b. Kuantitatif
Teknik pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui data hasil
belajar yang diperoleh siswa. Adapun data hasil belajar siswa diperoleh dari
instrument pembelajaran berupa perangkat soal. Perangkat soal berbentuk tes
tertulis individu terdiri dari 5 soal yang disesuaikan dengan jumlah indikator
yang akan ditempuh masing-masing soal mempunyai skor tertinggi yaitu 10
dan terendah 0, dengan skor ideal yaitu 100. untuk mengetahui batas
kelulusan, maka dibuat passing grade berdasarkan skor ideal yaitu 54 dan
untuk mengetahui persentase kelulusan, maka dibuat format penilaian yang
didalamnya terdapat hasil kelulusan siswa dalam melaksanakan evaluasi.
Tujuannya untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Teknik
pengolahan data secara lengkap dengan menentukan batas kelulusan sesuai
yang dikemukan oleh (Rakhmat, 1999:175) “adalah dengan rumus mean +
0,25 Simpang Baku (SB)”. Dari jumlah soal diketahui Skor Ideal (SI) adalah
100 dan untuk mean (M) mempunyai rumus
½
x skor ideal, jadi½
x 100 =16,67
.
Maka batas lulus (passing Grade) berdasarkan rumusannya adalah 50+(0,25 x16,67), yaitu menghasilkan batas kelulusan setelah dibulatkan 45. Ini
artinya apabila ada siswa yang mendapat nilai dibawah 54 maka dinyatakan
tidak lulus, begitupun sebaliknya apabila ada siswa mendapat nilai diatas 54
maka dinyatakan lulus.
2. Analisis Data
Analisis data Penelitian Tindakan Kelas dilakukan secara terus menerus
selama penelitian berlangsung. Menurut Patton dalam Moleong (2002:108)
“Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan
kedalam suatu pola, katagori dan satuan uraian dasar”.
Analisis data dilakukan melalui tiga tahap yaitu reduksi data, paparan data
dan penyimpulan. Reduksi data adalah proses penyederhanaan yang dilakukan
melalui seleksi, pemfokuskan dan pengabstraksian dan mentah menjadi
informasi yang bermakana. Paparan data adalah proses penampilan data secara
lebih sederhana dalam bentuk paparan naratif, repsentatif grafik dan
sebagainya. Sedangkan penyimpulan adalah proses pengambilan adalah proses
pengambilan intisari dari sajian data yang telah diorganisasikan dalam bentuk
penyetaraan kalimat atau formula yang singkat dan padat tetapi mengandung
arti luas. Analisis menurut Nasution dalam Sugiyono (2005:88) menyatakan
bahwa :
metode yang dirasakan cocok dengan sifat penelitiannya. Bahan yang sama bisa diklasifikasikan lain oleh peneliti yang berbeda.
Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan
tes yang dilakukan terhadap siswa kelas IV SDN Ungkal Kecamatan
Conggeang Kabupaten Sumedang. Sumber data dalam penelitian ini adalah
siswa kelas IV SDN Ungkal Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang
dan guru penjas serta kepala sekolah dan guru-guru yang mengajar di kelas
IV SDN Ungkal Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang.
Data yang diperoleh dalam penelitian kemudian dianalisis dengan
menggunakan analisis data kualitatif. Bogdan dkk dalam Moleong (2005:248),
menyatakan bahwa :
analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensikannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Analisis data kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang
menunjukan proses interaksi yang terjasi selama pembelajaran yaitu respon
siswa terhadap penerapan keterampilan proses dalam materi tentang tolakan
spike dalam permainan bola voli. Sedangkan analisis kuantitatif untuk
mengetahui kemajuan siswa dalam pembelajaran.
Setelah data dianalisis, peneliti melanjutkan dengan proses pengolahan
data yang diperoleh dari format observasi, format wawancara, hasil praktek
penelitian terkumpul, kemudian data tersebut dideskripsikan. Sedangkan data
kuantitatif diperoleh dari hasil lembar kerja siswa secara berkelompok dan
perangkat soal yang dikerjakan secra individu. Data tersebut kemudian
dihitung persentase dan nilai rata-ratanya. Hasl tes siswa secra berkelompok
dan individu dituliskan dalam bentuk tabel, sehingga nilai yang diperoleh
siswa terlihat dengan jelas.
Dalam penelitian ini pengecekan keabsahan data menggunakan ketekunan
pengamat. Data yang terjaring lewat observasi dicek ulang bersama guru dan
siswa, disebut triangulasi dan dilakukan setelah selesai pembelajaran. Hal ini
selaras dengan pernyataan Moleong (2005:175), yang menyatakan :
“Pengecekan data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan
menggunakan beberapa teknik, misalnya ketekunan pengamatan perpanjangan
keikutsertaan, triangulasi dan pengecekan teman sejawat”.
G. Validasi Data
Kosep validasi dalam aplikasinya untuk Penelitian Tindakan Kelas
mengacu kepada kredibilitas dan derajat kepercayaan dari hasil penelitian. Hal ini
diakui oleh Borg dkk dalam Moleong (2005:25) yang berpendapat bahwa :
Keabsahan data penelitian dapat dilihat dari kemampuan menilai data dari
aspek validitas data penelitian. Yang dilakukan pada kegiatan akhir dengan
mengadakan pemeriksaaan validasi data dalam penelitian ini, yaitu dengan teknik
triangulasi, member chek, audit trial dan expert opinion (Wiriaatmadja:
2008:168) adalah sebagai berikut:
1. Member chek, yakni dengan memeriksa kembali keterangan-keterangan atau
informasi data yang diperoleh peneliti dengan cara membandingkan hasil yang
diperoleh kepada guru dan siswa melalui diskusi balikan pada setiap akhir
tindakan. Bersama guru pendidikan jasmani dan siswa, dilakukan diskusi
untuk membahas data yang diperoleh selama pelaksanaan tindakan. Di dalam
penelitian ini peneliti sebagai pengajar dan guru pendidikan jasmani sebagai
observer.
2. Triangulasi, dilakukan dengan mengcek keabsahan data dengan sumber lain.
Tujuanya untuk memperoleh derajat kepercayaan data maksimal. Kegiatan
triangulasi dalam penelitian ini dilakukan melalui mitra peneliti yaitu kepala
sekolah, guru dan siswa. Serta memeriksa kebenaran data yang diperoleh
peneliti dengan cara membandingkan hasil yang diperoleh peneliti secara
kolaboratif.
3. Audit Trial, memeriksa hasil penelitian beserta prosedur dan metode
pengumpulan datanya dengan mengkonfirmasikan bukti-bukti temuan yang
telah diperiksa dalam tahap checklist dengan sumber-sumber data. Hal ini
dilakukan oleh penulis dengan mendiskusikan kebenaran data beserta prosedur
4. Expert opinion, yaitu pendapat para ahli terhadap kesahihan temuan-temuan
yang diperoleh dalam penelitian ini. Dalam hal ini penulis mengkonsultasikan
temuan penelitian kepada pembimbing untuk memperoleh tanggapan dan
arahan serta masukan sehingga validasi temuan penelitian dapat
dipertanggungjawabkan. Interpretasi data dilakukan berdasarkan teori dan
aturan normatif untuk memperoleh gambaran terhadap pelaksanaan
pembelajaran tolakan spike dalam bola voli melalui loncat ban mobil.
Interpretasi data tersebut meliputi keseluruhan hasil penelitian yang dilakukan
pada setiap akhir siklus sehingga dapat diperoleh generalisasi tentang
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan penelitian yang telah dilakukan mengenai peningkatan
pembelajaran gerak dasar tolakan spike melalui loncat ban mobil pada siswa kelas IV
SDN Ungkal Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang peneliti menarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Perencanaan pembelajaran setiap siklus yang dilaksanakan berdasarkan
analisis dan refleksi terhadap kegiatan sebelumnya, dan target yang belum
tercapai dapat diperbaiki sampai mencapai target yang di inginkan. Kegiatan
siklus I kinerja guru dalam perencanaan diperoleh persesentase indikator
perencanaan telah mencapai 92% den termasuk kriteria baik (B), tetapi dalam
kinerja guru tahap perencanaan, target yang ingin dicapai adalah 100%. Oleh
karena itu diperlukan adanya perbaikan pada siklus selanjutnya. Pada siklus
II, target perbaikan telah tercapai, dan dipertahankan pada siklus III. Dalam
kegiatan perencanaan, adalah mengembangkan dan mengorganisasikan
materi, media, dan metode pembelajaran. Dalam pembelajaran servis bawah
bola voli dengan latihan berpasangan. Setelah ditetapkan media yang akan
digunakan dalam pembelajaran, maka disusun skenario pembelajaran, rencana
mengenai prosedur, jenis dan menyiapkan alat penilaian. Kemudian
siswa, pedoman wawancara untuk guru dan siswa serta catatan lapangan.
Pedoman observasi tersebut digunakan untuk mengumpulkan data hasil
observasi. Langkah pertama yang dilakukan pada siklus pertama adalah
merumuskan tujuan pembelajaran, memilih dan mengorganisasikan materi
ajar, sumber belajar, media, membuat skenario pembelajaran, serta penilaian
hasil belajar, kemudian menetapkan masalah yang menjadi fokus perbaikan
pada perencanaan, pelaksanaan dan hasil belajar siswa melalui latihan loncat
ban mobil. Pemilihan latihan loncat ban mobil ini adalah untuk memperbaiki
tolakan spike dalam bola voli pada siswa kelas IV SDN Ungkal.
2. Pada kinerja guru peningkatan setiap aspek mulai dai siklus I,II dan III. Untuk
kinerja guru pada kegiatan awal terlihat dengan jelas pada grafik pada siklus I
50% meningkatkan pada siklus II menjadi 90% dan pada siklus III 100%.
Untuk kegiatan inti siklus I 40%, siklus II 60%, dan pada siklus III 90%
Untuk kegiatan akhir siklus I 40%, siklus II 60% dan pada siklus III 100%.
Peningkatan ini memang diupayakan oleh peneliti sebagai upaya untuk
meningkatkan aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa yang menjadi
tujuan utama penelitian ini.
3. Pada aktivitas siswa untuk siklus I kategori B mencapai 75% sedangkan
kategori K mencapai 25%, pada siklus II kemampuan meningkat untuk
kategori B mencapai 88% sedangkan untuk kategori K mencapai 12%, untuk
siklus III kemampuan lebih meningkat dibandingkan siklus sebelumnya,
Peningkatan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar sangat berkaitan
dengan peningkatan kinerja guru. Guru sebagai fasilitator dalam proses
belajar mengajar memang berperan penting dalam menciptakan suasana
belajar yang kondusif, sehingga para siswa dapat meningkatkan suasana
proses belajar yang maksimal
4. Hasil pembelajaran tolakan spike melalui loncat ban mobil dengan
mengunakan ban mobil pada siswa kelas IV SDN Ungkal Kecamatan
Conggeang Kabupaten Sumedang. Hal ini terlihat pada data awal yang
didapatkan pada saat pembelajaran berlangsung hanya 7 siswa (33%). Setelah
dilakukannya tindakan di siklus I diketahui 10 siswa (42%) siswa telah tuntas
,kemudian setelah tindakan di siklus II persentase jumlah siswa yang tuntas
meningkatkan menjadi 12 siswa (50%), dan di akhir tindakan pada siklus III
diketahui 21 siswa (87%) tuntas atas batas minimal 70%. Dengan
memperhatikan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa penerapan loncat ban
mobil menggunakan media ban mobil telah mampu meningkatkan siswa kelas
IV SDN Ungkal terhadap pembelajaran tolak spike.
B. Saran
Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh penulis selama peneliti ini diajukan
saran-saran sebagai berikut :
1. Bagi Siswa
Diharapkan para guru pendidikan jasmani memcoba berbagai macam teknik
metodelogi pembelajaran pendidikan jasmani menjadi berkembang.
Disamping itu juga dapat memotivasi minat siswa agar lebih aktif belajar
sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan mudah.
2. Bagi Guru
Diharapkan dapat meningkatkan dan memperbaiki proses pembelajaran
gerak dasar tolakan spike dalam bola voli dengan menciptakan berbagai
model pembelajaran yang dikemas dalam bentuk permainan.
3. Bagi Sekolah
Model pembelajaran yang dimodifikasi dapat memberikan kontribusi dalam
upaya memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah
dasar.
4. Bagi Lembaga
- Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam
rangka menunjang kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).
- Sebagai masukan dalam rangka efektivitas dan efisiensi pembinaan,
pengelolaan sumber belajar dalam pelaksanaan pendidikan.
5. Bagi peneliti
Diharapkan hasil penelitian tindakan kelas ini sebagai masukan dan bahan
acuan dalam rangka perbaikan proses pembelajaran penjas untuk
menghasilkan tenaga pendidik yang memiliki kompetensi tinggi sebagai
Ateng, Abdulkadir. (1992). Asas dan landasan pendidikan jasmani. Jakarta : Depdikbud : dirjin Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kepedidikan.
Agus Mahendra. (2001). Pembelajaran Senam di sekolah dasar. Jakarta : Depdiknas Dirjen Dikdasmen bekerja sama dengan Dirjen Olahraga
Arikunto. (2008: 3). Metode Prnelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya
Bloom. Sujana (1992). Tujuan Pendidikan Jasmani. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Bagian Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Bucher. (1972). Pengertian Pendidikan Jasmani. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Bagian Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Cholik, M. Toho dan Lutan Rusli. (1992). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta : Departemen Pendidian dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Bagian Proyek Pengembangan Guru Sekolah Dasar.
Depdiknas, (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Untuk Sekolah Dasar
Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani. Jakarta : Dikdasmen.
Gafur. (1983). Pembelajaran Olahraga. Jakarta : Departemen Pendidian dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Bagian Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Kasbolah, Kasihani. (1999). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta : Depdikbud
Lukman, Ali. (1991). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta : Balai Pustaka.
Ma’mun, Subroto (2001:51). Pendekatan Taktis, Konsep, Metode dan Implementasinya dalam Pembelajaran Permainan Bola Voli di SLTA.
Mahedra. (2003). Pendidikan jasmani dan Olahraga.
Moleong. (2005). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Depdikbud.
Suprapto. (2004). Permainan Bola Voli. Depdikbud
Sukintaka. (2004). Tujuan Pendidikan Jasmani, Jakarta : Depdikbud
Suherman (1998) Revitalisasi Keterantasan Pengajaran dalam Pendidikan
Jasmani. IKIF. Bandung Press
Supandi. (1992). Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta : Departemen Pendidian dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Bagian Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Syarifuddin. (1992) Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.
Wiraatmamadja, Roschianti. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya