• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III GAMBARAN DATA FAKTUR PAJAK

B. Ketentuan Umum dan Tinjauan Umum Faktur Pajak

Faktur Pajak tidak terlepas dari Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dimana PPN sudah mulai diberlakukan secara efektif sejak 1 April 1985 telah menunjukkan

perannya di bidang perpajakan dengan memberikan kontribusi yang baik terhadap penerimaan negara melalui pajak bahkan sampai saat ini. Jika bicara Pajak Pertambahan Nilai (PPN) maka tidak terlepas dari Pengusaha Kena Pajak,pihak yang menyerahkan Barang Kena Pajak (BKP)/Jasa Kena Pajak (JKP) atau pihak penerima Barang Kena Pajak (BKP)/Jasa Kena Pajak (JKP).

Faktur pajak merupakan dokumen administrasi dalam Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yaitu sebagai bukti pemungutan. Faktur Pajak sangat berperan penting dalam hal pengkreditan Pajak Pertambahan Nilai dimana pajak tersebut dapat dikreditkan oleh pembeli Barang Kena Pajak (BKP)/ penerima Jasa Kena Pajak (JKP).

Kewajiban membuat faktur pajak adalah salah satu mata rantai kewajiban pengusaha kena pajak (PKP) yang diawali dengan kewajiban melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP. Setelah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak maka setiap melakukan transaksi penyerahan barang, pengusaha tersebut wajib memungut Pajak pertambahan nilai (PPN) dan membuat faktur pajak sebagaimana ditentukan dalam pasal 13 ayat (1) UU PPN 1984 yang telah diubah untuk ketiga kalinya yaitu UU PPN Nomor 42 Tahun 2009.

Begitu pentingnya faktur pajak dalam transaksi penyerahan barang yang dilakukan oleh PKP,sehingga Direktorat Jenderal Pajak membuat peraturan baru mengenai sistem penomoran faktur pajak untuk penertiban administrasi PPN terutama faktur pajak dalam rangka memproteksi yang seharusnya menjadi penerimaan negara.

Hal ini dikarenakan faktur pajak dapat dijadikan celah oleh PKP untuk melakukan kecurangan dibidang perpajakan seperti banyaknya kasus faktur pajak fiktif.

Mengenai sistem baru penomoran faktur pajak sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-24/PJ/2012 dimana nomor seri faktur pajak diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha tersebut terdaftar sebagai PKP. Sebelum nomor seri faktur pajak diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Pajak maka terlebih dahulu PKP harus melaksanakan kewajibannya sesuai dengan prosedur yang telah diberlakukan yaitu mengajukan surat permohonan kode aktivasi dan password. Kantor Pelayanan Pajak akan menerbitkan kode aktivasi dan password apabila PKP tersebut telah dilakukan registrasi ulang olek Kantor Palayanan Pajak (KPP) tempat pengusaha terdaftar sebagai PKP sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-05/PJ/2012 dan PKP tersebut telah dilakukan verifikasi berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.03/2012.

Sistem baru penomoran faktur pajak ini telah diberlakukan sejak 1 April 2013 dimana seluruh PKP harus sudah menggunakan nomor seri faktur pajak yang diterbitkan KPP namun pelaksanaan tersebut tidak berjalan dengan sempurna karena masih banyak PKP yang belum melaksanakan kewajibannya sesuai dengan prosedur yang berlaku mengenai penomoran faktur pajak sehingga Direktorat Jenderal Pajak membuat kebijakan baru dimana seluruh PKP sudah menggunakan nomor seri faktur pajak mulai 1 Juni 2013 sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-08/PJ/2013.

1. Dasar Hukum Membuat Faktur Pajak Dasar hukum membuat faktur pajak :

a. Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah

b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.03/2012 Tentang Jangka Waktu Pendaftaran dan Pelaporan Kegiatan Usaha,Tata Cara Pendaftaran,Pemberian, dan Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak,Serta Pengukuhan Wajib Pajak,Serta Pengukuhan dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak. c. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.03/2012 Tentang Tata cara

Pembuatan dan Tata Cara Pembetulan atau Penggantian Faktur Pajak.

d. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-65/PJ/2010 Tentang Bentuk,Ukuran,Prosedur Pemberitahuan Dalam Rangka Pembuatan,Tata Cara Pengisian Keterangan,Tata Cara Pembetulan atau Penggantian,dan Tata Cara Pembetuan Faktur Pajak.

e. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-58/PJ/2010 Tentang Bentuk dan Ukuran Formulir Serta Tata Cara Pengisian Keterangan Pada Faktur Pajak Bagi Pengusaha Kena Pajak Pedagang Eceran.

f. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-27/PJ/2011 Tentang Dokumen Tertentu Yang Kedudukannya Dipersamakan dengan Faktur Pajak.

g. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-05/PJ/2012 Tentang Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak Tahun 2012.

h. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-24/PJ/2012 Tentang Bentuk, Ukuran, Tata Cara Pengisian Keterangan, Prosedur Pemberitahuan Dalam Rangka Pembuatan,Tata Cara Pembetulan atau Penggantian, dan Tata Cara Pembatalan Faktur Pajak.

i. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-08/PJ/2013 perubahan atas PER-24/PJ/2012.

j. Surat Edaran Nomor SE-15/PJ/2013 Tentang Penyampaian Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-08/PJ/2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-24/PJ/2012.

2. Pengertian Faktur Pajak

Berdasarkan Undang – undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah terdapat pada pasal 1 angka 23.

Faktur pajak adalah bukti pungutan pajak yang dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak atau Penyerahan Jasa Kena Pajak.

3. Pengertian Nomor Seri Faktur Pajak

Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-24/PJ/2012 Pasal 1 angka 8.

Nomor seri faktur pajak adalah nomor seri yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Pajak kepada Pengusaha Kena Pajak dengan mekanisme tertentu untuk penomoran faktur pajak yang berupa kumpulan angka,huruf atau kombinasi angka dan huruf yang ditentukan oleh Direktorat Jenderal Pajak.

4. Pengertian Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak

Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-24/PJ/2012 pasal 1 angka 10.

Registrasi Ulang Pengusaha Kena Pajak adalah suatu program yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan, penertiban administrasi, pengawasan dan untuk menguji pemenuhan kewajiban subjektif dan objektif Pengusaha Kena Pajak.

5. Pengertian Verifikasi

Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-24/PJ/2012 pasal 1 angka 11.

Verifikasi adalah serangkaian kegiatan pengujian pemenuhan kewajiban subjektif dan objektif atau penghitungan dan pembayaran pajak,berdasarkan permohonan Wajib Pajak atau berdasarkan data dan informasi perpajakan yang dimiliki atau diperoleh Direktur Jenderal Pajak,dalam rangka menerbitkan surat ketetapan pajak,menerbitkan/menghapus Nomor Pokok Wajib Pajak dan/atau mengukuhkan/mencabut pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.

6. Pengertian Kode Aktivasi

Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-24/PJ/2012 pasal 1 angka 12.

Kode aktivasi adalah kode yang berupa karakter yang dapat terdiri dari angka,huruf,atau kombinasi angka dan huruf yang diberikan Direktorat Jenderal Pajak kepada PKP melalui surat pemberitahuan kode aktivasi

7. Pengertian Password

Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-24/PJ/2012 psal 1 angka 13.

Password adalah kode yang berupa karakter yang dapat terdiri dari angka,huruf atau kombinasi angka dan huruf yang diberikan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) kepada PKP melalui surat elektronik (email).

Dokumen terkait