• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

2) Delaminasi Air Panas/Mendidih Nilai rata-rata delaminasi air panas

4.2. Sifat Mekanis

4.2.3. Keteguhan Geser Rekat Data hasil pengujian

Lampiran 5. Berdasarkan

panel CLT berkisar antara 10 kg/cm rekat tertinggi diperoleh dari panel rekat panel CLT dapat dilihat pada Ga

Berdasarkan hasil analisis sidik ragam geser rekat panel CLT yang diteliti kombinasi tebal dan orien

geser rekat panel CLT tidak dip

beda wilayah Duncan (Lampiran 7) me geser rekat pada panel CL

ketguhan geser rekat panel CLT

nyata dengan keteguhan geser rekat panel CLT A2 rataan keteguhan geser rekat panel CLT dapat

Gambar 22 Sebaran rata

kombinasi tebal dan orientasi sudut la

Sementara itu rata

0°) dan panel B3 (orientasi sudut geser rekat panel B2 (orientasi sudut 3

berbeda nyata dengan keteguhan geser rekat panel CLT B5

0 10 20 30 40 50 60 30 K e te gu h a n G e se r R e k a t (K g /c m 2 )

Keteguhan Geser Rekat

Data hasil pengujian keteguhan geser rekat dapat dilihat selengkapnya pada Berdasarkan data pada Tabel 4, nilai rata-rata keteguhan geser CLT berkisar antara 10 kg/cm2 sampai dengan 41 kg/cm2. Nilai k

peroleh dari panel CLT A1B1. Sebaran rata-rata keteguhan geser rekat panel CLT dapat dilihat pada Gambar 22.

Berdasarkan hasil analisis sidik ragam (Tabel 5) diketahui bahwa keteguhan r rekat panel CLT yang diteliti dipengaruhi secara nyata oleh faktor kombinasi tebal dan orientasi sudut lamina pada taraf 5%, akan tetapi keteguhan geser rekat panel CLT tidak dipengaruhi oleh interaksi antar kedua faktor

uncan (Lampiran 7) memperlihatkan bahwa rataan keteguhan geser rekat pada panel CLT A1 ((1-3-1) cm) tidak berbeda nyata dengan

ketguhan geser rekat panel CLT A3 ((2-1-2) cm), namun panel tersebut keteguhan geser rekat panel CLT A2 ((1.67-1.67-1.67) cm rataan keteguhan geser rekat panel CLT dapat dilihat pada Gambar 22.

Gambar 22 Sebaran rata-rata nilai keteguhan geser rekat panel CLT menurut kombinasi tebal dan orientasi sudut lamina.

rata-rata keteguhan geser rekat panel CLT B1 (orientasi sud panel B3 (orientasi sudut 45°) tidak berbeda nyata dengan

orientasi sudut 30°) dan panel B4 (orientasi sudut keteguhan geser rekat panel CLT B5 (orientasi sudut 9

30° 45° 60° 90° Orientasi sudut A1 A2 A3 at selengkapnya pada geser rekat . Nilai keteguhan rata keteguhan geser

diketahui bahwa keteguhan oleh faktor kan tetapi keteguhan engaruhi oleh interaksi antar kedua faktor. Uji rataan keteguhan tidak berbeda nyata dengan rataan panel tersebut berbeda 1.67) cm). Sebaran

rata nilai keteguhan geser rekat panel CLT menurut

orientasi sudut keteguhan panel B4 (orientasi sudut 60°), tapi orientasi sudut 90°).

Rata-rata keteguhan geser rekat panel CLT (22,25 kg/cm²) Keteguhan geser rekat papan kontrol (48,43 kg/cm²)

Hubungan antara keteguhan rekat dengan kombinasi tebal lamina dan orientasi sudut disajikan pada Gambar

(a) Keterangan:

A1 = Kombinasi tebal lamina (1-3-1) cm A2 = Kombinasi rebal lamina (1.67-1.67-A3 = Kombinasi tebal lamina (2-1-2) cm Gambar 23 Sebaran rata

(a)kombinasi tebal dan (b)orientasi sudut lamina.

Gambar 23a memperlihatkan diperoleh dari panel CLT

vertikal luas permukaan pa

distribusi pembebanannya tidak sera panel CLT dengan tebal seragam

lebih tinggi daripada panel CLT dengan kombinasi tebal lamina yang berbeda. Data hasil pengujian tidak mendukung pernyataan tersebut sehingga mengindikasikan penyimpangan pada panel CLT

lamina diduga menyebabkan penetrasi perekat saat seragam. Pada saat dilakukan pengempaan

sejajar paling kecil akan mendistribusikan kekuatan kempa pada garis rekat lebih cepat, sehingga perekatan panel deng

dibandingkan jika pengempaan berlangsung pada panel CLT yang susunan lamina sejajarnya memiliki ketebalan

Berdasarkan faktor o

bahwa semakin besar sudut lamina yang di

geser rekatnya akan semakin kecil. Menurut Peraturan (PPKI) (Anonim 1961) dan teori Hanki

0 10 20 30 40 50 A1 A2 K e te g u h a n R e k a t (k g /c m 2 )

Kombinasi Tebal Lamina

Hubungan antara keteguhan rekat dengan kombinasi tebal lamina dan orientasi sudut disajikan pada Gambar 23.

(b) B1 = Orientasi sudut 0o B4 = Orientasi sudut 60o -1.67) cm B2 = Orientasi sudut 30o B5 = Orientasi sudut 90o

B3 = Orientasi sudut 45o

Sebaran rata-rata nilai keteguhan geser rekat panel CLT menurut (a)kombinasi tebal dan (b)orientasi sudut lamina.

Gambar 23a memperlihatkan nilai rata-rata keteguhan geser rekat tertinggi panel CLT A1 ((1-3-1) cm). Pada saat dilakukan pembebanan arah luas permukaan panel yang dibebani dari arah berlawanan menyebabkan distribusi pembebanannya tidak seragam. Jika mengarah pada dugaan tersebut

T dengan tebal seragam seharusnya memiliki nilai keteguhan geser lebih tinggi daripada panel CLT dengan kombinasi tebal lamina yang berbeda.

hasil pengujian tidak mendukung pernyataan tersebut sehingga mengindikasikan penyimpangan pada panel CLT. Adanya perbedaan ketebalan lamina diduga menyebabkan penetrasi perekat saat proses pengempaan seragam. Pada saat dilakukan pengempaan panel CLT yang memiliki tebal lamina

akan mendistribusikan kekuatan kempa pada garis rekat lebih cepat, sehingga perekatan panel dengan ketebalan ini akan lebih optimal dibandingkan jika pengempaan berlangsung pada panel CLT yang susunan lamina sejajarnya memiliki ketebalan lebih besar.

asarkan faktor orientasi sudut lamina (Gambar 23b) kecenderungan semakin besar sudut lamina yang diaplikasikan pada panel CLT

semakin kecil. Menurut Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PPKI) (Anonim 1961) dan teori Hankinson sudut sambungan 0° (sejajar serat)

A3

Kombinasi Tebal Lamina

0 10 20 30 40 50 B1 B2 B3 B4 K e te g u h a n R e k a t (k g /c m 2 ) Orientasi sudut panel CLT (22,25 kg/cm²) papan kontrol (48,43 kg/cm²)

Hubungan antara keteguhan rekat dengan kombinasi tebal lamina dan orientasi

rata nilai keteguhan geser rekat panel CLT menurut

r rekat tertinggi akukan pembebanan arah menyebabkan gam. Jika mengarah pada dugaan tersebut memiliki nilai keteguhan geser rekat lebih tinggi daripada panel CLT dengan kombinasi tebal lamina yang berbeda. hasil pengujian tidak mendukung pernyataan tersebut sehingga . Adanya perbedaan ketebalan proses pengempaan tidak ebal lamina akan mendistribusikan kekuatan kempa pada garis rekat lebih an ketebalan ini akan lebih optimal dibandingkan jika pengempaan berlangsung pada panel CLT yang susunan lamina

b) kecenderungan aplikasikan pada panel CLT kekuatan Konstruksi Kayu Indonesia 0° (sejajar serat) B5 panel CLT (22,25 kg/cm²) papan kontrol (48,43 kg/cm²)

memiliki daya dukung baut yang tertinggi dan dua kali lebih besar dari sudut sambungan 90°, akan tetapi pada panel CLT dengan orientasi serat 30° dan 60° memiliki nilai keteguhan geser rekat yang hampir sama. Hal tersebut mendekati penelitian Rilatupa et al. (2004) yang menyatakan bahwa struktur persilangan papan yang dilapiskan menyebabkan daya dukung baut pada sudut sambungan 30° hampir setara dengan sudut sambungan 60°, begitu pula dengan sudut sambungan 0° dan 90°. Adanya tumpang tindih pernyataan tersebut diduga karena perbedaan reaksi kayu terhadap bahan perekat yang diaplikasikan. Kadar silika yang rendah pada kayu sengon juga mempengaruhi penetrasi perekat pada permukaan lamina.

Pengujian keteguhan rekat dilakukan untuk mengetahui kinerja perekat pada panel CLT. Keteguhan geser rekat panel CLT yang dihasilkan lebih rendah daripada papan kontrol karena pada papan kontrol (kayu sengon utuh) terjadi geser antara dua bidang dalam satu benda (kayu), sedangkan pada panel CLT geser terjadi antara dua bidang dari dua benda (kayu) yang berbeda dengan aplikasi perekat.

Yap (1999) menyatakan bahwa sambungan dengan perekat pada bidang-bidang kayu mempunyai kekakuan yang cukup tinggi sehingga merugikan dalam sambungan rangka batang karena timbulnya tegangan-tegangan sekunder yang besar, akan tetapi untuk balok-balok tersusun sambungan dengan perekat lebih menguntungkan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai keteguhan geser rekat tereduksi separunya dibandingkan dengan kekuatan geser rekat pada papan kontrol. Pelaburan perekat yang tidak merata akibat ketidakseragaman permukaan lamina menyebabkan variasi kerusakan berkisar antara 20% sampai dengan 100%. Sugiarti (2010) yang menyebutkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kekuatan rekat antara lain kadar zat ekstraktif kayu, keadaan permukaan yang direkat, kadar air kayu, tekanan dan waktu kempa.

4.2.4. Keteguhan Tekan Sejajar Serat

Berdasarkan Tabel 4 nilai rata-rata keteguhan tekan sejajar serat tertinggi sebesar 207 kg/cm2. Nilai tersebut diperoleh dari panel CLT A3B1 dan nilai rata-rata keteguhan tekan sejajar sudut terendah diperoleh dari panel CLT A1B3 (132

kg/cm²). Sebaran nilai rata Gambar 24.

Gambar 24 Sebaran rata

menurut kombinasi tebal dan orientasi sudut lamina.

Hasil analisis sidik ragam (Tabel serat panel CLT hanya dipengaruhi orientasi sudut laminanya pada taraf 1 interaksi kedua faktor. Uji

sejajar serat panel CLT

keteguhan tekan sejajar serat panel berbeda nyata dengan panel

panel CLT berorientasi s

sejajar serat panel CLT berorientasi sudut 45 tekan sejajar serat panel

dengan keteguhan tekan sejajar serat panel 30o (B2), tetapi berbeda nyata dengan

Hubungan antar nilai keteguhan tekan sejajar sudut dapat dilihat pada gambar

Kombinasi tebal lamina mempengaruhi keteguhan tekan sejajar serat CLT yang dihasilkan. Hal ini diduga karena pada saat diberlakukan pembebanan pada arah sejajar serat, kombinasi tebal yang seragam mendistribusikan kekuatan

0 50 100 150 200 250 T e k a n S e ja ja r S e ra t (K g/ cm 2 )

Sebaran nilai rata-rata keteguhan sejajar serat panel CLT disajikan pada

Sebaran rata-rata nilai keteguhan tekan sejajar serat panel CLT menurut kombinasi tebal dan orientasi sudut lamina.

Hasil analisis sidik ragam (Tabel 5) memperlihatkan keteguhan tekan sejajar hanya dipengaruhi sangat nyata oleh kombinasi tebal dan asi sudut laminanya pada taraf 1%, akan tetapi tidak dipengaruhi oleh Uji beda wilayah Duncan memperlihatkan keteguhan tekan CLT A2 ((1.67-1.67-1.67) cm) tidak berbeda nyata dengan keteguhan tekan sejajar serat panel CLT A3 ((2,1,2) cm), namun panel tersebut panel CLT A1 ((1-3-1) cm). Keteguhan tekan sejajar serat CLT berorientasi sudut 0o (B1) berbeda nyata dengan keteguhan tekan

CLT berorientasi sudut 45o (B3). Sementara itu

panel CLT dengan orientasi sudut 45o (B3) tidak berbeda nyata keteguhan tekan sejajar serat panel CLT berorientasi sudut 60

(B2), tetapi berbeda nyata dengan panel CLT berorientasi sudut 90 Hubungan antar nilai keteguhan tekan sejajar sudut dapat dilihat pada gambar

Kombinasi tebal lamina mempengaruhi keteguhan tekan sejajar serat CLT yang dihasilkan. Hal ini diduga karena pada saat diberlakukan pembebanan pada arah sejajar serat, kombinasi tebal yang seragam mendistribusikan kekuatan

30° 45° 60° 90°

Orientasi sudut

A1 A2 A3

nel CLT disajikan pada

rata nilai keteguhan tekan sejajar serat panel CLT

keteguhan tekan sejajar oleh kombinasi tebal dan %, akan tetapi tidak dipengaruhi oleh memperlihatkan keteguhan tekan tidak berbeda nyata dengan panel tersebut Keteguhan tekan sejajar serat keteguhan tekan keteguhan (B3) tidak berbeda nyata berorientasi sudut 60o (B4) dan CLT berorientasi sudut 90o (B5). Hubungan antar nilai keteguhan tekan sejajar sudut dapat dilihat pada gambar 25.

Kombinasi tebal lamina mempengaruhi keteguhan tekan sejajar serat panel CLT yang dihasilkan. Hal ini diduga karena pada saat diberlakukan pembebanan pada arah sejajar serat, kombinasi tebal yang seragam mendistribusikan kekuatan

Rata-rata TSS panel CLT 160,73 kg/cm² TSS papan kontrol (178 kg/cm²)

tekan dengan merata. Pada panel yang memiliki tebal lamina sejajar yang kecil akan mengalami pemadatan sel lebih cepat (yang sebenarnya sudah terjadi kerusakan).

Keterangan:

A1 = Kombinasi tebal lamina (1-3-1) cm A2 = Kombinasi rebal lamina (1.67-1.67-A3 = Kombinasi tebal lamina (2-1-2) cm Gambar 25 Sebaran ra

menurut (a)kombinasi tebal dan (b)orientasi sudut lamina.

Sementara itu dengan adanya perlakuan orientasi sudut lamina, ternyata juga memberikan pengaruh terhadap kekuatan tekan sejajar serat.

(2011) menyebutkan bahwa pengaruh kemiringan

(lebih besar dari 1:10) akan mereduksi kekuatan tekan sejajar s

dikonversikan ke dalam bentuk sudut pengaruh kemiringan serat lebih dari 5,74° sudah menurunkan nilai keteguhan sejajar serat panel CLT. Dengan adanya dua macam beban yang diterima (sejajar dan tegak lurus serat) akan mengurangi kemampuan kayu dalam menahan beban yang diberlakukan.

Jika dibandingkan dengan kayu sengon utuh, nilai keteguhan sejajar seratnya adalah sebesar 17

kemiringan sudut 0o. Kekuatan tekan sejajar sudut dengan kemiringan sudut 0 tidak mereduksi kekutan tekan sejajar s

sambungan tersebut men

sambungan dengan perekat berlainan dengan sambungan atau pasak, bagian-bagian kayu tidak disambung pada titik bidang-bidang, sedangkan mempunyai kekakuan yang lebih

tersebut merugikan dalam sambungan rangka batang karena timbulnya tegangan

0 50 100 150 200 250 A1 A2 K e te g u h a n T e k a n S e ja ja r S e ra t (k g /c m 2 )

Kombinasi Tebal Lamina

tekan dengan merata. Pada panel yang memiliki tebal lamina sejajar yang kecil pemadatan sel lebih cepat (yang sebenarnya sudah terjadi

(a) (b)

B1 = Orientasi sudut 0o B4 = Orientasi sudut 60 -1.67) cm B2 = Orientasi sudut 30o B5 = Orientasi sudut 90

B3 = Orientasi sudut 45o

Sebaran rata-rata nilai keteguhan tekan sejajar serat panel CLT menurut (a)kombinasi tebal dan (b)orientasi sudut lamina.

Sementara itu dengan adanya perlakuan orientasi sudut lamina, ternyata juga memberikan pengaruh terhadap kekuatan tekan sejajar serat. Mardikant

(2011) menyebutkan bahwa pengaruh kemiringan serat terhadap kekuatan kayu (lebih besar dari 1:10) akan mereduksi kekuatan tekan sejajar s

dikonversikan ke dalam bentuk sudut pengaruh kemiringan serat lebih dari 5,74° nilai keteguhan sejajar serat panel CLT. Dengan adanya dua macam beban yang diterima (sejajar dan tegak lurus serat) akan mengurangi kemampuan kayu dalam menahan beban yang diberlakukan.

Jika dibandingkan dengan kayu sengon utuh, nilai keteguhan sejajar nya adalah sebesar 178 kg/cm2, peningkatan hanya terjadi pada CLT dengan . Kekuatan tekan sejajar sudut dengan kemiringan sudut 0 tidak mereduksi kekutan tekan sejajar seratnya karena terdapat aplikasi perekat, sambungan tersebut menjadi menguntungkan. Yap (1999) menyatakan bahwa sambungan dengan perekat berlainan dengan sambungan-sambungan baut, paku bagian kayu tidak disambung pada titik-titik melainkan pada bidang, sedangkan mempunyai kekakuan yang lebih tinggi. Kekakuan tersebut merugikan dalam sambungan rangka batang karena timbulnya tegangan

A2 A3

Kombinasi Tebal Lamina

0 50 100 150 200 250 B1 B2 B3 B4 K e te g u h a n T e k a n S e ja ja r S e ra t (k g /c m 2 ) Orientasi sudut panel CLT 160 kg/cm² papan kontrol (178 kg/cm²)

tekan dengan merata. Pada panel yang memiliki tebal lamina sejajar yang kecil pemadatan sel lebih cepat (yang sebenarnya sudah terjadi

B4 = Orientasi sudut 60o B5 = Orientasi sudut 90o

rata nilai keteguhan tekan sejajar serat panel CLT menurut (a)kombinasi tebal dan (b)orientasi sudut lamina.

Sementara itu dengan adanya perlakuan orientasi sudut lamina, ternyata juga Mardikanto et al terhadap kekuatan kayu (lebih besar dari 1:10) akan mereduksi kekuatan tekan sejajar serat. Jika dikonversikan ke dalam bentuk sudut pengaruh kemiringan serat lebih dari 5,74° nilai keteguhan sejajar serat panel CLT. Dengan adanya dua macam beban yang diterima (sejajar dan tegak lurus serat) akan mengurangi

Jika dibandingkan dengan kayu sengon utuh, nilai keteguhan sejajar , peningkatan hanya terjadi pada CLT dengan . Kekuatan tekan sejajar sudut dengan kemiringan sudut 0o

karena terdapat aplikasi perekat, jadi menguntungkan. Yap (1999) menyatakan bahwa sambungan baut, paku titik melainkan pada tinggi. Kekakuan tersebut merugikan dalam sambungan rangka batang karena timbulnya

tegangan-B4 B5

panel CLT 160 kg/cm² papan kontrol (178 kg/cm²)

tegangan sekunder yang besar, akan tetapi untuk balok-balok tersusun, sambungan dengan perekat lebih menguntungkan.

Dokumen terkait