• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang penulis berikan berdasarkan dengan uraian - uraian pada bab - bab sebelumnya.

BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

A. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

Pada tahun 1978, Kantor Pelayanan Pajak masih disebut kantor Inspeksi pajak. Pada saat itu masih ada Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan dan Kantor Inspeksi Kisaran. Dengan adanya ekonomi pertumbuhan penduduk yang semakin cepat, maka pemerintah merasa perlu adanya tambahan kantor Inspeksi Pajak yang gunanya untuk menambah penerimaan Negara dari sektor pajak. Karena itu didirikan Kantor Inspeksi Pajak Medan Barat yang berkedudukan di binjai.

Untuk memeantapkan pelayanan yang diberikan pemerintah kepada masyarakat umum, khususnya kepada wajib pajak, berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No.276/KMK/01/1989 tentang Organisasi dan Tata Usaha Direktorat Jenderal Pajak, maka Kantor Inspeksi Pajak dirubah menjadi Kantor Pelayanan Pajak (KPP).

Kemudian pada tanggal 29 maret 1994 dikeluarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 94/KMK/1194 terhitung mulai tanggal 1 april 1194 Kantor Pelayanan Pajak di medan dipecah menjadi 4 Kantor Pelayanan Pajak yaitu :

1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Pajak Medan Barat yang beralamat dijalan Sukamulia No. 17-A Medan

2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur dijalan Diponegoro No. 30 Medan

3. Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara dijalan Asrama No. 7 Medan

4. Kantor Pelayanan Pajak Binjai dijalan Asrama No. 7 Medan

Kemudian sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 443/KMK/.01/2001 tanggal 23 juli 2001 Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat dipecah menjadi dua yaitu KPP Medan Barat dan KPP Medan Polonia, yang berlaku sejak 25 januari 2002.

Mulai 1 juni 2006, KPP Medan Barat berpindah alamat ke jalan Asrama No 7-A Medan dipimpin oleh Kepala Kantor Bapak Janti Saragih, SE Ak. MM.

Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat wilayah kerjanya meliputi 4 kecamatan yaitu:

1. Kecamatan Medan Barat 2. Kecamatan Medan Sunggal 3. Kecamatan medan Petisah 4. Kecamatan Medan Helvetia

Kemudian sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 123/PMK/.01/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertical DJP sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 67/PMK.C1/2008, tanggal 27 mei 2008 Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat diubah menjadi Pratama dan dipecah menjadi dua yaitu Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah.

B. Struktur Organisasi KPP Pratama Medan Barat

Struktur organisasi adalah suatu rangkaian yang mewujudkan pola tetap dari hubungan - hubungan diantara bidang kerja, namun orang mewujudkan kedudukan, wewenang dan tanggung jawab dalam sistem kerjasama.

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan barat dikepalai oleh seorang Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang terdiri atas Sub Bagian Umum dan beberapa seksi yang dipimpin oleh masing-masing seorang kepala seksi.

Struktur Organisasi yang digunakan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat adalah struktur organisasi lini dan staf, yang dipimpin oleh seseorang Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak Sumatera Utara , dimana seluruh pegawai adalah Pegawai Negeri Sipil dibawah naungan Departemen Keuangan Negara Replubik Indonesia.

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat terdiri dari 13 (tiga belas) seksi, diantaranya Sub Bagian Umum, kelompok Jabatan Fungsional. Adapun bidang-bidang atau struktur organisasi yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat antara lain adalah sebagai berikut :

1. Kepala Kantor 2. Sub Bagian Umum

3. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan

4. Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI) 5. Seksi Pelayanan

6. Seksi Pengawasan dan Konsultasi (WASKON I, II, III,IV ) 7. Seksi Pemeriksaan

8. Seksi Penagihan

9. Kelompok Jabatan Fungsional

C. Prosedur Kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat 1. Kepala Kantor

Mengingat KPP Pratama merupakan penggabungan dari KPP, KPPBB, dan Karikpa maka kepala Kantor KPP Pratama mempunyai Tugas Mengkoordinasi Pelaksanaan penyuluhan, pelayanan dan pengawasan Wajib Pajak di bidang Pajak Penghasilan, pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Pajak Tidak Langsung Lainnya dan Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan Hak atas Tanah Bangunan dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang undangan yang berlaku.

2. Sub Bagian Umum

Membantu dan menunjang kelancaran tugas kantor dalam mengkoordinasikan tugas dan fungsi pelayanan kesekretarian terutama dalam hal pengaturan kegiatan tata usaha dan kepegawaian, keuangan, rumah tangga serta perlengkapan.

3. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan

Membantu tugas Kepala Kantor mengkoordinasikan pelaksanaan dan penatausahakan pengamatan potensi perpajakan, pendapatan objek dan subjek pajak, penilaian objek pajak, dan kegiatan ekstensifikasi perpajakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

4. Seksi Pengolahan Data dan Informasi

Membantu tugas Kepala Kantor dalam mengkoordinasikan pengumpulan, pengolahan data, penyajian informasi perpajakan, perekaman dokumen perpajakn, urusan tata usaha angka penerimaan pajak, pengalokasian dan penatausahaan bagi hasil Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan hak atas Tanah dan Bangunan, pelayanan dukungan teknis computer, pemantauan aplikasi e-SPT dan e-Filling dan penyiapan laporan kinerja.

5. Seksi Pelayanan

Membantu tugas Kepala Kantor dalam mengkoordinasikan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan surat pemberitahuan dan surat lainnya, penyuluhan perpajakan, pelaksanaan registrasi WP, serta kerja sama perpajakan sesuai ketentuan yang berlaku.

6. Seksi Pengawasan dan Konsultan (WASKON I, II, III, IV)

Membantu tugas Kepala Kantor mengkoordinasikan pengawasan kepatuhan Wajib pajak (PPh, PPN, PBB, BPHTB dan Pajak lainnya), bimbinganatau himbawan kepada Wajib Pajak dan konsultasi teknis perpajakan, penyusunan profil Wajb Pajak, analis kinerja Wajib Pajak dalam rangka melakukan intensifikasi, dan melakukan evaluasi hasil banding berdasarkan ketentuan yang berlaku.Dalam satu KPP Pratama terdapat 4 (empat) Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi yang pembagian tugasnya didasarkan pada cakupan wilayah (territorial tertentu).

7. Seksi Pemeriksaan

Membantu tugas Kepala Kantor mengkoordinasikan pelaksanaan penyusunan perencanaan pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan dan

penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak serta administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya.

8. Seksi Penagihan

Membantu tugas Kepala Kantor mengkoordinasikan pelaksanaan dan penatausahaan penagihan aktif, piutang pajak, penundaan dan angsuran tunggakan pajak, dan usulan penghapusan pajak serta penyimpanan dokumen-dokumen penagihan.

9. Kelompok Jabatan Fungsional

Pejabat Fungsional terdiri dari Pejabat Fungsional Pemeriksaan dan Pejabat Fungsional Penilai yang bertanggung jawab secara langsung kepada Kepala KPP Pratama. Dalam melaksanakan pekerjaannya, Pejabat Fungsional Pemeriksaan berkoordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan simplifikasi dengan Seksi Ekstensifikasi. Selain itu, teknologi informatika dan sistem informasi dimanfaatkan secara optimal.

BAB III

GAMBARAN SISTEM INFORMASI DAN MANAJEMEN OBJEK PAJAK SECARA UMUM

A. Dasar Pembentukan Sistem Informasi Objek Pajak (SISMIOP)

Asas perpajakan nasional adalah self assessment system, yaitu suatu asas yang memberikan kepercayaan kepada wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban serta memenuhi haknya dibidang perpajakan, sehingga dapat mewujudkan perluasan dan peningkatan kesadaran kewajiban perpajakan secara adil. Dalam pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), salah satu pemberian kepercayaan tersebut adalah dengan memberikan kepercayaan kepada wajib pajak untuk mendaftarkan sendiri objek pajak yang dikuasai/dimiliki/dimanfaatkan (self assessment system dibidang pelaporan), ke Direktorat Jendral Pajak atau tempat – tempat yang ditunjuk.

Mengingat besarnya jumlah objek pajak dalam beragamnya tingkat pendidikan dan pengetahuan wajib pajak, maka belum seluruhnya wajib pajak dapat melaksanakan kewajiban untuk mendaftarkan objek pajak yang dikuasai/dimiliki/dimanfaatkannya. Oleh karena itu untuk memberikan pelayanan yang lebih baik, maka Direktorat Jendral Pajak mengadakan kegiatan pendataan Objek dan Subjek Pajak Bumi dan Bangunan. Kegiatan tersebut dapat dilaksanakan sendiri oleh Direktorat Jenderal Pajak atau bekerja sama dengan pihak lain/ketiga yang ditentukan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Kegiatan pendataan dapat

dilaksanakan dengan berbagai alternatif, yaitu : penyampaian dan pengembalian Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP), identifikasi objek pajak, verifikasi data objek pajak, dan pengukuran bidang ojek pajak.

SISMIOP adalah program nasional yang telah dilaksanakan diseluruh wilayah Indonesia sesuai dengan Keputusan Direktorat Jenderal Pajak NOMOR KEP-155/PJ./2002 tentang petunjuk pelaksanaan pendaftaran, pendataan dan penilaian objek dan subjek Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dalam rangka pembentukan dan atau pemeliharaan basis data Sisitem Manajemen dan Informasi Objek Pajak. SISMIOP ini mencakup prosedur pembentukan basis data, pemeliharaan basis data, dan produk keluaran yang dapat mencakup informasi perpajakan. Data - data yang dihasilkan dari kegiatan pembentukan basis data ini diintegrasi dalam SISMIOP yang merupakan instrument sebagai sarana pelayanan kepada masyarakat dan peningkatan kinerja organisasi.

Basis data SISMIOP yang telah terbentuk yaitu seluruh Objek Pajak dan Subjek Pajak Bumi dan Bangunan yang telah diberi Nomor Objek Pajak (NOP), kode Zona Nilai Tanah (ZNT), dan Daftar Biaya Komponen Bangunan (DBKB) dalam suatu wilayah administrasi pemerintahan tertentu yang disimpan dalam media komputer, perlu selalu dipelihara dan disesuaikan dengan keadaan sebenarnya dilapangan. Pemeliharaan basis data tersebut didasarkan kepada informasi/laporan baik yang diterima langsung dari wajib pajak bersangkutan, laporan petugas Direktorat Jenderal Pajak, maupun laporan pejabat lain.

A. Maksud dan Tujuan Sitem Informasi dan Manajemen Objek Pajak (SISMIOP) Kegiatan pendaftaran, pendataan, dan penilaian objek pajak dan subjek Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dimaksudkan untuk menciptakan suatu basis data yang akurat dan up to date dengan mengintegrasikan semua aktivitas administrasi Pajak Bumi da Bangunan (PBB) ke dalam suatu wadah, sehingga pelaksanaannya lebih seragam, sederhana, cepat, dan efesien. Dengan demikian akan tercipta pengenaan pajak yang lebih adil dan merata, peningkatan realisasi potensi / pokok ketetapan, peningkatan tertib administrasi dan peningkatan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), serta dapat memberikan pelayanan yang lebih baik lagi kepada wajib pajak. Untuk menjaga akurasi data objek pajak dan subjek pajak yang memenuhi unsure relavan, tepat waktu, andal, dan muktahir, maka basis data tersebut diatas perlu dipelihara dengan baik

B. Unsur – Unsur SISMIOP

Adapun unsur – unsur SISMIOP terdiri dari : 1. Nomor Objek Pajak (NOP)

a. Spesifikasi Nomor Objek Pajak

Penomoran objek pajak merupakan salah satu elemen kunci dalam pelaksanaan pemungutan PBB. Spesifikasi NOP dirancang sebagai berikut :

1) Unik artinya suatu objek PBB memperoleh suatu NOP dan berbeda dengan NOP untuk objek PBB lainnya.

2) Tetap artinya NOP yang diberikan pada suatu objek PBB tidak berubah dalam jangka waktu yang relatif lama.

3) Standar, artinya hanya ada satu sistem pemberian NOP yang berlaku secara nasional.

b. Maksud dan Tujuan Pemberian NOP

Adapun maksud dan tujuan pemberian NOP kepada wajib pajak adalah :

1) Untuk menciptakan identitas yang standar bagi semua objek Pajak Bumi dan Bangunan secaran Nasional.

2) Untuk menertibkan administrasi objek PBB dan menyederhanakan administrasi pembukuan.

3) Untuk membentuk file induk PBB yamg terdiri atas beberapa file lain yang saling berkaitan melalui NOP.

c. Manfaat Penggunaan NOP

Manfaat penggunaan NOP adalah sebagai berikut :

1) Mempermudah mengetahui lokaso/objek pajak.

2) Mempermudah untuk mengadakan pemantauan penyampain dan pengambilan Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) sehingga dapat diketahui objek yang belum/sudah terdaftar.

3) Sebagai sarana untuk mengintegrasikan data atributik, dan data grafis (peta) PBB.

4) Mengurangi kemungkinan adanya ketetapan ganda.

5) Memudahkan penyampaian Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT).

6) Memudahkan data tunggakan.

7) Dengan adanya NOP wajib pajak mendapatkan identitas untuk setiap objek pajak yang dimiliki untuk dikuasainya.

2. Blok

Blok ditetapkan menjadi suatu areal pengelompokkan bidang tanah terkecil untuk digunakan sebagai petunjuk lokasi objek pajak yang unik dan permanen. Syarat utama sistem identifikasi objek pajak adalah stabilitas. Perubahan yang terjadi pada sistem identifikasi dapat menulitkan pelaksanaan dan administrasi. Blok ini merupakan komponen utama untuk identifikasi objek pajak. Jadi penetapan defenisi serta pemberian kode blok semantap mungkin untuk menjaga agar identifikasi objek pajak tetap bersifat permanen.

3. Zona Nilai Tanah (ZNT)

ZNT sebagai komponen utama identifikasi nilai objek pajak bumi mempunyai satu permasalahan yang mendasar, yaitu kesulitan dalam menetukan batasnya karena pada umumnya bersifat imajiner. Oleh karena itu secara teknis, penentuan batas ZNT mengacu pada batas penguasaan/pemilikan atas bidang objek pajak. Penentuan nilai jual bumi sebagai dasar pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan cenderung didasarkan kepada pendekatan data pasar. Oleh karena itu keseimbangan antar zona yang berbatasan dalam suatu wilayah

administrasi pemerintahan mulai dari tingkat yang terendah sampai dengan tingkat tertinggi perlu diperhatikan.

4. Daftar Biaya Komponen Bangunan (DBKB)

Nilai Jual Objek Pajak Bangunan dihitung berdasarkan biaya pembuatan baru untuk bangunan tersebut dikurangi dengan penyusutan. Untuk mempermudah penghitungan Nilai Jual Objek Pajak bangunan harus disusun Daftar Biaya Komponen Bangunan (DBKB). DBKB terdiri atas tiga komponen utama, material, dan fasilitas. DBKB berlaku untuk setiap Daerah Kabupaten/Kota dan dapat disesuaikan dengan perkembangan harga dan upah yang berlaku.

5. Program Komputer

SISMIOP sebagai pedoman administrasi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang mulai diaplikasikan dilingkungan Direktorat Jenderal Pjak sejak tahun 1992, merupakan sistem administrasi yang mengintegrasikan seluruh pelaksanaan kegiatan PBB. SISMIOP diharapkan dapat meningkatkan kinerja sistem perpajakan di masa mendatang yang membutuhkan kecepatan, keakuratan, kemudahan dan tingkat efesien yang tinggi. Untuk menunjang kebutuhan akan sistem perpajakan maka SISMIOP memasukkan Program Komputer sebagai salah satu unsur pokonya. Program Komputer adalah aplikasi komputer yang dibangun untuk dapat mengolah dan menyajikan basis data SISMIOP yang telah tersimpan dalam format digital.

Sistem SISMIOP yang dibangun dengan perangkat lunak Basis Data Oracle sejak tahun 2000 tersebut selanjutnya dinamakan i-sismipo. Nama tersebut mempunyai dua pengrtian yaitu Integrated dan Internet ready

1. Integrated mempunyai pengertian bahwa sistem tersebut mengintegrasikan seluruh aplikasi yang ada, yaitu SISMIOP, Sistem Informasi Geografis, aplikasi Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) menggunakan basis data Oracle

2. Internet Ready dimaksudkan bahwa sistem tersebut mempunyai kemampuaninterkoneksi dengan sistem yang lain dengan memanfaatkan teknologi internet. Hal ini dimungkinkan dengan menggunakan perangkat lunak yang digunakan secara luas dikalangan pengguna teknologi informasi.

D. Pembentukan Basis Data

Pembentukan basis data dapat dilakukan dengan cara :

1. Pendaftaran

Pendaftaran objek Pajak Bumi dan Bangunan dapat dilakukan oleh subjek pajak dengan cara mengambil, mengisi, dan mengembalikan Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) ke kantor - kantor Direktorat Jenderal Pajak setempat atau tempat - tempat lain yang ditunjuk untuk pengambilan/pengembalian SPOP. Tempat yang ditunjuk antara lain : Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan, Kanto Penyuluhan Pajak, Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten/Kota, Kantor Kecamatan, Kantor Desa/Kelurahan.

Pelaksanaan pekerjaan pendaftaran objek Pajak Bumi dan Bangunan melibatkan tiga unsur yaitu subjek pajak, petugas pada tempat pengambilan dan pengembalian SPOP, serta petugas dari Kantor Pelayanan PBB. Petugas pada tempat pengambilan dan pengembalian SPOP memberikan formulir SPOP, memberi tanda terima penyampainan SPOP, mencatat identitas subjek pajak/kuasanya kepada subjek pajak yang datang untuk mendaftarkan subjek pajaknya. Bagi subjek pajak yang melaporkan objek pajaknya wajib mengisi formulir SPOP pada tempat - tempat yang ditunjuk, mengisi formulir dengan jelas, benar dan lengkap serta menandatanganinya. Kewajiban Petugas Kantor Pelayanan Pajak PBB adalah menerima dan menatausahakan laporan yang disampaikan oleh petugas penanggung jawab tempat pengambilan dan pengembalian SPOP. Setelah itu petugas meneliti SPOP dan formulir pemdukung lainnya yang telah diisi dengan benar, jelas, dan lengkap serta ditanda tangani oleh pihak-pihak yang bersangkutan.

Perekaman data kedalam komputer dilakukan oleh Operator Data Entry. Proses penerimaan dan perekaman SPOP dikoordinir oleh Operator Console. Perekaman data dilaksanakan setiap hari, dan apabila jumlah yamg direkam cukup banyak, perekaman dapat dilaksanakan siang dan malam. Untuk itu perlu dibuatkan jadwal penugasan Operator Data Entry

2. Pendataan

Pendataan objek dan subjek Pajak Bumi dan Bangunan dilaksanakan oleh Kantor Pelayanan PBB atau pihak lain yang ditunjuk oleh pemerintah dan dilakukan

sekurang-kurangnya untuk satu wilayah administrasi desa/kelurahan cengan menggunakan/memilih dari empat alternatif berikut, yaitu :

a. Pendataan dengan penyampaian dan pemantauan pengembalian SPOP

b. Pendataan dengan identifikasi objek pajak

c. Pendataan dengan verifikasi data objek pajak

d. Pendaatan dengan pengukuran bidang objek pajak

3. Penilaian

Mengiat jumlah objek pajak yang sangat banyak dan menyebar diseluruh wilayah indonesia, sedangkan jumlah tenaga penilai dan waktu penilaian dilakukan yang tersedia sangat terbatas, maka dilaksanakan dengan dua cara, yaitu :

a. PenilaianMassal

Dalam sistem nilai Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) bumi dihitung berdasarkan Nilai Indikasi Rata-Rata (NIR) yang terdapat pada setiap ZNT, sedangkan NJOP bangunan dihitung berdasarkan DBKB. Perhitungan Penilaian Massal dilakukan terhadap objek pajak dengan menggunakan program komputer konstruksi umum.

b. Penilaian Individual

Penilaian individual diterapkan untuk objek pajak umum yang bernilai tinggi, baik objek pajak khusus, ataupun objek pajak umum yang telah dinilai dari modul penilaian yang disebut dengan Computer Assisted Valuation (CAV) namun mencerminkan nilai yang

sebenarnya karena keterbatasan program. Proses penilaiannya adalah dengan memperhitungkan karakteristik objek pajak tersebut. Pelaksanaan pendataan dilakukan dengan menggunakan SPOP. Sedangkan untuk data-data tambahan dengan Lembar Kerja Objek Khusus (LKOK) ataupun dengan lembar catatan lain untuk menampung informasi tambahan sesuai dengan keperluan penilaian masing-masing objek pajak. Proses penghitungan nilai dilaksanakan dengan menggunakan formulir penilaian masing-masing objek pajak.

E. Pemeliharaan Basis Data

Pemeliharaan basis data dilaksanakan atas basis data yang telah terbentuk karena adanya perubahan data objek dan subjek pajak. Dalam pelaksanaan pemeliharaan basis data yang menyangkut perubahan data seperti pendaftaran objek pajak baru, pemecahan atau penggabungan, tidak dibenarkan dilakukan perubahan data numeris sebelum dilakukan pemuktahiran data numerisnya. Pelaksanaan basis data dilaksanakan dengan tata cara :

1. Pemeliharaan Basis Data Secara pasif

Dilaksanakan pada tahun pajak yang sedang berjalan, digunakan untuk ketetapan tahun pajak berjalan dan atau tahun pajak yang akan datang. Pemeliharaan basis data dapat dilakukan baik secara sebagian maupun sekelompok karena permohonan/pengajuan laporan dari wajib pajak dan atau laporan pejabat instansi terkait, sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dala Sisitem Pelayanan Satu Tempat (PST) dan atau pemeliharaan basisi data secara kolektif.

2. Pemeliharaan Basis Data Secara Aktif

Dilaksanakan untuk tahun pajak berjalan, digunakan untuk ketetapan tahun pajak yang akan datang, dan pada umumnya secara missal atas dasar rencana kerja yang telah disususn oleh Kantor Pelayanan PBB sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dalam rangka pembentukan basis data SISMIOP.

F. Pengawasan, Pelaporan dan Evaluasi

Pengawasan pekerjaan lapangan adalah pekerjaan yang ditekankan [ada kendali mutu pekerjaan lapangan. Hal ini dimaksudkan agar pekerjaan lapangan sesuai dengan jadwal, prosedur, dan materi dalam rencana kerja yang telah disetujui oleh pejabat yang berwenang dan dimaksudkan untuk mengetahui secara dini apabila terdapat hambatan atau penyimpangan dalam pekerjaan lapangan. Selanjutnya pengawasan pekerjaan lapangan berfungsi untuk mencarikan alternati/jalan keluar penyelesaiaan terbaiak dan secepat mungkin dengan tetap berpedoman pada rencana kerja serta petunjuk pejabat yang berwenang, meningkatkan koordinasi pengawasan, dan mendukung upaya menghilangkan hambatan/penyimpangan dalam pekerjaan lapangan.

Dalam hal pembentukan basis data SISMIOP, mekanisme pelaksaan pelaporan dan evaluasi dilaksanakan sebagai Laporan Mingguan da Laporan Bulanan. Setelah adanya laporan terakhir, maka langkah pengedalian pelaknasanaan kegiatan pembentukan dan atau pemeliaharaan basis data SISMIOP dilakuakan dengan mengadakan evaluasi terdapat pelaksanaan pekerjaana lapangan dan administrasi yang dilakukan setiap minggu.

BAB IV

ANALISIS DAN EVALUASI

A. Pembagian Tugas dari Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI)

SISMIOP (Sistem Informasi dan Manajemen Objek Pajak) pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat termasuk pada bagian Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI). Berikut pembagian tugas dari seksi PDI, yaitu :

1. Membuat konsep kompilasi Estimasi Penerimaan Pajak berdasarkan potensi pajak, perkembangan ekonomi dan keuangan.

2. Melakukan perekaman dan validasi data serta menatausahakan berkas data.

3. Menyampaikan data alat keterangan yang dipinjam dan menatausahakan Peminjaman Berkas Data.

4. Menerima bukti pembayaran pajak (SSP Lembar ke-2, SSB, STTS) Bukti Pemindahbukuan (Pbk), dan Sph.

5. Memvalidasi bukti pembayan pajak (SSP Lembar ke-2, SSB, STTS) Bukti Pemindahbukuan (Pbk), dan Sph.

6. Menyortir bukti pembayaran pajak (SSP Lembar ke-2, SSB, STTS) Bukti Pemindahbukuan (Pbk), dan Sph.

8. Membuat konsep Daftar Bukti Pbk dan SPh serta surat pengantarnya.

9. Melakukan perekaman data (SPOP /LSOP) pada basis data SISMIOP PBB berdasarkan hasil pemuktahiran basis data, pembentukan basis data, penilaian individu, pembentulan, pembatalan, keberatan, dan perubahan data Objek PBB berdasarkan laporan dari pihak ketiga.

10. Melakukan Perekaman Daftar Biaya Komponen Bangunan (DBKB) dan perubahan Zona Nilai Tanah (ZNT) yang mengalami perubahan dan telah mendapatkan persetujuan Kantor Wilayah ( Kanwil).

11. Membuat konsep Laporan Pemanfaatan Data dan Alat Keterangan atau Data lainnya dan surat pengantarnya.

12. Melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data elektronik.

13. Melakukan perbaikan data didalam aplikasi SISMIOP dan SIG

14. Melakukan pemantauan penggunaan dan penerapan program administrasi perpajakan.

15. Mencatat permasalahan yang timbul pada penggunaan program administrasi perpajakan.

16. Melaksanakan pengecekan permasalahan yang ada dan berkoordinasi dengan Kanwil/Kantor Pusat untuk memperbaikinya.

17. Membuat laporan data perpajakan dan data lainnya agar informasi yang dibutuhkan dapat disajikan.

18. Melakukan transfer, back up, dan recorvery data perpajakan dalam rangka pengamanan pengiriman data dan perbaikan kembali data dan atau program yang rusak.

19. Melaksanakan dukungan teknis pemanfaatan aplikasi e-SPT dan e-filling.

20. Melakukan pemeliharaan dan sosialisasi penggunaan program administrasi perpajakan sehingga pemakai dapat menggunakannya dengan baik.

21. Melakukan pemantauan pengoperasian komputer dan perangkat penunjangnya agar dapat beroperasi dengan lancar.

Dokumen terkait