• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETENTUAN UMUM

Dalam dokumen ADAT DI TANGAN PEMERINTAH DAERAH (Halaman 107-113)

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:

1. Pengakuan adalah pernyataan penerimaan dan pemberian status keabsahan oleh Pemerintah Daerah terhadap keberadaan Masyarakat Hukum Adat dan hak tradisionalnya sebagai perwujudan konstitutif dari

99

negara untuk menghormati, melindungi dan memenuhi hak-hak asasi warga negara.

2. Perlindungan adalah tindakan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah untuk melindungi wilayah dan hak-hak Masyarakat Hukum Adat dari gangguan yang dilakukan oleh pihak lain.

3. Pemenuhan adalah suatu bentuk pelayanan yang wajib diberikan oleh Pemerintah Daerah kepada Masyarakat Hukum Adat dalam rangka menjamin terpenuhi hak tradisional dan hak lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan.

4. Penetapan wilayah adat adalah pernyataan penerimaan dan pemberian status keabsahan oleh Pemerintah Daerah terhadap wilayah adat suatu Masyarakat Hukum Adat.

5. Tentang definisi Masyarakat Hukum Adat yang digunakan. Definisi ini hendaknya dibuat sesuai dengan kondisi dari Masyarakat Hukum Adat yang ada dalam Kabupaten. Sebagai contoh adalah beberapa pilihan rumusan definisi di bawah ini:

 Masyarakat Hukum Adat adalah kelompok masyarakat yang secara turun-temurun bermukim di wilayah geografis tertentu karena adanya ikatan pada asal usul leluhur, adanya hubungan yang kuat dengan lingkungan hidup, serta adanya sistem nilai yang menentukan pranata ekonomi, politik, sosial, dan hukum; atau

 Masyarakat Hukum Adat adalah sekelompok orang yang memiliki perasaan sebagai satu kelompok karena ada nilai-nilai yang dirawat secara bersama-sama, memiliki lembaga adat yang tumbuh secara tradisional, adanya ada harta kekayaan dan/atau benda-benda adat, ada norma hukum adat yang masih berlaku, dan ada wilayah adat tertentu;

atau

 Masyarakat Hukum Adat adalah masyarakat hukum adat sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan].

6. Hak ulayat atau disebut dengan nama lainnya (SEBUTKAN NAMA YANG DIKENAL OLEH MASYARAKAT HUKUM ADAT DI KABUPATEN] adalah kewenangan yang menurut hukum adat dipunyai oleh Masyarakat Hukum Adat [SEBUTKAN NAMA MASYARAKAT HUKUM ADAT, MISALNYA KASEPUHAN UNTUK LEBAK] atas wilayah tertentu yang merupakan lingkungan hidup para warganya untuk mengambil manfaat dari sumber daya alam, termasuk tanah, dalam wilayah tersebut, bagi kelangsungan hidup dan kehidupannya, yang timbul dari hubungan secara lahiriah dan

100

batiniah, turun temurun dan tidak terputus antara Masyarakat Hukum Adat tersebut dengan wilayah yang bersangkutan.

7. Hak tradisional adalah hak yang melekat dengan keberadaan Masyarakat Hukum Adat.

8. Wilayah adat atau yang dipersamakan dengan wilayah hak ulayat atau [SEBUTAN DALAM BAHASA DAERAH] adalah ruang kehidupan yang menjadi tempat keberadaan Masyarakat [NAMA UMUM DARI MASYARAKAT HUKUM ADAT] yang terdiri dari tanah, air dan sumber daya alam yang terdapat di atasnya, yang penguasaan, pengelolaan dan pemanfaatannya dilakukan menurut hukum adat.

9. Tanah adat adalah bidang tanah yang terdapat pada wilayah adat yang jenis dan pengaturannya ditentukan berdasarkan hukum adat.

10. [JELASKAN DEFINISI MENGENAI PEMBAGIAN RUANG/TANAH DI DALAM MASYARAKAT HUKUM ADAT. Misalkan pada Masyarakat Kasepuhan dibagi ke dalam leuweung kolot, leuweng titipan, dan leuweung sampalan. Jelaskan definisinya satu per satu].

11. Hutan adat adalah hutan yang berada di dalam wilayah Masyarakat [SEBUTKAN NAMA MASYARAKAT HUKUM ADAT].

12. Hukum adat atau disebut dengan [NAMA HUKUM ADAT PADA MASYARAKAT HUKUM ADAT] adalah seperangkat norma atau aturan yang hidup dan berlaku untuk mengatur hubungan manusia dengan alam dan hubungan antar-manusia yang bersumber pada nilai budaya Masyarakat Hukum Adat yang diwariskan secara turun temurun yang senantiasa ditaati dan dihormati untuk keadilan dan ketertiban masyarakat dan mempunyai akibat hukum.

13. Lembaga adat adalah pranata pemerintahan adat yang menyelenggarakan fungsi adat istiadat yang tumbuh dan berkembang secara tradisional yang terdiri dari [SEBUTKAN LEMBAGA-LEMBAGA ADAT YANG TERDAPAT DI DALAM MASYARAKAT HUKUM ADAT] atau disebut dengan nama lain di dalam Masyarakat [NAMA UMUM DARI MASYARAKAT HUKUM ADAT].

14. [SEBUTAN DARI WARGA MASYARAKAT HUKUM ADAT] adalah warga Masyarakat Hukum Adat yang terikat pada hukum adat yang berlaku pada Masyarakat [NAMA UMUM DARI MASYARAKAT HUKUM ADAT].

15. Peta wilayah adat adalah peta tematik dengan skala 1:50.000 yang berisi informasi mengenai batas luar wilayah adat.

16. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten [NAMA KABUPATEN].

101

17. Bupati adalah Bupati Kabupaten [NAMA KABUPATEN].

18. Saturan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut SKPD adalah perangkat daerah yang bertanggungjawab atas pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah.

19. Panitia Inventarisasi dan Verifikasi Wilayah Adat adalah panitia yang dibentuk dengan Keputusan Bupati untuk melakukan inventarisasi dan verifikasi wilayah adat, melakukan penyelesaian keberatan, dan memberikan rekomendasi kepada Bupati untuk menetapkan wilayah adat.

20. PPNS adalah Penyidik Pegawai Negeri Sipil pada lingkungan Pemerintah Kabupaten [SEBUTKAN NAMA KABUPATEN] yang pengangkatannya ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BAB II

ASAS, TUJUAN, DAN RUANG LINGKUP Pasal 2

Asas

Asas dari pengakuan dan penghormatan terhadap keberadaan dan hak-hak Masyarakat [NAMA UMUM DARI MASYARAKAT HUKUM ADAT] adalah:

a. Pengakuan b. Keberagaman c. Keadilan sosial d. Kepastian hukum

e. Kesetaraan dan non-diskriminasi f. Keberlanjutan lingkungan g. Partisipasi

h. Transparansi

Pasal 3 Tujuan

Tujuan dari pengakuan, penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak Masyarakat [NAMA UMUM DARI MASYARAKAT HUKUM ADAT] adalah:

a. Memberikan kepastian hukum mengenai keberadaan, wilayah adat dan

102

hak Masyarakat [NAMA UMUM DARI MASYARAKAT HUKUM ADAT].

b. Melindungi hak dan memperkuat akses Masyarakat [NAMA UMUM DARI MASYARAKAT HUKUM ADAT] terhadap tanah, air dan sumber daya alam.

c. Meningkatkan peran serta warga Masyarakat Hukum Adat dalam pengambilan keputusan di Lembaga Adat.

d. Mewujudkan pengelolaan wilayah adat secara lestari berdasarkan hukum adat.

e. Meningkatkan kesejahteraan Masyarakat [NAMA UMUM DARI MASYARAKAT HUKUM ADAT].

f. Mewujudkan kebijakan pembangunan di daerah yang mengakui, menghormati, melindungi dan memenuhi hak-hak Masyarakat [NAMA UMUM DARI MASYARAKAT HUKUM ADAT].

g. Mewujudkan penyelesaian sengketa yang berbasis kepada pengakuan dan penghormatan terhadap hak Masyarakat [NAMA UMUM DARI MASYARAKAT HUKUM ADAT] dan hukum adatnya.

Pasal 4 Ruang lingkup

Ruang lingkup Peraturan Daerah ini mencakup pengakuan keberadaan dan kedudukan hukum Masyarakat [NAMA UMUM DARI MASYARAKAT HUKUM ADAT], wilayah adat, kelembagaan adat, pelaksanaan hukum adat, dan pemberdayaan Masyarakat [NAMA UMUM DARI MASYARAKAT HUKUM ADAT].

BAB III

KEBERADAAN DAN KEDUDUKAN HUKUM MASYARAKAT [NAMA UMUM DARI MASYARAKAT HUKUM ADAT]

Pasal 5

Masyarakat [NAMA UMUM DARI MASYARAKAT HUKUM ADAT] memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Terdiri dari masyarakat yang warganya memiliki perasaan sebagai satu kelompok karena adanya nilai-nilai yang dirawat secara bersama-sama;

b. Memiliki lembaga adat yang tumbuh secara tradisional;

103

c. Memiliki harta kekayaan dan/atau benda-benda adat;

d. Memiliki norma hukum adat yang masih berlaku; dan e. Memiliki wilayah adat tertentu.

[Kriteria ini sesuai dengan kriteria yang ditetapkan Mahkamah Konstitusi untuk Masyarakat Hukum Adat yang masih hidup; Kriteria dapat disesuaikan dengan kondisi di daerah].

Pasal 6

(1) Pemerintah Daerah mengakui dan menghormati Masyarakat [NAMA UMUM DARI MASYARAKAT HUKUM ADAT] dan hak tradisionalnya.

(2) Pemerintah Daerah melindungi dan memenuhi hak tradisional dan hak lainnya dari Masyarakat [NAMA UMUM DARI MASYARAKAT HUKUM ADAT].

Pasal 7

(1) Masyarakat [NAMA UMUM DARI MASYARAKAT HUKUM ADAT]

berkedudukan sebagai subjek hukum.

(2) Lembaga adat mewakili Masyarakat [NAMA UMUM DARI MASYARAKAT HUKUM ADAT] di dalam maupun di luar pengadilan.

Pasal 8

(1) Masyarakat [NAMA UMUM DARI MASYARAKAT HUKUM ADAT] terdiri dari [SEBUTKAN BILA ADA HIERARKI ATAU PEMBAGIAN KLASIFIKASI DI DALAM MASYARAKAT]:

a. … b. … c. …

(2) Masyarakat [NAMA UMUM DARI MASYARAKAT HUKUM ADAT] sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran [SEBUTKAN NOMOR LAMPIRAN] yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini [HAL INI DICANTUMKAN BILA DIANGGAP PERLU].

Pasal 9

(1) Masyarakat [NAMA UMUM DARI MASYARAKAT HUKUM ADAT] dapat ditetapkan sebagai Desa Adat.

(2) Pengaturan mengenai Desa Adat dan Penetapan Masyarakat [NAMA UMUM DARI MASYARAKAT HUKUM ADAT] sebagai Desa Adat diatur dengan

104

Dalam dokumen ADAT DI TANGAN PEMERINTAH DAERAH (Halaman 107-113)

Dokumen terkait