• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN UMUM PROGRAM KELUARGA HARAPAN

5.2 Ketentuan Bantuan Program Keluarga Harapan

Penerima bantuan PKH adalah rumah tangga sangat miskin (RTSM) yang memiliki anggota keluarga yang terdiri dari Balita, memiliki anak usia sekolah dan ibu hamil/nifas. Bantuan tunai hanya akan diberikan kepada RTSM yang telah terpilih sebagai peserta PKH dan mengikuti ketentuan yang diatur dalam program. Agar penggunaan bantuan dapat lebih efektif diarahkan untuk peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan, bantuan harus diterima oleh ibu atau wanita dewasa yang mengurus anak pada rumah tangga yang bersangkutan (dapat nenek, tante,/bibi, atau kakak perempuan). Untuk itu, pada kartu kepesertaan PKH akan tercantum nama ibu/wanita yang mengurus anak, bukan kepala rumahtangga.

Sebuah rumahtangga dikategorikan sebagai RTSM jika rumahtangga tersebut memenuhi indikator kemiskinan. Indikator kemiskinan dikembangkan dari hasil model estimasi yang menggunakan faktor-faktor yang secara statistik memiliki korelasi dengan kemiskinan multidimensi, seperti antara lain kondisi demografi dan sosial-ekonomi.

UPPKH pusat merupakan badan yang merancang dan mengelola persiapan dan pelaksanaan program. UPPKH Pusat juga melakukan pengawasan perkembangan yang terjadi di tingkat daerah serta menyediakan bantuan yang

dibutuhkan. UPPKH kabupaten/kota melaksanakan program dan memastikan bahwa alur informasi yang diterima dari kecamatan ke pusat dapat berjalan dengan baik dan lancar. UPPKH kabupaten/kota juga berperan dalam mengelola dan mengawasi kinerja pendamping serta memberi bantuan jika diperlukan. pendamping merupakan pihak kunci yang menjembatani penerima manfaat dengan pihak-pihak lain yang terlibat di tingkat kecamatan maupun dengan program di tingkat kabupaten/kota. Tugas pendamping termasuk di dalamnya melakukan sosialisasi, pengawasan dan mendampingi para penerima manfaat dalam memenuhi komitmennya. Dalam pelaksanaan PKH terdapat Tim koordinasi yang membantu kelancaran program di tingkat provinsi dan PT Pos yang bertugas menyampaikan informasi berupa undangan pertemuan, perubahan data, pengaduan dan seterusnya serta menyampaikan bantuan ke tangan penerima manfaat langsung.

Pengaplikasian PKH merupakan pemberian dana bantuan kepada RTSM yang telah memenuhi syarat-syarat dasarnya. Besarnya bantuan tunai untuk peserta PKH bervariasi tergantung jumlah anggota keluarga yang diperhitungkan dalam penerimaan bantuan, baik komponen kesehatan maupun pendidikan. Besar bantuan ini bisa berubah sesuai dengan kondisi keluarga saat itu atau bila peserta tidak dapat memenuhi syarat yang ditentukan besarnya bantuan akan dikurangi atau sebagai bentuk sanksi terhadap tindakan yang tidak sesuai dengan prosedur PKH. Rincian dana bantuan dalam Tabel 6.

Skenario Bantuan Bantuan per RTSM per tahun

Bantuan tetap Rp. 200.000

Bantuan bagi RTSM yang memiliki: a. Anak usia di bawah 6 tahun

Rp. 800.000

b. Ibu hamil/menyusui c. Anak usia SD/MI d. Anak usia SMP/MTs Rata-rata bantuan per RTSM Bantuan minimum per RTSM Bantuan maksimum per RTSM

Rp. 800.000 Rp. 400.000 Rp. 800.000 Rp. 1.390.000 Rp. 600.000 Rp. 2.200.000

Sumber: Pedoman Umum PKH 2008

Pemilihan daerah merupakan salah satu mekanisme dan prosedur dalam PKH yang dilaksanakan sebelum PKH berjalan di tingkat pelaksanaan operasional. Untuk tahun anggaran 2007 keikutsertaan daerah dilakukan melalui dua tahap, yaitu Tahap pertama berupa pemilihan provinsi yang dilakukan atas dasar kesediaan pemerintah provinsi pada saat Musrenbang tahun 2006. Sebanyak tujuh provinsi pada tahun 2007 telah dipilih sebagai daerah uji coba pelaksanaan PKH, yaitu Sumatera Barat, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Nusa Tenggara Timur. Pada tahun 2008 terjadi perkembangan dengan penambahan enam provinsi yang meliputi Sumatra Utara, Nangroe Aceh Darussalam, Banten, D.I Yogyakarta, Kalimantan Selatan, dan Nusa Tenggara Barat. Tahap kedua yaitu pemilihan kabupaten/kota dan Kecamatan dari 13 provinsi yang telah terpilih, selanjutnya dipilih sejumlah kabupaten/kota dan dengan kriteria:

(i) tingginya angka kemiskinan,

(iii) ketersediaan sarana dan prasarana (supply) baik pendidikan maupun kesehatan, serta

(iv) adanya komitmen daerah.

Salah satu provinsi yang dijadikan ujicoba adalah Jawa Barat pada tanggal 16 November 2007 dengan sosialisasi yang dilaksanakan di 11 kabupaten dengan 70 kecamatan di dalamnya dan pada tahun 2008 terjadi pertambahan kuota sehingga sasaran sosialisasi bertambah menjadi 14 kabupaten dan satu kota yaitu Kota Bogor dengan jumlah kecamatan yang menjadi daerah sosialisasi sebanyak 142 kecamatan. Kota Bogor menjadi salah satu sasaran Program Keluarga Harapan dengan enam Kecamatan yang menjadi lokasi sasaran yaitu Kecamatan Bogor Barat, Kecamatan Bogor Timur, Kecamatan Bogor Tengah, Kecamatan Bogor Selatan, Kecamatan Bogor Utara dan Kecamatan Tanah Sareal. Dar i kecamatan tersebut dipilih para peserta yang berasal dari kelurahan-kelurahan dengan proses pemilihan peserta PKH melalui beberapa tahap, yaitu: Survai di lokasi program untuk mendapat data rumahtangga miskin, pemilihan rumah tangga sangat miskin (RTSM) dari semua rumahtangga yang disurvai sebagai calon peserta PKH, calon peserta tandatangani komitmen sebagai peserta PKH untuk menjadi peserta PKH.

Pemilihan peserta PKH dilakukan dengan melakukan survai di lokasi program untuk mendapat data rumahtangga miskin. Untuk tahun 2007 survai tersebut dilakukan oleh BPS dengan data dasar yang diambil dari data daftar penerima subsidi langsung tunai (SLT) kategori sangat miskin dan miskin, dan data pendukung lainnya. Dalam melakukan survai, petugas terdiri atas unsur BPS dan pengawas. Data yang telah disusun tersebut kemudian disaring kembali

berdasarkan syarat kepesertaan PKH, yaitu rumahtangga yang memiliki anak 0-15 tahun, Ibu hamil atau anak 15-18 tahun yang belum selesai sembilan tahun wajib belajar. Informasi yang diperoleh dari survai calon peserta tadi digunakan untuk mengurutkan RTSM berdasarkan tingkat kemiskinannya. Agar distribusi RTSM antar kecamatan tersebar secara proporsional, digunakan model statistik yang menetapkan kuota per kecamatan. Penetapan calon peserta PKH dilakukan oleh BPS dan selanjutnya diadakan pertemuan awal yang salah satu kegiatan utamanya adalah melakukan klarifikasi data dan penandatanganan komitmen keikutsertaan. Hasil pertemuan tersebut merupakan acuan untuk menetapkan calon peserta PKH menjadi Peserta PKH.

Dana bantuan yang diterima oleh RTSM merupakan dana yang telah disesuaikan sebelumnya dengan verifikasi yang dilakukan oleh tim pendamping yang biasanya berjumlah dua atau tiga orang dalam setiap kelurahan. Tim pendamping memiliki peran yang penting dalam proses penyaluran dana karena pendamping yang memantau secara langsung tentang bagaimana dana diterima oleh RTSM dan tersalurkan dengan baik. Perubahan yang terjadi pada RTSM merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan seorang pendamping dalam melaksanakan tugasnya. Perubahan ini dapat berbentuk perubahan dari pengetahuan, sikap maupun tindakan dari RTSM pasca menerima dana PKH. Keberhasilan dalam merubah RTSM menuju ke arah yang lebih baik salahsatunya dapat dinilai dari efektivitas komunikasi yang dilakukan antar sesama RTSM atau antar pendamping dan RTSM.

Gambar 3. Sebaran umur RTSM penerima bantuan PKH di Kelurahan Balumbang Jaya, 2009

BAB VI

Dokumen terkait