• Tidak ada hasil yang ditemukan

PasaL 1 Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan:

1. Kabupaten adalah Kabupaten Ogan Ilir.

2. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten Ogan llir. 3. Bupati adaiah Bupati Kabupaten Ogan llir.

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Ogan llir.

5. Dinas adalah Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Ogan llir.

6. Penyidik Pegawai Negeri Sipil adaiah Penyidik Pegawai Negeri Sipil Dalam Lingkungan Kabupaten Ogan llir.

7. Hewan adalah Hewan Ternak dan Hewan Peliharaan.

8. Hewan Temak Berkaki Empat adaiah jenis-jenis ternak yang berkaki empat berkuku satu atau lebih yang telah dibudidayakan dan hasilnya dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia yaitu: sapi, kerbau, kuda, kambing, domba dan babi.

9. Hewan Peliharaan Berkaki Empat adalah Jenis-jenis hewan berkaki empat yang dipelihara untuk tujuan tertentu misalnya hobi misalnya : anjing, kucing, kera dan jenis hewan peliharaan berkaki empat lainnya.

10. Pemeliharaan adalah Kegiatan orang perseorang atau kelompok yang memelihara hewan berkaki empat.

11. Pemilik adalah orang perseorangan atau kelompok baik yang berbadan hukum ataupun tidak yang memiliki hewan berkaki empat, baik dia memelihara ataupun dia menyuruh orang lain.

12. Petemak adalah perseorangan atau kelompok baik berbadan hukum atau tidak dan atau buruh peternakan yang merupakan mata pencaharian sebagian atau seluruhnya dari pemeliharaan hewan.

13. Padang pengembalaan adalah lahan yang diperuntukkan sebagai tempat pengembalaan ternak.

BAB II

PEMELIHARAAN HEWAN Pasal 2

(1) Setiap pemilik / peternak harus memelihara hewan dengan baik sehingga tidak mengganggu ketertiban dan keselamatan umum, kebersihan dan keindahan lingkungan, serta disediakan tempat pemeliharaan.

(2) Setiap pemilik / peternak diharuskan mengurus perizinannya sesuai ketentuan yang berlaku.

(3) Ketentuan sebagaimana ayat (1) di atas, setiap desa dapat menyediakan padang pengembalaan, dan bagi pemilik dan peternak diharuskan menyediakan kandang hewannya.

Pasal 3

Pemelihara / Pemilik hewan berkewajiban untuk memelihara kesehatan ternaknya agar tidak terjangkit penyakit yang dapat menular dan membahayakan kesehatan masyarakat diantaranya dengan memberikan vaksinasi secara berkala sesuai ketentuan teknis dinas.

Pasal 4

Terhadap pengerusakan oleh hewan, yang mengakibatkan kerugian pihak lain, bagi pemilik/peternak berkewajiban mengganti rugi atas kerusakan tersebut.

BAB III LARANGAN

Pasal 5

Terhadap pemelihara hewan, dilarang melepas hewannya berkeliaran seperti dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dan (2), hewan berkeliaran dijalan-jalan yang dapat mengganggu kelancaran lalu lintas dan mengganggu keselamatan umum.

88

BAB IV

SANKSI ADMINISTRASI Pasal 6

(1) Dalam hal peternak tidak memelihara ternaknya seperti dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dan (2) akan diberikan sanksi administrasi oleh Kepala Desa berupa teguran pertama yang ditembuskan kepada unsur Tripika, Dinas dan instansi terkait, serta Bupati.

(2) Apabila surat teguran pertama seperti yang dimaksud pada ayat (1) tidak diindahkan maka akan dikeluarkan surat teguran kedua yang tembusannya sama dengan surat teguran pertama.

(3) Apabila surat teguran kedua tidak diindahkan juga maka akan dilakukan penahanan terhadap hewannya oleh pihak berwenang dalam hal ini oleh Kepala Desa dan Perangkatnya, dan peternak / pemilik akan mendapatkan surat pemberitahuan penahanan ternaknya.

(4) Khusus terhadap hewan peliharaan kucing, anjing, kera dan sejenisnya akan dilakukan Eradikasi (Penbunuhan massal).

Pasal 7

(1) Terhadap penahanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) akan dikenakan denda.

(2) Besamya denda sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah sebagai berikut: a. Untuk ternak besar (sapi, kerbau, kuda) sebesar Rp 50.000,00 / ekor / hari. b. Untuk ternak kecil (kambing, domba, babi) sebesar Rp 10.000,00 / ekor / hari.

c. Untuk hewan peliharaan lainnya (anjing, kucing, kera dan lainnya) sebesar

Rp 10.000,00/ ekor/hari.

(3) Uang denda sebagaimana dimaksud dengan ayat (1) dan (2) diperuntukkan sebagai biaya penangkapan perawatan / pemeliharaan.

BABV MASA PENAHANAN

Pasal 8

(1) Masa penahanan terhadap hewan yang tidak dipelihara adalah paling lama 15 (lima belas) hari atau ditetap lain oleh pihak berwenang.

(2) Apabila melewati batas waktu yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud Pasal (1), maka hewan ternak tersebut akan dilelang terbuka dan untuk hewan peliharaan dapat dieliminasi oleh Kepala Desa.

Pasal 9

Apabila selama penahanan hewan terjadi kasus sakit, mati, hilang dan sebagainya akan menjadi tanggung jawab peternak / pemilik dan tidak berhak menuntut ganti rugi.

BAB VI

KETENTUAN PIDANA Pasal 10

(1) Peternak / pemilik yang tidak melaksanakan kewajibannya sebagaimana diatur dalam sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 dan pasal 4 diancam pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 20.000.000,00 (Dua puluh juta rupiah).

BAB VII PENYIDIKAN

Pasal 11

(1) Selain pejabat penyidik umum yang bertugas menyidik tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah ini dapat juga dilakukan oleh Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPPNS) di lingkungan Pemerintahan Kebupaten yang pengangkatannya disesuaikan dengan Peraturan Perundang-undangan.

(2) Dalam melaksanakan tugas Penyidikan Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPPNS) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang :

a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan

berkenaan dengan tindak pidana yang dimaksud;

b. Meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi

atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan

tindak pidana Pemeliharaan Hewan Berkaki empat;

c. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan, dokumen-dokumen lainnya berkenaan

dengan tindak pidana dibidang pemeliharaan hewan berkaki empat.

d. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan

tindak pidana dibidang pemeliharaan ternak berkaki empat.

e. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan di periksa sebagai saksi

atau tersangka.

f. Menghentikan penyidikan.

g. Melakukan tindakan lain yang periu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana

dibidang pemeliharaan ternak berkaki empat.

(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberi tahukan dimulainya penyidikan dan penyampaian hasil penyidikannya kepada penuntut umum sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.

BAB VIII

KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 12

Hal-hal yang belum cukup diatur dalam peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaan akan diatur dengan Peraturan Bupati.

BAB IX

KETENTUAN PENUTUP Pasal 13

Peraturan Daerah ini mulai berlaku mulai tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahui, memerintahkan pengundangan peraturan ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Ogan llir.

90

Disahkan di Indralaya pada tanggal 2005 BUPATI OGAN ILIR

Dto MAWARDI YAHYA

Diundangkan di Indralaya pada tanggal

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR

HASIL UJI RELIABILITAS 1. Kosmopolitan Reliability Statistics ,131 4a ,181 5b 9 ,837 ,911 ,912 ,890 Value N of Items Part 1 Value N of Items Part 2 Total N of Items Cronbach's Alpha

Correlation Between Forms Equal Length Unequal Length Spearman-Brown

Coefficient

Guttman Split-Half Coefficient

The items are: mengunjungi kantor penyuluhan/disnak, pertemuan dikecamatan, pertemuan diprovinsi, mengunjungi pameran.

a.

The items are: mendengarkan radio, kunjungan ke desa lain, pertemuan dikabupaten, kunjungan kekelompok lain desa, menonton tv.

b.

2. Tingkat Pengetahuan tentang Budidaya Sapi Potong

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Part 1 Value -2,222(a)

N of Items 10(b)

Part 2 Value ,309

N of Items 10(c)

Total N of Items 20

Correlation Between Forms

,503 Spearman-Brown Coefficient Equal Length ,669

Unequal Length ,669

Guttman Split-Half Coefficient

,595 a. The value is negative due to a negative average covariance among items. This violates

reliability model assumptions. You may want to check item codings.

b. The items are: sapi bakalan yang baik, kandang hanya diversihkan saat banyak kotoran saja, sapi diberikan rumput gajah atau benggala, sebelum diberikan rumput sebaiknya dichopper, untuk menambah nafsu makan disemprotkan air kapur pada jerami, pemberian vaksin salah satu cara pencegahan penyakit, obat cacing tiap bulan, sapi kembung harus segera dipotong, kotoran ternak hanya jadi pupuk sayuran saja, penjualan sapi dilakukan jika BB telah cukup.

92

c. The items are: umur bakalan > 4 tahun, lantai kandang dimiringkan 5-10o, tambahan konsentrat mempercepat PBB sapi, garam dan vitamin baik untuk suplemen sapi, membersihkan kandang tiap hari cara menjaga kesehatan sapi, pembersihan kandang dengan desinfektan baik untuk kesehatan, ciri sapi cacingan, kotoran ternak dapat diolah menjadi pupuk dan biogas, kotoran sapi sebaiknya dikumpulkan 1 tempat, sapi berkualitas baik mudah dipasarkan.

3. Aktivitas Komunikasi

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Part 1 Value .255

N of Items 6(a)

Part 2 Value -.227(b)

N of Items 6(c)

Total N of Items 12

Correlation Between Forms

.628 Spearman-Brown Coefficient Equal Length .771

Unequal Length .771

Guttman Split-Half Coefficient

.768 a. The items are: dalam 1 thn terakhir bertemu dgn penyuluh/petugas dinas peternakan,

dalam 1 bulan bertemu dgn penyuluh/petugas dinas peternakan, penyuluh/petugas disnak berkunjung dan berdiskusi dgn peternak, penyuluh/petugas disnak memberikan materi melalui kelompok, penyuluh/petugas disnak memberikan materi melalui pertemuan dikantor desa, informasi budidaya sapi diperoleh dari penyuluh/petugas disnak.

b. The value is negative due to a negative average covariance among items. This violates reliability model assumptions. You may want to check item codings.

c. The items are: informasi budidaya sapi dari ketua kelompok, informasi budidaya sapi dari kelompok lainnya, informasi budidaya sapi dari brosur, informasi budidaya sapi dari buku, informasi budidaya sapi dari majalah, informasi budidaya sapi dari koran.

4. Hambatan Komunikasi

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Part 1 Value ,675

N of Items 18(a)

Part 2 Value ,688

N of Items 17(b)

Total N of Items 35

Correlation Between Forms

,887 Spearman-Brown Coefficient Equal Length ,940

Unequal Length ,940

Guttman Split-Half Coefficient

,939 a. The items are: tujuan memelihara sapi sebagai usaha sampingan, lebih penting

bagaimana membeli sapi bakalan murah, pemeliharaan sapi diliarkan lebih murah daripada dikandangkan, pembuatan tempat pakan akan mengurangi jumlah pakan terbuang, pemberian konsentrat menambah biaya pemeliharaan, penambahan vitamin dan mineral penting untuk sapi, pemberian vaksin tidak terlalu penting untuk sapi, sebaiknya kotoran sapi dikumpulkan dalam satu tempat, perlu diperhatikan pencemaran oleh feses ternak, kualitas sapi akan memiliki daya jual yang tinggi, penyuluh/petugas

disnak tidak bersungguh-sungguh dalam membantu peternak, penyuluh/petugas disnak hanya bertujuan menyelesaikan program pemerintah saja, penyuluh/petugas disnak pernah memberikan materi yang tidak sesuai kebutuhan1, penyuluh/petugas disnak pernah memberikan materi yang tidak sesuai kebutuhan3, penyuluh/petugas disnak pernah memberikan materi yang tidak sesuai kebutuhan5, penyuluh/petugas disnak pernah memberikan materi yang tidak sesuai kebutuhan7, penyuluh/petugas disnak pernah tidak menanggapi permasalahan peternak, penyuluh/petugas disnak selalu siap membantu bila ada masalah pada sapi.

b. The items are: penyuluh/petugas disnak memberi contoh langsung sistem kandang, penyuluh/petugas disnak memberi contoh menjaga kesehatan sapi, penyuluh/petugas disnak memberi contoh cara pemasaran ternak, peternak bisa meminta materi sesuai kebutuhan kepada penyuluh/petugas disnak, peternak merasa seperti keluarga dengan penyuluh/petugas disnak, sapi sebagai tabungan, pembuatan kandang memerlukan dana besar, kandang tidak harus dibersihkan tiap hari, selain rumput, pemberian legum sangat baik untuk sapi, selain pakan, sapi juga harus diberi vitamin dan mineral, memandikan sapi akan mengurangi peluang sapi sakit, sapi harus diberi obat cacing, kotoran sapi bisa langsung dijadikan pupuk tanaman, budidaya sapi akan menguntungkan jika dilakukan dengan baik, penyuluh/petugas disnak memutus rantai pasar hingga harga jual sapi tinggi, kurang ada keseriusan dari petugas dlm menyelesaikan masalah peternakn, penyuluh/petugas disnak tidak mengerti keinginan masyarakat.

Dokumen terkait