• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

pengujian dalam penelitian. Dalam penelitian ini, Nilai efisiensi perbankan syariah diasumsikan dapat dihasilkan dari hubungan interaksi antara variabel input dan variabel output. Berdasarkan asumsi diatas, peneliti melakukan rumusan hipotesis sebagai berikut:

H0 = Tidak terdapat pengaruh antara komponen input dan output terhadap efisiensi perbankan syariah.

14

Ha = Terdapat pengaruh antara komponen input dan output terhadap efisiensi perbankan syariah

Untuk mendapatkan hasil yang signifikan (mendekati kebenaran) maka penelitian ini menggunakan derajat keyakinan 95% (α = 5%)

J. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dibagi menjadi 5 bab, yaitu: BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang; latar belakang, identifikasi masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, review studi terdahulu yang berhubungan dengan yang tema yang dibahas disertai perbedaan dengan bahasan penulis dan sistematika penulisan. Hasil - hasil penulisan yang pernah dilakukan sebelumnya dan dijadikan acuan dalam penulisan skripsi ini. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang. Selain itu juga berisi penyajian data empiris yang menjadi objek dalam penulisan ini secara objektif tanpa adanya persepsi dari penulis. Data empiris itu antara lain berisi tentang teori bank dan bank syariah, teori tentang Efisiensi dan metode metode pengukuran dari efisiensi perbankan.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini. Dalam bab ini juga dijabarkan mengenai metode analisisnya yang digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian dengan menggunakan rumus-rumus yang sesuai dengan masalah.

15

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang perhitungan data yang diperoleh dalam penelitian sehingga akan diketahui hasilnya, dan penjelasan mengenai data yang diperoleh dari perhitungan.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil-hasil perhitungan analisis dan berisi saran yang sesuai dengan permasalahan yang terjadi.

16 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sekilas Tentang Bank Syariah

1) Pengertian Bank Syariah

Dalam Undang Undang No.21 Tahun 2008 tentang Perbakan Syariah dikatakan bahwa, perbankan Syariah merupakan perbankan yang kegiatannya berdasarkan prinsip syariah atau hukum Islam. Prinsip Syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan prinsip syariah. antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank ke pihak lain (ijarah wa itiqna)8.

2) Fungsi Bank Syariah

Sebagaimana tercantum dalam UU No. 21 Tahun 2008, fungsi dari perbankan syariah adalah:

1. Fungsi Umum

17

a) Penghimpun dana

Bank Syariah dapat menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan antara lain:

a) Produk simpanan berbentuk tabungan , deposito, dan giro. b) Lembaga keuangan lewat penempatan dana yang sewaktu-waktu

dapat ditarik.

c) Pemilik modal berupa setoran awal pada saat pendirian ataupun penambahan modal.

b) Penyalur dana

Dana yang dihimpun disalurkan dalam bentuk pembiayaan atau bentuk lainnya dalam bentuk investasi pembelian sukuk (obligasi syariah), serta penyertaan dalam bentuk bagi hasil.

c) Pelayan Jasa Keuangan

Melakukan pelayanan lalu lintas pembayaran dilakukan dalam berbagai aktivitas, seperti pengiriman yang (transfer), penagihan berupa collection, kartu debit, kartu kredit syariah, transaksi tunai, Real Time Gross Settlement (RTGS), kliring, Automatic Teller Machine (ATM), electronic banking, dan layanan perbankan lainnya.

2. Fungsi Khusus

a) Agen of Trust

18

penempatan dan pengelolaan dana berdasarkan prinsip syariah.

b) Agent of Development

Institusi yang memobilisasi dana untuk pembangunan ekonomi rakyat dan negara yang berbasis prinsip syariah.

c) Agent of Service

Memberikan pelayanan jasa perbankan dalam bentuk aneka transaksi keuangan kepada masyarakat guna mendukung kegiatan bisnis dan perekonomian.

d) Agent of Social

Bank syariah dapat menjalankan fungsi sosial dalam bentuk lembaga baitul mal, yaitu menerima dana yang berasal dari zakat, infaq, sedekah, hibah, atau dana sosial lainnya serta menyalurkannya kepada organisasi pengelola zakat. Selain itu dapat pula menghimpun dana sosial yang berasal dari wakaf uangdan menyalurkannya kepada pengelola wakaf (nazhir) sesuai dengan kehendak pemberi.

e) Agent of Business

Bank syariah dapat berfungsi sebagai mudharib yaitu sebagai pengelola dana nasabah untuk berbagi hasil. Bank syariah juga dapat berperan sebagai pemodal yang memberikan pembiayaan pada pihak lain. Bank Syariah juga dapat menjadi agen yang mempertemukan antara pebisnis atau mewakili bisnis nasabah.

19

3) Peranan Bank Syariah dalam Sistem Keuangan

Perbankan syariah memiliki fungsi dan peranan yang sangat vital sistem keuangan negara.

1. Pengalihan Aset (asset transmutation)

Sumber dana yang diberikan untuk pembiayaan berasal dari pemilik dana selaku unit surplus. Jangka waktunya dapat diatur sesuai keinginan pemilik dana sehingga bank berperan sebagaipengalih aset yang likuid dari unit surplus (Shahibul Mal) kepada unit deficit selaku pengelola dana (Mudharib) atau yang memerlukan pembiayaan dalam bentuk jual beli, sewa- menyewa, atau dengan akad lainnya.

2. Transaksi (transaction)

Bank memberikan layanan dan kemudahan kepada para pelaku ekonomi untuk melakukan berbagai transaksi keuangan yang menyangkut barang dan jasa.

3. Likuiditas (liquidity)

Bank juga berperan sebagai penjaga likuiditas masyarakat dengan adanya aliran dana dari unit surplus kepada unit defisit lewat mekanisme pengelolaan penghimpunan dan penyaluran dana masyarakat.

4. Broker of Business

20

para pebisnis , terutama antar nasabah mereka sendiri, sehingga mampu menjembatani informasi yang tidak simetris (assymetric information) dan terjadi efisiensi biaya ekonomi, terutama dalam praktik bisnisnya yang bervariasi, seperti dalam hal jual beli, sewa menyewa, sewa beli, gadai dan bagi hasil.

B. Pengertian Efisiensi

Dalam kamus besar bahasa Indonesia9 efisiensi yaitu tepat atau sesuai untuk mengerjakan (menghasilkan) sesuatu (dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga, biaya), mampu menjalankan tugas dengan tepat dan cermat, berdaya guna, bertepat guna. Efisiensi didefinisikan sebagai perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input), atau jumlah yang dihasilkan dari suatu input yang dipergunakan. Suatu perusahaan dapat dinilai efisien jika mampu menggunakan input yang sama dengan perusahaan lain namun mampu menghasilkan output yang lebih besar, atau sebaliknya mampu menghasilkan output yang sama dengan perusahaan lain dengan input yang lebih kecil.

Menurut Parmono dan Darmawan10 , Suatu perusahaan dapat dikatakan efisiensi apabila mempergunakan jumlah unit yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah unit input yang digunakan perusahaan lain untuk menghasilkan output yang sama, atau mempergunakan unit input yang sama, dapat menghasilkan jumlah output yang lebih besar. Ada tiga faktor yang menyebabkan efisiensi, yaitu:

9 Badan Pengembangan dan pembinaan Bahasa Kemendikbud, Kamus Bahasa Indonesia Untuk Pelajar, Jakarta 2011. Hal, 107

10Permono dan Darmawan (2000), “Analisis Efisiensi Industri perbankan di Indonesia” (studi kasus Bank-Bank Devisa di Indonesia Tahun 1991-1996), Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

21

1. Apabila dengan input yang sama dapat menghasilkan output yang lebih besar

2. Dengan input yang lebih kecil dapat menghasilkan output yang sama besar

3. Dengan input yang lebih besar dapat mengahasilkan output dengan persentase yang lebih besar.

Leibenstein -dalam Rahmat Hidayat-11 mengatakan, bahwa perusahaan beroperasi pada tingkat yang kurang efisien disebabkan dua hal, yaitu: (1) kegagalan menggunakan sumber daya secara efisien atau terjadi ketidak efisienan dalam penggunaan; dan (2) kegagalan perusahaan dalam mengkombinasikan sumber daya tersebut secara optimal.

Efisiensi merupakan salah satu parameter yang penting dalam menilai kinerja sebuah perusahaan. Dari pengukuran efisiensi dapat dilihat kemampuan sebuah perusahaan dalam memanfaatkan input - input yang dimiliki untuk menghasilkan output maksimal. Dengan pengukuran efisiensi pula dapat dihitung angka output minimum yang dapat dihasilkan dengan nilai input tertentu.

Efisiensi bagi sebuah bank atau industri perbankan secara keseluruhan merupakan aspek yang paling penting diperhatikan untuk mewujudkan suatu kinerja keuangan yang sehat dan berkelanjutan (sustainable). Efisiensi industri perbankan dapat ditinjau dari sudut pandang mikro maupun makro. Dari perspektif mikro, dalam suasana persaingan yang semakin ketat sebuah bank agar bisa bertahan dan berkembang harus efisien dalam kegiatan operasionalnya. Bank-bank

11Rahmat Hidayat, Efisiensi Perbankan Syariah Teori dan Praktik. (Bekasi: Gramata Publishing. 2014).hal .65

22

yang tidak efisien, besar kemungkinan akan keluar dari pasar karena tidak mampu bersaing dengan kompetitornya, baik dari segi harga (pricing) maupun dalam hal kualitas produk dan pelayanan. Bank yang tidak efisien akan kesulitan dalam mempertahankan kesetiaan nasabahnya dan juga tidak diminati oleh calon nasabah dalam rangka untuk memperbesar costumer-basenya.

Dari perspektif makro, bank yang efisien mampu menjalankan fungsi intermediasinya secara optimal melalui penyaluran kredit dengan biaya murah. Semakin banyak kredit yang disalurkan ke sektor riil, maka kegiatan investasi akan berkembang dan pertumbuhan ekonomi akan meningkat. Dengan tingkat efisiensi yang lebih tinggi, kinerja perbankan akan semakin lebih baik dalam mengalokasikan sumber daya keuangan, dan pada akhirnya dapat meningkatkan kegiatan investasi dan pertumbuhan ekonomi.

Konsep pengukuran efisiensi pertama kali diperkenalkan oleh Farrel (1957) pada saat melakukan pengukuran Empirik12 . Menurut Farrell (1957) konsep pengukuran efisiensi dibagi menjadi dua yaitu efisiensi teknik (technical efficiency/TE) dan efisiensi alokasi (allocation efficiency/AE). Efisiensi teknik menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan output dengan memanfaatkan jumlah input yang ada. Sedangkan efisiensi alokasi menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mengoptimalkan penggunaan input dengan struktur harga dan teknologi produksinya. Efisiensi alokasi juga disebut sebagai efisiensi ekonomi (economic efficiency), karena tujuan dari para produsen adalah mencapai efisiensi yang tinggi (efisiensi biaya, pendapatan atau efisiensi keuntungan).

23

Kombinasi dari kedua efisiensi (TE dan AE) tersebut akan menghasilkan efisiensi ekonomi secara total (Overall economic efficiency/OE) (Mokhtar, 2006).13

C. Teknik Pengukuran Efisiensi Perbankan

Secara umum ada dua macam pendekatan untuk mengukur tingkat efisiensi perbankan, yaitu

1. Pendekatan nisbah keuangan (financial ratio), yaitu menggunakan Index Number atau Rasio keuangan sebagai rujukan dalam menentukan efisiensi. Contoh rasio keuangan tersebut antara lain Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan rasio lainnya. 2. Pendekatan operating research (OR), pada pendekatan ini tingkat efisiensi

diukur dengan menggunakan beberapa teknik yang terbagi 2 jenis yaitu: (1) Teknik Parametrik seperti Stochastic Frontier Approach (SFA), Distribution Free Approach (DFA), dan Recusive Thick Frontier Approach (RTFA) serta (2) Teknik non parametrik seperti Data Envelopment Analysis (DEA) dan Free Disposable Hull Analysis (FDH).

Penggunaan rasio-rasio keuangan untuk mengukur efisiensi biaya merupakan cara yang banyak dipakai para analis perbankan. Hal ini karena cara tersebut lebih mudah dan semua data yang diperlukan untuk pengukuran dapat langsung diperoleh dari laporan keuangan bank yang bersangkutan namun pengukuran efisiensi dengan menggunakan rasio keuangan dapat menimbulkan kesalahan. Beberapa masalah yang mungkin timbul dalam analisis rasio-rasio

24

keuangan, yaitu:14

a) Banyak perusahaan besar mengoperasikan divisi yang berbeda pada industri yang berbeda dan perusahaan semacam ini sangat sulit untuk mengembangkan seperangkat rata-rata industri yang berarti untuk tujuan komparatif. Oleh karena itu, analisis rasio lebih berguna bagi perusahaan kecil dibanding perusahaan multidivisi.

b) Kebanyakan perusahaan ingin lebih baik dibandingkan rata-rata industri, sehingga bila hanya mencapai kinerja rata-rata tidaklah telalu baik.

c) Inflasi dapat memberikan distorsi yang buruk terhadap neraca perusahaan, nilai yang dicatat seringkali sangat berbeda dengan nilai sebenarnya d) Faktor seperti musiman juga dapat mendistorsi analisis rasio

e) Perusahaan dapat menggunakan teknik “window dressing” untuk memuat laporan keuangan nampak lebih baik

f) Praktik akuntansi yang berbeda dapat mendistorsi perbandingan

g) Sangat sulit menyamaratakan apakah suatu rasio tertentu “baik” atau “buruk”

h) Suatu perusahaan mungkin memiliki beberapa rasio yang kelihatan “bagus” dan yang lainnya kelihatan “buruk”, yang membuat sulit untuk menyatakan apakah perusahaan tersebut kuat atau lemah.

Sedangkan teknik - teknik analisis dalam pendekatan OR merupakan pendekatan dengan perhitungan ekonometrik. Saat ini pendekatan OR ini adalah

14 Edy Hartono. “Analisis Efisiensi Biaya Industri Perbankan Indonesia dengan Menggunakan Metode Parametrik SFA Analysis”. (Tesis Universitas Diponegoro Semarang, 2009) hal. 18

25

teknik yang paling dominan digunakan dalam penghitungan efisiensi perbankan.

D. Teknik Pengukuran Stochastic Frontier Approach (SFA)

Stochastic Frontier Approach (SFA) adalah teknik pengukuran tingkat efisiensi dengan pendekatan parametrik. Teknik ini dikembangkan oleh Aigner, Lovell dan Schimdt (1977) serta Meesen dan van Broek (1977).15 Pada metode ini, profit dari bank dimodelkan untuk terdeviasi dari profit efficient frontier-nya akibat adanya random noise dan inefisiensi.16

Pendekatan ini banyak digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi perbankan utamanya di Amerika Serikat dan negara-negara maju lainnya. Keuntungan menggunakan teknik ini adalah dapat menangani masalah statistical noise. Pada teknik ini faktor ketidakefisienan tidak lagi dicemari karena dapat dipisahkan dan dibedakan secara jelas dari random noise-nya. Kelemahan utama metode ini adalah memerlukan bentuk fungsional yang terlampau ketat dari teknologi produksinya. Selain itu kelemahannya adalah cenderung akan mengaburkan pengaruh kesalahan spesifikasi bentuk fungsional dengan pengaruh ketidak efisienan.

Menurut Berger dan Humprey – dalam Kukuh17 , pendekatan stochastic frontier atau sering juga disebut pendekatan ekonometrik yang menentukan bentuk fungsional untuk biaya, keuntungan, atau hubungan produksi antara input, output,

15Rahmat Hidayat, Efisiensi Perbankan Syariah Teori dan Praktik. hal 70

16 Agung Nugroho, “Efisiensi Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri dan Bank Mega Syariah Menggunakan Stochastic Frontier Analysis (SFA)”. (Jakarta : Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah. 2012), hal 42

17 Kukuh Ari Arbi, “Pendekatan Parametrik dan Non Parametrik Untuk Efisiensi Perbankan (Studi Kasus Bank-Bank BUMN dan Bank-Bank Asing yang Terdaftar di Bank Indonesia”). (Jakarta : Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah. 2011). Hal. 20

26

dan faktor lingkungan serta memungkinkan adanya kesalahan acak. SFA berpendapat bahwa sebuah model terdiri atas kesalahan dimana inefisiensi diasumsikan mengikuti distribusi asimetris, sisanya setengah normal, sedangkan kesalahan acak mengikuti distribusi simetris, biasanya standar normal.

Logikanya adalah bahwa inefisiensi harus memiliki distribusi memotong karena inefisiensi tidak boleh negatif. Baik inefisiensi dan kesalahan yang diasumsikan menjadi orthogonal ke output, input, atau variabel lingkungan yang ditetapkan dalam mengestimasi persamaan. Keunggulan pendekatan frontier stochastic yaitu dilibatkannya disturbance term yang mewakili gangguan, kesalahan pengukuran dan kejutan eksogen yang berada diluar kontrol unit produksi.

Nilai efisiensi dengan menggunakan metode SFA adalah dalam bentuk persentase. Semakin mendekati nilai 100% menunjukkan bahwa suatu bank bertindak semakin efisien. Dalam setiap periodenya (dalam hal ini setiap tahun), dihasilkan nilai efisiensi yang relatif terhadap bank-bank yang termasuk dalam sampel. Artinya ada satu bank yang bertindak paling efisien dalam setiap tahunnya, dan efisiensi dari bank-bank lainnya diukur secara relatif terhadap bank tersebut. Bank yang paling efisien mempunyai nilai efisiensi tertinggi yaitu 100%.18

Dalam menggunakan pendekatan parametrik dan non parametrik, menurut Muliaman D. Hadad dkk, terdapat tiga pendekatan lazim yang digunakan untuk mendefinisikan hubungan antara input dan output dalam kegiatan financial suatu

18 Muliaman D. Haddad, dkk, “Analisis Efisiensi Industri Perbankan Indonesia: Penggunaan Metode Nonparametrik Data Envelopment Analysis”(Jurnal Bank Indonesia, 2003) h. 10.

27

lembaga keuangan, yaitu:19

a Pendekatan Aset (Asset Approach)

Pendekatan aset mencerminkan fungsi primer sebuah lembaga keuangan sebagai pencipta kredit pinjaman (loans). Pendekatan ini, output didefinisikan dalam bentuk asset.

b Pendekatan Produksi (Production Approach)

Pendekatan ini menganggap lembaga keuangan sebagai produsen akun deposito dan kredit pinjaman, sedangkan output didefinisikan sebagai jumlah tenaga, pengeluaran modal pada aset-aset tetap dan material lainnya.

c Pendekatan Intermediasi (Intermediation Approach)

Pendekatan ini memandang sebuah lembaga keuangan sebagai intermediator, yaitu merubah dan mentransfer aset-aset keuangan dari surplus unit menjadi defisit unit. Input-input lembaga keuangan tersebut meliputi: biaya tenaga kerja, modal dan pembayaran bunga pada deposito, kemudian outputnya diukur dalam bentuk kredit pinjaman (loans) dan investasi keuangan (financial investment). Pendekatan ini melihat fungsi primer sebuah institusi keuangan sebagai pencipta kredit pinjaman.

19 Zaky M Lubis, “Tingkat Efisiensi Perbankan Syariah Di Indonesia Dengan Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis”. (Jakarta : Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah. 2013). hal 33-34

28 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Objek Penelitian

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Bank Jabar Banten Syariah dan Bank DKI Syariah. Sedangkan data yang digunakan adalah laporan keuangan triwulanan pada periode Januari 2011 sampain dengan Desember 2014. Alasan penulis memilih PT. Bank Jabar Banten Syariah dan Bank DKI Syariah adalah sebagai berikut:

1. Wilayah asal kedua BPD Syariah di atas merupakan wilayah yang dekat dengan pusat pemerintahan dan bisnis di Indonesia. Oleh karena itu diasumsikan kedua bank tersebut memiliki aset terbesar di antara BPD dan BPDS dari daerah lain.

2. Kedua BPDS di atas merupakan BPDS tertua yang lahir di Indonesia. 3. Meskipun Berbeda dari segi Jenis Bank ( BUS dan UUS), akan tetapi

kedua bank memiliki asset yang besar senilai lebih dari 1 triliun rupiah pada tahun 2014.

4. Kedua BPDS di atas memiliki data tersedia paling lengkap pada periode Januari 2011 sampai Desember 2014 penelitian dibanding dengan BPD dan BPDS yang lain.

B. Jenis dan Sumber Data

29

data yang diperoleh tidak secara langsung dari sumbernya. Data tersebut diperoleh dari laporan keuangan perbankan syariah yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia maupun bank yang bersangkutan serta pustaka lain yang berhubungan dengan efisiensi perbankan syariah.

C. Populasi dan Sampel

Populasi yang dijadikan objek penelitian pada penelitian ini adalah seluruh bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah yang tercatat selama periode tahun 2011 sampai 2014 sejumlah 197 bank dengan rincian 12 Bank Umum Syariah, 22 unit Usaha Syariah, dan 163 Bank Perkreditan Rakyat Syariah. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara purposive sampling dengan kriteria Bank Pembangunan Daerah yang memiliki layanan syariah baik berupa Bank Umum Syariah (BUS) atau Unit Usaha Syariah (UUS) yang laporan keuangan tersedia secara lengkap selama periode Januari 2011 sampai Desember 2014.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa studi kepustakaan. Dalam studi pustaka, peneliti memperoleh data dengan cara melihat laporan keuangan, baik itu yang tertera di situs Bank Indonesia maupun di situs bank yang bersangkutan.

Selain itu, dalam memperoleh data peneliti juga membaca berbagai sumber seperti buku, jurnal, dan karya ilmiah lainnya yang berkaitan dengan efisiensi

30

perbankan.

E. Spesifikasi Variabel Input dan Output

Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan oleh peneliti adalah adalah pendekatan intermediasi atau perantaraan. Pendekatan intermediasi menerangkan aktivitas perbankan sebagai pentransformasi uang yang dipinjamkan kepada para debitur. Pendekatan intermediasi melihat bank sebagai financial intermediary, dengan output yang diukur dalam unit rupiah. Variabel input dan output pada penelitian ini ditunjukkan seperti pada tabel berikut:

Tabel 3.1

Variabel Input dan Output

Simbol Nama Variabel Sumber

X1 Total Simpanan Neraca

X2 Beban Operasional Laporan Laba/Rugi

X3 Total Aset Neraca

Y Total Pembiayaan Neraca

Alasan peneliti menggunakan pendekatan intermediasi dalam penelitian ini adalah:

1) Menurut Berger dan Humprey (1997) dalam Rino A. N.20 menyatakan bahwa pendekatan intermediasi merupakan pendekatan yang lebih tepat

20 Rino A. N, “Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah dengan Metode Stochastic Frontier Analysis”. h. 29

31

untuk mengevaluasi kinerja lembaga keuangan secara umum karena karakteristik lembaga keuangan sebagai financial intermediation yang menghimpun dana dari surplus unit dan menyalurkan kepada deficit unit 2) Menurut Muliaman Hadad dkk21, peranan dari bank di Indonesia adalah

sebagai institusi finansial yang mengumpulkan tabungan (yang merupakan surplus unit) dan mengubahnya menjadi kredit yang merupakan defisit unit. Atau dengan kata lain, fungsi intermediasi dari bank penting untuk diteliti.

3) Menurut Muliaman Hadad dkk22 , jika deposito diperhitungkan sebagai output, deposite services dikenakan kepada nasabah bank dalam bentuk membayar tingkat bunga dibawah tingkat bunga pasar (SBI) dari pada mengenakannya dengan harga tertentu sebagai fee dari service. Sehinga sulit ditentukan harga dari deposito.

4) Berbeda dengan pendekatan produksi, pendekatan intermediasi mengemukakan bahwa fungsi utama bank adalah menerima deposit dari masyarakat dan kemudian menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam berbagai bentuk pinjaman. Berkaitan dengan hal ini maka labor, materials, dan deposits dipandang sebagai input sedangkan outputnya adalah pinjaman dan kegiatan-kegiatan lain yang menghasilkan

21Muliaman Haddad, dkk, “Pendekatan Parametrik Untuk Efisiensi Perbankan Indonesia.” (Jakarta: Jurnal Bank Indonesia, 2003) h. 6.

22 Muliaman Haddad, dkk, “Pendekatan Parametrik Untuk Efisiensi Perbankan Indonesia.” h.6

32

pendapatan, yaitu berbagai bentuk pelayanan bank (banking services) yang menghasilkan fee atau komisi.23

F. Definisi Operasional

1) Variabel Input a) Total Simpanan

Total simpanan merupakan sejumlah dana masyarakat baik individu atau badan hukum yang berhasil dihimpun oleh bank syariah melalui produk penghimpunan dana seperti giro syariah, deposito syariah, dan tabungan syariah. 24 Total simpanan yang digunakan adalah penjumlahan dari dana simpanan wadiah dan dana investasi tidak terikat. Total simpanan digunakan karena fungsi bank sebagai lembaga intermediasi yang memposisikan simpanan sebagai variabel input. Semakin banyak total simpanan yang dimiliki oleh bank akan semakin memudahkan bank untuk menyalurkan pembiayaan dan berdampak pada semakin tingginya efisiensi bank tersebut. Maka total simpanan memiliki hubungan signifikan positif terhadap pembiayaan.

b) Beban Operasional

Beban operasional merupakan biaya langsung yang berhubungan dengan kegiatan operasional usaha bank.25 Beban operasional yang

23 Dramli, “A Study of Bank Efficiency in Indonesia”. 2009

24 Rino A. N. “Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah dengan Metode Stochastic Frontier Analysis”. hal. 58

Dokumen terkait