• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam bab ini, menjelaskan tentang kesimpulan yang merupakan inti dari pembahasan penelitian dan saran yang merupakan masukan yang membangun bagi perusahaan secara khusus dan pada pembaca secara umum.

BAB II

PROFIL KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA MEDAN II

2.1Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan II

Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara telah diundangkan oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 5 April 2003 sebagai awal dari Reformasi Manajemen Keuangan Pemerintah. Salah satu hal penting dalam undang-undang tersebut adalah peniadaan fungsi ordonansering pada departemen Keuangan dalam hal ini Kantor Perbendaharaan dan kas negara (KPKN) yang dialihkan kepada kantor /satuan kerja kementerian Negara/Lembaga. Hal tersebut diikuti dengan reorganisasi Kementerian Keuangan, dimana KPKN berubah menjadi Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) sehingga hanya menjalankan fungsi Bendahara Umum Negara.

KPPN sebagai satu unit organisasi pemerintahan pada Kementerian Keuangan mempunyai tanggung jawab yang sama dengan unit organisasi pemerintahan yang lain dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good govermance). Untuk mewujudkan good govermance di seluruh unit kerjanya, Kementerian Keuangan menjalankan program Reformasi Birokrasi. Langkah awal perwujudan Reformasi Birokrasi untuk bidang pekerjaan Perbendaharaan Negara, pada tanggal 30 Juli 2007 Departemen Keuangan membentuk 18 Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) percontohan di 17 Provinsi dan salah satu KPPN Percontohan yang

 

telah dibentuk adalah KPPN Medan II. Melalui konsep KPPN Percontohan inilah tekad melaksanakan layanan cepat, tepat, transparan, dan tanpa biaya dicanangkan. Hingga awal tahun 2009 departemen Keuangan telah membentuk 37 KPPN Percontohan dari 178 KPPN Konvensional.

2.2 Kondisi dan Letak Geografis

Kota Medan adalah ibu kota provinsi Sumatera Utara. Kota ini merupakan kota terbesar di Pulau Sumatera. Kota Medan merupakan pintu gerbang di wilayah Indonesia Bagian Barat dan juga sebagai pintu gerbang bagi para wisatawan untuk menuju objek wisata Brastagi di daerah dataran tinggi Karo, objek wisata Orangutan di Bukit Lawang, dan Danau Toba.

Kota Medan memiliki luas 26.510 hektar (265,10 km²) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Jika dibandingkan dengan kota/kabupaten lainnya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3° 30' – 3° 43' Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan cenderung miring ke Utara dan berada pada ketinggian 2,5 – 3,75 meter di atas permukaan laut. Kota medan mempunyai iklim tropis dengan suhu minimum berkisar antara 23,2ºC - 24,3ºC dan suhu maksimum berkisar antara 30,8ºC - 33,2ºC.

Kedudukan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan II berada tepat di jantung Kota Medan yaitu di Gedung Keuangan Negara I Medan lantai 1 yang

11   

terletak di Jalan Diponegoro No.30A Kota medan Provinsi Sumatera Utara, berseblahan dengan Kantor Gubernur Sumatera Utara.

2.3 Visi dan Misi KPPN Medan II 2.3.1 Visi KPPN Medan II

KPPN Medan II berusaha melaksanakan tugas dan fungsi sebaik-baiknya sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 101/PMK.01/2008 tanggal 11 Juli 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Hal tersebut tergambar pada visi dan misi organisasi yang dicanangkan oleh KPPN Medan II.

“Menjadi Pelaksana Kuasa Bendahara Umum Negara di Daerah yang Profesional, Kredibel, Transparan dan Akuntabel guna mewujudkan pelayanan yang Prima”.

2.3.2 Misi KPPN Medan II

1. Menjadi Pelaksana Kuasa bendahara Umum Negara di daerah yang Profesional, Transparan, Kredibel dan Akuntabel untuk mewujudkan pelayanan yang Prima (Excelent Service).

2. Menjamin kelancaran pencairan dana APB secara tepat waktu,tepat jumlah dan tepat sasaran dengan pelayanan bebas gratifikasi.

3. Mengelola Penerimaan Negara secara Profesional, Akurat , dan Akuntabel. 4. Mewujudkan pelaporan pertanggungjawaban APBN yang akurat, kredibel dan

 

5. Mewujudkan kondisi yang aman dengan sarana dan prasarana yang memadai dalam mewujudkan tugas pokok dan fungsi perbendaharaan di daerah.

Sebagai suatu organisasi atau kantor yang bergerak di bidang pelayanan perbendaharaan, KPPN Medan II berupaya memberikan Pelayanan yang prima bagi semua mitra kerjanya. Komitmen pelayanan tersebut ditegaskan melalui motto dan janji layanan yang disepakati seluruh elemen pegawai KPPN Medan II.

2.3.3 Logo Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan II

G

Sumber : Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan II (2014) Gambar 2.1 Logo KPPN

2.3.4 Motto KPPN Medan II

Layanan prima bagi semua: HORAS BANG !!! (Hasilnya Orang Senang dan Bangga)

2.3.5 Janji Layanan KPPN Medan II

1. Layanan diberikan secara cepat,tepat dan akurat. 2. Layanan diberikan taanpa biaya.

13   

3. Layanan diberikan secara transparan.

KPPN Medan II, dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya mempunyai wilayah pembayaran meliputi 3 wilayah administratif di provinsi Sumatera Utara yaitu Kota Medan, Kota Binjai, dan Kabupaten Langkat.

2.4 Tugas dan Fungsi Pelayanan

2.4.1 Tugas Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan II 1. Melaksanakan kewenangan perbendaharaan dan bendahara umum 2. Penyaluran pembiayaan atas beban anggaran

3. Penatausahaan penerimaan dan pengeluaran anggaran melalui dan dari kas negara berdasarkan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku

2.4.2 Fungsi Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan II

1. Pengujian terhadap dokumen surat perintah pembayaran berdasarkan peraturan perundang-undangan

2. Penerbitan surat perintah pencairan dana atas nama Menteri Keuangan (Bendahara Umum)

3. Penyaluran pembiayaan atas beban APBN

4. Penilaian dan pengesahan terhadap penggunaan uang yang telah disalurkan 5. Penatausahaan penerimaan dan pengeluaran negara melalui dan dari kas Negara 6. Pengiriman dan penerimaan kiriman uang

 

8. Penyusunan laporan realisasi pembiayaan yang berasal dari pinjaman dan hibah luar negeri

9. Penatausahaan PNBP

10. Penyelenggaraan verifikasi transaksi keuangan dan akuntansi 11. Pembuatan tanggapan dan penyelesaian temuan hasil pemeriksaan 12. Pelaksanaan kehumasan

13. Pelaksanaan administrasi KPPN

KPPN Medan II, dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya mempunyai wilayah pembayaran meliputi 3 (tiga) wilayah administratif di provinsi Sumatera Utara yaitu Kota Medan, Kota Binjai, dan Kabupaten Langkat.

2.5 Struktur Organisasi

Struktur Organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya hubungan/keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi diperlukan suatu wadah untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan instansi tersebut. Pengaturan ini dihubungkan dengan pencapaian instansi sebelumnya. Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur organisasi dalam instansi.

Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan dapat diterapkan, sehingga efisiensi dan efektivitas kerja dapat diwujudkan melalui kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan organisasi dapat dicapai. Suatu

15   

instansi terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksanakan perseorangan, maupun kelompok kerja yang berfungsi melaksanakan serangkaian kegiatan tertentu dan mencakup tata hubungan secara vertikal melalui saluran tunggal.

Sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 101/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan, dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi KPPN Medan II didukung oleh struktur organisasi.

Bagan struktur organisasi KPPN Medan II tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut :

  Kepala Kantor Susanto 1. Yunizar S 2. K

Sumber : Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan II (2014)

Gambar 2.2 Struktur Organisasi KPPN Medan II

Kepala Seksi Bank

Sukirno

Kepala Seksi Pencairan Dana

Teuku Hamdani

Kepala Seksi MSKI

Joyo Nuroso

Kepala Subbag Umum 

eko ari rusanto 

1. Azhari 5. Sondang 2. Umi Habibah 6. Irwanyah 3. Pantun JB 7. Syamsul Bahri 4. Fakhruddin Nst 1. Budiarto 2. Juanri Lepinde.B 3. Edison M.P Siahaan 4. Rosliana Sinaga 5. Novita Putri 6. Setiyono 7. Wagiarty 8. Amnur 1. Bambang Krisma A 2. Henry Parlindungan 3. Elisa

Kepala Seksi Vera

Taufiq B 1. Yunizar S 2. Kukuh Setyo W 3. Endang Rahayu  1. Erawati 2. Mulyono TUGAS BELAJAR: 1. Perra Santos 2. Senopati Al Islami 3. Bahrian Kansiro 4. Guno Prayitno 5. Kurniawan S 6. Ade Setiawan

17   

2.6 Jenis Kegiatan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Medan II

Kegiatan KPPN Medan II berupa bentuk pelayanan untuk membantu di bidang perbendaharaan, antara lain :

1. Pencairan dana

Merupakan bagian dari SPM LS Belanja Pegawai, SPM LS Non Belanja Pegawai, SPM UP, TUP, GU, GU-Nihil.

2. Rekonsiliasi

Rekonsiliasi adalah proses pencocokan data transaksi keuangan yang diproses dengan beberapa system/subsistem yang berbeda berdasarkan dokumen sumber yang sama.

3. SKPP

Surat Keterangan Penghentian Pembayaran (SKPP) adalah surat keterangan tentang terhitung mulai bulan dihentikan pembayaran yang dibuat/ dikeluarkan oleh pengguna anggaran/KPA berdasarkan surat keputusan yang diterbitkan oleh Kementerian Negara/Lembaga atau satker dan disahkan oleh KPPN setempat. 4. Ralat SPM/SP2D

Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) adalah surat perintah yang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa Bendahara Umum Negara untuk pelaksanaan pengeluaran atas beban APBN berdasarkan SPM.

5. Retur SP2D

Retur SP2D adalah Penolakan/ pengembalian pemindahbukuan dan/transfer pencairan APBN dari Bank/Kantor Pos penerima kepada Bank Operasional /

 

kantor pos karena nama, alamat, nomor rekening, dan nama bank/kantor pos yang dituju tidak sesuai dengan data rekening Bank/Kantor Pos penerima atau rekening penerima tidak aktif.

2.7 Jaringan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan II

Jaringan pada KPPN Medan II memiliki 2 (dua) jenis jaringan yaitu jaringan pusat dan jaringan tersendiri. Jaringan pusat merupakan jaringan yang terhubung langsung dengan kantor pusat yang berada di wilayah Jakarta, dan pengguna jaringan tersebut hanya dapat digunakan oleh pegawai KPPN Medan II. Jaringan tersendiri merupakan jaringan yang dibuat oleh KPPN Medan II dengan menggunakan ISP untuk terhubung jaringan internet yang bertujuan untuk penggunaan keseharian baik pegawai KPPN Medan II atau orang lain yang berada pada kantor tersebut. Jenis jaringan yang dibuat oleh KPPN Medan II adalah MAN (Metropolitan Area Network) 2.8Inovasi

Upaya inovasi muncul sebagai suatu jawaban atas tuntutan pemenuhan kebutuhan internal organisasi dan peningkatan pelayanan kepada mitra kerja KPPN. Untuk mengakomodir kedua tuntutan tersebut, KPPN Medan II melakukan 2 (dua) program inovasi, yaitu:

19   

2.9PROGRAM PLUS (Pengembangan Layanan Untuk Satker)

Merupakan program inovasi pelayanan yang diharapkan dapat memberi efek kepada pihak eksternal seperti satker mitra kerja KPPN.

Sumber : Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Medan II (2011) Gambar 2.3 Logo Plus

2.9.1 Pemilihan Sumatera

Sumatera adalah singkatan dari satker utama mitra kerja. Status Sumatera diberikan kepada satker yang memiliki prestasi dalam pencapaian tingkat realisasi anggaran, keakuratan perencanaan kas, ketertiban rekonsiliasi dan penyampaian LPJ bendahara pengeluaran selama periode tertentu. Dengan status sumatera maka satker akan memperoleh kartu sumatera dan mendapatkan akses layanan tanpa antrian dalam pengajuan SPM, rekonsiliasi, dan konsultasi dengan customer service.

2.9.2 SMS Center (0853-60-200-123)

SMS Center adalah layanan aplikasi berbasis SMS yang digunakan KPPN untuk menyampaikan update pemberitahuan/ informasi secara langsung kepada satker mengenai surat KPPN, undangan kegiatan, perubahan peraturan, aplikasi, dll. SMS center ini juga dapat digunakan oleh satker untuk mengetahui informasi mengenai

 

status proses SPM, jumlah pagu dan realisasi belanja satker, serta penyampaian saran/ kritik/ masukan/ pertanyaan kepada KPPN. Dengan bantuan database satker yang ada di KPPN, aplikasi ini dapat digunakan untuk mengirimkan pesan ke banyak penerima dalam sekali pengiriman sehingga mempermudah proses penyampaian informasi kepada seluruh satker KPPN.

2.9.3 Hot Line Service (061-455-3421)

Hot line service adalah layanan sambungan telepon yang dapat digunakan

satker untuk brkomunikasi dengan pihak KPPN terutama petugas help desk KPPN yang akan melayani konsulltasi, konfirmasi, atau kebutuhan informasi satker lainnya.

2.9.4 Antrian System Barcode

Antrian system barcode adalah sistem aplikasi yang digunakan satker yang hendak mendapat layanan di KPPN untuk mendapatkan penomoran antrian dengan cara menembak bar code yang terdapat pada KIPS menggunakan laser. Untuk mempermudah satker, aplikasi ini menggunakan komputer touch screen. Kelebihan penggunaan aplikasi ini diantaranya adalah dapat mencetak nomor antrian sekaligus checklist yang berisi detail jumlah dan jenis dokumen yang dibawa satker serta kelengkapannya, dengan checklist inilah petugas KPPN mulai memeriksa kelengkapan dokumen yang dibawa satker. Checklist ini juga dapat difungsikan sebagai bukti pengembalian apabila ada kesalahan/ kekurangan pada berkas yang dibawa satker.

21   

Selain itu, aplikasi ini juga membantu petugas KPPN untuk memonitor jumlah antrian dan dokumen yang dibawa satker yang akan dilayani. Selanjutnya dengan data bar code pada aplikasi, maka petugas FO KPPN dapat mengetahui identitas petugas satker, sehingga dapat memberikan sentuhan keramahan saat memanggil satker yang akan dilayani.

2.9.5 Monitoring Display

Monitoring display adalah layanan display monitor komputer yang

menampilkan informasi seputar penyelesaian SP2D, penyelesaian BAR, serta running text info KPPN.

2.9.6 Aplikasi Web Vera

Aplikasi berbasis web digunakan dalam rangka melaksanakan proses penerbitan BAR dan LPJ Bendahara. Dengan aplikasi ini mempermudah proses perekaman, pencetakan , dan penyelesaian BAR serta monitoring penyempaian LPJ di seksi vera. Dengan aplikasi ini pelayanan rekonsiliasi dan LPJ di seksi vera berjalan dengan lebih baik.

2.9.7 Treasuri

Treasuri adalah singkatan dari training dan edukasi untuk satker kami. Dengan memanfaatkan fasilitas Mini TLC yang dimiliki, KPPN Medan II memberikan pelatihan dan pembelajaran mengenai aplikasi maupun pengetahuan teknis perbendaharaan untuk meningkatkan kompetensi dan kemampuan para satker mitra

 

kerjanya. Sehingga peningkatan kompetensi dan kemampuan diharapkan dapat memberi pengaruh positif dalam perbaikan pengelolaan anggaran di KPPN maupun satker secara keseluruhan.

2.9.8Handbook Satker

Handbook Satker adalah buku saku yang berisi kumpulan pengetahuan di

bidang perbendaharaan, pemecahan masalah teknis yang sering dihadapi satker, kumpulan ketentuan teknis perbendaharaan, dll.

2.9.9 Website Resmi

KPPN medan II telah membuat web dengan alamat www.kppnmedan2.net dan dapat diakses oleh semua satker mitra kerja yang memerlukan untuk mendapatkan atau mengunduh informasi terkait bidang perbendaharaan seperti aplikasi, peraturan, serta monitoring proses dokumen di KPPN.

2.10PROGRAM BANG APIK(Pengembangan Aplikasi Internal KPPN)

Program Bang Apik (Pengembangan Aplikasi Internal Kppn) merupakan program inovasi dalam bidang administrasi perkantoran melalui pemanfaatan teknologi informasi yang diharapkan dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan tugas internal KPPN.

23   

2.10.1 e-Arsip

e-Arsip adalah kegiatan pengelolaan arsip secara digital dengan menggunakan sistem aplikasi berbasis komputer. Arsip yang dikelola oleh KPPN seperti SP2D beserta lampirannya, LPJ Bendum, dan LKPP akan ditata secara sistematis di dalam gudang arsip dan dicatat letaknya dalam aplikasi e-Arsip. Tujuan dari penggunaan aplikasi ini adalah untuk mempermudah proses pencarian/penelusuran dokumen arsip ketika dibutuhkan.

2.10.2 Aplikasi Persuratan

Aplikasi persuratan adalah aplikasi yang digunakan untuk mencatat surat keluar dan masuk KPPN. Dengan aplikasi ini, penomoran agenda surat masuk dan penomoran surat keluar tidak lagi dilakukan secara manual melainkan sudah dilakukan secara otomatis. Disamping itu, aplikasi persuratan juga berfungsi untuk melakukan monitoring volume surat masuk dan keluar KPPN serta penyelesaian tugas unit kerja KPPN seperti laporan, rekonsiliasi, pengembalian SPM, dll.

2.11Usulan Perubahan Lay Out KPPN

Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan operasional dan pelayanan yang dilaksanakan oleh pihak KPPN, di tahun 2012 telah dilakukan upaya pengusulan perubahan lay out ruangan KPPN kepada pihak GKN. Penyempurnaan lay out dengan standar kantor pelayanan tentunya akan meningkatkan kinerja KPPN.

 

2.12PRESTASI

Juara Harapan Ketiga KPPN Percontohan berdasarkan Keputusan Dirjen Perbendaharaan Nomor 179/PB/2007 tentang Penetapan Pemenang Penilaian KPPN Percontohan di Lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Tahun 2007.

   

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Tugas

Tugas adalah suatu kewajiban yang harus dikerjakan, pekerjaan yang merupakan tanggung jawab, perintah untuk berbuat atau melakukan sesuatu demi mencapai suatu tujuan.

Adapun pengertian tugas menurut para ahli, yaitu Sastrohadiwiryo (2002:127), mengemukakan bahwa “Tugas/kewajiban merupakan satu bagian integral atau satu elemen dari suatu pekerjaan. Tugas merupakan suatu kewajiban khusus dalam suatu pekerjaan. Tugas juga merupakan suatu maksud atau tujuan tertentu”.

Berdasarkan definisi tugas di atas, dapat di simpulkan bahwa tugas pokok adalah kesatuan pekerjaan atau suatu kewajiban khusus dalam suatu pekerjaan yang dilakukan oleh para pegawai dalam sebuah organisasi yang memberikan gambaran tentang ruang lingkup atau kompleksitas jabatan atau organisasi demi mencapai tujuan tertentu.

Variasi tugas bagi setiap pegawai hendaknya diusahakan yang sejenis atau erat hubungannya satu sama lain. Sebab apabila diserahi beban kerja yang sangat jauh berbeda variasinya tidak akan dapat melakukan tugas tersebut dengan baik. 3.1.1 Penggolongan Tugas

a. Tugas –tugas yang harus dikerjakan seketika b. Tugas –tugas yang harus dikerjakan segera c. Tugas- tugas yang berjangka panjang 2. Berdasarkan sulitnya pemakaian waktu :

a. Tugas yang mudah dikerjakan, dapat dikerjakan dengan cepat b. Tugas yang lebih sukar dikerjakan, memerlukan waktu lebih banyak

c. Tugas yang sulit dikerjakan, lebih ruwet dan lebih banyak memerlukan waktu

3. Berdasarkan siapa yang akan mengerjakannya (berdasarkan pelaksanaanya) : a. Tugas –tugas yang dapat dikerjakan sendiri

b. Tugas-tugas yang dapat dikerjakan bersama dengan bantuan yang lain c. Tugas –tugas yang dilmpahkan kepada yang lain: bawahan, teman,

anggota keluarga.)

Setiap organisasi maupun instansi pemerintah memerlukan pekerja yang mau mengerjakan melebihi dari tugas mereka seperti biasa dan mengusahakan kinerja melebihi dari seperti yang diharapkan. Di tempat kerja yang dinamis saat ini, dimana tugas meningkat, dilakukan dalam bentuk tim dan fleksibilitas sangat penting. Organisasi memerlukan pekerja yang terikat dalam “Good Citizenship Behavior”, seperti membuat statement konstruktif tentang kelompok kerjanya dan organisasi, membantu orang lain dalam tim, melakukan pekerjaan ekstra secara sukarela, menghindari konflik yang tidak perlu agar setiap tugas yang diberikan dapat terlaksana sesuai aturan yang telah ditetapkan sehingga organisasi tersebut dan tujuan organisasi dapat terwujud.

27

3.2 Pengertian Wewenang

Kewenangan atau Authority pada dasarnya merupakan bentuk lain dari kekuasaan yang sering kali dipergunakan dalam sebuah organisasi. Setiap pegawai dilengkapi dengan wewenang untuk melakukan pekerjaan dan setiap wewenang diikuti pertanggungjawaban. Wewenang dan tanggungjawab harus seimbang. Oleh karena itu makin kecil wewenang makin kecil pula pertanggungjawaban dan sebaliknya. Wewenang (Authority) adalah hak formal dan legitimasi dari seorang manajer untuk membuat keputusan, mengeluarkan perintah dan mengalokasikan sumber daya untuk mencapai hasil yang diinginkan organisasi (Daft, 2002 : 397). Dalam sebuah organisasi, seseorang yang ditunjuk atau dipilih untuk memimpin suatu organisasi, bagian atau departemen memiliki kewenangan dan kekuasaan yang terlegitimasi. Seseorang yang ditunjuk untuk menjadi manajer personalia dengan sendirinya terlegitimasi untuk memiliki kewenangan dalam mengatur berbagai hal yang terkait dengan sumber daya manusia atau orang-orang yang terdapat didalam organisasi.

Menurut Hasibuan (2007:64) wewenang adalah kekuasaan yang sah dan legal yang dimiliki seseorang untuk memerintah orang lain, berbuat atau tidak berbuat atau tidak berbuat sesuatu, kekuasaan merupakan dasar hukum yag sah dan legal untuk dapat mengerjakan sesuatu pekerjaan.

Sutarto (2001:141) berpendapat wewenang adalah hak seseorang untuk mengambil tindakan yang diperlukan agar tugas serta tanggung jawabnya dapat dilaksanakan dengan baik. Berdasarkan defenisi di atas dapat dinyatakan bahwa

agar tugas-tugas yang berhubungan dengan pencapaian tujuan dapat dilaksanakan dengan baik.

Wewenang (Authority) merupakan syaraf yang berfungsi sebagai penggerak dari pada kegiatan-kegiatan. Wewenang yang bersifat informal, untuk mendapatkan kerjasama yang baik dengan bawahan. Disamping itu wewenang juga tergantung pada kemampuan ilmu pengetahuan, pengalaman dan kepemimpinan. Wewenang berfungsi untuk menjalankan kegiatan yang ada dalam organisasi. Wewenang dapat diartikan sebagai hak untuk memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tujuan dapat tercapai.

3.2.1 Sifat-Sifat Kewenangan Dalam Organisasi

Menurut Rivai (2003: 385), Sifat –sifat wewenang dalam organisasi adalah : 1. Terdapat pada posisi seseorang. Individu mempunyai wewenang karena

posisi yang dia pegang, bukan karena sifat, pribadi yang khusus.

2. Diterima oleh bawahan. Individu dalam posisi wewenang yang sah, menerapkan wewenang dan dapat melaksanakannya karena ia mempunyai hak yang sah.

3. Kekuasaan yang digunakan secara vertikal dan mengalir dari atas ke bawah dalam susunan sebuah organisasi.

Wewenang sebagai penggerak tiap aktivitas organisasi dan unit-unit nya. Interaksi hubungan keorganisasian atas dasar wewenang, baik vertikal, horisontal maupun diagonal, merupakan faktor-faktor yang membuat gerak dinamika organisasi sekaligus memungkinkan memudahkan koordinasi aktivitas/operasi organisasi.

29

3.2.2 Jenis-Jenis Kewenangan Dalam Organisasi

Ada 3 (tiga) tipe utama wewenang dalam organisasi (Daft, 2002:397) : 1. Wewenang lini (line authority)

Wewenang lini, adalah wewenang atasan melakukannya atas bawahannya langsung. Berarti bahwa orang dalam posisi manajemen memiliki wewenang formal untuk mengarahkan dan mengendalikan bawahan yang berada satu level dibawahnya.

2. Wewenang staf (staff authority)

Wewenang staf lebih sempit dan meliputi hak untuk memberi nasihat, rekomendasi, dan konsul dalam bidang keahlian khusus yang dimiliki staf. Wewenang staf adalah suatu hubungan komunikasi; spesialis-spesialis staf menasihati para manajer dalam bidang teknis.

3. Wewenang fungsional (functional authority)

Wewenang staf fungsional, adalah hubungan yang terkuat yang dapat dimiliki staf dengan satuan-satuan lini

3.3 Budaya Organisasi

Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari tidak terlepas dari ikatan budaya yang diciptakan. Ikatan budaya tercipta oleh masyarakat yang bersangkutan, baik dalam keluarga, organisasi, bisnis maupun bangsa. Budaya membedakan masyarakat satu dengan yang lain dalam cara berinteraksi dan bertindak menyelesaikan suatu pekerjaan. Budaya mengikat anggota kelompok masyarakat

atau bertindak. Seiring dengan bergulirnya waktu, budaya pasti terbentuk dalam organisasi dan dapat pula dirasakan manfaatnya dalam memberi kontribusi bagi efektivitas organisasi secara keseluruhan.

Menurut Robbins (2002: 279) budaya organisasi merupakan aspek yang sangat penting dalam suatu organisasi atau perusahaan memiliki buaya organisasi

Dokumen terkait