BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
B. Saran
1. Hendaknya Jaksa Penuntut Umum menuntut terdakwa dengan hukuman maksimal sebab perbuatan para terdakwa sangat merugikan para korban baik secara materil maupun secara moril, sebagaimana para terdakwa melakukan pengancaman dengan menggunakan senjata tajam yang ditujukan kebagian tubuh para korban serta kata-kata ancaman yang sangat menakutkan kepada para korban. Dengan tuntutan yang berat, maka hakim dapat menjatuhkan hukuman terhadap para terdakwa sesuai dengan surat dakwaan yang dibuat oleh Jaksa Penuntut Umum demi memberikan rasa keadilan kepada para korban dan kepada masyarakat.
2. Hendaknya terdakwa dihukum lebih berat lagi untuk memberikan efek jera kepada terdakwa, dengan adanya pidana yang dijatuhkan kepada pelaku tindak pidana pemerasan dengan ancaman dapat menimbulkkan efek jera dan memberi kesadaran kepada para pihak lain agar tidak melakukan tindak pidana pemerasan dengan ancaman dalam kehidupan masyarakat sehingga keamanan dan kenyamanan tercipta di dalam masyarakat demi mewujudkan kehidupan yang harmonis.
BAB II
Dakwaan Jaksa Penuntut Umum Terhadap Tindak Pidana Pemerasan Dengan Menggunakan Senjata Tajam Yang Dilakukan Secara Bersama-
Sama Dalam Putusan Pengadilan Negeri Sibolga Nomor 266/Pid.B/2014/Pn.Sbg
A. Tinjauan Umum Mengenai Dakwaan 1. Pengertian Surat Dakwaan
Periode HIR surat dakwaan disebut surat tuduhan atau acte van beshuldiging, seperti yang ditegaskan pada Pasal 140 ayat (1) KUHAP, diberi nama surat dakwaan. Atau dimasa yang lalu surat dakwaan lazim disebut acte van
verweijzing, dalam istilah hukum Inggris disebut imputation atau indictment.31
Menurut Mr.I.A.Negerburgh Surat ini adalah sangat penting dalam pemeriksaan perkara pidana, karena ialah yang merupakan dasarnya,dan menentukan batas-batas bagi pemeriksaan hakim.Memang pemeriksaan itu tidak batal jika batas-batas ittu dilampaui,tetapi putusan hakim hanyalah boleh mengenai peristiwa-peristiwa yang terletak dalam batas-batas itu32.
Surat dakwaan merupakan dasar penuntutan perkara pidana yang dibuat oleh jaksa penuntut umum dan diajukan ke pengadilan dengan adanya surat dakwaan tersebut berarti ruang lingkup pemeriksaan telah dibatasi dan jika dalam pemeriksaan terjadi penyimpangan dari surat dakwaan, maka hakim ketua sidang
31
Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP Penyidikan dan Penuntutan (Edisi Kedua), Sinar Grafika, Jakarta, 2001, hlm. 386.
mempunyai wewenang untuk memberikan teguran kepada jaksa atau penasihat hukum tesangka. 33
Surat dakwaan adalah pijakan dasar bagi proses persidangan pidana di ranah hukum pidana di Indonesia. Tetapi ada kalanya surat dakwaan itu mempunyai kesalahan sehingga diperlukan suatu perubahan surat dakwaan. Perubahan surat dakwaan terkait erat dengan Pasal 143 dan 144 KUHAP, yang mana pada Pasal 143 KUHAP mengenai syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi dalam surat dakwaan, sedangkan Pasal 144 KUHAP adalah tentang perubahan surat dakwaan.
Pasal 143 KUHAP :
(2) Penuntut umum membuat surat dakwaan yang diberi tanggal dan ditandatangani serta berisi :
a. nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin, kebangsaan, tempat tinggal, agama dan pekerjaan tersangka;
b. uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan dengan menyebutkan waktu dan tempat tindak pidana itu dilakukan.
(3) Surat dakwaan yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana di maksud dalam ayat (2) huruf b batal demi hukum.
(4) Turunan surat pelimpahan perkara beserta surat dakwaan disampaikan kepada tersangka atau kuasanya atau penasihat hukumnya dan penyidik, pada saat yang bersamaan dengan penyampaian surat pelimpahan perkara tersebut ke pengadilan negeri.
Pasal 144 KUHAP :
(1) Penuntut umum dapat mengubah surat dakwaan sebelum pengadilan menetapkan hari sidang, baik dengan tujuan untuk menyempurnakan maupun untuk tidak melanjutkan penuntutannya.
(2) Pengubahan surat dakwaan tersebut dapat dilakukan hanya satu kali selambat-lambatnya tujuh hari sebelum sidang dimulai.
(3) Dalam hal penuntut umum mengubah surat dakwaan ia menyampaikan turunannya kepada tersangka atau penasihat hukum dan penyidik. Penuntut umum hanya dapat melakukan pengubahan surat dakwaan dalam dua waktu, yakni pertama sebelum pengadilan menetapkan hari sidang, yang
pengubahan surat dakwaan dapat dilakukan beberapa kali (vide Pasal 144 ayat (1) KUHAP), dan kedua hanya satu kali selambat-lambatnya tujuh hari sebelum sidang dimulai (vide Pasal 144 ayat (2) KUHAP). Sedangkan hak terdakwa/tersangka adalah memperoleh turunan surat dakwaan yang telah diubah.
Dalam teknis perkara, jika perubahan ini dilakukan tidak sesuai waktu yang telah disebutkan di atas, terdakwa memperoleh hak untuk menolak disidangkan dengan dasar dakwaan yang telah dirubah tidak sesuai Pasal 144 KUHAP. Jika seandainya turunan surat dakwaan dengan surat dakwaan di tangan majelis hakim tidak mempunyai kesamaan, maka terdakwa mempunyai hak untuk menolak disidangkan dengan alasan adanya kerancuan surat dakwaan yang selanjutnya dapat meminta kepada majelis hakim untuk menjatuhkan putusan berupa surat dakwaan tidak dapat diterima.34
2. Fungsi Surat Dakwaan
Surat Dakwaan menempati posisi sentral dan strategis dalam pemeriksaan perkara pidana di Pengadilan, karena itu surat dakwaan sangat dominan bagi keberhasilan pelaksana tugas penuntutan. Fungsi Surat Dakwaan dapat dikategorikan sebagai berikut :35
a. Bagi Pengadilan / Hakim
Surat Dakwaan merupakan dasar dan sekaligus membatasi ruang lingkup pemeriksaan,dasar pertimbangan dalam penjatuhan keputusan serta Surat dakwaan juga akan memperjelas aturan-aturan hukum mana yang dilanggar oleh
34
http://abdulahffandi.wordpress.com/2011/10/07/kapan-dapat-dilakukan-perubahan-surat -dakwaan/,Diakses pada Tanggal 21 Januari 2017 Pukul 01.36 Wib.
terdakwa. Dengan demikian, hakim tidak boleh memutuskan atau mengadili perbuatan pidana yang tidak didakwakan.36
b. Bagi Penuntut Umum
Bagi seorang penuntut umum surat dakwaan merupakan dasar pelimpahan perkara, karena dengan pelimpahan perkara tersebut penuntut umum meminta agar perkara tersebut diperiksa dan diputus dalam sidang pengadilan, atas dakwaan yang dilampirkan dalam pelimpahan perkara tersebut.
Dalam tahap selanjutnya, surat dakwaan itu menjadi dasar pembuktian/pembahasan yuridis, dasar tuntutan pidana dan akhirnya merupakan dasar upaya hukum.
c. Bagi Terdakwa/Penasehat Hukum
Bagi terdakwa/penasihat hukum surat dakwaan merupakan dasar untuk mempersiapkan pembelaan dan oleh karena itulah surat dakwaan harus disusun secara cermat, jelas dan lengkap.
3. Prinsip Surat Dakwaan
Membicarakan prinsip surat dakwaan harus disesuaikan dengan ketentuan KUHAP, sebab prinsip yang diatur dalam HIR dengan KUHAP terdapat beberapa perbedaan.Terutama yang menyangkut pasal 83 HIR, yang menegaskan surat tolakan jaksa bukan merupakan surat tuduhan dalam arti kata yang sebenarnya. Yang membuat surat tuduhan menurut HIR adalah Ketua Pengadilan Negeri, yang mempunyai wewenang untuk mengubah isi tolakan jaksa. Ketua Pengadilan
36
Ramelan (mantan Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus), dalam bukunya Hukum Acara Pidana (Teori dan Implementasi), pada halaman 162.
Negeri tidak terikat pada isi tolakan jaksa. Itu sebabnya, sistem pembuatan surat dakwaan menurut HIR, jaksa sebagai penuntut umum belum sempurna berdiri sendiri, masih berada dibawah pengawasan Ketua Pengadilan Negeri. Barangkali disebabkan anggapan pada masa pembuatan HIR, sebagian besar penuntut umum belum begitu mahir menyusun perumusan yuridis, jika dibandingkan dengan para hakim/Ketua Pengadilan Negeri, pada umumnya terdiri dari sarjana hukum.37
Menurut KUHAP kedudukan jaksa sebagai penuntut umum semakin dipertegas dalam posisi sebagi instansi yang berwenang melakukan penuntutan (Pasal 1 butir 7 dan Pasal 137). Dalam posisi sebagai aparat penuntut umum, pasal 140 ayat (1) menegaskan wewenang penuntut umum untuk membuat surat
dakwaan tanpa campur tangan instansi lain. Penuntut umum “berdiri sendiri” dan
sempurna (volwaardig) dalam pembuatan surat dakwaan. Bertitik tolak dari ketentuan pasal 1 butir 7 dan pasal 137 serta pasal 140 ayat (1), kedudukan penuntut umum dalam pembuatan surat dakwaan dapat dijelaskan :
a. Pembuatan surat dakwaan dilakukan secara sempurna dan berdiri sendiri atas wewenang yang diberikan Undang-undang kepada penuntut umum.
b. Surat Dakwaan Adalah Dasar Pemikiran Hakim
Hakim dalam menjalankan tugasnya dalam menyelesaikan suatu perkara, khususnya perkara pidana memerlukan waktu yang cukup panjang.38Oleh karena itu pendekatan pemeriksaan persidangan, harus bertitik tolak dan diarahkan kepada usaha membuktikan tindak pidana yang dirumuskan dalam surat dakwaan.
37 Yahya Harahap, Op. cit, hlm. 389.
c. Hanya Jaksa Penuntut Umum yang Berhak dan Berwenang Menghadapkan dan Mendakwa Seseorang yang Dianggap Melakukan Tindak Pidana di Muka Sidang Pengadilan.
Bahwa selain dari melakukan penuntutan, melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap (executive
ambtenaar). Kejaksaan juga memiliki tugas dan wewenang dalam bidang pidana
lainnya yakni melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana bersyarat, putusan pidana pengawasan, dan keputusan lepas bersyarat; melakukan penyelidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan undang-undang; melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan pemeriksaan tambahan sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang dalam pelaksanaannya dikoordinasikan dengan penyidik39
4. Syarat-syarat Surat Dakwaan
Dakwaan harus memiliki dua syarat sesuai dengan Pasal 143 ayat (2) KUHAP disebutkan bahwa surat dakwaan yang diberi tanggal dan ditandatangani serta berisi :
a. Syarat Formal
Syarat formal memuat hal-hal yang berhubungan dengan :
1) Surat dakwaan harus memuat secara lengkap identitas terdakwa yang meliputi : Nama lengkap, tempat lahir, umur dan tanggal lahir, jenis kelamin, kebangsaan, tempat tinggal, agama, dan pekerjaan tersangka. 2) Surat Dakwaan harus dibuat tanggal,
3) Ditandatangani oleh Penuntut Umum/ Jaksa40. b. Syarat Materiil
Syarat Materiil memut dua unsur yang tak boleh dilalaikan :
1) Dalam surat dakwaan harus berisi uraian cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan.
2) Menyebut waktu dan tempat tindak pidana dilakukan ( tempus delicti dan locus delicti)
5. Bentuk Surat Dakwaan
Surat dakwaan merupakan landasan titik tolak pemeriksaan perkara di sidang pengadilan.Surat dakwaan harus memenuhi syarat formil dan meteriil yang ditentukan Pasal 143 ayat (2) KUHAP. Kadang dalam peristiwa pidana tertentu, penyusunan rumusan surat dakwaan harus dibuat dalam bentuk rumusan spesifik sesuai dengan ruang lingkup peristiwa pidana yang terjadi dihubungkan dengan kenyataan perbarengan atau consursus yang terkandung di dalam perbuatan peristiwa tindak pidana yang bersangkutan. Terutama dalam kasus yang rumit seperti dalam peristiwa pidana yang mengandung concurus idealis maupun concurus realis, benar diperlukan kecermatan dan keluasan pengetahuan hukum acara dan hukum pidana materiil dari penuntut umum yang membuat perumusan surat dakwaan. Sebab dalam kasus-kasus peristiwa pidana yang mengandung samenloop atau perbarengan seperti:
a. Dalam aturan concursus idealis yang diatur dalam Pasal 63 KUHAP. b. Perbarengan dalam perbuatan atau concursus realis:
1) Sejenis ancaman hukum pokoknya seperti yang diatur dalam Pasal 65 KUHP.
2) Tidak sejenis ancaman hukuman pokok seperti yang di atur dalam Pasal 66 KUHP.
3) Perbarengan perbuatan Antara pelanggaran dengan kejahatan atau anatara pelanggaran dengan pelanggaran yang diatur dalam Pasal 70 KUHP.
c. Tindak pidana yang dilakukan berlanjut atau voorgezette handeling yang diatur dalam Pasal 64 KUHP.
Dalam peristiwa pidana ini diperluan keccermatan dalam menyusun rumusan dan bentuk surat dakwaan. Kekeliruan penyusunan rumusan dan bentuk surat dakwaan dalam tindak pidana semenloop atau concursus, bisa mengakibatkan penerapan hukum yang fatal bagi pengadilan dalam menjatuhkan hukuan yang hendak dikenakan kepada terdakwa41.
Untuk lebih jelaslah masalah bentuk-bentuk surat dakwaan diuraikan sebagai berikut :
a. Surat Dakwaan Tunggal
Dakwaan secara tunggal yaitu seseorang atau lebih terdakwa melakukan satu macam perbuatan saja, misalnya : Pencurian biasa ex Pasal 362 KUHP42.
Menurut M. Yahya Harahap bentuk surat dakwaan tunggal adalah surat
dakwaan yang disusun dalam rumusan „tunggal‟.Surat dakwaan hanya berisi satu dakwaan saja.Umunya perumusan dakwaan tunggal dijumpai dalam tindak pidana
41Yahya Harahap, Op. cit, hlm. 397.
nyang jelas serta mengandung faktor „penyertaan‟‟(mededaderschap) atau faktor
concursus maupun faktor „alternatif‟‟ atau faktor „subsidair‟‟.Baik pelakunya
maupun tindak pidana yang dilanggar sedemikian rupa jelas dan sederhana, sehingga surat dakwaan dapat dirumuskan dalam bentuk tunggal43.
b. Surat dakwaan Alternatf
Dakwaan secara alternatif, yaitu dakwaan yang saling mengecualikan antara satu dengan yang lainnya, ditandai denga kata “ ATAU ” Misalnya pencurian biasa (362 KUHP) ATAU penadahan (480 KUHP). Jadi dakwaan secara alternatif bukan kejahatan perbarengan.
Dalam hal dalam dakwaan dibuat secara alternatif, dalam dua hal menurut Van Bemmelen,44 yaitu :
1) Jika penuntut umum tidak mengetahui perbuatan mana, apaka yang satu ataukah yang lain akan terbukti nanti dipersidangan.
2) Jika penuntut umum ragu, peraturan hukum pidana yang mana yang akan diterapkan oleh hakim atas perbuatan yang menurut pertimbangannya telah nyata tersebut.
Lanjut Van Bemmelen45 menyatakan bawha dalam hal dakwaan alternatif yang sesungguhnya maka masing-masing dakwaan tersebut saling mengecualikan satu sama lain. Hakim dapat mengadakan pilihan dakwaan mana yang telah terbukti dan bebas untuk menyatakan bahwa dakwaan kedua yang telah terbukti tanpa memutuskan terlebih dahulu dakwaan pertama.
43
Yahya Harahap, Op. cit, hlm. 399
44 Andi Hamzah, Pengantar Hukum acara Pidana Indonesia, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1983, hlm.185.
c. Surat Dakwaan Subsidair (Subsidiar)
Dakwaan secara subsidair yaitu diurutkan mulai dari yang paling berat sampai dengan yang paling ringan digunakan dalam tindak pidana yang berakibat peristiwa yang diatur dalam pasal lain dalam KUHP, Contoh : Lazimnya untuk kasus pembunuhan secara berencana dengan menggunakan paket dakwaan primer : pasal 340 KUHP, Dakwaan subsidair : pasal 338 KUHP, dan lebih Subsidair: Pasal 355 KUHP.
Dalam praktek untuk dakwaan secara subsidair sering disebut juga dakwaan secara alternatif, karena pada umumnya dakwaan disusun oleh penuntut umum menurut bentuk subsidair, artinya tersusun primair dan subsidair.46
d. Surat Dakwaan Kumulatif
Dalam dakwaan secara kumulatif, Yaitu sebagaimana diatur dalam pasal
141 KUHAP, bahwa” penuntut umum dapat melakukan penggabungan perkara
dan membuatnya dalam satu surat dakwaan, apabila pada waktu yang sama atau hampir bersamaan ia menerima beberapa berkas perkara dalam hal :
1) Beberapa tindak pidana yang dilakukan seseorang yang sama dan kepentingan pemeriksaan tidak menjadikan halangan terhadap penggabungannya ;
2) Beberapa tindak pidana yang bersangkut paut dengan yang lain ;
3) Beberapa tindak pidana yang tidak bersangkut paut satu dengan yang lain, akan tetapi yang satu dengan yang lain itu ada hubungannya, yang
dalam hal ini penggabungan tersebut perlu bagi kepentingan pemeriksaan.
Jadi dakwaan Kumulatif Yaitu :
(a). Beberapa tindak pidana yang dilakukan satu orang sama. (b). Beberapa tindak pidana yang bersangkut paut.
(c). Beberapa tindak pidana yang tidak bersangkut paut. Adapun bentuk dakwaan secara kumulatif adalah sebagai berikut :
1) Berhubungan dengan concursus idealis/endaadse semenloop perbuatan denga diancam dengan satu ancama pidana.
2) Berhubungan dengan perbuatan berlanjut (vorgezette handeling) perbuatan pidana yang dilakukan lebih satu kali.
3) Berhubungan dengan concursus realis/meerdadse semenloop (Pasal 65 KUHP) yaitu melakukan beberapa tindak pidana, dengan pidana pokoknya sejenis atau pidana pokoknya tidak sejenis.
Jadi dalam dakwaan secara kumulatif, maka tiap-tiap perbuatan (delik) itu harus dibuktikan sendiri, walaupun pidananya disesuaikan dengan peraturan tentang delik gabungan (Semenloop) dalam pasal 63 dengan pasal 71 KUHP .
B. Analisis Dakwan Jaksa Penuntut Umum dalam Putusan Pengadilan Negeri Sibolga Nomor 266/Pid.b/2014/Pn.Sbg.
1. Syarat Formil
Surat dakwaan yang disusun oleh Penuntut Umum harus memenuhi persyaratan, salah satunya adalah syarat Formil. Syarat Formil dalam surat dakwaan berkaitan dengan format dalam penyusunan surat dakwaan.Syarat Formil dalam surat dakwaan diatur dalam Pasal 143 ayat(2) huruf a KUHAP yang mengatakan bahwa Penuntut Umum membuat surat dakwaan yang diberi tanggal dan ditandatangani serta berisi : nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin, kebangsaan, tempat tinggal, agama, dan pekerjaan tersangka.47
Adapun unsur syarat formil dalam dakwaan Jaksa Penuntut Umu didalam putusan No.Reg.266/Pid.b/2014/PN.Sbg adalah sebagai berikut:
Bahwa terdakwa I
Nama : ARYONO MANURUNG Alias BEJO
Tempat lahir : Balige
Umur/Tgl. Lahir : 19 tahun / 16 Mei 1995 Jenis kelamin : Laki-laki.
Kebangsaan : Indonesia.
Tempat Tinggal : Jl. Patuan Anggi Kampung Kelapa, Kel.Gerobak, Kec. Sibolga Kota, Kota Sibolga
Agama : Kristen Protestan Pekerjaan : Tidak Ada
Bahwa terdakwa II
Nama : PATAR AGUS KRISTANTO SIMANJUNTAK
Tempat lahir : Sibolga
Umur/Tgl. Lahir : 21 tahun / 06 Juni 1993 Jenis kelamin : Laki-laki.
Kebangsaan : Indonesia.
Tempat Tinggal : Jl. Patuan Anggi Kampung Kelapa, Kel. Pancuran Gerobak, Kec. Sibolga Kota, Kota Sibolga
Agama : Islam Pekerjaan : Wiraswasta
Bahwa terdakwa III
Nama : RUDI RIZKY AGUSTIAN SINAGA Alias
BAJINGAN Tempat lahir : Sibolga
Umur/Tgl. Lahir : 18 tahun / 07 Nopember 1995 Jenis kelamin : Laki-laki.
Kebangsaan : Indonesia.
Tempat Tinggal : Jl. Patuan Anggi Kampung Kelapa, Kel. Pancuran Gerobak, Kec. Sibolga Kota, Kota Sibolga
Berdasarkan uraian jaksa penuntut umum tersebut maka unsur syarat formil surat dakwaan sebagaimana diatur dalam pasal 143 ayat (2) huruf a KUHAP telah terpenuhi.
2. Syarat Materil
Surat dakwaan juga harus memenuhi syarat-syarat materil agar dapat dijadikan landasan bagi hakim dalam persidangan. Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP menyatakan bahwa syarat-syarat materil surat dakwaan yang harus
dipenuhi mencakup “uraian secara cermat, jelas, dan lengkap mengenai tindak
pidana yang didakwakan dengan menyebut waktu dan tempat tindak pidana itu
dilakukan”. Dari pasal tersebut,dapat diketahui bahwa terdapat dua unsur yang
harus ada dalam surat dakwaan agar surat tersebut dinyatakan memenuhi syarat materil yaitu :
a. Uraian cermat, jelas, dan lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan. Salah satu syarat materil yang dapat dipenuhi adalah harus cermat, jelas, lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan.Adapun yang dimaksud dengan pengertian Cermat, jelas, dan lengkap adalah sebagai berikut :
1). Uraian Harus Cermat
Dalam penyusunan surat dakwaan, penuntut umum harus bersikap cermat/teliti terutama yang berkaitan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku agar tidak terjadi kekurangan dan atau kekeliruan yang atau mengakibatkan batalnya surat dakwaan atau unsur-unsur dalam dakwaan tidak berhasil dibuktikan. Hal-hal yang perlu dicermati dalam pembuatan surat dakwaan antara lain terdiri dari :
(a). Apakah ada pengaduan dalam delik aduan?
(b). Apakah penerapan hukum/ketentuan pidananya sudah tepat? (c).Apakah terdakwa dapat dipertanggungjawabkan dalam
melakukan tindak pidana tersebut?
(d). Apakah tindak pidana tersebut belum/sudah daluwarsa? (e). Apakah tindak pidana dilakukan itu tidak “nebis in idem” 2). Uraian Harus Jelas
Dalam penyusunan surat dakwaan,penuntut umum harus dapat : (a). Merumuskan unsur-unsur delik yang didakwakan
(b). Menguraikan perbuatan materil yang dilakukan oleh terdakwa, dimana dalam uraian tidak boleh memadukan antara delik yang satu dengan delik yang lain, dimana unsur-unsurnya berbeda satu sama lain.
3). Uraian Harus Lengkap
Uraian dakwaan harus mencakupi semua unsur-unsur yang ditentukan oleh undang-undang secara lengkap, dimana tidak boleh ada unsur delik yang tidak dirumuskan secara lengkap atau tidak diuraikan perbuatan materillnya secara jelas, sehingga perbuatan itu bukan merupakan suatu tindak pidana menurut undang-undang.
Selain itu, surat dakwaan harus mencantumkan waktu serta tempat tindak pidana tersebut dilakukan, baik secara terang maupun secara alternatif. Adapun alasan kedua unsur ini perlu dicantumkan dalam surat dakwaan adalah sebagai berikut :
b. Menyebut waktu dan tempat tindak pidana dilakukan (tempus delicti dan locus delicti)
Pada ayat berikutnya, dinyatakan bahwa surat dakwaan yang tidak memenuhi syarat-syarat tersebut batal demi hukum, sehingga suatu surat dakwaan harus memenuhi syarat-syarat tersebut agar perkara dapat dilimpahkan kepengadilan.
(1). Tempat tindak pidana dilakukan (locus delicti)48 perlu dicantumkan karena berhubungan dengan :
(a). Kompetensi relatif dipengadilan.
(b). Ruang lingkup berlakunya undang-undang pidana.
(c). Berkaitan dengan unsur-unsur yang disyaratkan oleh delik yang
bersangkutan seperti “ dimuka umum”
(2). Waktu tindak pidana dilakukan (tempus delicti),49 perlu dicantumkan untuk menentukan :
(a). Berlakunya pasal 1 ayat (1) dan (2) KUHP mengenai asas legalitas.
(b). Penentuan tentang residivis. (c). Penetuan tentang kadaluwarsa.
(d). Menentukan kapasitas umur terdakwa.
(e). Menentukan keadaan yang bersifat memberatkan.
48Locus Delicti adalah tempat terjadinya suatu tindak pidana atau lokasi tempat kejadian perkara, http://www.referensimakalah.com/2013/01/delicti-dalam-hukum-pidana.html?m=1, Diakses pada Tanggal 21 Januari 2017 Pukul 01.12 Wib. Lihat juga Pasal 84 KUHAP.
49 Tempus Delicti yaitu berdasarkan waktu untuk menentukan apakah suatu undang- undang dapat diterapkan terhadap suatu tindak pidana, http://www.npslawoffice.com/193/,
Dalam surat dakwaan dengan No.Reg 266/Pid.B/2014/PN.Sbg jaksa penuntut umum menguraikan dakwaan sebagai berikut :
Para terdakwa Aryono Manurung alias Bejo, Patar Agus Kristanto Simanjuntak dan Rudi Rizky Agustian Sinaga alias Bajingan pada hari Minggu tanggal 08 Juni 2014, sekira pukul 03.30 Wib atau setidak-tidaknya pada suatu hari dalam bulan Juni 2014, bertempat di Jalan SM Raja Kelurahan Pancuran Gerobak Kecamatan Sibolga Kota, atau setidak-tidaknya pada suatu tempat
yang termasuk dalam wilayah hukum Pengadilan Negeri Sibolga, ”Barang
siapa dengan maksud menguntungkan diri sendiriatau orang secara melawan hukum, memaksa seseorang dengan kekerasan atau ancaman kekerasan untuk memberikan barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang itu atau orang lain, atau supaya membuat utang maupun menghapuskan
piutang, diancam karena pemerasan”,
perbuatan tersebut dilakukan terdakwa dengan cara :
Pada hari Minggu tanggal 08 Juni 2014 sekira pukul 03.30 Wib, saat