• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan, analisis terhadap data yang diperoleh maka dapat disimpulkan seperti berikut ini :

1. Kawasan rawan bancana letusan Gunungapi Galunggung yang terdiri dari lima desa yakni Desa Sukaratu, Desa Sinagar, Desa Linggajati Desa Mekarjaya dan Desa Cisaruni merupakan kawasan yang memiliki potensi tinggi terkena landaan material letusan Gunungapi Galunggung jika sewaktu-waktu terjadi. Penggunaan lahan terutama berupa sawah, kolam, hutan dan pemukiman yang ada di kawasan tersebut berpotensi mengakibatkan kerugian yang besar. Begitu halnya dengan kondisi sosial di kawasan ini. Jumlah kelompok penduduk rentan rata-rata memiliki persentase yang lebih banyak di setiap desa. Kelompok rentan tersebut berpotensi tinggi terhadap ancaman letusan Gunungapi Galunggung karena dengan asumsi keterbatasan mobilitas.

2. Seluruh wilayah kajian yang terdiri dari lima desa yang berada pada kawasan rawan bencana Gunung Galunggung yakni Desa Sukaratu, Desa Sinagar, Desa Linggajati, Desa Mekarjaya dan Desa Cisaruni memiliki tingkat kerentanan yang tinggi. Masing-masing desa memiliki nilai indeks kerugian dan indeks penduduk terpapar sebagai berikut:

a. Desa Sukaratu memiliki potensi kerugian sebesar Rp.267.596.397.522,00 dengan nilai indeks 0,541. Sementara nilai indeks penduduk terpapar Desa Sukaratu adalah 0,267. Sehingga nilai indeks kerentanan Desa Sukaratu adalah 0,808. Nilai indeks tersebut menunjukkan Desa Sukaratu termasuk kepada kelas kerentanan tinggi.

Noneng Nita Kardinasari, 2014

Tingkat kerentanan bencana letusan gunung api galunggung di kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

b. Desa Sinagar memiliki potensi kerugian sebesar Rp.214.596.265.299,00 dengan nilai indeks 0,512. Sedangkan nilai indeks penduduk terpapar Desa Sinagar adalah 0,267. Sehingga kalkulasi nilai indeks kerentanan Desa Sinagar adalah 0,779. Nilai indeks tersebut menunjukkan Desa Sukaratu termasuk kepada kelas kerentanan tinggi.

c. Desa Linggajati memiliki potensi kerugian sebesar Rp.153.614.280.721,00 ini berarti nilai indeks kerugiannya 0,515. Sedangkan nilai indeks penduduk terpapar Desa Linggajati 0,185. Maka nilai indeks kerentanan Desa Linggajati adalah 0,700. Nilai indeks tersebut menunjukkan bahwa Desa Linggajati termasuk kepada kelas kerentanan tinggi.

d. Desa Mekarjaya memiliki potensi kerugian sebesar Rp.255.543.143.928,00 dengan nilai indeks kerugian 0,482. Sementara nilai indeks penduduk terpapar Desa Mekarjaya adalah 0,360. Maka nilai indeks kerentanan dari Desa Mekarjaya adalah 0,842. Nilai indeks tersebut menunjukkan Desa Mekarjaya termasuk kepada kelas kerentanan tinggi.

e. Desa Cisaruni memiliki potensi kerugian sebesar Rp.194.209.949.593,00 dengan nilai indeks 0,346. Sedangkan untuk nilai indeks penduduk terpapar 0,346. Maka nilai indeks kerentanan Desa Cisaruni adalah 0,828. Nilai indeks tersebut menunjukkan Desa Cisaruni termasuk kepada kelas kerentanan tinggi.

3. Hasil overlay antara Peta Kerentanan dengan Peta Ancaman di kawasan rawan bencana Gunung Galunggung menghasilkan zonasi yang berbeda. Hal ini dikarenakan parameter yang digunakan untuk analisis peta bukan saja dengan menggunakan nilai indeks kerugian dan nilai indeks penduduk terpapar, melainkan menggabungkan antara parameter kerentanan yang sebelumnya telah disebutkan serta parameter untuk penentuan peta ancaman. Penentuan peta ancaman disusun berdasarkan kemungkinan terjadi suatu

Noneng Nita Kardinasari, 2014

Tingkat kerentanan bencana letusan gunung api galunggung di kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ancaman dan besaran dampak yang pernah tercatat untuk bencana yang pernah terjadi. Atau dengan kata lain peta ancaman ini dibuat berdasarkan data dan catatan sejarah kejadian yang pernah terjadi di suatu wilayah yang berpotensi terjadi bencana.

Peta ancaman menghasilkan tiga zonasi kawasan yakni kawasan rawan bencana I sebagai zona waspada, kawasan rawan bencana II sebagai zona bahaya dan kawasan aman dari ancaman bencana. Peta overlay antara peta kerentanan dengan peta ancaman bencana Gunung Galunggung menunjukkan Desa Linggajati dan sebagian Desa Sinagar dan Desa Sukaratu termasuk kelas kerentanan tinggi, hal ini dikarenakan daerah-daerah tersebut berada di sepanjang daerah hilir Ci Kunir dan Ci Banjaran yang mana hulu dari kedua sungai tersebut adalah kawah Gunung Galunggung. Kondisi ini berpotensi besar terhadap wilayah tersebut terlanda material letusan gunung. Sementara Desa Cisaruni dan sebagian besar Desa Mekarjaya serta sebelah tenggara Desa Sukaratu termasuk zona kerentanan sedang. Hal itu karena wilayah tersebut tidak dialiri Ci Kunir dan Ci Banjaran. Sehingga ancaman yang mungkin melanda tidak sebesar wilayah yang berada di daerah hilir kedua sungai tersebut.

B. Saran

Secara keseluruhan karya tulis ini membahas tentang tingkat kerentanan bencana yang mana hasilnya diringkas sebagaimana ada pada kesimpulan. Oleh karena itu ada beberapa opini yang penulis rekomendasikan berkenaan dengan hal tersebut, diantarnya:

1. Perlu ditingkatkannya penerapan mitigasi bencana meliputi usaha sosialisasi dan simulasi kebencanaan dalam rangka meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap ancaman yang sewaktu-waktu dapat terjadi mengingat tinggiya tingkat kerentanan bencana di wilayah kajian.

Noneng Nita Kardinasari, 2014

Tingkat kerentanan bencana letusan gunung api galunggung di kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Perlu membuat zonasi wilayah yang harus dikosongkan dari aktivitas penduduk untuk mengendalikan pertumbuhan pemukiman agar tidak sampai terlalu dekat dengan sumber erupsi Gunung Galunggung.

3. Gunung Galunggung merupakan salah satu destinasi wisata yang terkenal di Kabupaten Tasikmalaya hal itu menyebabkan banyak wisatawan yang datang ke kawasan pariwisata Gunung Galunggung. Oleh karena itu, perlu adanya informasi yang terpadu serta jalur evakuasi yang jelas yang disediakan oleh pengelola kawasan pariwisata tersebut untuk menjamin kenyamanan dan keamanan wisatawan.

4. Bagi peneliti selanjutnya, karya tulis ini dapat dijadikan acuan untuk meneliti tingkat kesiapsiagaan masyarakat di wilayah penelitian yang sama sehingga penelitiannya dapat dikembangkan untuk mengkaji resiko bencana letusan Gunung Galunggung.

5. Bagi bidang pendidikan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumber informasi mengenai kebencanaan khususnya bencana letusan Gunung Galunggung. Serta memotivasi pendidik khususnya pendidik geografi untuk mengenalkan mitigasi bencana terhadap peserta didiknya.

Noneng Nita Kardinasari, 2014

Tingkat kerentanan bencana letusan gunung api galunggung di kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Daftar Pustaka

Abdul Rahman, R.(2010). Penentuan Tingkat Risiko Bencana Letusan Gunung

Gamalama di Pulau Ternate Provinsi Maluku Utara. Buletin Geologi Tata

Lingkungan.20 : 123-136

Badan Geologi.(2011). Data Dasar Gunung Api Indonesia. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral:Bandung.

Bagoes Mantra, I.(2008). Demografi Umum. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

BAPPENAS (2010). Evaluasi Pelayanan Keluarga Berencana Bagi Masyarakat

Miskin. Jakarta : Direktorat Kependudukan.

Hendrik Boby Hentarto.(2012) Lempeng Tektonik Indonesia.[online]. Tersedia di: http://geoenviron.blogspot.com/2012/09/lempeng-tektonik

indonesia.html.[diakses [24 Februari 2014].

Kusumadinata.(1986). Data Dasar Gunung Galunggung. Direktorat Vulkanologi Dirjen Geologi dan Sumber Daya Mineral:Bandung.

Noor, Djauhari (2012). Mitigasi Bencana Geologi. Tidak Diterbitkan.

Peraturan Kepala BNPB No.2.(2012). Pedoman Umum Pengkajian Resiko

Noneng Nita Kardinasari, 2014

Tingkat kerentanan bencana letusan gunung api galunggung di kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung Galunggung Jawa Barat.(1996). Direktorat Vulkanologi : Bandung.

Rafi’I, S. (1995). Meteorologi dan Klimatologi. Bandung : Angkasa.

Simandjuntak. (2009). Tektonika . Pusat Survei Geologi : Bandung.

Sugiyono.(2010). Statistika Untuk Penelitian . Bandung: Alfabeta

Suta Widjaja, I.(2007). Menyelamatkan Alam Sunda. Yayasan Pusat Studi Sunda : Bandung.

Tika, Moh.P.(2005). Metode Penelitian Geografi.Jakarta:Bumi Aksara

Undang –Undang No.24. (2007). Penanggulangan Bencana. Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia: Jakarta

Wirakusumah, D. (2007). Informasi Geologi Lingkungan untuk Penataan Ruang

dan Pengembangan Wilayah di Indonesia. Badan Geologi Departemen

Energi dan Sumber Daya Mineral: Bandung.

Rijal Wittiri, S.(2007). Gunung Api Indonesia. Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral:Bandung.

Sumber Data:

Kecamatan Padakembang Dalam Angka 2011. Badan Pusat Statistika. Kecamatan Sukaratu Dalam Angka 2011. Badan Pusat Statistika. PDRB Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2010-2012.

Noneng Nita Kardinasari, 2014

Tingkat kerentanan bencana letusan gunung api galunggung di kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Rekapitulasi Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2013 Kecamatan Padakembang. Data Lahan Produktif Kecamatan Sukaratu Tahun 2013. BPP Kecamatan

Sukaratu.

Data Lahan Produktif Kecamatan Padakembang Tahun 2013. BPP Kecamatan Padakembang.

Dokumen terkait