• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETENTUAN PIDANA

Dalam dokumen J.D.I.H. - Dewan Perwakilan Rakyat (Halaman 27-78)

Pasal 54

Barangsiapa mengemudikan kendaraan bermot or di j al an yang t idak sesuai dengan perunt ukannya, at au t idak memenuhi persyarat an t eknis dan l aik j al an, at au t idak sesuai dengan kel as j al an sebagaimana dimaksud dal am Pasal 12 ayat (1) dipidana dengan pidana kurungan pal ing l ama 3 (t iga) bul an at au denda set inggi-t ingginya Rp. 3. 000. 0000, - (t iga j ut a rupiah).

Pasal 55

Barangsiapa memasukkan ke dal am wil ayah Indonesia at au membuat at au merakit kendaraan bermot or, keret a gandengan, keret a t empel an, dan kendaraan khusus yang akan dioperasikan di dal am negeri yang t idak sesuai dengan perunt ukan, at au t idak memenuhi persyarat an t eknis dan l aik j al an, at au t idak sesuai dengan kel as j al an yang akan dil al uinya sebagaimana dimaksud dal am Pasal 12 ayat (2) dipidana dengan pidana kurungan pal ing l ama 1 (sat u) t ahun dan denda set inggi- t ingginya Rp. 12. 000. 000, - (dua bel as j ut a rupiah).

Pasal 56

(1) Barangsiapa mengemudikan kendaraan bermot or, keret a gandengan, keret a t empel an dan kendaraan khusus di j al an t anpa dil engkapi dengan t anda bukt i l ul us uj i sebagaimana dimaksud dal am Pasal 13 ayat (3) dipidana dengan pidana kurungan pal ing l ama 2 (dua) bul an at au denda set inggi-t ingginya Rp. 2. 000. 000, - (dua j ut a rupiah).

t ernyat a t idak memil iki t anda bukt i l ul us uj i, dipidana dengan pidana kurungan pal ing l ama 6 (enam) bul an at au denda set inggi-t ingginya Rp. 6. 000. 000, - (enam j ut a rupiah).

Pasal 57

(1) Barangsiapa mengemudikan kendaraan bermot or di j al an yang t idak didaf t arkan sebagaimana dimaksud dal am Pasal 14 ayat (1) dipidana dengan pidana kurungan pal ing l ama 6 (enam) bul an at au denda set inggi-t ingginya Rp. 6. 000. 000, - (enam j ut a rupiah).

(2) Barangsiapa mengemudikan kendaraan bermot or t anpa dil engkapi dengan surat t anda nomor kendaraan bermot or, at au t anda nomor kendaraan bermot or sebagaimana dimaksud dal am Pasal 14 ayat (2) dipidana dengan pidana kurungan pal ing l ama 2 (dua) bul an at au denda set inggi-t ingginya Rp. 2. 000. 000, - (dua j ut a rupiah).

Pasal 58

Barangsiapa mengemudikan kendaraan t idak bermot or di j al an yang t idak memenuhi persyarat an kesel amat an sebagaimana dimaksud dal am Pasal 17 ayat (1) dipidana dengan pidana kurungan pal ing l ama 7 (t uj uh) hari at au denda set inggi-t ingginya Rp. 250. 000, - (dua rat us l ima pul uh ribu rupiah).

Pasal 59

(1) Barangsiapa mengemudikan kendaraan bermot or dan t idak dapat menunj ukkan surat izin mengemudi sebagaimana dimaksud dal am pasal 18 ayat (1) dipidana dengan pidana kurungan pal ing l ama 2 (dua) bul an at au denda set inggi-t ingginya Rp 2. 000. 000, - (dua j ut a rupiah).

(2) Apabil a pengemudi sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) t ernyat a t idak memil iki surat izin mengemudi, dipidana dengan pidana kurungan pal ing l ama 6 (enam) bul an at au denda set inggi-t ingginya Rp. 6. 000. 000, - (enam j ut a rupiah).

Pasal 60

(1) Barangsiapa mengemudikan kendaraan bermot or di j al an dal am keadaan t idak mampu mengemudikan kendaraan dengan waj ar sebagaimana dimaksud dal am Pasal 23 ayat (1) huruf a dipidana dengan pidana kurungan pal ing l ama 3 (t iga) bul an at au denda set inggi-t ingginya Rp. 3. 000. 000, - (t iga j ut a rupiah).

(2) Barangsiapa mengemudikan kendaraan bermot or di j al an dan t idak mengut amakan kesel amat an pej al an kaki sebagaimana dimaksud dal am Pasal 23 ayat (1) huruf b dipidana dengan pidana kurungan pal ing l ama 1 (sat u) bul an at au denda set inggi-t ingginya Rp. 1. 000. 000, - (sat u j ut a rupiah).

Pasal 61

(1) Barangsiapa mel anggar ket ent uan mengenai rambu-rambu dan marka j al an, al at pemberi isyarat l al u l int as, gerakan l al u l int as, berhent i dan parkir, peringat an dengan bunyi dan sinar, kecepat an maksimum at au minimum dan t at a cara penggandengan dan penempel an dengan kendaraan l ain sebagaimana dimaksud dal am Pasal 23 ayat (1) huruf d, dipidana dengan pidana kurungan pal ing l ama 1 (sat u) bul an at au denda set inggi-t ingginya Rp. 1. 000. 000, - (sat u j ut a rupiah).

(2) Barangsiapa t idak menggunakan sabuk kesel amat an pada wakt u mengemudikan kendaraan bermot or roda empat at au l ebih, at au t idak menggunakan hel m pada wakt u mengemudikan kendaraan bermot or roda dua at au pada wakt u mengemudikan kendaraan bermot or roda empat at au l ebih yang t idak dil engkapi dengan

rumah-rumah, sebagaimana dimaksud dal am Pasal 23 ayat (1) huruf e, dipidana dengan pidana kurungan pal ing l ama 1 (sat u) bul an at au denda set inggi-t ingginya Rp 1. 000. 000, -(sat u j ut a rupiah).

(3) Barangsiapa t idak memakai sabuk kesel amat an pada wakt u duduk di samping pengemudi kendaraan bermot or roda empat at au l ebih, at au t idak memakai hel m pada wakt u menumpang kendaraan bermot or roda dua, at au menumpang kendaraan bermot or roda empat at au l ebih yang t idak dil engkapi dengan rumah-rumah sebagaimana dimaksud dal am Pasal 23 ayat (2) dipidana dengan pidana kurungan pal ing l ama 1 (sat u) bul an at au denda set inggi-t ingginya Rp. 1. 000. 000, - (sat u j ut a rupiah).

Pasal 62

Barangsiapa menggunakan j al an di l uar f ungsi sebagai j al an, at au menyel enggarakan kegiat an dengan menggunakan j al an t anpa izin sebagaimana dimaksud dal am Pasal 25 dipidana dengan pidana kurungan pal ing l ama 1 (sat u) bul an at au denda set inggi-t ingginya Rp. 1. 000. 000, - (sat u j ut a rupiah).

Pasal 63

Barangsiapa t erl ibat perist iwa kecel akaan l al u l int as pada wakt u mengemudikan kendaraan bermot or di j al an dan t idak menghent ikan kendaraannya, t idak menol ong orang yang menj adi korban kecel akaan, dan t idak mel aporkan kecel akaan t ersebut kepada pej abat pol isi negara Republ ik Indonesia t erdekat , sebagaimana dimaksud dal am Pasal 27 ayat (1) dipidana dengan pidana kurungan pal ing l ama 6 (enam) bul an at au denda set inggi-t ingginya Rp. 6. 000. 000, - (enam j ut a rupiah).

Pasal 64

Barangsiapa t idak mengasuransikan kendaraan bermot or yang digunakan sebagai kendaraan umum, baik t erhadap kendaraan it u sendiri maupun t erhadap kemungkinan kerugian yang akan diderit a ol eh pihak ket iga sebagai akibat pengoperasian kendaraannya sebagaimana dimaksud dal am Pasal 32 ayat (1) dipidana dengan pidana kurungan pal ing l ama 3 (t iga) bul an at au denda set inggi-t ingginya Rp. 3. 000. 000, - (t iga j ut a rupiah).

Pasal 65

Barangsiapa t idak mengasuransikan orang yang dipekerj akannya sebagai awak kendaraan t erhadap resiko t erj adinya kecel akaan sebagaimana dimaksud dal am Pasal 33 dipidana dengan pidana kurungan pal ing l ama 3 (t iga) bul an at au denda set inggi-t ingginya Rp. 3. 000. 000, - (t iga j ut a rupiah).

Pasal 66

Barangsiapa mel akukan usaha angkut an wisat a sebagaimana dimaksud Pasal 38, at au mel akukan usaha angkut an orang dan/ at au barang sebagaimana dimaksud dal am Pasal 41 ayat (2) t anpa izin, dipidana dengan pidana kurungan pal ing l ama 3 (t iga) bul an at au denda set inggi-t ingginya Rp. 3. 000. 000, - (t iga j ut a rupiah).

Pasal 67

Barangsiapa mengemudikan kendaraan bermot or yang t idak memenuhi persyarat an ambang bat as emisi gas buang, at au t ingkat kebisingan sebagaimana dimaksud dal am Pasal 50 ayat (1) dan ayat (2), dipidana dengan pidana kurungan pal ing l ama 2 (dua) bul an at au denda set inggi-t ingginya Rp. 2. 000. 000, - (dua j ut a rupiah).

Pasal 68

Tindak pidana sebagaimana dimaksud dal am Pasal 54, Pasal 55, Pasal 56, Pasal 57, Pasal 58, Pasal 59, Pasal 60, Pasal 61, Pasal 62, Pasal 63, Pasal 64, Pasal 65, Pasal 66, dan Pasal 67 adal ah pel anggaran.

Pasal 69

Jika seseorang mel akukan l agi pel anggaran yang sama dengan pel anggaran pert ama sebel um l ewat j angka wakt u sat u t ahun sej ak t anggal put usan pengadil an at as pel anggaran pert ama yang t el ah mempunyai kekuat an hukum t et ap, maka pidana yang dij at uhkan t erhadap pel anggaran yang kedua dit ambah dengan sepert iga dari pidana kurungan pokoknya at au bi l a dikenakan denda dapat dit ambah dengan set engah dari pidana denda yang diancamkan unt uk pel anggaran yang bersangkut an.

Pasal 70

(1) Surat izin mengemudi dapat dicabut unt uk pal ing l ama 1 (sat u) t ahun, apabil a dil akukan:

a. pel anggaran sebagaimana dimaksud dal am Pasal 23 ayat (1) huruf a dan huruf b, Pasal 24 ayat (1) huruf a, pasal 27 ayat (1);

b. t indak pidana kej ahat an sebagaimana dimaksud dal am Pasal 359, Pasal 360, Pasal 406, Pasal 408, Pasal 409, Pasal 410, dan pasal 492 Kit ab Undang-Undang Hukum Pidana, dengan menggunakan kendaraan bermot or.

(2) Surat izin mengemudi dapat di cabut unt uk pal ing l ama 2 (dua) t ahun dal am hal seseorang mel akukan l agi pel anggaran sebagaimana dimaksud dal am ayat (1), dal am j angka wakt u 1 (sat u) t ahun sej ak t anggal put usan Pengadil an at as pel anggaran

t erdahul u yang t el ah mempunyai kekuat an hukum t et ap.

BAB XIV

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 71

Dengan Perat uran Pemerint ah diat ur l ebih l anj ut ket ent uan-ket ent uan mengenai :

1. kendaraan bermot or Angkat an Bersenj at a Republ ik Indonesia; 2. Penggunaan j al an unt uk kel ancaran:

a. pengant aran j enazah;

b. kendaran pemadam kebakaran yang mel aksanakan t ugas ke t empat kebakaran;

c. kendaraan Kepal a Negara at au Pemerint ah Asing yang menj adi t amu negara;

d. ambul ans mengangkut orang sakit ; e. konvoi, pawai, kendaraan orang cacat ,

f . kendaraan yang penggunaannya unt uk keperl uan khusus at au mengangkut barang-barang khusus.

BAB XV

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 72

Pada t anggal mul ai berl akunya Undang-undang ini, semua perat uran pel aksanaan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1965 t ent ang Lal u Lint as dan Angkut an Jal an Raya (Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2742) dinyat akan t et ap berl aku

sepanj ang t idak bert ent angan at au bel um digant i dengan yang baru berdasarkan Undang-undang ini.

BAB XVI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 73

Pada saat mul ai berl akunya Undang-undang ini, maka Undang-undang Nomor 3 Tahun 1965 t ent ang Lal u Lint as dan Angkut an Jal an Raya (Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2742) dinyat akan t idak berl aku.

Pasal 74

Undang-undang ini mul ai berl aku pada t anggal 17 Sept ember 1992.

Agar set iap orang menget ahuinya, memerint ahkan pengundangan Undang-undang ini dengan penempat annya dal am Lembaran Negara Republ ik Indonesia.

Disahkan di Jakart a pada t anggal 12 Mei 1992

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

t t d

Diundangkan di Jakart a pada t anggal 12 Mei 1992

MENTERI/ SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA

t t d

PENJELASAN ATAS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1992

TENTANG

LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

UMUM

Bahwa berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa Negara Republ ik Indonesia t el ah dianugerahi sebagai negara kepul auan yang t erdiri dari beribu pul au, t erl et ak memanj ang di garis khat ul ist iwa, di ant ara dua benua dan dua samudera, ol eh karena it u mempunyai posisi dan peranan yang sangat pent ing dan st rat egis dal am hubungan ant ar bangsa.

Unt uk mencapai t uj uan pembangunan nasional sebagai pengamal an Pancasil a, t ransport asi memil iki posisi yang pent ing dan st rat egis dal am pembangunan bangsa yang berwawasan l ingkungan dan hal ini harus t ercermin pada kebut uhan mobil it as sel uruh sekt or dan wil ayah. Transport asi merupakan sarana yang sangat pent ing dan st rat egis dal am memperl ancar roda perekonomian, memperkukuh persat uan dan kesat uan sert a mempengaruhi semua aspek kehidupan bangsa dan negara.

Pent ingnya t ransport asi t ersebut t ercermin pada semakin meningkat nya kebut uhan akan j asa angkut an bagi mobil it as orang sert a barang dari dan ke sel uruh pel osok t anah air, bahkan dari dan ke l uar negeri.

Di samping it u, t ransport asi j uga berperan sebagai penunj ang, pendorong, dan penggerak bagi pert umbuhan daerah yang berpot ensi namun bel um berkembang, dal am upaya peningkat an dan pemerat aan pembangunan sert a hasil -hasil nya.

Menyadari peranan t ransport asi, maka l al u l int as dan angkut an j al an harus dit at a dal am sat u sist em t ransport asi nasional secara t erpadu dan mampu mewuj udkan t ersedianya j asa t ransport asi yang serasi dengan t ingkat kebut uhan l al u l int as dan pel ayanan angkut an yang t ert ib, sel amat , aman, nyaman, cepat , t epat , t erat ur, l ancar, dan dengan biaya yang t erj angkau ol eh daya bel i masyarakat .

Lal u l int as dan angkut an j al an yang mempunyai karakt erist ik dan keunggul an t ersendiri perl u dikembangkan dan dimanf aat kan sehingga mampu menj angkau sel uruh wil ayah pel osok darat an dengan mobil it as t inggi dan mampu memadukan moda t ransport asi l ain.

Pengembangan l al u l int as dan angkut an j al an yang dit at a dal am sat u kesat uan sist em, dil akukan dengan mengint egrasikan dan mendinamisasikan unsur-unsurnya yang t erdiri dari j aringan t ransport asi j al an, kendaraan besert a pengemudinya, sert a perat uran-perat uran, prosedur dan met oda sedemikian rupa sehingga t erwuj ud suat u t ot al it as yang ut uh, berdayaguna dan berhasil guna.

Unt uk mencapai dayaguna dan hasil guna nasional yang opt imal , di samping harus dit at a dengan moda t r ansport asi l aut dan udara, l al u l int as dan angkut an j al an yang mempunyai kesamaan wil ayah pel ayanan di darat an dengan perkeret aapian, angkut an sungai, danau dan penyeberangan, maka perencanaan dan pengembangannya perl u dit at a dal am sat u kesat uan sist em secara t epat , serasi, seimbang, t erpadu dan sinerget ik ant ara sat u dengan l ainnya.

Mengingat pent ing dan st rat egisnya peranan l al u l int as dan angkut an j al an yang menguasai haj at hidup or ang banyak, maka l al u l int as dan angkut an j al an dikuasai ol eh negara yang pembinaannya dil akukan ol eh Pemerint ah.

Penyel enggaraan l al u l int as dan angkut an j al an perl u disel enggarakan secara berkesinambungan dan t erus dit ingkat kan agar l ebih l uas daya j angkau dan pel ayanannya kepada masyarakat dengan memperhat ikan

sebesar-besar kepent ingan umum dan kemampuan masyarakat , kel est arian l ingkungan, koordinasi ant ar wewenang pusat dan daerah sert a ant ar inst ansi, sekt or, dan ant ar unsur t erkait sert a t ercipt anya keamanan dan ket ert iban masyarakat dal am penyel enggaraan l al u l int as dan angkut an j al an, sekal igus dal am rangka mewuj udkan sist em t ransport asi nasional yang handal dan t erpadu.

Kesel uruhan hal t ersebut perl u dicerminkan dal am sat u Undang-undang yang ut uh.

Dal am Undang-undang ini j uga diat ur mengenai hak, kewaj iban sert a t anggung j awab para penyedia j asa dan para pengguna j asa, dan t anggung j awab penyedia j asa t erhadap kerugian pihak ket iga sebagai akibat dari penyel enggaraan angkut an j al an.

Di samping it u dal am rangka pembangunan hukum nasional sert a unt uk l ebih memant apkan perwuj udan kepast ian hukum, dengan Undang-undang ini dimaksudkan unt uk menggant i Undang-undang Nomor 3 Tahun 1965 t ent ang Lal u Lint as dan Angkut an Jal an Raya, karena t idak sesuai l agi dengan perkembangan zaman, kemaj uan il mu penget ahuan dan t eknol ogi, dan bel um t ert at a dal am sat u kesat uan sist em yang merupakan bagian dari t ransport asi secara kesel uruhan.

Pengat uran mengenai prasarana perhubungan darat sebagaimana diat ur dal am Undang-undang Nomor 13 Tahun 1980 t ent ang Jal an, merupakan bagian yang t idak t erpisahkan dari pengat uran mengenai l al u l int as dan angkut an j al an, t et ap berl aku mengingat masih dapat menampung perkembangan zaman, kemaj uan il mu penget ahuan dan t eknol ogi.

Dal am Undang-undang ini j uga diat ur hal -hal yang bersif at pokok, sedangkan yang bersif at t eknis dan operasional akan diat ur dal am Perat uran Pemerint ah dan perat uran pel aksanaan l ainnya.

Pasal 1 Angka 1

Cukup j el as Angka 2

Dal am pengert ian barang mel iput i barang yang bersif at gas, cair, padat t ermasuk t umbuh-t umbuhan dan hewan.

Angka 3

Simpul mel iput i t erminal t ransport asi j al an, t erminal angkut an sungai dan danau, st asiun keret a api, pel abuhan penyeberangan, pel abuhan l aut , dan bandar udara.

Ruang kegiat an ant ara l ain berupa kawasan permukiman, indust ri, pert ambangan, pert anian, kehut anan, perkant oran, perdagangan, pariwisat a dan sebagainya. Ruang l al u l int as j al an adal ah prasarana dan sarana yang diperunt ukkan bagi gerak kendaraan, orang, dan hewan.

Wuj ud dari ruang l al u l int as j al an dapat berupa j al an, j embat an at au l int as penyeberangan yang berf ungsi sebagai j embat an, dan l ain l ain.

Angka 4

Dal am Undang-undang Nomor 13 Tahun 1980 t ent ang Jal an, dit et apkan pengert ian j al an adal ah suat u prasarana perhubungan darat dal am bent uk apapun mel iput i segal a bagian j al an t ermasuk bangunan pel engkap dan perl engkapannya yang diperunt ukkan bagi l al u l int as, yang sel anj ut nya dit et apkan pul a pengert ian j al an umum dan j al an khusus.

Dal am Undang-undang ini yang dimaksud dengan j al an adal ah dal am pengert ian j al an umum sebagaimana dimaksud dal am Undang-undang Nomor 13 Tahun 1980, yait u j al an yang

diperunt ukkan bagi l al u l int as umum.

Berdasarkan hal t ersebut maka dal am Undang-undang ini pengert ian j al an t idak t ermasuk j al an khusus, yait u j al an yang t idak diperunt ukkan bagi l al u l int as umum, ant ara l ain j al an inspeksi pengairan, j al an inspeksi minyak at au gas, j al an perkebunan, j al an pert ambangan, j al an kehut anan, j al an kompl ek bukan unt uk umum, j al an unt uk keperl uan pert ahanan dan keamanan Negara.

Dal am hal suat u ruas j al an khusus berdasarkan perat uran perundang-undangan yang berl aku at au ol eh pemil ik dinyat akan t erbuka bagi l al u l int as umum, maka t erhadap ruas j al an t ersebut berl aku perat uran perundang-undangan mengenai j al an dan undang-undang ini.

Angka 5 Cukup j el as Angka 6

Yang dimaksud kendaran t idak bermot or dal am ket ent uan ini adal ah kendaraan yang digerakkan ol eh t enaga manusia at au hewan.

Angka 7

Peral at an t eknik dal am ket ent uan ini dapat berupa mot or at au peral at an l ainnya yang berf ungsi unt uk merubah suat u sumber daya energi t ert ent u menj adi t enaga gerak kendaraan bermot or yang bersangkut an.

Pengert ian kat a berada dal am ket ent uan ini adal ah t erpasang pada t empat sesuai dengan f ungsinya.

Termasuk dal am pengert ian kendaraan bermot or adal ah keret a gandengan at au keret a t empel an yang dirangkaikan dengan kendaraan bermot or sebagai penariknya.

Cukup j el as Angka 9

Termasuk dal am pengert ian kendaraan umum adal ah kendaraan bermot or yang disewakan kepada orang l ain baik dengan maupun t anpa pengemudi, sel ama j angka wakt u t ert ent u.

Kendaraan bermot or roda dua t idak t ermasuk dal am pengert ian kendaraan umum.

Mobil bel aj ar unt uk sekol ah mengemudi t ermasuk j uga dal am pengert ian kendaraan umum, karena dal am biaya bel aj ar t el ah t ermasuk sewa unt uk memakai kendaraan t ersebut pada wakt u dipergunakan unt uk bel aj ar.

Angka 10 Cukup j el as

Pasal 2

Dal am ket ent uan pasal ini yang dimaksud dengan:

a. asas manf aat yait u, bahwa l al u l int as dan angkut an j al an harus dapat memberikan manf aat yang sebesar-besarnya bagi kemanusiaan, peningkat an kesej aht eraan rakyat dan pengembangan perikehidupan yang berkeseimbangan bagi warga negara;

b. asas usaha bersama dan kekel uargaan yait u, bahwa penyel enggaraan usaha angkut an dil aksanakan unt uk mencapai cit a-cit a dan aspirasi bangsa yang dal am kegiat annya dapat dil akukan ol eh sel uruh l apisan masyarakat dan dij iwai ol eh semangat kekel uargaan;

c. asas adil dan merat a yait u, bahwa penyel enggaraan l al u l int as

Dalam dokumen J.D.I.H. - Dewan Perwakilan Rakyat (Halaman 27-78)

Dokumen terkait